Gandeng Truemoney Indonesia, Grab Fokus Akuisisi Mitra Pengemudi

Bertujuan untuk menambah channel akuisisi mitra pengemudi (mobil dan motor), Grab meresmikan kerjasama strategis dengan perusahaan penyedia layanan uang elektronik Truemoney Indonesia. Dalam acara temu media hari ini, Executive Director Grab Indonesia Ongki Kurniawan menyebutkan, saat ini mitra pengemudi Grab di Indonesia sudah berjumlah 5 juta orang dan tersebar di lebih dari 137 kota di seluruh Indonesia. Makin bertambahnya layanan yang tersedia di aplikasi Grab saat ini, menjadi salah satu alasan, mengapa penambahan mitra pengemudi penting untuk dilakukan.

“Setelah merubah tampilan kami menjadi lebih user friendly, Grab Indonesia saat ini mulai memfokuskan peningkatan layanan di luar ride hailing. Seperti GrabFood, GrabFresh hingga GrabExpress, yang membutuhkan tenaga mitra pengemudi dalam jumlah yang besar,” kata Ongki.

Melalui aplikasi Truemoney Indonesia, masyarakat umum yang tertarik menjadi mitra pengemudi bisa melakukan proses pendaftaran langsung melalui aplikasi, juga melalui agen Truemoney Indonesia, yang saat ini sudah berjumlah 16 ribu (toko fisik) dan 25 ribu (digital). Setelah proses pendaftaran melalui aplikasi Truemoney, pihak Grab akan melakukan proses penerimaan lanjutan, memanfaatkan data yang sudah masuk melalui aplikasi Truemoney Indonesia.

“Tentunya kerja sama ini merupakan langkah awal kami di Truemoney Indonesia, yang selama ini fokus kepada layanan remittance di Indonesia,” kata Direktur Operasional Truemoney Indonesia Rio da Cunha.

Kerja sama dengan Ping An Good Doctor

Saat ini Grab Indonesia mengklaimterus meningkatkan layanan lain di luar ride hailing. Yang mula-mula dikejar adalah kolaborasi GrabFresh bersama dengan HappyFresh dan GrabFood yang saat ini mulai agresif ditawarkan kepada pengguna.

“Intinya adalah kami ingin mitra Grab bisa menerima pesanan yang diminta oleh pengguna hingga barang tersebut diantarkan ke rumah pengguna,” kata Ongki.

Salah satu peluang lainnya yang tengah dijajaki adalah kemitraan strategis yang sudah diumumkan bersama dengan Ping An Good Doctor. Disinggung apakah nantinya Grab Indonesia akan menghadirkan layanan kesehatan dalam aplikasi, Ongki menyebutkan saat ini masih dalam proses pengembangan. Meskipun demikian, bisa dipastikan Indonesia akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang bisa menikmati layanan ini.

Ping An Good Doctor yang berasal dari Tiongkok merupakan salah satu layanan kesehatan populer yang telah memiliki 200 juta pengguna dan menerapkan teknologi seperti artificial-intelligence (AI) assisted online medical consultations, medicine delivery, dan appointment bookings secara online dalam platform.

“Bentuknya seperti apa masih kita diskusikan tentunya. Bisa jadi kami akan menggandeng mitra lokal hingga asing untuk memenuhi layanan kesehatan ini. Fungsi Grab Indonesia di sini nantinya bisa sebagai alat pembayaran atau logistik memanfaatkan teknologi dan layanan yang dimiliki mitra,” kata Ongki.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Grab Ventures Kini Miliki Saham Minoritas di HappyFresh

Grab Ventures mengonfirmasi telah memberikan pendanaan untuk HappyFresh dengan nominal yang tidak disebutkan. Dikutip dari DealStreetAsia, Head of Grab Ventures Chris Yeo menuturkan investasi tersebut membuat mereka kini memiliki saham minoritas di HappyFresh.

Grab dan HappyFresh telah meresmikan kehadiran GrabFresh di Indonesia untuk memudahkan berbelanja kebutuhan sehari-hari di dalam aplikasi Grab.

