Corsair Luncurkan HS50 di Indonesia, Headset Gaming Stereo Bersertifikasi Discord

Void Pro merupakan tulang pungggung Corsair Components di bidang penyajian audio gaming. Tak hanya satu, keluarga headphone ini terdiri dari beragam versi serta turut dilengkapi beragam fitur canggih: ada varian wireless dengan pencahayaan RGB hingga headset USB hybrid. Satu hal yang mungkin jadi kendala ialah harganya. Produk-produk tersebut bukanlah barang murah.

Boleh jadi, itulah alasan sang produsen hardware PC dan gaming gear asal Amerika itu memperkenalkan HS50. Perangkat ini adalah headset stereo yang menjanjikan kenyamanan pemakaian, output suara berkualitas, serta daya tahan tinggi ketika Anda menggunakannya ber-gaming dalam waktu lama. Penyajian HS50 cukup simpel serta ditunjang kompatibilitas ke platform game berbeda.

Corsair HS50 1

Corsair HS50 memiliki arahan desain yang cukup berbeda dari Void Pro. Housing speakernya oval, dengan rancangan cup over ear, dan secara keseluruhan penampilannya terlihat minimalis. Engsel yang menyambung dua bagian speaker ke headband memungkinkannya bergerak bebas, sehingga siap mendukung berbagai tipe dan ukuran kepala. Pengendalian bisa dilakukan langsung di unit headphone, mempersilakan Anda mengatur volume hingga mengaktifkan fungsi mute.

Corsair HS50 2

Produsen memanfaatkan struktur logam demi memastikan HS50 mampu bertahan dari perlakuan kasar para gamer. Lalu untuk membuat pengalaman penggunaan yang nyaman (termasuk para gamer berkacamata), Corsair membubuhkan bantalan berbahan memory foam di ear cup dan bagian bawah headband. Dan uniknya lagi, Anda dapat melepas microphone jika tidak digunakan.

Corsair HS50 3

Aspek komunikasi menjadi perhatian utama Corsair dalam merancang HS50.  Mic removable di sana adalah varian unidirectional, dan telah dibekali fitur noise cancelling sehingga lawan bicara bisa mendengar suara Anda secara jelas dan jernih. Bagian tersebut juga sudah memperoleh sertifikasi Discord, salah satu aplikasi voice chat favorit gamer – tersedia di Windows, Linux, iOS, Android serta MacOS.

Jantung dari Corsair HS50 ialah driver neodymium 50mm yang kabarnya sanggup ‘menghidangkan kualitas suara superior dengan keakuratan tinggi serta jangkauan audio yang luas’. Headset tersambung ke perangkat gaming melalui kabel berkepala 3,5mm, siap jadi teman setia gamer PC, Xbox One, PlayStation 4, sampai Nintendo Switch. Agar tampil serasi dengan console Anda, Corsair turut menyediakan model bergaris oval warna ‘biru PlayStation’ atau ‘hijau Xbox’.

Di Amazon, Corsair HS50 dijajakan seharga mulai dari US$ 50. Saat artikel ini ditulis, saya belum menemukannya di channel penjualan lokal.

Sumber: Corsair.

[Review] Headphone MSI Immerse GH70, Bukti Keseriusan MSI di Ranah Audio Gaming

Kesuksesan MSI sebagai brand gaming tak lepas dari dukungan SteelSeries. Perusahaan Denmark itu terus membantu penggarapan keyboard di notebook gaming mereka, dan dahulu, produk MSI sering dibundel bersama headset SteelSeries. Bahkan ketika sang produsen Taiwan mengenalkan headphone-nya sendiri (seperti DS502/DS502), MSI tetap mengadopsi rancangan gaming gear SteelSeries.

Keseriusan MSI dalam meracik headset baru betul-betul terlihat di awal tahun ini, ketika sejumlah periferal gaming menjadi bagian dari presentasinya di CES 2017. Di sana, saya berkenalan dengan Immerse GH70, headphone gaming premium pertama buatan Micro-Star International. Produsen menyadari bahwa para kompetitornya telah lebih berpengalaman dan sudah memupuk prestasi di segmen ini. Agar bisa bersaing, MSI mencoba memampatkan segala macam teknologi serta fitur canggih di Immerse GH70.

Kira-kira tujuh bulan semenjak perkenalan itu, MSI menawarkan saya kesempatan untuk bertemu lagi dengan Immerse GH70 dan menjajalnya lebih personal. Dan selama beberapa minggu ini, saya merasakan hasil dari kerja keras produsen demi memastikan performa audio headphone ini setara penampilan menawannya. MSI juga berusaha menjaga penyajiannya tetap simpel, agar Immerse GH70 bisa mudah dioperasikan oleh pengguna awam sekalipun.

Silakan simak ulasan lengkapnya di bawah.

 

Bundel pembelian

Immerse GH70 dibungkus dalam boks hitam. Headphone ditaruh di atas dudukan pastik, dan saat bagian ini diangkat, Anda bisa menemukan pouch hitam dari kulit sintetis dan lembar panduan. Kantong tersebut sangat lembut, cocok untuk jadi tempat penyimpanan headphone ketika Anda bepergian.

Immerse GH70 19

Immerse GH70 20

 

Desain

MSI Immerse GH70 adalah headphone dengan ear cup over-the-ear bundar. Bagian tersebut disambung oleh dua batang headband baja yang kuat dan lentur. Sebuah headband lagi melintas di bawahnya, kali ini empuk serta fleksibel. Ia berperan sebagai bantalan sehingga headset dapat pas di segala jenis kepala. Pendekatan itu mengindikasikan bagaimana MSI masih mengakui keunggulan desain salah satu produk audio gaming terlaris SteelSeries, Siberia V2.

Immerse GH70 21

Immerse GH70 39

Headphone mempunyai engsel putar sehingga housing speaker bisa diarahkan ke depan. Selanjutnya, elemen logam turut dibubuhkan pada sisi luar housing, memberikan kesan asimetris saat dilihat dari samping. Bagian tersebut memanfaatkan struktur plastik yang dipadu tekstur matte, memperkuat tema metaliknya. Buat saya, Immerse GH70 sangat pas ketika dipasangkan dengan perangkat-perangkat gaming MSI, dari mulai notebook GS dan GT, hingga desktop Aegis ataupun Trident.

Immerse GH70 37

Immerse GH70 40

Hampir segala elemen di headset ini berkesan tebal, industrial dan ‘berani’: MSI tak ragu-ragu memanfaatkan desain dengan banyak sudut, menonjolkan kabel antara housiing dan headband, juga mengimplementasikan arahan serupa pada unit kendali. Di sana, tersedia kenop pengaturan volume, tombol buat mengaktifkan surround sound 7.1 serta tombol mute microphone. Immerse GH70 terhubung ke PC melalui kabel braided sepanjang 2-meter dengan ujung USB 2.0 berlapis emas.

