Kemendag Gandeng MatahariMall untuk Program Pemberdayaan UKM

Langkah strategis diambil pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam upayanya meningkatkan pemberdayaan UKM. Hari ini Kemendag resmi menjalin kerja sama dengan MatahariMall dalam program pemberdayaan bagi pelaku UKM yang dinamai UKM Super. Kerja sama ini bertujuan untuk mengembangkan potensi bisnis yang dimiliki UKM ke ranah digital.

Di tahun 2016 silam diperkirakan jumlah UKM di Indonesia mencapai 55,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) mencapai 57,9 persen. Kerja sama antara Kemendag dan MatahariMall ini rencananya akan dikemas dalam sebuah pembekalan teknis dan pendampingan dalam rangka penguatan produk untuk meningkatkan daya saing dan optimalisasi penasaran.

“Selain berperan dalam pertumbuhan pembangunan dan ekonomi, UKM juga memiliki kontribusi yang penting dalam mengatasi permasalahan lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, kami membuat sebuah program strategis untuk mengembangkan dan memperkuat seluruh potensi UKM. Kami melihat bahwa MatahariMall.com tak hanya berfokus pada penjualan online, namun juga berkontribusi mengadakan pendampingan dan edukasi kepada UKM yang telah bergabung,” ungkap Enggartiasto Lukita, Menteri Perdagangan Republik Indonesia.

Menanggapi kerja sama ini, CEO MatahariMall Hadi Wenas menjelaskan bahwa dari awal pihaknya sangat mengerti betapa pentingnya peran UKM di dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pihaknya juga percaya bahwa teknologi bisa mempercepat kontribusi positif tersebut.

“Semoga dengan diresmikannya perjanjian kerja sama hari ini, MatahariMall dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan UKM yang terlibat di dalam program pemberdayaan ini, dan kami juga berharap akan ada lebih banyak kerja sama dengan pemerintah untuk terus mengoptimalkan potensi UKM di Indonesia,” jelasnya.

Dari keterangan yang kami terima, salah satu alasan Kemendag menggandeng MatahariMall adalah keaktifan MatahariMall membimbing UKM. Disebutkan MatahariMall kerap aktif menggandeng para pelaku UKM di Indonesia dengan pelatihan bisnis online untuk meningkatkan daya saing. MatahariMall sendiri memiliki program Jual Online Aja yang menggandeng UKM.

Application Information Will Show Up Here

Strategi Omnichannel Matahari Department Store Hadirkan MatahariStore

Hari ini Matahari Department Store (MDS) dan MatahariMall resmi men-spin off MatahariStore sebagai suatu situs e-commerce tersendiri yang fokus di segmen fashion. Langkah ini merupakan bagian dari strategi omnichannel menjangkau seluruh lapisan masyarakat di seluruh daerah Indonesia. Dalam pelaksanaannya, operasional MatahariStore akan menggunakan infrastruktur MatahariMall yang sudah ada.

Direktur Merchandising and Marketing MDS Christian Kurnia dalam acara peresmian hari ini mengungkapkan saat ini ada 148 gerai Matahari di 68 kota di Indonesia. Meskipun demikian, sesungguhnya mereka bisa membangun 400 gerai jika tidak karena keterbatasan infrastruktur dan sumberdaya. Untuk menjangkau lebih banyak lapisan inilah Matahari Store dihadirkan.

“MatahariStore.com hadir sebagai sebuah kesempatan bagi MDS untuk menjangkau mereka yang sebelumnya belum terjangkau oleh toko fisik,” ujar Christian.

Matahari Store tidak berdiri sendiri. Dengan strategi omnichannel, MDS tetap terus membangun gerai fisik, setidaknya 6-8 gerai baru per tahunnya.

Berdasarkan informasi keterbukaan, selama 9 bulan pertama tahun ini MDS telah membukukan pendapatan sekitar 13 triliun Rupiah. Meskipun demikian, tidak ada informasi berapa persen yang telah disumbangkan melalui MatahariMall (sektor online). Sektor fashion adalah salah satu primadona layanan berbasis online.

“Kala MatahariMall.com menawarkan lebih dari berbagai jenis pilihan barang dan melayani pasar dengan cakupan yang sangat luas, MatahariStore.com lebih terfokus kepada fashion, mengandalkan kepercayaan dari pasar yang telah dibangun selama ini,” ujar CEO MatahariMall Hadi Wenas.

Christian menganalogikan MatahariMall sebagai sebuah mall, sedangkan gerai MDS di MatahariMall sebagai tenant. Sebagai salah satu tenant, kans MDS untuk mendapatkan pembeli lebih kecil. MatahariStore meng-highlight produk-produk MDS dengan look-and-feel yang diserupakan dengan gerai fisiknya. MatahariStore dijanjikan memberikan harga yang lebih murah dari gerai fisik karena berkurangnya biaya operasional, seperti biaya tempat dan pramuniaga.

Dengan menggunakan infrastruktur MatahariMall, pembelian melalui MatahariStore akan dilayani oleh sistem pembayaran MatahariMall. Pun demikian untuk pengiriman dan pengembalian produk. Proses ini juga bisa berlangsung di 649 titik Pickup & Pay MatahariMall di seluruh Indonesia.

Menurut informasi yang kami terima, konsumen MatahariMall tidak perlu membuat login baru jika ingin mengakses MatahariStore. Selain via web, MatahariStore juga tersedia dalam bentuk aplikasi di platform Android dan iOS.

Persaingan di sektor fashion commerce

Hadirnya MatahariStore menambah marak persaingan di sektor fashion commerce. Sebelumnya sudah ada Zalora, BerryBenka, Orami, dan sejumlah layanan e-commerce lainnya yang memperebutkan kue di segmen ini.

