Gandeng Paytm First Games, ESPL Masuki Pasar Esports India

Esports Players League (ESPL), perusahaan penyedia platform turnamen esports, mengumumkan perjanjian kerja samanya dengan Paytm First Games (PFG), platform gaming asal India. Dengan bantuan PFG, ESPL yang bermarkas di Singapura, akan dapat memasuki pasar esports India.

“India memiliki lebih dari 1,2 miliar mobile gamer dan akan menggelar jaringan 5G pada 2020. Ini menjadikan India sebagai salah satu negara yang ESPL incar, mengingat kami ingin mengembangkan jaringan esports amatir,” ujar CEO ESPL, Michael Broda dalam pernyataan resmi yang diterima oleh Hybrid.co.id. “Paytm adalah rekan ideal bagi kami dalam melakukan ekspansi ke pasar mobile game di India yang tengah berkembang pesat.”

PFG diklaim sebagai platform gaming dengan pertumbuhan paling besar di India. Pada bulan lalu, pertumbuhan jumlah pengguna PFG mencapai 200 persen. Setiap harinya, PFG mendapatkan 75 ribu pemain baru. Saat ini, mereka memiliki lebih dari 500 ribu pengguna aktif harian yang menghabiskan waktu sekitar 30-45 menit untuk bermain di platform PFG.

espl esports india
Paytm First Games menawarkan berbagai game di situsnya.

Melalui kerja sama ini, PFG akan memperkenalkan platform ESPL di India. PFG akan bertanggung jawab untuk menyelenggarakan turnamen esports, mengakuisisi pengguna, mencari sponsor, dan membuat konten. Sementara ESPL akan menyediakan teknologi, sponsorship di tingkat global, serta strategi terkait esports.

“Di tengah pandemik COVID-19, pusat perbelanjaan, bioskop, dan tempat berkumpul lainnya ditutup. Ini membuat banyak orang bermain game online sebagai hiburan,” kata COO Paytm First Games, Sudhanshu Gupta. “Fans esports di India juga terus bertambah. Kerja sama kami dengan ESPL fokus pada liga amatir dan juga esports mobile. Dengan kerja sama ini, kami akan dapat menyelenggarakan turnamen esports yang unik di India sehingga ekosistem game online lokal akan semakin berkembang.”

ESPL fokus untuk membuat liga esports amatir. Tujuannya untuk memudahkan pemain esports amatir menjadi pemain profesional. Saat ini, fokus mereka adalah pada mobile game. Bulan lalu, mereka baru saja mendapatkan investasi dari 500 Startups. Pendanaan tersebut akan mereka gunakan untuk menyelenggarakan turnamen esports pertama mereka. Rencananya, turnamen esports ini akan diadakan pada April sampai November 2020.

Sumber header: The Esports Observer

Apa Rahasia Di Balik Kesuksesan PUBG Mobile di India?

PUBG Mobile adalah salah satu game dengan jumlah pemain terbanyak di India. Ada beberapa faktor yang membuat game tersebut menjdi sangat populer. Salah satunya adalah konsistensi tim PUBG Mobile India untuk menyediakan konten yang relevan untuk para fans. Konten tersebut beragam, mulai dari video dokumenter sampai web series.

Pada 2019, tim PUBG Mobile India membuat sebuah dokumenter tentang tiga pemain esports yang berasal dari tim yang berbeda. Ketiga pemain tersebut antara lain Naman “MortaL” Mathur, Tanmay “Sc0utOP” Singh, dan Gopal “Carry” Sarda. Dokumenter ini menunjukkan tidak hanya kesuksesan yang telah dicapai oleh ketiga pemain tersebut, tapi juga perjuangan mereka untuk bisa menjadi seorang atlet esports profesional. Dalam video tersebut, para penonton juga akan bisa melihat sisi lain dari para pemain yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Video itu ditayangkan menjelang PUBG Mobile Club Open (PMCO) Asia Selatan dan kini telah ditonton sebanyak lebih dari satu juta kali.

Pada Desember 2019, PUBG Mobile mulai menayangkan web series di channel YouTube mereka. Web series yang terdiri dari lima episode ini berjudul Dosti Ka Naya Maidan (DKNM) yang berarti Cara Baru untuk Berteman. Dalam video tersebut, diperlihatkan bagaimana PUBG Mobile bisa mempersatukan orang-orang yang memiliki gaya hidup yang berbeda. Salah satu episode DKNM bercerita tentang seorang streamer yang harus meyakinkan orangtuanya bahwa menjadi streamer adalah karir yang pantas dikejar.

