Meski Telah Capai BEP di Q3 2023, Dekoruma Pilih Tunda IPO Menjelang Pemilu

Dekoruma sempat menargetkan IPO pada akhir 2023. Namun, rencana tersebut kemungkinan mundur karena perusahaan mempertimbangkan situasi pasar menjelang Pemilu pada awal 2024.

Co-Founder & CEO Dekoruma Dimas Harry Priawan mengungkap tengah gencar menambah offline presence di luar Pulau Jawa. Menurutnya, IPO menjadi opsi penggalangan dana yang nantinya dapat digunakan untuk meningkatkan skala bisnis Dekoruma, termasuk ekspansi gerai.

“Dana pasti butuh karena kami mulai ekspansi ke luar kota juga. Namun, awal tahun depan tampaknya tidak kondusif untuk IPO. Bukan karena pasarnya tidak bagus ya, karena tahun politik. Jadi, kami wait and see dulu. Kami tidak buru-buru, investor juga sudah solid,” ungkap Dimas ditemui di Power Lunch GDP Venture, Selasa (24/10).

Dimas mengungkap bahwa Dekoruma sudah memiliki fundamental bisnis yang sehat sejak beberapa tahun lalu. Klaimnya, Dekoruma sudah mencapai break even di kuartal III 2023. Ia menargetkan break even satu tahun penuh dapat terealisasi di 2024.

Ditanya soal rencana penggalangan dana baru sebelum IPO, ia juga mengaku belum memikirkannya. “Bagi kami, fundraising saat ini untuk ekspansi, berbeda dengan 2-3 tahun lalu di mana modal digunakan untuk R&D dan survival. Kami sudah tahu arah [profitabilitas] ke mana, tetapi saat ini belum memikirkan soal fundraising.”

Dimas juga memberi sinyal untuk memperluas lini bisnisnya ke produk/jasa baru pada tahun depan. Fokusnya saat ini adalah memperkuat posisinya di segmen B2C alih-alih masuk ke pasar ke B2B atau wholesale.

Terakhir kali, Dekoruma mengumumkan pendanaan pada Agustus 2021 dengan perolehan $15 juta (sekitar Rp216,8 miliar). Investor yang terlibat antara lain Nexter Ventures by SCG Cement-Building Materials, KTB Network, termasuk investor terdahulu Global Digital Niaga (Blibli), OCBC NISP Ventura, dan Foundamental.

Tren omnichannel

Lebih lanjut, Dimas memaparkan bagaimana pendekatan omnichannel sangat diperlukan bagi bisnisnya. Dekoruma sejak awal beroperasi sebagai online marketplace untuk produk home & living. Pada 2019, Dekoruma bereksperimen untuk memasarkan produk lewat gerai offline.

“Mengapa offline? Pengalaman pembeli. Furnitur butuh dijajal atau dicoba, sedangkan [penjualan] online tidak akan bisa kasih itu. Saat pandemi, sales naik signifikan sehingga kami memutuskan investasi untuk buka gerai offline,” ujarnya.

Ini juga menjelaskan alasan gencarnya ekspansi Dekoruma ke luar Pulau Jawa selama beberapa tahun terakhir. Tingginya minar pasar baik dari segmen middle low maupun middle high di kawasan ini.

Pada 2022, Dekoruma membuka 16 toko di Jabodetabek. Kemudian, Dekoruma kembali menambah delapan gerai di sejumlah kota non-Jawa, termasuk Medan, Palembang, dan Makassar pada tahun ini. Menurut Dimas, ekspansi gerai offline berdampak terhadap menurunnya biaya marketing dibandingkan dulu saat masih full online.

“Ekspansi offline di luar kota sangat challenging dari sisi rantai suplai dan operasional. Jadi, kami tidak asal buka. Kalau makroekonomi tidak bagus, berimbas ke bisnis kami.” Tutupnya

Application Information Will Show Up Here

Strategi Renos Bersaing di Sektor Home & Living

Pemain startup home & living memang sudah ada beberapa yang muncul di Indonesia. Renos hadir menawarkan pendekatan yang berbeda dengan konsep marketplace, yang menjembatani produsen, penyedia layanan, dan pemilik rumah dengan teknologi AI.

