Google Pixel Slate Ramaikan Tren Tablet Chrome OS

Tahun lalu, duo Pixel 2 datang bersama laptop Chrome OS premium bernama Pixelbook. Google ingin mengulang kembali tradisi tersebut: duo Pixel 3 tahun ini datang bersama perangkat Chrome OS baru bernama Pixel Slate.

Dari namanya sebenarnya sudah ketahuan bahwa ia merupakan sebuah tablet ala Acer Chromebook Tab 10 yang dirilis beberapa bulan lalu. Namun jika dibandingkan perangkat itu, Pixel Slate lebih superior di banyak aspek sekaligus.

Di sektor layar misalnya, Google telah menyematkan panel LCD 12,3 inci dengan resolusi 3000 x 2000 pixel (293 ppi). Tentu saja layar sentuh ini kompatibel dengan stylus Pixelbook Pen yang dirilis tahun lalu.

Google Pixel Slate

Google menawarkan banyak konfigurasi spesifikasi buat Pixel Slate. Berikut rinciannya:

  • Prosesor Intel Celeron, RAM 4 atau 8 GB, SSD 32 atau 64 GB
  • Intel Core m3, RAM 8 GB, SSD 64 GB
  • Intel Core i5, RAM 8 GB, SSD 128 GB
  • Intel Core i7, RAM 16 GB, SSD 256 GB

Semua itu dikemas dalam bodi aluminium yang tebalnya tidak lebih dari 7 mm, dengan kisaran bobot 721 gram. Berbekal baterai berkapasitas 48 Wh, Pixel Slate diestimasikan dapat digunakan sampai 12 jam nonstop sebelum akhirnya perlu diisi ulang via sambungan USB-C.

Port USB-C di Pixel Slate ternyata ada dua, yang satunya dapat digunakan untuk menghubungkan display 4K. Di samping itu, perangkat turut dibekali konektor khusus untuk menancapkan aksesori opsional Pixel Slate Keyboard, yang juga berfungsi sebagai folio cover.

Google Pixel Slate

Sebagai sebuah tablet, Pixel Slate tak lupa membawa kamera depan sekaligus belakang. Di depan, ada kamera wide-angle 8 megapixel f/1.9, sedangkan di belakang 8 megapixel f/1.8. Keduanya sama-sama bisa merekam video dalam resolusi maksimum 1080p 30 fps. Sensor sidik jarinya sendiri disatukan dengan tombol power.

Rencananya, Google Pixel Slate bakal dipasarkan tahun ini juga di Amerika Serikat, Kanada dan Inggris. Harganya dipatok mulai $599 untuk varian dengan spesifikasi terendah, sedangkan aksesori Pixel Slate Keyboard dan Pixelbook Pen masing-masing dibanderol $199 dan $99.

Sumber: Google.

Google Pixel 3 dan Pixel 3 XL Resmi Diluncurkan

Salah satu smartphone yang paling ditunggu-tunggu tahun ini akhirnya datang juga. Google resmi meluncurkan Pixel 3 dan Pixel 3 XL. Seperti generasi sebelumnya, spesifikasi di antara keduanya sama persis, dan yang berbeda hanyalah eksteriornya saja.

Detail mengenai kedua smartphone ini sebelumnya memang sudah bocor ke mana-mana, tapi saya akan coba menjelaskannya sambil berasumsi Anda belum pernah mengetahuinya sama sekali.

Desain dan layar

Google Pixel 3 XL

Untuk Pixel 3, desainnya cukup mirip seperti Pixel 2. Tidak ada notch yang tampak pada wajahnya, akan tetapi ‘dahi’ dan ‘dagunya’ lebih tipis ketimbang pendahulunya. Pixel 3 XL di sisi lain mengemas notch yang cukup besar jika dibandingkan smartphone lain.

Notch ini rupanya tidak menjadi rumah atas sederet sensor yang mewujudkan fitur face unlock, melainkan hanya tempat bernaungnya sepasang kamera depan dan speaker berukuran besar. Di bawah layarnya juga masih ada speaker lain demi melengkapi konfigurasi stereo.

Soal layar, keduanya kini sama-sama mengusung panel OLED; Pixel 3 dengan layar 5,5 inci beresolusi 2160 x 1080 pixel, sedangkan Pixel 3 XL dengan layar 6,3 inci beresolusi 2960 x 1440 pixel. Semuanya sama-sama dilapisi kaca Gorilla Glass 5.

