Bukalapak, Lazada, dan Alibaba Berikan Klarifikasi, Tidak Ada Rencana “Merger”

Minggu lalu beredar rumor, tentang rencana penggabungan bisnis (merger) antara Bukalapak dan Lazada. Dikatakan bahwa investornya, yakni Alibaba, turut mendorong aksi perusahaan tersebut.

Menanggapi kabar tersebut, juru bicara dari Bukalapak menyampaikan bahwa informasi tersebut tidak benar. Bahkan di internal perusahaan sama sekali belum ada pembicaraan yang mengarah ke sana.

Pun demikian dari sisi Lazada dan Alibaba, pihaknya mengatakan bahwa tidak ada rencana penggabungan dan memastikan rumor tersebut tidak benar.

Sebelumnya awal bulan lalu Bukalapak baru saja mengumumkan pendanaan seri F, membawa valuasi perusahaan di angka 35 triliun Rupiah. Shinhan GIB dan Emtek terlibat dalam putaran pendanaan tersebut.

Perusahaan turut menyampaikan, saat ini layanan mereka telah digunakan lebih dari 70 juta pengguna. Di dalamnya ada lebih dari 4 juta pelapak dan 2 juta mitra warung/agen dari berbagai wilayah di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

iPrice: Pemain E-Commerce Niche Berbenah, Alami Pertumbuhan Pengguna

iPrice kembali mengeluarkan rangkuman mengenai peta persaingan e-commerce di Asia Tenggara. Para pemain besar seperti Shopee, Lazada, Tokopedia, dan Bukalapak masih mendominasi trafik, jumlah unduhan, dan pengguna aktif bulanan di daerah Asia Tenggara. Yang cukup menarik melihat pertumbuhan Sorabel, Zilingo, Bhinneka, dan Blanja.

Zilingo dan Sorabel di kuartal kedua 2019 masuk peringkat 10 besar pengguna aktif bulanan di Indonesia, masing-masing menempati posisi sembilan dan sepuluh. Untuk jumlah unduhan, Zilingo dan Sorabel kembali berurutan dalam sepuluh besar. Masing-masing menempati posisi kelima dan keenam. Mengungguli jumlah unduhan Blibli, JD.id, dan Zalora.

Selepas mendapatkan pendanaan Seri D senilai 3 triliun Rupiah, Zilingo gencar menjalankan beberapa starategi untuk menggenjot pertumbuhan. Salah satunya fokus pada segmen B2B melalui ZAM (Zilingo Asia Mall).

Sementara itu Sorabel (dulu Sale Stock) terlihat “aktif” melakukan strategi untuk mendongkrak pertumbuhan, terlibih setelah pendanaan yang didapat. Sorabel juga mulai bereksperimen untuk ekspansi ke regional Asia Tenggara.

Monthly active

Rangkuman iPrice kali ini juga mengungkapkan beberapa data-data menarik, seperti rata-rata kunjungan web bulanan Bhinneka mengalami lonjakan 123% jika dibanding dengan kuartal sebelumnya.

Pertumbuhan kunjungan web juga didapatkan Blanja. Platform e-commerce “plat merah” ini total kunjungan di kuartal tahun ini atau meningkat 71% dari kuartal sebelumnya. Di periode ini juga pertama kalinya Blanja masuk 10 besar kunjungan terbanyak di Indonesia setelah terakhir kali masuk pemeringkatan yang sama pada kuartal keempat 2017.

[Panduan Pemula] Cara Isi Ulang Pulsa Prabayar dan Paket Data di Lazada

Melanjutkan seri tutorial Lazada yang sempat terhenti, kali ini kita akan membahas bagaimana cara mengisi ulang pulsa prabayar dan paket data di aplikasi Lazada. Meskipun tidak secara agresif menawarkan layanan ini, Lazada bisa jadi salah satu alternatif jika ecommerce lain mengalami kendala.

Kita akan bagi dua tutorial ini, di mana satu menggunakan smartphone dan satu lagi menggunakan desktop.

Cara Beli Pulsa di Lazada dengan Smartphone

  • Jalankan aplikasi Lazada di smartphone Anda.
  • Di laman utama, tap menu Pulsa & eVoucher.

Screenshot_20190813-082328_Lazada

  • Di halaman berikutnya, isikan nomor ponsel Anda kemudian pilih jenis voucher yang ingin dibeli, apakah pulsa, paket data atau roaming. Setelah dipilih jenis dan nominal, sekarang tap Beli pulsa/data sekarang.