Startup yang terafiliasi dengan dengan nocnoc (Thailand) ini beroperasi di Indonesia sejak Juli 2021 menerapkan model bisnis B2B dan B2C sebagai langkah agar menjadi perusahaan berkelanjutan. Tak hanya menjual produk furnitur, solusi Renos dinilai lebih komprehensif karena menyediakan kategori yang beragam, seperti material bangunan hingga solusi layanan rumah.

Dalam wawancara bersama DailySocial.id, CCO Renos Nathaniel Adi Putra menyampaikan pihaknya meyakini potensi yang ditawarkan dari bisnis home & living ini masih besar. Menurutnya, ada segmen pasar yang belum terpenuhi oleh pemain yang ada, sehingga dibutuhkan solusi yang lebih komprehensif.

“Kami melihat masyarakat Indonesia masih kesulitan untuk bisa mendapatkan layanan komprehensif untuk rumah mereka. Biasanya solusinya terpecah-pecah, tapi kami tawarkan end-to-end untuk home & living, dari home improvement hingga home service solution,” ujarnya.

Brand yang bergabung sebagai merchant di Renos pun beragam, di antaranya Vivere, Aqua, Courts, Bosch, HomeMaster, dan lainnya. Adapun untuk solusi home improvement ini, perusahaan bekerja sama dengan Siam Cement Group (SCG). Bila ditotal, terdapat ratusan merchant dari berbagai kategori home living yang sudah bergabung dengan puluhan ribu SKU.

“Kami menyediakan konsumen yang tertarik untuk renovasi rumah bisa dengan platform kami, bisa cari desain yang pas dan cocok, lalu didiskusikan dan diimplementasikan.”

Dalam menjaring merchant home & living, Nathan mengaku pihaknya mengkurasi selama proses onboarding. Merchant dilihat kualitas produknya, harga, dan kemampuan operasionalnya. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah kontrol, mengingat perusahaan menganut konsep marketplace.

Perusahaan selalu memantau setiap transaksi yang masuk, lalu memastikan setiap pesanan dan bagaimana merchant tersebut memenuhinya. “Kami juga menyiapkan call center kalau misalnya ada kendala, mau minta update order-nya, dan sebagainya.”

Ia menerangkan, perusahaan saat ini tidak memiliki gudang sendiri, alias seluruh penyimpanan stok barang disimpan dan pengadaannya dilakukan oleh merchant itu sendiri. “Produk home & living itu unik karena belum tentu diproduksi secara massal. Jadi solusi terbaik untuk saat ini adalah pakai warehouse seller.”

Tidak hanya kemudahan dalam memasarkan produk dan mendapatkan calon konsumen, didukung dengan teknologi AI, merchant dapat menganalisis kinerja penjualan, sehingga ada wawasan pasar yang lebih baik untuk mereka dalam mengembangkan bisnisnya.

Tim Renos

Strategi selanjutnya

Di tahun keduanya di Indonesia, perusahaan bakal memperkuat rangkaian SKU dan kemitraan dengan berbagai brand home & living agar dapat menjadi pilihan utama konsumen saat mencari produk furnitur dan aksesoris rumah. Peluncuran aplikasi mobile juga sedang direncanakan agar perusahaan semakin dekat dengan konsumen.

Perusahaan juga akan memperkuat teknologi terkini agar pengalaman konsumen semakin kaya saat berkunjung ke platform Renos. Lantaran, perjalanan awal konsumen sebelum memutuskan untuk beli barang furnitur dan sebagainya itu panjang.

Mereka butuh riset, cari tahu material yang dipakai, pilihan warna, hingga ukurannya apakah tepat atau tidak. Karena basis Renos adalah perusahaan teknologi, perusahaan akan memanfaatkan kapabilitasnya tersebut untuk meracik inovasi yang tepat.

