Marshall Monitor Bluetooth Lengkapi Lini Headphone Wireless Marshall

Marshall kembali hadir dengan headphone Bluetooth baru, yakni Monitor Bluetooth. Kehadirannya sekaligus melengkapi lini headphone wireless besutan Marshall; ada Mid Bluetooth yang paling mini, kemudian Major II Bluetooth yang sedikit lebih besar tapi tetap mengadopsi desain on-ear, dan yang terbaru sekaligus terandal adalah Monitor Bluetooth yang bergaya over-ear.

Monitor Bluetooth sejatinya bukan barang yang benar-benar baru. Marshall bisa dibilang sekadar memotong kabel dan membenamkan chip Bluetooth pada headphone Marshall Monitor. Itulah mengapa desainnya hampir identik, masih mengandalkan permainan warna hitam dan emas, disertai tekstur kulit jeruk yang khas.

Mengenai performa, Marshall juga menjanjikan kualitas suara kelas studio dengan Monitor Bluetooth. Ini mengindikasikan kalau suara yang dihasilkannya berkarakter netral, yang pada prakteknya justru mungkin kurang disukai oleh sebagian besar konsumen, terutama mereka yang sangat mementingkan bass di atas segalanya.

Satu joystick untuk mengontrol semuanya / Marshall Headphones
Satu joystick untuk mengontrol semuanya / Marshall Headphones

Bluetooth dengan dukungan codec aptX turut hadir, krusial apabila Marshall benar-benar ingin menyuguhkan kualitas suara sekelas studio. Karena berdesain over-ear, isolasi suaranya bisa dipastikan jauh lebih baik ketimbang Major II Bluetooth maupun Mid Bluetooth.

Satu lagi ciri khas yang Marshall pertahankan dari lini headphone Bluetooth-nya adalah pengoperasian berbasis kenop analog tunggal yang terletak di sisi kiri. Cara kerjanya mirip sebuah *joystick*: dorong ke atas atau bawah untuk mengatur volume, depan atau belakang untuk skip atau previous, dan tekan untuk play atau pause.

Mengikuti jejak adik-adiknya, Marshall Monitor Bluetooth juga menjanjikan daya tahan baterai 30 jam nonstop. Headphone ini sekarang sudah mulai dipasarkan seharga $250, lebih mahal $50 dari versi standarnya.

Sumber: The Verge dan Marshall.

V-MODA Crossfade 2 Wireless Resmi Diperkenalkan

Usai memperkenalkan speaker Bluetooth perdananya, V-MODA kini kembali ke akar spesialisasinya, yakni headphone, lebih tepatnya seri Crossfade yang sangat populer. Sejatinya sudah hampir dua tahun sejak V-MODA meluncurkan Crossfade Wireless, dan sekarang mereka sudah siap dengan suksesornya.

V-MODA Crossfade 2 Wireless mempertahankan hampir segala kebaikan pendahulunya, terutama desain ikoniknya yang mengandalkan earcup segi enam. Durabilitasnya juga tidak perlu diragukan lagi, mengingat ini sudah menjadi prioritas V-MODA sejak lama.

Yang V-MODA perbaiki adalah kualitas suaranya lewat sepasang driver baru yang masing-masing berukuran 50 mm. V-MODA mengklaim Crossfade 2 punya kualitas suara terbaik dari semua lini headphone-nya; saya pribadi berharap reproduksi suaranya lebih seimbang kali ini, mengingat Crossfade sebelumnya lebih dominan di sektor bass – meski bass-nya sendiri memang sangat mantap.

Khusus varian yang rose gold, V-MODA telah membekalinya dengan dukungan codec aptX / V-MODA
Khusus varian yang rose gold, V-MODA telah membekalinya dengan dukungan codec aptX / V-MODA

V-MODA juga telah sedikit merevisi bantalan earpad-nya agar dapat menyajikan isolasi suara yang lebih baik. Terakhir, daya tahan baterainya telah ditingkatkan hingga menjadi 14 jam, namun konsekuensinya bobotnya jadi ikut sedikit bertambah di angka 309 gram.

Crossfade 2 Wireless saat ini sudah mulai dipasarkan seharga $330, dengan pilihan warna hitam atau putih, semuanya dengan finish matte. Lucunya, V-MODA juga akan menawarkan varian rose gold seharga $350 – ekstra $20 ini rupanya akan memberikan dukungan codec aptX.

Sumber: Engadget dan V-MODA.