Grab Ventures merupakan lembaga investasi yang diluncurkan Grab sebagai jalur untuk masuk ke startup yang berpotensi. Menurut Yeo, Grab Ventures mengincar penempatan saham minoritas dengan pendanaan senilai US$5-15 juta untuk startup seri A ke atas.

“Berbicara tentang startup di tahap seri A dan B, yang terbaik bagi kami dan mereka adalah pendanaan untuk saham minoritas terlebih dahulu. Lalu kami akan support mereka melalui platform kami baik dari sisi jaringan dan kapital. Seiring berjalannya waktu, apabila berjalan baik, maka kami bisa mengambil lebih banyak saham,” ujar Yeo.

Sebelumnya CEO HappyFresh Guillem Segarra dalam wawancara terdahulu mengatakan, perusahaan tengah mempersiapkan penggalangan dana segar untuk pendanaan Seri C akhir tahun ini. Saat itu dia tidak mengiyakan ataupun membantah mengenai kemungkinan Grab akan turut berpartisipasi dalam pendanaan ini.

Dia menyebut dana segar tersebut akan dipakai untuk ekspansi ke negara baru dan perluasan layanan ke kota-kota baru di Indonesia pada tahun depan. Di samping itu, HappyFresh akan memperbaiki tampilan UI/UX dalam aplikasi agar lebih personal bagi pengguna.

Bukan untuk diakuisisi

Selain HappyFresh, Grab telah mengambil saham minoritas untuk perusahaan fintech di Vietnam Moca. Grab juga telah menjalin beberapa kemitraan lain dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan, berita, dan pembayaran.

Dalam kesempatan yang sama, President Grab Ming Maa mengatakan tujuan akhir berinvestasi lewat Grab Ventures itu bukan untuk diakuisisi. Grab ingin menjadikan Grab Ventures sebagai jembatan startup untuk terus berkembang, bukan dengan mengontrol mereka. Apalagi biaya yang harus dikeluarkan untuk akuisisi saat ini relatif tinggi.

“Apa yang ingin kita lakukan adalah menemukan cara untuk menurunkan biaya seminim mungkin untuk terus tumbuh.”

Yeo mengklaim, sejak pertama kali Grab Ventures diresmikan, mereka telah menerima aplikasi dari lebih dari 300 startup. Rencananya angka tersebut akan direalisasi menjadi 8-10 investasi dalam dua tahun ke depan.

Di Indonesia, MDI Ventures menjadi mitra lokal Grab Ventures.

Application Information Will Show Up Here

Grab dan HappyFresh Resmikan Kehadiran “Online Grocery” GrabFresh di Indonesia

Grab meresmikan kehadiran layanan online grocery GrabFresh, hasil kolaborasinya dengan HappyFresh. Layanan ini memberikan pengalaman berbelanja tanpa repot, dan pengiriman langsung ke depan pintu rumah. Di samping itu, menambahkan penghasilan untuk para mitra GrabExpres yang menjadi kurir pengirim barang.

Layanan ini sudah diumumkan secara pilot sejak Agustus 2018, namun baru diresmikan Grab pada hari ini, Kamis (6/9).

“GrabFresh yang didukung oleh HappyFresh adalah contoh terbaik dari perwujudan konsep GrabPlatform dan merupakan yang pertama dari lebih banyak kemitraan yang tengah dikembangkan. Tujuan utama kami adalah melayani lebih banyak kebutuhan harian yang paling relevan, seraya meningkatkan taraf hidup untuk mitra GrabExpress, mitra pengiriman, dan personal shoppers,” ujar Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata.

Co-Founder dan CTO HappyFresh Fajar Budiprasetyo menambahkan, banyaknya mitra Grab yang dimiliki memungkinkan perusahaan untuk menambah lebih banyak slot pengiriman dan meningkatkan waktu pengiriman. Basis pengguna Grab yang luas di Asia Tenggara jadi nilai tambah bagi HappyFresh untuk tumbuh dan berkembang.

GrabFresh untuk sementara tersedia di Jadetabek, kemudian akan hadir di kota-kota tempat HappyFresh beroperasi, termasuk Bandung dan Surabaya dalam beberapa bulan ke depan. Langkah ini diikuti ketersediaan di Thailand dan Malaysia pada akhir tahun ini.