Belakangan para pemain sejenis, seperti Dekoruma masuk ke showroom offline. Dekoruma Experience Center (DEC) hadir sejak 2019 dan kini sudah tersebar di 22 lokasi. Toko tersebut menyediakan berbagai macam furnitur dan aksesoris rumah yang bisa langsung dicoba sebelum membelinya. Alhasil, konsumen dapat menentukan mana produk yang paling tepat untuk huniannya.

Terdapat pula Mitraruma, startup yang disuntik SCG, yang menyediakan showroom di beberapa titik juga. Di luar itu, terdapat pemain besar seperti Informa dan IKEA dengan konsep serupa.

“Kalau masuk ke gerai offline, kami masih perlu melihat dinamikanya seperti apa. Saat ini banyak teknologi yang menarik untuk mempermudah konsumen mendapatkan experience, masih kita lihat inovasinya ke sana ketimbang buka gerai.”

Tidak hanya mengandalkan model bisnis B2C (marketplace), Nathan menjelaskan pihaknya juga punya bisnis B2B yang menyasar para korporasi. Solusi yang tersedia, seperti jasa servis dan konstruksi, bahkan kalau ada bug order untuk produk home & living di hunian mereka juga memungkinkan.

Selain memperkuat operasional dan inovasi bisnis, perusahaan melakukan strategi bakar duit melalui promosi diskon di kanal digital dan offline untuk meningkatkan awareness di kalangan konsumen ritel.

Strategi Mitraruma Bangun Bisnis Berkelanjutan Lewat Jasa Renovasi Rumah

Laporan “Property Outlook 2023” yang disusun 99 Group mencatat sepanjang 2022 tren pasar properti di Indonesia menunjukkan perubahan pasar ke arah positif. Data internal menyebut pencarian properti di portal Rumah123.com dan 99.co rata-rata per bulan sebanyak 34 juta, serta waktu yang dihabiskan per kunjungan adalah 5 menit 50 detik, naik dari tahun 2021 yang tercatat 4 menit 23 detik.

Dari sisi demografi pencarian properti, hampir 51% adalah laki-laki dan sisanya adalah perempuan. Tren pergeseran usia konsumen juga tampak dengan dominasi dari generasi muda, yakni berusia 18-24 tahun berkontribusi sebesar 22% dan usia 25-34 tahun sebesar 26,4%. Fakta ini menandai peningkatan kesadaran akan pentingnya kepemilikan properti oleh generasi muda yang terus bertumbuh.

Startup penyedia solusi home & living Mitraruma menyambut kesadaran itu dengan menjawab tantangan yang masih mengganjal di lapangan, baik soal pemilihan bahan bangunan atau renovasi sesuai kemampuan finansial tanpa mengurangi standar kualitas. Startup yang didirikan pada 2020 ini menyediakan ekosistem yang menghubungkan pemilik hunian, pekerja bangunan, dan toko bangunan.

“Secara komprehensif, Mitraruma berupaya mengatasi pain point dari masing-masing segmen konsumen tersebut. Kami membantu pemilik hunian untuk mendampingi proses pemenuhan kebutuhan hunian secara end-to-end, mulai dari perencanaan desain, penentuan budget, pemilihan material, hingga pelaksanaan renovasi,” jelas Co-Founder Mitraruma Sataporn Na Songkhla dalam keterangan resmi.

Kemudian, Mitraruma mendorong pekerja bangunan mendapatkan proyek konstruksi untuk meningkatkan profitabilitas mereka dengan mempermudah proses negosiasi, perencanaan desain dan biaya, pencarian material bangunan dengan harga kompetitif. Lalu, komunikasi dengan konsumen, dan supervisi proyek agar sesuai dengan BOM (Bill of Materials) dan BOQ (Bill of Quantities).

Sementara untuk toko bangunan, Mitraruma membantu mereka untuk ekspansi pasar, khususnya yang belum mampu memaksimalkan pemasaran di platform online. Saat ini ada empat pilar layanan yang disediakan: jasa renovasi rumah, jasa interior desain dan dekorasi rumah, jasa instalasi profesional, dan layanan home care & maintenance.

Solusi yang ditawarkan Mitraruma ini tidak beririsan dengan Dekoruma yang berfokus pada platform e-commerce khusus furnitur dan peralatan rumah tangga.

