IDN Media Resmi Umumkan Akuisisinya Terhadap Saweria

Fokus bisnis IDN Media untuk menyasar konten kreator dan influencer kembali ditegaskan  dengan melakukan akuisisi kepada platform livestreaming monetization Saweria.

Co-Founder & CEO IDN Media Winston Utomo mengungkapkan, proses pengenalan kepada tim Saweria hingga akhirnya akuisisi dilakukan sejak 6 bulan lalu. Akuisisi ini dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat ekosistem IDN Media di bidang livestreaming, sekaligus mendukung perkembangan ekonomi kreator di Indonesia.

“Kami melihat adanya visi antara Saweria dan IDN Media yang sejalan. Jadi kita memutuskan untuk bertumbuh bersama,” kata Winston.

Sejak meluncurkan IDN Creator Network, IDN Media mulai menyasar kreator ekonomi dan ekosistemnya. IDN Creator Network menjadi sebuah agensi pemasaran yang bertujuan untuk menghubungkan kreator dan brand agar bisa menjalankan kampanye secara lebih efektif. Banyaknya permintaan mengenai pemasaran dengan teknik storytelling menjadi ide awal peluncuran platform tersebut, untuk memaksimalkan strategi dan penyampaian brand message dengan cara yang tepat.

Sinergi antara IDN Media dan Saweria nantinya diharapkan dapat mengembangkan potensi ekonomi kreator di Indonesia menjadi lebih luas lagi, utamanya untuk memperkuat prioritas IDN Media di industri livestreaming. Selain meningkatkan pertumbuhan pengguna, sinergi ini pun diharapkan dapat secara signifikan mendukung teknologi terkini yang ada di IDN Media serta mempererat kerja sama antar tim dalam berkolaborasi ke depannya.

“Dengan bergabungnya Saweria di IDN Media, kami berkomitmen untuk terus memperkuat industri livestreaming di Indonesia dengan cara mendorong konten kreator berkarya, sekaligus memiliki penghasilan dari karyanya dengan platform livestreaming monetization Saweria,” imbuh Winston.

Secara operasional, tim Saweria akan tetap berjalan seperti biasa. Pengalaman para livestreamer dalam menggunakan platform Saweria pun akan tetap sama. Prioritas utama dari Saweria dan IDN Media adalah memastikan kepuasan dari livestreamers dan pengguna Saweria.

Selama hampir 10 tahun berkarya, IDN Media kini memiliki beragam lini bisnis di bawah naungannya yang bergerak di bidang digital media, livestreaming, ekonomi kreator, komersial dan juga hiburan. Perusahaan saat ini telah memiliki pengguna dari kalangan generasi muda dengan lebih dari 80 juta Monthly Active Users.

Application Information Will Show Up Here

Facebook Gaming Jalin Kontrak Kerja Sama Eksklusif dengan Neymar

Menjalin kontrak kerja sama eksklusif dengan streamer kenamaan merupakan salah satu cara bagi platform livestreaming untuk meningkatkan pangsa pasarnya. Platform seperti Twitch atau YouTube tidak segan membayar mahal demi ‘mengamankan’ jutaan follower yang dimiliki streamer-streamer populer. Yang terbaru, giliran Facebook Gaming yang mengambil langkah serupa, akan tetapi sosok yang digandeng mungkin jauh dari ekspektasi Anda.

Adalah Neymar, bintang sepak bola asal Brasil, yang baru-baru ini bergabung dengan Facebook Gaming untuk menyiarkan konten-konten gaming-nya secara eksklusif di platform tersebut. Ya, striker Paris Saint-Germain dengan nilai transfer termahal itu rupanya juga hobi bermain game selagi livestreaming.

Nilai kontraknya tidak disebutkan berapa, tapi yang pasti Neymar bakal menyiarkan sesi gaming-nya di Facebook selama beberapa kali setiap bulannya. Lalu setiap sebulan sekali, ia juga akan berkolaborasi dengan kreator yang berbeda-beda. Livestream resmi perdananya dijadwalkan berlangsung pada 18 Desember 2021 pukul 02.00 WIB di laman Facebook Neymar..