Immerse GH70 31

Immerse GH70 23

Seperti Siberia V2, microphone retractable -nya bersembunyi dalam ear cup kiri, bisa ditarik keluar saat Anda ingin menggunakannya. Struktur lengan mic tersebut dapat mudah diubah – bisa diarahkan mendekati atau menjauhi mulut.

Immerse GH70 35

Immerse GH70 26

Pertunjukan pencahayaan RGB juga menjadi aspek esensial pada desain Immerse GH70. Saat headphone dicolokkan ke PC, LED merah di logo naga Gaming G Series segera menyala, disempurnakan oleh latar belakang RGB (jika diperhatikan lebih teliti, memiliki pola sisik naga). Warna dan pola pencahayaan bisa utak-atik lebih jauh lewat dua software: MSI Gaming Center dan Mystic Light.

Immerse GH70 32

Immerse GH70 34

 

Daya tahan dan kenyamanan

Arahan desain berkonsep tebal memengaruhi konstruksi Immerse GH70. Headphone ini terasa sangat kokoh dan kekar, dan sejauh ini saya belum menemukan bagian-bagian yang mencemaskan. Walaupun engselnya sempat saya putar dengan kasar, ia sama sekali tidak menunjukkan kelemahan. Kabel braided-nya pun tak perlu dikhawatirkan, komponen ini sangat kuat (bahkan sedikit kaku).

Immerse GH70 25

Immerse GH70 22

Untuk padding, MSI memanfaatkan busa empuk (hampir sekelas memory foam) yang dilapisi bahan kulit sintetis super-lembut. Bahkan saat dikenakan di ruang tanpa pendingin udara, suhu di area telinga tak pernah melewati batasan tidak nyaman. MSI juga kabarnya menyediakan bantalan berlapis kain opsional (tidak dibundel dalam packaging). Selain itu, material kulit sintetis serupa turut digunakan pada headband sekunder.

Immerse GH70 30

Immerse GH70 36

Saat dikenakan, Immerse GH70 segera mencengkeram kepala Anda dengan erat. Ia tidak akan terlepas kecuali jika kepala diguncangkan sangat kencang. Buat saya, tekanan ear cup ke kepala sedikit terlalu tinggi (terutama di area depan telinga dan rahang atas). Namun uniknya, headphone tidak menyebabkan pemakaian kacamata jadi tak nyaman, saya malah tidak berasakan tekanan di bagian tangkai kacamata yang ditindih padding berkat busa empuknya.

Immerse GH70 38

Immerse GH70 17

Immerse GH70 lebih berbobot dibanding sejumlah headset gaming kompetitor. Saya belum mengetahui pasti berapa beratnya, tetapi dengan mendengakkan atau menundukkan kepala, saya bisa merasakan sedikit pergeseran posisi headphone akibat gravitasi.

 

Software dan kustomisasi

App Mystic Light dapat digunakan jika Anda ingin menyinkronkan seluruh pencahayaan di sistem gaming, namun bagi saya, Gaming Center lebih esensial. Selain memperkenankan kita mengakses lighting RGB, software tersebut menyuguhkan keleluasaan konfigurasi audio. Komentar saya terhadap penyajiannya sama seperti di review mouse Clutch GM70: sebaiknya MSI membundel semuanya dalam satu aplikasi all-in-one agar tidak membingungkan.

Immerse GH70 1

Gaming Center sendiri memang tidak seelok software companion punya kompetitor, tetapi fungsi-fungsi di sana disuguhkan secara efisien. App bisa segera mengetahui saat Immerse GH70 tersambung ke komputer, dan dengan mengklik gambar headset, Anda dipersilakan mengakses setting output suara, microphone, dan LED.

Immerse GH70 3

Immerse GH702

Immerse GH70 4

Immerse GH70 5

Di menu suara, kita bisa mengaktifkan fitur Xear Surround, memilih mode (film atau musik) serta sample rate, menentukan ukuran ruangan, hingga mengoprek equalizer. Pemilihan sample rate juga ada di menu mic, beserta opsi Xear Effects buat mengaktifkan Magic Voice. Dengannya, saya dapat mengubah suara normal menjadi suara monster, kartun, atau suara wanita. Fitur ini saya pakai di Titanfall 2, dan sempat menyebabkan kehebohan…

Immerse GH70 6

Immerse GH70 8

Immerse GH70 7

Di menu ketiga, Anda bisa mengutak-atik pola pencahayaan LED serta memilih warna dari palet red-green-blue – jumlahnya ada 16,7 juta warna lebih. Saya punya dua efek favorit, pertama adalah Cycling agar LED menampilkan warna berbeda-beda, dan kedua ialah Beats Mode. Di mode ini, LED akan mengikuti dentuman audio dan suara musik – memberi kesan cyberpunk pada Immerse GH70.

Immerse GH70 9

Immerse GH70 10

 

Performa suara dan pengalaman penggunaan

Saya bukanlah pakar audio seperti beberapa rekan di DailySocial, tapi sebagai gamer, saya tahu apa yang betul-betul dibutuhkan. Dan dengan gembira, saya tak ragu merekomendasikan MSI Immerse GH70 bagi gamer yang berkesempatan membelinya. Dengan sedikit penyesuaian pada Gaming Center, saya menemukan setting paling manis buat menonjolkan detail – aspek krusial dalam game-game shooter bertempo cepat – tanpa mengorbankan performa bass.

Immerse GH70 18

Immerse GH70 15

Immerse GH70 merupakan headphone yang tersertifikasi audio Hi-Res, sanggup menghidangkan output berkualitas 24-bit/96KHz. Performanya akan sempurna jika dikombinasikan dengan perangkat-perangkat yang siap mendukungnya – misalnya GT83VR, GT73VR, GS73VR, GS63VR, serta GS43VR.

Dengan memadukan audio Hi-Res dan surround sound 7.1, saya bisa mudah mendeteksi posisi lawan di Titanfall 2 dari derap langkah serta suara dorongan jet pack mereka. Sembari mengenakan headphone ini, saya tak pernah merasa bosan mendengarkan suara hantaman peluru meriam 50mm di robot lawan, bunyi gemuruh senapan mesin 20mm saat memuntahkan timah panas, hingga suara senapan serbu yang semakin nyaring ketika amunisi dalam magasin mulai menipis.

