Lupakan Switch, Ini yang Terjadi Jika Konsep Portable Diterapkan Pada Super Nintendo

Sejumlah masalah tidak bisa meredam euforia peluncuran Nintendo Switch. Buat sekarang, console hybrid itu merupakan komoditas hiburan terpanas. Harganya yang mahal tak menghentikan fans Nintendo di Indonesia untuk meminang Switch. Jika dana belum mencukupi, Anda disarankan agar tidak buru-buru membelinya, atau silakan ikuti jejak user Twitter bernama @huxarufaxara ini.

Lewat jejaring sosial itu, sang inventor asal Jepang memerkan sebuah kreasi yang tidak kalah unik dari Switch, bahkan boleh dibilang lebih canggih dari NES Classic Edition. Huxarufaxara berhasil menerapkan konsep portable pada console klasik Super Nintendo Entertainment System, membuatnya jadi platform permainan handheld – meskipun wujudnya sangat besar untuk dibawa-bawa.

Huxarufaxara merombak hampir seluruh bagian SNES. Port cartridge kini berada di atas, dan device menyuguhkan layar LCD di sisi depan – tepat di atas bekas slot kaset yang ditutup. Untuk input kendali, sang kreator memotong tubuh console dan membenamkan controller SNES di sana. Dan berkatnya, Anda memperoleh layout familier: tombol directional pad dan action button tetap bisa dijangkau oleh kedua jempol.

Karena tertanam dalam body, fungsi tombol trigger kiri dan kanan dipindahkan ke sisi samping console handheld, sehingga tetap bisa dijangkau oleh jari telunjuk. Dan buat mempercantik penampilannya, Huxarufaxara membubuhkan lingkaran di sisi kiri display, berisi warna biru, merah, kuning dan hijau serupa tombol action. Ketika perangkat aktif, lampu indikator di pojok kanan bawah akan menyala.

Tak seperti kebanyakan console ‘retro modern’ yang memanfaatkan solusi emulator, device ini betul-betul mampu membaca cartridge (didemonstrasikan buat menjalankan Final Fantasy V). Tentu saja ada kekurangan pada penyajian seperti ini: kemungkinan besar sistem tidak mendukung dua pemain, kecuali Huxarufaxara menyediakan port untuk menyambungkan controller kedua.

Huxarufaxara juga tidak lupa melengkapi SNES ‘portable‘ dengan speaker build-in, memungkinkannya menghidangkan audio 16-bit tanpa perlu aksesori tambahan. Volumenya bisa diatur lewat kenop di bagian belakang, dan suara keluar dari lubang-lubang di sisi samping. Satu aspek yang belum diketahui secara jelas adalah sumber tenaganya. Dari video yang diunggah ke Twitter, perangkat sepertinya bisa bekerja tanpa tersambung kabel, mengindikasikan kehadiran unit baterai internal.

Sayang sekali, sejauh ini belum ada indikasi Huxarufaxara memiliki niatan buat menjualnya, dan ia juga tidak menyediakan panduan untuk menciptakan SNES handheld tersebut.

Sumber: RocketNews24.

Kontrol Sentuh pada Nintendo Switch Terasa Lebih ‘Hidup’ Berkat Teknologi TouchSense

Kecuali komunikasi Anda dengan dunia luar benar-benar terisolasi, Anda pasti sudah mendengar kabar bahwa Nintendo telah meresmikan gaming console generasi terbarunya yang bernama Switch. Tidak seperti Wii U maupun pendahulu-pendahulu lainnya, Switch benar-benar portable dan bisa dimainkan layaknya sebuah tablet.

Pada kenyataannya Nintendo Switch merupakan sebuah tablet yang operasional, tidak seperti controller milik Wii U. Switch mengemas layar sentuh 6,2 inci beresolusi 720p, yang berarti kontrolnya tidak cuma mengandalkan gamepad fisik saja.

Yang menarik, di balik layar sentuh tersebut bernaung teknologi yang cukup istimewa. Didapuk TouchSense, teknologi ini dikembangkan oleh sebuah perusahaan bernama Immersion. Sekadar informasi, Immersion sempat menuntut Apple mencuri paten dan menggunakannya untuk meracik fitur Force Touch pada Apple Watch.

