Studio “Indoor Cycling” dan “Boutique Fitness” Ride Jakarta Memperoleh Pendanaan Awal 6,7 Miliar Rupiah dari Tiga “Venture Capital”

Studio indoor cycling dan boutique fitness Ride Jakarta mengumumkan perolehan pendanaan awal (seed) senilai $500 ribu (sekitar 6,7 miliar Rupiah) dari tiga venture capital yang dipimpin oleh Intudo Ventures. Juga turut berpartisipasi dalam pendanaan kali ini East Ventures dan Prasetia Dwidharma. Ini adalah putaran pendanaan kedua yang diperoleh Ride Jakarta, setelah sebelumnya memperoleh pendanaan pre-seed $250 ribu (3,3 miliar Rupiah). Pendanaan ini bakal mendukung upaya Ride Jakarta bertransformasi menjadi perusahaan teknologi dalam waktu dekat, termasuk mengembangkan sejumlah konten digital.

Didirikan tahun 2015 oleh Gita Sjahrir dan Adhit Lesmana, Ride Jakarta memang diawali sebagai suatu tempat yang memudahkan penggemar indoor cycling untuk berolahraga. Secara fisik mereka kini memiliki tiga studio di Jakarta yang masing-masing mengelola 25-30 sepeda. Tentu saja pertanyaannya lalu kenapa mencari pendanaan dari investor startup teknologi.

Kepada DailySocial, Founder dan CEO Ride Jakarta Gita Sjahrir mengatakan bahwa mereka ingin menjadi perusahaan teknologi dalam waktu dekat. Ia menyebutkan, “Tentang pendanaan ini, penggunaan utamanya adalah untuk pengembangan aplikasi digital, tim SDM dan pemasaran; bukan untuk studio fisik kami. Untuk studio, kami menggunakan model franchise, sehingga di setiap lokasi bisa memiliki investornya sendiri-sendiri dan kami mengimplementasi model pembagian keuntungan.”

Dengan menjadi suatu perusahaan teknologi, Ride Jakarta disebut ingin “keluar” dari sekedar berada di dalam studio. “Studio fisik kami adalah cara kami untuk mengedukasi pasar tentang produk kami dan sektor ’boutique fitness’, serta menciptakan brand awareness di saat yang sama. Hal ini akan membantu posisi kami untuk bertumbuh ketika kami memiliki kehadiran online untuk penggemar fitness dan gaya hidup tahun ini.”

Nantinya aplikasi yang dikembangkan diharapkan membantu penggemar fitness menikmati kelas di mana saja dan kapan saja. Bersifat freemium, aplikasi ini nantinya juga akan melayani kelas fitness yang lain, termasuk boot camp.

Belum banyak startup yang menyasar segmen ini. Selain Ride Jakarta, ada satu startup lagi yang fokus ke segmen penggemar fitness, yaitu Doogether yang telah mendapatkan pendanaan dari Angel eQ, tapi dia tidak memiliki kehadiran fisik.

Di tahun 2018 ini Ride Jakarta telah menyiapkan sejumlah lokasi baru di Jakarta dan di tahun 2020 berencana memperluas jangkauan di Bali, Surabaya, Medan, dan sejumlah kota besar lainnya. Ride Jakarta juga bermitra dengan EV Hive untuk menyediakan kelas fitness bagi para pengguna co-working space tersebut. Secara bisnis, Ride Jakarta sendiri mengklaim telah mencapai tahap perolehan keuntungan.

Dulu fitness gaya hidup dipandang sebelah mata karena banyak persepsi yang tidak tepat. Model bisnis kami menunjukkan bahwa dengan berinvestasi di pengalaman konsumen dan instruksi yang berkualitas tinggi, fitness dapat menjadi bisnis yang scalable dan menghasilkan keuntungan,” ungkap Gita.

Used Car Marketplace BeliMobilGue.co.id Raises 50 Billion Rupiah in Pre-Series A Funding

Marketplace service for used car BeliMobilGue.co.id announces Pre-Series A funding of $3,7 million (approximately 50 billion Rupiah) led by Intudo Ventures. Involved in this funding also Gojek’s Co-Founder Michaelangelo Moran and a number of Indonesia’s top-tier family companies. The funding is said to be used for raising the presence of physical facility (inspection center), improving sales and marketing efforts, also recruiting new staff.

Launched early last year, BeliMobilGue.co.id tries a new approach for secondhand car sales. Rather than being a marketplace for bridging seller and customer which transaction can last for days or even months, BeliMobilGue initiate further attempt by creating a market.

They collect the verified and qualified buyers (currently 1000 people/institutions) and provide inspection center (17 location right now) to ensure the quality and price offered (to the customer). Therefore they give offering guarantee in one hour. BeliMobilGue.co.id will get commission for each transaction.

