BlockBali 2018 Akan Hadirkan Regulator, Bahas Peluang dan Aturan Blockchain di Indonesia

BlockBali 2018 sebagai rangkaian konferensi mengenai blockchain dan aset kripto akan diselenggarakan oleh Indodax pada 17 November 2018 mendatang di Bali. Acara ini ditujukan untuk menghadirkan titik terang bagi para pelaku industri blockchain di Indonesia. BlockBali 2018 akan menghubungkan pakar blockchain dunia, pelaku industri, dan pemerintah.

Ada beberapa perwakilan pemerintah Indonesia yang akan turut andil dalam konferensi ini, di antaranya Alvin Taulu (OJK) dan Nyoman Sastra (PPATK). Mereka akan membahas lebih dalam mengenai peluang dan tantangan industri blockchain dan cryptoasset di Indonesia, serta regulasi terkait penetapan cryptoasset sebagai suatu komoditas di Indonesia secara lebih luas.

“Perwakilan pejabat senior pemerintah dalam BlockBali 2018 ini akan menjadi daya tarik tersendiri khususnya bagi pelaku industri blockchain di Indonesia. Peran strategis mereka sebagai regulator terkait teknologi blockchain dapat menjadi titik terang bagi para penggiat blockchain dan cryptoasset,” ujar Oscar Darmawan, CEO Indodax dan pelopor BlockBali 2018.

BlockBali 2018 merupakan seri lanjutan dari konferensi mengenai blockchain dan cryptoasset yang sebelumnya pernah diselenggarakan di Jakarta dan Bali sejak tahun 2017. Konferensi yang akan digelar di The Trans Resort Bali ini dipelopori oleh Indodax, sebuah marketplace digital assets terbesar di Indonesia yang telah melayani lebih dari 1,4 juta member dalam jual beli aset kripto.

Mengacu pada BlockBali yang diselenggarakan tahun lalu, tercatat partisipasi sebanyak lebih dari 300 delegasi yang berasal dari 26 negara. Untuk itu, BlockBali 2018 ini diproyeksikan akan mendatangkan lebih dari 500 delegasi dari pelaku industri blockchain dunia, lebih dari 20 pakar blockchain sebagai narasumber, dan eksibisi dari 20 perusahaan blockchain kelas dunia.

BlockBali 2018 akan turut menghadirkan Exhibit Spaces, yakni sebuah kesempatan untuk bertatap muka dan mendengar pandangan para pakar blockchain dunia secara langsung dalam eksibisi yang akan menghadirkan kumpulan pelaku industri blockchain terbaik dunia.

Konferensi ini juga menawarkan kesempatan bagi pelaku industri blockchain yang hadir untuk memperluas networking dan berdiskusi mengenai strategi mendalam bersama para pakar blockchain melalui Pre-Conference Networking yang akan digelar sehari sebelum konferensi dimulai.

Sebagai penutup rangkaian konferensi yang berlokasi di jantung pariwisata Indonesia ini, peserta akan disuguhkan kemeriahan suasana Bali dalam After-Conference Party, serta keindahan panorama sunset di pantai Bali dan keragaman budaya Bali melalui Sunset Dinner Cruise.

Untuk informasi registrasi konferensi ini, silakan kunjungi: https://www.blackarrowconferences.com/blockbali.html.

Disclosure: DailySocial adalah media partner BlockBali 2018

TokenWiz Acts as Investment Virtual Assistant for Digital Assets

Digital Assets or cryptocurrency is getting popular in society, particularly for investment. Regarding this potential, TokenWiz appeared as a virtual assistant for digital currency investment in Indonesia. TokenWiz, counting on artificial intelligence, aims to provide an accurate market analysis.

“Indonesia has 260 million population, fourth biggest in this world, with a very large demographic map. Blockchain sector in Indonesia is still developing, people are expecting to understand blockchain technology and investment. There’s a huge market for blockchain,” TokenWiz’s CEO, Long Man, said.