Immerse GH70 11

Immerse GH70 12

Performa suara Immerse GH70 tak kalah menonjol sewaktu dipakai menikmati game ‘santai’ seperti Divinity: Original Sin II. Suara derakan sihir listrik terdengar tajam dan mengerikan, lalu proyektil batu raksasa skill Fossil Strike juga terasa begitu berat serta berbahaya. Headphone ini memperkenankan saya mendengar detail yang sebelumnya terlewati, misalnya tetesan air di batu dan langkah kaki yang bergema dalam gua.

Immerse GH70 13

Immerse GH70 14

Kinerja musiknya juga tak kalah istimewa, dan supaya optimal, jangan lupa pilih mode musik di Game Center. Immerse GH70 saya uji dengan file FLAC lagu While My Guitar Gently Weeps (Beatles), Closer to the Edge (30 Seconds to Mars), Asleep in the Deep (Mastodon), dan tak lupa Bohemian Rhapsody (Queen). Semuanya terdengar memuaskan bagi sepasang ‘telinga non-emas’ yang saya miliki ini.

Immerse GH70 28

Immerse GH70 41

Berbicara lebih teknis, Immerse GH70 menyimpan unit driver neodymium 50mm sebagai jantungnya, memiliki impedansi 32ohm dan dapat menyajikan frekuensi dari 20Hz hingga 40KHz. Microphone-nya sendiri bisa merespons suara di frekuensi 100Hz sampai 10KHz.

 

Konklusi

Terlepas dari sejumlah kekurangan kecil seperti penyajian app dan tekanan ear cup yang sedikit berlebihan, tak butuh waktu lama bagi MSI Immerse GH70 untuk menjadi bagian esensial dari kegiatan gaming saya sehari-hari. Detail serta kinerja suara berbasis surround sound 7.1 adalah kekuatan utama produk ini, namun saya juga sangat mengapresiasi serunya proses kustomisasi fitur serta pencahayaan LED via Gaming Center. Selain itu, buat saya Magic Voice merupakan kejutan tak terduga, memberikan kesempatan ‘bereksperimen’ dalam game-game multiplayer online.

Immerse GH70 24

Immerse GH70 ialah satu dari sedikit perangkat yang berhasil mendorong saya untuk mengulang beberapa permainan dari awal. Headphone ini menyadarkan saya bahwa boleh jadi ada banyak hal di game yang tak sengaja terlewatkan. Setelah Divinity: Original Sin II beres, saya berniat buat menamatkan Doom lagi sambil ditemani Immerse GH70, dan sesudah itu, Project CARS 2.

Untuk sementara, tim MSI Indonesia belum menginformasikan harga resmi dari Immerse GH70 di tanah air. Di Amazon, headphone ini dibanderol di harga US$ 130.

Asus ROG Strix Fusion 300 Sajikan Audio 7.1 Berkelas Tanpa Menyebabkan Telinga Berkeringat

Sebelum diadopsi jadi bagian dari keluarga notebook Asus Republic of Gamers, konsumen mengenal Strix sebagai salah satu brand komponen dan aksesori gaming milik Asus – terdiri dari keyboard, mouse sampai kartu grafis dan sound card. Dan dalam meramu headphone high-end barunya, perusahaan hardware asal Taiwan itu mencoba merangkul lebih banyak segmen gamer.

Di akhir minggu lalu, Asus resmi mengumumkan ROG Strix Fusion 300, headphone spesialis gaming pertama dalam seri ROG Strix Fusion. Produsen membekalinya dengan bermacam-macam teknologi eksklusif, sistem surround 7.1, serta desain super-nyaman. Satu hal yang membuat ROG Strix Fusion 300 istimewa ialah kesiapannya menunjang platform game berbeda – dari mulai PC, console, Mac, hingga tablet dan smartphone.

ROG Strix Fusion 300 1

Dan berbicara desain, faktor kenyamanan menjadi perhatian utama di ROG Strix Fusion 300. Meski Anda mengenakannya di waktu lama, Asus berjanji headphone ini tidak akan menyebabkan telinga jadi berkeringat. Rahasianya terdapat pada pemanfaatkan kombinasi bahan ‘kulit-protein’ serta kain berongga untuk melapisi padding demi memaksimalkan sirkulasi udara. Bantalan tersebut dibubuhkan pada earcup over-ear oval, agar kompatibel dengan berbagai bentuk telinga.

ROG Strix Fusion 300 5

Dua unit earcup tersambung oleh sebuah headband. Bagian tersebut turut dilapisi bantalan empuk, lalu panjang-pendeknya bisa disesuaikan. Berdasarkan gambar yang Asus berikan, headphone turut dibekali engselputar  di antara headband dan earcup, sehingga ROG Strix Fusion 300 dapat mengikuti kontur kepala Anda. Bobot headphone ini juga diklaim cukup ringan untuk produk kelas gaming, hanya 360g. Ia tersambung ke perangkat gaming Anda via USB 2.0 atau jack audio 3,5mm.

ROG Strix Fusion 300 3

Produsen menyematkan driver Asus Essense 50mm sebagai jantung dari ROG Strix Fusion 300, mengombinasinya dengan sistem audio surround 7.1 – dapat diaktifkan dengan menekan satu tombol. Perbedaan antara driver Essense dan varian 50mm biasa terletak pada penggunaan cover logam. Kata Asus, bahan ini dipilih untuk meminimalkan distorsi agar output lebih presisi.

ROG Strix Fusion 300 2

Fitur unik lain di ROG Strix Fusion 300 ada pada ruang akustiknya. Headphone memanfaatkan desain audio chamber kedap udara, demi memastikan detail suara tidak hilang dan output terdengar lebih ‘penuh dan kaya’. Dengan begini, ROG Strix Fusion 300 tak hanya cocok dipakai buat menemani Anda ber-gaming, tapi juga untuk menikmati konten hiburan lain seperti film dan musik.

Asus rencananya akan mulai memasarkan ROG Strix Fusion 300 di akhir bulan September ini, dijajakan di harga £ 100 atau kisaran US$ 136.

Via Tech Powerup, Sumber: Asus.

Headphone HyperX Cloud Alpha Gunakan Teknologi ‘Ruang Ganda’ Demi Suguhkan Audio Berkualitas Tinggi

Sub-brand HyperX diperkenalkan Kingston 15 tahun silam untuk menandai produk-produk berperforma tinggi. Pelan-pelan portfolio HyperX meluas. Tadinya hanya terdiri dari memori, belakang mulai bermunculan sejumlah gaming gear di bawah namanya. Kreasi terbaru perusahaan privat asal Amerika itu adalah mouse gaming pertama mereka, HyperX Pulsefire.

Berniat untuk menyempurnakan lineup periferal gaming divisi HyperX, Kingston mengumumkan Cloud Alpha di Gamescom Cologne 2017. HyperX Cloud Alpha adalah headphone speasialis gaming untuk PC dan console, diklaim sebagai produk pertama berteknologi revolusioner bernama dual chamber, menjanjikan ‘output suara berkualtias tinggi yang tak ada duanya’.