Cuma $80, Headphone Wireless Plantronics BackBeat 500 Siap Dipakai Selama 18 Jam Nonstop

Plantronics kembali memperkenalkan headphone wireless baru, kali ini untuk segmen ke bawah mengingat segmen atasnya sudah dihuni oleh BackBeat Pro 2 yang dirilis bulan Oktober silam. BackBeat 500, demikian nama headphone baru ini, dirancang untuk mempermudah transisi konsumen ke ranah wireless audio tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.

BackBeat 500 mengadopsi desain on-ear, yang berarti masing-masing earpad-nya yang dilapisi bantalan memory foam cuma menempel ke telinga. Dalam durasi yang lama, model seperti ini memang tidak senyaman jenis over-ear, akan tetapi bobotnya yang jauh lebih ringan membuatnya sangat ideal untuk dibawa bepergian.

Di dalamnya tertanam sepasang driver berdiameter 40 mm serta sebuah bass tube untuk menyajikan suara yang dinamis. Panel kontrol yang terdapat di sisi luar earcup memberikan akses yang mudah untuk playback, sedangkan keberadaan mikrofon memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan asisten virtual tanpa menyentuh ponsel.

Earcup-nya bisa dilipat mendatar supaya mudah disimpan / Plantronics
Earcup-nya bisa dilipat mendatar supaya mudah disimpan / Plantronics

BackBeat 500 mengandalkan konektivitas Bluetooth 4.1, dengan jarak maksimum sekitar 10 meter. Ia dapat disambungkan ke dua perangkat sekaligus, dan pada saat headphone sedang tidak digunakan, ia otomatis akan masuk ke mode DeepSleep guna menghemat baterai.

Daya tahan baterainya sendiri diperkirakan mencapai 18 jam nonstop, dan Anda tetap bisa menggunakan kabel audio 3,5 mm standar di saat darurat. Menutup semuanya adalah earcup yang bisa dilipat sehingga headphone dapat ditempatkan mendatar guna memudahkan penyimpanan.

Plantronics BackBeat 500 saat ini telah dipasarkan seharga $80 saja. Pilihan warna yang tersedia ada tiga: putih, hitam dan abu-abu dengan aksen hijau.

Sumber: Globe Newswire.

Bang & Olufsen Luncurkan Headphone Bluetooth Baru yang Lebih Ekonomis

$500 adalah harga yang tergolong tinggi buat mayoritas konsumen, apalagi untuk sebuah headphone. Bang & Olufsen tahu betul bahwa tidak semua konsumen sanggup meminang Beoplay H9, wireless headphone unggulannya yang dirilis belum lama ini. Untuk itu, mereka rupanya telah menyiapkan alternatif yang lebih terjangkau.

Bernama Beoplay H4, ia masih mempertahankan gaya desain simpel dan kontemporer milik kakaknya yang lebih mahal tersebut. Perpaduan material yang digunakan juga masih bisa dikatakan premium, mencakup aluminium, stainless steel serta kulit asli pada masing-masing earcup berukuran besarnya.

Performanya ditopang oleh sepasang electro-dynamic driver berukuran masing-masing 40 mm, dengan respon frekuensi 20 – 20.000 Hz. Tidak seperti H9, H4 tidak dilengkapi fitur noise cancelling – sekali lagi demi menekan ongkos produksi dan menjadikannya lebih terjangkau di pasaran.

Beoplay H4 mengandalkan tiga tombol fisik untuk pengoperasiannya, bukan kontrol sentuh / Bang & Olufsen
Beoplay H4 mengandalkan tiga tombol fisik untuk pengoperasiannya, bukan kontrol sentuh / Bang & Olufsen

Pengoperasian H4 mengandalkan tiga buah tombol yang terdapat pada salah satu sisi earcup-nya. H9, sebagai perbandingan, mengandalkan kontrol sentuh. Bagi sebagian orang, penggunaan tombol fisik pada H4 bisa diartikan sebagai kekurangan, namun bagi sebagian lain, mereka justru akan merasa lega karena tidak perlu berhadapan dengan kontrol sentuh yang terkadang membingungkan sekaligus kurang responsif.

Beoplay H4 mengandalkan konektivitas Bluetooth 4.2. Baterainya diperkirakan bisa bertahan selama 19 jam penggunaan, dan waktu charging-nya hanya memakan sekitar 2,5 jam. Secara keseluruhan, bobotnya berkisar 235 gram.

