Pendaftaran Kompetisi Indonesia IoT Challenge Masih Dibuka, Yuk Ikutan!

Rangkaian acara Indonesia IoT Developer Day 2016 sudah dimulai sejak tanggal 17 April kemarin di Bandung. Salah satu acara menarik yang digagaskan oleh DycodeEdu selaku penyelenggara adalah IoT Challenge untuk komunitas developer.

Acara ini pada dasarnya merupakan kompetisi yang mengajak para developer lokal untuk mengembangkan berbagai solusi IoT yang inovatif, aplikatif dan bisa menyelesaikan beragam masalah yang timbul di masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Selain menawarkan hadiah uang total senilai 30 juta rupiah, Indonesia IoT Challenge juga akan memberangkatkan peserta pemenang ke acara makers di luar negeri, sebuah event IoT internasional.

Kompetisi ini terbuka untuk umum. Bagi yang tertarik, bisa mengumpulkan karya masing-masing di tautan berikut. Batas akhir pengumpulan diperpanjang kurang lebih seminggu dari tanggal awal. Jadi masih terbuka kesempatan untuk mereka yang ingin mendaftar. Jadi buat yang sebelumnya tidak sempat, masih ada sisa beberapa hari untuk ikut serta dalam kompetisi ini.

Selain untuk para pengembang, Indonesia IoT Developer Day 2016 juga mengajak rekan blogger untuk ikut serta meramaikan topik IoT yang saat ini sedang berkembang di tanah air. Hadiah total kompetisi blogging adalah 5 juta rupiah. Untuk keterangan lengkap bisa dilihat di poster di bawah ini.

Jangan terlewat untuk mendaftarkan diri ikut kompetisi Indonesia IoT Developer Day 2016. Bagi pengembang yang mendaftarkan project mereka akan berkesempatan untuk ikut serta pameran pada acara utama acara Indonesia IoT Developer Day 2016.

Iot poster

 

Disclosure: DailySocial adalah media partner acara Indonesia IoT Developer Day 2016.

Daftar Inisiatif Pengembangan Produk Internet of Things di Indonesia

Tren Internet of Things (IoT) secara perlahan makin diminati oleh pengembang di Indonesia untuk mengusung berbagai jenis layanan. Mulai dari perusahaan (khususnya Telco) hingga pengembang di universitas mulai merumuskan berbagai ide penerapan teknologi IoT dalam berbagai kebutuhan. Beberapa produk bahkan saat ini sudah siap pakai dan diujikan.

Berikut ini adalah daftar inisiatif pengembangan produk IoT di Indonesia yang mulai meramaikan pangsa pasar teknologi dan bisnis.

Cubeacon

Produk teknologi yang diusung Cubeacon memudahkan para pedagang untuk dapat memantau aktivitas para pelanggan mereka melalui smartphone. Dengan perangkat tersebut, para pedagang dapat memantau pergerakan dari para pelanggan mereka melalui aplikasi yang terpasang pada smartphone sang pelanggan.

Cubeacon dikembangkan di Surabaya dan di Jepang
Cubeacon dikembangkan di Surabaya dan di Jepang

Perangkat Cubeacon tersebut memiliki bentuk menyerupai sebuah kubus kecil dan memanfaatkan konektivitas bluetooth untuk dapat tersambung dengan beragam perangkat elektronik. Setiap satu paket pembelian produk Cubeacon ini berisi tiga buah Beacon dan sebuah baterai terpisah.

Application Information Will Show Up Here

 

DycodeX

DycodeX merupakan inisiatif berupa anak perusahaan dari pengembang software kenamaan asal Bandung DyCode untuk menyambut tren positif IoT di Indonesia. Menurut CEO DyCode dan DycodeX Andri Yadi langkah ini merupakan momen terbaik untuk mulai mengikuti arus tren IoT yang kini mulai hangat diperbincangkan. Diakui ekosistem itu sendiri masih muda, berdasarkan pengalaman mobile app bubble beberapa tahun silam DyCode justru ingin kembali menjadi pionir kali ini.

Layanan photo editing dan cetak bernama “Jepret” yang dimiliki DyCode akhirnya bermigrasi ke DycCodeX dengan nama Allegra. Intinya Allegra merupakan penyempurnaan dari segi kenyamanan dan mobilitas yang lebih baik dari keseluruhan layanan Jepret. Tak hanya itu, sejak peresmian DycodeX pada bulan April lalu mereka berhasil membangun tiga prototipe produk lainnya, seperti project name Button, Gallon dan Lamp.

eFishery

eFishery adalah alat pemberi pakan ikan otomatis. Alat ini tidak hanya mengotomatisasi pemberian pakan secara terjadwal dengan dosis yang tepat, tetapi juga mencatat setiap pemberian pakan secara real-time. Pengguna dapat mengakses data pemberian pakan kapan pun dan di mana pun . Tidak ada lagi masalah over-feeding, pemberian pakan ikan yang tidak teratur atau pakan yang diselewengkan. Secara spesifik, eFishery berusaha membantu peternak ikan dan udang, karena biasanya pemberian makan ikan menguasai antara 50 hingga 80 persen biaya operasi peternakan ikan.