HyperX Cloud Alpha 2

Cloud Alpha merupakan headset berdesain overear. Produsen memanfaatkan frame dari bahan aluminium yang ringan dan kuat, siap menangani perlakuan kasar dari gamer. Engsel yang menyambung bagian earcup dan frame membuatnya mudah beradaptasi dengan tipe kepala berbeda. Kedua earcup tersebut tersambung oleh headband berlapis memory foam dan kulit sintetis.

Padding bermaterial serupa bisa Anda temukan di bagian dalam earcup. Kingston merancangnya agar Cloud Alpha tetap terasa ringan dan nyaman saat dikenakan selama berjam-jam. Kabel audio 3,5mm serta bagian mic-nya bisa dilepas, dan tersedia pula modul kendali in-line agar pengaturan volume bisa dilakukan tanpa perlu menghentikan permainan. HyperX Cloud Alpha kompatibel dengan berbagai macam platform game, dari mulai PC, PlayStation 4 (dan versi Pro), Xbox One (juga varian S), Nintendo Switch, hingga Mac dan Android.

HyperX Cloud Alpha 3

Dual chamber sendiri ialah teknik pemisah bass, dan nada mid serta tinggi untuk menghasilkan output suara lebih dinamis; sehingga apapun jenis konten hiburannya – game, film, musik – audio terasa lebih nyata. Sistem ini juga katanya sangat efektif dalam meminimalkan distorsi. Dalam video game, dual chamber kabarnya sangat membantu kita mendeteksi arah datangnya bunyi.

HyperX Cloud Alpha 4

Sebagai ‘jantung’ dari HyperX Cloud Alpha, Kingston membenamkan driver 50-milimeter, lalu memadunya dengan sistem closed-back. Headphone mampu menghidangkan frekuensi dari 13Hz sampai 27.000Hz, kemudian microphone noise cancelling-nya bisa merespons frekuensi 50Hz hingga 18.000Hz. Cloud Alpha juga sudah memperoleh sertifikasi resmi dari Discrod dan TeamSpeak.

Di website, produsen tak ragu mengomparasi HyperX Cloud Alpha dengan beberapa produk rival yang dibanderol di harga serupa. Menurut Kingston, headset mereka lebih unggul dari Logitech G433 dan SteelSeries Arctic 5 berkat pemakaian frame aluminium serta ukuran driver yang lebih besar.

HyperX Cloud Alpha rencananya akan mulai dijual pada tanggal 25 September 2017, dijajakan di harga US$ 100.

Sumber: Business Wire.

Butuh Headset Gaming Tapi Dana Terbatas? CM MasterPulse MH320 Ialah Solusinya

Fungsi-fungsi krusial serta komponen berkualitas yang dibutuhkan gamer membuat harga headset gaming melambung tinggi. Audio dengan bass membahana dan output super-detail, hingga sistem noise cancelling canggih hanyalah sedikit contoh fitur pendongkrak performa permainan. Tak jarang kita harus mengeluarkan uang ratusan dolar buat meminang mereka.

Namun Cooler Master mengerti, tidak semua gamer diberkahi modal yang besar. Produsen komponen PC asal Taipei itu mencoba memberikan solusi atas kendala tersebut. Minggu ini, Cooler Master memperkenalkan MasterPulse MH320, headphone gaming terbaru dan paling terjangkau persembahan perusahaan privat yang mulai bermain di ranah penyediaan gaming gear pada tahun 2008 itu. Dan meski ditawarkan di harga ekonomis, Cooler Master tidak berkompromi soal mutu.

Cooler Master MasterPulse MH320 1

Seperti MSI Immerse GH70, Cooler Master tampaknya juga mengambil inspirasi desain dari SteelSeries Siberia V2. MasterPulse MH320 memanfaatkan tipe headbandself-adjusting‘, terdiri dari dua bagian: struktur keras yang menyambungkan earcup kanan dan kiri, serta strap lentur di bawahnya.

Begitu headphone dikenakan, kombinasi tekanan pada headband dan strap memastikan MasterPulse MH320 mencengkeram kepala dengan mantap. Kemudian engsel di earcup memungkinkannya bergerak cukup bebas, sehingga MH320 bisa tetap pas dengan segala bentuk kepala.

Cooler Master MasterPulse MH320 3

Cooler Master mamanfaatkan konstruksi baja agar MH320 tahan banting, dan selanjutnya, produsen mencantumkan bantalan empuk berlapis kulit sintetis lembut – menjanjikan kenyamanan tinggi meski Anda memakainya dalam waktu lama. Bagian mic-nya sendiri tidak bisa dimasukkan ke dalam earcup seperti Siberia V2, tapi posisi lengannya dapat dinaik-turunkan serta ditekuk.

Earcup mengusung jenis closed-back agar user bisa lebih fokus bermain. Pad di sana juga berfungsi sebagai sistem noise cancelling pasif. Di dalamnya, MasterPulse MH320 menyimpan driver 40-milimeter, dapat menyuguhkan audio di rentang frekuensi 20 hingga 20.000Hz. Selanjutnya, produsen membekali boom microphone dengan kemampuan meminimalkan suara-suara eksternal. Mic tersebut bisa merespons input berfrekuensi 100 sampai 10,000Hz.

Cooler Master MasterPulse MH320 2

MasterPulse MH320 tersambung ke perangkat gaming Anda via kabel audio 3,5-milimeter sepanjang 2,1-meter, dan siap mendukung segala jenis platform permainan. Di kabel tersebut, Anda dapat menemukan modul kecil yang dibekali dial serta switch untuk mengatur volume dan menyala-matikan microphone (sayang sekali tidak ada fitur mute otomatis ketika mic diangkat ke atas).

Rencananya, Cooler Master akan meluncurkan MasterPulse MH320 mulai akhir bulan Agustus ini. Harganya sangat terjangkau, headphone cuma dibanderol US$ 40.

Sumber: Cooler Master.

Roccat Khan Pro Ialah Gaming Headphone Berstandar Hi-Res Audio Pertama di Dunia

Kurang lebih dua tahun terakhir, high resolution audio tiba di segmen mainstream. HRA menyuguhkan output tidak terkompresi – biasa berfrekuensi 96kHz atau 192kHz di 24-bit – dan belakangan, teknologi ini mulai hadir di notebook-notebook gaming high-end. Saat hardware utamanya sudah siap, kini kita tinggal menunggu dukungan dari produsen-produsen gaming gear.