Sementara episode lain menunjukkan bagaimana pertemanan bisa dimulai dengan bermain PUBG Mobile. Beberapa pemain dan streamer ternama juga tampil sebagai cameo dalam video tersebut. Dengan begitu, fans kasual dan hardcore bisa sama-sama menikmati web series ini. Web series tersebut mendapatkan sambutan hangat. Buktinya, secara total, lima episode dari web series itu sudah ditonton sebanyak lebih dari 22,6 juta kali.

Melihat kesuksesan PUBG Mobile, banyak merek yang ikut mendukung game battle royale tersebut untuk menjangkau audiens muda. Beberapa aktor Bollywood ternama, seperti John Abraham, Manoj Bajpayee, Arshad Warsi, dan Vicky Kaushal bahkan bekerja sama dengan streamer dan influencer ternama untuk mempromosikan film mereka. Seorang rapper India, Badshah juga membuat lagu bertema PUBG Mobile. Dia hadir di PMCO Fall 2019 Global Finals yang diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia.

Team Funky Monkey, salah satu tim PUBG Mobile asal India. | Sumber: Sportsskeeda
Team Funky Monkey, salah satu tim PUBG Mobile asal India.| Sumber: Sportsskeeda

Selain konsistensi tim PUBG Mobile India dalam membuat konten, alasan lain mengapa PUBG Mobile bisa sangat sukses di India adalah karena game tersebut sering diberitakan di media mainstream. Memang, berita yang muncul tidak selalu positif, tapi fakta bahwa game itu selalu menjadi bahan pembicaraan membuat game tersebut menjadi populer.

Perdana Menteri India, Narendra Modi bahkan pernah membahas tentang PUBG Mobile. Dalam sebuah diskusi yang disiarkan secara langsung, Modi membahas tentang PUBG Mobile sebagai jawaban dari pertanyaan seorang ibu yang bertanya tentang cara membatasi waktu bermain anaknya. Cuplikan video itu lalu menjadi viral. Selain itu, tim nasional cricket India juga suka bermain PUBG Mobile. Kapten timnas, Mahendra Singh Dhoni tidak enggan untuk membahas game ini melalui Twitter. Ini membuat semakin banyak orang tertarik untuk mencoba bermain.

Tencent kini tampaknya tengah fokus pada PUBG Mobile dan India. Mereka juga berencana untuk mengembangkan ekosistem esports PUBG Mobile. Pada akhir 2019, Tencent mengumumkan bahwa mereka akan menyiapkan US$5 juta untuk hadiah turnamen PUBG Mobile sepanjang 2020. Sementara di India, ekosistem esports memang tengah tumbuh pesat. Salah satu indikasinya adalah pada tahun 2019, total hadiah turnamen yang naik hingga dua kali lipat.

Sumber header: The Esports Observer

Serius di India, Fnatic Pekerjakan Mantan Senior Manager Riot Games

Ekosistem esports di India tumbuh dengan pesat, terutama esports mobile. Salah satu indikasinya adalah pesatnya pertumbuhan total hadiah turnamen esports di negara tersebut. Pada tahun 2019, total hadiah turnamen esports naik hingga 172 persen jika dibandingkan dengan tahun 2018. Inilah yang membuat organisasi esports internasional, seperti Fnatic, tertarik untuk masuk ke pasar India. Pada Oktober 2019, Fnatic mengakuisisi tim PUBG Mobile asal India, Team XSpark. Tidak hanya itu, mereka juga berencana untuk membangun fasilitas gaming di negara tersebut.

Keseriusan Fnatic untuk melebar sayapnya ke India kembali terlihat dari keputusan mereka untuk mempekerjakan Nimish Raut untuk memimpin divisi mereka di negara itu. Sebelum ini, Raut bekerja untuk Riot Games sebagai Senior Manager for Esports untuk kawasan Asia Tenggara dan Tiongkok. Salah satu tugasnya adalah untuk menentukan strategi Riot di kawasan Asia Tenggara dan Tiongkok. Menurut akun LinkedIn Raut, dia mulai bekerja untuk Fnatic sejak Desember 2019.

Tim PUBG Mobile Fnatic di India. | Sumber: Esports Insider
Tim PUBG Mobile Fnatic di India. | Sumber: Esports Insider

“Saya sangat senang untuk menyambut Nimish ke keluarga Fnatic,” kata Patrik “Carn” Sättermon, Chief Gaming Officer dan Co-owner of Fnatic, seperti dikutip dari Esports Insider. “Saya pernah bertemu dengan Nimish beberapa tahun lalu, dan setelah berdiskusi beberapa kali, saya senang dia memutuskan untuk memimpin ekspansi kami di India. Di sana, kami ingin aktif dalam mengembangkan ekosistem esports bersama dengan pemegang kepentingan lainnya.”