“Saya sangat senang bermitra dengan Facebook Gaming untuk livestream saya!” ucap Neymar dalam blog Facebook. “Dunia gaming selalu menjadi salah satu passion terbesar saya setelah sepak bola, dan saya tidak sabar untuk nongkrong dan bersenang-senang dengan siapapun yang memiliki passion yang sama,” imbuhnya.

Yang mungkin jadi pertanyaan adalah, game apa yang kerap dimainkan oleh Neymar? Menurut Variety, Neymar sebelumnya sempat beberapa kali streaming CS:GO dan Call of Duty di Twitch. Bagaimana dengan FIFA 22? Entahlah, lagipula saya ragu skill bermain FIFA-nya bisa lebih jago daripada skill sepak bolanya yang sebenarnya. Kemungkinan malah Fortnite yang jadi salah satunya, apalagi mengingat Neymar sempat nongol di game tersebut pada bulan April lalu.

Kalau Anda masih heran kenapa Neymar, Anda mungkin belum benar-benar menyadari seberapa populer orang ini di media sosial. Di Facebook, Neymar punya sekitar 88 juta pengikut, sementara di Instagram, jumlah follower-nya malah mencapai angka 166 juta. Memang tidak semua dari total 254 juta orang itu tertarik dengan hobi gaming Neymar, tapi Facebook tentu tidak mau melewatkan kesempatannya. Di Twitch, Neymar tercatat memiliki 1,8 juta follower meski livestream terakhirnya berlangsung sekitar tujuh bulan lalu.

Sumber: Variety.

Pengguna Streamlabs OBS Kini Dapat Menarik Tip Bulanan dari Para Penontonnya

Streamlabs, anak perusahaan Logitech yang berfokus di bidang pengembangan tool untuk livestreaming, memperkenalkan tool baru bernama Streamlabs Creator Subscription. Sesuai namanya, tool ini dirancang supaya penonton dapat memberikan tip secara berulang (bulanan) kepada kreator-kreator favoritnya.

Tool ini akan sepenuhnya terintegrasi pada software Streamlabs OBS, dan kreator bebas mengaktifkan atau menonaktifkannya sesuai keinginan. Kreator juga dibebaskan untuk menentukan nominal tip bulanannya — atau bisa juga kita sebut dengan istilah tarif subscription. Alternatifnya, kreator juga bisa mempersilakan penonton menentukan sendiri jumlah uang yang ingin mereka donasikan setiap bulannya.

Istimewanya, Streamlabs sama sekali tidak akan mengambil untung dari sini. Uang yang terkumpul dari para penonton akan sepenuhnya masuk ke kantong masing-masing kreator. Satu-satunya potongan hanyalah biaya pemrosesan PayPal selaku platform pembayaran yang didukung.

Lalu dari mana Streamlabs mendapatkan pemasukan? Well, mereka selama ini sudah punya layanan subscription bernama Streamlabs Prime yang menawarkan sejumlah fitur menarik buat kalangan livestreamer.

Juga sangat menarik adalah fakta bahwa tool ini bisa dipakai oleh siapapun yang sudah memiliki tip page di Streamlabs. Artinya, kreator tidak diwajibkan memenuhi syarat-syarat tertentu (semisal jumlah minimum viewer atau durasi minimum livestream selama 30 hari terakhir) untuk bisa menerima tip secara berulang menggunakan tool ini.

Sebagai perbandingan, kreator yang menerapkan subscription di Twitch hanya menerima 50% dari total pemasukan, dan mereka juga harus terdaftar sebagai Twitch Partner terlebih dulu, yang syarat-syaratnya tidak bisa dibilang mudah. Singkat cerita, tidak ada ruginya bagi para kreator untuk memanfaatkan tool Streamlabs Creator Subscription ini sebagai sumber pemasukan tambahan.

Ke depannya, Streamlabs berencana menambahkan sejumlah fitur untuk memotivasi sekaligus memberikan insentif ekstra kepada para penonton. Dua di antaranya adalah fitur leaderboard dan badge. Leaderboard akan menampilkan deretan penonton dengan jumlah tip terbesar di tip page milik masing-masing streamer, dan penonton bakal kebagian badge baru setiap bulannya selama tip bulanan mereka terus berjalan.