Screenshot_20190813-082346_Lazada

  • Informasi lebih lengkap kemudian akan ditampilkan di laman berikutnya. Cek, dan gunakan kode promo jika ada. Selanjutnya, tap tombol Buat Pesanan.

Screenshot_20190813-082407_Lazada

  • Terakhir, pilih cara pembayaran yang paling mudah menurut Anda.

Screenshot_20190813-082415_Lazada

  • Setelah pembayaran dilakukan, paket data atau pulsa akan terisi secara otomatis.

Cara Beli Pulsa di Lazada via PC

Sekarang, kita coba beli pulsa ponsel dari PC.

  • Langkah awal hampir sama, bedanya kita mulai dari browser. Kemudian masukkan alamat Lazada.com dan tap menu Pulsa & eVoucher. Oya, sebelum itu jika belum login silahkan login dulu, atau jika belum punya akun silahkan daftar dahulu.

cara beli pulsa di lazada desktop_1

  • Di laman berikutnya, klik opsi Pulsa & Data.

cara beli pulsa di lazada desktop_2

  • Masukkan nomor ponsel, pilih operator kemudian pilih paket data, pulsa atau roaming. Terakhir pilih nominalnya.

cara beli pulsa di lazada desktop_3

  • Setelah memilih nominal, klik tombol Top up sekarang.

cara beli pulsa di lazada desktop_4

  • Lanjut ke halaman checkout, cek kembali pesanan Anda dan masukkan kupon diskon jika ada. Lalu terakhir klik tombol Buat Pesanan.

cara beli pulsa di lazada desktop_5

  • Baru sekarang pilih metode pembayaran yang menurut Anda paling mudah.

cara beli pulsa di lazada desktop_6

Setelah pembayaran tuntas, baru pulsa atau paket data akan dikirimkan ke nomor ponsel Anda.

Mudah dan ringkas, hampir sama mudahnya dengan pengisian pulsa di Tokopedia, BukaLapak atau bahkan Traveloka.

[Panduan Pemula] Cara Belanja Online di Aplikasi Lazada Android

Belanja online tak terkecuali di Lazada sekarang jauh lebih mudah dengan hadirnya berbagai ecommerce ke dalam platform mobile. Semua ecommerce dalam skema yang berbeda sudah menyediakan aplikasi untuk smartphone, memudahkan konsumen untuk mendapatkan barang idaman cukup dengan sentuhan jari jemari.

Berbelanja di Lazada versi aplikasi Android hanya butuh beberapa langkah sederhana.

  • Install dahulu aplikasi Lazada di smartphone Anda.
  • Kemudian jalankan seperti menjalankan aplikasi lainnya.
  • Daftarkan akun terlebih dahulu, bisa menggunakan akun Gmail atau Facebook.
  • Setelah daftar, sekarang pilih sendiri barang yang ingin dibeli.

Cara Belanja Online di Aplikasi Lazada Android (1)

  • Setelah dipilih, jangan langsung dibeli. Pertama, pastikan dahulu produk tersebut tersedia. Caranya, kirim pesan chat ke penjualnya terlebih dahulu. Nah, ini juga perlu Anda ketahui, bahwa tidak semua produk yang dijual di Lazada dimiliki oleh mereka. Sebagian besar dipasok oleh penjual pihak ketiga.
  • Jadi, kirim pesan dengan menyentuh tombol Chat Seller lalu kirimkan pertanyaan Anda.
  • Setelah mendapatkan respon akan ketersediaan barang, baru tap tombol Beli Sekarang. Atau bisa juga tap tombol Tambah ke Troli apabila Anda ingin belanja produk lainnya.

Cara Belanja Online di Aplikasi Lazada Android (2)

  • Pilih warna dan ukuran dan tap lagi tombol Beli Sekarang.

Cara Belanja Online di Aplikasi Lazada Android (3)

  • Sampai di sini, tap tombol + Alamat untuk menambahkan alamat pengiriman Anda. Biasanya ini hanya untuk konsumen baru. Jika sudah pernah belanja, Anda hanya akan melihat opsi untuk mengganti alamat jika Anda pindah rumah atau ingin mengirimkan barang ke orang lain.