Kepada AFK Gaming, Raut menjelaskan bahwa dia sudah pernah mendengar tentang Fnatic sejak dia masih bekerja di Riot, tentang fokus organisasi esports asal Inggris itu serta cara kerja mereka. “Terkait rencana jangka panjang kami, kami punya rencana besar dan kami ingin merealisasikan beberapa program yang kami lakukan di dunia, dimulai dari pembangunan fasilitas jangka panjang dan bukan sekadar bootcamp,” ujarnya.

Lebih lanjut dia berkata, “Tanggung jawab saya adalah untuk mencoba merealisasikan rencana tersebut dan juga membantu para pemain kami menjadi superstar kelas dunia. Kami juga ingin mendorong ekosistem esports untuk menjadi lebih profesional dan pada saat yang sama, bekerja sama dengan merek-merek untuk menemukan cara agar mereka mau berinvestasi di dunia esports.”

Total Hadiah Turnamen Esports di India Naik 118 Persen dari Tahun Lalu

Pertumbuhan industri esports di India sangat pesat jika melihat betapa cepatnya total hadiah dari turnamen esports yang diadakan naik. Menurut AFK Gaming, total hadiah turnamen esports yang diumumkan pada 2018 mencapai US$804 ribu, sementara total hadiah yang memang dilaksanakan pada tahun lalu adalah US$584 ribu. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ada kenaikan 172 persen.

Pada tahun lalu, turnamen esports di India masih didominasi oleh CS:GO dan Dota 2. Total hadiah dari turnamen dua game itu berkontribusi 61 persen pada total hadiah turnamen esports secara keseluruhan. Namun, kontribusi kedua game itu sebenarnya mengalami penurunan. Pada tahun 2017, kontribusi keduanya mencapai 87 persen. Hal ini terjadi karena mulai menjamurnya turnamen game mobile, khususnya PUBG Mobile. Tahun ini, total hadiah turnamen esports di India masih naik. Meskipun tahun 2019 belum berakhir, total hadiah dari semua turnamen yang diadakan di India telah melewati total hadiah tahun lalu.

Secara keseluruhan, hadiah turnamen esports di India kini telah mencapai US$1,1 juta meski tahun 2019 belum berakhir. Sekitar 30 persen merupakan hadiah dari turnamen untuk PUBG Mobile, yang memang sangat digemari di India. Sementara jika ESL One: Mumbai — turnamen internasional hasil kerja sama ESL dengan penyelenggara turnamen India, NODWIN Gaming — tak dihitung, maka kontribusi turnamen PUBG Mobile akan lebih besar, mencapai 40 persen.

Sumber: The Esports Observer
Distribusi total hadiah terbesar dari game-game| Sumber: The Esports Observer

Pertumbuhan esports mobile, khususnya PUBG Mobile, di India, tidak hanya soal besarnya hadiah turnamen yang diadakan, tapi juga dari segi penonton dan peserta. India merupakan salah satu negara dengan pemain PUBG Mobile paling banyak. Rajdip Gupta, Founder of COBX Gaming memperkirakan, ada 50 juta orang yang memainkan game battle royale tersebut. Menurut laporan The Esports Observer, jumlah tim yang mendaftar dalam PUBG Mobile Summer Split Indian Qualifiers (PMCO) mencapai 11 ribu. Angka ini jauh lebih tinggi dari jumlah pemain game PC di India. Selain jumlah pemain, jumlah kreator konten dan streamer PUBG Mobile di India juga semakin banyak. Salah satu kreator konten PUBG Mobile populer di India adalah Dynamo Gaming, yang memiliki 4,9 juta pengikut di YouTube.

Sebenarnya, tidak aneh ekosistem PUBG Mobile — mulai dari pemain, kreator konten, sampai turnamen esports — tumbuh dengan sangat cepat. Sama seperti Indonesia, India adalah negara mobile-first, kebanyakan warganya mengenal internet melalui smartphone dan bukannya PC atau laptop. Jadi, wajar jika ekosistem esports negara ini condong ke ekosistem mobile. Pada 2017, jumlah pengguna smartphone di India mencapai 468 juta orang. Dan angka ini akan terus naik. Diperkirakan, pada 2022, jumlah pengguna smartphone India akan mencapai 859 juta.