As a virtual assistant service, TokenWiz focused on delivering fast and accurate information with an in-depth analysis of digital currency. It includes a smart investment advisor.

One of TokenWiz major ability is the use of smart technology to analyze market data in order to provide an excellent strategy for digital currency investors using it.

“TokenWiz is determined to be a smart assistant in digital currency investment, combining artificial intelligence, including leading casual timing analysis called entity recognition (NER), multi-language deep learning, with other techniques. Entire analysis of currencies in TokenWiz, a multi-dimensional diagnosis,” Long Man added.

TokenWiz arrival in Indonesia is partnered with INDODAX, one of the leading investment or digital trading platform in the region. However, there is no further information regarding this. TokenWiz only mentioned the deep and specific partnership established between both companies.

“INDODAX is the largest digital currency exchange platform in Indonesia with the strong user base and brand influence, TokenWiz has the strong technology, research ability, and product development. The partnership of two will create a strong alliance. We and INDODAX have formed an in-depth partnership, and specific with the content to be developed gradually,” he explained.

In its first year in Indonesia, TokenWiz targets to develop rapidly and become the largest digital currency investment portal, also become the digital currency investor’s first-choice in need for digital currency market analysis.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

TokenWiz Hadir sebagai Asisten Virtual Investasi Aset Digital

Aset digital atau cryptocurrency makin diminati oleh masyarakat Indonesia, khususnya untuk investasi. Melihat potensi tersebut, TokenWiz hadir sebagai asisten virtual untuk investasi mata uang digital di Indonesia. Mengandalkan teknologi kecerdasan buatan, TokenWiz berusaha menyediakan fitur analisis pasar yang akurat.

“Indonesia memiliki populasi 260 juta, populasi terbesar keempat di dunia, dengan peta demografis yang sangat besar. Perkembangan sektor blockchain di Indonesia masih dalam tahap awal, orang-orang mengharapkan untuk memahami teknologi blockchain dan investasinya. Ada market yang sangat besar untuk blockchain,” terang CEO TokenWiz LongMan.

Sebagai layanan asisten virtual, TokenWiz fokus pada penyampaian informasi yang cepat dan akurat dengan analisis yang mendalam mengenai mata uang digital. Termasuk menyajikan penasihat investasi yang cerdas.

Salah satu kemampuan unggulan TokenWiz adalah penggunaan teknologi pintar untuk menganalisis data pasar, sehingga bisa memberikan strategi yang cukup mumpuni untuk para investor mata uang digital yang menggunakan TokenWiz.

“TokenWiz bertekad untuk menjadi asisten yang cerdas dalam investasi mata uang digital menggabungkan teknologi kecerdasan buatan, termasuk leading casual timming analysis bernama entity recognition (NER), konstruksi fitur pembelajaran mendalam multi bahasa, dan teknik lainnya. Analisis keseluruhan mata uang yang ada di TokenWiz, diagnosis multi-dimensi,” imbuh Long Man.

Kehadiran TokenWiz di Indonesia juga bekerja sama dengan INDODAX, salah satu platform investasi atau jual beli mata uang digital ternama di Indonesia. Namun sayangnya belum ada keterangan lebih dalam mengenai kerja sama ini. Pihak TokenWiz hanya menyebutkan keduanya sudah menjalin kerja sama yang mendalam dan spesifik.

“INDODAX adalah platform pertukaran mata uang digital terbesar di Indonesia, dengan basis pengguna dan pengaruh merek yang kuat, sementara TokenWiz memiliki teknologi yang kuat dan kemampuan riset dan pengembangan produk. Kerja sama antara keduanya akan menjadi aliansi yang kuat. Pihak kami dengan INDODAX elah membentuk kerja sama yang mendalam, dan spesifiknya mengenai konten kerja sama kami akan kembangkan secara bertahap,” jelas Long Man.

Di tahun pertamanya di Indonesia TokenWiz menargetkan untuk bisa berkembang dengan cepat dan menjadi portal investasi mata uang digital terbesar dan menjadi pilihan para investor mata uang digital yang membutuhkan analisis mengenai pasar mata uang digital.