Dengan TouchSense, kontrol virtual yang terpampang di layar sentuh sejatinya akan terasa seakan-akan seperti tombol fisik berkat efek haptic. Immersion percaya bahwa teknologi semacam ini sanggup menyajikan pengalaman gaming yang lebih immersive.

Balik ke Switch, Nintendo rupanya telah menjalin kerja sama dengan Immersion, dimana mereka berhak mendapatkan lisensi penggunaan TouchSense pada console terbarunya tersebut. Nantinya, pihak developer dapat memaksimalkan kecanggihan TouchSense guna menyuguhkan kontrol yang intuitif sekaligus variatif pada gamegame Switch.

Sumber: Nintendo Insider dan Digital Trends. Gambar header: Nintendo.

Super Retro Boy Siap Obati Rasa Kangen Anda Terhadap Game Boy Orisinil

Lahir persis satu bulan sebelum saya di tahun 1989, Nintendo Game Boy merupakan salah satu handheld console paling legendaris. Kesuksesan Game Boy akhirnya mendorong Nintendo untuk merilis Game Boy Color di tahun 1998, kemudian Game Boy Advance di tahun 2001.

Sayang sekali perjalanan panjang Game Boy harus berakhir di tahun 2010, tepatnya ketika Game Boy Advance secara resmi di-discontinue pada bulan Mei. Jauh sebelum itu, Nintendo sebenarnya sudah mempersiapkan suksesor selanjutnya, yakni Nintendo DS. DS memang bisa menjalankan game milik Game Boy Advance, tapi tetap saja ini bukan Game Boy.

Saya pribadi punya kenangan manis bersama Game Boy. Setiap kali melihat seorang anak kecil sedang bermain game di ponselnya, saya selalu teringat masa-masa ketika saya juga masih ketagihan bermain Game Boy. Sayang kenangan tersebut tidak bisa saya jalani lagi, mengingat Game Boy kesayangan tersebut sudah lama rusak dan hilang entah ke mana.

Beberapa kasetnya mungkin masih ada, tapi toh mau saya apakan juga. Namun tunggu dulu, kalau Anda bernasib sama seperti saya, perusahaan bernama Retro-Bit punya sesuatu yang akan sangat menarik perhatian kita semua. Di panggung CES 2017, mereka dengan bangga memperkenalkan Super Retro Boy.

Super Retro Boy mempertahankan hampir seluruh elemen desain Game Boy orisinil / Engadget
Super Retro Boy mempertahankan hampir seluruh elemen desain Game Boy orisinil / Engadget

Bukan, ini bukan ciptaan modder yang mengandalkan Raspberry Pi dan emulator. Super Retro Boy kompatibel dengan kaset untuk Game Boy, Game Boy Color maupun Game Boy Advance. Yup, berbahagialah Anda sekalian yang masih menyimpan kaset-kaset tersebut dengan baik, sebab sekarang ada kesempatan lain untuk menikmati masa kecil Anda kembali.

Hampir seluruh elemen fisik Game Boy orisinil Retro-Bit pertahankan, mulai dari bentuk sampai ukurannya. Sedikit berbeda adalah penambahan tombol L dan R di atas A dan B untuk game Game Boy Advance, meski Retrobit berencana untuk memindahnya ke belakang pada versi finalnya nanti.

Layarnya juga bukan layar non-backlit seperti Game Boy maupun Game Boy Color. Retro-Bit hanya menyebutnya sebagai layar HD tanpa membeberkan spesifikasi mendetailnya. Soal baterai, perangkat ini ditenagai oleh baterai rechargeable berdaya tahan 10 jam.

Super Retro Boy rencananya akan dipasarkan di AS mulai musim semi mendatang seharga $80. Semoga Retro-Bit sudah punya rencana untuk membawanya ke negara-negara lain tidak lama setelahnya.

Sumber: Engadget. Sumber gambar: Retro-Bit.