Google Pixel 3 XL

Kaca tangguh ini tak hanya melekat pada bagian depan, tapi juga pada bagian belakangnya secara menyeluruh, sehingga Pixel 3 dan Pixel 3 XL pun pada akhirnya telah mendukung wireless charging. Yang unik, separuh lebih kaca bagian belakangnya ini memiliki finish matte yang terkesan premium sekaligus mempertahankan desain khas lini Pixel dari awal.

Rangka perangkatnya sendiri terbuat dari bahan aluminium, sehingga bobotnya masih tergolong minimal di angka 148 gram (Pixel 3) dan 184 gram (Pixel 3 XL). Ketebalannya sama persis, cuma 7,9 mm, dengan tonjolan kamera belakang yang tidak kelewat tebal.

Untuk pertama kalinya buat smartphone Google, Pixel 3 dan Pixel 3 XL tahan air dengan sertifikasi IP68. Google rupanya juga masih mempertahankan sensor pada bagian sisi Pixel 3 dan Pixel 3 XL yang memungkinkan pengguna untuk memanggil Google Assistant dengan cara meremasnya.

Spesifikasi dan kamera

Google Pixel 3

Seperti halnya ponsel flagship lain yang dirilis tahun ini, duo Pixel 3 mengandalkan chipset Qualcomm Snapdragon 845, didukung oleh RAM 4 GB. Google menawarkannya dalam dua pilihan kapasitas penyimpanan: 64 atau 128 GB, tanpa opsi ekspansi via microSD.

Soal baterai, Pixel 3 mengemas kapasitas yang lebih besar dibanding pendahulunya di angka 2.915 mAh, sedangkan Pixel 3 XL malah turun sedikit menjadi 3.430 mAh. Fitur pendukung anyar macam USB-C dan Bluetooth 5.0 sudah menjadi standar pada kedua ponsel.

Beralih ke sektor kamera, Google rupanya masih teguh pada pendiriannya, menggunakan satu kamera belakang saja yang dibantu oleh software secara maksimal.

Google Pixel 3
Contoh hasil foto menggunakan kamera depan wide-angle milik Pixel 3 / Google

Sensor kameranya memiliki resolusi 12,2 megapixel, dengan ukuran pixel individual sebesar 1,4 μm dan kemampuan merekam video 4K 30 fps. Google bilang pada Wired bahwa sensor yang digunakan adalah sensor baru, sedangkan lensanya memiliki aperture f/1.8 dan sudut pandang seluas 76°. Teknologi dual pixel autofocus masih menjadi andalan, demikian pula kombinasi optical dan electronic image stabilization.

Google kembali menyematkan co-processor Pixel Visual Core guna memaksimalkan performa kamera Pixel 3 dan Pixel 3 XL. Mengikuti tren, pengguna duo Pixel 3 nantinya juga dapat mengubah intensitas blur pada foto pasca pemotretan.

Di depan, pengguna bakal disambut oleh sepasang kamera, seperti pada LG V40 ThinQ. Fungsi kedua kamera ini pun sama persis, yakni menawarkan sudut pandang yang berbeda; satu seluas 75°, satunya 97° untuk wefie beramai-ramai. Resolusinya sama-sama 8 megapixel, tapi aperture lensanya berbeda: f/1.8 untuk yang angle standar, dan f/2.2 untuk yang wide-angle.

Integrasi Google Duplex

Google Duplex in Pixel 3

Tanpa harus terkejut, Google menambatkan segudang fitur berbasis AI pada Pixel 3 dan Pixel 3 XL. Namun daripada membahas semuanya, saya akan menyoroti satu yang paling menarik, yaitu integrasi Google Duplex.

Duplex, bagi yang tidak tahu, adalah teknologi yang memungkinkan Assistant untuk menelepon dan berbicara secara alami layaknya seorang manusia. Fitur ini statusnya masih eksperimental, dan yang kebagian jatah nantinya barulah pengguna Pixel 3 di beberapa kawasan di Amerika Serikat saja.

Berkat Duplex, pengguna dapat menyerahkan tugas menelepon sepenuhnya pada Assistant. Ini sangat berguna apabila sehari-harinya pengguna kerap ‘diganggu’ oleh beragam telemarketer. Selagi Assistant merespon panggilan telepon, pengguna bisa membaca transkrip percakapannya secara real-time.