Pemanfaatan eFishery di salah satu kolam peternakan ikan
Pemanfaatan eFishery di salah satu kolam peternakan ikan

eFishery juga dikenal sebagai startup yang sering memenangkan berbagai kompetisi startup tingkat global.  Model bisnis eFishery adalah menjual alat pemberi pakan pintar kepada peternak dan distributor. Lebih jauh, seperti halnya konsultan, mereka juga mendapatkan penghasilan dari biaya langganan pemakaian piranti lunak untuk memonitor dan menganalisis aktivitas pemberian pakan ikan secara real time di smartphone atau tablet tiap bulannya. Mereka mengklaim secara rata-rata optimasi yang dilakukan mengurangi jumlah makanan yang digunakan hingga sebesar 21 persen.

eMagic

eMagic (Enhance Managed IoT Connectivity), sebuah solusi M2M (Machine-to-Machine) besutan Indosat Ooredoo. Sistem ini dirancang untuk memudahkan pelanggan dalam menghubungkan dan mengelola perangkat dengan layanan full managed. Layanan full managed sendiri memungkinkan pengguna tidak direpotkan dengan aktivitas instalasi, operasi dan pemeliharaan. Biaya lebih efisien dan perangkat dapat beroperasi optimal menjadikan pelanggan dapat lebih fokus pada bisnis.

eMagic dapat diterapkan pada berbagai industri seperti ATM, EDC pada perbankan, gateway untuk sensor pada perusahaan oil and gas, broadcasting, ritel dengan live streaming, advertising dan small branches office, dan industri lain yang membutuhkan komunikasi data yang handal dan aman.

Fox Logger

Fox Logger GPS merupakan sebuah platform yang berfungsi sebagai sistem manajemen transportasi yang memungkinkan pengguna memantau aktivitas kendaraan. Pantauan tersebut meliputi jarak tempuh setiap harinya, lokasi parkir, cepat laju kendaraan, lama kendaraan menyala, pemakaian bahan bakar hingga mendeteksi keberadaan kendaraan berdasarkan letak geografis tertentu.

Dikembangkan oleh startup pimpinan Alamsyah Cheung, solusi yang ditawarkan merupakan sesuatu yang dibutuhkan para pengusaha di bidang logistik. Dengan Fox Logger GPS Technology mereka bisa dengan mudah memantau armada mereka hanya menggunakan gawai atau komputer. Di awal peluncurannya,  Fox Logger berhasil menjalin kerja sama dengan Pemprov DKI. Sistemnya berhasil menjawab kebutuhan Pemprov DKI atas alat monitoring truk sampah yang dimiliki Jakarta.

Application Information Will Show Up Here

 

Konekthing

Berdiri pada tahun 2012, startup yang bermarkas di Depok ini memiliki impian agar manusia tidak hanya mampu terhubung antar sesamanya saja, tetapi juga terhubung kepada seluruh benda di sekitarnya. Menurut mereka membangun konektivitas berarti turut membangun jembatan ke teknologi masa depan yang mampu mempermudah manusia melakukan segala aktivitasnya. Sejumlah produk yang dihasilkan oleh Konekthing, dana beberapa terkait dengan teknologi IoT adalah Xlogistik, Edu Tablet, Xchat, Xnething SmartHome, dan Xpajak.

Konekthing juga menyediakan application programming interface (API) yang disediakan untuk para pengembang aplikasi Android pihak ketiga yang ingin memanfaatkannya untuk menerapkan konsep rumah pintar. Teknologi yang dikembangkan ialah Wireless Sensor Network yang mengizinkan pengguna untuk memantau dan mengatur suatu area tertentu yang telah memiliki sensor jaringan agar mendapatkan atau membuat suatu kondisi di area tersebut.

Parkirin

Parkirin mengkombinasikan konsep aplikasi,  IoT, dan penggunaan mobile payment Tcash di sektor transportasi. Saat ini Parkirin sudah diuji coba di Kuningan City dan menyusul di fX akhir Mei 2016. Ide pengembangan Parkirin hadir karena Telkomsel (penggagas Parkirin) ingin mengembangkan konsep IoT di Indonesia. Menurut penilaiannya, saat ini yang siap dengan solusi IoT dan potensi bisnisnya besar adalah sektor transportasi. Oleh karena itu Telkomsel mencoba menginkubasi layanan ini.

Secara umum, cara kerja Parkirin adalah konsumen menggunakan aplikasi Parkirin, saat ini baru tersedia di Google Play dan iOS, untuk mengecek fasilitas gedung, promo merchant, dan ketersediaan tempat parkir. Khusus untuk reservasi tempat parkir dan pembayarannya saat ini baru bisa dilakukan oleh pelanggan Telkomsel, meskipun tidak menutup kemungkinan bakal dibuka untuk umum. Pelanggan Telkomsel bisa melanjutkan proses hingga reservasi dan pembayaran menggunakan Tcash.