Pengguna Grab bisa memilih lebih dari 30 supermarket besar jaringan yang luas dengan pusat perbelanjaan khusus, seperti Ranch Market, Farmers Market, Lotte Mart, Transmart Carrefour, Super Indo, Grand Lucky, The FoodHall, dan lainnya. GrabFresh memiliki pilihan lebih dari 20 ribu SKU dan akan terus bertambah ke depannya.

Opsi pembayaran yang tersedia, untuk sementara, baru tersedia tunai dan non tunai (kartu kredit dan debit). Ridzki menyampaikan integrasi dengan OVO untuk GrabFresh akan tersedia dalam waktu dekat.

Secara bisnis HappyFresh sudah hadir sejak 2015, menjangkau lebih dari 1 juta keluarga di 10 kota. Pengguna HappyFresh didominasi oleh kaum perempuan berusia 25-35 tahun. Mereka rata-rata sudah bekerja dan berkeluarga. Konsumsi belanja di HappyFresh kebanyakan diperuntukkan buat belanja mingguan.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

HappyFresh Siapkan Penggalangan Dana Seri C Tahun Ini (UPDATED)

Layanan hasil kemitraan Grab dan HappyFresh, bertajuk “GrabFresh”, mulai hadir di Indonesia sejak kemarin. Pihak HappyFresh mengungkapkan akan meneruskan kemitraan yang sudah dijalin dengan Grab untuk “GrabFresh” ke luar Indonesia. Negara berikutnya yang sedang dipersiapkan adalah Thailand dan Malaysia. Baik HappyFresh maupun Grab sudah hadir di sana. Potensi bisnis online grocery yang besar di Asia Tenggara menjadi kekuatan dibalik kemitraan ini dilaksanakan.

CEO HappyFresh Guillem Segarra dalam wawancaranya dengan DailySocial mengatakan, Jumat (3/8). “Tentunya setelah Indonesia, GrabFresh akan hadir di Thailand dan Malaysia. Mungkin berikutnya akan mengikuti wilayah di mana Grab telah hadir.”

Indonesia menjadi negara kontributor utama bagi bisnis HappyFresh secara keseluruhan. Meski Segarra enggan menyebutkan angka detailnya, di Indonesia saja mereka telah memproses jutaan transaksi sepanjang tahun ini. Terdapat ratusan mitra pengemudi dan personal shopper yang telah bergabung di HappyFresh.

Wilayah operasional HappyFresh di Indonesia sejauh ini ada di tiga kota, yaitu Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Bisnis HappyFresh secara keseluruhan di tiga negara, bila dibandingkan dengan tiga tahun sebelumnya, diklaim naik hingga 5 kali lipat. Sehingga bisa dikatakan HappyFresh merupakan pemain yang cukup dominan untuk segmen online grocery di Indonesia.

Bagi Segarra, kemitraan ini adalah win win solution bagi kedua belah pihak. Buat HappyFresh, hadirnya layanan online grocery-nya ke dalam aplikasi Grab menjadi jembatan tercepat untuk mendapatkan pengguna baru yang sebelumnya adalah pengguna setia Grab. Dengan demikian, visi perusahaan yang ingin menjangkau keluarga di seluruh Asia Tenggara dapat terealisasi dengan segera.

Di satu sisi, bagi Grab, untuk mewujudkan ambisinya sebagai “super app“, membangun bisnis online grocery adalah tantangan besar. Tidak mudah untuk membangun sendiri layanan tersebut dalam waktu singkat. Banyak hal yang harus dibangun, seperti jaringan dengan supermarket, retailer, pelayanan prima, dan sebagainya.

“Pada akhirnya kami berdua sepakat untuk menyeriusi GrabFresh. Pembicaraan ini sudah dimulai sekitar 3-4 bulan lalu sebelum akhirnya benar-benar resmi beroperasi.”

Segarra menjamin layanan yang dirasakan pengguna baik itu memesan lewat GrabFresh ataupun aplikasi HappyFresh sendiri akan tetap sama. Produk dan supermarket yang ditawarkan sama persis dengan HappyFresh. Pengguna akan dilayani personal shopper yang sama, meski memesan lewat GrabFresh.