Sumber: The Verge dan Streamlabs.

Penonton Esports Akan Mencapai 474 Juta Orang di 2021

Pandemi virus corona pada 2020 memberi dampak positif dan negatif pada industri esports. Di satu sisi, jumlah penonton konten esports bertambah dan esports menjadi lebih dikenal oleh masyarakat luas. Pasalnya, banyak kompetisi olahraga tradisional yang diganti dengan turnamen esports, mulai dari sepak bola sampai balapan. Di sisi lain, pandemi membuat turnamen esports tidak bisa diselenggarakan secara offline. Hal ini berdampak pada beberapa sumber pemasukan pelaku esports, seperti penjualan tiket pertandingan langsung serta penjualan merchandise.

Belum lama ini, Newzoo kembali merilis laporan terbaru terkait keadaan industri esports. Di laporan itu, Newzoo membahas tentang prediksi pemasukan industri esports untuk tahun ini. Selain itu, mereka juga membahas tentang industri game streaming, yang masih punya kaitan erat dengan dunia esports. Berikut ulasannya.

 

Pemasukan Industri Esports

Pemasukan industri esports pada 2021 diperkirakan akan mencapai US$1,084 miliar. Angka itu naik 14,75% jika dibandingkan dengan pemasukan industri esports pada tahun lalu, yang hanya mencapai US$947,1 juta. Memang, pada awal tahun 2020, nilai industri esports sebenarnya diperkirakan akan menembus US$1 miliar pada tahun itu. Namun, pandemi virus corona menyebabkan beberapa masalah pada para pelaku industri esports. Alhasil, Newzoo memutuskan untuk menyesuaikan perkiraan pemasukan industri esports pada tahun lalu.

Faktanya, dampak negatif pandemi masih akan dirasakan oleh pelaku industri esports pada tahun ini. Dua sumber pemasukan yang masih terdampak adalah penjualan tiket dan merchandise. Keduanya diperkirakan masih akan mengalami penurunan pada tahun ini. Memang, walau dunia mulai pulih, belum banyak kompetisi esports yang akan diselenggarakan secara offline. Kabar baiknya, pemasukan industri esports dari segmen lain — seperti hak siar media dan sponsorship — diperkirakan tidak akan mengalami penurunan.

Sumber pemasukan indusstrii esports. | Sumber: Newzoo
Sumber pemasukan indusstrii esports. | Sumber: Newzoo

Saat ini, sponsorship masih menjadi sumber pemasukan utama bagi para pelaku industri esports. Pada 2021, total pemasukan dari hak siar media dan sponsorship mencapai US$833,6 juta atau lebih dari 75% dari total pemasukan esports global. Meskipun begitu, jumlah kontrak sponsorship baru pada 2020 lebih sedikit daripada tahun 2019.

Pada 2019, ada 454 kontrak sponsorship baru yang ditandatangani. Sementara pada 2020, angka itu turun menjadi 358 kontrak. Salah satu alasannya adalah karena ketidakpastian di industri esports selama pandemi. Alasan lainnya adalah karena beberapa perusahaan lebih memilih untuk membuat kontrak sponsorship yang berjalan selama lebih dari satu tahun. Jadi, mereka tidak perlu memperbarui kontrak setiap tahun.

Tiongkok masih menjadi negara dengan pasar esports terbesar. Secara keseluruhan, Tiongkok memberikan kontribusi US$360,1 juta pada total pemasukan industri esports global. Pemasukan industri esports di Tiongkok naik 14% dari US$315 juta pada tahun lalu. Pasar esports terbesar kedua adalah Amerika Utara, dengan pemasukan sebesar US$243 juta, diikuti oleh Eropa Barat, yang memiliki pemasukan sebesar US$205,8 juta.

Jumlah penonton esports dari tahun ke tahun. | Sumber: Newzoo
Jumlah penonton esports dari tahun ke tahun. | Sumber: Newzoo

Pada 2021, tidak hanya pemasukan industri esports yang diperkirakan akan naik, tapi juga jumlah penonton esports. Tahun ini, audiens esports diperkirakan akan mencapai 474 juta orang, naik 8,7% dari tahun lalu. Dari ratusan juta penonton itu, sekitar 234 juta orang merupakan esports enthusiasts, yaitu orang-orang yang menonton konten esports lebih dari satu kali dalam sebulan. Sisanya masuk dalam kategori occasional viewers alias orang-orang yang menonton konten esports kurang dari satu kali dalam sebulan.