Application Information Will Show Up Here

 

Qlue

Salah satu cita-cita startup pengembang layanan yang menghubungkan antara pemerintah dengan masyarakat yaitu ingin berinovasi mengembangkan produk smart city berbasis IoT, khususnya untuk diterapkan di wilayah perkotaan. Disampaikan oleh CEO Qlue Rama Raditya, bahwa saat ini sudah mulai terdesain beberapa inisiatif IoT untuk smart city, misalnya pengembangan traffic lamp yang terhubung ke sebuah command center, kotak sampah pintar, dan juga air polution detector. Berbagai otomatisasi ini dinilai akan menjadi makin “viral” ketika smart city menjadi sebuah kebutuhan di perkotaan.

Siramin

Di Yogyakarta sekumpulan mahasiswa UGM mengimplementasikan konsep otomatis ke dalam perangkat penyiraman. Mengusung teknologi dan konsep IoT, layanan yang diberi nama Siramin ini bisa menggerakkan alat penyiraman dengan kontrol menggunakan aplikasi mobile, baik Windows Phone, Android, maupun via website.

Siramin yang dikembangkan pada pertengahan tahun 2015 silam ini awalnya dirancang untuk bisa mengendalikan alat penyiraman menggunakan layanan pesan singkat atau sms. Namun seiring dengan perkembangan teknologi akhirnya tim Siramin mengembangkannya sehingga saat ini perangkat penyiraman bisa dikontrol melalui perangkat mobile maupun situs.

T-Bike

T-Bike merupakan salah satu solusi M2M (machine to machine) besutan Telkomsel yang dapat dipasangkan pada sepeda motor. T-Bike sendiri dikenal sebagai sebuah layanan yang dilengkapi dengan beberapa fitur unggulan seperti Find My Bike, Tracking, Engine On/Off, dan juga Geo Fence.Find My Bike, salah satu fitur yang ada dalam layanan T-BIKE ini memungkinkan pengguna untuk melakukan pencarian lokasi sepeda motor, sedangkan fitur tracking dirancang untuk memungkinkan melacak lokasi kendaraan lengkap dengan alamat dan titik koordinat.

Dua fitur unggulan lainnya yakni Engine On/Off dan Geo Fence didesain untuk memberikan keamanan ekstra. Geo Fence misalnya, bekerja untuk memberikan peringatan batas aman kecepatan maksimum pada saat berkendara. Selain beberapa fitur unggulan di atas, T-Bike juga diklaim memiliki kelebihan dari segi pemasangannya yang cepat. Bahkan atas performanya ini T-Bike diganjar beberapa penghargaan dari beberapa lembaga seperti, MURI, Motor Plus, dan Forwot (Forum Wartawan Otomotif).

YuBox

YuBox merupakan sebuah solusi terintegrasi berbasis Wi-Fi dari XL Axiata yang bisa menjadi media penyebaran berbagai jenis informasi, seperti iklan, konten aplikasi, video atau musik. YuBox bekerja dengan memanfaatkan jaringan data XL dan platform aplikasi yang terhubung dengan perangkat WiFi Router. Saat YuBox diaktifkan di lokasi yang telah ditetapkan, pengguna mobile dapat mengakses browser atau Internet secara otomatis tanpa memerlukan proses otentikasi. Selanjutnya landing page, konten berita, promo dan hiburan lainnya dapat diakses oleh pengguna secara online maupun offline.

Dengan uHoo, Tak Ada Polutan Udara yang Lewat dari Pengawasannya

Kita semua pastinya tahu bahwa polusi udara bisa terjadi di mana saja, baik di luar maupun di dalam ruangan. Itulah mengapa perangkat macam air purifier eksis. Namun ketimbang mengandalkan perangkat penjernih udara semacam itu, mungkin akan lebih baik kalau kita yang mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk yang bisa berakibat pada polusi udara di dalam rumah, seperti misalnya meletakkan cairan pembersih yang mengandung zat kimia berbahaya sembarangan.

Untuk itu sebelumnya kita harus tahu lebih dulu apa saja yang terkandung dalam udara di ruangan. Di pasaran memang sudah ada perangkat sensor udara, namun sepertinya belum ada yang secanggih dan sekomprehensif perangkat bernama uHoo berikut.

Wujud uHoo terbilang ringkas dengan diameter 85 mm dan tinggi 158 mm. Bobotnya pun tidak lebih dari 200 gram. Hal ini menjadikannya ideal ditempatkan di dalam rumah sekaligus di kantor, di kamar hotel, dan di ruangan lainnya selama ada Wi-Fi.

