Moladin PHK 360 Pegawai, Bisnis Car Marketplace Perlu Penyesuaian

Startup car marketplace Moladin pekan lalu mengumumkan telah merumahkan 11% dari total pegawai yang dimiliki. Sekurangnya 360 karyawan terdampak PHK. Perusahaan berdalih, keputusan sulit ini didasarkan pada upaya menciptakan bisnis kerberlanjutan dalam jangka panjang.

Kendati perusahaan menjamin hak-hak pegawai terdampak akan diberikan sesuai beleid yang ada, keputusan ini tentu menambah catatan kurang baik untuk ekosistem startup digital. Lebih lagi sempat tersiar kabar bahwa pengumuman pemecatan pegawai dilakukan dalam townhall mendadak berdurasi sekitar 5 menit.

Layoff di segmen car marketplace

Di segmen car marketplace, Carsome telah terlebih dulu melakukan aksi serupa. Q4 2022 lalu Carsome juga dikabarkan telah melakukan efisiensi operasional dengan merumahkan 10% dari total pegawainya. PHK tersebut dilakukan bertahap, memberikan dampak kepada unit usahanya di Indonesia, Thailand, dan Malaysia.

Januari 2023 OLX Autos juga pangkas 300 karyawan dan ubah model bisnis utama mereka menjadi B2B dan C2B. Ini dilakukan setelah pada pertengahan 2022 lalu mereka mendapati tren kenaikan bisnis penjualan mobil bekas yang disampaikan di pagelaran GIIAS 2022. Kenaikannya sampai 8%, dengan transaksi penjualan hingga 20 ribu unit per bulan dengan taksiran nilai Rp4 triliun.

Menurut Gakindo, di tahun 2022 penjualan ritel untuk mobil (baru) mencapai 1.013.582 unit. Angka ini naik 17,4% dibandingkan dengan tahun 2021. Mengokohkan kondisi pulih seperti tren penjualan sebelum pandemi.

Di tahun 2023, Gakindo punya target penjualan 975 ribu unit. Ini tidak jauh dari angka yang ditargetkan tahun lalu, yakni 960 ribu unit. Terkesan kurang ambisius, karena pihaknya mencoba realistis melihat kondisi perekonomian di tengah ancaman resesi yang mengakibatkan penurunan daya beli (atau setidaknya stagnan).

Bisnis yang diminati investor

Sebagian besar platform car marketplace saat ini mengusung model bisnis C2B2C. Membeli mobil bekas dari pengguna, lalu melelangkannya ke mitra bisnis (diler) atau menjualnya secara langsung lewat aplikasi digital yang dimiliki. Proses inspeksi yang detail dan keberadaan inspection center yang tersebar di berbagai kota menjadi salah satu proposisi nilai yang ditawarkan. Proses jual-beli yang biasanya rumit dan membutuhkan waktu lama, sekarang menjadi relatif lebih cepat dan transparan.

Pandemi yang membuat transaksi jual-beli mobil bekas meningkat menjadikan setiap pemain car marketplace ingin menjadi pemenang. Salah satunya dengan memanfaatkan duit investor untuk memaksimalkan pertumbuhan dan ekspansi.

Untuk mengoptimalkan momentum tersebut, awal 2022 Moladin berhasil menutup putaran pendanaan seri A, sekaligus mengukuhkan model bisnis baru mereka. Diketahui ketika meluncur, Moladin fokus pada penjualan sepeda motor, pendanaan baru itu menjadi “bahan bakar” perusahaan untuk pivot dan fokus menjadi marketplace produk kendaraan roda empat.

Tak lama berselang, Moladin juga dikabarkan dapat pendanaan seri B $96 juta dari DST Global dan sejumlah investor lainnya. Capaian ini membuat kisaran valuasi perusahaan meningkat hingga $700 juta.

Co-Founder & CEO Moladin Jovin Hoon sempat mengatakan, pasar mobil bekas di Indonesia masih sangat terfragmentasi. Masih banyak pemain di ekosistem seperti agen dan diler yang belum memiliki platform dan sistem kerja yang terstruktur. Tujuan Moladin mendemokratisasi sistem tersebut. Pasca-pivot, ia mengatakan selama 6 bulan Moladin mendapati pertumbuhan bisnis yang eksplosif kendati enggan memberikan kisaran angkanya.

Carsome pun sama, di awal 2022 mereka baru mengumumkan pendanaan seri E senilai Rp4,1 triliun. Untuk meningkatkan bisnisnya, bahkan satu bulan setelahnya mereka melakukan akuisisi atas iCarAsia, yang merupakan induk startup Mobil123 dan Carmudi Indonesia. Ekspansi memang jadi kunci perusahaan perluas ekosistem penjualan mobil bekas di jaringannya.

Bisnis car marketplace perlu penyesuaian

Strategi growth at all cost mulai direvisi, seiring dengan kekhawatiran investor terhadap portofolionya untuk bisa mencapai titik profit. Di sisi lain, ancaman gejolak ekonomi global juga memberikan perhatian tersendiri terhadap industri otomotif.