Cara Belanja Online di Aplikasi Lazada Android (4)

  • Selanjutnya tap Tambah alamat baru.

Cara Belanja Online di Aplikasi Lazada Android (5)

  • Isi informasi alamat yang lengkap dan benar. Tandai, apakah ini alamat kantor atau rumah, kemudian tap Simpan.

Cara Belanja Online di Aplikasi Lazada Android (6)

  • Langkah berikutnya, setelah alamat ditambahkan tap tombol Buat Pesanan.
  • Sampailah ke laman pembayaran, pilih metode yang menurut Anda paling mudah.

Cara Belanja Online di Aplikasi Lazada Android (8)

  • Jika memilih opsi transfer, pilih juga bank apa yang akan dipakai. Terakhir tap Konfirmasi Pesanan.

Cara Belanja Online di Aplikasi Lazada Android (9)

  • Setelah itu, langkah terakhir tentu melakukan pembayaran sesuai nominal yang tertera di aplikasi. Pasca pembayaran, Anda tidak perlu melakukan konfirmasi karena sistem Lazada akan melakukannya secara otomatis. Tetapi jika dalam 24 jam setelah pembayaran tidak ada konfirmasi ke email, ada baiknya menghubungi layanan pelanggan Lazada untuk memastikan transaksi telah diproses.

Survei Alvara: Gojek Unggul di Tiga Layanan Digital Menurut Milenial Indonesia

Lembaga riset Alvara Research Center menyebut Gojek, beserta dua layanannya Go-Food dan Go-Pay, sebagai pemimpin untuk tiga layanan digital menurut kalangan milenial Indonesia. Traveloka dan Lazada menjadi aplikasi yang unggul di kategori lain, yakni pemesanan tiket dan hotel, dan belanja online.

Alvara mendefinisikan aplikasi e-commerce sebagai produk dan jasa yang dijual dalam bentuk digital, sehingga layanan on-demand dan OTA dimasukkan dalam survei yang bertajuk dalam judul penelitian “Perilaku dan Preferensi Konsumen Milenial Indonesia terhadap Aplikasi E-Commerce 2019.”

CEO dan Founder Alvara Research Hassanudin Ali menerangkan Gojek memimpin tiga kategori lantaran ekosistemnya mencakup banyak layanan dan saling terintegrasi.

“Kalau pesaingnya [Grab], menggunakan provider lain [untuk layanan pendukung]. Gojek juga diuntungkan karena first mover advantage. Setiap pionir pasti dapat manfaat dari sisi pengguna,” terangnya, Selasa (9/7).

Sebagai aplikasi transportasi, 70,4% responden menyebut Gojek lebih banyak dipakai. Alasannya karena mudah digunakan, lebih cepat, dan termurah. Sementara Grab diasosiasikan dengan aplikasi termurah, promo banyak, dan mudah digunakan.

Gojek juga unggul untuk layanan pesan-antar makanan. Sebanyak 71,7% responden menggunakan Go-Food karena aspek kualitas layanan dan banyak pilihan menu. Sedangkan GrabFood lebih diasosiasikan dengan harga dan promo murah.

Layanan pembayaran Go-Pay paling banyak dipakai oleh milenial sebanyak 67,9% responden. Mereka menggunakan Go-Pay karena masuk dalam ekosistem Gojek, banyak promo, dan aman.

Untuk kategori aplikasi belanja online, Lazada (47,9%) jadi brand yang paling dikenal oleh responden. Disusul Shopee (32,2%), Tokopedia (15,4%), Bukalapak (14,4%), OLX, dan Blibli.

Terakhir, untuk aplikasi pemesanan tiket dan hotel, 79% responden memilih Traveloka karena menawarkan banyak promo, banyak promo, dan mudah digunakan. Disusul, Tiket.com dan KAI Access sebagai layanan yang dipilih responden karena aplikasinya mudah digunakan.

Ketua Bidang Ekonomi Digital dari idEA Bima Laga menuturkan hasil survei ini menggambarkan sebagian masyarakat Indonesia. Namun dari sini bisa terlihat bahwa Indonesia sudah terbentuk segmentasi pasarnya sehingga bisa menjadi parameter dalam menentukan strategi bisnis perusahaan.

Survei ini dilakukan kurang lebih selama 2,5 bulan, dari April sampai pertengahan Juni 2019, melalui survei tatap muka. Metode yang dipakai adalah cluster random sampling, analisa data dan penulisan laporan.