Di balik fisiknya yang simpel tersebut, tertanam 8 buah sensor untuk memonitor parameter yang berbeda, mulai dari suhu ruangan, kelembaban, tekanan udara, partikel maupun senyawa kimia berbahaya. Tetapi yang membuat uHoo lebih istimewa dibanding perangkat sensor udara lain, ia juga dapat mengukur kadar karbon dioksida, karbon monoksida dan ozon.

Meski fisiknya ringkas, uHoo termasuk salah satu perangkat sensor udara yang paling komprehensif / uHoo
Meski fisiknya ringkas, uHoo termasuk salah satu perangkat sensor udara yang paling komprehensif / uHoo

Semua data yang dicatat akan diteruskan menuju ke aplikasi pendamping di smartphone. Di situ pengguna juga akan diberi tips praktis untuk membantu menjaga kualitas udara sebersih mungkin. Perlu diingat, uHoo sama sekali tidak akan menyaring udara, Anda-lah yang harus bertindak ketika polusi udara terdeteksi cukup parah.

Namun Anda tak perlu khawatir, pasalnya uHoo dapat memberikan peringatan secara real-time ketika polusi udara di dalam ruangan tempatnya berdiri sudah mencapai titik rawan. uHoo memakai konektivitas Wi-Fi untuk meneruskan data sekaligus mengirim notifikasi ke smartphone.

Saat ini uHoo masih dalam tahap penggalangan dana melalui platform Indiegogo. Harganya dipatok di angka $139 untuk versi Premium, atau $89 untuk versi Classic yang mengemas lima sensor saja ketimbang delapan.

Aplikasi Baru Philips Hue Mengemas Tampilan yang Lebih Segar Plus Sederet Fitur Anyar

Philips belum lama ini merilis update besar untuk aplikasi pendamping bohlam pintarnya, Hue. Update ini tak cuma menghadirkan tampilan baru yang lebih menarik sekaligus mudah dinavigasikan, tetapi juga sejumlah fitur anyar yang dapat lebih memaksimalkan fungsionalitas sistem Philips Hue secara menyeluruh.

Fitur baru yang paling menarik adalah Rooms, dimana pengguna kini bisa mengelompokkan sejumlah bohlam Hue di dalam satu ruangan, lalu menyala-matikan atau mengganti warnanya secara bersamaan. Sebelumnya, pengguna hanya punya opsi untuk menyala-matikan satu per satu atau semuanya sekalian.

Fitur ini juga bisa diakses menggunakan perintah suara. Saat sedang ingin bersantai di ruang tamu misalnya, pengguna cukup menyebutkan “Set the living room to 10 percent”, maka semua bohlam Hue yang terpasang di ruang tamu akan meredup untuk menciptakan nuansa yang cozy.

Fitur Scenes permudah pengguna dalam mengatur pola warna berdasarkan gambar / Philips
Fitur Scenes permudah pengguna dalam mengatur pola warna cahaya berdasarkan gambar / Philips

Versi baru aplikasi pendamping Hue ini juga mengemas fitur Routines, yang memungkinkan pengguna untuk mengatur jadwal pencahayaan sesuai dengan beragam aktivitas setiap harinya. Lalu ada juga fitur Home & Away, yang pada dasarnya memungkinkan Hue untuk mati dengan sendirinya ketika Anda meninggalkan rumah, lalu menyala lagi saat Anda sudah datang kembali.

Fitur lain bernama Scenes memudahkan pengguna untuk mengekstrak warna-warna dominan dari sebuah foto, sehingga Hue dapat memancarkan cahaya dalam pola warna yang sama. Pengguna pada dasarnya bisa mengatur dan memilih dari kombinasi 16 juta warna, namun fitur preset semacam ini tentunya akan semakin memudahkan kustomisasi.

Aplikasi Philips Hue gen 2 saat ini sudah bisa didapatkan di App Store maupun Android.

Sumber: Philips dan The Verge.

Solusi Telkomsel Parkirin untuk Cara Parkir yang Lebih Pintar

Parkir adalah satu satu momok buat pengguna kendaraan, khususnya mobil, di Jakarta. Ruang parkir yang terbatas, terutama di kantor dan pusat berbelanjaan, membuat kegiatan mencari tempat parkir menjadi hal yang menyita banyak waktu. Telkomsel mencoba membuat alternatif solusi terhadap urusan perparkiran dengan Parkirin. Parkirin mengkombinasikan konsep aplikasi, Internet of Things (IoT), dan penggunaan mobile payment Tcash di sektor transportasi. Saat ini Parkirin sudah diuji coba di Kuningan City dan menyusul di fX akhir Mei 2016.

Kami berbincang dengan Manager Business Development dan Model Solution Telkomsel Andry Setiawan yang menjadi PIC produk Parkirin. Menurutnya, ide Parkirin hadir karena Telkomsel ingin mengembangkan konsep IoT di Indonesia. Menurut penilaian mereka, saat ini yang siap dengan solusi IoT dan potensi bisnisnya besar adalah sektor transportasi. Oleh karena itu Telkomsel mencoba menginkubasi layanan ini.