Sumber: Liquipedia
Sumber: Liquipedia

Pertumbuhan esports yang sangat cepat ini membuat penyelenggara internasional seperti ESL dan DreamHack tertarik untuk mengadakan turnamen di India. Namun, penyelenggara turnamen lokal juga tak mau ketinggalan. Mereka juga memiliki kelebihan karena mereka lebih mengerti selera pasar dan tahu cara untuk menarik audiens. Dari segi total hadiah yang telah diberikan, penyelenggara lokal terbesar adalah NODWIN Gaming. Selain membuat turnamen sendiri, penyelenggara tersebut juga bekerja sama dengan pihak lain, seperti ESL ketika mereka mengadakan ESL One: Mumbai. Dari segi total hadiah, penyelenggara terbesar kedua adalah COBX Gaming, yang baru sukses mengadakan satu turnamen besar, yaitu COBX Masters 2019.

Playtonia adalah salah satu penyelenggara turnamen besar lain dari India. Perusahaan asal Chennai ini mulai membidik pasar global. Mereka telah memiliki beberapa properti intelektual seperti Conquerors Insignia dan International Student Rockstar League. Melalui IP mereka, Playtonia sukses menyelenggarakan babak kualifikasi online untuk beberapa game seperti PUBG Mobile, FIFA 2019, dan CS:GO. Selain penyelenggara turnamen, yang diuntungkan oleh perkembangan esports yang pesat adalah startup yang bergerak di bidang tersebut, seperti Global Esports yang baru saja mendapatkan kucuran dana dari Venture Catalysts.

Di Indonesia, industri esports juga tengah bertumbuh, terutama karena esports menjadi salah satu industri pilihan pemerintah untuk menyediakan lapangan kerja di masa depan, menggantikan industri konvensional seperti pertambangan. Mengingat Indonesia juga merupakan negara mobile-first, kemungkinan, perkembangan industri esports tanah air juga akan serupa dengan India.

Sumber header: FirstPost

Go-Ventures Terlibat dalam Pendanaan Seri D Rebel Foods, Kucurkan Investasi Lebih dari 70 Miliar Rupiah

Go-Ventures sebagai unit ventura milik Gojek kembali memberikan investasi untuk startup asal India. Kali ini giliran pengembang platform cloud kitchen Rebel Foods. Nilai pendanaan mencapai $5 juta, dalam putaran seri D.

Sebelumnya di putaran yang sama, beberapa investor lamanya yakni Sequoia Capital India, Lightbox, dan Evolvence India Fund turut berpartisipasi memberikan pendanaan mencapai $15,8 juta.

Rebel Foods sebelumnya lebih dikenal dengan brand Faasos, didirikan pada tahun 2011 oleh Jaydeep Barman dan Kallol Banerjee. Melalui layanannya, pengguna dapat memanfaatkan jasa pesan antar berbagai makanan yang diproduksi dari dapur rumahan.

Jaydeep turut mengatakan kepada media setempat, bahwa masih ada rincian putaran pendanaan seri D yang tengah diselesaikan. Sehingga belum pada tahap penutupan. Sehingga ada kemungkinan nilai investasi untuk putaran ini akan terus bertambah.

Sebelumnya Go-Ventures juga dikabarkan memberikan pendanaan 430 miliar Rupiah kepada pengembang platform e-sports asal India bernama Mobile Premier League.

Gojek Is to Invest in Two Indian Startups

Indonesia based online transportation company, Gojek, is said to invest in two Indian startups, Rebel Foods and Mobile Premier League (MPL). The two startups will complete Gojek’s business line in its ambition to be “super app” — a concept that’ll put Gojek as the all-in-one app.

As reported by India Times, Gojek and Rebel Foods is in a discussion to build a joint venture company. Both are to be invested around $8-10 million to bring the “cloud kitchen” concept and skill from Rebel Food to the Southeast Asian market.

“One of the senior executive of Rebel Foods will led this company,” said one of the source quoted from India Times.

In addition, Gojek also said to invest in MPL, an India based game developer startup. The rumor has been started since 2018. Total investment has reached $30 million or around Rp431 billion. The investment will bring up MPL valuation up to $150 million. Previously, MPL has secured Series A funding from Sequoia Capital which also Gojek’s investor.

India is one of the country that contributes to Gojek’s current success. In India, Gojek has acquired four developers and build an R&D center in Bangalore.