Total responden mencapai 1.204 orang dari Jabodetabek, Bali, Padang, Yogyakarta, dan Manado. Margin of error penelitian berada di kisaran 2,89%.

“Parameter yang kami ukur adalah brand awareness, perilaku dan kebiasaan konsumen, serta tingkat kepuasan pelanggan,” katanya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan dan perilaku konsumen milenial dalam menggunakan aplikasi e-commerce, baik buatan lokal maupun asing.

Agak disayangkan, kesimpulan yang diambil Alvara melalui survei ini dinyatakan terlalu mendikotomi dengan memisahkan layanan digital buatan dalam negeri dan luar negeri. Memang pada kenyataannya, seluruh perusahaan ini lahir di Indonesia, namun dari segi kepemilikan sahamnya tidak berkata demikian.

Survei lainnya

Dari perspektif hasil survei yang lain, misalnya dari iPrice Group, mengungkapkan secara umum Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee menjadi aplikasi e-commerce paling banyak dikunjungi orang Indonesia hingga kuartal pertama 2019. Lazada, Blibli, dan JD.id menyusul secara berurut di posisi berikutnya.

iPrice menyebut Tokopedia dikunjungi oleh 137,2 juta MAU, sementara Bukalapak memiliki 115,25 juta MAU, dan Shopee 74,99 juta MAU. Temuan ini cukup kontras dengan hasil dari Alvara, tapi cukup wajar karena profil responden yang diambil Alvara lebih spesifik ke kalangan milenial.

DailySocial pun juga pernah menerbitkan hasil survei mengenai e-commerce di tahun lalu. Di situ disebutkan, Shopee (33,63%) menjadi aplikasi yang paling banyak digunakan, disusul Tokopedia (28,18%), Lazada (14,3%), dan Bukalapak (17,5%).

Kendati banyak digunakan, tidak bisa diterjemahkan sebagai aplikasi dengan revenue tertinggi. Menurut App Annie, Tokopedia dinobatkan sebagai aplikasi paling banyak dipakai oleh pengguna, sementara Shopee adalah aplikasi yang paling banyak diunduh.

Dari sisi aplikasi pembayaran digital, Go-Pay mendominasi dengan 79,39%. Kemudian disusul Ovo (58,42%), T-Cash (kini LinkAja) 55,52%, dan Dana (34,18%).

Fokus Alibaba Cloud Hadirkan Teknologi Baru dan Berinvestasi di Asia

Sebagai salah satu penyedia layanan komputasi awan terbesar di Asia, Alibaba Cloud menegaskan komitmennya untuk fokus pada pasar Asia. Berdiri pada tahun 2019, Alibaba Cloud kini telah mendirikan data center di 14 region di Asia Pasifik, termasuk di dalamnya dua data center di Indonesia. Komitmen Alibaba Cloud yang diusung dengan tagline “In Asia For Asia” ditegaskan oleh President Alibaba Cloud Intelligence International Selina Yuan saat acara Alibaba Cloud Summit di Singapura akhir bulan Mei 2019 lalu.

Selain ingin berinvestasi lebih banyak di Aisa, Alibaba Cloud juga berharap bisa memperluas kolaborasi dengan mitra hingga menambah jumlah pelanggan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meluncurkan kampanye dukungan layanan yang lebih baik, yang didesain untuk UKM. Keuntungan utama dari layanan dan dukungan yang lebih baik ini meliputi konsultasi pra penjualan langsung dan personal, 24/7 layanan teknis, tambahan layanan teknis secara gratis dan bantuan purna jual yang lebih cepat.

“Sebagai penyedia teknologi awan publik terbesar di Asia Pasifik, Alibaba Cloud kini mempercepat transformasi digital di kawasan ini dengan membangun infrastruktur komputasi awan kelas dunia dan berada di baris terdepan dalam pengembangan data intelijen. Kami berkomitmen penuh untuk memberikan kawasan Asia Pasifik ini layanan komputasi awan yang akan mendorong ekosistem teknologi yang terintegrasi dan berkelas dunia,” kata Selina.