Standar hi-res memang melekat pada produk-produk premium. Menariknya, Roccat punya pendekatan berbeda dalam meramu perangkat baru mereka. Minggu lalu, perusahaan gaming gear asal Jerman itu memperkenalkan Khan Pro, headphone stereo kelas eSport bersertifikasi high resolution audio pertama di dunia (memperoleh pengakuan dari Consumer Technology Association) yang dijajakan di harga terjangkau.

Roccat Khan Pro adalah headphone over-ear, memiliki earcup oval, tersambung ke headband adjustable yang menyimpan slider stainless steel. Tubuh headset terbuat dari material plastik pilihan – kuat serta ringan – dan bobot totalnya hanya 230-gram. Roccat juga membubuhkan rangkaian engsel sehingga beberapa bagian Khan Pro dapat bergerak bebas (hingga 95 derajat). Hal ini dimaksudkan agar headphone mendukung berbagai macam bentuk kepala.

Demi memastikan gamer tetap merasa nyaman, Roccat memanfaatkan memory foam di bantalan telinga dan headband. Kelengkapan lainnya juga dihadirkan simpel dan mudah digunakan: lengan mic tersambung ke earcup kiri, akan mute secara otomatis begitu Anda angkat ke atas; lalu di area belakangnya, Anda bisa menemukan dial pengaturan volume. Khan Pro dapat tersambung ke PC, PS4, Xbox One dan perangkat mobile via kabel dengan colokan 3,5mm.

Roccat Khan Pro 2

Sertifikasi hi-res audio sendiri menjanjikan nada-nada ‘tinggi, menengah dan rendah yang kaya’ sehingga Anda bisa mudah mengetahui lokasi lawan secara akurat. Khan Pro juga didukung driverhigh speed‘ demi memastikan tak ada keterlambatan pada output, lalu dibantu pula oleh solusi noise cancelling pasif buat membungkam suara-suara di luar yang berpeluang mengganggu Anda.

Roccat Khan Pro 3

Khan Pro menyajikan frekuensi suara dari 20Hz ke 40kHz melalui driver berukuran 50-milimeter di dalam. Kabarnya, microphone di sana dapat menangkap frekuensi 100Hz sampai 10kHz, membuat percakapan jarak jauh terdengar jernih dan natural karena selangkah mendekati spektrum suara manusia.

Roccat Khan Pro 1

Roccat rencananya akan mulai memasarkan Khan Pro di bulan Oktober 2017 nanti. Produsen menyediakan tiga pilihan warna, yakni hitam, putih serta abu-abu; dan Anda bisa memilikinya tanpa harus mengeluarkan uang terlalu banyak, hanya US$ 100.

Sumber: Roccat.org.

Headphone Gaming Flagship Razer Baru Ini Buat Medan Tempur Digital Terasa Nyata

Dengan mengedepankan aspek kenyamanan dan desain, Razer memperkenalkan headphone Tiamat 7.1 di tahun 2012. Setelah mencobanya, komentar para reviewer terdengar senada: untuk produk yang dijajakan di harga tinggi, kualitas suaranya masih bisa ditingkatkan lagi. Mungkin itulah hal yang memotivasi Razer memperkenalkan penerusnya lima tahun kemudian.

Pada tanggal 25 Juli 2017 kemarin, produsen gaming gear yang dinahkodai CEO Min-Liang Tan itu memperkenalkan inkarnasi terbaru dari headphone kelas flagship mereka. Razer menamainya Tiamat 7.1 V2. Lewat produk premium ini, mereka menjanjikan pengalaman audio surround 7.1 berbekal tak kurang dari 10 driver untuk membawa Anda masuk ke dunia virtual lebih jauh lagi.

Razer Tiamat 7.1 V2 3

Razer Tiamat 7.1 V2 memiliki penampilan hampir identik seperti pendahulunya. Earcup mengusung desain persegi yang ergonomis, dimaksudkan agar dapat merangkul seluruh permukaan telinga. Sekali lagi, kenyamanan jadi perhatian utama Razer. Pertama, produsen memanfaatkan headband lentur sekunder ala SteelSeries Siberia V2 agar headset lebih fleksibel sekaligus memastikan distribusi tekanan ke kepala lebih merata. Kedua, Razer menggunakan bantalan empuk berlapis kulit sintetis, berguna pula buat mengisolasi suara.

Razer Tiamat 7.1 V2 2

Earcup mempunyai jendela transparan, dan dari sana, Anda bisa melihat bagaimana Razer menjejalkan lima buah driver di masing-masing bagian demi menghidangkan soundstage yang lebih baik. Setup-nya terdiri dari subwoofer 40mm, dua driver depan 30mm, serta driver tengah dan belakang sebesar 20mm. Buat menonjolkan setup tersebut secara visual, Razer mengintegrasikan sistem pencahayaan Chroma ke bagian dalam earcup, dan mempersilakan Anda mengustomisasinya dengan pilihan 16,8 juta warna.

Razer Tiamat 7.1 V2 4

Driver-driver itu bekerja secara kompak sehingga pengguna bisa benar-benar tahu secara akurat dari mana arah datangnya suara – sangat membantu dalam pertandingan kompetitif. Razer tak lupa menyediakan Audio Control Unit versi baru. Modul terpisah ini dirancang buat memudahkan pengaturan volume dan memilih mode output – 7.1 atau stereo. Audio Contro Unit juga dibekali fitur pass-through, memungkinkan kita men-switch setup dari headset ke speaker eksternal via satu sentuhan pada tombol.

Razer Tiamat 7.1 V2 1

Gamer saat ini sangat mengandalkan audio untuk mendeteksi posisi. Mendengar arah langkah kaki dan suara tembakan sangat krusial bagi kemenangan,” kata Min-Liang Tan di rilis pers. “Berkat kehadiran lima driver di masing-masing earcup, Razer Tiamat 7.1 V2 mampu menunjukkan sumber suara secara akurat, sangat berguna dalam pertandingan FPS atau ketika Anda hanya ingin sekedar menikmati soundstage masif dalam permainan.”

Razer Tiamat 7.1 sudah mulai dijual di Razer Store, dibanderol di harga US$ 200.

Sumber: RazerZone.com.

Setelah Diperkenalkan di CES 2017, MSI Akhirnya Resmi Luncurkan Headset Gaming Immerse GH70

Presentasi MSI di CES 2017 yang diwarnai dengan pengenalan sejumlah gaming gear ialah hal unik. Dahulu, MSI hanya menyiapkan periferal sebagai pelengkap bundel. Tapi walaupun device-device baru tersebut cukup menjanjikan, MSI tak buru-buru meluncurkannya. Mouse gaming  Clutch GM70 dan GM60 dilepas lima bulan setelah penyingkapan perdananya, lalu Immerse GH70 baru menyusul di bulan ini.