Melihat tren yang mendorong penjualan lebih banyak private label demi mengoptimalkan perolehan margin, MatahariStore memiliki keunggulan dengan banyaknya private label miliknya yang dikenal masyarakat. Strategi O2O yang dimiliki MatahariMall bisa menjadi senjata MatahariStore untuk mempertahankan posisinya.

“Saat ini, pasar digital di Indonesia masih menyimpan peluang yang luar biasa. Kolaborasi antara MatahariMall.com dan MatahariStore.com menjadi sinergi strategis antara kedua perusahaan di bawah naungan Lippo Group untuk memaksimalkan potensi pasar Indonesia,” tutup Hadi.

Application Information Will Show Up Here

Rayakan Ulang Tahun Pertama, MatahariMall Perkuat Skema O2O

Menginjak usia satu tahun sebagai e-commerce lokal, MatahariMall memaparkan prestasi serta pencapaian yang telah diraih. Dalam acara temu media yang digelar bertepatan dengan perayaan ulang tahun MatahariMall hari ini, CEO MatahariMall Hadi Wenas mengungkapkan bahwa hingga kini MatahariMall telah menjangkau 483 dari 515 kota di Indonesia, 93% dari total keseluruhan kabupaten yang ada di Indonesia.

“Untuk bisa melayani semua pelanggan di Indonesia, ke depannya MatahariMall akan memanfaatkan teknologi serta layanan koneksi yang saat ini ada di operator komunikasi Indonesia. Dengan menjadi enabler diharapkan MatahariMall bisa memperluas layanan di seluruh pelosok Indonesia,” kata Wenas.

Dalam kesempatan tersebut diungkapkan juga beberapa rencana yang akan dilancarkan dan menjadi program prioritas dari MatahariMall. Di antaranya kegiatan promosi Super September hingga inovasi terkini mengedepankan skema online-to-offline (O2O).

“Kami bangga dengan skema O2O yang telah dilancarkan dan terbukti memberikan kontribusi lebih kepada MatahariMall, menginjak tahun kedua akan lebih banyak lagi inovasi layanan O2O yang rencananya akan kami luncurkan,” ungkap Wenas.

Skema O2O MatahariMall selama ini mampu mendongkrak jumlah penjualan yang memungkinkan pelanggan membeli barang secara online di MatahariMall dan mengambilnya di titik-titik O2O (PickUp&payCOD) di seluruh Indonesia.

“Saat ini kami memiliki 649 titik O2O di Indonesia yang tersebar di tempat-tempat strategis seperti kantor pos, stasiun kereta api, gedung perkantoran, sekolah, apartemen, perumahan hingga ke pusat perbelanjaan. Bahkan kami juga menyediakan eKiosk yang juga menjadi sarana edukasi bagi pengunjung yang tidak pernah mencoba berbelanja di MatahariMall,” ujar Wenas.

Magelang dan Batu kota penyumbang transaksi terbesar


Hal menarik yang juga dicatat oleh MatahariMall adalah saat ini Jabodetabek sudah tidak lagi menjadi kawasan penyumbang transaksi terbesar. Kota-kota seperti Magelang (Jawa Tengah) dan Batu (Malang) justru mengalami peningkatan jumlah pengguna hingga transaksi yang signifikan. Seperti yang terjadi pada lebaran lalu, kota Magelang memiliki pertumbuhan pemesanan sebanyak 1241%. Sebelumnya 28% transaksi berasal dari Jabodetabek.

“Saat ini kami telah membuka Hub di Jayapura setelah melihat besarnya demand serta pengguna MatahariMall di lokasi tersebut. Kami memiliki kantor, gudang serta tenaga kerja khusus yang kami tempatkan di Jayapura,” kata Wenas.

Sementara itu untuk pengembalian dan penukaran barang dari pelanggan, MatahariMall mengklaim mengalami penurunan yang cukup signifikan sejak awal berdiri. Sebagian besar pengembalian diarahkan langsung ke bagian pengembalian MatahariMall untuk menghindari penipuan baik dari pengguna maupun penjual.

“Hingga kini kami mengalami jumlah penurunan pengembalian dan penukaran barang sebesar 2%, diharapkan ke depannya akan semakin kecil jumlah pengembalian dan penukaran barang tersebut oleh pelanggan MatahariMall,” ujar Wenas.

Di usia satu tahun e-commerce masih terbilang baru, namun dengan inovasi, tim yang solid serta dukungan dari mitra saat ini diharapkan bisa memberikan kontribusi lebih untuk Indonesia.

“Memasuki tahun kedua kami akan tetap fokus pada komitmen untuk mengkaryakan talenta lokal, mengembangkan bisnis seller dan memberikan produk serta layanan terbaik untuk customer,” ujar Wenas.

Menyambut baik penunjukan Jack Ma

Ketika disinggung terkait dengan ditunjuknya Jack Ma sebagai penasihat ekonomi untuk Pemerintah Indonesia oleh Presiden Joko Widodo, Hadi Wenas menyambut baik keputusan tersebut.

“Dengan penunjukan Jack ma oleh pemerintah justru menujukkan bahwa industri e-commerce telah divalidasi serta di konfirmasi langsung oleh pemerintah, kami pun melihat akan menjadi peluang yang lebih baik untuk pelaku e-commerce mengembangkan bisnisnya,” kata Wenas.

Wenas juga menambahkan sebagai salah satu perusahaan terbesar di Indonesia, Lippo Group telah memiliki banyak pengalaman serta sumber daya untuk menjadi bekal yang bisa dimanfaatkan terkait dengan kompetisi dengan e-commerce asing yang diprediksi bakal banyak hadir di Indonesia.