Secara umum, cara kerja Parkirin adalah konsumen menggunakan aplikasi Parkirin, saat ini baru tersedia di Google Play (di App Store rencananya per awal Mei 2016), untuk mengecek fasilitas gedung, promo merchant, dan ketersediaan tempat parkir. Khusus untuk reservasi tempat parkir dan pembayarannya saat ini baru bisa dilakukan oleh pelanggan Telkomsel, meskipun tidak menutup kemungkinan bakal dibuka untuk umum.

Pelanggan Telkomsel bisa melanjutkan proses hingga reservasi dan pembayaran menggunakan Tcash. Seperti yang saya sudah lihat di Kuningan City, ada area parkir khusus untuk pengguna Parkirin. Untuk memasuki area tersebut, konsumen harus menunjukkan bukti reservasi dalam bentuk QR code, yang diperoleh setelah pembayaran, di entry gate.

Andry menyebutkan, sebagai sebuah solusi yang mendukung konsep smart city di segmen transportasi, target utama Telkomsel hanya mengembangkan platform transportasi, sementara sensor dan aplikasi bisa berkolaborasi dengan pihak lain. Mereka siap bekerja sama jika basisdata direktori transportasi yang dimiliki nantinya digunakan oleh aplikasi lain, dashboard command center kota, dan pemain industri transportasi yang lain.

Untuk target ekspansinya tahun ini, Andry menyebutkan 2 hal sebagai target tim Parkirin, yaitu 7 lokasi tempat parkir di Jakarta, Bekasi, dan Tangerang, dan 1000 pengguna aktif. Di tahap awal, fokus pendirian Parkirin berada di area komersial dan berikutnya menyusul area park and ride sesuai dengan perencanaan kota masing-masing.

Sejauh ini, sejumlah layanan on-demand sudah mendukung cara bertransportasi di kota-kota besar yang lebih pintar. Jika konsumen harus membawa kendaraan sendiri, Parkirin diharapkan menjadi solusi yang lebih nyaman untuk mencari, memesan, dan membayar tempat parkir.

Application Information Will Show Up Here

Rangkaian Acara Pertama Indonesia IoT Developer Day 2016 Telah Dilaksanakan di Bandung

Rangkaian acara Indonesia IoT Developer Day 2016 resmi dibuka dengan acara pertama diadakan di Bandung. Acara pertama di Bandung ini diisi oleh sharing ilmu beberapa praktisi Internet of Things (IoT) seperti Andri Yadi, CEO DyCode & DycodeX; Yudha Maulana dari X-Igent; dan Andreas Aditya Swasti, Senior Manager Consumer Product DOKU.

Selain itu ada pula sesi diskusi kelompok untuk membahas ide-ide dari peserta serta tanya jawab dengan para narasumber seperti Indra dari eFishery, Indra Wibawa, penggagas Rantonic, Andreas Aditya Swasti dari DOKU dan Andri Yadi dari DyCode.

Acara yang dihadiri 56 peserta yang berasal dari mahasiswa, palaku industri serta peserta umum ini menjadi penanda digelarnya rangkaian acara IoT Developer Day 2016 menuju acara puncak yang akan diadakan pada 28 Mei 2016 nanti.

Helmi, CMO DyCode, dalam wawancara santai menyebutkan bahwa acara kali ini memiliki beberapa kelebihan dengan acara yang pernah di selenggarakan sebelumnya, antara lain kali ini rangkaian acara diselenggarakan di 3 kota, lalu ada dukungan partner DOKU, dan yang mengikuti acara juga cukup beragam termasuk juga dari pelaku startup yang sudah establish atau yang telah memiliki prototype.

IOT 2

Setelah acara di Bandung ini acara roadshow Indonesia IoT Developer Day 2016 akan digelar di Bogor. Salah satu perwakilan yang kami wawancara, Muhammad Ibnu Fadhil menjelaskan bahwa untuk yang di Bogor nanti materinya sedikit lebih global untuk memperkenalkan IoT serta perkembangannya. Selain pemateri akan ada pula talkshow yang diisi oleh (makers, Bekraf, wakil pemerintah, prinsipal seperti IBM, XL, Intel dan Telkom). Demo produk jugak dilakukan di acara ini.

Saat tulisan ini dibuat, kuota yang ada telah habis, ada 500 orang yang telah mendaftar. Sedangkan pembicara yang akan hadir antara lain Andri Yadi – CEO DycodeX , Martin Kurnadi – CEO Geeknesia, Firstman Marpaung – Intel Indonesia
Irsan Suryadi Saputra – IBM Indonesia, Cornelius Julius – XL Axiata, Aulia Faqih – Intel Innovator, Blackbelt Software Developer, Rendra Toro – Intel Innovator IOT, Muhammad Ibnu Fadhil – Founder Gravicode Multinovative Plexindo.