Akan tetapi pertanyaan yang terpenting, seberapa terjangkau H4 jika dibandingkan H9? Well, Bang & Olufsen saat ini telah memasarkannya seharga $299, masih lebih mahal dibanding wireless headphone lain di pasaran, tapi semoga saja kualitas suaranya masih mencerminkan superioritas yang selama ini ditunjukkan Bang & Olufsen.

Sumber: The Verge dan Bang & Olufsen.

Bang & Olufsen Kembali Hadirkan Headphone Bluetooth, Kali Ini dengan Noise-Cancelling

Noise cancelling oh noise cancelling, betapa engkau mendominasi topik perbincangan seputar wireless headphone. Memang benar, belakangan teknologi pemblokir suara ini kerap dijadikan senjata andalan produsen headphone. Salah satunya adalah Bang & Olufsen, yang baru-baru ini memperkenalkan Beoplay H9.

Beoplay H9 merupakan suksesor dari H7 yang dirilis di tahun 2014. Kala itu, H7 dinilai cukup banyak orang sebagai salah satu wireless headphone terbaik, memadukan aspek kenyamanan dan kualitas suara dengan desain yang manis di mata. Pun begitu, kesannya masih ada satu fitur yang ketinggalan, apalagi kalau bukan noise cancelling itu tadi.

Secara fisik, hampir tidak ada yang berubah dari H7. Bergaya over-ear, bantalannya yang tebal dan empuk akan menyelimuti daun telinga pengguna secara menyeluruh. Untuk menavigasikan musik, menyesuaikan volume atau menerima panggilan telepon, pengguna tinggal menyentuh atau mengusap sisi earcup-nya.

Kontrol Beoplay H9 mengandalkan panel sentuh yang tertanam di sisi earcup / Bang & Olufsen
Kontrol Beoplay H9 mengandalkan panel sentuh yang tertanam di sisi earcup / Bang & Olufsen

Satu-satunya perubahan yang dibawa H9 adalah teknologi active noise cancelling (ANC), dimana kini tertanam mikrofon ekstra di sisi luar earcup guna mengeliminasi suara luar. Kapanpun pengguna mau, fitur ini bisa dinyala-matikan menggunakan panel sentuh itu tadi.

H9 dapat beroperasi selama 14 jam nonstop dengan fitur ANC dalam keadaan aktif. Charging-nya memakan waktu sekitar tiga jam, namun pengguna juga bisa menggunakannya bersama kabel audio 3,5 mm standar. Supaya konsumsi baterainya lebih efisien, headphone akan mati dengan sendirinya saat sudah tidak digunakan beberapa lama.

Beoplay H9 dijajakan seharga $499, dan tersedia dalam dua pilihan warna. Kalau noise cancelling tidak menjadi prioritas, ada Beoplay H7 yang dibanderol $100 lebih murah.

Sumber: Engadget dan Bang & Olufsen.

Biar Kecil, Headphone Marshall Mid Bluetooth Bisa Tahan Sampai 30 Jam

Kiprah Marshall di ranah headphone cukup sukses, terbukti dari keagresifannya dalam meluncurkan produk anyar. Baru bulan Februari kemarin, mereka memperkenalkan headphone wireless pertamanya, Major II Bluetooth. Sekarang, mereka sudah siap dengan model lain yang juga mengemas konektivitas nirkabel.

Headphone tersebut adalah Marshall Mid Bluetooth. Bertipe on-ear, dimensinya sedikit lebih ringkas ketimbang Major II Bluetooth. Desainnya sepintas mirip dengan kakaknya tersebut, tapi earcup-nya lebih membulat. Engselnya juga sedikit lebih elegan ketimbang milik Major II yang hanya berwujud batangan.

Tentu saja, kombinasi warna hitam dan emas, serta tekstur kulit jeruk yang sudah menjadi ciri khas Marshall masih melekat erat pada Mid Bluetooth. Bantalan empuk di bagian headband dan earpad memastikan pengguna tetap merasa nyaman meski headphone dipakai dalam durasi yang lama.

Memangnya selama apa? Kalau Anda kuat, Mid Bluetooth siap menemani Anda mendengarkan musik selama 30 jam nonstop, sebelum baterainya perlu diisi ulang. Kalau ternyata Anda cukup gila dan bisa melebihi batas tersebut, Mid Bluetooth masih bisa digunakan dengan kabel audio 3,5 mm standar.