Modder Ciptakan Handheld Emulator Modern dari Game Boy dan Raspberry Pi Zero

Mayoritas pembaca yang seumuran dengan saya (27 tahun) pasti masih ingat betul kenangannya bersama Game Boy. Tahun ini, handheld console besutan Nintendo tersebut menginjak usianya yang ke–27. Kabar baik bagi yang menyimpannya dengan baik hingga sekarang, Anda bisa mengubahnya menjadi handheld emulator modern dengan bantuan Raspberry Pi Zero.

Seorang modder dengan username wermy426 di Reddit baru-baru ini membagikan buah pemikiran dan kecintaannya terhadap Game Boy klasik, mengubahnya menjadi sebuah handheld emulator modern dengan layar berwarna, tapi masih mempertahankan rangka ikoniknya secara utuh.

Wujudnya hampir identik dengan Game Boy orisinil, hanya saja sang modder telah menjejalkan dua tombol ekstra di depan yang berperan sebagai tombol X dan Y untuk gamegame Super Nintendo maupun platform lain yang membutuhkan lebih dari sepasang tombol A dan B saja.

Layarnya diganti dengan layar berwarna berukuran 3,5 inci, dan ia tak lupa menanamkan speaker yang lebih modern yang akan otomatis nonaktif ketika pengguna menancapkan headphone atau earphone ke jack di bagian bawahnya.

Kompartemen baterainya masih dipertahankan, akan tetapi kini telah dihuni oleh baterai lithium-polymer berkapasitas 2.000 mAh. Di sisinya terdapat port microUSB untuk charging, port USB untuk debugging menggunakan keyboard atau mouse, serta port mini-HDMI untuk disambungkan ke monitor atau televisi.

Masih di bagian belakangnya, sang modder memutuskan untuk mengisi sepasang lubang sekrup dengan tombol ekstra yang berperan sebagai tombol L dan R jika dibutuhkan.

Game Boy Raspberry Pi Zero Mod

Namun ide yang paling jenius adalah mengisi cartridge orisinil Game Boy dengan sebuah adapter microSD. Dengan begitu, cara menggunakannya pun tidak berubah. Tancapkan cartridge-nya, lalu geser tuas On/Off-nya. Usai booting awal, layar akan menampilkan pilihan platform yang hendak dimainkan; pilih salah satu, lalu tinggal pilih game-nya.

Anda bisa menyimak penjelasannya langsung dari sang modder lewat video di bawah ini. Kabar baiknya, beliau sudah berjanji akan menuliskan artikel panduan langkah demi langkah beserta semua perlengkapan yang diperlukan di blog-nya.

Sumber: BGR. Sumber gambar: Imgur.

Lewat Virtual Console, Game SNES Klasik Hadir Kembali di New Nintendo 3DS

Dimulai pada tahun 2011, Nintendo Direct adalah acara presentasi online tempat Nintendo mengungkap berita baru mengenai produk mereka. Dan dari event terkininya, fans disuguhkan info lebih rinci mengenai Star Fox: Zero, Kirby, Rhytm Heaven, serta pengumuman bonus pre-order Hyrule Warriors Legends dan Bravely Second. Namun mereka bukanlah kabar terbesarnya.

Saat Nintendo memutuskan buat memangkas harga 3DS, mereka menawarkan pula permainan-permainan GameBoy Advance bagi gamer yang sudah memiliki handheld console tersebut, salah satunya ialah Yoshi’s Island: Super Mario Advance 3. Hal ini membuat banyak penggemar membayangkan manisnya menikmati permainan Super Nintendo Entertainment System di 3DS. Dan harapan itu baru saja dikabulkan.

Nintendo 3DS SNES 03

Khususnya di Amerika dan Eropa, para pemilik New 3DS (versi standar maupun XL) dapat membeli judul-judul port SNES melalui Virtual Console. Di peluncurannya pada tanggal 3 Maret 2016, Nintendo menawarkan versi digital dari Super Mario World, F-Zero dan Pilot Wing; jumlahnya akan ditambah secara berkala.