Application Information Will Show Up Here

INDODAX dan Tokenomy Akan Selenggarakan Acara Komunitas Perdananya

Melihat ketertarikan masyarakat yang semakin tinggi dengan blockchain dan cryptocurrency, INDODAX dan Tokenomy akan mengadakan pertemuan komunitas perdananya. Bertajuk “Block Community”, acara ini akan mengumpulkan praktisi dan komunitas yang mengembangkan solusi berbasis blockchain di Indonesia. Nantinya di acara tersebut juga akan diadakan sesi keynote dari berbagai pemateri, memaparkan inovasi blockchain yang sudah berjalan sejauh ini di Indonesia.

Acara komunitas tersebut akan diadakan di The Kasablanka (Curacao Room), pada tanggal 22 September 2018 nanti. Dimulai dari pukul 09.00 WIB hingga selesai. Beberapa pemateri yang akan hadir termasuk Oscar Darmawan (CEO INDODAX), Christian Hsieh (CEO Tokenomy), Aria Rajasa (Product Head PlayGame.com), Regi Wahyu (CEO Hara) dan masih banyak lagi.

Selain itu dalam acara ini juga akan diselenggarakan diskusi panel dan sesi pitching untuk beberapa startup yang tengah melakukan ICO (Initial Coin Offering). Harapannya dengan menghadirkan sinergi bersama komunitas, perkembangan blockchain di Indonesia akan terus bertumbuh positif.

Saat ini pendaftaran ke acara masih dibuka. Informasi lebih lanjut dapat mengunjungi laman resminya melalui https://www.eventevent.com/event/2589.

Disclosure: DailySocial adalah media partner Block Community

Jenis-Jenis Cryptocurrency, Kelebihan dan Kekurangannya

Cryptocurrency atau mata uang kripto semakin dikenal oleh banyak kalangan masyarakat di Indonesia. Ini adalah salah satu dari representasi blockchain yang dampaknya dinikmati langsung oleh kalangan masyarakat (consumer), potensi lain masih terus banyak dieksplorasi. Ketertarikan terhadap mata uang kripto, umumnya sebagai investasi, sebenarnya baru meningkat kencang pasca nilai tukar Bitcoin melonjak. Persisnya setelah WannaCry menghebohkan jagat digital. Penyerang meminta tebusan pembebasan komputer yang terserang WannaCry dengan Bitcoin.

Nlai Bitcoin kemudian melonjak kencang. Di lain sisi Alt-coin (mata uang kripto non-Bitcoin) terus bermunculan, umumnya dengan misi memperbaiki celah Bitcoin atau menawarkan cara baru untuk proses mining dan transaksi. Saat tulisan ini dibuat, melansir pada situs CoinMarketCap, terdapat 1568 jenis mata uang kripto di dunia. Jumlahnya masih terpantau terus bertambah, seiring terus adanya ICO (Initial Coin Offering) yang dilakukan di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Tidak semua mata uang kripto tersebut populer, khususnya di Indonesia. Jika melihat kapitalisasi pasar (market cap) terbesar, berikut rangking perolehannya –dengan Bitcoin masih terus memimpin pasar kripto:

10 mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar tertinggi / CoinMarketCap
10 mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar tertinggi / CoinMarketCap

Seiring makin mahalnya nilai tukar Bitcoin, pengguna saat ini mulai mencoba mencari alternatif lain untuk berinvestasi atau menggunakan mata uang kripto yang ada. Pun demikian di Indonesia, beberapa investor kripto yang kami temui menjelaskan alasan yang cukup logis tentang pemilihan Altcoin. Soal pilihan dan kepercayaan untuk produk kripto, kondisinya tidak jauh dengan rangking di atas. Namun demikian, masing-masing jenis koin memiliki nilai unik yang coba ditawarkan. DailySocial mencoba merangkum masing-masing, merujuk dari berbagai sumber, baik tertulis maupun lisan yang ada di Indonesia.