“Ada 300 ribu SKU di HappyFresh yang bisa dipilih pengguna lewat GrabFresh. Pesanan dijamin akan sampai di hadapan konsumen dalam satu jam. Kami berusaha memberikan pelayanan yang sama untuk para pengguna GrabFresh. Semoga ada feedback positif yang bisa kami terima ke depannya.”

Siap menggalang putaran dana baru

Tren pangsa pasar online grocery di Indonesia / HappyFresh
Tren pangsa pasar online grocery di Indonesia / HappyFresh

Dalam kesempatan yang sama, Segarra menyebutkan kemitraan antara HappyFresh dengan Grab adalah perluasan jaringan komersil. Dia sendiri tidak membantah atau mengiyakan tentang kemungkinan Grab berinvestasi di HappyFresh seperti yang diberitakan e27 sebelumnya.

Perusahaan disebutkan tengah mempersiapkan penggalangan dana segar untuk pendanaan Seri C pada akhir tahun ini. Dana tersebut akan dipakai untuk ekspansi ke negara baru dan perluasan layanan ke kota-kota baru di Indonesia tahun depan. Di samping itu, HappyFresh akan memperbaiki tampilan UI/UX aplikasi agar lebih personal bagi para penggunanya.

Tepat dua tahun yang lalu HappyFresh memperoleh pendanaan Seri B dengan nilai yang tidak disebutkan, dari Samena Capital sebagai lead investor.

“Dengan dana segar nantinya akan kami gunakan untuk pacu bisnis kami di mana kami telah beroperasi, memberikan pelayanan yang lebih baik dengan menghadirkan aplikasi yang lebih personal,” tutup Segarra.

Application Information Will Show Up Here

 

Layanan Belanja GrabFresh Mulai Beroperasi

Grab mulai merilis fitur teranyarnya, layanan belanja kebutuhan sehari-hari (grocery) GrabFresh, hasil kolaborasi dengan HappyFresh ke sebagian penggunanya di Indonesia. Fitur ini tersedia di menu bagian Groceries.

Menurut pengamatan DailySocial, tampilan UI/UX yang disajikan hampir menyerupai aplikasi HappyFresh. Pengguna bisa memesan kebutuhan sehari-hari yang biasa ditemukan di supermarket berdasarkan kategori yang disajikan, seperti produk organik, buah & sayuran segar, daging & seafood, snack, dengan minimal pembelian senilai Rp100 ribu.

Dikutip dari situs Grab, metode pemesanan GrabFresh tidak jauh berbeda dengan order GrabExpress. Pengguna akan diarahkan ke supermarket terdekat dari lokasi mereka. Metode pembayaran yang diakomodasi saat ini adalah secara tunai dan kartu kredit. Pembayaran menggunakan OVO, yang kini menjadi metode cashless utama di Grab, diharapkan segera menyusul.

Diklaim harga barang yang dibeli via GrabFresh adalah sama jika pengguna datang langsung ke supermarket, namun untuk beberapa supermarket ada sedikit tambahan biaya.

Selain GrabFresh/HappyFresh, pesaing mereka di Indonesia adalah Go-Mart dan Go-Shop dari Go-Jek dan Honestbee.

Sebelumnya, CEO Grab Anthony Tan menuturkan GrabFresh merupakan salah satu usaha Grab untuk mencapai kondisi “aplikasi super”. Tersedia lebih dari 100 ribu produk di 50 unit jaringan supermarket dari hasil kemitraan tersebut.

Secara skala bisnis, HappyFresh merupakan layanan online grocery yang cukup kuat eksistensinya di Indonesia. Mereka hadir di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Di skala regional, HappyFresh juga beroperasi di Thailand dan Malaysia.

Application Information Will Show Up Here

Online Grocery Service “GrabFresh” is Starting to be Available in Indonesia This Month

Grab Introduces GrabFresh, an online grocery service, partners with HappyFresh. GrabFresh will begin its operation in Indonesia within this month, followed by Thailand and Malaysia by the end of the year. GrabFresh is an attempt to turn Grab into “super app”.

In contrary with its closest competitor, Grab is considered slow in service diversification. Go-Jek already have had Go-Mart and Go-Shop to help consumers with groceries.

There will be more than 100 thousand products in 50 supermarkets as the result of this partnership.