Harga dan ketersediaan

Google Pixel 3 XL

Gerbang pre-order Google Pixel 3 dan Pixel 3 XL saat ini telah dibuka di beberapa negara (yang paling dekat dengan kita adalah Singapura). Google mematok harga mulai $799 untuk Pixel 3, dan mulai $899 untuk Pixel 3 XL. Pilihan warna untuk keduanya ada tiga: hitam, putih, dan “Not Pink”.

Belajar dari kesalahan sebelumnya, Google kini membundel kedua smartphone dengan sebuah earphone USB-C, yang pada dasarnya merupakan versi berkabel dari Pixel Buds. Dongle USB-C ke jack 3,5 mm juga tersedia dalam paket pembelian.

Sumber: Google.

Google Photos Kini Bisa Ekspor Motion Photos Menjadi Format GIF

Google Pixel 2 merupakan salah satu smartphone dengan kemampuan kamera terbaik. Di situs benchmark DXOMark, smartphone garapan Google itu pernah bertengger di posisi puncak dengan raihan skor 98 poin sebelum akhirnya digeser olah Samsung Galaxy S9 Plus dengan skor 99 poin.

Salah satu kebolehan Google Pixel 2 dan Pixel 2 XL ialah kemampuannya menjepret foto bergerak yang disebut Motion Photos mirip dengan Live Photos-nya Apple. Fitur ini mungkin terlihat sepela, tapi cukup menyenangkan jika mencobanya. Bagi pengguna smartphone non-Pixel, kita bisa mengunduh aplikasi Motion Still untuk mengabadikan foto bergerak.

Melalui aplikasi Google Photos, Google telah menambah fitur baru yang memungkinkan Anda mengekspor jepretan gambar bergerak sebagai GIF. Sebelumnya, hanya bisa disimpan sebagai bentuk gambar atau video. Artinya Anda bisa lebih leluasa membagikan hasil jepretan smartphone Pixel ke media sosial – Instagram misalnya atau aplikasi chat seperti WhatsApp.

Sebelum memulai, pastikan Anda telah memperbarui aplikasi Google Photos lewat Play Store, setelahnya caranya:

  • Buka Google Photos
  • Pilih hasil foto yang ingin diekstrak
  • Klik tombol menu (titik tiga) dan pilih ‘export
  • Sekarang Anda bisa memilih ingin mengekspor menjadi video, GIF, atau still photo.

Sumber: AndroidPolice

Genjot Pengembangan ARCore, Google Pensiunkan Project Tango

Sejauh ini sudah ada dua smartphone Project Tango, yaitu Lenovo Phab 2 Pro dan Asus ZenFone AR. Selanjutnya apa lagi? Tidak ada, sebab Google bakal memberhentikan proyek augmented reality mereka tersebut pada tanggal 1 Maret 2018.

Kabar ini memang terdengar sedikit mengejutkan, apalagi mengingat Google sudah mengerjakan proyek ini sejak lama. Project Tango pada dasarnya dimaksudkan untuk menyuguhkan pengalaman augmented reality yang jauh lebih baik di smartphone dengan bantuan sejumlah hardware ekstra, yang memungkinkan perangkat untuk melihat secara tiga dimensi sekaligus mewujudkan teknologi positional tracking.

Namun Apple membuktikan bahwa positional tracking dan pengalaman AR secara keseluruhan bisa disajikan dengan baik hanya melalui software, lewat API ARKit yang diluncurkan bersamaan dengan iOS 11. Google pun sebenarnya juga sependapat; mereka mengumumkan versinya sendiri yang bernama ARCore pada bulan Agustus lalu.

ARCore / YouTube
ARCore / YouTube

Apa yang bisa disajikan Tango – terkecuali kemampuan melihat secara 3D itu tadi – sebenarnya bisa diatasi oleh ARCore tanpa perlu melibatkan hardware ekstra. Itulah mengapa ARCore dinilai memiliki masa depan yang lebih cerah, dan Google pun memutuskan untuk mengalihkan upaya yang sebelumnya dikerahkan buat Tango menuju ARCore secara penuh.

Sejauh ini ARCore masih belum dirilis secara luas, melainkan dalam bentuk Developer Preview. Satu-satunya smartphone yang bisa menikmati manfaat yang dibawa ARCore barulah lini Google Pixel, dan konsumen bisa merasakannya langsung lewat aplikasi AR Stickers yang dirilis belum lama ini.

Tango pada dasarnya tidak akan hilang tanpa jejak. Teknologi-teknologinya masih akan digunakan dan dikembangkan, hanya saja ‘kulit luarnya’ kini menjadi ARCore, dan konsumen hanya perlu menunggu pabrikan merilis dukungan ARCore untuk perangkat buatannya. Google sendiri menjanjikan ARCore bisa merambah setidaknya 100 juta pengguna saat dirilis dalam beberapa bulan mendatang.