Tiongkok juga menjadi negara dengan jumlah esports enthusiasts terbanyak. Di Negara Tirai Bambu itu, diperkirakan ada 92,8 juta esports enthusiasts. Dua negara lain dengan jumlah esports enthusiasts terbanyak adalah Amerika Serikat dan Brasil. Sementara itu, pemasukan per esports enthusiast pada 2021 sedikit naik menjadi US$4,53 dari US$4,4 pada 2020. Hanya saja, angka ini masih lebih rendah pada pemasukan per esports enthusiast pada 2019, yang mencapai US$4,86. Kabar baiknya, pada 2022, setelah kompetisi esports offline kembali digelar, pemasukan per esports enthusiast diduga akan naik menjadi US$5,25.

 

Pemasukan Industri Game Streaming

Sepanjang 2020, viewership dari berbagai platform game streaming terus naik. Tren ini tampaknya masih akan berlanjut hingga 2021. Menurut perkiraan Newzoo, jumlah penonton live-streaming konten gaming akan mencapai 728,8 juta orang pada 2021, naik 10% dari tahun lalu. Sementara tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun (CAGR) dari penonton game streaming mencapai 9,2%. Hal itu berarti, pada 2024, jumlah audiens game streaming diperkirakan akan mencapai 920,3 juta orang.

Pandemi memang menjadi salah satu faktor mengapa jumlah penonton game streaming pada 2020 naik pesat. Lockdown mengharuskan orang-orang untuk tetap di rumah. Jadi, banyak orang yang akhirnya menghabiskan lebih banyak waktunya di dunia online, baik dengan bermain game maupun menonton siaran langsung dari streamer favorit mereka. Meskipun begitu, setelah pandemi teratasi, Newzoo memperkirakan, pertumbuhan jumlah penonton game streaming akan kembali normal.

Newzoo memperkirakan, hingga 2024, angka CAGR di negara-negara berkembang akan mencapai lebih dari 10%. Misalnya, pertumbuhan rata-rata jumlah penonton game streaming per tahun di Asia Tenggara dan Asia Tengah Selatan adalah 14,8%, sementara CAGR di Timur Tengah dan Afrika mencapai 15,1% dan di Amerika Latin 14%. Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu alasan mengapa jumlah audiens game streaming di negara-negara berkembang terus tumbuh. Alasan lainnya adalah semakin populernya mobile esports. Faktanya, di negara-negara seperti India dan Brasil, keberadaan mobile esports jadi salah satu pendorong pertumbuhan jumlah penonton game streaming.

Jumlah penonton konten game streaming. | Sumber: Newzoo
Jumlah penonton konten game streaming. | Sumber: Newzoo

Melihat betapa populernya konten gaming, tidak heran jika ada banyak perusahaan yang membuat atau mengakuisisi platform game streaming. Saat ini, Twitch dari Amazon masih mendominasi pasar game streaming global. Namun, di beberapa negara, termasuk Indonesia, Twitch justru kalah populer. Misalnya, di Asia Tenggara, platform game streaming yang paling populer adalah Facebook Gaming, diikuti oleh YouTube Gaming. Begitu juga di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.

Sementara di Amerika Latin, YouTube Gaming jadi platform game streaming nomor satu, diikuti oleh Twitch dan Facebook Gaming. Di Jepang, YouTube Gaming juga jadi platform game streaming paling populer. Twitch sukses menjadi platform game streaming nomor satu di kawasan Amerika Utara, Oceania, dan Eropa. Sementara di Tiongkok, platform game streaming yang populer adalah platform lokal, seperti Huya dan DouYu. Pada awalnya, keduanya merupakan rival. Namun, pada Oktober 2020, dua perusahaan Tiongkok itu mengumumkan rencana mereka untuk merger.

