GDILab Siapkan Ekspansi Regional, Perluas Layanan Chatbot [UPDATED]

GDILab, layanan analitik media sosial, mengumumkan rencana ekspansi ke skala regional untuk mengembangkan lebih jauh layanan chatbot yang dipadu padankan dengan analitik.

Aksi ini akan dimulai pada kuartal dua tahun ini, dimulai dengan menggandeng mitra strategis untuk negara yang bakal disasar, seperti Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

GDILab terakhir kali mengumumkan perolehan investasi pada Oktober 2016 dari investor strategis dengan nominal dan identitas yang tidak diungkapkan. Hanya disebutkan investor tersebut adalah CEO dari perusahaan TI besar di Indonesia. Sebelumnya, perusahaan ini menerima investasi dari Andy Zain, Managing Director Kejora.

“Saat ini kami sedang masuk ke pasar Asia dengan solusi yang kami miliki, dengan menggandeng beberapa mitra strategis. Kami yang akan jadi partner teknologinya,” terang Co-Founder & VP Business Development GDILab Jefri Dinomo kepada DailySocial.

Menurutnya, secara skala bisnis memadupadankan antara chatbot dengan analitik memiliki potensi yang sangat besar. Secara teknologi, penerapannya sama saja di antara satu negara dengan yang lainnya karena kesamaan algoritma. Yang membedakan hanya dari segi bahasa dan perilaku konsumen.

Teknologi chatbot ini, diungkapkan Jefri, rupanya bukan barang baru untuk GDILab. Mereka sudah mengembangkannya sejak tahun 2015. Hanya saja, pada waktu itu GDILab masih menggunakan chatbot untuk layanan autoresponder yang didukung oleh Twitter Indonesia.

Chatbot yang terdapat di perusahaan dikhususkan untuk platform media sosial dengan menggunakan teknologi pintar LEAP (Listen Engage Analyze Product) sebagai tulang punggung seluruh produk analitik digital yang dibuat GDILab.

Adapun, produk seputar analitik yang sudah dipasarkan GDILab, di antaranya GDI Analytics yang merupakan peleburan dari dua produk sebelumnya Polaris (Facebook-Twitter Analytics) dan Iris (Instagram Analytics). Kemudian, ada GNEWS, dan SocialMeter (untuk UKM dan buzzer).

“Dua tahun ini kita seriusin [chatbot] karena beberapa klien minta kita untuk dibuatkan marketing solution, bantu masalah sales mereka.”

Bermitra dengan BNI dan AXIS

Mulai digaungkannya teknologi chatbot yang dibuat GDILab makin meramaikan peta persaingan dengan perusahaan teknologi lainnya yang menawarkan layanan serupa. Ada beberapa perusahaan yang bermain di sektor yang sama di Indonesia, di antaranya Kata.ai, Bang Joni, Qiscus, EVA, dan sebagainya.

GDILab telah mengumumkan kemitraan dengan BNI dan AXIS yang didukung oleh Twitter. Untuk BNI, fitur chatbot kini diaplikasikan melalui akun Twitter @BNI dalam kolom Direct Message.

Nasabah bisa mencari tahu informasi mengenai produk E-Money dari BNI, seperti Tap Cash dan Yap!, untuk top up saldo, cek saldo, dan cek promo terkini. Sedangkan dengan AXIS, fitur chatbot juga diaplikasikan dalam akun Twitter @AXISgsm untuk memudahkan pelanggan dalam proses registrasi SIM Card.

“Layanan kami buat berupa tombol, sehingga memudahkan nasabah BNI untuk melakukan layanan ke nasabahnya.”

Tak hanya dengan kedua perusahaan tersebut, layanan chatbot GDILab juga tersedia untuk lembaga pemerintah bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM. Pemerintah nantinya akan dipermudah berkomunikasi dengan masyarakat menggunakan akun Twitter @kemenkopUKM.