Keterbatasan Talenta Masih Dianggap Tantangan Terbesar Ekosistem Teknologi Indonesia Hingga 2025

Dari hasil paparan riset yang dilakukan oleh Google dan Temasek bertajuk ‘E-conomy SEA: Unlocking the $200 billion opportunity in Southeast Asia,” disebutkan pada 2025 Indonesia bakal menjadi market leader untuk pasar online yang mencapai $81 miliar pada 2025. Dari angka tersebut, e-commerce menyumbang $46 miliar atau 56% dari total pasar online, dengan asumsi pertumbuhan 39% per tahunnya dari posisi tahun lalu sebesar $1,7 miliar.

Meskipun demikian, potensi tersebut masih memiliki lima tantangan yang harus secepatnya bisa diselesaikan oleh seluruh stakeholder, yaitu talent, mekanisme pembayaran, infrastruktur internet, infrastruktur logistik, dan kepercayaan konsumen.

[Baca juga: Menyikapi Jurang antara Kebutuhan dan Penyediaan Sumberdaya Manusia di Bidang Teknologi]

Google dan Temasek menghadirkan tiga narasumber untuk memberikan masukan dan pendapatnya mengenai hasil riset tersebut. Ada tiga orang yang dihadirkan, Nadiem Makarim (CEO dan Founder Go-Jek Indonesia), Dannis Muhammad (CMO Traveloka), dan Hadi Wenas (CEO MatahariMall).

Ketiga narasumber menyetujui bahwa Indonesia membutuhkan talent yang lebih banyak lagi untuk siap terjun ke dunia startup. Nadiem mengungkapkan tenaga engineer di Indonesia masih sangat minim. Dia mengklaim meski tenaga engineer yang bekerja di Go-Jek mencapai 70% dari total pekerja, namun secara umum Indonesia supply tenaga engineer masih sangat minim.

Penyebabnya bisa karena kurang sesuainya kurikulum yang diajarkan saat di bangku kuliah. Solusi tercepat, sambungnya, adalah dengan mengirimkan bibit-bibit baru tersebut ke sekolah luar negeri. Untuk itu, perlu ada andil dari pemerintah dengan memberikan insentif-insentif berupa kemudahan beasiswa bagi pelajar yang berpotensi untuk menuntut ilmu di luar negeri.

“Masih banyak persepsi negatif dari orang tua Indonesia mengenai engineering, mereka mengira belajar coding itu seperti main internet. Perlu langkah cepat dari pemerintah dengan memberikan insentif berupa beasiswa,” ujarnya, Kamis (25/8).

Hadi Wenas menambahkan, menurutnya untuk sektor e-commerce perlu talent marketing yang cara bekerjanya sesuai dengan dunia startup. Kebanyakan saat ini pola pikir tenaga pemasaran di Indonesia masih konvensional, di mana ada dana yang masuk dari perusahaan kemudian dibelanjakan ke berbagai lini iklan.

Padahal, sebenarnya di startup teknik pemasaran seperti itu tidak cocok untuk diaplikasikan. Untuk mengatasi hal tersebut, teknik yang ia lakukan adalah dengan mempekerjakan mahasiswa fresh graduate karena dinilai lebih mudah untuk diajarkan.

Sedangkan Traveloka menyiasati talent dengan mempekerjakan tenaga-tenaga lulusan 10 universitas di Asia Tenggara. “Kami menyiasati hal tersebut dengan mempekerjakan talent terbaik dari 10 universitas top di kawasan Asia Tenggara,” ujar Dannis.

Nadiem menambahkan, masalah empat masalah lainnya menurutnya bisa diselesaikan oleh Indonesia. Mengingat, kini sudah banyak startup baru yang fokus ke usaha logistik dan pembayaran bertebaran di Tanah Air. Sehingga, dalam ke depannya seluruh ekosistem startup digital akan lebih baik lagi, hal ini juga dapat mendukung tingkat kepercayaan konsumen lebih tinggi lagi.

Hasil riset Google dan Temasek

Lebih dalam lagi, dalam riset Google dan Temasek menyebutkan tiga sektor yang berpeluang terbesar dalam ekonomi digital Indonesia adalah e-commerce, online travel, dan online rides. Indonesia diprediksi akan memimpin region Asia Tenggara dalam jumlah pelaku e-commerce menjadi 52% pada 2025 dari sebelumnya 31%.

Secara nilai ekonomi, nilai sektor e-commerce di Indonesia bakal mencapai $46 miliar di 2025 dengan asumsi pertumbuhan 39% per tahunnya, dibandingkan perolehan di 2015 sebesar $1,7 miliar. Untuk online travel diprediksi akan menjadi $24,5 miliar dengan asumsi pertumbuhan bisnis 22% per tahunnya, dibandingkan perolehan sebelumnya $5 miliar.

Ini akan menempatkan Indonesia di urutan pertama di sektor online travel Asia Tenggara dengan porsi 32% dari sebelumnya 26% di 2015.

Hal yang sama juga untuk online rides. Diperkirakan nilainya akan mencapai $5,6 miliar dengan asumsi pertumbuhan 22% per tahun, dibandingkan perolehan sebelumnya sebesar $800 juta. Nilai tersebut juga menempatkan Indonesia sebagai market leader di Asia Tenggara dengan porsi 43% dibandingkan startup online rides lainnya.

Hal riset lainnya, Indonesia dinilai bakal menjadi negara paling aktif kedua setelah Singapura untuk kegiatan venture capital dalam hal jumlah transaksi. Sekitar 28% dari semua transaksi yang menerima funding Seri A+, serupa dengan di Singapura yang sebesar 29%.