Sumber: Ars Technica dan Google.

Google Lens Kini Terintegrasi ke Google Assistant di Semua Smartphone Pixel

Setelah menjalani debutnya bersama Pixel 2 dan Pixel 2 XL pada bulan Oktober lalu, Google Lens akhirnya terintegrasi secara penuh ke Google Assistant dan sudah siap untuk dinikmati oleh para pengguna smartphone Pixel yang berbahasa Inggris, termasuk generasi yang pertama.

Sekadar mengingatkan, Google Lens yang memanfaatkan teknologi computer vision dan machine learning ini memungkinkan pengguna untuk melakukan pencarian informasi hanya dengan memotret menggunakan ponselnya. Semisal pengguna menjumpai poster sebuah film, mereka tinggal mengarahkan kamera ponsel untuk mengakses informasi macam trailer sampai ulasan lengkapnya.

Sebelum ini, Google Lens hanya bisa diakses lewat aplikasi galeri foto di Pixel 2. Jadi, caranya bukan yang paling mudah; pengguna harus mengambil foto, membuka aplikasi galeri, lalu mengklik icon Google Lens. Sekarang semuanya jadi jauh lebih mudah berkat integrasinya pada Google Assistant.

Jadi ketika pengguna membuka Google Assistant, mereka akan menjumpai icon baru Google Lens di ujung kanan bawah. Klik icon tersebut, maka kamera ponsel akan aktif. Jepret suatu gambar, maka Assistant akan langsung menyajikan informasi-informasi yang relevan. Semuanya berlangsung secara real-time.

Google Lens

Ada cukup banyak skenario penggunaan Google Lens yang menarik. Yang pertama adalah untuk menyimpan informasi dari sebuah kartu nama secara instan. Lens juga dapat dipakai untuk membuka alamat suatu lokasi di Google Maps, untuk langsung dilanjutkan ke mode navigasi.

Skenario lain diperuntukkan bagi turis, di mana mereka bisa memanfaatkan Google Lens untuk mempelajari berbagai monumen bersejarah maupun koleksi karya seni di suatu museum, semuanya hanya dengan mengarahkan kamera ponsel. Terakhir, Lens juga bisa digunakan untuk mencari informasi suatu produk dengan memotret barcode-nya.

Seperti yang saya bilang di awal, integrasi Google Lens pada Assistant ini bakal tersedia di semua smartphone Pixel. Google bakal merilisnya dalam beberapa minggu ke depan di Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Australia, India dan Singapura.

Sumber: Google.

Google Pixel 2 dan Pixel 2 XL Resmi Diperkenalkan

Keputusan Google untuk mengakuisisi sebagian divisi smartphone HTC bulan lalu pada dasarnya bisa menjadi bukti akan komitmen besar sang raksasa internet dalam menghadapi persaingan di industri ponsel. Apa yang dilakukan Google memang tidak lebih dari sebatas merekrut karyawan HTC, akan tetapi kalau jumlahnya mencapai 2.000 orang, saya kira itu sudah cukup untuk menunjukkan keseriusan Google.

Setelah cukup sukses dengan Pixel dan Pixel XL tahun lalu, Google pun sudah siap untuk memperkenalkan suksesornya. Di antara deretan hardware yang Google umumkan dalam event semalam, Pixel 2 dan Pixel 2 XL dengan mudah menjadi sorotan publik yang paling utama.

Desain dan layar

Google Pixel 2

Sepintas perubahan fisiknya memang tidak terlalu kentara, akan tetapi duo Pixel 2 ini sama-sama mengusung desain yang terkesan lebih polished ketimbang pendahulunya. Bodinya terbuat dari aluminium, dengan permukaan belakang bertekstur matte, diikuti oleh area kecil berlapis kaca di atas sensor sidik jari yang menjadi rumah bagi modul kamera.

Tidak seperti pendahulunya, bodi Pixel 2 dan Pixel 2 XL kini tahan air dengan sertifikasi IP67. Penggunaan material aluminium harus berkonsekuensi pada absennya satu fitur yang umum kita jumpai pada smartphone flagship, yaitu wireless charging. Saya yakin banyak yang menyesalkan hal ini, apalagi mengingat fitur ini pada akhirnya sudah tersedia di iPhone 8 dan iPhone X – untungnya Pixel 2 mendukung fast charging.