Di Amerika Serikat, tunggakan cicilan mobil meningkat signifikan pada Desember 2022. Data terbaru Cox Automotive, tunggakan pinjaman lebih dari 2 bulan terakhir di 2022 meningkat 5,3%. Dibanding tahun 2021, lonjakannya 26,7% lebih buruk. Ini menjadi preseden tersendiri, karena berada di level tertinggi sejak krisis keuangan global 15 tahun lalu.

Kendati belum ada data sejenis yang kami temukan untuk konsumen di Indonesia, ada beberapa temuan menarik yang berkaitan dengan konsumen di sini. Menurut survei yang dilakukan oleh Astra pada 2021, sekitar 71% responden mengaku membeli mobil secara kredit.

Sementara itu, data dari OJK mengatakan rasio kredit macet di perusahaan multifinance (perusahaan yang banyak menangani kredit pembelian kendaraan bermotor) ada di level 2,54%. Di sisi lain, jumlah penarikan kendaraan yang diakibatkan gagal bayar rata-rata mencapai 144 unit per bulan.

Kondisi tersebut memaksa setiap bisnis yang bergerak di dalamnya untuk melakukan penyesuaian, setidaknya sampai kondisi ekonomi dipastikan kembali normal dengan daya beli masyarakat yang kian membaik. Bisa saja satu tahun ke depan atau lebih. Perusahaan mengantisipasi dengan melakukan efisiensi di titik-titik yang bisa dilonggarkan, termasuk mungkin dengan mengurangi ekspansi dengan memfokuskan pada konversi transaksi dari persebaran yang sudah ada.

Moladin saat ini mereka sudah memiliki sekitar 10 ribu agen, dengan ratusan warehouse yang tersebar di puluhan kota di Indonesia.

Moladin to Secure Series B Funding Worth of 1.4 Trillion Rupiah

The car marketplace Moladin is reported to have secured a series B funding of $95 million or equivalent to 1.4 trillion Rupiah. Based on the regulator’s data, this round was led by DST Global, with the involvement of Sequoia Capital India, Northstar Group, East Ventures and a number of other investors.

We tried to confirm with Moladin, however, the rep still refuse to comment regarding funding.

The latest funding is estimated to bring Moladin’s valuation to over $700 million — one step closer to a unicorn. Previously, the company had announced series A funding in early 2022 worth $42 million. Sequoia Capital India and Northstar Group are leading this funding.

The startup was founded by Jovin Hoon and Mario Tanamas, it is accelerating its business even faster after pivoting in 2021, from a motorcycle purchasing platform to a used cars marketplace.

In an interview with DailySocial.id last January, Moladin’s CEO, Jovin Hoon said the used car market in Indonesia is still very fragmented and unorganized. There are many players in the ecosystem such as agents, micro dealers, and large dealers with no structured platform and work system. Moladin is here to bridge the gap.

Post-pivot, Jovin said that Moladin has experienced explosive business growth for the past 6 months. This provide founders with confidence to focus their resources on the used car business, with short-term plans to expand the business to other verticals such as financing and other automotive additional services.

Market competition

Car marketplace services is commonly have a C2B2C business model. It provides services of buying used cars from consumers, then auctioning them off to dealer partners and/or reselling them to consumers through the digital platform. They also carry out detailed inspections, allowing consumers to get the most ideal price due to the vehicle’s current.

There are also several players in Indonesia, including Carro, Carsome, and OLX Autos. The first two has reached the unicorn milestone last year, prompting them to make a massive expansion by presenting Experience Centers in various cities in Indonesia to reach more consumers.

Jovin and the Moladin management team are well aware of its position in the market. A series of business models and strategies are prepared. One thing that sets Moladin apart from other car marketplaces is its focus on empowering its network of agents.

“Our agents is our value proposition. They are key and an integral part of our business. By empowering agents through providing the right tools and ecosystem, we can offer customers a highly personalized car transaction experience,” Jovin said.

In addition, technology adoption will also be Moladin’s main focus, in order to digitize business processes as a whole. Some of the things in the roadmap include: (1) speed of transaction and disbursement on the same day; (2) competitive price; (3) good inventory selection; and (4) accessibility, with a strong presence even outside the big cities. Currently, Moladin is available in more than 115 cities throughout Indonesia.

The above model is claimed to be well received by the market. Jovin said that the company has experienced rapid growth from its used car business with transaction volume growing >20x over the last few months. Their digital services are also claimed to have increased the productivity of agents and dealers by >2.5x.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Moladin Dikabarkan Mendapat Pendanaan Seri B Senilai 1,4 Triliun Rupiah

Platform car marketplace Moladin dikabarkan telah membukukan pendanaan seri B senilai $95 juta atau setara 1,4 triliun Rupiah. Berdasarkan data yang telah disetor ke regulator, putaran ini dipimpin DST Global, dengan keterlibatan Sequoia Capital India, Northstar Group, East Ventures, dan sejumlah investor lainnya.