Renovasi kanopi yang telah diselesaikan oleh Mitraruma / Mitraruma

Diklaim, perusahaan menyelesaikan 4.500 proyek dari berbagai layanan. Kontribusi utamanya datang dari pengerjaan kitchen set, interior desain, pemasangan kanopi, dan renovasi kamar mandi. Adapun secara nilai transaksi bruto (Gross Merchandise Value/GMV) mencapai Rp362 miliar per Desember 2022, tumbuh 152% dari tahun sebelumnya sebesar Rp110 miliar.

“Empat service ini bisa dibilang mendominasi dan jadi prioritas utama saat ingin renovasi rumah, karena customer behaviour di Indonesia rata-rata merenovasi rumahnya secara bertahap sesuai kemampuan finansialnya,” kata Songkhla saat dihubungi terpisah oleh DailySocial.id.

Rencana tahun ini

Terkait antusiasme pasar dengan layanannya, Mitraruma baru-baru ini meresmikan showroom perdana di Okabe Gallery Alam Sutera, Tangerang, Banten sebagai langkah meningkatkan customer experience. Di sana, pelanggan dapat berkonsultasi langsung dengan para ahli dan menyaksikan bahan-bahan material yang digunakan untuk renovasi, maupun instalasi di rumahnya nanti.

Selain itu, menghadirkan inovasi baru untuk kitchen set dengan kualitas terbaik dan harga kompetitif, hasil kerja sama dengan beberapa brand dan manufaktur. “Hal ini menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan layanan 3+1 Mitraruma, yaitu instalasi kitchen set, desain interior, pemasangan kanopi, dan renovasi kamar mandi.”

Kitchen set ini berkonsep modular cabine berbahan dasarnya sudah grade E1 HMR Board yang jauh lebih ramah lingkungan. Lalu, proses produknya sudah menggunakan 100% mesin sehinga hasilnya lebih rapi, proses produksi lebih cepat, dan instalasi lebih mudah. Dengan demikian, aspek desain dan estimasi biaya pada proses desain pembuatan dapur jauh lebih mudah karena konsumen dapat menyusun sendiri kabin sesuai kebutuhan dan bugdet.

Strategi ketiga, menawarkan platform yang disesuaikan untuk seluruh konsumen terkait, mulai dari desainer interior, arsitek, perajin, dan kontraktor untuk meningkatkan kekuatan dan profitabilitas bisnis mereka. Terakhir, mengoptimalkan channel digital, menggandeng lebih banyak brand dengan online presence yang kuat.

Kitchen set project yang telah diselesaikan oleh Mitraruma

“Sebagai platform online, Mitraruma mampu membangun positioning dan engagement secara digital, dan terkonversi menjadi sales. Trafik pengunjung website Mitraruma mencapai 3 juta setiap bulan.”

Songkhla menambahkan, dalam upaya menjadi perusahaan berkelanjutan, inovasi layanan dan value perlu hadir untuk melayani konsumen. Setiap orang tentunya ingin punya rumah impian yang nyaman, tetapi terkadang punya masalah kepercayaan untuk mencari aplikator terpercaya. Dari sisi aplikator, mereka pun kesulitan untuk mendapatkan project secara rutin.

“Selain itu, kami juga ingin meng-upgrade layanan renovasi di Indonesia melalui standar instalasi yang kami punya. Dengan memastikan layanan yang transparan, kualitas tim aplikator, serta standar pemasangan sesuai Mitraruma, kami yakin bisa lebih bertahan di pasar ini,” pungkasnya.

Saat ini, Mitraruma telah mendapat pendanaan dari Siam Cement Group (SCG), produsen semen asal Thailand. Tidak disebutkan detail nominal yang diterima dan kapan investasi diberikan. Songkhla hanya menyampaikan, dana yang diterima ini digunakan untuk mengembangkan platform dan inovasi layanan Mitraruma, salah satunya adalah menghadirkan kitchen set.