Ini jadwalnya untuk konsumen Amerika:

  • 24 Maret – Donkey Kong Country, Super Mario Kart, Eearthbound
  • 14 April – The Legend of Zelda: A Link to the Past, Super Metroid, Donkey Kong Country 2

Agenda untuk wilayar Eropa sedikit berbeda:

  • 10 Maret – The Legend of Zelda: A Link to the Past, Super Metroid
  • 17 Maret – F-Zero, Super Mario Kart
  • 24 Maret – Dongkey Kong Country dan Donkey Kong Country 2

Sayangnya, game-game SNES cuma dihadirkan di 3DS model baru. Berdasarkan penjelasan Nintendo, terdapat kendala teknis yang menghalangi mereka memunculkan judul-judul klasik di 3DS lawas. Nintendo berjanji, penyajian permainan SNES akan familier bagi para gamer handheld console itu karena mereka mempunyai layout tombol serupa.

Nintendo 3DS SNES 02

Meskipun koleksi judul retro sang raksasa gaming dari Jepang itu mengalahkan Sony dan Microsoft, layanan shop dan Virtual Console Nintendo masih di bawah rival-rivalnya. Banyak hal perlu disempurnakan lagi, termasuk ketiadaan ‘crossbuy‘, memaksa Anda kembali membeli game yang sebetulnya sudah dimiliki. Nintendo membebankan konsumen dengan US$ 8 (plus diskon di masa promosi) di eShop meskipun ia sudah tersimpan di hard drive Wii U (atau Wii).

Satu hal menarik lagi: jumlah permainan Super Nintendo khusus untuk Jepang malah jauh lebih banyak dibanding wilayah lain. eShop Jepang diperkaya oleh game-game third-party, khususnya dari Capcom – contohnya: Mega Man X, Street Fighter II sampai Final Fight.

Sumber: Nintendo Life.

Pixel Vision Ialah Handheld Console Mewah untuk Pencinta Game Klasik

Di tengah pesatnya perkembangan industri gaming, rupanya masih banyak orang yang tak bisa melupakan kecintaannya terhadap gamegame klasik. Saya sendiri masih menyimpan console Nintendo orisinil sampai sekarang, dan terkadang masih sempat ugal-ugalan di game Excitebike saat ada waktu luang.

Tentunya saya tidak sendirian. Seorang pengrajin asal Swedia bernama Love Hultén malah menciptakan console-nya sendiri sebagai penghormatan atas mahakarya gamegame klasik. Perangkat yang ia buat tidak cuma satu, dan Anda bisa melihat hasil jerih payahnya di situs pribadinya.

Proyek terbarunya bernama Pixel Vision, sebuah handheld console yang bertindak sebagai emulator atas berbagai game milik console klasik. Misi yang ia tuju cukup sederhana sekaligus ambisius, yakni melebur teknologi modern dengan nilai unik game klasik dan estetika yang menawan.

pixel-vision-02

Wujud Pixel Vision terinspirasi oleh Game Boy Advance SP, bisa dilipat saat sedang tidak digunakan agar mudah dibawa-bawa. Bentuknya persegi dengan panjang tiap sisi 95 mm dan tebal 45 mm. Kemasannya terbuat dari kayu walnut utuh yang diolah menggunakan tangan, plus bantuan mesin supaya semuanya bisa presisi – bahkan engsel kecilnya pun juga dibentuk dari bahan yang sama.

Di balik kemasan kayu tersebut bermukim layar LCD 3,5 inci dan controller dengan layout milik Nintendo orisinil: tombol A + B, D-pad dan tombol Select + Start. Layar milik Pixel Vision ini unik karena dapat menyimulasikan efek monitor cembung seperti yang kita rasakan dulu. Tepat di tengah di bawah tuas Power, tertanam sebuah speaker.

pixel-vision-03

Saat panel controller-nya Anda cabut, tampak sebuah modul Raspberry Pi A+, lengkap dengan sejumlah port-nya yang diarahkan ke bagian belakang. Di sini Anda akan menemukan port untuk charging, headphone dan port USB untuk menyalurkan file game dari komputer. Perangkat ini punya memori sebesar 8 GB, bisa menampung lebih dari 10.000 game klasik.

