Fiio Luncurkan Headphone dan Portable Amplifier Wireless Kelas Hi-Fi

Fiio meluncurkan dua perangkat audio wireless baru yang menarik. Yang pertama adalah headphone Bluetooth bernama Fiio EH3 NC, dan seperti yang sudah bisa ditebak dari namanya, perangkat ini mengemas active noise cancelling (ANC) sebagai salah satu fitur unggulannya.

Fiio bilang sistem ANC yang diusung sekelas dengan yang terdapat pada headphone kelas atas. Kemampuannya mengeliminasi suara luar ini diwujudkan oleh empat buah mikrofon yang bertugas menangkap suara ambient, sebelum akhirnya suara tersebut dibuat sirna oleh chip DSP (digital signal processing) terpisah.

Fiio EH3 NC

Kualitas suaranya sendiri dijamin oleh sepasang driver yang berukuran sedikit lebih besar daripada biasanya (45 mm). Desain driver yang mengandalkan diaphragm dua sisi berlapis titanium ini diyakini mampu menyajikan bass yang menendang. Hal ini turut didukung oleh fakta bahwa EH3 NC telah mengantongi sertifikasi Hi-Res Audio dan Hi-Res Audio Wireless.

Wireless? Ya, Fiio dengan bangga menyebut bahwa headphone noise cancelling pertamanya ini mengemas chip Bluetooth 5.0 unggulan Qualcomm, CSR8675. Codec yang didukung pun beragam, mulai dari aptX, aptX Low Latency, aptX-HD, sampai SBC dan LDAC. Juga mengesankan adalah daya tahan baterainya: hingga 50 jam pemakaian, atau hingga 30 jam kalau ANC-nya terus diaktifkan.

Fiio BTR5

Perangkat yang kedua adalah Fiio BTR5, portable amplifier sekaligus DAC (digital-to-analog converter) yang juga dibekali konektivitas Bluetooth 5.0 dari chip Qualcomm CSR8675 yang sama. Codec yang didukung pun identik, dan perangkat ini mampu memproses file audio dengan resolusi maksimum 24-bit/96kHz meski sedang tersambung via Bluetooth.

Sambungkan sebagai DAC biasa via USB-C, maka resolusi yang didukung bisa mencapai angka 384kHz sekaligus format native DSD. Untuk memantau formatnya, BTR5 mengemas layar OLED kecil yang dapat menampilkan beragam indikator, termasuk indikator baterainya, yang diklaim tahan sampai 9 jam penggunaan.

Di Singapura, kedua perangkat ini sekarang sudah dipasarkan seharga S$329 (Fiio EH3 NC) dan S$179 (Fiio BTR5).

JBL Reflect Eternal Adalah Headphone Wireless yang Tidak Perlu Di-Charge

JBL punya headphone wireless baru. Namanya cukup mencolok: JBL Reflect Eternal, dan ini menggambarkan salah satu keunggulannya, yakni baterai yang ‘abadi’. Well, kata “eternal” mungkin terkesan hiperbolis. Saya pribadi lebih sreg dengan penggunaan kata “self-sustaining“, tapi ini jelas kurang menarik dipakai sebagai nama produk.

Menggunakan headphone ini, kita tidak perlu bingung soal charging. Semakin sering Reflect Eternal kita kenakan selagi berada di luar rumah, semakin panjang pula daya tahan baterainya. Ya, perangkat ini dapat mengubah energi cahaya menjadi listrik. Cahaya, bukan sebatas matahari saja.

JBL Reflect Eternal

Semakin terang cahayanya, semakin besar energi listrik yang bisa didapat, itulah mengapa skenario penggunaan paling idealnya adalah ketika sedang berada di luar rumah di pagi atau siang hari. Cahaya dalam ruangan pun juga dapat dimanfaatkan, dan andai benar-benar kepepet, charging via USB masih bisa dilakukan.