IUIGA E-commerce to Arrive in Indonesia, Bags Funding from Konimex Group

The Singapore-based e-commerce platform, selling various personal and household items, IUIGA has officially launched in Indonesia. This expansion is undergone after successfully securing funding from Konimex Group with undisclosed details.

The business model is, they work together with manufacturers of manufacturing designs, then do branding and sell their products online.

The IUIGA team said this concept was implemented in order to produce quality products at affordable prices. “IUIGA works closely with factories to produce quality products which will be labeled with IUIGA goods.”

“IUIGA collaborates with more than 400 ODM (Original Design Manufacturer) factories [..] Unlike Contract Manufacturers, ODM is a factory with the capability and license in product design and development,” IUIGA Indonesia’s Managing Director William Firman explained.

With a focus on the supply of goods from ODM, IUIGA considers not to have a product development team for product design and development are carried out by factories.

“The existence of an integrated technology and information system allows consumers to experience the first online-to-offline experience in Indonesia that prioritizes self-service technology and information transparency, therefore, every consumer can understand the value obtained from every price paid for an IUIGA product,” William added.

Quality and price transparency as leading features

Although Indonesian e-commerce is one of the rapid-growing industries, the competition is quite tight. In response to this, IUIGA comes with some differentiation, such as converting distribution channels to direct-to-consumer.

With the change in distribution channels, IUIGA claims to be able to cut prices for goods. For example, previously on the market, it could reach 8 to 15 times the production price, now it is only 1.6 to 2 times.

“At IUIGA, we allow consumers to know the cost component of each IUIGA product through the transparent pricing feature. The transparent pricing feature contains information on production costs, profits, and traditional retail price comparisons of each IUIGA product,” William explained.

In Indonesia, IUIGA offers 11 product categories, from home living to personal care. Apart from being accessible through the website and mobile application, IUIGA will also open a physical store to enhance the user experience.

“We will deliver from our warehouse in Jakarta. In addition, we have collaborated with several delivery services to reach IUIGA customers throughout Indonesia. Our delivery providers are divided into instant, same day, next day, and regular,” he explained.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Dapat Pendanaan dari Konimex Group, Platform E-commerce IUIGA Masuk Indonesia

Platform e-commerce asal Singapura yang menjual berbagai barang pribadi dan perlengkapan rumah IUIGA meresmikan kehadirannya di Indonesia. Ekspansi ini ditempuh setelah berhasil mengamankan pendanaan dari Konimex Group dengan detail yang tidak disebutkan.

Konsep bisnisnya, mereka bekerja sama dengan produsen desain manufaktur, kemudian melakukan branding dan menjualkan produk-produk mereka secara online.

Tim IUIGA menyampaikan konsep bisnis ini diterapkan demi menghasilkan produk berkualitas dengan harga yang terjangkau. “IUIGA bekerja sama dengan pabrik-pabrik untuk menghasilkan produk berkualitas yang kemudian dilabeli dengan barang IUIGA.”

“IUIGA bekerja sama dengan lebih dari 400 pabrik ODM (Original Design Manufacturer) [..] Berbeda dengan Contract Manufacturer, ODM merupakan pabrik yang memiliki kapabilitas dan lisensi dalam desain dan pengembangan produk,” jelas Managing Director IUIGA Indonesia William Firman.

Dengan fokus pada pasokan barang dari ODM, IUIGA merasa tidak perlu memiliki tim product development karena desain dan pengembangan produk dilakukan oleh pabrik.

“Adanya sistem teknologi dan informasi yang terintegrasi membuat konsumen dapat merasakan pengalaman online-to-offline pertama di Indonesia yang mengedepankan teknologi self-services dan transparansi informasi, sehingga setiap konsumen dapat memahami value yang didapatkan dari setiap harga yang dibayarkan untuk sebuah produk IUIGA,” imbuh William.

Kualitas dan transparansi harga menjadi unggulan

Kendatie-commerce di Indonesia menjadi salah satu industri yang berkembang cukup pesat, persaingan di dalamnya pun cukup ketat. Menyadari hal itu IUIGA membawa sejumlah keahlian mereka, seperti mengubah jalur distribusi menjadi direct-to-consumer.