Sumber: VentureBeat, The Esports Observer

Reza Arap Livestream 24 Jam Galang Dana Bencana Asap di Riau dan Kalimantan

Seiring perkembangan teknologi, game streaming telah mendapatkan tempatnya tersendiri di kalangan para gamers. Melihat keseruan orang bermain game, atau sang streamer berbagi berbagai macam hal jadi salah satu dari beberapa alasan kenapa game streaming dan para streamer kini jadi populer di kalangan gamers.

Streamer memang merupakan salah satu dari banyak pekerjaan di ekosistem esports yang bisa digunakan untuk mendulang keuntungan dan popularitas. Tapi menariknya, pekerjaan ini juga kerap digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial, salah satunya lewat kegiatan maraton streaming.

Di luar negeri, fenomena ini semakin menjamur. Salah satu contohnya ada media IGN yang menggalang dana dalam peringatan National Suicide Prevention Week. Sementara itu, kalau di Indonesia ada Reza “Arap” Oktovian, yang baru-baru ini mengadakan ajang livestream galang dana untuk bencana asap di Riau dan Kalimantan.

Sumber: Rilis Resmi Revival TV
Sumber: Rilis Resmi Revival TV

Dalam acara bertajuk Livestream For Charity Reza Arap melakukan streaming selama 24 jam, mulai dari jam 1 siang 19 September 2019 kemarin. Acara ini juga mengundang berbagai content creator ataupun streamer lain yang juga populer di kalangan gamers.

Beberapa di antaranya seperti BangPen, WAW.TakaNoMe, hingga SkinnyFabs. Dalam kurun waktu 24 jam, Arap akan melakukan berbagai aktivitas agar tetap dapat menghibur para penontonnya. Bangpen sendiri akan bermain game PUBG Mobile dan Dota 2. Sementara untuk Arap, selain dari PUBG Mobile dan Dota 2, ia akan bermain Fortnite dan beberapa kegiatan selain dari bermain game.

Nantinya, hasil dari penggalangan dana ini akan digunakan untuk membeli alat-alat yang dibutuhkan oleh para korban bencana di Riau dan Kalimantan, seperti tabung Oksigen dan Masker. Belakangan, kondisi di Riau dan Kalimanatan terbilang semakin parah. Dilansir dari Tempo, parahnya kabut asap bahkan sampai membuat 8 bandara di Sumatera dan Kalimantan terpaksa tutup.

Sumber: Rilis Resmi Revival TV
Sumber: Rilis Resmi Revival TV

Kegiatan ini menjadi sesuatu yang berarti bagi komunitas gamers. Hal ini seakan menjadi bukti bahwa gamers juga bisa memberikan kontribusi positif kepada masyarakat lewat kegiatan yang dilakukan, salah satunya seperti Livestream for Charity.

Gelaran Livestream For Charity ini diselenggarakan lewat channel YouTube Reza Oktovian dan juga Bangpen. Bagi Anda yang ingin melakukan Donasi, Anda dapat langsung menuju ke tayangan tersebut.

 

 

Permudah Proses Sharing, Twitch Perkenalkan Fitur Clips

Mengajak teman untuk ikut menikmati sesi gaming seru di Twitch memang sudah bisa dilakukan dengan mudah. Akan tetapi terkadang kita baru kepikiran mengajak setelah menyaksikan suatu momen yang tak terlupakan. Sayangnya, begitu kita membagikan link ke teman kita, momen tersebut sudah terlewat dan siaran pun terus berlanjut.

Beruntung Twitch sekarang punya solusi bernama Clips. Fitur ini pada dasarnya memungkinkan para penonton untuk mengabadikan momen fenomenal yang baru saja terjadi dalam sebuah livestream, lalu membagikannya ke teman-temannya via media sosial supaya mereka juga bisa ikut menikmati keseruannya.

Jadi ketika Anda baru saja menyaksikan sang aksi lucu dari seorang broadcaster, Anda bisa langsung menekan tombol Clip dan Twitch pun akan merekam 25 detik sebelum Anda menekan tombol dan 5 detik sesudahnya. Hasilnya adalah klip video berdurasi 30 detik yang muncul dalam tab baru.