Teknologi yang digunakan bukan rancangan JBL sendiri, melainkan besutan perusahaan asal Swedia bernama Exeger. Diestimasikan bahwa 1,5 jam penggunaan selama di luar bisa menyuplai energi yang cukup untuk pemakaian selama 68 jam. Self-sustaining, seperti yang saya bilang.

JBL Reflect Eternal

Seperti yang sudah bisa ditebak, komponen penyerap cahayanya ini disematkan pada bagian-bagian yang terekspos, macam headband dan sisi luar earcup. Reflect Eternal sendiri mengadopsi tipe on-ear, dan di masing-masing earcup-nya tertanam driver berdiameter 40 mm.

Fitur-fitur pendukung, macam multi-point connection dengan bekal Bluetooth 5.0, mode ambient untuk mempersilakan suara luar masuk, serta dukungan terhadap Google Assistant maupun Amazon Alexa, semuanya telah tersedia sebagai standar.

Juga menarik adalah metode pemasaran yang diterapkan. JBL memilih platform crowdfunding Indiegogo untuk memperkenalkan Reflect Eternal. Harga paling murah yang bisa didapat saat ini adalah $99, sedangkan harga ritelnya diperkirakan berkisar $165.

Sumber: Exeger.

Boss Waza-Air Adalah Amplifier Gitar yang Menyamar Sebagai Headphone Wireless

Inspirasi terkadang muncul di tengah malam, dan bagi seorang gitaris, ini kerap menjadi masalah. Mencolokkan gitar elektrik ke amplifier di malam hari bukanlah suatu tindakan yang bijak, apalagi kalau ternyata sang gitaris sudah punya buah hati atau malah tetangga yang cerewet.

Solusi yang diambil sering kali adalah dengan menyambungkan headphone ke amplifier, supaya melodi yang dimainkan tidak mengganggu orang-orang di sekitar. Namun sekarang ada cara yang lebih praktis lagi, yakni dengan menggunakan headphone wireless bikinan produsen pedal gitar elektrik asal Jepang, Boss.

Boss Waza-Air

Perangkat bernama Boss Waza-Air ini bukanlah sembarang headphone wireless, melainkan yang mengemas amplifier gitar terintegrasi. Cukup tancapkan transmitter 2,4 GHz ke gitar, maka suaranya bisa langsung didengar melalui headphone, tanpa ada seuntai kabel yang terlibat.

Istimewanya, Waza-Air turut mengemas gyroscope untuk melacak posisi kepala pengguna sekaligus mewujudkan efek suara spasial (3D). Sederhananya, pengguna dapat memilih tiga mode soundscape yang berbeda. Salah satu modenya bahkan dapat menyimulasikan skenario konser di atas panggung, dengan suara dari amplifier yang terdengar dari sisi belakang.

Kustomisasi juga menjadi salah satu fitur unggulan Waza-Air. Melalui aplikasi pendampingnya di ponsel, pengguna dapat memilih lima jenis amp yang tersedia, serta mengaktifkan lebih dari 50 efek suara. Kombinasinya pun dapat disimpan, lalu diaktifkan kapan saja melalui tombol fisik pada headphone.

Boss Waza-Air

Sebagai headphone itu sendiri, Waza-Air mengunggulkan driver berdiameter 50 mm. Baterainya diperkirakan bisa bertahan sampai 5 jam pemakaian. Tergolong boros, tapi wajar mengingat ia juga merangkap peran sebagai amplifier gitar. Proses charging-nya sendiri memakan waktu sekitar 3 jam.

Boss Waza-Air saat ini telah dipasarkan seharga $400. Mahal memang, dan dengan dana sebesar itu sebenarnya konsumen sudah bisa membeli amplifier tradisional yang cukup mumpuni. Namun sekali lagi, kalau inspirasi datangnya selalu di tengah malam, headphone ini bakal sangat bermanfaat.

Sumber: New Atlas.