“Karena melihat keseriusan KemenkopUKM dalam melayani pelaku UKM, maka GDILab berkomitmen untuk membantu memudahkan pelayanan publik dengan membuatkan chatbot untuk Twitter @kemenkopUKM. Di akun ini, pelaku UKM dengan mudah bisa mendapatkan informasi yang bermanfaat bagi usaha mereka,” ujar CEO GDILab Billy Boen dalam keterangan resmi.


*Kami memperbarui produk analitik yang sudah dihasilkan GDILab

Cara Memanfaatkan Media Sosial untuk Pemasaran Startup

Melanjutkan dari ulasan sebelumnya tentang pemasaran digital untuk startup, kali ini DailySocial akan membahas tentang optimasi platform media sosial. Kendati banyak dianggap sebagai kanal tempat berkumpulnya calon konsumen potensial, ternyata memenangkan pasar di media sosial bukan hal yang mudah. Tanpa adanya strategi yang sesuai, sangat sulit bagi startup untuk mendapatkan konversi dari reach menjadi goal yang diinginkan, misalnya klik ke tautan yang dibagikan. Alih-alih mendapatkan traksi besar, bisa saja pemasaran media sosial hanya akan menguras biaya dan waktu.

Perhatikan beberapa hal berikut sebelum memulai

Saat ini media sosial tidak hanya digunakan oleh kalangan konsumen muda saja, tetapi sudah menjadi platform yang digunakan secara umum. Jika melihat di sekeliling kita, saat ini mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua telah memanfaatkan media sosial, namun masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda dalam berinteraksi di dalamnya. Karena kondisinya yang sangat beragam, dibutuhkan pendekatan yang pas melalui upaya pemasaran. Salah satunya berbasis digital analytics, seperti yang dijelaskan Co-Founder GDILab Jefri Dinomo.

Pendekatan digital analytics dilakukan untuk memastikan pelaku usaha mendapatkan manfaat yang maksimal dari investasinya di media sosial, dengan menargetkan brand pada sasaran yang tepat. Dibutuhkan strategi yang detail sebelum memulai, diharapkan menjadi sebuah acuan bagi pemasar dalam merumuskan berbagai kebutuhan ke depannya, termasuk unsur teknis yang akan mendukung. Dalam perumusan strategi komponen utama yang dapat dijadikan sebagai modal dasar adalah pemahaman yang matang tentang produk –tahu keunggulan produknya dan segmentasi pangsa pasar yang dituju secara spesifik.

Di fase perumusan strategi salah satu hasil yang harus diperoleh adalah sebuah catatan tentang detail produk dan konsumen yang dituju. Bermodal hasil tersebut, selanjutnya dapat dipilih platform media sosial yang sesuai untuk memasarkan produk. Bisa saja menggunakan semua media sosial, namun ingat, habit pengguna sosial itu beragam, kita harus jeli dalam menemukan segmentasi pasar yang dituju. Termasuk mempertimbangkan tipe konten, apakah dengan kata-kata saja orang akan tahu maksud dan tujuan produk, atau harus ditambah gambar dan juga video. Pertimbangan konten juga akan menjadi salah satu faktor penentu dalam pemilihan platform.

Kemudian hal yang perlu menjadi perhatian, untuk startup penting di fase awal pemasaran memfokuskan pada pengenalan brand secara luas. Tujuannya agar orang semakin familier dengan startup, baik dari sisi namanya, logonya, produk atau layanannya, hingga keunggulan yang dimiliki. Fokus pada tujuan meningkatkan nilai brand nantinya akan berimplikasi pada taste konten yang dihadirkan, sebagai contoh dengan cara mencoba memahami permasalahan pengguna dan mengarahkan solusinya pada produk atau layanan yang diusung startup.

Pemasaran di media sosial menurut Jefri Dinomo
Pemasaran di media sosial menurut Jefri Dinomo

Dengan demikian, checklist yang harus dipenuhi oleh startup ketika hendak mempersiapkan pemasaran digital melalui media sosial, yakni:

  1. Susun strategi secara mendetail: pelajari keunggulan produk, petakan segmentasi konsumen.
  2. Identifikasi platform yang sesuai didasarkan pada beberapa hal: karakteristik konsumen yang dituju lebih sering menggunakan layanan apa, tipe konten yang akan diunggah seperti apa –menyesuaikan pada kompleksitas layanan.
  3. Di fase awal fokus startup adalah memperkenalkan brand dan solusi yang ditawarkan seluas mungkin kepada masyarakat.