Marshall Mid Bluetooth dilengkapi kenop analog untuk mengontrol playback, volume maupun menerima menolak panggilan telepon / Marshall
Marshall Mid Bluetooth dilengkapi kenop analog untuk mengontrol playback, volume maupun menerima atau menolak panggilan telepon / Marshall

Selain baterai, masih banyak keunggulan Major II Bluetooth yang dipertahankan di sini, termasuk halnya kenop analog untuk mengontrol playback maupun volume. Unit driver yang bernaung di dalamnya juga berukuran 40 mm, sanggup menyuguhkan suara dalam rentang frekuensi 10 Hz sampai 20 kHz.

Codec aptX turut didukung oleh Mid Bluetooth supaya kualitas suaranya tetap terjaga meski menggunakan koneksi Bluetooth yang amat terbatas kapasitas transfer datanya. Marshall sendiri menjanjikan karakter suara yang seimbang, dengan intensitas bass yang tidak berlebihan.

Marshall Mid Bluetooth saat ini sudah dipasarkan seharga $199. Tidak, Anda tidak harus berprofesi sebagai gitasi dan memiliki amplifier besutan Marshall untuk bisa membelinya.

Sumber: Digital Trends dan Marshall Headphones.

Master & Dynamic MW50 Adalah Wireless Headphone Berdesain Super-Premium

Di industri audio, Master & Dynamic boleh dibilang masih seumur jagung. Pun demikian, di usianya yang baru tiga tahun ini, reputasinya tergolong cukup baik di kalangan media maupun konsumen berkat sejumlah headphone dan earphone yang sama-sama berfokus pada keseimbangan desain, build quality dan tentu saja kualitas suaranya.

Tahun lalu, perusahaan yang bermarkas di kota New York ini memberanikan diri untuk terjun ke ranah wireless lewat model MW60 yang bertipe over-ear. Tahun ini, mereka sudah siap menawarkan opsi ekstra yaitu MW50 yang berjenis on-ear, yang tentu saja berdimensi lebih ringkas dan bobotnya cuma sepertiga MW60.

Bobot MW50 secara total cuma berkisar 240 gram. Gaya desainnya serupa dengan kakaknya yang berukuran lebih besar, demikian pula dengan pilihan material yang digunakan, yakni stainless steel, aluminium dan kulit asli. Tentu saja, karena bertipe on-ear, alias hanya menempel di telinga dan tidak membungkusnya, bentuk earcup-nya bisa lebih membulat ketimbang model over-ear.

Master & Dynamic MW50 tersedia dalam dua kombinasi warna: silver-coklat dan silver-hitam / Master & Dynamic
Master & Dynamic MW50 tersedia dalam dua kombinasi warna: silver-coklat dan silver-hitam / Master & Dynamic

Di balik masing-masing earcup-nya, bernaung driver 40 mm yang terbuat dari bahan beryllium, diklaim sanggup menyajikan suara yang warm (sedikit penekanan pada bass, tapi tidak serta-merta melupakan vokal dan treble). Tombol-tombol kontrolnya ditempatkan di earcup untuk memudahkan akses, sedangkan konektivitas Bluetooth 4.1 berarti ia bisa di-pair dengan dua perangkat sekaligus.

Master & Dynamic menyebut MW50 ideal untuk digunakan di saat bersantai, bekerja atau traveling. Baterainya diyakini bisa bertahan selama 16 jam nonstop dalam satu kali charge. Master & Dynamic tak lupa menyematkan mikrofon dual-array untuk sedikit membantu memblokir suara luar yang mengganggu.

Masuk dalam kategori headphone premium, Master & Dynamic MW50 dijajakan seharga $449. Di rentang harga ini, sebenarnya masih ada banyak alternatif yang tak kalah menarik dari nama-nama yang lebih terkenal, sebut saja Sennheiser, Bose atau Sony.

Sumber: Engadget dan Master & Dynamic.

Plantronics BackBeat Pro 2 Suguhkan Active Noise-Cancelling Selama 24 Jam Nonstop

Dalam dunia teknologi, seringkali inovasi harus dibayar dengan konsekuensi tertentu. Yang paling gampang, smartphone tentu saja tidak bisa bersaing soal daya tahan baterai dengan feature phone. Beralih ke ranah audio, headphone Bluetooth yang menawarkan fitur noise-cancellation umumnya juga harus mengorbankan ketahanan baterai.

Akan tetapi dilema tersebut tidak berlaku untuk headphone terbaru Plantronics. Dijuluki BackBeat Pro 2, headphone wireless ini menawarkan keseimbangan antara fitur dan harga yang akan sangat memikat di mata (dan telinga) konsumen.