“Peluang Indonesia sangat besar, $81 miliar, dan saya yakin bahwa tantangan yang ada akan dapat diatasi, seperti yang dapat dilihat saat ini dengan adanya sejumlah perusahaan lokal yang berhasil melebarkan usahanya di wilayah ini. Google bertekad untuk membantu bisnis Indonesia, mulai dari pemain startup besar hingga kecil demi mencapai pelanggan baru dan mendunia,” pungkas Tony Keusgen, Managing Director Google Indonesia.

Kemitraan MatahariMall dan Fishpond Tak Seperti Kesepakatan Inamall

MatahariMall baru saja menandatangani kerja sama dengan Fishpond, layanan e-commerce terbesar di wilayah Selandia Baru. Kerja sama ini akan memberikan perluasan pangsa pasar untuk produk yang dibawakan MatahariMall dan Fishpond. Nantinya penjual di Fishpond disebutkan dapat menjual barang-barang di MatahariMall, pun demikian dengan penjual di MatahariMall yang dapat menjajakan produk lokal di kanal Fishpond. Awalnya penjual bisa merambah pasar Fishpond di Selandia Baru dan diharapkan ke depannya kerja sama ini bisa dikembangkan ke pasar Fishpond yang lain. Fishpond juga tersedia di Australia.

Disaksikan langsung oleh Menteri Perdagangan Indonesia Tom Lembong dan Menteri Perdagangan Selandia Baru Tood McClay dalam sebuah kesempatan kunjungan dinas, kerja sama ini dimulai. Khusus untuk MatahariMall, penjual yang bisa memanfaatkan kemitraan ini adalah mereka yang tergabung dalam program Jual Online Aja (JOA).

Sebelumnya pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan juga telah melancarkan kerja sama dengan perusahaan e-commerce Alibaba, dengan meluncurkan InaMall. Bertujuan untuk membantu produk lokal berekspansi ke pasar Tiongkok. Menariknya justru kerja sama ini terkesan banyak menguntungkan pemain e-commerce asing.

Menanggapi kerja sama ini, CEO MatahariMall Hadi Wenas kepada DailySocial menyampaikan bahwa kerja sama ini akan mengajak dua pemain e-commerce memberikan sumbangsih aktif satu sama lain. Hadi mengatakan:

“Kemitraan ini bertujuan untuk membangun visi kedua Menteri Perdagangan untuk kolaborasi (perdagangan) jangka panjang. MatahariMall dari Indonesia dan Fishpond dari Selandia Baru. MatahriMall sendiri akan memfokuskan penjualan barang-barang berkualitas untuk konsumen Indonesia melalui kerja sama ini. Sebaliknya Fishpond sebagai pemain global akan menggunakan kanal marketplace yang dimiliki untuk berkolaborasi aktif memasarkan produk Indonesia di sana bagi penjual lokal yang sudah siap, misalnya dari sisi ketersediaan, siklus produk, dan sebagainya.”

CEO Fishpond Ben Powles turut menambahkan bahwa kerja sama ini akan membuat kedua perusahaan mampu berfokus lebih pada teknologi dan inovasi untuk membawa pengalaman e-commerce terbaik bagi pelanggannya. Turut disampaikan juga platform WorldFront dinilai cocok untuk marketplace seperti MatahariMall. Selian memudahkan untuk menawarkan varian produk secara lebih luas, juga dinilai lebih mampu merangkul konsumen lokal.

Tim Anderson, selaku salah satu Komisaris Perdagangan Selandia Baru untuk Indonesia, memaparkan bahwa industri teknologi merupakan sektor paling cepat pertumbuhannya di Selandia Baru. Di sana sektor berbasis teknologi menjadi pendapatan ekspor terbesar ketiga yang menghasilkan pemasukan lebih dari $7 miliar. Potensi ini yang seharusnya segera ditemukan polanya untuk menyusun strategi ekonomi digital di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Gandeng LippoInsurance, MatahariMall Hadirkan Program Asuransi Super Sakti dan Super Selamat

Hari ini (17/5), MatahariMall memperkenalkan dua program baru berbentuk asuransi yang disebut Super Sakti dan Super Selamat. Super Sakti adalah program asuransi untuk produk elektronik sedangkan Super Selamat adalah program asuransi untuk produk otomotif yang dijual di MatahariMall. Kedua program tersebut lahir atas kerja sama MatahariMall dengan LippoInsurance untuk memberikan kenyamanan bagi para konsumen.

CEO MatahariMall Hadi Wenas mengatakan, “MatahariMall percaya bahwa e-commerce harus fleksibel dan mencari peluang-peluang baru di tengah ekosistem digital Indonesia. Inilah yang mendasari kami untuk tidak hanya memberikan harga terbaik, tapi juga memberikan manfaat tambahan bagi pelanggan.”

Melalui program SuperSakti (Rusak Ganti), MatahariMall dan LippoInsurance akan memberikan asuransi berupa pergantian tunai sebesar 70 persen – 85 persen untuk barang-barang elektronik yang dijual dan memiliki logo Super Sakti. Klaim asuransi ini berlaku untuk produk elektronik yang mengalami kerusakan tak terduga seperti terjatuh, terbanting, dan terkena air.

Masa pertanggungan asuransi program Super Sakti ini yaitu selama 90 hari sejak tanggal aktivasi polis asuransi yang harus diaktifkan setidaknya 30 hari sejak tanggal pembelian barang di MatahariMall. Program Super Sakti sendiri sebenarnya sudah dilucurkan sejak April 2016.