Gojek moves rapidly in 2018. They expand to some countries in Southeast Asia by entering Vietnam, Singapore, and Thailand.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Gojek Dikabarkan Berinvestasi di Dua Startup India

Perusahaan transportasi online asal Indonesia Gojek dikabarkan segera menyuntikkan dana segar untuk dua statup asal India, Rebel Foods dan Mobile Premier League (MPL). Keahlian dua startup ini akan melengkapi lini bisnis Gojek yang berambisi untuk menjadi “super app” — sebuah konsep yang menjadi Gojek sebagai aplikasi dengan layanan yang serba ada.

Menurut pemberitaan India Times, Gojek dan Rebel Foods sedang dalam pembicaraan untuk membangun sebuah perusahaan joint venture. Keduanya akan bersama-sama menginvestasikan uang yang berkisar $8-10 juta untuk membawa konsep dan keahlian “cloud kitchen” dari Rebel Food ke pasar Asia Tenggara.

“Salah satu eksekutif senior dari Rebel Foods akan memimpin perusahaan ini,” kata salah satu sumber seperti dikutip dari India Times.

Selain Rebel Foods, Gojek juga dikabarkan akan memberikan investasi ke MPL, startup pengembang game asal India. Kabar mengenai investasi Gojek ke MPL sendiri sudah berhembus sejak akhir tahun 2018 kemarin Total investasi yang disalurkan Gojek dikabarkan mencapai mencapai $30 juta atau senilai Rp431 miliar.  Investasi ini akan membuat valuasi MPL di kisaran $150 juta. MPL sebelumnya juga telah mengamankan pendanaan Seri A dari Sequoia Capital yang juga termasuk investor Gojek.

India adalah salah satu negara yang tidak bisa dipisahkan dari kesuksesan Gojek saat ini. Di India Gojek sudah mengakusisi empat pengembang dan membangun kantor R&D di Bangalore.

Di tahun 2018 Gojek bergerak cepat. Sejumlah ekspansi dilakukan di beberapa negara Asia Tenggara dengan hadir di Vietnam, Singapura, dan Thailand.

 

Application Information Will Show Up Here

Demi Tetap Eksis, HTC Disebut Menawarkan Lisensinya untuk Sejumlah Pabrikan di India

HTC sedang berada di dalam satu siklus yang disebut dengan “sekarat”. Fase yang juga pernah dilalui oleh beberapa brand ternama, sebut saja Nokia dan Blackbery atau jika boleh disebutkan nama Microsoft pun termasuk dalam daftar perusahaan yang gagal bersaing di industri mobile. Bedanya, nama terakhir ini punya kesehatan finansial yang super fit.

Kebalikannya, HTC tidak hanya gagal bersaing di industri mobile tetapi juga berada dalam kondisi finansial yang sangat memprihatinkan sebagai satu keutuhan perusahaan. Jika tak segera diselamatkan, HTC berpotensi besar menyusul Gionee yang angkat koper lebih dulu.

Tetapi HTC tampaknya masih menolak untuk menyerah tanpa perlawanan. Pabrikan asal Taiwan ini dikabarkan sedang mencoba peruntungan yang mungkin saja menjadi kesempatan terakhir bagi mereka untuk terus bertahan hidup. Dikutip dari Brand Equity via PhoneArena, bahwa HTC sedang terlibat pembicaraan untuk melisensikan brand miliknya ke Micromax, Lava, dan Karbonn di pasar India. Tiga “eksekutif industri senior” mengatakan bahwa HTC akan memperoleh royalti sebagai imbalan atas penggunaan brand-nya.

Dua perusahaan, Lava dan Karbonn bahkan disebut sudah memberikan sinyal positif dan siap untuk mengajukan penawaran kepada pihak HTC.

Dikatakan lebih lanjut, lisensi yang ditawarkan oleh HTC mencakup hampir sebagian besar kategori produk di divisi mobile, mulai dari smartphone, tablet hingga aksesori. Dukungan dan ketersediaan lisensi serta inovasi dari HTC diyakini akan membantu pabrikan lokal untuk bersaing dengan Xiaomi, Vivo, OPPO dan bahkan Samsung. Ketatnya kompetisi di ceruk pasar yang digarap oleh banyak nama saat ini tidak hanya menuntut spesifikasi yang cakap tapi juga inovasi. Sesuatu yang tidak dipunyai oleh brand-brand lokal.

HTC sendiri belum buka suara soal rumor ini. Tetapi jika terbukti benar, maka akan ada kemungkinan mereka akan memperluas strateginya keluar India, ke Asia Tenggara misalnya sebagaimana strategi yang diambil oleh BlackBerry.