Rayakan Ultah Kelima, Master & Dynamic Luncurkan Versi Wireless dari Headphone Pertamanya

Nama Master & Dynamic mungkin belum begitu dikenal di industri headphone. Cukup wajar mengingat perusahaan tersebut baru saja merayakan ulang tahunnya yang kelima. Guna merayakan hari spesial tersebut, M&D melirik kembali produk pertama yang menjadi andalan mereka dalam membangun reputasinya, yakni headphone over-ear MH40.

Selang lima tahun sejak headphone tersebut diluncurkan, M&D akhirnya memperkenalkan versi wireless-nya. Secara fisik, nyaris tidak ada yang berbeda antara MH40 Wireless dan MH40 standar. Desainnya masih terkesan retro, dan konstruksinya pun masih mengandalkan perpaduan material-material premium seperti aluminium, kanvas, dan kulit domba asli yang membalut bantalan memory foam-nya.

Master & Dynamic MH40 Wireless

Satu-satunya perbedaan fisik yang tampak dari MH40 Wireless adalah adanya sejumlah tombol pengoperasian beserta port USB-C di earcup sebelah kanannya. Yang cukup mengejutkan adalah, bobot MH40 Wireless jauh lebih ringan ketimbang MH40 standar di angka 276 gram. Mengejutkan karena sebagai perangkat wireless, ia tentu harus mengemas unit baterainya sendiri.

Daya tahan baterainya pun terbilang cukup lumayan, dengan klaim hingga 18 jam pemakaian dalam sekali pengisian, dan ini bisa terwujud berkat penggunaan Bluetooth 5.0 yang memang lebih efisien ketimbang versi sebelumnya. Selain ketambahan Bluetooth, MH40 Wireless juga hadir membawa sepasang mikrofon beam-forming yang bisa membantu mengeliminasi suara luar selagi pengguna melakukan panggilan telepon atau berinteraksi dengan voice assistant.

Master & Dynamic MH40 Wireless

Satu detail yang membuat saya cukup bertanya-tanya adalah seputar driver-nya. MH40 Wireless mengusung sepasang driver berdiameter 40 mm, sedangkan MH40 standar dibekali driver 45 mm. Lebih besar memang tidak selalu berarti lebih baik, akan tetapi headphone kelas high-end yang ada di pasaran umumnya mengemas driver berukuran besar.

Master & Dynamic MH40 Wireless saat ini telah dipasarkan seharga $299, selisih $50 dari MH40 standar. Tiga pilihan warna yang tersedia untuk versi wireless-nya ini masih sama persis: hitam-silver, cokelat-silver, dan hitam sepenuhnya.

Sumber: Master & Dynamic.

Beoplay H4 2nd Gen Hadirkan Penyempurnaan Desain dan Dukungan Voice Assistant dalam Harga yang Sama

$300 merupakan harga yang cukup tinggi untuk sebuah headphone Bluetooth. Namun kalau yang dibahas adalah Bang & Olufsen, banderol tersebut termasuk salah satu yang paling terjangkau dari seluruh penawarannya. Perangkat yang saya maksud adalah Beoplay H4 yang dirilis dua tahun lalu, dan B&O rupanya baru saja meluncurkan versi anyarnya.

Sepintas, desain headphone tipe over-ear ini tampak tidak berbeda dari pendahulunya. Beoplay H4 generasi kedua masih mengadopsi rancangan yang sama selagi memadukan sejumlah material premium (aluminium, stainless steel dan kulit asli). Meski demikian, ada sejumlah revisi yang membuat penampilannya jadi makin sleek.

Beoplay H4 2nd Gen

Yang paling kentara adalah kabel braided yang menyambung dari bagian earcup ke headband, yang pada versi barunya ini nyaris tidak kelihatan. Penutup aluminium di sisi luar earcup-nya kini juga lebih menonjol, mengikuti gaya desain yang dianut sejumlah penawaran lain B&O yang dihargai lebih mahal.