Informasi untuk acara di Bogor bisa di lihat lewat tautan ini.

Setelah Bogor keesokan harinya acara akan diadakan di Jakarta lalu kembali lagi ke Bandung untuk acara puncak termasuk expo. Untuk acara Jakarta akan digelar tanggal 23 April 2016, detail akan diumumkan dalam waktu dekat. Informasi tentang Indonesia IoT Developer Day 2016 bisa dicek di sini,

Pendapat DOKU tentang acara Indonesia IoT Developer Day 2016 di Bandung

Di sela-sela acara, saya juga berkesempatan berbincang dengan perwakilan dari DOKU untuk bertanya beberapa hal termasuk alasan memilih kota Bandung. Andreas menjelaskan bahwa developer adalah masa depan industri digital jadi menjadi relevan untuk merangkul para pengembang tanah air ini.

DOKU sendiri adalah layanan yang menyediakan sistem pembayaran dan pendekatan yang lazim dilakukan adalah ke para merchant. Meski demikian pendekatan pada para developer dilakukan karena para pengembang ini yang menggunakan teknologi secara native dalam kehidupan sehari-hari mereka. Menjadi relevan tentunya untuk mengenalkan teknologi DOKU termasuk API pada mereka.

Para pengembang ini pun perlu untuk diberikan pengetahuan tentang pengembangan ekosistem bukan hanya promosi. Sedangkan kota Bandung dipilih karena dianggap memiliki para pekarya kreatif, selain itu DOKU juga bermitra dengan Dycode yang memang berdomisili di kota Bandung.

Sedangkan untuk pameran di acara utama, yang nanti akan diselenggarakan di Bandung, produk yang ada juga kemungkinan untuk di jadikan mitra, bukan hanya dari integrasi produk tetapi bisa pula dalam hal pengembangan sistem tertentu, jadi DOKU bisa fokus sama pengembangan payment-nya dan pengembangan yang lain bermitra dengan para pengembang.

IOT 1

IoT Challenge untuk developer

Acara seminar dan talkshow Indonesia IoT Developer Day 2016 juga mengadakan tantangan atau kompetisi untuk para pengembang. Para pengembang bisa mengirimkan karya mareka dan berkompetisi mendapatkan hadiah uang total 30 juta rupiah serta free trip ke pameran IoT international.

Informasi tentang lomba ini bisa dilihat di tautan ini.

Kompetisi untuk non-developer – blogging competition with DOKU

Kompetisi juga hadir untuk mereka non-developer yang tertarik untuk mencari tahu dan mendapatkan informasi tentang IoT. Para blogger bisa mengikuti kompetisi berhadiah uang total 5 juta rupiah di Indonesia IoT Developer Day 2-16 Blogging Competition with DOKU.

Anda hanya perlu menuliskan artikel ide tentang bagaimana mengintegrasikan IoT (Internet of Things) dalam menyelesaikan masalah nyata di sekitar Anda. Ada nilai lebih jika ide tersebut ikut menyertakan metode pembayaran yang kreatif. Persyaratan bisa dilihat pada poster di bawah. Sedangkan untuk pendaftaran bisa menuju tautan bit.ly/i2d2-blog.

Disclosure: DailySocial adalah media partner acara ini.

Siramin dan Visi Mengubah Wajah Pertanian Indonesia dengan Teknologi

Salah satu gagasan utama teknologi diciptakan adalah untuk meringankan tugas manusia. Di sini teknologi memegang peranan penting dalam mengoptimalkan waktu kerja, manajemen dan hal-hal lain. Satu dari banyak bentuk teknologi tersebut adalah teknologi otomatis. Di Yogyakarta sekumpulan mahasiswa UGM mengimplementasikan konsep otomatis ini ke dalam perangkat penyiraman. mengusung teknologi dan konsep internet of things (IoT), layanan yang diberi nama Siramin ini bisa menggerakkan alat penyiraman dengan kontrol menggunakan aplikasi mobile, baik Windows Phone, Android, maupun via situs.

Siramin dikembangkan oleh mahasiswa Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Co-Founder Siramin Andreas Gandhi kepada DailySocial mengaku saat ini mereka belum bisa mengkomersilkan layanan Siramin. Tapi toh ketika saat itu tiba Gandhi lebih memilih untuk menjualnya dalam bentuk layanan.

Menurut Gandhi mereka saat ini juga masih mempertimbangkan apakah akan menjadi perusahaan komersil atau tetap mengusung konsep sociopreneurship, atau bahkan menjadi NGO dengan mewadahi program CSR dari perusahaan-perusahaan lain. Keputusan-keputusan itu masih dipikirkan tim Siramin sambil terus melakukan riset dan membenahi layanan mereka agar lebih sempurna.