(1) Bitcoin (BTC)

Kelebihan:

Mendefinisikan kelebihan dan kekurangan Bitcoin pada dasarnya akan mewakili mata uang kripto secara umum. Keunggulan pertama dari Bitcoin ialah sifatnya sebagai mata uang kripto, dengan Hash Rate (tingkat kompleksitas algoritma kriptografi) yang semakin canggih, kepercayaan publik juga semakin terjamin untuk terhindar dari risiko seperti pemalsuan. Kepercayaan tersebut turut membantu pengembangan komunitas global yang menguatkan posisinya sebagai mata uang yang tidak mudah goyah dengan kondisi masyarakat. Seperti emas, mata uang kripto dapat menekan laju inflasi.

Kekurangan:

Jika ditelisik lebih dalam, Bitcoin sifatnya spekulatif (dalam kaitan dengan nilai). Nilainya ditentukan oleh sejumlah orang atau unit bisnis yang menerima Bitcoin. Jika semakin banyak yang menggunakan, nilainya akan terus meningkat. Sebaliknya jika semakin sedikit, implikasinya harga jual akan turun. Selain itu sebagai mata uang kripto, Bitcoin tidak mengenal pembatalan transaksi. Prosesnya pun bersifat publik, tidak ada entitas yang dapat memberikan jaminan untuk kelalaian yang menyebabkan kehilangan atau kesalahan dalam proses pengiriman. Dompet hardware (perangkat khusus untuk menyimpan kunci privat) juga rentan diserang virus atau mengalami kerusakan jika tidak dirawat dengan baik, bisa menyebabkan koin melayang.

(2) Ethereum (ETH)

Kelebihan:

Sangat mirip dengan Bitcoin, namun didesain khusus untuk menjadi smart contract yang terbuka. Transaksi yang dilakukan di blockchain dapat mengeksekusi suatu smart contract melalui berbagai cara, misalnya dengan mengirimkan mata uang digital atau data ke alamat kontrak. Jika berhasil dieksekusi, smart contract tersebut dapat memproses lebih banyak transaksi atau mengeksekusi smart contracts lainnya. Ethereum Virtual Machine (EVM), merupakan software yang dapat digunakan pengembang untuk membuat berbagai aplikasi semudah membuat aplikasi berbasis transaksi kripto. Dengan konsep yang ditawarkan, pengembang tidak perlu membuat dan mengurus blockchain mereka sendiri.

Kekurangan:

Di balik kemudahan yang ditawarkan dalam proses pengembangan, ada beberapa hal yang justru menjadi kelemahan. Pertama ialah soal kecepatan akses, tidak sepenuhnya bisa diandalkan karena menggantungkan pada server yang terdistribusi. Pengembangan aplikasi di atas platform Ethereum bisa dianalogikan dengan penyewaan jasa web-hosting, ketika server down, maka sistem yang bekerja di bawahnya juga tidak berfungsi. Apesnya, pengembang pun tidak dapat meningkatkan fungsionalitas blockchain secara mandiri, karena harus berkontribusi secara keseluruhan. Apabila mengalami hard-fork (penambang menjalankan protokol yang berbeda secara masif), akan berpengaruh langsung terhadap aplikasi yang dikembangkan. Setiap komputasi juga akan membutuhkan Ether (jenis koin) yang meningkat bergantung pada kompleksitas dan basis pengguna aplikasi.

(3) Ripple (XRP)

Kelebihan:

Kegelisahan pengguna Bitcoin tampaknya didengar baik oleh pengembang Ripple, lantaran salah satu keunggulan yang ditawarkan ialah proses yang mudah untuk penukaran ke mata uang lokal. Teknologi Ripple memfasilitasi penukaran XRP dengan berbagai mata uang di dunia, bahkan termasuk ke Bitcoin. Hal tersebut dikarenakan Ripple telah terintegrasi dengan layanan perbankan di dunia. Saat ini menjadi salah satu landasan revolusi remittance atau pengiriman uang antar negara.