Deretan tombol pengoperasiannya juga turut disempurnakan, akan tetapi yang paling signifikan adalah penambahan sebuah tombol baru untuk memanggil voice assistant di ponsel. Ya, Beoplay H4 2nd Gen siap menjadi perantara Anda dan Siri (atau Google Assistant), dan B&O juga memastikan suara Anda bisa ditangkap dengan jelas berkat sebuah mic ekstra yang posisinya diyakini sangat optimal.

Beoplay H4 2nd Gen

Fitur lain yang sepele namun masih cukup berperan adalah dukungan aptX Low Latency, yang dirancang untuk memastikan agar audio dan video selalu sinkron. Soal baterai, Beoplay H4 2nd Gen masih mempertahankan daya tahan 19 jam pemakaian seperti pendahulunya, akan tetapi charging-nya sekarang sudah mengandalkan sambungan USB-C.

Juga tidak diubah adalah banderol harganya. Beoplay H4 2nd Gen tetap dihargai $300, dan tetap merupakan salah satu penawaran paling terjangkau dari portofolio headphone wireless B&O.

Sumber: Trusted Reviews.

Buoq Axis Ialah Headphone Wireless yang Bisa Berubah Jadi Speaker

Modal ialah satu-satunya batasan seorang pecinta audio. Akan selalu ada produk penyaji musik yang lebih baru, lebih canggih dan lebih mahal. Itu sebabnya sungguh bijaksana jika dalam menikmati kegemaran ini, Anda lebih dulu menetapkan batasan, serta memilih produk-produk dengan fitur serta fungsi terlengkap. Satu alternatifnya adalah kreasi dari perusahaan bernama Buoq.

Lewat Kickstarter, tim inventor asal Barselona itu memperkenalkan Buoq Axis, yaitu headphone wireless Hi-Fi pertama di dunia yang bisa diubah menjadi speaker portable kapan pun Anda menginginkannya. Transisi Buoq Axis dari headset ke speaker berlangsung secara mudah dan singkat berkat pemanfaatan struktur unik.

Di mode normal, Buoq Axis terlihat seperti headphone biasa. Ia memiliki dua housing speaker, disambung oleh headband adjustable. Earcup on-ear-nya mengusung jenis bantalan NIF Tech yang empuk, aman di kulit, memiliki sirkulasi udara yang baik, anti-air dan noda, serta berfungsi pula sebagai sistem noise cancelling pasif. Padding serupa juga diterapkan di sisi bawah headband.

Buoq Axis 2

Setelah tersambung ke perangkat pemutar musik via Bluetooth 5.0, beberapa fungsi Buoq Axis bisa Anda akses via tombol yang bersembunyi di pelat aluminium bundar di sisi luar: tekan sekali untuk play/pause, dua kali buat pindah ke lagu berikutnya, atau tekan selama satu detik buat mundur. Di dekat pelat itu terdapat tombol switch equalizer. Dengannya, kita dapat menonjolkan vokal, bass atau memilih preset seimbang secara instan.

Buoq Axis 1

Saat ingin berbagi musik, yang perlu Anda lakukan hanyalah memutar housing/earcup 180 derajat ke arah luar dan Buoq Axis segera berubah menjadi speaker. Selanjutnya, Anda dapat menaruh di mana saja, atau alternatifnya, mengalungkan Buoq Axis di leher. Metode ini cocok jika Anda ingin mendengarkan musik saat berkendara di atas sepeda tanpa mengurangi keawasan terhadap keadaan sekitar.

Buoq Axis 4

Jantung dari kapabilitas Buoq Axis adalah sepasang driver 40-milimeter ‘berkualitas tinggi’ yang dibantu oleh unit micro amplifier terintegrasi. Kombinasi dari semua itu memungkinkan perangkat menghasilkan suara yang lantang, dapat terdengar hingga radius 15-meter. Buoq Axis dibekali baterai internal berdaya tahan cukup lama, mampu menghidangkan musik 18 jam non-stop di mode headphone atau 11 jam di mode speaker.