[Baca juga: Menggandeng AEON MatahariMall Bereksperimen dengan Skema Cicilan Tanpa Kepemilikan Kartu Kredit]

Sementara itu melalui program Super Selamat MatahariMall dan LippoInsurance memberikan asuransi keselamatan jiwa untuk tiap produk otomotif yang berlogo Super Selamat dan dijual di MatahariMall. Produk asuransi yang digunakan dalam program ini adalah asuransi kecelakaan diri PESONA dari LippoInsurance.

Dijelaskan Wenas, benefit yang bisa didapat dari Super Selamat ini berupa santunan kematian, santunan cacat tetap, pergantian biaya pengobatan kecelakaan, dan santunan duka yang bisa diperoleh pelanggan sampai 365 hari sejak masa aktif polis asuransi.

“Hal yang menarik dari kedua program ini adalah, kami tidak menyangka ada beberapa kota kecil di Jawa Tengah yang ternyata memiliki tingkat kepedulian tinggi terhadap asuransi seperti di Pati dan Rembang. Masih ada juga juga Semarang dan Solo, tetapi kami anggap itu sudah jadi kota besar di Jawa Tengah,” ujar Wenas.

“Kerja sama eksklusif untuk program Super Sakti dan Super Selamat dengan MatahariMall merupakan bentuk komitmen LippoInsurance untuk menghadirkan ‘Peace of Mind’ kepada konsumen. […]Ini baru dua, nanti ada program-program lainnya kolaborasi MatahariMall dan LippoInsurance,” tutur CEO LippoInsurance Agus Benjamin.

MatahariMall dan LippoInsurance menjamin bahwa pelanggan juga tidak dibebankan biaya tambahan apa pun, baik itu untuk program Super Sakti maupun Super Selamat. Ke depannya, MatahariMall dan LippoInsurance juga akan terus bekerja sama untuk meningkatkan ragam produk MatahariMall yang mendapatkan jaminan maupun perlindungan.

Industri E-Commerce di Indonesia Yang Tak Perlu Dicemaskan

Penggunaan Internet dan tingginya kepemilikan perangkat smartphone di kalangan masyarakat tidak serta merta menjadikan aktivitas berbelanja online sebagai sebuah gagasan primadona yang bisa direalisasikan secara instan, penggerak sendi ekonomi bangsa yang dielu-elukan. Faktanya angka transaksi yang kecil, metode pembayaran yang belum dimaksimalkan, dan faktor geografis yang membuat peran logistik tidak mudah, telah menghantui sejak tren ini muncul hingga saat ini dan hari-hari ke depan. Namun ada semangat yang lebih besar dan lebih mulia untuk terus giat mengupayakan ekosistem yang lebih ideal, yakni potensi market bagi semua pihak yang terlibat untuk mengatasi berbagai tantangan bersama.

Entitas inti seperti produsen, online platform, payment gateway, dan logistik, berhasil mewarnai tajuk utama dari perkembangan terkini industri e-commerce Tanah Air. VP of Business Development Ideosource Andrias Ekoyuono mengungkapkan ada komponen pendukung lain di luar hal-hal tersebut, seperti marketing technology, analytics, traffic generator, dan tentu saja regulasi dari pemerintah untuk menciptakan layanan terintegrasi guna merealisasikan industri e-commerce yang lebih ideal.

“Pendekatan holistik dengan single mindset bahwa e-commerce ini adalah sebuah keniscayaan yang pada akhirnya memberi kemanfaatan besar bagi kemajuan bagi seluruh stakeholdernya. Mulai dari pemerintah, produsen besar dan kecil, investor, wirausahawan e-commerce, wirausahawan industri pendukung e-commerce, hingga konsumen beragam lapisan,” katanya.

Dalam lingkup global, industri e-commerce yang ideal pun terus diupayakan. Faktor-faktor fundamental wajib disempurnakan demi mendukung kepercayaan konsumen untuk mengubah kebiasaan berbelanja offline menjadi online.

Sementara di Indonesia, karakteristik market dan kondisi geografisnya memberikan tantangan rumit di vertikal logistik. Minimnya penggunaan kartu kredit dan kecenderungan menggunakan metode transfer antar bank, dan juga regulasi pemerintah yang belum terbangun kokoh, juga salah satu tantangan lain yang perlu dihadapi.

Sebab potensi marketnya besar dan menggiurkan

Negeri Tiongkok memiliki catatan transaksi online berada pada angka 12,9% pada akhir 2015, namun angka transaksinya sudah mencapai $589.61 miliar, meningkat 33% dibandingkan tahun sebelumnya yang merupakan tiga kali lipatnya APBN Indonesia. Saat ini transaksi online di Indonesia masih di bawah 1% jika dibandingkan transaksi ritel, jadi ruang untuk bertumbuhnya masih sangat besar. Indonesia masih banyak dilirik oleh para pemain e-commerce lokal maupun asing karena potensi populasinya meskipun nilai transaksinya saat ini “hanya” $75 juta.

Telah bergelut di industri ini bertahun-tahun, CEO MatahariMall Hadi Wenas turut menyampaikan pendapatnya, “Saat ini e-commerce dapat dikatakan sebagai industri baru di Indonesia. Karena itu, masih banyak hal yang dapat ditingkatkan dari hampir semua delapan elemen di atas dengan pengecualian penetrasi smartphone. Dalam hal ini, konsumen Indonesia terutama di luar pulau Jawa, mempunyai kesempatan untuk leap-frog / melampaui urutan evolusi e-commerce yang biasanya bertransaksi lewat desktop/laptop sebelum bertransaksi lewat mobile, langsung bertransaksi melalui smartphone.”