Mendukung layanan e-commerce dan ritel

Salah satu prestasi yang diklaim perusahaan ialah mampu mendongkrak penjualan layanan e-commerce, di antaranya direalisasikan dalam kegiatan 11.11 dan 12.12 Shopping Festival. Dalam hal ini Alibaba Cloud mendukung 1,3 miliar kunjungan yang berpengaruh kepada penjualan. Dengan mengedepankan teknologi artificial intelligence (AI) pihaknya mengklaim mampu mendukung 350 juta percakapan, 1 miliar terjemahan bahasa dan 45,3 miliar rekomendasi produk dalam waktu 24 jam saat shopping festival berlangsung di November 2018 lalu.

Alibaba Cloud secara khusus menyediakan komputasi awan dan data intelijen mulai dari layanan e-commerce, logistik, pembayaran hingga hiburan dan perjalanan wisata untuk semua unit bisnis memanfaatkan ekosistem yang tersedia di Alibaba.

Teknologi dan inovasi lainnya yang juga dihadirkan oleh Alibaba Cloud adalah konsep Shoppertainment yang sebelumnya telah diaplikasikan oleh Lazada Indonesia, dengan memadukan hiburan yang ditayangkan secara LIVE melalui televisi. Lazada mengembangkan konsep Shoppertaiment yang menggabungkan shopping dan hiburan secara bersamaan melalui kemampuan live streaming di dalam aplikasi (in-app). Konsep ini sudah dipakai Alibaba melalui Tmall saat acara Single’s Day di 2016 dan Taobao.

Selain Shoppertainment, Lazada juga telah meluncurkan fitur Image Search hingga personalisasi untuk pengguna yang semua teknologinya dilakukan secara real-time. Konsepnya serupa dengan skenario “matchmaking” dalam waktu singkat, Lazada bisa memberikan rekomendasi produk berdasarkan pilihan dari pengguna. Untuk fitur Image Search sendiri sengaja dihadirkan oleh Lazada, setelah melakukan survei. Dari hasil tersebut terungkap, saat ini mulai banyak pengguna yang mencari rekomendasi berdasarkan gambar atau foto dibandingkan harus mengetik keyword melalui aplikasi.

Meluncurkan 10 produk dan fitur baru

Salah satu fitur baru Alibaba Cloud SaaS Accelerator / DailySocial
Salah satu fitur baru Alibaba Cloud SaaS Accelerator / DailySocial

Untuk memberikan kemudahan kepada klien, Alibaba Cloud meluncurkan lebih dari 10 produk dan fitur baru pada Alibaba Cloud Summit di Singapura. Produk dan fitur terbaru ini sebelumnya telah tersedia di Tiongkok dan untuk pertama kalinya dapat diakses para pebisnis di Asia Pasifik yang ingin menerapkan strategi “All in Cloud”. Meskipun sudah tersedia di semua negara, namun secara khusus pihak Alibaba Cloud menegaskan, fitur baru tersebut hanya akan diimplementasikan, jika klien atau pengguna membutuhkannya. Secara bertahap, semua fitur tersebut bakal tersedia di semua wilayah di Asia, termasuk tentunya Indonesia.

Beberapa fitur baru tersebut di antaranya adalah, PolarDB, Alibaba Log Service (SLS),Dukungan “Bring Your Own Key” (BYOK), Software Smart Access Gateway (SAG), Container Registry (ACR) Enterprise Edition, Container Service for Kubernetes (ACK) dan SaaS Accelerator. Untuk SaaS Accelerator merupakan program akselerator baru yang menghubungkan para mitra teknologi dengan ekosistem Alibaba.

Konsepnya adalah sebuah platform yang memungkinkan para mitra teknologi dapat dengan mudah membangun dan meluncurkan aplikasi SaaS dan meningkatkan cara bagaimana mengoperasikan bisnis dan teknologi yang sudah teruji di Alibaba.

Akselerator ini juga membantu penyedia SaaS untuk secara cepat menyebarkan dan menguji aplikasi mereka pada awan, memperpendek implementasi lifecycle, dan mengakselerasi time-to-market. Teknologi ini juga memungkinkan mitra ekosistem seperti perusahaan e-commerce, penginapan, dan industri perjalanan, untuk secara cepat menjangkau pelanggan mereka dalam platform Alibaba. Teknologi ini juga menegaskan tiga pusat ekosistem SaaS pusat komersial, pusat kapabilitas, dan pusat teknologi.

