GoTo Umumkan Kinerja Q2 2024: Pendapatan Naik 39 Persen, Kerugian Turun 95 Persen

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) mengumumkan kinerja keuangan kuartal kedua tahun 2024 dengan sejumlah pencapaian. Grup mencatat peningkatan Gross Transaction Value (GTV) inti sebesar 54% YoY, mencapai Rp63,2 triliun, sementara pendapatan bruto tumbuh 39% YoY menjadi Rp4,3 triliun.

Rugi EBITDA yang disesuaikan dilaporkan menurun drastis sebesar 95% YoY menjadi Rp48 miliar, dinilai menunjukkan langkah yang tepat untuk mencapai target impas EBITDA untuk tahun buku 2024.

Group CEO GoTo Patrick Walujo menyatakan, “Pertumbuhan yang cepat di kuartal kedua menunjukkan strategi kami untuk fokus pada pasar massal telah tepat. Kami terus berkomitmen untuk mencapai EBITDA impas untuk tahun buku 2024.”

Kinerja segmen bisnis

  • On-Demand Services: Segmen ini mencatat rekor tertinggi sejak awal 2023 dengan peningkatan pesanan yang diselesaikan sebesar 20% YoY dan GTV tumbuh 14% YoY menjadi Rp15,5 triliun. Pendapatan bruto meningkat 17% YoY menjadi Rp3,4 triliun. Segmen ini berhasil mencatat EBITDA yang disesuaikan positif selama tiga kuartal berturut-turut.
  • Financial Technology: GTV inti segmen ini tumbuh 65% YoY mencapai Rp56,2 triliun. Pendapatan bruto meningkat 97% YoY menjadi Rp788 miliar. Nilai pinjaman yang disalurkan meningkat sekitar 3,5 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan aplikasi GoPay telah diunduh lebih dari 30 juta kali.

Group CFO GoTo Jacky Lo menambahkan, “Dengan pertumbuhan pengguna Gojek Plus yang dua kali lipat dan adopsi aplikasi GoPay yang semakin meluas, kami yakin berada di jalur yang tepat untuk mencapai target profitabilitas.”

Efisiensi dan pengelolaan biaya

Beban kas rutin tetap GoTo menurun 5% YoY menjadi Rp1,3 triliun. Pengurangan biaya ini didorong oleh efisiensi operasional dan pengelolaan beban usaha yang disiplin. GoTo juga mencatat posisi kas yang kuat dengan Rp22,0 triliun pada akhir Juni 2024.

GoTo juga menyatakan terus berkomitmen pada praktik terbaik terkait lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Perusahaan meningkatkan jumlah armada kendaraan listrik roda dua sebesar 172% dan meluncurkan berbagai kemitraan serta produk baru untuk mitra.

Ke depan, GoTo berencana untuk terus fokus pada pengembangan bisnis Financial Technology dan On-Demand Services, dengan target mencapai EBITDA impas pada akhir tahun 2024.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Kondisi Keuangan GOTO Q1 2024 Membaik Setelah Lepas Tokopedia

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan kinerja keuangan kuartal pertama 2024. Terdapat beberapa catatan menarik yang dapat disimak.

Pertama, dari sisi bottom line, GOTO mampu melanjutkan tren penurunan rugi bersih menuju profitabilitas. Rugi bersih atribusi entitas induk terpangkas hingga 78% menjadi Rp861,91 miliar dari sebelumnya Rp3,86 triliun. Penurunan rugi ini menjadi terendah sepanjang perusahaan didirikan sejak Desember 2015.

Sebagai perbandingan, Q1 2022 rugi atribusi GOTO sebesar Rp6,47 triliun. Q1 2021 rugi sebesar Rp1,81 triliun. Sementara, rugi GOTO dalam satu tahun sebesar Rp90,39 triliun akibat goodwill senilai Rp78,77 triliun.