Siramin yang dikembangkan pada pertengahan tahun 2015 silam ini awalnya dirancang untuk bisa mengendalikan alat penyiraman menggunakan layanan pesan singkat atau sms. Namun seiring dengan perkembangan teknologi akhirnya tim Siramin mengembangkannya sehingga saat ini perangkat penyiraman bisa dikontrol melalui perangkat mobile maupun situs.

Teknologi IoT di tangan tim Siramin berusaha dioptimalkan untuk membantu pertanian di Indonesia. Karena dengan alat dan layanan yang mereka kembangkan beban kerja petani bisa berkurang karena alat-alat penyiraman bisa dikendalikan melalui perangkat mobile.

Gandhi menjelaskan, apa yang mereka lakukan saat ini adalah upaya bersama untuk mencoba membangun wajah baru pertanian Indonesia melalui teknologi terapan. Sebuah gagasan yang cukup menarik mengingat belum banyak teknologi digital yang mengarah ke sektor pertanian secara praktis di lapangan seperti apa yang dilakukan Siramin saat ini.

Saat ini, meski belum bisa digunakan untuk umum karena riset dan pengembangan masih terus dilakukan, Siramin memiliki lahan riset mini di daerah Banguntapan Yogyakarta. Di sana lah tim Siramin melakukan uji coba layanan mereka ini. Bahkan seperti diungkapkan Gandhi pihaknya pernah menjalin kerja sama dengan BP3K Playen Gunungkidul untuk suatu saat bisa menerapkan secara penuh layanan Siramin ini.

Lift-Bit Ialah Sofa yang Bisa Berubah Bentuk, Dikendalikan Lewat Gesture atau Smartphone

Meningkatnya populasi manusia di Bumi mendorong kita untuk hidup lebih hemat. Hal ini turut mendorong naiknya kepopularitasan tempat tinggal minimalis serta furnitur multi-fungsi, misalnya sofa santai yang dapat Anda ubah jadi tempat tidur. Dan menariknya lagi, konsep Internet of Things ternyata membuka potensi baru dalam penyajian produk furnitur.

Buat membuktikan gagasan tersebut, firma desain Carlo Ratti Associati berkolaborasi bersama perusahaan furnitur asal Swiss bernama Vitra untuk mengerjakan Lift-Bit. Ia adalah sistem furnitur modular, dikendalikan melalui smartphone, memungkinkannya berubah-ubah bentuk menjadi sofa, kursi malas, tempat tidur, ruangan tempat santai, serta konfigurasi-konfigurasi lainnya.

Lift-Bit

Lift-Bit terdiri dari modul-modul terpisah, berupa bangku heksagonal berlapis busa. Tiap bagiannya memiliki motor, sehingga ia bisa dinaik-turunkan dalam beberapa detik saja, dengan ketinggian antara 480-780-milimeter. Furnitur tersebut dapat dioperasikan menggunakan gesture – cukup menggerakkan tangan Anda di atasnya, atau via aplikasi. Carlo Ratti Associati telah menyiapkan sejumlah pre-set, namun Anda tentu dipersilakan buat menyusun kombinasi sendiri.

Uniknya lagi, Lift-Bit dapat merasa ‘bosan’ jika Anda tidak berinteraksi dengannya dalam waktu lama. Andai hal itu terjadi, ia akan berubah wujud secara otomatis buat bermain-main bersama user. Di acara Milan XXI Triennale International Exhibition, Carlo Ratti Associati menunjukkan dinamisnya kapabilitas Lift-Bit. Di sana, mengaktifkan sebuah modul akan memicu efek yang menyebabkan seluruh rangkaiannya menghasilkan kombinasi berbeda.

Lift-Bit 02

Contohnya: dua elemen Lift-Bit dapat membentuk bangku, empat buat jadi kursi malas, sembilan modul untuk menyusun sofa berukuran besar, dan sebagainya. Tapi tak cuma tempat duduk, Lift-Bit bisa dikonfigurasi ke bentuk lain, misalnya gunung berapi serta Grand Canyon. Tim penciptanya bilang, kombinasinya hampir tidak terbatas.

Profesor Carlo Ratti selaku founder Carlo Ratti Associati sekaligus direktur Senseable City Lab Massachusetts Institute of Technology menjelaskan bahwa Lift-Bit memperlihatkan salah satu manfaat Internet of Things dalam mentransformasi penampilan interior tempat tinggal. Ia mengatakan, “Di masa depan, kita dapat membayangkan bagaimana arsitektur bisa berubah menyesuaikan kebutuhan manusia, bukan sebaliknya – sebuah ruang hidup yang mampu beradaptasi dengan karakteristik dan keinginan penghuni rumah.”

Lift-Bit 03

Lift-Bit dipamerkan di Milans XXI Triennale, di ekshibisi ‘Rooms. Novel Living Concepts’, dibuka mulai tanggal 12 April sampai 12 September 2016.

Sumber: Lift-Bit.com.