Kekurangan:

Sebuah hasil riset yang dirilis Purdue University mengungkapkan sebuah celah dari Ripple. Celah tersebut dikarenakan adanya keterbukaan jaringan. Node yang ada pada struktur jaringan dimungkinkan menerima serangan yang dapat berdampak pada kelumpuhan akses pengguna terhadap dana yang ditransfer.

(4) Bitcoin Cash (BCH)

Kelebihan:

Versi upgrade dari Bitcoin dengan memperbaiki beberapa prosedur yang dimiliki, salah satu keandalannya mampu membuat kenaikan nilainya lebih konsisten. Dalam hal kecepatan transaksi, Bitcoin Cash juga tergolong lebih cepat, sehingga menguntungkan pengguna. Tingkat keamanan dan proteksi pun ditingkatkan, dengan turut mempertimbangkan dari segi tampilan dan fitur agar lebih menarik.

Kekurangan:

Risiko kerusakan perangkat keras menjadi salah satu tantangan. Namun justru kelemahan yang mendasar tercipta karena adopsi yang masih belum masif. Hal tersebut menjadikan Bitcoin Cash belum mencapai “Critical Mass”, masa kritis minimum yang diperlukan agar blok berukuran lebih dari 1 Mb dapat selalu tercipta dengan baik, ini faktor utama untuk membuat jaringan lebih stabil. Sedikit demi sedikit mulai mendekati ke sana. Adopsi yang belum masif juga berdampak pada sifat spekulatif yang dimiliki.

(5) Litecoin (LTC)

Kelebihan:

Litecoin juga hadir mencoba menyempurnakan Bitcoin, salah satu hal yang diperbaiki ialah berkaitan dengan waktu generasi blok yang disusun. Rata-rata Litecoin memiliki waktu 2,5 menit, sedangkan Bitcoin rata-rata 10 menit. Algoritma penambangan memang didesain lebih sederhana, membuat miner tidak harus melakukan dengan komputer berspesifikasi super tinggi. Litecoin juga mengaktifkan Segregated Witness, diklaim membuat transaksi koin menjadi lebih cepat dan memberikan biaya yang rendah. Fitur Swap Atom juga dibubuhkan untuk memberikan kemudahan pemilik koin kripto lainnya untuk bertransaksi dengan Litecoin tanpa platform khusus.

Kekurangan:

Risiko Litecoin justru diprediksikan akan terjadi jika pasar tidak memiliki ketertarikan. Porses mining-nya tergolong mudah, hal ini memungkinkan adanya penumpukan stok Litecoin. Di jangka panjang, jika tidak mampu bertumbuh meyakinkan bisa jadi akan pecah “bubble“-nya. Sehingga mengalami penurunan inflasi secara derastis.

EOS, Cardano (ADA), Stellar (XLM), dan NEO

Selain lima mata uang kripto di atas, ada beberapa jenis lainnya. Sementara ini memang belum begitu tenar di Indonesia, sehingga akan dibahas sekilas saja tentang fungsionalitas yang coba diunggulkan masing-masing. EOS adalah platform blockchain yang coba didesain untuk memfasilitasi kebutuhan aplikasi komersial, baik untuk web-based maupun mobile-based. Sistem keanggotaan, otentikasi, basis data, komunikasi asinkron dan penjadwalan disediakan melalui core dan cluster. Arsitektur sistem didesain untuk memungkinkan dilakukan skalabilitas, memastikan jutaan transaksi dapat dilakukan setiap detiknya.

Cardano adalah sebuah representasi blockchain yang menggunakan bahasa pemrograman Haskell. Konsep yang ditawarkan seperti Ethereum, yakni dipersonalisasi untuk teknologi smart contract. Cardano juga menjadi satu-satunya mata uang kripto yang mengimplementasikan protokol konsensus proof-of-stake secara menyeluruh. Ada juga Stellar, fungsinya juga mirip dengan Ethereum, dengan keunggulan biaya transaksi yang kecil, yakni 0.00001. Terakhir ada NEO, menjadi naik daun juga karena pembaruan teknologi smart contract yang mampu melacak dan mengotomasi proses perjanjian dalam blockchain.