Google Pixel 2 XL

Sama seperti tahun lalu, perbedaan utama Pixel 2 dan Pixel 2 XL terletak pada layarnya. Namun perbedaannya kali ini lebih menyeluruh dan bukan cuma melibatkan ukuran saja: Pixel 2 datang dengan layar AMOLED 5 inci beresolusi 1920 x 1080, Pixel 2 XL dengan layar pOLED 6 inci beresolusi 2880 x 1440, keduanya sama-sama dilapisi kaca Gorilla Glass 5 dan memiliki rasio kontras 100.000:1.

Selain menggunakan panel OLED yang berbeda jenis, Pixel 2 XL juga mengemas bezel atas-bawah yang jauh lebih tipis ketimbang adik kecilnya. Kendati demikian, bezel-nya ini masih sedikit lebih tebal dibanding milik Samsung Galaxy S8 atau malah iPhone X, tapi sebagai gantinya, Google dapat menyematkan speaker stereo yang menghadap ke depan (juga pada Pixel 2).

Bodi kedua ponsel sama-sama tipis; Pixel 2 setebal 7,8 mm, sedangkan Pixel 2 XL setebal 7,9 mm. Pixel 2 tersedia dalam tiga pilihan warna, yakni hitam, putih dan biru agak abu-abu; sedangkan Pixel 2 XL dalam dua warna saja, yaitu serba hitam dan kombinasi hitam-putih.

Spesifikasi dan kamera

 

Google Pixel 2 XL

Perbedaan Pixel 2 dan Pixel 2 XL berhenti sampai di layarnya saja. Spesifikasi yang diusung sama persis, mencakup chipset Snapdragon 835, GPU Adreno 540, RAM 4 GB, pilihan storage 64 atau 128 GB (tanpa slot microSD), dan tentu saja keduanya sama-sama menjalankan Android 8.0 Oreo yang paling gres. Sedikit berbeda adalah kapasitas baterai: 2.700 mAh untuk Pixel 2, dan 3.520 mAh untuk Pixel 2 XL.

Satu hal yang mungkin terdengar mengecewakan adalah absennya jack headphone, yang berarti pengguna harus mengandalkan adapter USB-C (termasuk dalam paket penjualan) untuk memakai headphone standar. Alternatif lain, Google juga mengumumkan earphone wireless bernama Pixel Buds yang merupakan pendamping ideal untuk konektivitas Bluetooth 5.0 milik duo Pixel 2 ini.

Google Pixel 2

Beralih ke sektor kamera, Google kembali menunjukkan keseriusannya lewat perpaduan hardware dan software. Pixel 2 dan Pixel 2 XL dilengkapi kamera belakang tunggal 12 megapixel dengan lensa f/1.8 dan OIS, plus kamera depan 8 megapixel berlensa f/2.4. Kamera belakangnya cuma satu? Yup, tapi Anda jangan terlalu cepat khawatir.

Pasalnya, duo Pixel 2 ini masih bisa mengambil gambar dengan background yang tampak kabur ala fitur Portrait Mode pada iPhone 8 Plus. Kapabilitas ini diwujudkan oleh kecanggihan teknologi dual pixel dan machine learning, yang memungkinkan Pixel 2 untuk membuat semacam depth map dari foto yang diambil sebelum akhirnya mengemulasikan efek nge-blur yang dramatis.

Untuk membuktikan kecanggihan software-nya, Google bahkan juga menyematkan fitur Portrait Mode ini ke kamera depan Pixel 2, sehingga selfie yang pengguna ambil pun juga bisa tampak seperti hasil jepretan kamera DSLR. Selain Portrait Mode, ada juga fitur Motion Photo ala Live Photo di iPhone.

Soal video, Pixel 2 dapat merekam dalam resolusi maksimum 4K 30 fps, atau 1080p 120 fps untuk slow-motion. Kombinasi optical dan electronic image stabilization akan otomatis aktif guna memastikan video yang diambil tetap mulus meski pengguna sedang mengendarai motor sekalipun.

Foto-foto yang beredar di internet selama ini sudah bisa menunjukkan kehebatan kamera Pixel orisinil, dan Pixel 2 sudah pasti menjanjikan kualitas yang lebih baik lagi. Google bahkan sempat menyinggung hasil benchmark tertinggi dari DxOMark untuk kamera Pixel 2 yang mencatatkan skor 98, tapi kita harus selalu ingat untuk tidak menjadikan benchmark sebagai patokan utama.