“Alibaba Cloud tidak hanya menyediakan infrastruktur yang menjadi tulang punggung keseluruhan perekonomian Alibaba dari e-commerce, pembayaran, logistik dan manajemen rantai pasokan adalah misi kami untuk memastikan inklusivitas, sehingga teknologi komputasi awan kami bisa diakses oleh perusahaan dari berbagai skala,” kata Selina.

Introducing Innovations for Lazada O2O in “LazMall Brand Future Forum”

Lazada is entering its 7th year. In the series of events, the main theme is “Lazada Brand Future Forum”. Lazada announces some innovations for LazMall, the O2O (Online to Offline) concept, and pointed out on its vision and mission in Southeast Asia market.

In 2019, Lazada offers some solutions summarized on “Super Solutions”. It’s to solve the three challenges most brands and sellers are having, such as branding, marketing, and sales. Super Solutions was developed for all LazMall’s sellers and brands, not based on the size of its business, therefore, they can compete together in the tight e-commerce market. All is accessible within LazMall feature launched by last year.

“There is no sellers too small to dream and there’s no brand too big to be Super eBusiness. That is why we’re very proud to launch SuperSolutions which helps brands and sellers to have fast mobility to digitize business and acquire customers better,” Lazada Group’s CEO, Pierre Poignant.

The Super Solutions offered by Lazada includes the latest features, such as Store Builder that allows brands and sellers to create pages/windows based on each brand identity. The simple-looking yet important feature to highlight the brand identity in its role to keep users loyalty.

Lazada also introduces Seller Pick that allows brands and sellers to choose their own preferences to be promoted to users, and Golden Slot, a feature that allows LazMall or its products appeared as the top results. In addition, Lazada is to use Alibaba’s technology to provide game, news feed, and in-app live streaming that is expected to increase consumer’s engagement.

inovasi

“Supported by Alibaba’s technology and logistics infrastructure, Lazada has launched the leading technology innovations for the past year, such as image search feature, games that involved consumers, and in-app live streaming as the only Shoppertainment platform, where customers can watch, shop, and play,” Poignant said.

Furthermore, Lazada also introduces LazMall Guarantee, to build experience and trust for brands. There’s also LazMall Self Sign-Up that allows all brands to register and offer their products in LazMall. It is to give opportunity for SMEs to compete globally.

“Since LazMall was launched in 2018, we’ve seen the rapid growth on our main brand partners. We want to extend the function of LazMall to more brands and sellers to improve their e-commerce. We want to train and develop them to grow along and become the successful and sustainable eBusiness,” Lazada Group’s President, Jing Yin said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Sejumlah Inovasi untuk O2O Lazada Diperkenalkan di “LazMall Brand Future Forum”

Tahun ini Lazada genap berusia 7 tahun. Dalam rangkaian perayaan ulang tahunnya, mereka menggelar acara bertajuk “Lazada Brand Future Forum”. Dalam acara tersebut pihak Lazada mengumumkan beberapa terobosan baru untuk LazMall, konsep O2O (Online to Offline) mereka, berserta kembali menegaskan visi dan misinya di pasar Asia Tenggara.

Di tahun 2019 ini Lazada menawarkan sejumlah solusi yang terangkum dalam “Super Solutions”. Tujuannya untuk mengatasi tiga tantangan yang kerap dihadapi oleh brand dan seller yakni branding, pemasaran, dan penjualan. Super Solutions ini sengaja dikembangkan untuk seluruh brand dan seller LazMall, tidak memandang besar kecilnya usaha yang digeluti sehingga mereka bisa sama-sama bersaing di persaingan di pasar e-commerce yang semakin ketat. Semuanya bisa dijumpai dalam fitur LazMall yang diluncurkan Lazada tahun lalu.

“Tidak ada seller yang terlalu kecil untuk bercita-cita dan tidak ada brand yang terlalu besar untuk menjadi Super eBusiness. Itulah sebabnya kai sangat senang dapat meluncurkan Super Solutions yang membantu brand dan seller kami menjadi lebih gesit dalam mendigitalkan bisnis mereka dan menjangkau pelanggan dengan lebih baik,” ujar CEO Lazada Group Pierre Poignant.

Super Solutions yang ditawarkan Lazada meliputi fitur-fitur baru seperti Store Builder yang memungkinkan brand dan seller membuat halaman/etalase yang disesuaikan dengan brand identity masing-masing. Fitur yang terlihat sederhana tetapi penting karena mampu menguatkan indentitas brand yang berperan menjaga loyalitas pengguna.