Lakukan beberapa hal berikut saat memulai

Menurut CEO Bangwin Consulting Abang Edwin, ada beberapa kiat yang dapat diikuti oleh startup ketika ingin memanfaatkan media sosial sebagai kanal pemasaran. Pertama, untuk memperkenalkan produk ada beberapa cara sehingga dapat menarik perhatian audience yang dituju. Salah satunya dengan melempar isu, kemudian menawarkan solusi dengan produk atau layanan yang dikembangkan. Hasil akhir yang dijadikan tolok ukur ialah tentang hubungan yang dibangun dengan calon konsumen. Semakin banyak respon yang didapat (terutama positif) maka strategi tersebut berjalan dengan baik.

Konten menjadi bagian penting untuk menjadi trigger dalam menggiring konsumen untuk merespon. Yang perlu diperhatikan, konten pemasaran tidak melulu kaku melakukan hard-selling secara terus-menerus, akan tetapi dapat diselingi dengan konten umum yang relevan. Misalnya kutipan, konten visual, kuis dan sebagainya. Perhatikan segmentasi konsumen yang dituju dalam memilah unsur kreatif dalam konten. Dan yang terakhir adalah melakukan konsistensi. Konsistensi dengan kreativitas konten dan strategi menjangkau konsumen sendiri dapat dikelompokkan menjadi dua aksi, yakni One Time Set-up dan Daily Engagement.

One Time Set-up berkaitan dengan cara startup mematangkan identitas berkaitan dengan brand atau merek produknya.  Daily Engagement berkaitan dengan bagaimana media sosial dapat menjadi medium berkomunikasi antara startup dengan konsumennya. Semakin banyak perbincangan yang terjadi, maka skor untuk Daily Engagement semakin bagus. Bagian terpenting di sini ialah konteks, tentang konsistensi konten dan strategi media sosial dalam memberikan pesan yang sesuai dan bermanfaat bagi para pengikut di media sosial. Setiap posting di media sosial akan memiliki nilai yang disebut Rate Impressions.

Pemasaran di media sosial menurut Abang Edwin
Pemasaran di media sosial menurut Abang Edwin

Di fase memulai ini ada beberapa hal yang harus menjadi checklist:

  1. Pikirkan cara terbaik dalam mendefinisikan atau memperkenalkan produk. Lakukan riset dengan orang di sekeliling. Misalnya coba buat satu dua kalimat atau gambar, kirim ke rekan yang sebelumnya tidak mengetahui tentang maksud konten tersebut. Lalu lakukan penilaian, apakah mereka paham? Jika belum, maka rumuskan kembali sehingga lebih mudah dimengerti. Lakukan secara giat sebelum di-posting di media sosial.
  2. Buat konten semenarik mungkin, termasuk untuk konten yang tidak berkaitan langsung dengan misi penjualan produk. Gunakan aset-aset digital yang interaktif untuk menarik minat responden.
  3. Lakukan secara konsisten, dan pastikan semua terukur dengan baik sesuai dengan aspek One Time Set-up dan Daily Engagement.

Lebih lanjut tentang media sosial untuk pemasaran

Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penyusunan strategi media sosial, yakni startup harus paham betul tujuan yang diinginkan dan cara-cara dalam melakukan pengukuran. Penentuan dua hal tersebut bertujuan untuk memastikan kegiatan dapat terarah dan diukur capaiannya. Adapun beberapa hal yang dapat dicapai melalui pemasaran media sosial di antaranya:

  • Meningkatkan nilai brand produk atau layanan.
  • Meningkatkan kualitas dan transaksi penjualan dengan membuka peluang baru.
  • Meningkatkan return of investment (ROI).
  • Meningkatkan komunitas pelanggan loyal.
  • Meningkatkan visibilitas startup dalam lanskap persaingan industri.