Tampilan tab baru yang muncul sesaat setelah Anda menekan tombol Clip / Twitch
Tampilan tab baru yang muncul sesaat setelah Anda menekan tombol Clip / Twitch

Dari tab baru tersebut Anda bisa menyalin link-nya, atau membagikannya langsung ke media sosial. Twitch akan mencantumkan ID pengguna sebagai bentuk kredit bagi sang pembuat klip. Setelah tab Anda tutup, klip tersebut akan hilang dan Anda beserta teman-teman Anda hanya bisa mengaksesnya lewat link yang tadi dibagikan.

Untuk sekarang fitur Clips ini baru tersedia pada sejumlah channel dan pengguna terpilih. Namun Twitch berjanji untuk membuka aksesnya ke semua pengguna dalam beberapa minggu ke depan.

Sumber: Twitch Blog.

Orah 4i Siap Merekam Video 360 Derajat dan Menyiarkannya Secara Langsung

Sampai sejauh ini, proses menciptakan video VR masih sama: rekam menggunakan kamera 360 derajat, tunggu software-nya menyelesaikan tahap stitching, baru video siap dibagikan. Apapun kamera yang dipakai, bisa Ricoh Theta atau Samsung Gear 360 yang berukuran compact, atau malah yang dirancang untuk golongan profesional seperti GoPro Odyssey, Nokia Ozo dan Lytro Immerge; ketiga langkah di atas masih merupakan bagian dari prosesnya.

Namun sekarang perusahaan bernama VideoStitch ingin menawarkan sesuatu yang tergolong baru, yakni livestreaming video VR. Untuk mewujudkan misi tersebut, mereka memperkenalkan Orah 4i, didapuk sebagai kamera 360 derajat pertama di dunia yang sanggup menyiarkan hasil rekamannya secara langsung.

Fisik Orah terbilang kecil, dengan bobot hanya sekitar setengah kilogram. Rangka aluminium membungkus empat lensa fisheye f/2.0 beserta empat sensor Sony Exmor. Hadir pula empat buah mikrofon untuk menciptakan audio ambisonic, yang berarti suara yang terdengar adalah yang berasal dari sudut Anda menonton video jadinya.

Orah 4i

Video 360 derajat yang dihasilkan punya resolusi 4K. Namun untuk bisa menyiarkan hasilnya secara langsung, Orah harus dihubungkan ke unit tambahan bernama Stitch Box menggunakan kabel Ethernet.

Stitch Box pada dasarnya merupakan unit komputer yang dibekali prosesor Intel, kartu grafis Nvidia dan SSD berkapasitas 120 GB. Tugasnya apalagi kalau bukan menyelesaikan proses stitching video 360 derajat dengan cepat, sehingga akhirnya bisa disiarkan hanya dalam jarak 30 detik setelah perekaman berlangsung.

Stitch Box ini membutuhkan pasokan daya sendiri. Hal ini tentu saja membuat solusi yang ditawarkan VideoStitch ini jadi kurang portable. Pun demikian, pengguna juga bisa menyambungkan Stitch Box ke sebuah battery pack supaya mudah dibawa-bawa berpergian.

Orah 4i

Terlepas dari itu, Orah 4i dan Stitch Box ini benar-benar akan memudahkan proses membuat dan berbagi video VR. Pengguna hanya perlu menyambungkan smartphone yang telah dilengkapi aplikasi pendamping, lalu memakainya untuk menyiarkan hasil rekaman ke berbagai media sosial.

Harga jual Orah 4i sendiri tidak murah, karena pada dasarnya konsumen akan mendapatkan sebuah kamera 360 derajat beserta unit komputer terpisah. VideoStitch mematoknya di angka $3.595, namun selama masa pre-order, pemesan bisa mendapat potongan 50 persen.

Sumber: TheNextWeb dan Engadget.

Kalah Saing dengan Periscope dan Facebook Live, Meerkat Tinggalkan Livestreaming

Menjadi pemicu suatu tren tidak bisa dianggap sebagai jaminan popularitas, kira-kira seperti itulah yang dialami Meerkat. Aplikasi yang memulai tren livestreaming mobile tersebut memutuskan untuk ‘menyerah’ setelah mendapat persaingan sengit dari Periscope dan Facebook Live.