Di tanggal 13 Juli 2017 kemarin, sang produsen hardware gaming asal Taiwan itu resmi meluncurkan headphone MSI Immerse GH70. Headset tersebut sejauh ini merupakan produk audio paling high-end racikan MSI, dan tak heran jika tim desainer mencoba memastikannya tampil menarik dan bisa diintegrasikan dengan gaming notebook kesayangan Anda, sekaligus memampatkan segala macam teknologi canggih di dalam.

MSI Immerse GH70 2

Desain Immerse GH70 mungkin segera mengingatkan Anda pada headset populer buatan SteelSeries. Hal ini mungkin tidak mengherankan mengingat kedua perusahaan sudah lama melakukan kolaborasi, terutama dalam menggarap keyboard di laptop gaming MSI.

MSI Immerse GH70 3

Seperti Siberia V2, Immerse GH70 mengusung headband dua bagian dipadu headband sekunder lentur di bawahnya. Lewat metode ini, headphone jadi lebih fleksibel dan tekanan ke kepala terdistribusi secara merata. MSI memanfaatkan earcup empuk yang mudah digonta-ganti – tersedia opsi berbahan kain atau kulit. Microphone-nya juga lentur, dapat dikeluar-masukkan ke dalam housing, dan Anda bisa menyesuaikan kelengkungan mic dengan mudah.

MSI Immerse GH70 1

Agar penampilannya lebih menarik, MSI turut membubuhkan sistem pencahayaan RGB Mystic Light pada bagian eksternal earcup. Via software companion di PC, Anda dipersilakan memilih jutaan warna, atau memanfaatkan fitur Mystic Light Sync sehingga efek cahayanya bisa dibuat serasi seperti warna RGB di komponen (motherboard misalnya) serta periferal lain.

MSI Immerse GH70 4

Immerse GH70 menyajikan audio surround 7.1, dipersenjatai unit driver 50-milimeter bersertifikasi audio Hi-Res. Sertifikasi tersebut susah-susah MSI peroleh demi memberikan gamer keunggulan dibanding lawan mainnya karena berkat penyajian suara yang detail, kita dapat tahu arah datang musuh bahkan sebelum melihatnya. Sistem 7.1 memungkinkan user mendengar suara dari tujuh penjuru, dibantu satu subwoofer.

Proses setting dan utak-atik efek suara bisa dilakukan lebih lanjut via software MSI Gaming Center. Kemudian headset juga memiliki modul kendali buat menyala-matikan fitur 7.1, mengatur volume, serta menonaktifkan mic.

Immerse GH70 kabarnya sudah mulai tersedia di toko-toko retail mulai bulan Juli 2017. Untuk sementara ini, MSI belum memberi informasi soal harganya.

Sumber: MSI.

[Review] Headset Sennheiser GSP 300, Pilihan Gamer yang Mengutamakan Performa Ketimbang Rupa

Ranah gaming yang kian populer dan memperoleh banyak perhatian terlalu menarik untuk diabaikan. Kini semakin banyak produsen consumer electronic dari berbagai bidang turut berkecimpung di sana, termasuk perusahaan spesialis audio asal Jerman, Sennheiser. Sudah lama mereka berkompetisi dalam penyediaan gaming gear dengan brand-brand terkenal.

Diperkenalkan perdana di acara Gamescom 2016, Gaming Series GSP 300 adalah salah satu headset gaming terbaru Sennheiser. Sang produsen bilang mereka meraciknya sedemikan rupa agar dapat menyuguhkan depth of field mendetail serta bas membahana. Selain itu, GSP 300 juga didesain agar nyaman dikenakan di waktu lama, ringan, serta mudah didesesuaikan ke beragam tipe kepala. Ketika GSP 350 dikhususkan untuk gamer di PC, GSP 300 siap mendukung para console gamer berkat konektivitas fisik berupa colokan 3,5mm.

GSP 300 20

Beberapa minggu lalu, saya diberi kesempatan oleh Sennheiser untuk mencoba sendiri performa GSP 300. Berpedoman pada temanya, mayoritas waktu saya habiskan bersama headphone buat ber-gaming. Dan lewat artikel ulasan ini, saya bermaksud mengungkapkan pengalaman selama memakainya. Ayo silakan disimak.

Design

Perangkat-perangkat untuk gaming umumnya terkenal dengan desain yang ‘berlebihan’. Kadang hal itu membuat kita berpikir, apakah arahan tersebut sebetulnya benar-benar bermanfaat atau diusung hanya supaya terlihat menarik atau sekedar gimmick? Konsep Sennheiser GSP 300 cukup bertolak belakang dengan produk-produk rivalnya. Walaupun lekukan-lekukan khas gaming gear bisa Anda temukan di tubuhnya, kesan simpel tetap sangat menonjol di sana.

GSP 300 2

Tubuh GSP 300 tersusun dari material plastik, dan ini alasannya headphone terasa ringan saat dikenakan, bobotnya hanya sekitar 290-gram. Menariknya, material tersebut tidak membuatnya tampak murahan berkat sambungan-sambungan yang rapi dan penggunaan warna plastik berbeda – kombinasi hitam dan abu-abu gelap. Selanjutnya, permukaan matte mempertegas kesan profesional, sekaligus bisa meminimalisir baretan akibat benturan.

GSP 300 18

GSP 300 18

GSP 300 memiliki rancangan identik dengan varian GSP 350 di mana earcup over-ear-nya menyelubungi seluruh permukaan telinga. Perbedaan keduanya hanya terletak pada warna striping di mic, di area dalam earcup dan bantalan di headband. GSP 300 dibumbui warna biru, sedangkan GSP 350 berwarna merah. Tak seperti SteelSeries atau Razer, Sennheiser tidak menyediakan pilihan warna lain.

GSP 300 17

GSP 300 16

Saya pribadi cukup menyukai penampilan ergonomis Sennheiser GSP 300. Ia tidak memiliki sudut yang terlampau tajam, dan semua komponen di sana punya fungsi. Ukuran headband bisa Anda panjangkan dengan menarik earcup, kemudian silakan tarik lengan boom mic ke bawah ketika ingin berkomunikasi dengan rekan tim dan kembalikan lagi ke atas buat menyalakan fungsi mute, lalu Anda juga dapat mengatur volume dengan memutar kenop di area bawah earcup kanan.

GSP 300 12

Headphone tidak mempunyai pencahayaan LED, namun saya rasa, gamer pro tidak membutuhkan warna-warni lampu LED sewaktu mereka sedang sibuk membidikkan crosshair ke wajah musuh dari tempat berlindung.