Google Assistant dan fitur lainnya

Tahun lalu Pixel menjadi smartphone pertama yang mengusung integrasi Google Assistant. Tahun ini, Assistant pada Pixel 2 jadi lebih cerdas lagi. Cara memanggil Assistant di Pixel 2 juga sedikit berbeda, yakni dengan meremas kedua sisi ponsel, macam yang ada pada HTC U11, namun opsi standar via perintah suara masih tetap ada.

Assistant kini dapat diinstruksikan untuk mengakses pengaturan perangkat, seperti misalnya untuk mengaktifkan Wi-Fi hotspot atau fitur do not disturb. Assistant nantinya juga dapat memberikan bantuan berdasarkan rutinitas Anda. Jadi semisal Anda mengucapkan “good night“, Assistant akan mengaktifkan mode silent, mengaktifkan alarm, mematikan lampu pintar di kamar, dan masih banyak lagi.

Fitur lain yang tak kalah menarik adalah Now Playing, yang memungkinkan Pixel 2 untuk mengenali lagu yang sedang diputar di sekitarnya. Fitur ini berjalan secara otomatis dan tidak membutuhkan koneksi internet; judul lagunya akan langsung ditampilkan di bagian bawah layar, dan dari situ pengguna bisa langsung memutarnya di aplikasi streaming musik ataupun YouTube.

Google Lens

Pixel 2 juga menjadi smartphone pertama yang dilengkapi fitur Google Lens. Fitur ini terintegrasi pada aplikasi kamera, memungkinkan pengguna untuk mengakses beragam informasi dari objek di sekitarnya hanya dengan mengarahkan kamera Pixel 2.

Terakhir, dan yang menurut saya cukup penting, adalah integrasi Google Photos, dengan penyimpanan tak terbatas untuk foto dan video dalam resolusi penuh hingga akhir tahun 2020, lalu lanjut menjadi resolusi tinggi (bukan resolusi asli) untuk seterusnya. Ini penting mengingat Pixel 2 tidak dibekali slot microSD untuk ekspansi storage.

Harga dan ketersediaan

Google Pixel 2 XL

Google saat ini sudah membuka pre-order Pixel 2 dan Pixel 2 XL, tapi baru di Amerika Serikat, Kanada, Inggris Raya, Jerman, India dan Australia; lalu menyusul ke Itali, Spanyol dan Singapura di akhir tahun. Harga Pixel 2 dipatok $649 (64 GB) atau $749 (128 GB), sedangkan Pixel 2 XL dibanderol $849 (64 GB) atau $949 (128 GB).

Sejauh ini belum ada yang bisa memastikan apakah Google Pixel 2 dan Pixel 2 XL bakal masuk ke pasar Indonesia. Pixel orisinil sampai sekarang pun belum tersedia di tanah air karena tersandung masalah TKDN. Semoga Google dapat menanggulanginya kali ini.

Sumber: Google.

*Update: Tambahan informasi mengenai kapasitas baterai Pixel 2 dan Pixel 2 XL.

Google Akuisisi Sebagian Divisi Smartphone HTC Senilai $1,1 Miliar

Google bakal mengungkap generasi kedua lini smartphone Pixel-nya pada tanggal 4 Oktober nanti. Namun sebelum itu terjadi, Google rupanya ingin mencuri perhatian terlebih dulu dengan mengakuisisi sebagian divisi smartphone HTC senilai $1,1 miliar, atau kurang lebih setara Rp 14,7 triliun.

Kata “sebagian” adalah yang terpenting dari kabar ini. Seperti yang kita tahu, Pixel dan Pixel XL yang dirilis tahun lalu merupakan hasil kolaborasi Google dan HTC, dan akuisisi ini hanya dimaksudkan untuk merekrut secara spesifik tim dari HTC yang mengembangkan kedua ponsel tersebut.

Menurut HTC sendiri, tim tersebut terdiri dari sekitar 2.000 orang, dan semuanya bakal bergabung dengan Google dalam beberapa bulan mendatang. Sebagai bonus, akuisisi ini rupanya juga mencakup lisensi non-eksklusif atas sebagian properti intelektual milik HTC.

Ini bukan pertama kalinya Google mengakuisisi suatu pabrikan smartphone. Kita semua tahu kalau di tahun 2011 mereka sempat meminang Motorola dengan mahar sebesar $12,5 miliar, sebelum akhirnya menjualnya ke Lenovo seharga $2,9 miliar saja di tahun 2014.