Kami telah mencoba menghubungi pihak Moladin untuk meminta keterangan, namun untuk mereka masih menolak untuk berkomentar terkait pendanaan.

Ditaksirkan pendanaan baru tersebut membawa valuasi Moladin di angka lebih dari $700 juta — selangkah lagi menuju unicorn. Sebelumnya mereka baru mengumumkan pendanaan seri A pada awal tahun 2022 senilai $42 juta. Sequoia Capital India dan Northstar Group memimpin pendanaan tersebut.

Startup yang didirikan Jovin Hoon dan Mario Tanamas tersebut makin kencang mengakselerasi bisnisnya setelah sebelumnya melakukan pivot pada tahun 2021, dari portal pembelian sepeda motor menjadi platform marketplace untuk jual-beli mobil bekas.

Dalam wawancaranya bersama DailySocial.id pada Januari lalu, CEO Moladin Jovin Hoon mengatakan, pasar mobil bekas di Indonesia masih sangat terfragmentasi dan belum terorganisir. Masih banyak pemain di ekosistem seperti agen, diler mikro, dan juga diler besar yang belum memiliki platform dan sistem kerja yang terstruktur. Moladin hadir untuk menjembatani kesenjangan tersebut.

Pasca-pivot, Jovin mengatakan selama 6 bulan terakhir Moladin mendapati pertumbuhan bisnis yang eksplosif. Ini turut memberikan keyakinan tersendiri kepada para founder untuk memfokuskan sumber daya yang dimiliki pada bisnis mobil bekas, dengan rencana jangka pendek untuk memperluas bisnis ke vertikal lain seperti pembiayaan dan layanan tambahan otomotif lainnya.

Kompetisi pasar

Layanan car marketplace umumnya memiliki model bisnis C2B2C. Memberikan pelayanan berupa pembelian mobil bekas dari konsumen, kemudian melelangnya ke mitra diler dan/atau menjualnya kembali kepada konsumen melalui platform digital yang dimiliki. Mereka turut melakukan inspeksi mendetail, memungkinkan konsumen mendapatkan penawaran harga yang paling ideal menyesuaikan kondisi kendaraan yang dimiliki.

Pemainnya pun ada beberapa di Indonesia, tiga di antaranya Carro, Carsome, dan OLX Autos. Dua yang disebutkan pertama telah mencapai tonggak unicorn pada tahun lalu, mendorong mereka untuk melakukan ekspansi besar-besaran menghadirkan Experience Center di berbagai kota di Indonesia untuk menjangkau lebih banyak konsumen.

Jovin dan tim manajemen Moladin sadar betul tentang posisinya di pasar. Sejumlah model bisnis dan strategi di siapkan. Satu yang paling membedakan Moladin dengan car marketplace lainnya adalah fokusnya dalam memberdayakan jaringan agen yang dimiliki.

“Agen kamilah yang membedakan kami. Mereka adalah kunci dan bagian integral dari bisnis kami. Dengan memberdayakan agen melalui penyediaan perangkat dan ekosistem yang tepat, kami dapat menawarkan pengalaman transaksi mobil yang sangat personal kepada pelanggan,” jelas Jovin .

Selain itu, adopsi teknologi juga akan menjadi fokus utama Moladin, guna mendigitalkan proses bisnis secara menyeluruh. Beberapa hal yang ingin ditawarkan di antaranya: (1) kecepatan transaksi dan pencairan di hari yang sama; (2) harga yang kompetitif; (3) pilihan inventaris yang baik; dan (4) aksesibilitas, dengan kehadiran yang kuat bahkan di luar kota-kota besar. Saat ini Moladin telah hadir di lebih dari 115 kota di seluruh Indonesia.

Model di atas diklaim dapat diterima dengan baik oleh pasar. Jovin berujar bahwa perusahaan telah mengalami pertumbuhan pesat dari bisnis mobil bekas dengan volume transaksi tumbuh >20x lipat selama beberapa bulan terakhir. Layanan digital mereka juga diklaim telah meningkatkan produktivitas agen dan diler hingga >2,5x lipat.

Application Information Will Show Up Here

Dari Motor ke Mobil Bekas, CEO Moladin Jelaskan Alasan di Balik Perubahan Fokus Bisnis

Pekan lalu, Moladin secara resmi mengumumkan perolehan pendanaan seri A senilai $42 juta dipimpin Sequoia Capital India dan Northstar Group. Investasi ini akan difokuskan untuk meningkatkan bisnis transaksi mobil, dengan memperluas jaringan cabang dan model bisnis di dalamnya.

DailySocial.id berkesempatan untuk berbincang dengan Co-Founder & CEO Moladin Jovin Hoon, memaparkan tentang alasan perusahaan pivot dari produk motor ke mobil bekas, hingga strategi yang akan mereka andalkan di tengah persaingan ketat bisnis car marketplace.

Sebagai informasi, Jovin baru-baru ini diangkat menjadi CEO Moladin Indonesia. Sebelumnya ia menjabat sebagai COO.