Buoq Axis 5

Menariknya lagi, Buoq Axis tak cuma didukung koneksi wireless. Audio juga bisa dikirimkan lewat kabel bercolokan 3,5-milimeter, baik ketika Anda ingin menggunakan perangkat sebagai headset maupun speaker. Selain itu, bagian earcup terpasang ke housing secara magnetis, dan Anda dapat menggota-gantinya dengan warna lain yang sudah Buoq sediakan.

Buoq Axis bisa Anda pesan di situs crowdfunding Kickstarter. Di sana, produk dijajakan seharga mulai dari € 90 atau kisaran US$ 100, dan akan didistribusikan pada para backer di bulan Oktober 2019. Bundel pembeliannya sudah termasuk kabel charger, kabel Aux-in 3,5mm, pouch travel anti-air dan hard case.

Sony XB900N Diciptakan untuk Pencinta Bass yang Juga Mementingkan Noise Cancelling

Saya yakin tidak ada yang meragukan reputasi Sony di bidang audio, apalagi dengan portofolio yang mencakup produk sekelas headphone WH-1000XM3. Tidak hanya menawarkan fitur noise cancelling yang efektif, headphone tersebut juga masuk di kriteria kaum audiophile berkat kemampuannya mengolah file audio beresolusi tinggi.

Namun sebagian besar konsumen tidak membutuhkan kapabilitas setinggi itu, dan mereka pun juga bakal keberatan mengucurkan dana sebesar 6 juta rupiah hanya untuk sebuah headphone wireless. Ditambah lagi, beberapa mungkin akan menilai dentuman bass yang dihasilkan WH-1000XM3 masih kurang wow.

Itulah mengapa Sony telah menyiapkan headphone wireless lain bernama XB900N. Label “XB” adalah kuncinya, singkatan dari “eXtra Bass” yang berarti karakter suaranya lebih condong ke frekuensi rendah. Di saat yang sama, label “N” di buntutnya juga berarti noise cancelling telah tersedia sebagai fitur standar di headphone ini.

Sony XB900N

Buat saya pribadi, yang cukup mencuri perhatian adalah desainnya. Saya masih ingat di kisaran tahun 2012-2013, seri headphone Sony XB selalu berpenampilan agak norak. Seperti yang bisa Anda lihat, XB900N tidak demikian. Selain elegan, desainnya juga fungsional; earcup-nya dapat diputar sekaligus dilipat sehingga mudah dibawa bepergian.

Sisi luar earcup-nya dibekali panel sentuh, yang berarti pengoperasiannya mengandalkan gesture seperti WH-1000XM3. Dukungan Google Assistant dan Alexa pun tidak ketinggalan, sedangkan baterainya bisa bertahan sampai 30 jam pemakaian sebelum perlu diisi ulang via USB-C.

Di Amerika Serikat, Sony XB900N sudah dipasarkan seharga $250, selisih $100 dari banderol WH-1000XM3 saat pertama dirilis.

Sumber: The Verge.

Sony Luncurkan Walkman dan Headphone Wireless Bertema Kingdom Hearts

Fans akhirnya bisa bernafas lega sesudah Square Enix resmi melepas Kingdom Hearts III. Momen ini mereka nanti sejak kisah penutup saga Dark Seeker tersebut diumumkan hampir enam tahun lalu. Terlepas dari sejumlah kekurangannya, sebagian besar pemain puas pada konten game, dan di awal bulan ini, publisher mengumumkan bahwa Kingdom Hearts III telah terjual lebih dari lima juta kopi.