HTC Dream adalah smartphone pertama yang menjalankan OS Android / Wikipedia
HTC Dream adalah smartphone pertama yang menjalankan OS Android / Wikipedia

Google tampaknya ingin lebih berhati-hati di sini. Nilai akuisisi yang jauh lebih kecil memungkinkan mereka untuk mengambil alih tim bertalenta yang sudah mereka percayai – setidaknya selama setahun terakhir – tanpa harus membeli aset yang lebih mahal pula, seperti misalnya fasilitas manufaktur.

HTC sendiri sudah sejak lama mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan Google. Pada kenyataannya, smartphone pertama yang meluncur ke pasaran dengan sistem operasi Android adalah HTC Dream di tahun 2008. Dua tahun kemudian, Google pun juga mengawali debutnya di segmen smartphone dengan memercayakan HTC sebagai pengembang Nexus One.

Akuisisi ini bukan berarti HTC sudah menyerah di industri smartphone. Ke depannya mereka masih akan tetap bermain di segmen premium dan mengembangkan smartphone-nya sendiri, meski mungkin tidak seagresif sebelum-sebelumnya. Di saat yang sama, akuisisi ini juga berarti HTC bisa lebih berfokus pada divisi VR-nya yang memiliki masa depan lebih cerah.

Sumber: Google dan New York Times.

Penerus Google Pixel XL Bakal Digarap oleh LG?

Beberapa waktu yang lalu beredar rumor bahwa Google sedang merancang ponsel pintar baru yang diasumsikan oleh banyak orang sebagai penerus Google Pixel XL. Bahkan dikatakan Google telah siap meluncurkan punggawanya itu di kuartal kedua tahun ini. Kabar itu mungkin saja benar, pasalnya rincian soal perangkat sudah mulai mengemuka sejak beberapa minggu yang lalu, dan yang terbaru mengatakan LG akan berada di balik perakitan penerus Pixel XL dengan kode nama Taimen.

Informasi tersebut terlihat di Google IssueTracker yang mengungkapkan bahwa Google Pixel dengan kode nama Taimen bakal digarap oleh LG. Perangkat yang dinamai G011C dalam daftar tersebut kemungkinan besar akan jadi perangkat flagship di tahun ini.

lg-taimen-issue-tracker-android

Sebelum ini, Google disebutkan mempersiapkan tiga perangkat baru di tahun 2017 ini. Tapi, laporan terbaru mengatakan bahwa raksasa internet itu membatalkan salah satunya. Kemudian perangkat dengan kode nama Muskie yang merupakan suksesor Pixel XL dibatalkan dan digantikan oleh Taimen yang sekarang sedang kita bicarakan. Dengan manuver-manuver ini, menandakan ada kemungkinan kedua perangkat bakal mengemas rancangan yang berbeda, seperti halnya yang kita lihat di Nexus 6P dan Nexus 5X.

Rumor lainnya membeberkan spesifikasi Pixel “Taimen” garapan LG, di mana dikatakan perangkat bakal memiliki layar yang lebih besar dibandingkan Pixel XL. Kemungkinan besar bakal selebar 5,6 inci atau 5,7 inci dengan aspek rasio 18:9 demi meningkatkan daya saing smartphone terhadap perangkat-perangkat flagship seperti Samsung Galaxy S8 dan LG G6 yang menonjolkan bagian ini. dengan asumsi itu, maka tak heran bila LG dan Google bakal satu suara untuk menggunakan Snapragon 835 sebagai dapur pacu perangkatnya. Atau bahkan mungkin dengan Snapdragon 836 yang santer dikabarkan sedang dalam pengerjaan.

Kemampuan kamera perangkat juga diyakini bakal menawarkan level yang sama dengan ponsel pintar flagship lainnya, atau paling tidak meningkat dibandingkan seri terdahulu. Spekulasi soal hadirya konfigurasi kamera belakang ganda rasanya tak berlebihan, begitu juga soal kapasitas RAM yang seharusnya berkapasitas 4GB ke atas.

Sumber berita 9to5Google, TheVerge dan gambar header ilustrasi Pixel XL.

Google Konfirmasi Bakal Luncurkan Smartphone Pixel 2 Tahun Ini

Pekan lalu, kita telah menerima penjelasan dari Google terkait kelanjutan dari lini Chromebook Pixel. Pimpinan divisi hardware Google, Rick Osterloh, mengatakan pada saat itu bahwa mereka tidak berniat untuk merilis laptop baru dalam waktu dekat. Kalaupun Google merilis laptop lagi ke depannya, bisa dipastikan perangkat tersebut tidak mengusung nama Pixel.