Lazada juga memperkenalkan Seller Pick, yang memungkinkan brand dan seller memiluh sendiri produk apa yang ingin dipromosikan kepada konsumen dan Golden Slot, sebuah fitur yang memungkinkan toko LazMall atau produk di LazMall muncul dalam pencarian teratas. Tak hanya itu Lazada juga akan memanfaatkan teknologi dari Alibaba untuk menghadirkan permainan, news feed, dan in-app live streaming yang diharpkan bisa meningkatkan konsumen engagement.

Presentasi Jing Yin

“Didukung oleh teknologi dan infrastruktur logistik Alibaba, selama setahun terakhir Lazada telah meluncurkan inovasi teknologi terdepan di industri seperti fungsi pencarian gambar, gim-gim yang melibatkan konsumen dan in app live streaming untuk menjadi satu-satunya platform Shoppertainment, di mana pelanggan dapat menonton, berbelanja, dan bermain,” tutur Poignant

Selain itu Lazada juga memperkenalkan LazMall Guarantee, untuk meningkatkan pengalaman dan kepercayaan pembeli terhadap brand. Ada juga LazMall Self Sign-Up yang memungkinkan setiap brand mendaftar dan menawarkan barang mereka di LazMall. Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan bagi segmen usaha kecil menengah untuk berkompetisi secara global.

“Sejak LazMall diluncurkan pada 2018, kami telah melihat pertumbuhan yang luar biasa pada berbagai mitra brand utama kami. Kami ingin memperluas manfaat LazMall bagi lebih banyak lagi brand dan seller untuk mengangkat usaha e-commerce mereka. Kami ingin melatih dan mengembangkan mereka sehingga mereka dapat tumbuh bersama kami dan menjadi eBusinesses yang sukses dan berkelanjutan,” tutur President Lazada GroupJing Yin.

Application Information Will Show Up Here

Rayakan Hari Jadi Ke-7, Lazada Perkenalkan Konsep “Shoppertainment”

Lazada memperkenalkan konsep “shoppertainment” sebagai inovasi teknologi yang bakal dikembangkan tahun ini dalam rangka merayakan hari jadinya yang ke-7. Konsep ini memadukan ritel online dan hiburan melalui kemampuan live streaming di dalam aplikasi (in-app).

Teknologi ini disokong penuh Alibaba, sebagai induk Lazada, dengan harapan dapat menjadikan perusahaan sebagai platform e-commerce terdepan di regional. Konsep ini sudah dipakai Alibaba melalui Tmall saat acara Single’s Day di 2016 dan Taobao.

“Alibaba sangat mendukung kami dengan teknologi mereka untuk menjadikan kami sebagai [platform] e-commerce terdepan di Asia Tenggara. Kami akan lanjutkan inisiasi ini secara rutin sepanjang tahun,” terang Chief Business Officer Lazada Indonesia Pierre Beckers, Senin (18/3).

Dia berharap inovasi teknologi ini dapat menggiring engagement lebih tinggi. Konsumen dapat memberikan komentar, like, kirim emoticon, sama seperti berselancar di media sosial. Sebelumnya konsep shoppertainment pertama kali diuji coba dalam momen Online Revolution di tahun lalu.

Diklaim, meski tanpa data detail, perusahaan mendapat banyak respons yang positif dari konsumen, sehingga memicu perusahaan untuk mengembangkan lebih lanjut.

Perhelatan akbar Lazada yang akan digelar pada akhir Maret ini jadi debut unjuk kebolehan fitur dan teknologi teranyarnya. Indonesia dipilih menjadi tuan rumah untuk perhelatan acara mengingat Indonesia menjadi pangsa pasar terbesar di Asia Tenggara.

Tayangan disiarkan secara langsung dan dapat disaksikan secara bersamaan di lima negara lain tempat Lazada beroperasi, yakni Singapura, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Thailand.

Selain “shoppertainment“, Lazada juga mengembangkan berbagai gamification yang dibalut dengan promo marketing untuk mendorong konsumen betah berlama-lama di aplikasi. Inisiasi ini sudah dilakukan sejak tahun lalu.

Perjalanan Lazada di Indonesia

Lazada tergolong pionir di industri e-commerce Indonesia sejak 2012. Perusahaan ini juga menjadi salah satu pencetus gelaran tahunan Hari Belanja Online Nasional. Pada tahun yang sama, Lazada meluncurkan Lazada Express dan layanan logistik Cash on Delivery.