Jika mengeluarkan penurunan nilai goodwill itu, sebenarnya rugi GOTO dari bisnis yang tercatat hanya Rp11,75 triliun (2023), turun 60,04% dari kerugian di tahun sebelumnya sebesar Rp29,4 triliun.

Kedua, dari sisi top line, pendapatan bersih meningkat 22% menjadi Rp4,07 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp3,33 triliun. Berikut rinciannya:

  • Pendapatan bruto lini on-demand tumbuh 12% menjadi Rp3,34 triliun, EBITDA yang disesuaikan menyusut dari minus Rp246 miliar menjadi Rp166 miliar.
  • Pendapatan dari e-commerce service fee Rp110 miliar dari periode Februari-Maret 2024. Kini Tokopedia dicatatkan sebagai entitas asosiasi perseroan per 1 Februari 2024. Capaian ini dianggap menjanjikan, bersamaan dengan pemenuhan kepatuhan terhadap regulasi.
  • Pendapatan bruto dari lini fintech naik 57% menjadi Rp666 miliar. EBITDA yang disesuaikan menyusut sebesar 52% menjadi Rp248 miliar.

Dalam keterangan resmi, Direktur Utama Grup GoTo Patrick Walujo menyampaikan sepanjang tahun lalu, pihaknya telah meletakkan landasan yang kuat serta menentukan strategi pertumbuhan dengan memperluas basis pengguna, memperdalam wallet share pengguna ekosistem, menurunkan beban operasional, serta memperkuat kemitraan dengan TikTok.

“Pada kuartal pertama 2024, kami telah mempercepat pelaksanaan strategi tersebut serta kembali melakukan investasi pada produk-produk andalan, yang hasilnya mulai terlihat di bulan Maret dan April 2024. Seiring implementasi strategi tersebut, kami berharap dapat mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih cepat di tahun ini, dan di saat yang sama tetap berkomitmen kepada tujuan profitabilitas yang telah kami tetapkan,” terang dia.

Direktur Keuangan Grup GoTo Jacky Lo melanjutkan, pada Q1 2024 GOTO mencatatkan pertumbuhan top line kuat. Hal ini tercermin pada pertumbuhan GTV inti grup sebesar 32% dibandingkan tahun sebelumnya, serta pertumbuhan pendapatan bruto sebesar 18%.

“Sementara itu, EBITDA yang disesuaikan tetap sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga kami berada di jalur yang tepat untuk mempertahankan pedoman EBITDA yang disesuaikan untuk tahun buku 2024. Kami akan tetap berinvestasi dengan hati-hati, mempertahankan pengelolaan beban usaha secara disiplin, seiring langkah mempertahankan pertumbuhan bisnis jangka panjang,” kata Lo.

GOTO secara konsolidasian memangkas kerugian EBITDA yang disesuaikan sebesar 89% menjadi Rp102 miliar. Disampaikan pencapaian ini berada dalam jalur yang tepat untuk memenuhi pedoman kinerja EBITDA yang disesuaikan impas untuk keseluruhan tahun buku 2024.

Kerugian EBITDA disesuaikan ini disebabkan oleh pelaksanaan rencana peningkatan investasi untuk ekspansi bisnis fintech GoTo, serta perlambatan yang disebabkan oleh kondisi musiman pada segmen on-demand services di bulan Januari dan Februari 2024.

“Faktor-faktor tersebut telah dipertimbangkan sebelumnya, dan GoTo tetap berada dalam jalur yang tepat untuk mencapai pedoman kinerja EBITDA Grup yang disesuaikan impas (break even) untuk keseluruhan tahun buku 2024.”

Dekonsolidasi GoTo Logistics

Grup GoTo juga telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat untuk melakukan divestasi kepemilikannya terhadap bisnis pengiriman dan pemenuhan (fulfillment) pendukung Tokopedia yang berada di bawah GoTo Logistics. Pada saat penyelesaian transaksi tersebut, GoTo Logistics juga akan didekonsolidasi dari Grup GoTo.