GSP 300 6

GSP 300 5

Kendala yang saya temui pada desain ada pada penyajian kabelnya. Kabel 2,5-meter di sana memang cukup panjang sehingga Anda leluasa dalam bergerak, tapi bagian ini tidak bisa dilepas. Kabel juga hanya berlapis karet dan bahannya lembut; jadi Anda harus memberikan perhatian ekstra saat memakai ataupun membawa headphone, serta pastikan kabel tidak terinjak atau tersangkut roda kursi gaming/kerja Anda.

Comfort

Sennheiser GSP 300 telah menemani saya menikmati Titanfall 2, Ghost Recon Wildlands dan Mass Effect: Andromeda, dan sejauh ini, headset mampu menunaikan tugasnya dengan sangat baik. Di beberapa kesempatan, saya memakainya selama kurang lebih 12 jam non-stop (bermain, bekerja, dan kembali bermain). GSP 300 tidak membebani dan menekan kepala secara berlebihan, tapi tetap bisa mencengkeram mantap – walaupun gerakan menggeleng cepat dapat membuatnya terlepas.

GSP 300 3

Rahasia mengapa GSP 300 tidak membebani kepala terletak pada penggunaan konstruksi split di headband. Bukannya memanfaatkan satu struktur melengkung, headband GSP 300 terbelah di tengahnya. Hal ini dimaksudkan buat menyebar titik tumpu di atas kepala, lalu tekanan diminimalisir lagi dengan bantalan berisi memory foam. Sewaktu dipakai, headphone seolah-olah hanya menempel di sisi atas kepala saya.

GSP 300 4

GSP 300 13

Bahan memory foam serupa Sennheiser gunakan mengisi pad di earcup. Namun bukan kain biru, bantalan tersebut berlapis kulit sintetis. Material ini sangat lembut, dan lebih kuat terhadap keringat dari kulit asli. Faktor sirkulasi udaranya cukup baik, namun di ruang tanpa pendingin, telinga yang tertutup rapat tentu lama-kelamaan terasa panas.

GSP 300 15

Tekanan earcup di kepala terdistribusi dengan baik, dan tidak ada area yang menekan terlalu keras. Sedikit adaptasi dibutuhkan khusus bagi para gamer berkacamata karena bagian tangkai awalnya akan mengganjal. Namun karena GSP 300 mempunyai padding memory foam, ia akan mengikuti konturnya setelah dikenakan beberapa saat.

GSP 300 9

GSP 300 11

Terlepas dari kekurangan di kabel, saya mengapresiasi keputusan Sennheiser buat membenamkan modul kendali volume ke headphone – tidak terpisah seperti SteelSeries Siberia V2. Dengan begini, setting suara jadi lebih mudah dan kabel tak gampang tersangkut.

Audio performance

Ada banyak headphone gaming ditawarkan lebih murah dari produk Sennheiser ini, tapi soal kualitas suara, rasio performa dan harga GSP 300 ialah salah satu yang terbaik di kelas gaming. Sesuai janji mereka, nada-nada rendah tersaji ciamik. Bass terdengar tajam, padahal awalnya saya khawatir fokus pada kekuatan bass menyebabkannya jadi kehilangan detail.

GSP 300 1

Berkatnya, audio terdengar kaya, entah itu suara hantaman artileri serta proyektil senapan mesin helikopter yang mendarat di tanah dalam Ghost Recon Wildlands, hingga gemuruh anomali badai ion dan momen ketika peluru Concussive Shot mengenai badan musuh di Mass Effect: Andromeda.

GSP 300 24

GSP 300 23

Buat permainan yang lebih kompetitif seperti Titanfall 2, tentu saja Sennheiser GSP 300 sangat membantu. Detailnya memungkinkan saya membedakan suara lari AI dan pilot lawan, sehingga mereka tidak bisa seenaknya mengendap dan menyerang dari belakang. Derap langkah kaki titan juga terasa lebih meyakinkan (dan mengerikan, terutama saat Anda sedang diburu oleh Ronin musuh).

GSP 300 25

Ada sedikit kompresi di nada-nada menengah yang memengaruhi suara vokal, lalu sejumlah rincian di nada tinggi juga tidak muncul. Tapi secara keseluruhan, hal ini bukanlah masalah besar karena GSP 300 memang dispesialisasikan buat menunjang kegiatan gaming, bukan untuk menangani musik-musik akustik dengan format lossless. GSP 300 tidak mempunyai kemampuan active noise cancelling, tapi struktur earcup tertutup berperan sebagai solusi pasif dan sangat efektif membungkam bunyi-bunyian eksternal.

GSP 300 22

Berkaitan dengan Titanfall 2, aspek soundstaging merupakan salah satu senjata andalan GSP 300. Faktor ini memungkinkan headphone menyajikan arah datang bunyi secara akurat, sangat menguntungkan sewaktu Anda menggunakannya di permainan-permainan multiplayer yang menuntut akurasi. Umumnya, perhatian seksama terhadap soundstaging baru ditemukan di headphone-headphone premium.

GSP 300 10

Lalu bagaimana soal mutu penyuguhan musik? Bagi saya, kinerjanya boleh dibilang setara dengan headset reguler di kisaran satu jutaan. Output tidak sejernih produk mainstream Sennheiser, tapi kekurangan itu diisi dengan aspek depth tadi.

Mic

Komunikasi adalah hal penting dalam ber-gaming, dan dengan gembira saya menyatakan bahwa performa boom microphone GSP 300 sesuai ekspektasi. Mic menyimpan fitur noise cancelling untuk menyaring suara-suara yang tidak Anda inginkan, sehingga mereka tidak didengar oleh lawan bicara – misalnya bunyi kipas atau ketikan keyboard mekanik.

GSP 300 7

GSP 300 8

Ukuran lengan mic berpotensi menjadi masalah. Saya mengerti jika Sennheiser meminimalisir panjangnya agar tidak mengganggu, namun hal tersebut juga menyebabkan perkataan Anda lebih sulit tertangkap, apalagi microphone hanya bergerak di satu poros dan tidak bisa ditekuk agar mendekati mulut.

Verdict

Berdasarkan bayangan saya pribadi, Sennhesier GSP 300 adalah headphone gaming ideal bagi mereka yang jauh mementingkan fungsi dibanding rupa, yang menginginkan keunggulan dalam berkompetisi, kenyamanan, serta konsumen yang rela mengorbankan uang sedikit lebih mahal demi memperoleh performa teroptimal di kelasnya. Headphone juga kompatibel ke berbagai platform game: PC, Xbox, PlayStation bahkan perangkat mobile.

GSP 300 juga cukup fleksibel untuk menghidangkan konten hiburan non-game, meski jika ditakar dengan faktor tersebut, ia tidak sebaik produk yang dikhususkan buat musik atau film. Andai performa penyajian musiknya lebih baik lagi, saya tidak keberatan untuk merekomendasikan headphone ini ke semua orang.