Guillem Segarra, HappyFresh’s CEO, said that consumers usually demand the availability of some groceries (in constant period) and to get them immediately when needed. He expects to add numbers and time to deliver groceries for
Grab customers.

As an online grocery service, HappyFresh is quite solid, especially in Jakarta and Surabaya, considering their trained buyer in picking out groceries. Consumer’s high demand is not followed by the increasing logistics availability. Grab as the logistics partner may be the answer to both problems.

“We are confident by offering more localized services daily. There will be more customers and engagement within our base,” Anthony Tan, Grab’s CEO, said to Reuters.

Furthermore, Grab also introduces GrabPlatform to make Grab’s API open for the third party. Later, Grab’s partners can access the logistics technology, payment, messaging, and consumer’s insight.

“Is it food, groceries, we need to make sure those are well funded, technologically or financially,” as Anthony Tan said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Layanan “Online Grocery” GrabFresh Mulai Tersedia di Indonesia Bulan Ini

Layanan on-demand Grab mengumumkan kehadiran GrabFresh, sebuah layanan online grocery, yang menggandeng HappyFresh. GrabFresh akan mulai hadir di Indonesia bulan ini, diikuti di Thailand dan Malaysia hingga akhir tahun. GrabFresh merupakan salah satu usaha Grab untuk mencapai kondisi “super app”.

Dibanding pesaing terdekatnya, Grab termasuk cukup lambat dalam mendiversifikasi layanan. Go-Jek telah memiliki Go-Mart dan Go-Shop untuk membantu konsumen membeli kebutuhan sehari-hari.

Akan tersedia lebih dari 100 ribu produk di 50 buah jaringan pasar swalayan sebagai hasil kemitraan ini.

Guilem Segarra, CEO HappyFresh, kepada CNN Indonesia mengatakan bahwa pengguna kerap menginginkan ketersediaan barang belanjaan yang sama (dalam periode yang teratur) dan ingin memperolehnya saat diperlukan. Ia berharap bisa menambahkan jumlah dan waktu pengiriman barang kebutuhan sehari-sehari bagi pengguna Grab.

HappyFresh sendiri sesungguhnya cukup solid sebagai sebuah layanan online grocery, terutama di Jakarta dan Surabaya, mengingat mereka memiliki buyer terlatih dalam memilih barang kebutuhan masyarakat. Membludaknya minat konsumen tidak diimbangi dengan peningkatan ketersediaan logistik. Kehadiran Grab sebagai mitra logistik bisa menjadi jawaban atas dua masalah ini.

“Kami percaya bahwa kami menawarkan lebih banyak layanan yang dilokalkan setiap harinya. Bakal lebih banyak pengguna dan engagement di basis pengguna kami,” ujar Anthony Tan, CEO Grab, kepada Reuters.

Selain GrabFresh, Grab juga memperkenalkan GrabPlatform untuk membuka API Grab ke pihak ketiga. Nantinya mitra Grab bisa mengakses teknologi logistik, pembayaran, messaging, dan insight konsumen.

“Apakah itu makanan, bahan sehari-hari, kita perlu memastikan bahwa semuanya didanai dengan baik, secara teknologi maupun finansial,” ungkap Anthony.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Strategi HappyFresh di Asia Tenggara Pasca Akuisisi Whole Foods oleh Amazon

Beberapa waktu yang lalu Amazon mengumumkan berita yang cukup mengejutkan, yaitu membeli jaringan gerai makanan dan minuman Whole Foods senilai $13,7 miliar atau sekitar Rp182,19 triliun. Keputusan Amazon sebagai pemain e-commerce terbesar di Amerika Serikat melakukan akuisisi tersebut, memberikan validasi bahwa industri makanan dan minuman memiliki potensi yang cerah dan tentunya patut untuk dikembangkan.

Selama ini Whole Foods yang telah memiliki jaringan toko sebanyak 410 gerai di Amerika Serikat dan telah berdiri sejak tahun 1980, merupakan jaringan toko makanan dan minuman terbesar di Amerika Serikat. Dengan diakuisisinya Whole Foods, membuka peluang Amazon untuk melancarkan layanan pembelian hingga pengantaran bahan makanan dan minuman segar (Amazon Fresh) secara terpadu, dengan menggabungkan model bisnis offline dan online.