Currently, BeliMobilGue.co.id, established by Rolf X. Monteiro as Co-Founder and CEO, is available in Jabodetabek area which owns 58% national car segment. He has experience in leading a number of multinational technology companies in Southeast Asia region.

A different used car marketplace offering

Monteiro explained To DailySocial, “Automotive sales sector in many countries has consistently showing degradation. Although the demand is increasing, there is lacking in marketplace which believed and centralized by customer to buy and sell their car efficiently with a competitive price.”

“Our unique offering [differed with other marketplace] is the ownership of data we managed, which helped us to give instant information of our several pricelist and 60 minutes experience in our inspection center will give a comfort environment. If you’re not take the offering, there is no additional cost,” he continued.

BeliMobilGue.co.id is a joint venture of Berlin-based FrontierCar Group and Indonesia-based Intudo Ventures. Frontier Car Group has a specific platform for used car marketplace in developing countries.

“Indonesia’s automotive marketplace has grown rapidly in the last ten years, which created a large used car marketplace. Through our marketplace, customer can get better used car sales result than in traditional way. By the support of Frontier Car Group, Intudo Ventures and our talented team, we could provide a saver and more comfortable used car transaction for Indonesia’s customer.” Monteiro said.

This year’s plan

Monteiro ensures, the funding will be used to increase the number of inspection center in Jabodetabek.

“Inspection center is an essential thing for us. It is a place where we first met with the owners and their vehicles. Our focus is not only for area expansion, but also to ensure the quality of its service and experience meeting customer’s expectation.”

Regarding of potential national expansion, including to the neighbor countries, he ensures, “We’ve done intensive research and will be very excited to expand abroad. Nevertheless, it is very important for us to ensure our main basic marketplace is well taken care, before talking about expansion. By that means, talented people, solid process and sustainable business will help us to start regional expansion as time goes by.

“In 2018, we plan to focus on growing and increasing sales activity rapidly,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Layanan Marketplace Mobil Bekas BeliMobilGue.co.id Umumkan Perolehan Dana Pra-Seri A 50 Miliar Rupiah

Layanan marketplace untuk mobil bekas BeliMobilGue.co.id mengumumkan perolehan dana Pra-Seri A senilai $3,7 juta (sekitar 50 miliar Rupiah) yang dipimpin oleh Intudo Ventures. Juga turut berpartisipasi dalam pendanaan kali ini adalah Co-Founder Go-Jek Michaelangelo Moran dan sejumlah perusahaan keluarga ternama Indonesia. Dana disebutkan akan digunakan untuk meningkatkan kehadiran fasilitas fisik (pusat inspeksi), meningkatkan usaha-usaha pemasaran dan penjualan, serta merekrut pegawai baru.

Diluncurkan tahun lalu, BeliMobilGue.co.id mencoba pendekatan berbeda untuk penjualan mobil bekas. Ketimbang sekedar menjadi marketplace yang mempertemukan pembeli dan penjual yang proses transaksinya bisa memakan waktu berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan, BeliMobilGue mencoba selangkah lebih maju dengan menciptakan pasar.

Mereka mengumpulkan pembeli terverifikasi (1000 buah hingga saat ini) dan menyediakan pusat inspeksi (17 buah) untuk memastikan kualitas dan harga mobil yang ditawarkan. Di situ mereka memberikan jaminan penawaran dalam waktu satu jam. BeliMobilGue.co.id mendapatkan komisi untuk setiap transaksi.

Saat ini BeliMobilGue.co.id, yang didirikan Co-Founder dan CEO Rolf X. Monteiro,  melayani kawasan Jabodetabek yang disebut memiliki 58% pangsa mobil nasional. Rolf memiliki pengalaman memimpin sejumlah perusahaan teknologi multinasional di kawasan Asia Tenggara.

Penawaran marketplace mobil bekas yang berbeda

Kepada DailySocial, Rolf menjelaskan, “Sektor penjualan otomotif di banyak negara secara konsisten menunjukkan kelemahan. Walaupun kebutuhan terus meningkat, ada kekurangan di sisi marketplace yang terpercaya dan tersentralisasi agar konsumen bisa membeli dan menjual mobil secara efisien dengan harga kompetitif.”

“Penawaran unik kami [yang berbeda dengan marketplace lain] adalah kepemilikan data yang kami kelola, yang membantu kami memberikan informasi instan tentang berapa harga mobil kami dan pengalaman 60 menit di pusat inspeksi kami memberikan lingkungan yang nyaman. Bahkan jika Anda tidak mengambil penawaran kami, tidak ada biaya tambahan yang dibebankan,” lanjutnya.