Kendalanya, di Indonesia penawaran kompetitor terlihat lebih menggoda – harga mereka lebih murah, rancangan ‘ala gaming-nya’ mencolok, lalu headphone sudah dilengkapi kelap-kelip LED.

Sennheiser Gaming Series GSP 300 dijual di harga Rp 1,66 juta.

Ini Dia Sejumlah Kejutan Menarik yang MSI Singkap di CES 2017

Meski segmen notebook dan komponen gaming merupakan santapan utama MSI, sang produsen asal Taiwan itu sudah lama ‘bermain-main’ dengan gaming gear. Keyboard, mouse, atau bahkan mouse mat berlogo naga seringkali menemani device-device mereka saat dipamerkan di banyak event. Tapi CES 2017 menandai sebuah transisi di ranah aksesori gaming MSI.

Jika dulu Anda tanya mengenai status dari gaming gear-nya, MSI mungkin hanya menjawab bahwa perangkat-perangkat tersebut hanyalah pelengkap, disertakan sebagai bonus pembelian produk utama seperti laptop atau PC. Menariknya, aksesori menjadi salah satu bagian dari presentasi Micro-Star International di Consumer Electronics Show tahun ini – di sana mereka mengungkap keyboard, headphone, mouse baru dan docking gaming unik.

Keyboard gaming MSI Vigor GK80

Meracik keyboard mekanik bukan lagi hal baru bagi MSI. Di website resmi, setidaknya ada lima tipe yang bisa konsumen pilih. Dan di CES 2017, mereka memperpanjang portfolio produk papan ketik lewat pengumuman Vigor GK80. Info mengenainya memang masih sangat minim, namun MSI memperbolehkan para tamu menjajalnya unit demonya secara langsung.

CES MSI Accessories 8

CES MSI Accessories 9

Layaknya GK601 dan seri CK, MSI mengusung layout tradisional ber-tuts lengkap. Pencahayaan LED RGB-nya terintegrasi dengan Mystic Light, sehingga warna-warni dan pola bisa diselaraskan dengan efek di PC atau bahkan merespons ketika karakter Anda terkena tembakan di game. Dari sesi hands-on, cahaya backlight-nya sangat cerah sehingga perubahan pattern (misalnya pola seperti ombak) tampak jelas.

CES MSI Accessories 11

CES MSI Accessories 12

Struktur tubuh keyboard mekanik ini dilindungi bingkai aluminium yang kuat untuk menjaga sirkuti-sirkuit penting di dalam. Lalu di sisi kenyamanan, MSI melengkapi Vigor GK80 dengan palm rest bertekstur matte detachable. Kemudian, sang produsen kembali memanfaatkan switch Cherry MX Red yang ringan serta responsif.

Mouse gaming MSI Clutch GM70

Yang membuat Clutch GM70 berbeda dari mouse MSI lainnya adalah pendekatan modular tanpa menyebabkannya jadi terlalu ‘radikal’ seperti Mad Catz RAT Pro. Sisi samping kiri, kanan dan punggung dari Clutch bisa dibongkar-pasang (tersambung via magnet) sehingga Anda dapat mengubahnya jadi mouse ambidextrous ataupun ergonomis. Selanjutnya, MSI membubuhkan LED RGB (Mystic Light tentu saja) di area bawah dua tombol depan serta logo naga di bagian punggungnya.

CES MSI Accessories 1

CES MSI Accessories 2

Layout-nya terasa familier. Selain dua tombol utama, Clutch GM70 mempunyai satu clickable scroll-wheel, satu tombol (dua pemicu) untuk mengubah DPI, serta dua tombol di masing-masing sisi kiri dan kanan. Terdapat switch di bagian bawah mouse untuk mengubah mode pemakaian – buat orang normal ataupun kidal – dan tersambung ke PC secara wireless dipadu locked cable.

CES MSI Accessories 3

Headset gaming Immerse GH70

MSI memang punya hubungan erat dengan SteelSeries. Tim spesialis gaming gear asal Denmark itu dipercaya oleh sang produsen Taiwan buat meracik bagian keyboard di notebook gaming-nya – bahkan SteelSeries pun sempat menyiapkan headphone dengan branding MSI Gaming G Series eksklusif. Immerse GH70 sendiri seolah-olah mengikuti arahan desain dari headset laris SteelSeries, Siberia V2.

CES MSI Accessories 4

Tentu saja Immerse GH70 punya sejumlah perbedaan dari V2. Sebagian struktur tubuh dan headband-nya tersusun atas material aluminium brushed, lalu kepala Anda disangga oleh bantalan bertali fleksibel. Ear cup berlapis kulit sintetisnya cukup besar untuk menutup seluruh daun telinga, kemudian MSI menambatkan microphone berleher lentur di ear cup kiri.

CES MSI Accessories 5

CES MSI Accessories 6

Info spesifikasi GH70 masih misterius, MSI hanya bilang ia sanggup menghidangkan audio beresolusi tinggi di channel 7.1, siap menunjang fitur itu di notebook-notebook high-end mereka.

CES MSI Accessories 7

MSI GUS

Salah satu kejutan paling menarik yang MSI singkap di CES 2017, GUS atau Graphics Upgrade System ialah pelengkap yang bisa mengubah mini PC Anda menjadi device gaming mumpuni lewat solusi docking. Walaupun bukan metode baru, kehadiran konektivitas Thunderbolt 3 mengubah semuanya. Berkat sambungan tersebut ke komputer, Anda memperoleh sambungan data secepat 40Gbps.

CES MSI Accessories 13

CES MSI Accessories 14

GUS memiliki desain ala balok asimetris dengan tubuh berwarna hitam merah khas MSI. Ada jendela di sisi kiri agar GPU bisa dipamerkan. Oh, berbicara kartu grafis, docking ini kompatibel ke model high-end berukuran besar, contohnya Nvidia GeForce GTX 1080. Selain itu, produsen turut membekali GUS dengan dua USB 3.0 di belakang, satu USB type-C di belakang, serta sebuah USB 3.0 berfitur Quick Charging di depan, kemudian tenaganya dipasok oleh unit power supply internal 500W 80 Plus.

CES MSI Accessories 15

Harga dan waktu ketersediaan masing-masing produk bisa Anda lihat di bawah:

  • Keyboard MSI Vigor GK80: US$ 170 – Q1 2017
  • Mouse MSI Clutch GM70: US$ 110 – Q1 2017
  • Headphone MSI Immerse GH70: US$ 110 – Q1 2017
  • MSI GUS Thunderbolt 3: TBA