Menanggapi hal tersebut, beberapa startup di Silicon Valley yang selama ini dikenal telah menyediakan layanan jasa antar bahan makan dan minuman seperti Blue Apron, Instacart dan lainnya menilai akan semakin berat persaingan dengan akuisisi menyeluruh yang dilakukan oleh Amazon. Di sisi lain akuisisi ini membuktikan bahwa saat ini dan  ke depannya, layanan pesan antar bahan makanan dan minuman on demand makin populer dan akan terbiasa digunakan oleh konsumen.

HappyFresh dan strateginya di Asia Tenggara

Meskipun Amazon belum “resmi” melebarkan bisnisnya di Indonesia, pembelian Whole Foods yang dilakukan oleh Amazon juga turut menjadi perhatian oleh salah satu pemain online grocery di Indonesia yaitu HappyFresh. Kepada media CEO HappyFresh Guillem Segarra mengungkapkan, akuisisi yang dilakukan oleh Amazon kepada Whole Foods membuktikan bahwa model bisnis yang menggabungkan offline dengan online merupakan integrasi yang efektif. Selain di Indonesia, HappyFresh juga beroperasi di Malaysia dan Thailand.

“Di Asia Tenggara saat ini grocery merupakan pembelian yang paling banyak dilakukan. Makin meningkatnya kalangan menengah memanfaatkan online groceries saat ini merupakan bukti nyata bahwa adopsi teknologi telah dilakukan dengan baik. Dengan demikian menurut saya akuisisi tersebut merupakan perubahan terbaik untuk region ini. Untuk itu menjadi hal yang penting untuk semua pemilik bisnis offline di Asia Tenggara untuk kemudian memanfaatkan teknologi agar bisa bertahan menjalankan bisnis,” kata Guillem.

HappyFresh yang telah hadir di Indonesia sejak tahun 2015, saat ini telah menggandeng Transmart Carrefour. Transmart Carrefour adalah pemain besar, bahkan terbesar di industri grocery Indonesia, dan kemitraan ini dirasa penting ini meningkatkan kredibilitas HappyFresh.

Awalnya HappyFresh menjalin kemitraan dengan 2 gerai di Jakarta dan rencananya terus mengembangkannya untuk menjangkau lebih banyak gerai di Jabodetabek.

Kepada DailySocial Managing Director HappyFresh Indonesia Filippo Candrini menegaskan, kawasan Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya tetap menjadi fokus HappyFresh tahun ini dan mereka belum berencana menambah kota-kota baru. Ekspansi bakal diutamakan untuk menambah gerai dan kemitraan dengan ritel di kota-kota tersebut sehingga area cakupannya menjadi semakin luas.

“Relasi HappyFresh yang telah dibina dengan baik kepada grocery retailers di Asia Tenggara memberikan kesempatan untuk kami memahami dan melakukan  evaluasi terhadap tantangan yang dihadapi oleh pemilik toko saat ini. Kami melihat meskipun saat ini sudah banyak pemilik toko yang mulai memanfaatkan teknologi namun kebanyakan masih kurang mengerti dengan cara kerja dan bagaimana menjalankan bisnis yang baik secara online,” tutup Guillem.

Application Information Will Show Up Here

Rayakan Hari Jadi Kedua, HappyFresh Rombak Tampilan Aplikasi dan Rambah Segmen Korporat

Salah satu pionir aplikasi grocery shopping HappyFresh kemarin (23/3) merayakan hari jadinya yang kedua beroperasi di Indonesia. Momentum tersebut menegaskan kehadiran HappyFresh untuk senantiasa fokus pada peningkatan pelayanan kepada para pelanggannya.

Sekadar informasi, HappyFresh didirikan pada Oktober 2014 dan berkantor pusat di Jakarta, namun baru diresmikan pada 23 Maret 2015. Di Indonesia sendiri, HappyFresh telah meluaskan ekspansinya, termasuk ke wilayah Tangerang, Bekasi, Bandung dan Surabaya.