Kabar ini dilaporkan oleh Re/code setelah mewawancarai CEO Meerkat, Ben Rubin. Meerkat sendiri juga telah mengonfirmasi lewat blog resminya dengan menunjukkan email yang dikirim sang CEO kepada seluruh investor Meerkat bahwa mereka harus mengalihkan fokusnya dari ranah livestreaming kalau mau terus bertahan.

The distribution advantages of Twitter/Periscope and Facebook Live drew more early users to them away from us and we were not able to grow as quickly alongside as we had planned.

Baik Periscope maupun Facebook Live hadir tidak lama setelah kemunculan Meerkat sendiri. Jelas sekali Meerkat kalah dalam hal distribusi, dan sejumlah fitur inovatif macam integrasi dengan GoPro yang mereka luncurkan pun belum bisa mengubah keadaan, apalagi ditambah keputusan Periscope untuk menghadirkan integrasi serupa.

Problem utama yang dihadapi Meerkat adalah, mereka tidak punya cukup banyak pengguna yang mau menyiarkan video secara konsisten. Pengguna yang menonton sebenarnya cukup melimpah, tapi percuma saja kalau tidak ada konten yang bisa dinikmati. Semuanya kian memburuk setelah melihat popularitas Periscope dan Facebook Live yang kian berkembang setiap harinya.

Maka dari itu, Meerkat sudah lebih dulu mengambil keputusan bijak sejak bulan Oktober kemarin. Livestreaming masih akan menjadi layanan yang mereka tawarkan, tapi itu bukan lagi fokus utama perusahaan.

Sang CEO belum mau mengungkapkan rencana pasti Meerkat ke depannya. Menurut laporan Re/code, nantinya Meerkat akan jadi lebih mirip seperti Google Hangouts atau Skype, yang memprioritaskan pada pengalaman video chat sekelompok pengguna saja.

Pada dasarnya Meerkat ingin menciptakan sebuah jejaring sosial berbasis video yang bisa menjadi bagian dari keseharian pengguna. Namun untuk seperti apa jelasnya, sepertinya kita masih harus menunggu paling tidak sampai tiga bulan ke depan, berdasarkan pernyataan CEO Meerkat.

Sumber: Re/code.

Lewat Situs Twitch 2015 Retrospective, Twitch Beberkan Perkembangan Pesatnya

Berawal dari sebuah situs bernama Justin.tv sampai akhirnya diakuisisi Amazon pada tahun 2014, Twitch merupakan salah satu revolusi paling fenomenal di sepanjang sejarah industri gaming. Situs livestreaming game ini juga berkontribusi besar dalam memopulerkan budaya dimana menonton orang bermain game itu tidak kalah asyik dibanding memainkan game itu sendiri.

Sebesar apakah Twitch sekarang? Baru-baru ini, perusahaan pimpinan CEO Emmett Shear itu merilis situs khusus berisikan ulasan perkembangannya selama tahun 2015. Secara total ada 241 miliar menit video yang di-stream, dengan rata-rata 1,7 juta broadcaster setiap bulannya dan 550 ribu penonton yang aktif secara bersamaan.

Menurut data yang dikumpulkan ComScore, Twitch juga terbukti lebih populer ketimbang YouTube di kalangan para gamer. Dirata-rata, penonton Twitch menghabiskan 421 menit setiap bulannya. Bandingkan dengan YouTube yang hanya 291 menit.

Twitch juga berandil besar dalam perkembangan industri esport. Terbukti dari tiga game yang paling banyak ditonton sepanjang tahun 2015, yakni League of Legends, Counter-Strike: Global Offensive dan Dota 2. Daftar 10 besar game terpopuler di Twitch ini diikuti oleh Hearthstone, Minecraft, H1Z1, Destiny, World of Tanks, World of Warcraft dan FIFA 15.

Twitch 2015 Top 10 Games

Sebaliknya, esport juga menjadi penyumbang view terbesar buat Twitch. Di bulan Agustus, tepatnya saat turnamen internasional CS:GO dan LoL berlangsung hampir bersamaan, ada lebih dari 2 juta penonton yang mengakses Twitch secara berbarengan. Dari sisi broadcaster, bulan November adalah puncaknya, dimana 35.610 orang menyiarkan video gaming-nya secara bersamaan.