Memutuskan untuk fokus ke mobil bekas

Didirikan tahun 2017 oleh Jovin Hoon dan Mario Tanamas, awal mulanya fokus Moladin menjembatani kebutuhan masyarakat untuk membeli motor. Namun demikian, sejak tahun 2021 lalu mereka mengalihkan fokus untuk sepenuhnya ke segmen jual-beli mobil bekas. Bahkan jika mengunjungi situs Moladin, saat ini sudah tidak ada lagi opsi “Motor” di menu yang tersedia.

“Pasar mobil bekas di Indonesia sangat terfragmentasi dan belum terorganisir, dengan banyak pemain seperti agen, diler mikro, dan juga diler besar. Selama pandemi, terjadi disrupsi di rantai pasokan yang mengakibatkan penurunan transaksi mobil, yang berimbas pada performa industri otomotif. Hal ini berdampak pada berbagai pemangku kepentingan dalam ekosistem otomotif, khususnya para agen, diler mikro, dan konsumen,” jelas Jovin.

Perubahan fokus bisnis tersebut membuahkan hasil. Jovin mengatakan selama 6 bulan terakhir Moladin mendapati pertumbuhan bisnis yang eksplosif. Ini turut memberikan keyakinan tersendiri kepada para founder untuk memfokuskan sumber daya yang dimiliki pada bisnis mobil bekas, dengan rencana jangka pendek untuk memperluas bisnis ke vertikal lain seperti pembiayaan dan layanan tambahan otomotif lainnya.

“Meskipun demikian, kami tidak menutup kemungkinan untuk masuk kembali ke segmen sepeda motor jika kami memutuskan untuk memperluas penawaran kami dalam ekosistem otomotif,” ujar Jovin.

Proposisi nilai Moladin

Tiga layanan utama Moladin

Kendati pemain digital yang mendemokratisasi pasar jual-beli mobil bekas secara kuantitas tidak banyak, namun beberapa startup yang saat ini bermain di pasar lokal telah memiliki dukungan kuat dari masing-masing investor. Sebut saja Carsome yang baru-baru ini menutup pendanaan seri E dan membawa valuasi perusahaan di angka $1,7 miliar — meskipun bukan terlahir di Indonesia, mereka memiliki kehadiran yang cukup kuat di sini. Pun demikian Carro yang tahun lalu juga baru menjadi unicorn.

Moladin sadar betul akan kondisi ini, untuk itu sejumlah model bisnis dan strategi di siapkan. Hal paling signifikan yang dirasa membedakan dengan car marketplace lainnya, Moladin fokus memberdayakan jaringan agen yang dimiliki.

“Agen kamilah yang membedakan kami. Mereka adalah kunci dan bagian integral dari bisnis kami. Dengan memberdayakan agen melalui penyediaan perangkat dan ekosistem yang tepat, kami dapat menawarkan pengalaman transaksi mobil yang sangat personal kepada pelanggan,” jelas Jovin .

Selain itu, adopsi teknologi juga akan menjadi fokus utama Moladin, guna mendigitalkan proses bisnis secara menyeluruh. Beberapa hal yang ingin ditawarkan di antaranya: (1) kecepatan transaksi dan pencairan di hari yang sama; (2) harga yang kompetitif; (3) pilihan inventaris yang baik; dan (4) aksesibilitas, dengan kehadiran yang kuat bahkan di luar kota-kota besar. Saat ini Moladin telah hadir di lebih dari 115 kota di seluruh Indonesia.

Model bisnis Moladin

Untuk tujuan jangka panjang Moladin, Jovin menjelaskan bahwa mereka ingin membangun sebuah one-stop-shop untuk semua kebutuhan otomotif, ditujukan kepada semua pemain di pasar. “Ketika orang berpikir tentang otomotif, kami ingin mereka tertuju pada Moladin. Dalam hal perjalanan pengguna secara keseluruhan, kami adalah platform omnichannel,” imbuhnya.

Untuk menggunakan layanan Moladin, setiap pelanggan (konsumen/diler) yang ingin bertransaksi mobil dapat melakukannya secara online (melalui aplikasi/situs web) atau offline (dengan menghubungi agen di lapangan). Penjual akan selalu menginginkan pencairan pembayaran yang cepat dan harga terbaik.

“Penjual biasanya menginginkan pencairan pembayaran yang cepat dan harga terbaik. Dengan layanan dipersonalisasi yang ditawarkan melalui agen kami dan kenyamanan transaksi dari aplikasi, Moladin dapat melakukan inspeksi dengan cepat, menyetujui harga layak dengan cepat, dan menawarkan kepada penjual pencairan dana pada hari yang sama setelah transaksi selesai,” jelasnya.

Sementara untuk pembeli, Moladin berupaya menyuguhkan pilihan inventaris yang lengkap. Melalui agen, pembeli dapat mendiskusikan kebutuhannya secara personal. Atau jika dibutuhkan, pembeli bisa juga datang ke warehouse terdekat untuk melihat produk yang tengah dijual.