Transaksi ini tidak akan berdampak kepada GoSend, layanan pengiriman konsumen-ke-konsumen yang pada saat ini tersedia melalui aplikasi Gojek yang merupakan bagian dari segmen bisnis On-Demand Services Grup GoTo.

Patrick menjelaskan GoTo Logistics memiliki bisnis yang berkaitan dengan layanan di Tokopedia, seperti pengiriman dan fulfilment. Operasional GoTo Logistics yang berkaitan dengan Tokopedia tersebut menurutnya akan kembali ke Tokopedia.

“Bagian kedua dari bisnis tersebut adalah yang tidak terkait dengan layanan Tokopedia, dan ini adalah bagian bisnis B2B yang akan tetap bersama GOTO,” kata Patrick dalam earning calls GOTO seperti dikutip dari Bisnis.com.

Selain itu, lanjut Patrick, dekonsolidasi ini juga tidak terkait dengan GoSend. Dia menjelaskan GoSend tidak pernah menjadi bagian dari GoTo Logistics dan merupakan bagian dari bisnis On-Demand Service GoTo.

“GoSend tidak pernah menjadi bagian dari GoTo Logistics. Itu [GoSend] selalu menjadi bagian dari bisnis ODS kami dan akan tetap bersama kami,” tutur Patrick.

Dekonsolidasi Tokopedia, GOTO Cetak Rugi Bersih Rp90,5 Triliun pada 2023

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) merealisasikan EBITDA yang disesuaikan positif untuk pertama kalinya sebesar Rp77 miliar pada kuartal keempat. EBITDA yang disesuaikan positif di sepanjang 2023 tercatat menyusut 77% menjadi minus Rp3,6 triliun dari minus Rp16 triliun di 2022.

Berdasarkan laporan keuangan 2023, GOTO memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp14,7 triliun atau tumbuh 30% (YoY). Dirinci berdasarkan lini bisnisnya:

  • Pendapatan bruto lini On-demand tumbuh 4% menjadi Rp12,1 triliun (YoY); EBITDA yang disesuaikan menyusut dari minus Rp4,7 triliun menjadi minus Rp219 miliar.
  • Pendapatan bruto lini E-commerce tumbuh 11% menjadi Rp9,1 triliun (YoY), EBITDA yang disesuaikan menyusut dari minus Rp6,2 triliun menjadi minus Rp751 miliar.
  • Lini Fintech mencatat pertumbuhan terbesar pada pendapatan bruto dengan 15% menjadi Rp1,8 triliun; EBITDA yang disesuaikan menyusut dari minus Rp3,2 triliun menjadi minus Rp1,5 triliun.
  • Pendapatan bruto Logistic turun 7% menjadi Rp2,1 triliun (YoY); EBITDA yang disesuaikan menyusut dari minus Rp1 triliun menjadi minus Rp477 miliar.

Namun, GOTO masih merugi bersih hingga Rp90,5 triliun di sepanjang 2023 disebabkan pencatatan pembalikan nilai goodwill senilai Rp78,8 triliun dari dampak pelepasan kendali atas Tokopedia yang bergabung dengan TikTok. Kemudian, rugi usaha GOTO menyusut 66,1% menjadi Rp10,2 triliun dari posisi rugi Rp30,3 triliun di 2022.

Pihaknya menyatakan rugi bersih yang diakibatkan pembalikan nilai goodwill tersebut bersifat tidak berulang (non-recurring), nonkas, dan tidak berdampak kepada EBITDA yang disesuaikan maupun arus kas perseroan.

Dalam konferensi paparan kinerjanya, Selasa (19/3), CEO GOTO Patrick Walujo mengungkap bahwa perseroan mengawali 2023 dengan masalah yang signifikan, utamanya bakar uang yang sangat besar sehingga mengakibatkan kerugian Rp16 triliun untuk EBITDA yang disesuaikan pada 2022.