Di akhir 2018 HTC melaporkan pendapatan sebesar $770 juta dolar AS, turun 62 persen dari tahun 2017 dan merupakan catatan terburuk karena untuk pertama kalinya HTC memperoleh pemasukan kurang dari $1 miliar selama setahun sebagai perusahaan publik.

Strategi ini tidak akan menyelamatkan HTC dari kebangkrutan, tetapi langkah ini diyakini akan membantu mereka bernafas lebih lama.

Traveloka Introduces R&D Center in Bangalore, India

Traveloka (1/28) has just launched its new office in Bangalore, India. Legally named Traveloka India Pvt. Ltd., the office will be focused on Research and Development (R&D) activities. It was attended by Ferry Unardi, Traveloka’s Co-Founder and CEO.

The India’s office has marked Traveloka’s 6th expansion after Thailand, Malaysia, Singapore, Vietnam, and the Philippines. It’s the second R&D center after the one in Singapore. It marks the first international expansion outside Southeast Asia.

The launching was attended by Prashant Verma as Traveloka Bangalore VP Engineering. He stated in his speech that the team will work to prepare platforms and products which capable to provide experience and engagement for Traveloka users.

Traveloka office in Bangalore plays an important role to keep making and developing technology innovation capacity. Equipped with facility and infrastructure of the latest and leading technology, it’s expected to support engineer team to collaborate better with local or international,” he added.

The R&D center is located in Embassy Tech Village, known as the heart of “Silicon Valley” in India. While India is currently known as one of the fastest growing tech countries in the world. It encourages Traveloka to build a Research & Development Center in Bangalore.

Traveloka Bangalore has been officially operating since early 2019 and has built a team of more than 60 engineers. Up until now, Traveloka has hired more than 500 engineers from all around the world.

In addition, another Indonesian startup having R&D center in Bangalore is Gojek. In general, unicorns are now focusing on innovation this year. Bukalapak is included, they’re just launching an R&D center in Bandung – product development and innovation will one of this year’s main focus.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Traveloka Resmikan Kantor R&D di Bangalore, India

Traveloka kemarin (28/1) baru saja meresmikan kantor terbarunya di Bangalore, India. Memiliki nama legal Traveloka India Pvt. Ltd., kantor tersebut akan difokuskan untuk kegiatan Research and Development (R&D). Peresmiannya dihadiri langsung oleh Co-Founder & CEO Traveloka Ferry Unardi.

Kehadirannya di India turut menandai ekspansi ke-6 Traveloka setelah Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Filipina. Juga merupakan kantor teknologi dan pusat R&D yang kedua setelah Singapura. Ini menandai sebagai ekspansi internasional yang pertama di luar Asia Tenggara.

Dalam acara peresmian turut hadir Prashant Verma selaku Vice President Engineering Traveloka Bangalore. Dalam sambutannya Prashant menyampaikan bahwa tim yang ia pimpin akan bekerja untuk menyiapkan platform dan produk yang dapat terus memberikan pengalaman dan engagement bagi pengguna Traveloka.

“Kantor Traveloka di Bangalore memainkan peranan yang sangat penting untuk terus menciptakan dan mengembangkan kapasitas inovasi teknologi.  Dilengkapi dengan fasilitas dan infrastruktur dengan teknologi terkemuka dan terdepan, diharapkan dapat mendukung tim engineer untuk berkolaborasi baik dengan sesama di India maupun internasional,” tambah Prashant.

Pusat R&D Traveloka persisnya berada di Embassy Tech Village, dikenal sebagai jantung pusat “Silicon Valley” di India. Sementara India sendiri saat ini diketahui sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan teknologi tercepat di dunia. Hal ini yang mendorong Traveloka untuk membangun Research & Development Center di Bangalore.

Traveloka Bangalore telah resmi beroperasi sejak awal tahun dan telah membangun tim dengan lebih dari 60 engineer. Hingga saat ini, Traveloka telah mempekerjakan lebih dari 500 engineer dari seluruh dunia.

Tidak hanya Traveloka, startup Indonesia lain yang juga miliki kantor R&D di Bangalore adalah Gojek. Namun secara umum, para unicorn memang tengah memfokuskan pada inovasi di tahun ini. Termasuk Bukalapak, mereka baru saja meresmikan kantor R&D di Bandung –inovasi dan pengembangan produk juga akan jadi salah satu fokus utama di tahun ini.

Application Information Will Show Up Here