“Setelah penutupan transaksi, kami dapat menawarkan opsi pembiayaan dan layanan tambahan lainnya kepada pelanggan kami melalui kemitraan yang kami miliki dengan perusahaan multi-financing terkemuka di Indonesia. Karena besarnya volume bisnis, melalui kami, perusahaan multi-financing dapat menawarkan kepada pelanggan kami tingkat pembiayaan yang paling kompetitif dengan persetujuan pinjaman dalam waktu yang singkat,” imbuh Jovin.

Pendekatan yang dilakukan Moladin dengan membangun semangat kewirausahaan dari jaringan agen dan diler, untuk menciptakan platform otomotif digital lengkap (full stack) dan memberikan pelatihan, bantuan, dan dukungan terbaik.

Dengan itu, Jovin mengatakan bahwa perusahaan telah melihat pertumbuhan pesat dari bisnis mobil bekas dengan volume transaksi tumbuh >20x lipat selama beberapa bulan terakhir. Platform Moladin juga dikatakan telah meningkatkan produktivitas agen dan diler hingga >2,5x lipat.

“Semua ini hanya bisa dicapai melalui pemberdayaan. Dengan menyediakan perangkat dan pelatihan yang tepat kepada agen kami, mereka dapat memanfaatkan platform digital Moladin dan menjadi wirausahawan mikro. Sebagai hasil dari peningkatan penjualan, agen-agen ini juga dapat memperoleh lebih banyak komisi, bekerja untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan membuat kehidupan yang lebih baik untuk diri mereka sendiri,” terang Jovin.

Tantangan dalam jual-beli mobil bekas

Jovin juga menyoroti tantangan yang selama ini masih banyak dihadapi dalam transaksi jual-beli mobil bekas. Pertama, di sisi penjual, biasanya karena terdesak dan tidak mendapatkan jalur yang sesuai, mereka harus mendapati harga jual yang sangat rendah karena tidak memiliki daya tawar. Pun demikian bagi pembeli, saat harus mengunjungi dari gudang ke gudang, mereka mendapati pilihan mobil dan pembiayaan yang terbatas.

Kedua, karena fragmentasi pasar, agen dan diler  mikro juga menghadapi masalah yang sama yaitu persediaan dan seleksi persediaan yang terbatas. Banyak dari pedagang mikro ini juga tidak dapat mengakses pembiayaan. Hal ini membuat sangat menantang bagi mereka untuk menjalankan bisnis mereka dengan tepat. Semua pain points ini bahkan lebih diperparah selama pandemi, dan pasar mobil bekas mengalami pukulan besar.

“Tantangan-tantangan ini memberi Moladin kesempatan untuk masuk dan membuat perbedaan. Kami dapat mengaktifkan jaringan agen yang ada dan memberdayakan mereka dengan menyediakan perangkat dan sistem pendukung (misalnya layanan digital, kumpulan inventaris) untuk memungkinkan mereka mengembangkan bisnis mereka,” kata Jovin.

Jovin menambahkan, “Hasil dari upaya kami dapat dilihat dengan jelas melalui agen yang bertransaksi mobil melalui Moladin lebih banyak sekarang daripada sebelumnya (produktivitas telah meningkat setidaknya 2,5x). Penelitian di lapangan juga menunjukkan bahwa kami sekarang adalah satu-satunya pemasok inventaris ke sebagian besar diler mikro. Upaya kami juga telah membantu membuka akses terhadap kumpulan pasokan mobil bekas yang lebih besar.”

Fokus bisnis di tahun 2022

Jajarin tim Moladin / Moladin
Jajarin tim Moladin / Moladin

Setelah pendanaan ini, ekspansi besar-besaran akan menjadi fokus Moladin sepanjang satu tahun ke depan. Mereka menargetkan bisa hadir di 175 kota dengan 250 cabang dan warehouse. “Kami akan lebih meningkatkan proses bisnis dan mengoptimalkan layanan digital untuk meningkatkan pengalaman pengguna agen dan pelanggan kami, membuat transaksi dan pencairan pembayaran lebih aman, lebih cepat, dan jauh lebih lancar,” ujarnya.

“Keberhasilan agen-agen kami akan selalu menjadi area fokus utama, dan kami akan terus berinvestasi dalam agen kami dan pengembangan mereka. Kami percaya bahwa pengalaman agen yang lebih baik pada akhirnya akan menjadi pengalaman pelanggan yang lebih baik. Misi kami adalah menjadi katalis positif dalam mobilitas fisik dan sosial semua orang yang terlibat di dalamnya,” tutup Jovin.

Application Information Will Show Up Here

East Ventures Reportedly Leads Moladin’s Series A Funding

The automotive marketplace startup Moladin reportedly secured series A funding led by the previous investors, East Ventures. According to DailySocial’s source, this round’s nominal combined with the previous one has reached $4.5 million (approximately 65 billion Rupiah). The last round was announced in January 2020.

DailySocial tried to confirm with related parties, however, there is no feedback until this news was published.

In the latest round, participate also the previous round’s investor, CyberAgent Capital, also some angel investors from Singapore entered the ranks of shareholders.