Desain over-ear (membungkus semua daun telinga) membuat Plantronics BackBeat Pro 2 semakin nyaman dikenakan dalam waktu yang lama / Plantronics
Desain over-ear (membungkus semua daun telinga) membuat Plantronics BackBeat Pro 2 semakin nyaman dikenakan dalam waktu yang lama / Plantronics

Yang paling utama adalah fitur active noise-cancelling bersifat on-demand. Sesuai makna harfiahnya, on-demand berarti pengguna bisa mengaktifkannya kapan saja dibutuhkan. Ketika sedang menunggu kereta di stasiun, aktifkan fitur tersebut untuk meredam hampir semua suara luar yang mengganggu; sebaliknya, ketika ada pengumuman, pengguna bisa mengaktifkan mode open-listening untuk mendengarkannya tanpa perlu melepas headphone.

Seandainya headphone benar-benar perlu dilepas, BackBeat Pro 2 akan otomatis menghentikan lagu yang diputar, lalu memutarnya kembali ketika headphone dikenakan. Jangkauan koneksi Bluetooth-nya sendiri diklaim bisa mencapai 100 meter, dan ia bisa dipakai untuk menerima panggilan telepon.

Tentu saja hal lain yang menjadi pembeda utama BackBeat Pro 2 dari headphone sekelas di pasaran adalah daya tahan baterai selama 24 jam nonstop dalam satu kali charge. Lupa mematikan headphone? Jangan khawatir, sebab Plantronics telah menyematkan sistem hibernasi yang akan aktif secara otomatis dan memperpanjang daya baterai sampai 6 bulan lamanya.

Plantronics BackBeat Pro 2 datang bersama sebuah carrying case, kabel charger dan kabel 3,5 mm standar / Plantronics
Plantronics BackBeat Pro 2 datang bersama sebuah carrying case, kabel charger dan kabel 3,5 mm standar / Plantronics

Semua ini dikemas dalam ukuran sepertiga lebih ringkas ketimbang generasi sebelumnya. Bobotnya bahkan menurun 15 persen, menjadikannya lebih nyaman dikenakan dalam durasi yang lama, apalagi mengingat headband-nya telah didesain supaya bisa mendistribusikan berat secara merata di sekujur kepala pengguna.

Plantronics BackBeat Pro 2 rencananya akan dipasarkan segera seharga $200 – banderol yang amat kompetitif jika mempertimbangkan semua fiturnya. Tersedia pula varian BackBeat Pro 2 SE yang punya tampilan lebih premium dan dibekali NFC seharga $250.

Sumber: Plantronics.

Dibekali Integrasi Spotify, Headphone Muzik One Juga Bisa Mengontrol Perangkat Smart Home

Entah sampai kapan hal ini akan dibahas, tapi yang pasti absennya jack headphone pada iPhone 7 akan memicu kemunculan deretan headphone wireless ke depannya. Salah satu yang cukup layak disorot adalah Muzik One – ya, namanya memang aneh, tapi tunggu sampai Anda memahami semua fiturnya.

Sebelum itu, mari membahas soal desainnya. Sepintas Muzik One terlihat tak jauh berbeda dari headphone nirkabel lain. Kerangkanya terbuat dari aluminium, sedangkan bantalannya yang empuk dibalut oleh material kulit premium. Akan tetapi yang menarik, earcup-nya bisa dilepas-pasang dengan mudah secara magnetik dan diganti dengan ukuran yang berbeda. On-ear atau over-ear, Anda hanya perlu satu headphone saja.

Di dalamnya bernaung sepasang driver 40 mm dengan respon frekuensi 20 – 22.000 Hz, plus sepasang mikrofon untuk menerima panggilan telepon atau mengakses fitur perintah suara. Koneksinya mengandalkan Bluetooth, tapi pengguna juga bisa memasangkan kabel audio 3,5 mm standar apabila smartphone yang digunakan bukan iPhone 7 atau Moto Z.

Muzik One dilengkapi empat tombol kapasitif yang bisa diprogram sesuai kebutuhan / Muzik
Muzik One dilengkapi empat tombol kapasitif yang bisa diprogram sesuai kebutuhan / Muzik

Namun yang sangat menarik dari Muzik One adalah bagaimana pengembangnya telah mengintegrasikan layanan macam Spotify dan Twitter, serta menyematkan cara berinteraksi yang inovatif. Di satu sisi earcup-nya, terdapat empat tombol kapasitif yang bisa dikustomisasi sesuai kebutuhan.