Sony melihat munculnya peluang menarik dari demam Kingdom Hearts III di kalangan gamer. Minggu lalu, perusahaan elektronik Jepang itu memperkenalkan dua perangkat audio bertema game action role-playing yang diracik oleh Square Enix dan diisi oleh tokoh-tokoh dari jagat Disney tersebut. Produk-produk edisi terbatas ini terdiri dari pemutar musik Walkman NW-A55 dan headphone wireless WH-H800 h.ear on 2 Mini.

Mereka berdua sebetulnya bukanlah produk yang benar-benar baru. WH-H800 h.ear on 2 Mini telah tersedia sejak kuartal pertama 2018, lalu Walkman Series A hadir beberapa bulan setelahnya. Aspek utama yang membedakan antara varian biasa dengan edisi spesial ini adalah warnanya. Ketika produk model standar menyuguhkan pilihan warna-warni cerah, versi Kingdom Hearts hanya mengusung tubuh berwarna kelabu plus ilustrasi unik.

Sony Kingdom Hearts 1

Di pemutar musik Walkman NW-A55, ilustrasi bisa Anda temukan di sisi belakang. Di sana, Sony menampilkan gambar sang tokoh utama, Sora. Sedangkan headset WH-H800 h.ear on 2 Mini dihias oleh simbol-simbol dan coat of arms Kingdom Hearts pada bagian housing speaker kiri dan kanan. Arahan desain yang diambil oleh produsen cukup menarik. Di satu sisi, ilustrasi Kingdom Hearts akan segera mencuri perhatian penggemar beratnya, namun penerapan tema game juga tidak terlampau berlebihan sehingga tetap menarik bagi konsumen biasa.

Sony Kingdom Hearts 2

Dari sisi hardware, spesifikasi kedua produk edisi Kingdom Hearts tidak berbeda dari model standar. Walkman NW-A55 bergambar Sora itu tetap menyajikan layar 3,1-inci, mampu menyuguhkan audio beresolusi tinggi, didukung penyimpanan internal 16GB (dapat diekspansi via kartu microSD), serta baterai yang sanggup menyajikan musik 24 jam non-stop. WH-H800 h.ear on 2 Mini versi Kingdom Hearts sendiri punya struktur yang bisa ditekuk, ditopang konektivitas Easy Bluetooth plus NFC one-touch, serta mampu meng-upscale kualitas musik hingga terdengar lebih baik.

Sony Kingdom Hearts 3

Walkman Series A dan headphone wireless WH-H800 h.ear on 2 Kingdom Hearts sudah mulai dipasarkan lewat situs Sony Jepang. Masing-masing produk dijajakan seharga JP¥ 28.880 (kisaran US$ 263) serta JP¥ 24.880 (sekitar US$ 226), dan keduanya dibungkus dalam boks khusus.

Via Slash Gear.

Sonos Dikabarkan Sedang Mengerjakan Headphone Wireless untuk Segmen High-End

Sepanjang kiprahnya, Sonos banyak dikenal sebagai pionir teknologi audio multi-room. Mayoritas produk bikinannya adalah perangkat audio rumahan, termasuk yang paling gres, yaitu soundbar pintar bernama Beam.

Namun keputusan Sonos untuk masuk ke bursa saham pada bulan Agustus lalu sepertinya memicu keinginan untuk keluar dari zona nyaman mereka. Berdasarkan laporan dari Bloomberg, Sonos kabarnya tengah mengembangkan headphone wireless tipe over-ear, dan kemungkinan perangkat ini bakal diluncurkan tahun depan.

Narasumber Bloomberg menambahkan bahwa headphone ini akan masuk ke kategori high-end, dengan kisaran harga $300 atau lebih. Di kisaran harga ini, ada dua headphone wireless yang cukup populer, yakni Bose QuietComfort 35 II dan Sony WH-1000XM3. Kebetulan keduanya adalah headphone noise cancelling, tapi sejauh ini tidak ada info apakah Sonos juga akan ikut membekali headphone-nya dengan teknologi noise cancelling.