Moladin is led by Jovin Hoon and Mario Tanamas since November 2017. In the beginning, the platform focused on selling new motorcycles, and recently expanding its services to used motorcycles and new cars. The company works closely with dealers and leasing agencies to facilitate the purchasing process. The dealership locations are available across Greater Jakarta, Bandung, Solo, Yogyakarta and Semarang.

The company also provides cash fund services for consumers, in partnership with leasing companies, for loans starting from Rp3 million with a motorcycle’s license collateral from 2012, and up to Rp20 million with a car’s license issued from 2004.

“Since 2018, Moladin has managed to proceed transactions over IDR 290 billion. We also have 8 thousand Moladin agents work across major cities to help increase sales,” Jovin said as quoted from Kompas.com.

Automotive Industry

The year 2020 is a challenging period for many sectors, including the automotive industry. This is reflected in data released by the Association of Indonesian Automotive Industries (Gaikindo), wholesale car sales (sales from factories to dealers) decreased by 48.35% YOY, while retail car sales decreased by 44.55%.

Furthermore, conditions began to improve this year, marked by total national car sales rising 33.5% to 393,469 units in the first semester of 2021. Same condition applies in motorcycle sales. Quoting from the Indonesian Motorcycle Industry Association (AISI), more than 2.45 million units of motorcycles were shipped to the market.

Compared to the same period in the previous year, motorcycle sales were only 1.88 million units. Motorcycle sales contributors came from automatic scooters (86.61%), motorbikes (6.95%), and sport motorbikes (6.24%).

In terms of startup, this automotive marketplace vertical involved many players. Those are OLX Autos, Carro, Carsome, Garasi.id, Otoasia, Mobil123, Carmudi, Rajamobil, Oto.com, and many more.

Vehicle marketplace ecosystem / MomentumWorks

In the (C2B) purchasing and (B2C) selling used cars segment, Carro competes directly with Carsome — both are regional players who also have business bases in Indonesia and a number of countries.

The business model is quite similar, for C2B they buy consumer cars instantly by conducting thorough inspections. The company provides checkpoints at strategic locations — purchase requests can be made via the website. The cars purchased are then sold to car dealer owners for re-marketing.

As for the B2C model, the cars that were successfully purchased and inspected were re-sold through their digital platform. The value proposition lies in the result of inspection, considering that the goods being sold are used. They also work with financial institutions to peddle credit schemes.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

East Ventures Dikabarkan Pimpin Pendanaan Seri A Moladin

Startup marketplace otomotif Moladin dikabarkan mengantongi pendanaan seri A yang dipimpin investor di tahap sebelumnya, yakni East Ventures. Menurut informasi yang diperoleh DailySocial, nominal dana dalam putaran ini bila digabung dengan putaran sebelumnya mencapai $4,5 juta (sekitar 65 miliar Rupiah). Putaran terakhir yang diumumkan perusahaan terjadi pada Januari 2020.

DailySocial mencoba mengonfirmasi ke pihak terkait, namun hingga berita ini diturunkan belum ada informasi yang diberikan.

Dalam putaran teranyar ini, investor dari putaran sebelumnya CyberAgent Capital juga ikut berpartisipasi, serta sejumlah angel investor dari Singapura turut meramaikan jajaran shareholder.

Moladin dinakhodai oleh Jovin Hoon dan Mario Tanamas sejak November 2017. Awalnya platform tersebut fokus pada platform pembelian motor baru, kini memperluas layanannya motor bekas dan mobil baru yang diluncurkan pada tahun ini. Perusahaan bekerja sama dengan dealer dan lembaga leasing untuk memudahkan proses pembelian. Lokasi dealer disebutkan tersebar di Jabodetabek, Bandung, Solo, Yogyakarta, dan Semarang.

Perusahaan juga menyediakan layanan dana tunai untuk konsumen, bermitra dengan perusahaan leasing, untuk pinjaman mulai dari Rp3 juta dengan jaminan BPKB motor untuk tahun keluaran mulai 2012, hingga Rp20 juta dengan jaminan BPKB mobil tahun keluaran mulai 2004.

“Sejak 2018, Moladin sudah berhasil membuat transaksi lebih dari Rp290 miliar. Kami juga memiliki 8 ribu agen Moladin yang tersebar di berbagai kota besar untuk membantu meningkatkan penjualan,” kata Jovin dikutip dari Kompas.com.

Industri otomotif

Tahun 2020 merupakan periode yang penuh tantangan bagi banyak sektor, termasuk industri otomotif. Hal ini tercermin dari data yang dikeluarkan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil wholesale (penjualan dari pabrik ke dealer) turun 48,35% secara YOY, sedangkan penjualan mobil ritel turun 44,55%.

Kemudian kondisi mulai membaik pada tahun ini, ditandai dengan total penjualan mobil nasional naik 33,5% menjadi 393.469 unit pada semester I 2021. Nasib yang sama juga terjadi di penjualan motor. Mengutip dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), lebih dari 2,45 juta unit sepeda motor dikirim ke pasar.

Dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, penjualan motor hanya sebanyak 1,88 juta unit. Kontributor penjualan motor datang dari motor jenis skuter matik (86,61%), motor bebek (6,95%), dan motor sport (6,24%).

Di ranah startup, vertikal marketplace otomotif ini dihuni banyak pemain. Mereka adalah OLX Autos, Carro, Carsome, Garasi.id, Otoasia, Mobil123, Carmudi, Rajamobil, Oto.com, dan masih banyak lagi.

Gambaran ekosistem platform penjualan kendaraan / MomentumWorks

Di segmen pembelian (C2B) dan penjualan (B2C) mobil bekas, Carro berkompetisi langsung dengan Carsome — keduanya sama-sama pemain regional yang juga memiliki basis bisnis di Indonesia dan sejumlah negara.

Model bisnisnya nyaris mirip, untuk C2B mereka membeli mobil konsumen secara instan dengan melakukan inspeksi menyeluruh. Perusahaan menyediakan titik-titik pemeriksaan di lokasi strategis — adapun permintaan pembelian bisa dilakukan melalui situs web. Mobil yang dibeli selanjutnya dijual kepada para pemilik dealer mobil untuk kembali dipasarkan.

Sementara untuk model B2C, mobil yang berhasil dibeli dan diinspeksi kembali dijual melalui platform digital yang mereka miliki. Nilai unik yang coba dihadirkan adalah hasil inspeksi, mengingat barang yang dijual adalah bekas. Mereka juga bekerja sama dengan lembaga finansial untuk menjajakan skema kredit.

Fokus Moladin Setelah Amankan Pendanaan Pra-Seri A

Moladin berhasil mengamankan pendanaan Pra-Seri A yang dipimpin East Ventures. Tidak ada nominal yang disebutkan, dengan CyberAgent Capital bergabung sebagai investor baru bersama beberapa angel investor lainnya. Rencananya pendanaan kali ini akan dimanfaatkan Moladin untuk memperkuat posisinya di industri dengan penguatan bisnis dan ekspansi.

Tahun 2019 kemarin merupakan tahun yang cukup berkesan bagi Moladin. Kepada Dailysocial, CEO Moladin Jovin Hoon menyampaikan mereka berhasil melipat gandakan GMV dari tahun sebelumnya. Mereka juga berhasil menambahkan 8000 listing sepeda motor bekas di sistem mereka, termasuk 8 kali lipat pertumbuhan penggunaan aplikasi.

Moladin juga juga memperkenalan produk baru seperti auto mortgage loan untuk memudahkan pengguna yang membutuhkan pilihan dalam mendapatkan sepeda motor mereka.

“Kami berencana untuk fokus pada pertumbuhan produk seperti penjualan motor baru, motor bekas, dan automotive mortgage loans. [Kami juga berencana] memperluas penjualan motor baru di pulau Jawa, yang untuk saat ini hanya di Jabodetabek. [Kami juga akan] fokus pada peningkatan produk dan teknologi dengan membangun lebih banyak kemitraan dan memperluas tim,” terang Jovin.

Moladin didirikan pada tahun 2017. Berangkat dari semangat untuk memudahkan masyarakat dalam transaksi pembelian motor Moladin mulai mengembangkan bisnisnya, mulai dari memberikan informasi seputar sepeda motor, lokasi bengkel servis terdekat, hingga membuka untuk penjualan sepeda motor bekas.

Pada tahun 2018 silam Moladin juga mendapatkan suntikan dana $1,2 juta atau sekitar Rp17,1 miliar dari East Ventures, Berjaya Group, dan Ethos Partners.

“Kami percaya dengan visi Jovin dan Mario bahwa Moladin dapat menjadi pemimpin industri sepeda motor. Selama 2 tahun perjalanan mereka dan tim telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam mewujudkan visi ini,” terang Partner East Ventures Melisa Irene.

Manfaatkan potensi pasar sepeda motor Indonesia

Penjualan sepeda motor di Indonesia mengalami pertumbuhan tipis di tahun 2019 dari tahun sebelumnya. Kendati demikian kisaran angka penjualannya berada di 6,5 juta unit. Masuknya Moladin ke segmen motor bekas juga menjadi langkah strategis untuk meningkatkan jangkauan pengguna, di mana masih banyak masyarakat yang memilih membeli mobil bekas karena di rasa lebih terjangkau.

Jovin menjelaskan, dengan penjualan lebih dari 6 juta unit per tahunnya Indonesia merupakan pasar yang besar untuk sepeda motor. Hanya saja digitalisasi di industri ini dirasa masih dalam tahap awal dan masih banyak yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pengalaman pengguna dalam membeli sepeda motor. Itulah menjadi salah satu alasan mengapa Moladin mencoba memperkuat produk dan teknologi yang mereka miliki saat ini.