Saat tombol kapasitif dan integrasi Spotify tadi dipadukan, pengguna pada dasarnya bisa memutar playlist favoritnya di layanan streaming tersebut hanya dengan meletakkan jarinya di atas sebuah tombol. Asalkan headphone sudah tersambung dengan smartphone dan pengguna sudah menyesuaikan pengaturan di aplikasi pendampingnya, selanjutnya smartphone tinggal diselipkan ke dalam kantong dan tak perlu diutik lagi.

Paket penjualan Muzik One sangat lengkap, mencakup dua pasang bantalan earcup berbeda ukuran / Muzik
Paket penjualan Muzik One sangat lengkap, mencakup dua pasang bantalan earcup berbeda ukuran / Muzik

Sisa tiga tombol bisa dimanfaatkan untuk fungsi lain seperti misalnya membagikan lagu yang diputar ke Twitter dengan hashtag #NowPlaying. Tombol lainnya bisa dipakai untuk mengecek sisa baterai atau mengecek judul lagu yang tengah diputar. Dan yang paling menarik, sisa tombol terakhir bisa digunakan untuk mengontrol perangkat smart home dengan bantuan resep IFTTT.

Tertarik? Anda harus menunggu paling tidak sampai bulan Oktober dimana Muzik One akan dipasarkan seharga $300. Paket penjualannya tergolong cukup lengkap, sedangkan baterainya bisa bertahan selama 15 jam dalam satu kali charge.

Sumber: PR Newswire.

Temani AirPods, Beats Luncurkan Tiga Headphone Nirkabel Baru

Diungkapnya Apple AirPods dalam acara peluncuran iPhone 7 membuat kita bertanya-tanya mengenai nasib Beats. Seperti yang kita tahu, pabrikan headphone yang didirikan oleh rapper Dr. Dre tersebut diakuisisi oleh Apple pada tahun 2014 kemarin. Pertanyaannya gampang: bagaimana cara Apple memanfaatkan absennya jack headphone pada iPhone 7 dengan produk berlabel Beats?

Well, Apple rupanya sudah menyiapkan tiga headphone nirkabel baru di bawah brand Beats. Mereka adalah Beats Solo 3 Wireless, Powerbeats 3 Wireless dan Beats X. Solo dan PowerBeats merupakan suksesor dari pendahulunya, sedangkan Beats X adalah produk yang benar-benar fresh.

Beats X mengusung model in-ear dengan kabel menjuntai yang dimaksudkan untuk menggantung di leher, mirip seperti mayoritas earphone nirkabel yang ada di pasaran. Yang cukup menarik, masing-masing eartip-nya dibekali magnet sehingga bisa ditempelkan satu sama lain ketika sedang tidak digunakan dan perangkat pun membentuk seperti kalung.

Baterainya bisa bertahan selama 8 jam pemakaian, tapi yang unik adalah fitur bernama Fast Fuel, dimana Beats X bisa di-charge menggunakan kabel Lightning dalam waktu yang amat cepat. Secepat apa? Menurut klaim Apple, 5 menit charging sama dengan 2 jam pemakaian, dan charging hingga penuh hanya membutuhkan waktu 45 menit saja.

Untuk Solo 3 dan Powerbeats 3, pembaruan yang dibawa tidak menyeluruh tetapi lebih ke sisi teknis. Khusus untuk Powerbeats, desainnya telah direvisi supaya bisa lebih nyaman dikenakan di telinga. Hal ini krusial mengingat skenario penggunaan PowerBeats yang paling ideal adalah ketika sedang berolahraga.

Keduanya turut dilengkapi dengan fitur Fast Fuel seperti Beats X, namun mereka memanfaatkan kabel micro USB ketimbang Lightning. Untuk Powerbeats 3, 5 menit charging bisa memberikan satu jam pemakaian, dan baterainya sendiri bisa bertahan selama 12 jam dalam kondisi penuh. Solo 3 di sisi lain bisa memberikan tiga jam pemakaian setelah di-charge hanya selama 5 menit.

Ketiga headphone anyar Beats ini juga ditenagai oleh chip Apple W1 yang ada pada AirPods. Kehadiran chip ini dimaksudkan untuk mempermudah proses pairing. Ketiganya akan dipasarkan mulai musim semi tahun ini; Solo 3 Wireless dihargai $300, Powerbeats 3 Wireless $200 dan Beats X $150.

Sumber: Pocket-lint dan Beats.