Devices Used in Indonesia / DS Report
Persentase kepemilikan perangkat elektronik di Indonesia

Ada dua hal yang harapannya mampu menghadapi tantangan yang nyata. Hal pertama adalah percepatan adopsi teknnologi oleh penyedia jasa logistik guna penyajian data yang lebih transparan dan peningkatan produktivitas rantai logistik. Yang kedua ialah standarisasi data transfer antar penyedia jasa logistik dan penyedia jasa pembayaran, selain alasan keamanan mengenai transparansi transaksi hal ini juga mewujudkan transfer antar-bank lebih dekat ke real-time.

Isu di sektor logistik memang bukan rahasia lagi, bahkan CEO Pos Logistik Indonesia Yan Hendry Jauwena mengakui bahwa sektor ini kurang ideal. Butuh penyesuaian dan sentuhan teknologi yang mumpuni untuk bisa memainkan peran di industri e-commerce dengan maksimal.

“Solusinya adalah persenjatai semuanya dengan teknologi. […] Untuk e-commerce di Indonesia itu sebetulnya frontend-nya sudah baik (online marketplace, dan sebagainya). Yang perlu ditata itu backend-nya di mana logistik punya pengaruh cukup besar,” katanya saat ditemui DailySocial pada ajang Echelon Indonesia 2016 beberapa waktu lalu.

Jika benar ingin mengikuti langkah industri e-commerce, Pos Logistik Indonesia mungkin perlu sedikit belajar dari SingPost (Singapura) tentang kultur bisnis di era digital yang tak sama lagi dewasa ini. SingPost sendiri telah mengakuisisi beberapa perusahaan di bidang transportasi pergudangan dan segmen logistik. Sementara pemain besar seperti FedEx dan DHL menyasar pasar premium, SingPost memposisikan diri sebagai penyedia solusi logistik dengan biaya terjangkau.

Mungkin jika pada akhirnya nanti berbelanja online telah menjadi kebutuhan sehari-hari, rantai suplai logistik perlu dialirkan dengan mengutamakan kecepatan dan kemudahan, sehingga produk bisa dikirimkan langsung dari warehouse ke konsumen. Melihat tren ini, yang patut diantisipasi kembali ialah permintaan ruang warehouse yang turut meningkat.

Dalam konsep online-to-offline sebagai solusinya, MatahariMall menjadikan 4.500 kantor Pos Indonesia yang tersebar di seluruh Nusantara sebagai titik untuk tempat pelanggan mengambil, membayar, dan mengembalikan barang-barang belanjaan mereka.

E-commerce bukan tren yang sementara

Melihat rintangan yang memang tidak mudah untuk dilalui, Andrias dan Hadi sepakat dengan menganggap hal tersebut sebagai sebuah tantangan. Tak perlu dicemaskan, keduanya menyatakan hal senada untuk menyadarkan segala pihak bahwa pemanfaatan dan perkembangan e-commerce merupakan peluang jangka panjang.

Indonesian e-commerce overview / DS Report
Prediksi pertumbuhan penjualan e-commerce Indonesia – India – Global

“Jangan sampai ada pihak yang memang tidak menyadari pemanfaatan dari berkembangnya e-commerce ini secara jangka menengah-panjang, sehingga memburu kepentingan jangka pendek dan mengorbankan komponen atau pihak lain dari ekosistem ini,” tambah Andrias.

Di kesempatan yang lain, Hadi berujar: “Tidak perlu cemas. Sebagai pemain e-commerce di Indonesia, saya justru sangat optimis sekali. Saat ini banyak startup yang bergerak di bidang teknologi, demikian pula dengan perusahaan-perusahaan besar mulai merambah ke dunia digital. Ini bukan karena tren yang bersifat sementara, melainkan karena e-commerce memiliki peluang yang positif dalam jangka panjang.”

Belajar Budaya Perusahaan dari CEO MatahariMall di Echelon Indonesia 2016

Dalam salah satu sesi di acara Echelon Indonesia 2016 dengan tema ‘Fostering A Kickass Startup Culture In Any Organization: Play Hard, Work Much Harder‘, Hadi Wenas bercerita tentang bagaimana ia membangun budaya di layanan marketplace MatahariMall.

Bold, fast, dan fun adalah tiga kata kunci yang menjelaskan pendekatan budaya di MatahariMall. Selain itu Hadi, sebagai CEO, juga mengajak karyawan untuk work hard, have fun, and win bold.

Beberapa poin yang bisa dipelajari dalam pengembangan budaya yang ‘fun’ di Mataharimall antara lain:

  • Memberikan peran pada karyawan agar bisa lebih kreatif. Model yang dijalankan adalah auto approve dimana karyawan bisa menjalankan program langsung atau implement jika supervisor tidak melakukan cek.
  • Percaya pada kemampuan karyawan juga menjadi bagian penting dalam pengembangan budaya yang ada di Mataharimall. Dengan memberikan kepercayaan pada karyawan maka mereka bisa memberikan yang terbaik dari sisi kinerja.
  • Di sisi supervisor, program auto approve sendiri ‘memaksa’ supervisor untuk melakukan cek pada tim yang ada di bawahnya serta mengajak untuk selalu mengedukasi atas program atau rencana perusahaan.
  • Konsistensi juga menjadi kata kunci lainnya yang sangat penting untuk menjaga agar budaya perusahaan bisa berjalan secara maksimal. Untuk menjadi sebuah budaya yang melekat di semua bagia perusahaan, program harus dijalankan seara konsisten agar menjadi budaya.
  • Memberikan appraisal atau pujian atas keberhasilan karyawan, baik di hadapan publik atau tim juga bisa menguatkan budaya perusahaan yang ingin dicapai. Dengan memberikan pujian maka karyawan akan merasa dihargai untuk kinerjanya, dan memacu karyawan lain untuk memberikan ide kreatif.
  • Role pemimpin (dalam hal ini Hadi sebagai CEO) juga memegang bagian penting, karena harus bisa menjadi contoh bagi karyawan lainnya dan bisa di-repeat sehingga akhirnya menjadi sebuah budaya perusahaan.
  • Beberapa program hadir atas pengembangan budaya di Mataharimall. Salah satunya adalah ide April Mop kemarin yang merupakan inisiatif dari tim atau karyawan Mataharimall yang ternyata sebuah pengingat akan bahaya human trafficking. Selain itu ada pula video yang menggambarkan kompak dan serunya bekerja di Mataharimall yang dibuat oleh tim video yang melibatkan hampir semua karyawan yang ada di Mataharimall. Program yang hadir ini menjadi salah satu indikator untuk melihat jalan atau tidaknya budaya yang dingin disasar oleh perusahan. Jika karyawan bawah saja mau membuat karya kreatif maka kultur yang ada akan bisa tercipta dengan baik.
  • Lalu bagaimana jika sebuah kampanye atau inisiatif tidak menjadi hit atau tidak berhasil? Maka CEO akan ‘pasang badan’ dan mengambil tanggung jawab, dengan cara ini akan membantu karyawan untuk berani mengambil resiko.
  • Program atas inisiatif kreatif karyawan di Mataharimall ternyata tidak hanya membantu membentuk dan jadi bagian dari budaya perusahaan namun ternyata memberikan growth yang baik pula dari sisi traffic dan transaksi di Mataharimall. Selain itu dari sisi PR juga memberikan efek.

Menarik tentunya mendengar paparan langsung dari CEO sebuah perusahaan marketplace yang didukung grup ritel besar Matahari. Dukungan manajemen pemilik juga ternyata positif memberikan ‘kuasa’ pada pemimpin atau CEO agar menjalankan apa yang menjadi baik untuk perusahaan. Kebebasan yang ada tentunya tetap dalam koridor positif untuk perkembangan perusahaan.

Menggandeng AEON, MatahariMall Bereksperimen dengan Skema Cicilan Tanpa Kepemilikan Kartu Kredit

Dalam bincang media hari ini, CEO MatahariMall Hadi Wenas mengungkapkan eksperimen terbaru layanan marketplace yang didukung oleh Grup Lippo ini. Mereka menggandeng layanan pembiayaan AEON untuk memberikan skema cicilan tanpa kepemilikan kartu kredit yang diberi nama Super Cintaku (Super Cicilan Tanpa Kartu). Modal yang dibutuhkan hanyalah informasi KTP. Saat ini mereka memilih 160 item yang bisa dicicil melalui AEON dan ke depannya, jika eksperimen ini dianggap menjanjikan, nantinya akan bekerja sama dengan lebih banyak mitra penjual.

Kepemilikan kartu kredit yang sangat rendah di Indonesia, sementara budaya orang Indonesia yang senang mencicil, membuat pihak MatahariMall mencari-cari alternatif pembiayaan yang bisa mengakomodasi kedua hal tersebut. Pilihan akhirnya jatuh ke AEON.

Selain disebut sebagai market leader di sektor ini, Wenas mengatakan pertimbangan bermitra dengan AEON karena AEON berani mengambil risiko untuk mencoba suatu skema yang belum ada success story-nya. Pihak AEON sendiri mengaku bahwa pihaknya tidak bisa lagi bergantung pada bisnis pembiayaan konvensional yang digelutinya dan lambat laun harus go online ke bisnis e-commerce. Kemitraan ini merupakan jembatan AEON memperluas bisnis dan basis penggunanya dengan cara yang “berbeda”.

Di tahap awal, MatahariMall dan AEON memilih 160 jenis produk yang bisa didukung oleh skema Super Cintaku. Jika memilih skema Super Cintaku, calon pembeli harus membayar DP sebesar 25% dari nilai barang untuk menunjukkan kesungguhan mengikuti program cicilan.

Setelah melengkapi data KTP, pihak AEON membutuhkan waktu 3 hari kerja untuk melakukan survei dan penilaian. Jika disetujui, skema cicilan bisa dipilih dengan pilihan tenor bervariasi, dengan cicilan maksimal 36 bulan (3 tahun) dengan minimum cicilan per bulan 100 ribu Rupiah. Bunga yang dikenakan AEON untuk program ini adalah 1,75% per bulan. AEON sendiri adalah layanan non-bank satu-satunya yang memiliki akses ke Sistem Informasi Debitur (SID) Bank Indonesia.

Meskipun terlalu dini untuk menyebutkan jenis produk yang populer dengan skema Super Cintaku, Hadi menyebutkan produk laptop, juicer, dan lemari pakaian sebagai kategori populer menggunakan skema ini.

Karena jumlah item yang ditawarkan masih terbatas, MatahariMall tidak akan mengiklankan program ini secara besar-besaran. Jika dianggap menjanjikan, nantinya MatahariMall dan AEON akan memperluas barang yang dicakup program Super Cintaku dengan menggandeng lebih banyak penjual yang memiliki performa sangat baik.

Update MatahariMall di Q1 2016

Di kesempatan yang sama, Hadi mengungkapkan sejumlah metrik terkait perkembangan bisnis MatahariMall. Ia menyebutkan selama bulan Desember, Januari, dan Februari MatahariMall mencatatkan angka pertumbuhan jumlah pendapatan dua digit, atau lebih dari 10% setiap bulannya.

Selain itu Hadi juga mengatakan bahwa titik O2O MatahariMall kini sudah mencapai 613 buah, melonjak sejak mereka bermitra dengan PT Pos Indonesia sebagai last mile. Melalui kerja sama ini, konsumen MatahariMall bisa mengambil barang pesanannya di kantor pos terdekat.