BeliMobilGue.co.id sendiri merupakan joint venture antara Frontier Car Group yang berbasis di Berlin, Jerman, dan Intudo Ventures yang berbasis di Indonesia. Frontier Car Group disebut memiliki platform yang dikhususkan untuk marketplace mobil bekas di negara berkembang.

“Pasar otomotif Indonesia telah berkembang sangat pesat selama sepuluh tahun terakhir, yang telah menciptakan pasar mobil bekas yang besar. Melalui marketplace kami, konsumen bisa mendapatkan hasil penjualan mobil bekas yang lebih baik ketimbang metode tradisional. Dengan dukungan Frontier Car Group, Intudo Ventures, dan tim kami yang bertalenta, kami dapat menghasilkan transaksi mobil bekas yang lebih aman dan nyaman bagi konsumen Indonesia,” ujar Rolf.

Rencana tahun ini

Rolf memastikan pendanaan ini akan digunakan untuk meningkatkan jumlah pusat inspeksi di Jabodetabek.

“Pusat inspeksi adalah hal yang sangat penting bagi kami. Ini adalah tempat pertama bertemunya kami dengan pemilik kendaraan dan kendaraannya. Fokus kami tidak hanya sekedar ekspansi lokasi, tetapi juga memastikan kualitas layanan dan pengalaman konsumen sesuai harapan.”

Soal potensi ekspansi secara nasional, termasuk ke negara tetangga, Rolf memastikan, “Kami telah melakukan riset intensif dan bakal sangat tertarik untuk melakukan ekspansi ke luar negeri. Meskipun demikian, sangat penting bagi kami untuk memastikan basis pasar utama kami diurusi dengan baik sebelum memikirkan ekspansi. Itu artinya orang-orang hebat, proses yang solid, dan bisnis yang berkesinambungan bakal membantu kami membangun ekspansi regional seiring berjalannya waktu.”

“Di tahun 2018, kami berencana untuk fokus ke pertumbuhan dan secara dramatis meningkatkan aktivitas penjualan kami,” tutupnya.

EV Hive Raih Pendanaan Pra-Seri A Senilai 46 Miliar Rupiah

Operator co-working space EV Hive hari ini mengumumkan perolehan pendanaan pra-seri A senilai $3,5 juta atau sekitar 46 miliar rupiah. Pendanaan ini dipimpin oleh Insignia Venture Partners dengan partisipasi dari Intudo Ventures, Pandu Sjahrir dan jaringan angel investor. Beberapa investor EV Hive sebelumnya seperti East Ventures, SMDV dan Sinar Mas Land juga turut berpartisipasi dalam putaran kali ini.

Dengan bertambahnya jaringan investor, EV Hive berharap dapat mempercepat rencana pertumbuhan bisnisnya, khususnya untuk memfasilitasi pengusaha dalam memperluas cakupan bisnisnya secara global. Saat ini EV Hive telah mengoperasikan co-working space di 7 wilayah sekitar Jakarta. EV Hive juga tengah merampungkan pembangunan co-working space di 9 lokasi lainnya.

[Baca juga: Rencana-Rencana EV HIVE dengan Manajemen Baru]

“Kami percaya dalam kekuatan jaringan komunitas dan peran teknologi sebagai enabler kolaborasi yang terbuka dalam ekonomi bersama saat ini. Dengan dana tambahan, kami terus menjalankan misi utama kami, yaitu untuk mendukung perjalanan pengusaha dengan rencana untuk membangun layanan bersama seperti co-living, co-warehousing dan vertikal lainnya yang dibutuhkan oleh komunitas kami,” sambut CEO EV Hive Carlson Lau.

Sementara itu Yinglan Tan selaku Founding Managing Partner dan CEO Insignia Venture Partners berpendapat, “Ide bagus merupakan hal yang baik namun eksekusi adalah kunci di ruang teknologi. Kepemimpinan dan tim EV Hive telah membuktikan diri sebagai satu-satunya operator co-working space yang dapat dengan cepat mengembangkan formula keberhasilan mereka di beberapa lokasi utama sambil tetap menjaga jaringan masyarakat dan secara efektif meningkatkan produktivitas anggota. Mereka telah membangun network effect yang sangat menarik, mulai dari tim, kepemimpinan, perusahaan, penasihat dan investor.”

Debut perdana Intudo Ventures

Pendanaan ini menjadi investasi perdana Intudo Ventures di Indonesia. Pemodal ventura yang didirikan oleh Eddy Chan dan Patrick Yip ini baru didirikan pada tahun ini. Namun para pendirinya sendiri telah berpengalaman berinvestasi di perusahaan ternama seperti SpaceX, Palantir, hingga Fortinet. Di Indonesia Intudo Ventures akan berfokus di tahapan investasi seri A.