“Jika melihat estimasi [pengamatan] pasar, runway kami hanya tersisa satu setengah tahun. Untuk itu, kami tetapkan target untuk mendorong EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal IV 2023. Sepanjang tahun itu juga kami melihat persaingan industri e-commerce semakin kompetitif. Upaya kami untuk mengejar profitabilitas dan mengurangi insentif mungkin tidak dapat terealisasi secepat itu. Artinya, [proyeksi] pertumbuhan dan pangsa pasar Tokopedia merosot karena pesaing punya dana lebih besar untuk bisa bertumbuh,” papar Patrick.

Pelepasan kendali saham GOTO atas Tokopedia dimaksudkan untuk menekan bakar uang dan menjadikannya arus kas yang positif lewat kemitraan dengan TikTok. Dengan pelepasan kendali saham atas Tokopedia, GOTO akan memperoleh pendapatan dari biaya layanan e-commerce yang akan tercatat per 1 Februari 2024.

“Ringkasnya, pada tahun 2023, kami membangun basis operasional yang kokoh, mencapai profitabilitas EBITDA yang disesuaikan pada kuartal keempat, sambil memperdalam kemitraan kami dengan Bank Jago dan TikTok.”

Rencana buyback saham

Sejalan dengan perbaikan arus kas dan kinerja di 2023, GOTO juga mengungkap akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham maksimal $200 juta (sekitar Rp3,1 triliun).

Rencana tersebut telah disetujui oleh dewan direksi GOTO beberapa hari lalu. Namun, realisasinya akan bergantung pada persetujuan regulator dan pemegang saham yang akan diselenggarakan dalam RUPST mendatang.

“Posisi kas kami kuat, dan kami yakin akan kemampuan kami untuk terus meningkatkan arus kas kami. Program pembelian kembali ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk meningkatkan nilai pemegang saham dengan tetap menjaga kehati-hatian dalam alokasi modal,” ujar CFO GOTO Jacky Lo, dalam kesempatan sama.

Dengan alokasi modal baru yang tengah disusun ini, GOTO menyebut akan fokus mengakselerasi pertumbuhan sambil mempertahankan strategi efisiensi pada tahun ini. Dengan dekonsolidasi bisnis e-commerce, GOTO juga tidak perlu lagi mengucurkan investasi ke Tokopedia.

“Untuk itu, belanja modal di 2024 akan jauh lebih rendah dibandingkan pada 2022 dan 2023. Jadi dalam dua tahun terakhir, alokasi belanja modalnya kira-kira kurang dari Rp300 miliar per tahun.”

Application Information Will Show Up Here

GoTo: Pendapatan dari Biaya Layanan Tokopedia Dorong Pertumbuhan Kinerja 2024

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) memproyeksikan pendapatan dari biaya layanan e-commerce Tokopedia dapat berkontribusi signifikan terhadap kinerja keuangannya di 2024. Sembari kembali fokus pada bisnis inti di on-demand dan fintech, GoTo tetap bakal mengecap pemasukan usai tak lagi menjadi pemegang saham kendali Tokopedia.

Dalam kesepakatannya dengan TikTok, GoTo akan memperoleh pendapatan dari biaya layanan e-commerce Tokopedia secara kuartalan. Pendapatan dari biaya layanan e-commerce ini baru akan dicatat per 1 Februari 2024.

Chief Financial Officer GoTo Jacky Lo meyakini kontribusi pendapatan fee dari Tokopedia dapat menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan bisnis GoTo tahun ini. Ia juga menambahkan bahwa kontribusi pendapatan ini akan memperkuat arus kas GoTo secara kuartalan.