Lalu game milik console apa saja yang bisa dijalankan Pixel Vision? Banyak. Satu yang pasti adalah Nintendo, kemudian ada Atari 800 sampai Atari 7800, Game Boy, Game Boy Color, dan masih banyak lagi. Secara hardware Pixel Vision sebenarnya juga bisa menjalankan game milik Super Nintendo, Sega Genesis maupun Game Boy Advance, namun akan terasa kurang ideal karena controller-nya cuma mengemas tombol A + B.

Di saat yang sama, rupanya juga ada komunitas developer yang tertarik menyertakan game baru bercita rasa klasik untuk Pixel Vision. Semua ini bisa dimainkan hingga 8 jam nonstop berkat baterai berkapasitas 2.000 mAh yang tertanam.

Yang lebih mengejutkan lagi, sang kreator rupanya mengerjakan Pixel Vision sendirian, mulai dari proses desain sampai perakitannya. Maka dari itu, Pixel Vision pun hanya akan ditawarkan dalam jumlah amat terbatas (500 unit). Lewat Kickstarter, konsumen bisa memesannya seharga ± Rp 6,35 juta.

pixel-vision-pearl-edition

Kalau punya dana lebih dan mau yang lebih istimewa, Pixel Vision juga ditawarkan dalam edisi “Pearl” seharga ± Rp 11,1 juta. Varian ini hanya akan diproduksi sebanyak 20 unit saja, dan mengemas sejumlah komponen eksklusif seperti pelat hitam matte dan tombol controller yang terbuat dari logam kuningan utuh.

Anda terheran-heran kok bisa harganya semahal itu? Coba tonton video proses pembuatannya di bawah ini.

Console Handheld Mirip GameBoy Ini Bermesin Raspberry Pi

Anda mungkin masih ingat console handheld besutan Nintendo bernama Gameboy. Perangkat game portable yang sempat populer pada awal tahun 90-an itu dahulu kerap menjadi idaman anak-anak maupun orang dewasa. Continue reading Console Handheld Mirip GameBoy Ini Bermesin Raspberry Pi

Ganti Nama Jadi SMACH Zero, Spesifikasi Hardware ‘SteamBoy’ Diungkap

Steam Machines dan SteamVR boleh dibilang merupakan proyek ambisius ekspansi layanan Steam ke ranah berbeda. Tapi ada satu hal yang tidak boleh dilupakan: di E3 2014, Valve turut mengumumkan SteamBoy – hybrid canggih antara PC dan console handheld. Apa kabarnya ia sekarang? Bukankah dari info terakhir, Valve berniat merilisnya di tahun ini? Continue reading Ganti Nama Jadi SMACH Zero, Spesifikasi Hardware ‘SteamBoy’ Diungkap

Nintendo Ingin Menyatukan Home Console dan Handheld Dengan Sebuah Perangkat Baru

Dalam Nintendo Digital Event di ajang Electronic Entertainment Expo 2014, Nintendo berhasil menyajikan presentasi yang luar biasa – lebih hangat dan meriah dibanding Sony serta Microsoft. Tapi Nintendo juga mengerti bahwa mereka harus merombak strategi dan mencari cara baru agar dapat tetap bersaing dengan para kompetitor besarnya itu. Continue reading Nintendo Ingin Menyatukan Home Console dan Handheld Dengan Sebuah Perangkat Baru

Valve SteamBoy Adalah Versi Handheld Steam Machines

Walaupun pada dasarnya belum dirilis, dari mulai beberapa bulan lalu kita sudah menyaksikan upaya Valve untuk mempenetrasi wilayah hiburan ruang keluarga dengan Steam Machines mereka. Kini Valve mempunyai target baru: handheld. Dan pada hari terakhir Electronic Entertainment Expo 2014, mereka mengumumkan SteamBoy. Continue reading Valve SteamBoy Adalah Versi Handheld Steam Machines