Ketika ditanya soal skema pembayaran yang mendominasi di layanan yang dikelolanya, Hadi menyebutkan bahwa sekitar 50% konsumen masih memanfaatkan skema transfer bank, dengan 80% di antaranya ditransfer ke akun virtual (virtual account) yang lebih memudahkan untuk proses rekonsiliasi. 30% konsumen disebutkan masih memanfaatkan skema COD, sedangkan pengguna kartu kredit berkontribusi di angka 15%.

Resmikan Kantor Baru MatahariMall, Perkuat Tim Untuk Jadi Layanan E-Commerce Terdepan

faMMilia, begitulah sebutan karyawan dari e-commerce besutan Lippo Group MatahariMall, secara resmi hari ini MatahariMall meresmikan kantor baru mereka di gedung Lippo Kuningan Jakarta Selatan. Dibangun dengan desain modern dan warna-warni unik khas MatahariMall, acara peresmian ini turut dihadiri oleh Direktur Lippo Group John Riady, Chairman MatahariMall Emirsyah Satar, dan tentunya CEO MatahariMall Hadi Wenas.

Dalam kesempatan tersebut media diberikan kesempatan untuk melakukan tur keliling kantor yang dipandu langsung oleh Hadi Wenas.

“MatahariMall memiliki visi untuk menjadi perusahaan e-commerce nomor satu di Indonesia, visi tersebut bisa diwujudkan dengan mendorong talenta-talenta terbaik Indonesia untuk bergabung dan bekerja dengan nyaman dan kerasan seperti di rumah, karena itulah kantor kami sebut hoMMe,” kata Hadi.

Saat ini karyawan MatahariMall berjumlah sekitar 300 orang, dengan fungsi dan tugas masing-masing setiap ruangan dibagi berdasarkan tim dan diwakilkan dengan warna-warna pendukung sesuai dengan ciri khas dari matahariMall yaitu merah, hijau, biru dan kuning dan kultur dari MatahariMall yaitu bold, fast, fun.

“Bukan hanya bermain dengan warna-warna cerah, lantai kantor juga kami desain seperti race track untuk memacu semangat kerja pegawai lebih cepat lagi dan tak kalah bersaing dengan kompetitor lainnya,” kata Hadi.

Dengan memanfaatkan seluruh ruangan yang ada di lantai 20 Lippo Kuningan, lahan seluas 1635 meter persegi didesain dengan konsep unik sarat dengan ruangan meeting, playground, dan masih banyak lagi.

hoMMe adalah istilah yang digunakan untuk kantor pusat MatahariMall yang juga memiliki 2 buah sauna room, yaitu ruangan meeting informal dengan format tempat duduk berundak dan rumput sebagai alasnya. Ruangan ini biasa dimanfaatkan untuk melakukan ‘brainstorming’ untuk menemukan inspirasi, inovasi dari tim MatahariMall.

Untuk menambah motivasi kerja dari tim di tempat karja, disetiap sudut ruangan juga ditempatkan berbagai macam kutipan yang mewakili masing-masing tim.

“Lippo Group telah memantau secara khusus dan menyaksikan betapa pesatnya pertumbuhan MatahariMall selama beberapa bulan terakhir, dengan alasan itulah kami berusaha menghadirkan ruangan kantor modern yang dapat menyamai intesitas, semangat dan budaya yang telah ditunjukan oleh tim MatahariMall,” kata Chairman MatahariMall Emirsyah Satar.

Melancarkan strategi O2O dan mendukung UKM Nusantara

Di awal tahun 2016 ini, MatahariMall mengklaim telah melakukan pendekatan kepada UKM di 5 kota besar di Indonesia. Hadi menegaskan berdasarkan pilot project yang ada besar kemungkinannya MatahariMall untuk memperluas proses perekrutan UKM untuk mempromosikan produknya di MatahariMall.

“Sebagai salah satu e-commerce B2C terbesar di Indonesia, MatahariMall berusaha untuk menjadi yang terdepan dengan menghadirkan produk berkualitas dan unik, dengan memanfaatkan strategi O2O (Online-to-offline) kami berharap bisa menjangkau lebih banyak pembeli di kota-kota kecil,” kata Hadi.

Selain menempatkan eLocker, fasilitas online-to-offline lain yang dihadirkan MatahariMall adalah memanfaatkan jaringan Matahari Department Store di seluruh Indonesia dengan sistem pembayaran langsung untuk pelanggan MatahariMall yang membeli barang secara online dan membayar langsung di Matahari Departemen Store.

“Kami melihat saat ini masih banyak masyarakat kalangan non-metro yang tidak percaya dengan sistem pembayaran belanja online, karena itulah pembayaran melalui Matahari Departemen Store banyak dipilih oleh kalangan tersebut untuk menjaga keamanan dan kepercayaan yang ada,” kata Hadi.

Hadi juga menambahkan kecenderungan kalangan non-metro tersebut di antaranya adalah yang lebih menyukai interaksi dengan petugas atau layanan langsung dari orang dan tentunya eksistensi belanja produk secara langsung.

“Bagi mereka akan jauh lebih bergengsi jika pulang berbelanja di toko sambil membawa tas atau plastik dengan nama departement store yang ada, karena itulah sebagian besar pembeli di daerah memilih pembayaran melalui Matahari Departement Store,” kata Hadi.

Sejak diluncurkan pada bulan September 2015, MatahariMall berhasil memanfaatkan jaringan O2O terbesar, infrastruktur pengiriman yang lancar dan mengahdirkan harga yang kompetitif. MatahariMall juga secara aktif telah membentuk kemitraan dengan berbagai penyedia keuangan, jasa logistik, maupun komunitas.

Application Information Will Show Up Here