Platform lokal transaksi cryptocurrency

Platform penjualan dan pembelian cryptocurrency di Indonesia / DailySocial
Platform penjualan dan pembelian cryptocurrency di Indonesia / DailySocial

Pengguna di Indonesia yang tertarik berinvestasi atau melakukan transaksi dengan mata uang kripto bisa mengunjungi beberapa layanan penyedia yang melayani pasar lokal. Mereka adalah:

INDODAX (dulu Bitcoin.co.id)

INDODAX atau dulu dikenal sebagai Bitcoin.co.id merupakan salah satu inisiator platform jual-beli mata uang kripto di Indonesia. Saat ini, INDODAX melayani transaksi Bitcoin dan berbagai Altcoin. Jenis mata uang kripto yang dilayani: BTC, ETH, XRP, IGNIS, BCH, ETC, XZC, TEN, BTG, LTC, NXT, DOGE, BCD, WAVES, XLM, XEM, DASH, BTS, dan ADA. INDODAX dapat diakses melalui tautan https://indodax.com/.

Luno (dulu BitX)

Luno atau dulu dikenal sebagai BitX merupakan perusahaan asal London yang menyediakan layanan jual-beli mata uang kripto berbasis web dan aplikasi mobile untuk pangsa pasar di Indonesia. Untuk saat ini jenis mata uang yang dirangkum baru meliputi BTC dan ETH. Luno dapat diakses melalui tautan https://www.luno.com/.

Triv

Triv adalah portal finansial digital lokal yang juga menerima jasa jual-beli mata uang kripto. Saat ini sudah mendukung transaksi BTC dan ETH. Triv dapat diakses melalui tautan https://triv.co.id/.

Tokocrypto

Salah satu layanan yang baru saja meluncur, saat ini baru berada di tahap Beta Tester. Ditargetkan baru akan meluncur ke publik akhir April 2018. Tokocrypto melayani transaksi mata uang kripto BTC dan ETH. Tokocrypto dapat diakses melalui tautan https://tokocrypto.com/.

Dorong Pengembangan dan Regulasi, Asosiasi Blockchain Indonesia Resmi Berdiri

Menyusul perkembangan industri blockchain yang semakin masif di dunia, termasuk Indonesia, enam perusahaan blockchain tanah air berinisiatif mendirikan Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI). ABI resmi berdiri pada 21 Maret 2018.

Keenam perusahaan blockchain ini adalah Blocktech Indonesia, Blockchain Zoo, IndoDAX, Indonesian Blockchain Network, Luno, dan Pundi X. CEO IndoDAX Oscar Darmawan ditunjuk sebagai Ketua Umum ABI.

Dalam sambutannya, Oscar mengungkapkan bahwa teknologi blockchain sebagai teknologi generasi 4.0 diyakini menjadi salah satu pilar penting terhadap pengembangan sektor industri di Indonesia.

ABI disebut membawa sejumlah visi dan misi untuk dapat mendorong kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha untuk mengembangkan teknologi blockchain dan cryptocurrency di Indonesia.

Diharapkan ABI dapat membuka dialog dengan pemerintah dan mengumpulkan data transaksi investasi yang masuk ke para pemain blockchain di Indonesia.

Sebagai langkah awal, ABI telah menjadi anggota Kamar Dagang Indonesia (KADIN). Pihaknya tengah merumuskan berbagai program sembari melakukan dialog dengan pemerintah untuk pengembangan blockchain.

Mengingat asosiasi ini baru saja berdiri, pihaknya belum memiliki data transaksi investasi yang sudah masuk dan diterima para pemain blockchain di Indonesia.

“Kebanyakan perusahaan blockchain masih berbentuk perusahaan rintisan dan teknologi ini juga masih terbilang baru di Indonesia. Makanya, kami harap asosiasi ini dapat mendorong pengembangannya,” ujar Oscar ditemui di peresmian Asosiasi Blockchain Indonesia, Rabu (21/3/2018).