Untuk merayakan hari jadinya tersebut, HappyFresh mengumumkan sejumlah strategi baru. Di antaranya, pembaruan aplikasi HappyFresh versi 2.0 dengan tampilan antarmuka dan home screen baru, serta fitur promo untuk kartu kredit sehingga pelanggan yang melakukan pembayaran lewat kartu kredit dapat langsung menikmati promosi tersebut.

[Baca juga: CEO HappyFresh: “2017 adalah Tahun Kami Berkembang”]

Tak hanya itu, dalam pembaruan aplikasi turut dihadirkan fitur baru lainnya, seperti My Items yang memungkinkan pelanggan untuk melakukan pengecekan terhadap produk yang dibeli; Delivery Checker untuk melacak pesanan pelanggan; Shopper Notes yang menyediakan kolom agar pelanggan dapat memberi pesan kepada Personal Shopper melalui aplikasi terkait spesifikasi barang yang ingin dibeli; dan peta serta kolom notifikasi baru.

“Tampilan antarmuka adalah salah satu elemen penting yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, terutama untuk bisnis berbasis aplikasi dan website seperti HappyFresh. Oleh karenanya, kami terus menerus melakukan inovasi berdasarkan kebutuhan dan gaya hidup pelanggan, agar mereka semakin nyaman dan mudah,” ucap Co-Founder dan CTO HappyFresh Grup Fajar Budiprasetyo dalam keterangan resmi.

Selain memperbarui aplikasi, HappyFresh juga siap menggarap sektor korporat yang dinamai HappyCorporate. Layanan yang disediakan adalah kebutuhan belanja rutin perusahaan (pantry supplies) seperti tisu, kopi, gula, teh, buah, dan makanan ringan. HappyCorporate diklaim mendapat sambutan positif dan sementara ini sudah menjadi 14 perusahaan sebagai pelanggan.

Layanan teranyar ini dinilai sesuai dengan misi perusahaan yang ingin menyediakan lebih banyak pilihan produk dan melayani lebih banyak pelanggan.

Untuk ketersediaan supply barang, HappyFresh juga terus menambah kemitraan dengan perusahaan Fast Moving Consumer Good (FMCG) salah satunya PT Unilever Indonesia, supermarket seperti Transmart Carrefour.

Managing Director HappyFresh Indonesia Filippo Candrini menjelaskan kemitraan dengan Transmart Carrefour sebenarnya sudah dijajaki sejak tahun lalu. Namun baru bisa diwujudkan pada awal tahun ini, opsi gerai Transmart Carrefour pun belum berlaku untuk luar Jabodetabek.

Gerai Transmart Carrefour yang sudah bekerja sama dengan HappyFresh diantaranya berlokasi di MT Haryono, Blok M, Lebak Bulus, Kalimalang, Puri Indah, BSD, dan Depok.

“Banyak pengguna HappyFresh yang request untuk menghadirkan Transmart Carrefour di aplikasi. Kami coba dengarkan permintaan mereka,” ucap Candrini dikutip dari detikINET.

Selain Transmart Carrefour, HappyFresh juga telah bermitra dengan Ranch Market, Farmers Market, Grand Lucky, Lotte Mart, Red & White, Super Indo Supermarket dan LOKA Lifestyle Supermaret.

Kemitraan lainnya, dengan Bank Standard Chartered Indonesia. Pelanggan mendapat program promosi dan reward khusus untuk pengguna kartu kredit Standard Chartered. Bagi yang belum memiliki kartu kredit, pelanggan dapat mengajukan aplikasinya lewat HappyFresh.

“Kami percaya pencapaian selama dua tahun ini akan terus berkembang dengan adanya teknologi anyar yang kami sediakan, serta kerja sama dengan mitra baru. Tahun ini kami optimis dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan melayani lebih banyak pelanggan dibandingkan tahun lalu,” tandas Candrini.

Application Information Will Show Up Here

CEO HappyFresh: “2017 adalah Tahun Kami Berkembang”

Di penghujung tahun 2016, Guillem Segarra didapuk menjadi CEO baru HappyFresh, menggantikan Markus Bihler yang kini menjadi Vice Chairman. Bersama dengan Managing Director HappyFresh Indonesia Filippo Candrini, DailySocial berbincang soal update dan fokus HappyFresh tahun ini.