Sementara pengukuran dapat menggunakan beberapa kriteria hasil yang dimiliki media sosial, di antaranya:

  • Reach – seberapa besar jangkauan dari konten yang dipublikasi.
  • Click – seberapa banyak klik pada tautan yang dibagikan.
  • Engagement – seberapa banyak interaksi yang dilakukan dalam setiap publikasi.
  • Hashtag Performance – seberapa besar performa tren yang coba dibangun.
  • Sentiment – penilaian positif atau negatif masyarakat terhadap konten yang dipublikasi.
  • Organic and Paid Likes – perbandingan antara interaksi yang didapat dari iklan dan organik.

Lalu jika disimpulkan secara garis besar, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh startup saat akan melakukan pemasaran digital digambarkan dalam infografik di bawah ini.

 

Infografik Pemasaran Media Sosial DailySocial
Infografik Pemasaran Media Sosial DailySocial

Investment and Ecosystems Have Crucial Contribution to The Growth of Indonesia’s Startup

Reaching the end of 2017, commonly there will be a lot of reflection related to the journey of the last one year. There is no exception to Indonesia’s startup landscape, starting from the business achievements, technological innovation, and various supporting component development began to be discussed. In the inauguration of Kolega Primedge’s new co-working space last week, a talk show was held, highlighting several issues related to the startup development until the end of 2017.

Some speakers are presented in this occasion, Head of Investment Mandiri Capital Aldi Adrian Hartanto, Director of Business Strategy MallSini Steven Yee, and Co-Founder GDILab Jefri Dinomo. The three speakers discussed two main topic, namely how investment affects the national startup ecosystem and how collaboration in the ecosystem should play a role in accelerating startup business.

Funding is still a backbone of Indonesia’s startup stability

The panelists highlighted, after the startup successfully defined the initial stages – including products, business strategies and others – the next step requires acceleration. It will accelerate the growth rate and traction of product using various types of approaches, growth hacking for example. At this phase, startup will require a larger capital, a huge one, so an advanced stage investment is needed here.

“In running the business, it requires not only good output, but also solid cooperation, because the investor will prioritizes the quality of every individual in creating a startup product,” said Steven.

At this phase, it is important for startup to start establishing communications and relationships with investors. In relation to this, the panelists stressed on neccesary things to be brought to investors is a value that carries possibility for both parties to do collaboration, between startup and the investor. Another important point is, funding should be placed in a position to improve business performance, it is necessary to make an ideal form first in terms of product and market orientation before deciding to do fundraising and “burning money”, certainly for market share development purpose.

This is what Mandiri Capital examines when considering to provide funding for startups, especially in early stages. This year, it was admitted that there was a decrease in the number of startups injected by Mandiri Capital, Aldi explained this was due to the change of mentality of the perpetrators, thus making investors’ considerations more complicated.

“Investors tend to be more selective when they want to invest, it’s necessary to think about many things related to future prospects. Starting from the company’s profit strategy, growth rate, and startup testing in order to survive,” said Aldi.

Growing startup through the existing ecosystem network

Furthermore, Jefri from GDILab said that the strengthening aspect of a product (including from the technology side) is crucial. Since the quality of the product will be the most dominant for startup after all, including to get funding. The increasingly tight market makes every player must think sharp and innovative to see various of existing opportunities. Products must be dynamic, ready to grow adjusting the problems in its target market.

The speakers also believe that the existing ecosystem can actually be used as a medium for startup people to be connected to each other, between startup players, investors, and up to the individual level (related to talent). The development of infrastructure that continues to be pursued by various parties, will always create a new path for digital startup to grow rapidly.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Investasi dan Ekosistem Berperan Krusial dalam Pertumbuhan Startup Indonesia

Tahun 2017 sudah mendekati titik akhir, umumnya akan dilakukan banyak refleksi berkaitan dengan perjalanan yang dilalui dalam satu tahun terakhir. Tak terkecuali bagi lanskap startup di Indonesia, mulai dari sisi capaian bisnis, inovasi teknologi, dan berbagai macam komponen pendukungnya mulai banyak didiskusikan perkembangannya. Dalam acara peresmian co-working space baru Kolega Primedge minggu lalu, sebuah acara talkshow digelar, menyoroti beberapa hal terkait perkembangan startup sampai akhir 2017 ini.