Bagi Oscar, banyak kesalahpahaman terjadi pada masyarakat terhadap teknologi blockchain. Masyarakat hanya tahu bahwa blockchain itu adalah bitcoin dan mata uang crypto. Padahal, adopsi blockchain dapat diterapkan ke berbagai macam sektor industri.

“Sebetulnya tanpa kita sadari nanti di masa depan kita sudah mengadopsi blockchain untuk berbagai aktivitas kita, karena sesungguhnya teknologi ini adanya di belakang, bukan di depan,” jelas Oscar.

Yos Ginting yang ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pengawas ABI mengatakan, pengembangan blockchain di Indonesia akan menemui sejumlah tantangan. Salah satu yang terbesar adalah regulasi mengingat teknologi ini belum memiliki payung hukum.

“Kita belum memiliki regulasi atau sistem yang sekiranya dapat berjalan berdampingan dengan pengembangan teknologi blockchain di Indonesia. Untuk itu, kami harap dapat menjadi mitra pemerintah dan swasta.”

 

Bitcoin.co.id Ubah Nama Menjadi INDODAX

Bitcoin Indonesia atau dikenal dengan Bitcoin.co.id kini resmi berganti nama sebagai INDODAX (Indonesia Digital Asset Exchange). Dengan wajah baru ini INDODAX berharap bisa tetap menjawab tingginya minat dan kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap layanan pengelolaan aset digital.

INDODAX akan tetap bisa melayani jual dan beli aset digital seperti Bitcoin, Ethereum, Ripple, dan beberapa cryptocurrency lainnya. Dalam keterangan resminya, INDODAX menyampaikan bahwa pihaknya berusaha mengedepankan keamanan, kemudahan, kecepatan, dan pelayanan yang memuaskan dalam setiap transaksinya. Dengan wujud terbarunya ini memungkinkan pengguna untuk membeli atau menjual aset digital setiap saat, 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu, termasuk juga pada saat hari libur.

“Kami percaya bahwa teknologi digital asset dapat memberikan dampak positif yang besar terhadap ekonomi. Kini peranan digital asset di Indonesia sebagai salah satu media spekulasi pun semakin berkembang, khususnya dengan makin berkembangnya teknologi blockchain. INDODAX hadir untuk membantu pelanggan dalam memberikan tempat untuk membeli dan menjual digital asset dengan cara yang mudah, aman dan cepat,” terang CEO INDODAX Oscar Darmawan.

Keamanan dan transparansi dalam bertransaksi digital asset menjadi fokus utama INDODAX. Salah satu perwujudannya adalah dengan peraturan yang diterapkan oleh perusahaan di mana setiap orang yang ingin membeli atau menjual digital asset melalui INDODAX harus mendaftarkan diri sesuai dengan data pribadi yang sah untuk menghindari munculnya tidak kriminal.

Selain itu pihak INDODAX mengklaim bahwa mereka didukung dengan teknologi blockchain yang membuat semua aset digital dan perpindahannya dapat dilacak dengan lebih mudah. Karena semua transaksi yang terjadi tercatat secara elektronik di dalamnya.

Saat ini INDODAX mencatat sudah memiliki 1,1 juta anggota terdaftar yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Rata-rata pertumbuhan baru pun mencapai angka 3000 per hari dengan rata-rata volume transaksi yang sekarang terjadi mencapai 100 miliar rupiah.

“Hingga saat ini, terdapat berbagai pilihan digital asset yang dapat dibeli dan dijual seperti Bitcoin, Bitcoin Cash, Bitcoin Gold, Ethereum, Ripple, Dogecoin, Litecoin, Bitshares, NXT dan NEM, serta DASH. Kami akan terus melengkapi produk yang kami tawarkan agar dapat terus memenuhi kebutuhan pengguna,” terang Oscar.

Application Information Will Show Up Here