Dyson Pure Cool Link Gabungkan Pembersih dan Penyejuk Udara dengan Fitur ala Perangkat IoT

Penyejuk udara dan pembersih udara adalah dua perangkat yang sangat berbeda. Namun pabrikan perabot elektronik ternama Dyson rupanya menemukan cara yang tepat untuk menggabungkan keduanya menjadi satu perangkat, ditambah dengan fitur konektivitas yang menjadikannya semakin relevan di era Internet of Things ini.

Didapuk Dyson Pure Cool Link, wujud fisiknya tak jauh berbeda dari lini kipas angin tanpa baling Dyson lainnya. Akan tetapi di bagian bawahnya, tampak komponen penyaring udara yang akan menyedot dan membersihkan hingga hampir 100 persen udara di dalam ruangan, lalu menggelontorkannya kembali menjadi udara sejuk.

Dyson Pure Cool Link

Pure Cool Link sekaligus menjadi debut Dyson dalam ranah Internet of Things. Ia datang bersama sebuah aplikasi Android dan iOS. Lewat aplikasi ini, pengguna tentunya dapat mengontrol perangkat dari kejauhan, sekaligus memantau seberapa efektif kinerja sistem pembersih udaranya sejak dinyalakan.

Seiring digunakan, data yang dikumpulkan oleh aplikasinya ini akan diteruskan kembali menuju perangkat, sehingga sistem pembersih udara milik Pure Cool Link bisa bekerja secara lebih optimal lagi. Dengan kata lain, pengaturan bisa dilakukan secara otomatis, dan pengguna hanya tinggal menikmati udara sejuk nan bersih di dalam kediamannya.

Dyson Pure Cool Link

Dyson tak lupa menyematkan secuil fitur otomatisasi, dimana Pure Cool Link secara otomatis akan bekerja lebih hening di malam hari. Saat mode malam ini aktif, display LED-nya juga akan meredup agar tidak mengganggu ketenteraman pengguna.

Dyson Pure Cool Link saat ini sudah dipasarkan di Amerika Serikat dalam dua varian ukuran, dengan banderol $500 untuk varian tower yang berukuran besar. Sejauh ini belum ada informasi mengenai ketersediaannya di Indonesia, namun semoga saja dengan hadirnya flagship store Dyson di Jakarta, Pure Cool Link juga akan segera menyusul ke tanah air.

Sumber: Independent dan CNET.

Rompi Sepeda RoadwareZ Dilengkapi Lampu Sein Otomatis

Rompi sepeda yang kita kenal selama ini selalu dilengkapi warna-warna yang mencolok yang bisa menyala di kondisi gelap. Hal ini dimaksudkan untuk aspek keselamatan, dimana para pengguna jalan lainnya bisa mengetahui keberadaan sang pesepeda, dan kecelakaan pun bisa terhindari.

Namun sebuah startup bernama RoadwareZ sepertinya punya ide yang lebih menarik akan sebuah rompi sepeda, yakni dengan memadukannya bersama sebuah aplikasi smartphone dan fitur unik seperti lampu sein otomatis.

Yup, rompi sepeda rancangan RoadwareZ ini dibekali deretan LED di bagian dada dan punggung yang akan menyala layaknya lampu sein kendaraan bermotor. Hebatnya, LED ini bekerja secara otomatis, mengikuti rute navigasi yang telah ditetapkan di smartphone. Jadi saat pengguna hendak menikung, LED-nya akan menyala dengan sendirinya. Demikian pula saat pengguna memelan, dimana LED akan menyala merah sebagai indikatornya.

RoadwareZ

Lampu sein ini juga bisa diaktifkan secara manual menggunakan perintah suara. RoadwareZ telah melengkapi rompi buatannya dengan sebuah mikrofon, memungkinkan pengguna untuk memberi instruksi singkat seperti “left turn” atau “right turn“, dan lampu sein akan menyala sesuai dengan permintaan.

RoadwareZ akan ditawarkan dalam dua varian: Basic dan Pro. Versi Pro-nya mengemas fitur yang lebih lengkap seperti misalnya sepasang kamera pada bagian depan dan belakang rompi, bertujuan untuk mengabadikan perjalanan Anda tanpa harus menancapkan action cam di setang sepeda. Kedua varian sama-sama ditenagai baterai rechargeable.

RoadwareZ

Di saat yang sama, pihak RoadwareZ juga bakal menawarkan layanan darurat yang bisa ditebus dengan biaya berlangganan. Premisnya simpel: saat rompi mendeteksi pengguna terjatuh, aplikasi pendampingnya akan mengirim pesan secara otomatis ke orang pertama yang tercatat dalam daftar kontak darurat, lalu berlanjut ke orang kedua dan seterusnya jikalau belum ada yang merespon.

Rompi gowes pintar ini rencananya akan dipasarkan melalui situs crowdfunding Indiegogo. Sayang belum ada informasi perkiraan banderol harganya.

Sumber: Digital Trends.