Kalau melihat jajaran produk terbaru Sonos, headphone ini sepertinya juga bakal mengemas kompatibilitas dengan sejumlah layanan streaming musik, sekaligus integrasi asisten virtual macam Alexa. Sonos sendiri memilih bungkam terkait kabar ini, akan tetapi rumornya mereka sudah mulai mendekati sejumlah perusahaan perakit di luar AS untuk memproduksi headphone ini.

Faktor lain yang bisa menjadi pendukung rumor ini adalah pernyataan Sonos kepada para pemegang saham pada laporan finansial terakhirnya. Di situ mereka bilang bahwa separuh dari kegiatan mendengarkan musik berlangsung di luar rumah, dan mereka berniat untuk ikut andil di segmen pasar tersebut.

Sumber: Bloomberg.

Audio-Technica Luncurkan Dua Headphone dan Satu Earphone Noise Cancelling

Sejauh ini setidaknya sudah ada dua brand yang menjadi pihak dominan di segmen headphone noise cancelling, yaitu Sony dan Bose. Sekarang, giliran Audio-Technica yang mencoba mengusik dominasi keduanya lewat dua headphone dan satu earphone noise cancelling yang mereka perkenalkan di ajang CES 2019.

Headphone yang pertama adalah model flagship ATH-ANC900BT. Desainnya minimalis dan mengarah ke elegan, cocok buat para pebisnis yang rutin bepergian via jalur udara. Di balik wujud simpelnya, bernaung driver 40 mm yang mendukung codec aptX maupun AAC, sedangkan konektivitasnya sudah mengandalkan Bluetooth 5.0.

Audio-Technica ATH-ANC900BT

Penggunaan Bluetooth 5.0 memungkinkan daya tahan baterainya untuk mencapai angka 35 jam dalam satu kali pengisian, dan ini dalam posisi wireless beserta noise cancelling aktif. Noise cancelling-nya sendiri tersedia dalam tiga mode yang berbeda, namun pengguna juga bisa mengatur intensitasnya secara manual melalui aplikasi pendamping di ponsel.

Pengoperasiannya mengandalkan kontrol sentuh pada sisi luar earcup. Pengguna juga dapat menutup earcup sebelah kiri dengan telapak tangannya selama dua detik untuk mengaktifkan mode ambient, sehingga mereka dapat mendengar suara dari sekitarnya tanpa perlu melepas headphone.

Audio-Technica ATH-ANC500BT

Headphone yang kedua adalah ATH-ANC500BT. Penampilannya sepintas mirip, akan tetapi ini disiapkan sebagai model entry level. Perbedaan paling utamanya adalah absennya dukungan codec aptX maupun AAC, serta konektivitas Bluetooth 4.2. Otomatis baterainya tidak seawet kakaknya, cuma bisa bertahan selama 20 jam dalam satu kali charge.

Audio-Technica tidak banyak bicara mengenai kinerja noise cancelling-nya, tapi saya menduga pasti lebih inferior ketimbang ANC900BT tadi. Terlepas dari itu, headphone ini masih cocok dibawa bepergian berkat kemampuannya untuk dilipat rata, lagi-lagi sama seperti kakaknya.

Audio-Technica ATH-ANC100BT

Terakhir, ada earphone ATH-ANC100BT bagi yang kurang suka dengan model over-ear. Tubuh ringkasnya mengemas driver 12 mm, sedangkan daya tahan baterainya diklaim mencapai angka 12 jam.

Sayangnya, berhubung ia juga dikategorikan sebagai entry level, tidak ada dukungan codec aptX maupun AAC, dan lagi-lagi konektivitas yang digunakan masih Bluetooth 4.2.

Ketiga perangkat ini bakal dipasarkan mulai musim semi mendatang. Harganya adalah sebagai berikut:

  • Audio-Technica ATH-ANC900BT $300
  • Audio-Technica ATH-ANC500BT $100
  • Audio-Technica ATH-ANC100BT $100

Sumber: Audio-Technica.