Di saat yang sama, Twitch juga mengungkapkan fakta yang cukup mengejutkan, yakni bagaimana perangkat mobile juga berkontribusi besar atas pertumbuhan Twitch hingga di titik ini. Sepanjang tahun 2015, aplikasi mobile Twitch diunduh lebih dari 1 juta kali, dan 35 persen dari total penonton setiap bulannya mengakses lewat perangkat mobile.

Game mobile pun perlahan juga mulai mendulang popularitas di Twitch. Utamanya adalah Vainglory yang merupakan game berjenis MOBA untuk Android dan iOS. Sampai akhir Desember kemarin, lebih dari 4 juta menit dihabiskan pengguna Twitch untuk menonton game ini.

Prestasi Twitch ini mustahil dicapai tanpa pertumbuhan komunitas penggunanya yang terus meluas. Total ada lebih dari 9,1 miliar pesan yang dikirim di sepanjang tahun 2015, atau kalau dirata-rata, 17.446 pesan per menitnya.

Masih ada banyak informasi yang cukup menarik dari Twitch 2015 Retrospective ini. Kalau Anda tertarik, silakan kunjungi situsnya langsung.

Sumber: VentureBeat.

Kamera Ini Dirancang Secara Khusus untuk Kegiatan Livestreaming

2015 adalah tahunnya livestreaming berkat kemunculan aplikasi seperti Periscope dan Meerkat, dan tren ini bakal terus menguat di tahun yang baru ini. Pun demikian, Livestream beranggapan sedikit berbeda. Perusahaan asal kota New York yang bergerak di bidang yang sama dengan Periscope dan Meerkat ini merasa kualitas video livestreaming yang ada perlu ditingkatkan dengan sebuah perangkat terpisah.

Dari situ lahirlah Movi. Movi merupakan sebuah kamera berbentuk seperti tabung yang benar-benar dirancang secara spesifik untuk kegiatan livestreaming. Di dalamnya bernaung sensor 12,4 megapixel, dan ia sanggup merekam sekaligus menyiarkan video secara langsung dalam resolusi 720p 30 fps.

Livestream Movi

Wujud Movi cukup ringkas; diameternya 50 mm, sedangkan tingginya 63 mm. Secara keseluruhan, bobotnya cuma 130 gram. Ia sanggup merekam dan menyiarkan video selama sekitar 1 jam, tapi Livestream juga bakal memasarkan aksesori terpisah bernama Movi Boost yang dapat memberikan daya tahan ekstra selama 10 jam – aksesori ini juga mengemas port Ethernet dan USB sehingga pengguna bisa meneruskan koneksi internet secara langsung ke kamera.

Livestream Movi

Bagian depan Movi didominasi oleh lensa f/2.8 bersudut pandang 150 derajat, lengkap beserta mikrofon stereo di bagian bawahnya. Movi tidak mempunyai layar. Sebagai gantinya, pengguna bisa memakai smartphone sebagai viewfinder sekaligus untuk mengubah berbagai macam setelan yang ditawarkan.

Aplikasi pendamping Movi punya sejumlah fitur yang dikhususkan untuk kegiatan livestreaming. Pengguna bisa mengatur porsi video yang hendak direkam atau disiarkan. Kemudian ada pula sejenis mode autopilot dimana video akan diedit secara otomatis menggunakan teknologi face detection dan scene detection.

Livestream Movi app

Lebih lanjut, aplikasi yang sama juga bisa mengontrol lebih dari satu kamera Movi sekaligus. Bayangan saya, skenario ini akan menjadi sangat ideal ketika sebuah band indie hendak menyiarkan video jamming session mereka di sebuah studio yang diambil dari berbagai sudut.

Livestream Movi sejatinya ditujukan buat kebutuhan komersial, akan tetapi melihat harganya yang cukup terjangkau, konsumen secara umum pun juga bisa menikmati fitur-fiturnya dengan mudah. Banderol harga yang ditetapkan adalah $199, tapi akan naik menjadi $399 saat masa pre-order-nya berakhir. Livestream juga menyediakan bundle Movi Pro seharga $399 – retail-nya $649 – yang mencakup aksesori Movi Boost dan Movi Stand.

Sumber: PC Magazine.