Salah satu langkah strategis yang dilakukan HappyFresh di awal tahun adalah menggandeng Transmart Carrefour. Transmart Carrefour adalah pemain besar, bahkan terbesar terbesar di industri grocery Indonesia, dan kemitraan ini dirasa penting ini meningkatkan kredibilitas HappyFresh.

Awalnya HappyFresh menjalin kemitraan dengan 2 gerai di Jakarta dan rencananya terus mengembangkannya untuk menjangkau lebih banyak gerai di Jabodetabek.

Filippo menegaskan kawasan Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya tetap menjadi fokus HappyFresh tahun ini dan mereka belum berencana menambah kota-kota baru. Ekspansi bakal diutamakan untuk menambah gerai dan kemitraan dengan ritel di kota-kota tersebut sehingga area cakupannya menjadi semakin luas.

Ketika disinggung soal mitra ritel HappyFresh yang mulai mengembangkan layanan online grocery sendiri, misalnya Ranch Market dengan KeSupermarket, Guillem mengatakan pihaknya tidak merasa khawatir. Menurutnya hubungan mereka bukan sebagai kompetitor, tetapi lebih sebagai sinergi.

Memang pasar online grocery di Indonesia bisa dibilang belum besar. Jangkauannya masih fokus ke kota-kota besar yang banyak dihuni digital adopter yang memiliki sedikit waktu untuk berbelanja barang-barang kebutuhan sehari-hari.

Sinergi antara pemain ritel dan pemain online bisa mendorong perubahan budaya dan mereka optimis bahwa kuenya masih cukup besar untuk dibagi-bagi para pemain di sektor ini, bahkan antara pemain online dan offline sekalipun. Selain HappyFresh dan KeSupermarket, pemain di sektor ini adalah Honestbee dan Go-Mart. Yang terakhir adalah salah satu lini layanan on-demand Go-Jek.

Menariknya, Guillem mengatakan secara bisnis sebenarnya HappyFresh sudah mulai mengarah ke arah profit per akhir tahun lalu. Meskipun demikian, pendanaan masih dibutuhkan perusahaan untuk berekspansi. HappyFresh secara total sudah 3 kali mendapatkan pendanaan, terakhir adalah pendanaan Seri B di bulan Agustus 2016.

Fokus tahun 2017

Guillem menyebutkan tahun 2017 adalah waktu yang tepat bagi pihaknya untuk berkembang setelah 2 tahun pertama memperkenalkan layanan ke masyarakat. Menurutnya, skeptisisme masyarakat telah berubah dan konsumen sudah mulai nyaman berbelanja secara online, terima kasih kepada layanan e-commerce yang sudah membantu membentuk budaya ini.

“[Menurut kami] customer journey tidak hanya soal pengalaman. Fokus [kami] adalah soal pengalaman, mendorong pertumbuhan, dan meningkatkan partisipasi dan keaktifan konsumen,” ujar Guillem.

Selain di Indonesia, HappyFresh juga beroperasi di Malaysia dan Thailand.

Terhadap usaha menjaga kualitas layanan yang menjanjikan pengiriman barang dalam waktu kurang dari satu jam, Guillem menyebutkan HappyFresh memiliki tiga pilar utama sebagai filosofi. Yang pertama mencakup sisi manusia, termasuk dalam pelatihan dan pendelegasian. Hal kedua adalah keunggulan teknologi. Yang terakhir adalah integrasi dan kolaborasi yang erat dengan mitra soal supply chain.

Sebagai pemain lama, pihaknya berharap hadirnya pemain raksasa (misalnya grup Amazon dan Alibaba) ke pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia, bakal mendorong potensi bisnis yang lebih baik. Para raksasa tersebut bakal membantu memperkenalkan bisnis online grocery secara lebih luas dan HappyFresh bisa memetik hasil investasi awalnya untuk membangun bisnis yang berkelanjutan dan berkembang (scale up).

Disinggung soal tren pembayaran di Indonesia, yang penetrasi kartu kreditnya masih terbatas, Guillem menjawab pihaknya terbuka dengan berbagai metode pembayaran yang lain. Guillem melihat ada tren menuju masyarakat non-tunai (cashless), meskipun demikian opsi Cash On Delivery (COD) tetap tersedia.

Application Information Will Show Up Here