Dengan perubahan jalur distribusi tersebut, IUIGA mengklaim mampu memangkas harga barang. Misalnya, yang semula di pasaran bisa mencapai 8 hingga 15 kali dari harga produksi, kini menjadi 1,6 hingga 2 kali saja.

“Di IUIGA kami memungkinkan konsumen untuk dapat mengetahui komponen biaya dari setiap produk IUIGA melalui fitur transparent pricing. Fitur transparent pricing memuat informasi biaya produksi, profit, dan komparasi harga tradisional ritel dari setiap produk IUIGA”, terang William.

Di Indonesia IUIGA menawarkan 11 kategori produk, mulai dari home living hingga personal care. Selain bisa diakses melalui website dan aplikasi mobile IUIGA juga akan membuka toko fisik untuk meningkatkan pengalaman pengguna.

“Kami akan melakukan pengiriman melalu gudang kami di Jakarta. Selain itu kami sudah bekerja sama dengan beberapa delivery provider untuk menjangkau pelanggan IUIGA di seluruh Indonesia. Untuk delivery provider yang kami miliki terbagi menjadi instant, same day, next day, dan reguler,” jelas William.

Application Information Will Show Up Here

Rencana dan Target Dekoruma Perluas Lini Bisnis di Tahun 2020

Memasuki akhir tahun 2019, platform jasa desain interior dan konstruksi Dekoruma menyampaikan sejumlah pencapaiannya. Kepada media, Co-Founder & CEO Dekoruma Dimas Harry Priawan menyebutkan, saat ini platformnya telah memiliki sekitar satu juta pengguna aktif dan 500 merchant ritel. Mereka juga telah memiliki Experience Center dan rencananya tahun depan jumlahnya akan ditambah di area Jabodetabek.

Meskipun saat ini fokusnya 70% masih kepada B2C, namun Dekoruma juga terus membuka kemitraan dengan pengembangan rumah atau perusahaan properti di Indonesia.

“Salah satu kerja sama yang telah kami lancarkan adalah dengan Ciputra yang bisa diakses di kanal properti. Meskipun telah memberikan kontribusi yang besar, namun fokus kami masih kepada B2C,” kata Dimas.

Untuk pembayaran paling banyak dipilih oleh pelanggan Dekoruma adalah kartu kredit kemudian transfer bank. Sementara pilihan gratis ongkos kirim masih jadi fitur favorit penarik minat dan akan terus disuguhkan kepada pelanggan.

Dari demografi pengguna yang dimiliki, mereka mengklaim sebanyak 60-70% pengguna berasal dari kalangan perempuan. Hal ini turut disesuaikan pada visi Experience Center, didesain untuk meng-cater target pelanggan dengan gaya khas Dekoruma.

“Jika ditanya apa gaya atau pilihan dari selera dekorasi dan desain rumah, banyak pelanggan yang tidak bisa menjawab. Namun dengan melihat situs dan mengunjungi Experience Center kami biasanya mereka akan mendapatkan inspirasi seperti apa gaya yang sesuai untuk mereka,” kata Dimas.

Tahun 2020 mendatang, perusahaan memastikan untuk melakukan ekspansi di luar Jabodetabek. Kota-kota besar yang disasar di antaranya adalah Surabaya, Medan, Makassar, dan Bali. Rencana ekspansi ini adalah salah satu realisasi perusahaan pasca menerima pendanaan seri B dari Global Digital Niaga (Blibli) dan AddVentures tahun lalu.

Pihaknya juga memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana tahun 2020 mendatang, kendati tidak disebutkan detail waktu dan target perolehannya.

“Memang ada rencana tapi kami belum mulai melakukan penggalangan dana. Namun penjajakan dan pertemuan dengan investor terkait masih terus kita lakukan,” kata Dimas

Teknologi untuk mitra desainer interior

Salah satu lini bisnis yang tengah dijajaki adalah jasa desain interior ruangan yang menyasar kalangan premium. Karena makin besarnya minat dibarengi peningkatan kemampuan finansial dari segmen tersebut untuk membayar jasa desain interior. Saat ini perusahaan tengah mempersiapkan teknologi yang relevan yang bisa dimanfaatkan oleh mereka.