“Maka itu di 2024, hasil dari [kinerja] di segmen e-commerce akan segera berubah menjadi positif dari posisi sebelumnya yang negatif sebesar $134 juta (setara Rp2 triliun) selama sembilan bulan pertama di 2023,” ungkap Jacky saat sesi Paparan Publik GoTo yang digelar hari ini (28/2).

Sementara, CEO GoTo Patrick Walujo menambahkan saat ini perusahaan memiliki posisi kinerja kuat usai mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal IV 2023. Capaian ini baru akan diumumkan di laporan keuangan perusahaan pada Maret 2024.

“Ini menunjukkan pentingnya e-commerce service fee yang akan diterima oleh GoTo dalam mencapai kinerja perusahaan yang lebih baik tahun ini. GoTo akan terus meningkatkan kinerja dan fokus pada pelaksanaan strategi untuk investasi pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan dan memiliki daya saing di pasar yang dinamis,” tuturnya.

Lebih lanjut, perusahaan menargetkan proses integrasi antara TikTok dan Tokopedia dapat rampung dalam waktu 1,5 bulan ke depan sesuai dengan masa uji coba. Pengalaman belanja pengguna TikTok menjadi prioritas utama integrasi ini, di mana Tokopedia akan berperan untuk mengelola sistem elektroniknya.

“Proses belanja, pembayaran, hingga check-out transaksi, telah terpisah dari aplikasi TikTok, dan terjadi di sistem backend Tokopedia. Kami harap proses ini akan selesai paling lambat dalam 1,5 bulan. Kami terus berkonsultasi secara erat dengan Kementerian terkait dan sesuai peraturan berlaku,” tambah Chief Corporate Affairs GoTo Nila Marita.

Berdasarkan data yang diperoleh dari merchant Tokopedia dan TikTok yang terlibat dalam Kampanye Beli Lokal, mereka memperoleh pertumbuhan penjualan produk sebesar 125% dibandingkan September 2023. Per 2023, Tokopedia tercatat memiliki 18 juta Monthly Active User (MAU), sedangkan TikTok Shop memiliki MAU sebesar 125 juta.

Application Information Will Show Up Here

GOTO Optimistis Capai EBITDA Positif di Akhir 2023

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) optimistis dapat mencetak hasil positif untuk EBITDA yang disesuaikan pada kuartal IV 2023 dalam rangka mempercepat target profitabilitas. Target ini diestimasi terealisasi lebih cepat dari proyeksi sebelumnya, yakni 18 bulan atau kuartal II 2025.

Direktur Utama Grup GoTo Andre Soelistyo menyampaikan target ini akan membawa perseroan semakin mendekati arus kas operasional positif. Hal ini merupakan hasil dari rencana strategis GoTo, meliputi optimisasi pendapatan (revenue optimization), pengelolaan beban usaha (cost management), serta pengembangan produk dan layanan berbasis ekosistem terintegrasi (ecosystem product growth).

“Perseroan harus menempuh langkah baru yang memprioritaskan profitabilitas secara berkesinambungan di atas pertumbuhan pesat. Hal ini dicapai dengan terus melakukan inovasi produk yang memastikan terciptanya nilai jangka panjang bagi GoTo dan para pemangku kepentingan,” katanya dalam keterangan pers, kemarin (16/2).

Menurutnya, secara struktur EBITDA yang disesuaikan (adjusted EBITDA) merupakan proxy indikator untuk menunjukkan arus kas yang dapat digunakan untuk mengembangkan bisnis secara mandiri, tanpa pendanaan eksternal.

EBITDA yang disesuaikan merupakan ukuran keuangan non-PSAK yang dimulai dengan rugi sebelum pajak penghasilan dan menyesuaikan untuk beban penyusunan dan amortisasi, penghasilan keuangan, biaya bunga, hingga perhitungan kerugian atas penurunan nilai investasi pada entitas asosiasi.