Jovin dan tim menatap tahun 2020 dengan optimis. Dengan apa yang mereka dapatkan di tahun 2019 dan dukungan investor di awal tahun ini, Moladin ditargetkan untuk menumbuhkan 3 hingga 4 kali GMV dibandingkan tahun sebelumnya. Ekspansi ke kota-kota besar di seluruh Indonesia dan optimalisasi operasi menuju profit adalah dua dari serangkaian rencana besar perusahaan tahun ini.

Application Information Will Show Up Here

Online Motorcycle Platform Moladin Receives 17 Billion Rupiah New Funding

Online platform that offers anything about motorcycle, Moladin, announces a fresh capital injection of $1.2 million or around Rp17.1 billion from East Ventures, Berjaya Group, and Ethos Partners.

The service is currently available in Jabodetabek, Banten, Bandung, Yogyakarta, Solo, and Semarang. The fresh money will be used to expand their reach across Indonesia.

Moladin is a specified online platform for motorcycle stuff. Not only for purchasing, Moladin also provides apparel, spare parts, and information of dealer and forum related to motorcycles.

Founded in November 2017 by Jovin Hoon and Mario Tanamas, the company has already partnered with over 40 dealers with some popular leasing company in Indonesia. Moladin claims to have increased sales by 20-30% per month with more than $1 million in total transaction.

moladin

Jovin Hoon, Moladin’s Co-Founder, explained the conventional purchase was complicated and takes a lot of time. Consumers should pay more than a visit to the dealer to get the one and buy it. Payment was also a thing, it took forever to register the plate. It is why Moladin claims to get a warm welcome as an online platform.

“Our rapid growth shows strong validation of what we’re making. We’re very enthusiastic about the journey ahead to develop Moladin even more,” Hoon explained.

Willson Cuaca, East Ventures’ Managing Partner, said on what Moladin did is to facilitate motorcycle purchases by partnering with dealer and investors. Potential customers shouldn’t take a long route and wait forever to buy a motorcycle.

“We saw how Moladin sales volume in May 2018 has multiple three times since early January. It shows the increase in customer’s trust to buy motorcycle via Moladin. There’s a lot of space to develop in the motorcycle industry. We believe their business model will dominate the market as many customers feel comfortable to buy motorcycle digitally,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Platform Sepeda Motor Online Moladin Peroleh Suntikan Dana 17 Miliar Rupiah

Platform online yang bergerak di sektor sepeda motor Moladin mengumumkan telah mendapat suntikan dana segar sebesar $1,2 juta atau sekitar Rp17,1 miliar dari East Ventures, Berjaya Group, dan Ethos Partners.

Saat ini layanan pembelian motor Moladin baru bisa dinikmati mereka yang tinggal di area Jabodetabek, Banten, Bandung, Yogyakarta, Solo dan Semarang. Dana segar yang didapat rencananya akan digunakan melebarkan cakupan wilayah ke daerah lain di Indonesia.

Moladin merupakan sebuah platform online yang khusus menangani serba-serbi sepeda motor. Tidak hanya melayani pembelian sepeda motor, Moladin juga melayani pembelian apparel, spare part, informasi mengenai bengkel, dan forum yang membahas mengenai sepeda motor.

Diluncurkan sejak November 2017, Moladin yang didirikan oleh Jovin Hoon dan Mario Tanamas sudah bermitra dengan lebih dari 40 dealer dan beberapa perusahaan leasing besar di Indonesia. Moladin mengklaim mengalami pertumbuhan penjualan 20-30% per bulannya dengan total nilai transaksi lebih dari $1 juta.

Co-Founder Moladin Jovin Hoon menjelaskan, sebelum adanya Moladin pembelian sepeda motor secara konvensional membutuhkan waktu dan cukup rumit. Rata-rata konsumen harus membuat dua sampai tiga kali kunjungan ke dealer untuk mendapatkan motor yang diinginkan sebelum memutuskan untuk membeli.  Belum lagi transaksi pembayaran, registrasi nomor plat yang memakan waktu. Itulah mengapa Moladin sebagai platform online diklaim disambut baik masyarakat.

“Pertumbuhan kami yang cepat menunjukkan validasi yang kuat atas apa yang kami sedang bangun. Kami sangat bersemangat dengan perjalanan kami ke depan untuk terus mengembangan Moladin,” lanjut Jovin.

Managing Parter East Ventures Willson Cuaca mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan Moladin adalah melancarkan proses pembelian sepeda motor dengan beerja sama dengan jaringan dealer dan pemodal. Pembeli potensial tidak harus menempuh jarak dan menunggu lama untuk membeli sepda motor.

“Kami melihat bagaimana volume penjualan Moladin pada Mei 2018 telah meningkat tiga kali lipat sejak awal Januari. Ini menunjukkan kepercayaan pelanggan yang terus meningkat dalam membeli sepeda motor melalui Moladin. Masih banyak ruang untuk bertumbuh di industri sepeda motor. Kami percaya bahwa model bisnis mereka akan mendominasi pasar dengan semakin banyaknya orang yang merasa nyaman untuk membeli sepeda motor secara digital,” imbuh Willson.

Application Information Will Show Up Here