Dalam kesempatan tersebut dihadirkan beberapa pemateri, yakni Head Investment Mandiri Capital Aldi Adrian Hartanto, Director of Business Strategy MallSini Steven Yee, dan Co-Founder GDILab Jefri Dinomo. Ketiga pemateri tersebut membahas dua pembahasan utama, yakni tentang bagaimana investasi berpengaruh terhadap ekosistem startup nasional dan bagaimana kolaborasi di ekosistem seharunya berperan mendorong akselerasi bisnis startup.

Pendanaan masih menjadi salah satu tulang punggung kemantapan startup Indonesia

Para panelis menyoroti, setelah startup berhasil mendefinisikan dengan baik tahap awalnya –meliputi produk, strategi bisnis dan sebagainya—langkah selanjutnya yang diperlukan ialah mengakselerasi. Yakni mempercepat laju pertumbuhan dan traksi penggunaan produk dengan berbagai jenis pendekatan, misalnya growth hacking. Di fase ini umumnya startup akan membutuhkan modal yang lebih besar, bahkan sangat besar, sehingga investasi tahap lanjutan sangat dibutuhkan di sini.

“Dalam menjalankan bisnis tidak hanya memerlukan output yang baik, namun kerja sama yang solid, karena sejatinya investor mengutamakan kualitas setiap individu yang terdapat dalam menciptakan sebuah produk startup,” ujar Steven.

Di fase ini penting bagi startup untuk mulai menjalin komunikasi dan relasi dengan investor. Terkait dengan ini, panelis menekankan bahwa yang perlu dibawa kepada investor ialah sebuah value yang dimungkinkan untuk menjadi sebuah kolaborasi kedua pihak, antara startup dan pihak investor. Poin penting lainnya, pendanaan harus ditempatkan pada posisi untuk meningkatkan performa bisnis, jadi perlu bentuk ideal terlebih dulu dari sisi produk dan orientasi pasar sebelum memutuskan untuk fundraising dan “membakar uang”, tentu untuk tujuan pengembangan pangsa pasar.

Inilah yang biasa dipertimbangkan oleh Mandiri Capital ketika mempertimbangkan untuk memberikan pendanaan kepada startup, terutama di tahap awal. Tahun ini diakui, bahwa terjadi penurunan jumlah startup yang disuntik oleh Mandiri Capital, Aldi menjelaskan hal ini disebabkan perubahan mentalitas para pelakunya, sehingga membuat pertimbangan investor semakin kompleks.

“Investor cenderung menjadi lebih selektif ketika hendak berinvestasi, perlu memikirkan banyak hal seputar mengenai prospek ke depan. Mulai dari strategi profit perusahaan, laju pertumbuhan, dan pengujian startup agar bisa bertahan,” ujar Aldi.

Menumbuhkan startup melalui jaringan ekosistem yang ada

Selanjutnya Jefri dari GDILab menyampaikan, bahwa aspek penguatan produk (termasuk dari sisi teknologinya) adalah krusial. Karena biar bagaimanapun kualitas produk akan menjadi yang paling dominan bagi startup, termasuk ketika hendak mendapatkan pendanaan. Pasar yang semakin ketat memang membuat setiap pemain harus berpikir jeli dan inovatif melihat berbagai peluang yang ada. Produk harus mau dinamis, siap berkembang menyesuaikan permasalahan yang ada di target pasarnya.