Andre melanjutkan, sepanjang tahun lalu perseroan telah menerapkan rencana matang untuk mempercepat langkah menuju profitabilitas, berfokus pada optimisasi pendapatan, pengelolaan beban usaha secara disiplin, serta pengembangan berbagai produk dan layanan berbasis ekosistem terintegrasi.

“Perseroan memiliki sumber daya manusia yang tepat, didukung oleh likuiditas yang mencukupi untuk melaksanakan rencana kami, sejalan dengan misi kami untuk membangun ekosistem teknologi paling berdampak di Indonesia, dan mampu memberi nilai positif bagi masyarakat.”

Direktur Keuangan Grup GoTo Jacky Lo menambahkan, margin kontribusi untuk kuartal IV 2022 telah melampaui pedoman kinerja perseroan, sementara nilai transaksi bruto (GTV) dan pendapatan bruto berada dalam pedoman kinerja perseroan.

“Hal ini menunjukkan perseroan dapat terus tumbuh secara sehat sambil terus melaju cepat menuju profitabilitas. Perseroan melakukan kajian secara berkala untuk memastikan implementasi optimal dari strategi bisnsi yang berfokus pada bisnis intinya,” kata Lo.

Ia juga menuturkan bahwa perseroan sedang mempertimbangkan opsi untuk melakukan divestasi aset non-core (non-inti), seiring dengan fokus mencapai target profitabilitas di akhir tahun ini.

Berikut tiga langkah strategis GoTo yang sudah diterapkan sejak 2022:

    • Optimisasi Pendapatan

Mencakup eksplorasi peluang untuk optimalisasi struktur komisi di unit bisnis On-Demand Services dan E-Commerce, termasuk yang telah diumumkan pada bulan Desember 2022 dan Januari 2023 lalu. Strategi ini juga meliputi pengembangan bisnis dengan margin pendapatan lebih tinggi, seperti iklan, layanan transportasi premium, serta produk pinjaman yang terus dikembangkan.

    • Pengelolaan Beban Usaha

Mencakup analisis menyeluruh yang dilakukan secara rutin terhadap tiap komponen beban usaha, untuk memastikan setiap biaya yang dikeluarkan memberikan imbal hasil yang optimal yang mendukung pencapaian target profitabilitas perseroan. Hal ini meliputi optimisasi biaya insentif dan marketing yang lebih tepat sasaran, unifikasi poin penghargaan, serta inisiatif rasionalisasi biaya lain, termasuk pengembangan infrastruktur engineering bersama, piranti dan aplikasi middle layer, optimisasi beban operasional, serta peningkatan efisiensi dan efektivitas organisasi

    • Pengembangan Produk berbasis Ekosistem Terintegrasi

Keunggulan kompetitif GoTo berada pada ekosistem produk yang meliputi layanan On-Demand Services, E-Commerce, dan Financial Technology. Perseroan akan terus mengembangkan produk-produk yang memanfaatkan keunggulan tersebut, sehingga mampu memberikan lebih banyak solusi bagi pelanggan dan mendukung pertumbuhan berkualitas secara jangka panjang.

Saat ini perseroan belum memaparkan kinerja keuangannya secara penuh untuk periode kuartal IV dan full year. Rencananya akan disampaikan pada Maret mendatang.

Kinerja keuangan

  1. Di kuartal IV 2022, nilai GTV Grup GoTo tumbuh 18% (YoY) mencapai Rp162 triliun. Di Sepanjang 2022, GTV tahunan naik 33% mencapai Rp613 triliun.
  2. Pendapatan bruto di kuartal IV 2022 dan kinerja full year hanya disampaikan berada pada batas atas pedoman kinerja.
  3. Margin kontribusi di kuartal IV 2022 dan kinerja full year, hanya disampaikan berada pada batas atas pedoman kinerja.

GoTo Pertimbangkan Divestasi Aset untuk Dorong Kinerja

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terus berupaya mengencangkan ikat pinggang keuangannya agar dapat merealisasikan profitabilitas. Pihaknya tengah menjajaki langkah divestasi aset yang sekiranya tidak berdampak signifikan terhadap keuntungan perusahaan.