Melalui teknologi ini diharapkan bisa menjembatani kebutuhan pelanggan dengan produk yang tersedia di Dekoruma dan para desainer interior yang tersebar di Jabodetabek.

“Saat ini teknologi tersebut sudah kami terapkan kepada desainer yang bergabung dengan Dekoruma. Rencananya tahun depan teknologi tersebut akan kami luncurkan untuk publik,” kata Dimas.

Application Information Will Show Up Here

Fokus Dekoruma Menghadirkan Layanan dan Produk “Home Living” Terpadu

Sebagai salah satu platform jasa desain interior dan konstruksi, Dekoruma mencoba untuk menghadirkan layanan hingga inovasi terkini. Salah satu yang diluncurkan adalah jasa desain ruangan kantor mengadopsi tren ruang kerja populer saat ini, yaitu “open concept”.

Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO Dekoruma Dimas Harry Priawan menyebutkan bahwa pertumbuhan bisnis perusahaan saat ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

“Kami juga berencana untuk meresmikan experience center baru, menjalin lebih banyak kemitraan dari desainer interior, kontraktor, dan pihak terkait guna memenuhi permintaan yang makin meningkat jumlahnya.”

Dikenal bukan hanya menjual produk furnitur, Dekoruma menyediakan layanan konsultasi desain. Perusahaan mencatat dari sisi ritel sudah mulai banyak pelanggan yang berani untuk membeli barang dengan harga premium. Hal ini membuktikan bahwa pasar sudah makin dewasa dan mengalami pertumbuhan positif.

“Pada akhirnya saat ini jasa desain interior tidak hanya dibutuhkan bagi mereka yang memiliki anggaran lebih saja, memanfaatkan teknologi dan supply chain yang makin baik, dana yang dikeluarkan bisa dipangkas jumlahnya menjadikan lebih banyak orang menikmati layanan ini” kata Dimas.

Mengedepankan penggunaan teknologi

Sebagai platform yang memanfaatkan teknologi, Dekoruma selalu berupaya menjadi platform yang mengakselerasi pengembangan dan pertumbuhan industri home living. Saat ini mereka telah menambah kategori untuk desain komersial yang bertujuan untuk memberikan peluang lebih banyak kepada mitra. Perusahaan juga memiliki rencana untuk meluncurkan Design & Project Management Software kepada publik.

“Kami juga mencatat penggunaan aplikasi saat melakukan transaksi masih mendominasi dan mendorong jumlah traffic. Namun berdasarkan informasi dari para pengembang dan desainer juga tercatat, penggunaan tablet dan desktop saat mengakses platform Dekoruma juga masih besar jumlahnya. Salah satu alasannya adalah monitor yang lebih besar,” kata Dimas.

Tahun 2020 masih banyak target yang ingin dicapai oleh Dekoruma, fokus utama mereka adalah menambah lebih banyak produk, menawarkan berbagai macam pilihan furnitur dan bekerja dengan supplier untuk menghadirkan produk dan harga yang tepat kepada pelanggan. Penggalangan dana juga menjadi salah satu rencana perusahaan, meskipun tidak dalam waktu dekat.

Mengklaim mengalami pertumbuhan yang positif, namun perusahaan masih mengalami tantangan saat menjalankan bisnis. Salah satunya adalah persoalan skill dan cara-cara konvensional yang masih diterapkan oleh mitra seperti mandor, tukang, hingga kontraktor.

“Saya melihat akan menjadi sulit bagi industri untuk bisa tumbuh dengan cepat jika masih menerapkan cara-cara lama, selain kurang efektif, cara tersebut juga terkadang menghabiskan anggaran yang cukup besar. Untuk itu kami ingin meningkatkan skill mereka dan mengubah mindset juga kultur yang sudah diterapkan sejak dulu. Kami ingin mereka bisa mendapatkan penghasilan yang lebih dengan meningkatkan produktivitas,” tutup Dimas.

Application Information Will Show Up Here