“Intudo Ventures adalah investor modal ventura yang sangat selektif yang hanya mendukung beberapa pengusaha di Indonesia setiap tahun dan menawarkan dukungan penuh dan perhatian manajemen kepada kami. Tim EV Hive telah membuktikan diri untuk dapat terus menawarkan inovasi baik dalam ruang dan layanan untuk mendukung perjalanan pengusaha. Kami senang bisa bekerja sama dengan tim saat mereka dengan cepat menumbuhkan jejak mereka di seluruh wilayah,” sambut Co-Founder & Managing Partner Intudo Ventures Patrick Yip.

Pendekatan Intudo Ventures Memasuki Ekosistem Startup Indonesia

Intudo Ventures mengumpulkan dana $10 juta (lebih dari 130 miliar Rupiah) untuk berinvestasi di startup Indonesia. Dipimpin Managing Partner Eddy Chan (berbasis di Silicon Valley) dan Patrick Yip (berbasis di Indonesia), fokusnya melahirkan bisnis yang berpengaruh di Asia Tenggara dari startup tahap awal di bidang konsumer, finansial, kesehatan, pendidikan, dan media.

Dipilihnya beberapa sektor tersebut bukan tanpa alasan. Pihak Intudo Ventures mengemukakan bahwa bidang tersebut diyakini akan berkembang pesat seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat kelas menengah ke atas di Indonesia. Selain itu ada banyak alasan spesifik untuk masing-masing sektor, sebut saja fintech. Indonesia masih menjadi negara dengan ekonomi berbasis uang dengan penetrasi kredit sangat rendah, sehingga peluang fintech akan sangat signifikan.

Kepada DailySocial, Eddy Chan menerangkan bahwa tahun ini berkonsentrasi pada 12 – 16 startup tahap awal yang akan menjadi portofolionya di Indonesia. Hal ini termasuk membangun kemitraan untuk membawa perusahaan yang telah bermitra dengannya di luar negeri untuk memasuki pasar Indonesia.

Terkait pendanaan, Eddy Chan mengatakan, “Kami umumnya berfokus pada pendanaan awal hingga Seri A dengan target kepemilikan 15% -25% di perusahaan, karena ukuran tiket awal investasi menjadi portofolio perusahaan dari dana ini umumnya $200 ribu-$1,25 juta dan jumlah keseluruhan yang akan kami investasikan dari dana ini selama umur startup antara $1 juta-$2.5 juta.”

Patrick Yip turut menyampaikan bahwa pengalamannya selama dua belas tahun terakhir memberikan kesan bahwa banyak potensi yang dapat dioptimalkan dari para founder di Indonesia untuk menjadi pemimpin industri. Sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara, Indonesia berada pada posisi yang tepat untuk mendorong nilai investasi yang signifikan dengan ekonomi yang terus berkembang.

Terbuka juga peluang untuk menjalin hubungan dengan negara-negara seperti Amerika Serikat, China, Hong Kong, Taiwan, Singapura dan pasar luar negeri lainnya. Dengan memanfaatkan keahlian dan sumber daya gabungan yang dimiliki, Patrick percaya bahwa Intudo akan dapat membantu perusahaan tahap awal berkembang di Indonesia dan sekitarnya.

Apa yang ingin dibawa Intudo Ventures juga termasuk pada proses mematangkan soft skill kepemimpinan pendiri startup di Indonesia. Pihaknya meyakini bahwa inti dari startup dan pendirinya ialah konsisten pada: integrity (integritas), sincerity (tulus) dan serendipity (jodoh). Sebuah startup dan pendirinya tidak boleh berkompromi dengan tiga hal tersebut, karena akan menjadi tonggak utama untuk menghadapi badai pasang surutnya bisnis ketika bermanuver atau bahkan bersaing di pangsa pasar.

“Kami berterima kasih kepada mitra karena telah memberi kesempatan untuk meluncurkan Intudo Ventures. Dengan populasi Indonesia yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang kuat, kami menyadari kesempatan matang untuk mendukung perusahaan tahap awal yang dipimpin oleh para pendiri terbaik di kelasnya,” ujar Eddy Chan.

Ia melanjutkan, “Sebagai perusahaan modal ventura independen yang hadir di Silicon Valley, Indonesia, China, Hong Kong dan Taiwan, kami diposisikan secara unik untuk membawa perusahaan sekaligus membawa pengembalian ‘S.E.A. Turtle’ dari pasar luar negeri ke Indonesia dan berinvestasi pada perusahaan asli yang menggarap pasar Indonesia.”