“Kami mempertimbangkan opsi divestasi pada aset non-core dan portofolio investasi. Kami tidak akan melakukan investasi baru yang tidak memberikan kontribusi terhadap percepatan profitabilitas,” ujar Direktur Keuangan GoTo Jacky Lo dalam paparan public expose GoTo, Kamis (8/12).

Selain ini, GoTo telah mempersiapkan sejumlah strategi untuk menekan beban operasional dan fokus terhadap kualitas pelanggan dan penghematan biaya untuk menuju pertumbuhan yang sustainable. Adapun, pihaknya terus melanjutkan strategi peningkatan monetisasi, insentif, hingga inovasi demi mendorong customer engagement di berbagai lini produk.

“Margin kontribusi dan EBITDA kami menunjukkan peningkatan solid. Pada layanan on-demand, margin kami tumbuh positif di kuartal III 2022, lebih cepat dua kuartal dari pedoman kinerja yang ditetapkan perusahaan,” ungkapnya.

GoTo fokus untuk mengejar profitabilitas dengan mendorong bisnis inti yang terdiri dari lima lini bisnis, yakni GotoPlus, GopayLater Cicil, GopayCoins, GoTransit, dan Gofood Hemat. Pada November lalu, GoTo memangkas lebih dari 1.000 karyawan demi membatasi pengeluaran perusahaan.

Performa sahamnya juga terus merosot sejak IPO pada April lalu. Per hari ini, harga saham GoTo tercatat di level Rp87 dari harga awal penawaran perdana sebesar Rp346 per lembar saham. Market cap-nya anjlok di kisaran Rp103 triliun.

Rugi bengkak

Berdasarkan laporan keuangan di kuartal III 2022, rugi GoTo tercatat membengkak sebesar 32% menjadi Rp20,9 triliun dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp15,8 triliun.

Total nilai transaksi (GTV) juga tumbuh 33% (YoY) menjadi Rp161 triliun. Pendapatan bersih melesat 206% menjadi Rp4,5 triliun dari periode sama tahun lalu senilai Rp1,4 triliun.

GTV pada layanan on-demand tercatat sebesar Rp15,7 triliun atau 24% (YoY), sedangkan pendapatan brutonya sebesar Rp3,5 triliun atau tumbuh 31% (YoY). Sementara, GTV e-commerce melalui Tokopedia naik 15% menjadi Rp69,9 triliun dengan pendapatan brutonya senilai Rp2,2 triliun. 

Pertumbuhan ini didukung dengan take rate bisnis C2C melalui implementasi skema komisi baru untuk mitra pedagang C2C, peluncuran skema biaya platform baru, dan pemanfaatan value-added service seperti iklan dan logistik.

Adapun di segmen fintech, GoTo mencatatkan pertumbuhan GTV dan pendapatan bruto masing-masing sebesar 78% dan 48% (YoY). Inisiatif perusahaan dalam memperluas penetrasi dompet digital GoPay ke seluruh ekosistem mendorong peningkatan penggunaan.

Perusahaan mengaku optimistis dapat merealisasikan margin positif layanan on-demand pada kuartal I 2023 dan e-commerce pada kuartal IV 2023. Dengan begitu, GoTo dapat mencapai margin kontribusi positif pada kuartal I 2024.

“Perbaikan margin usaha sejalan dengan pertumbuhan pendapatan perusahaan yang menunjukkan resiliensi bisnis kami dan kekuatan perekonomian Indonesia. Capaian kinerja keuangan dan operasional ini menegaskan bahwa GoTo berada di jalur pertumbuhan yang tepat sebagai ekosistem digital terbesar di Indonesia,” ujar Direktur Utama Grup GoTo Andre Soelistyo.

Application Information Will Show Up Here