Para pemateri juga meyakini, bahwa ekosistem yang sudah ada sebenarnya bisa dijadikan sarana bagi pelaku startup untuk bisa terhubung satu sama lain, antar pemain startup, investor, hingga sampai di level individu (berkaitan dengan talenta). Adanya perkembangan infrastruktur yang terus dikejar oleh berbagai pihak, setidaknya akan selalu menciptakan jalan baru bagi startup digital untuk bertumbuh pesat.

Mengoptimalkan Penggunaan Platform Media Sosial dalam Bisnis

Melihat generasi millenials yang sangat intens menggunakan media sosial menjadikan banyak perusahaan dan startup memfokuskan pada strategi pemasaran digital. Salah satu yang bisa dimanfaatkan dari besarnya konten yang ada di media sosial ialah menggunakan pendekatan digital analytics, untuk memastikan pelaku usaha mendapatkan manfaat yang maksimal karena tepat sasaran dalam memasarkan produknya.

Melalui diskusi #SelasaStartup yang diselenggarakan DailySocial, hadir Co-Founder GDILab Jefri Dinomo (atau akrab dipanggil Uje) untuk berbagi pemahamannya tentang menghindari kesalahan pemasaran menggunakan media sosial. GDILab sendiri melahirkan sebuah platform analitik berbasis media sosial yang dinamakan GDI Analytics yang ditargetkan untuk para UKM atau korporasi di Indonesia.

Berikut beberapa hal yang menjadi catatan kami dalam #SelasaStartup kali ini berkaitan dengan pemanfaatan media sosial.

Memiliki strategi media sosial yang terarah

Menurut Uje, ketika menggunakan media sosial, harapan konsumen adalah mendapatkan kebutuhan melalui platform. Melalui kampanye media sosial inilah yang harusnya menjadi pemasaran terbesar pada media sosial saat ini.

Dengan model strategi yang hanya menjual teks melalui media sosial terkesan biasa saja untuk pembaca. Namun, dengan menambahkan beberapa animasi dapat mewakili apa pun sampai kepada target penjualan. Apalagi di Twitter dan Facebook memiliki chatbot yang bisa berhubungan langsung dengan banyak konsumen.

“Ketika menjual mobil di Twitter dengan banyak target, pastikan mengatur tim kreatif pastikan bahwa itu ada gambar atau animasi, dan video selain membahas kontennya. Karena itu akan mendukung strategi penjualan melalui platform media sosial,” ujar Uje.

Memilih platform yang sesuai

Semakin banyaknya pengguna yang memasarkan barang/jasa jauh dari model pemasarannya menyebabkan menurunnya intensitas nilai dari platform marketing tersebut. Menurut Uje, Twitter dan Facebook masih menjadi platform media sosial yang tepat untuk melakukan postingan berupa teks, foto, animasi maupun video, salah satunya karena bisa menambahkan tautan. Hal ini akan sangat berguna bila dijadikan acuan bisnis dalam mengembangkan pemasaran di kedua media sosial itu.

Sehingga, banyaknya kompetitor yang bersaing dalam platform penyedia kebutuhan pengguna saat ini, tidak hanya investasi yang diutamakan, namun waktu yang panjang untuk sebuah platform yang dibutuhkan.

“Seperti online shop ada yang memasarkan barang melalui Instagram selalu di bill-nya ada akun lain, seperti LINE, WhatsApp, Twitter. Karena mereka (Instagram) belum dapat memecahkan transaksi penjualan berhasil langsung dari platform-nya,” tutur Uje.

Meningkatkan brand produk di media sosial

Media sosial tempat yang tepat memasarkan melalui aktivitas online dan melakukan perbandingan brand dengan platform lain. Pengguna berlomba-lomba melakukan promosi, memperkenalkan produk, membangun jaringan dengan pelanggan demi tercapainya brand yang lebih baik. Kegiatan inilah yang meningkatkan brand pada pengguna media sosial.

Perhatian konsumen terhadap produk pun tidak terlepas pada isi konten yang di branding. Jangan lupa untuk selalu kreatif dalam mencari ide, demi membungkus konten iklan yang dengan mudah konsumen tertarik pada brand yang dipasarkan.