Setahun berikutnya perusahaan meluncurkan Lazada Marketplace untuk membuka kesempatan para UKM terjun ke bisnis online. Pada 2014, Lazada merilis layanan Fulfillment by Lazada (FBL) untuk mengakomodasi para pelaku usaha dan seller dalam hal logistik dan distribusi.

Tahun 2016 menandai masuknya Alibaba ke Lazada. Sejak saat itu, Alibaba disebut-sebut membawa inovasi dan teknologi e-commerce di Lazada ke level baru.

Di 2017, Lazada menghadirkan Lazada Club dan Lazada University untuk mewadahi komunitas seller untuk berbagi ilmu dan pelatihan gratis. Mereka juga meluncurkan aplikasi khusus seller untuk mempermudah pemasaran produk.

Tahun lalu, Lazada membuka channel online mall LazMall dan LazStar Academy yang merupakan hasil kolaborasi dengan Alibaba Business School.

Kemudian ada pula pencarian produk dengan foto untuk mempermudah pembelian barang. Dari sisi fintech, Lazada merilis e-wallet “Lazada Credit” hasil kolaborasi dengan Dana, sebagai alternatif metode pembayaran. Lazada Credit dapat di-top up dengan dengan maksimum nominal Rp2 juta.

Pihak Lazada enggan membeberkan terkait kinerja perusahaan, entah itu total seller yang bergabung atau jumlah konsumennya. Aplikasi Lazada sendiri secara global telah diunduh lebih dari 100 juta kali.

Application Information Will Show Up Here

Ingin Jadi Pionir Omni Channel, Bhinneka Store Kini Tersedia di LazMall Milik Lazada

Dua pemain e-commerce besar Indonesia, Lazada dan Bhinneka, resmi mengumumkan kolaborasi terbarunya. Bhinneka Official Store kini telah tersedia di LazMall milik Lazada.

Dengan semangat memperkuat ekosistem e-commerce di Tanah Air, Lazada dan Bhinneka berupaya untuk memperluas segmen pasar masing-masing dengan saling silang target penggunanya.

Seperti diketahui, Bhinneka merupakan pemain kuat dalam penjualan online untuk produk gawai, laptop, dan komputer. Sedangkan Lazada adalah salah satu destinasi belanja terbesar di Indonesia.

“Kami berdua punya target pasar berbeda. Dengan kolaborasi ini kami bisa kembangkan target pasar bersama, memperluas segmen di Indonesia,” ungkap CMO Lazada Monika Rudijono di Jakarta.

LazMall menyediakan produk dari berbagai merek kenamaan, baik lokal maupun tradisional. Di toko ini, Bhinneka bakal punya enam kategori produk utama, yakni Teknologi dan Gadget, Lifestyle, Music Store, All About Home, serta Gaming Station dan Sports.

Hingga akhir Februari ini, Bhinneka Official Store akan menghadirkan lebih dari 20.000 produk dari 100 merek.

Sementara itu Chief of Omni Channel Bhinneka Vensia Tjhin menyebutkan, kolaborasi ini diharapkan dapat mendorong penggunanya untuk aktif bertransaksi. “Kami sudah 20 tahun, tapi sampai saat ini di kategori IT, banyak pengguna yang masih sekadar browsing. Mereka masih reluctant untuk belanja,” ucapnya.

Selain itu, kolaborasi ini adalah strateginya untuk menjadi pionir omni channel di Indonesia. Ia mengungkap pihaknya bakal merangkul lebih banyak platform e-commerce besar di Indonesia.

Omni channel sendiri diprediksi menjadi masa depan e-commerce dan ritel karena memiliki banyak kanal penjualan yang terintegrasi.

“Strategi kami adalah bagaimana menjangkau seluas-luasnya untuk menikmati belanja online. Makanya, kami akan berkolaborasi dengan e-commerce lain. Hampir semua e-commerce bakal kami gandeng, dan semuanya marketplace,” tutur Vensia.

Saat ini Bhinneka memiliki delapan toko offline yang tersebar di Jakarta dan Surabaya. Layanannya telah memiliki 1,6 juta pengguna, 23 kategori produk, 180 ribu pengunjung harian, dan 150 ribu SKU.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here