Salah satu alasannya adalah nama Pixel sekarang sudah diasosiasikan dengan smartphone. Baik Google Pixel dan Pixel XL menerima banyak pujian dari reviewer maupun konsumen, dan satu-satunya masalah yang melanda ponsel tersebut adalah mengenai stok yang tidak bisa mencukupi permintaan konsumen.

Lalu apakah Pixel hanya sebatas eksperimen Google di pasar smartphone? Tidak, kalau berdasarkan penjelasan dari Rick Osterloh baru-baru ini, Google berkomitmen untuk terus melanjutkan lini smartphone-nya itu, dan menyesuaikan tren industri dimana pabrikan merilis generasi baru setiap tahunnya, Google juga akan mengambil langkah yang sama.

Rick memastikan kalau penerus Google Pixel dan Pixel XL akan hadir tahun ini juga meski beliau tidak bisa memberikan jadwal pastinya. Kalau mengikuti kejadian tahun lalu, besar kemungkinan Google akan mengungkapnya pada kuartal terakhir tahun ini, antara bulan September – November.

Rick juga tidak lupa menegaskan bahwa Pixel 2 masih akan menduduki segmen premium seperti pendahulunya, dan Google tidak berniat untuk merilis Pixel versi menengah ke bawah yang dibanderol lebih terjangkau. Beliau secara tak langsung mengatakan kalau segmen itu biarlah pabrikan-pabrikan lain yang menguasai.

Terkait pembaruan-pembaruan apa saja yang bakal dibawa Google Pixel 2 sejauh ini baru sebatas spekulasi saja. Namun kalau saya diminta untuk memberi masukan, jawaban pertama saya adalah bodi tahan air. Meski tidak bisa dikatakan sebagai fitur yang esensial, fakta bahwa iPhone 7 memiliki bodi tahan air secara tak langsung telah menetapkan standar baru di segmen smartphone premium.

Sumber: AndroidPIT.

[Video] Google Assistant atau Siri, Siapa yang Lebih Pintar?

Peluncuran Google Pixel kemarin mengingatkan saya dengan peluncuran iPhone 4S di tahun 2011, dimana Apple untuk pertama kalinya memperkenalkan asisten virtual Siri. Dalam kasus Pixel, Google Assistant memang mendapat porsi presentasi yang paling besar.

Sejatinya ada banyak persamaan antara Google Assistant dan Siri karena memang fungsinya tidak berbeda. Keduanya sama-sama bisa dipanggil menggunakan kata kunci; “OK Google” untuk Assistant, “Hey Siri” untuk Siri. Namun di atas semua itu, ada pertanyaan yang paling membuat penasaran: siapa yang lebih pintar, Google Assistant atau Siri?

YouTuber kondang Marques Brownlee alias MKBHD baru-baru ini mengunggah video perbandingan Google Assistant dan Siri di Pixel XL dan iPhone 7 Plus. Kedua perangkat menjalankan versi terbaru OS-nya masing-masing, jadi konteksnya bisa dikatakan cukup adil.

Secara garis besar, kinerja Assistant dan Siri cukup berimbang. Baik dari segi akurasi maupun kecepatan, tidak ada satu asisten virtual yang lebih menonjol di sini. Keduanya pun juga bisa digunakan untuk mengakses konten dari aplikasi lain.

Namun perbedaan utama Assistant dan Siri terletak pada pemahaman konteks. Di sinilah Google terlihat jauh lebih unggul, dimana pengguna bisa lanjut bertanya dan bertanya tentang berbagai hal terkait satu topik, misalnya tim football atau figur ternama.

Dari segi penyajian informasi, keduanya juga mengadopsi cara yang berbeda. Assistant cenderung lebih vokal, mengucapkan hampir semua hasil pencariannya; sedangkan Siri lebih condong ke sisi visual, dimana hasil pencarian akan ditampilkan secara merinci di layar dan pengguna dipersilakan memantaunya sendiri.

Lalu mana yang lebih baik? Menurut saya jawabannya tergantung selera dan kebutuhan. Pastinya ada skenario dimana sifat Assistant yang lebih vokal terkesan terlalu cerewet, tapi di sisi lain, ia sangat ideal digunakan ketika sedang mengemudikan mobil.

Silakan tonton sendiri demonstrasi dan penjelasan dari MKBHD di bawah ini.