Rayakan Ulang Tahun Pertama, Deliveree Perluas Bisnis di Indonesia

Aplikasi antar jemput barang Deliveree bulan September ini merayakan ulang tahunnya yang pertama. Startup yang berbasis di Thailand ini mengklaim telah memiliki lebih dari 150 ribu pengguna yang telah mengunduh aplikasi Deliveree dan telah memiliki lebih dari 2 ribu pengemudi yang telah terdaftar dalam aplikasi Deliveree.

Menginjak tahun kedua, Deliveree berniat untuk melancarkan bisnisnya secara masif di Indonesia, yang merupakan pasar terbesar untuk Deliveree di Asia Tenggara. Hal tersebut ditegaskan oleh Senior Manager Deliveree Nattapak Atichartakarn.

“Dibandingkan dengan Thailand dan Filipina, Indonesia adalah pasar terbesar Deliveree. Karena itu, kami berkomitmen untuk terus membantu para pemilik usaha di Indonesia lewat layanan pengiriman barang yang terpercaya dengan harga terjangkau. Kami akan terus memantapkan teknologi kami dan bekerjasama dengan lebih banyak mitra pengemudi untuk menghadirkan pengalaman pengiriman terbaik, secara transparan dan efektif,” kata Nattapak.

Selain menambah jumlah armada menjadi lebih besar hingga kapasitas 4 ton, Deliveree juga berencana untuk melakukan ekspansi ke kota lainnya di Indonesia seperti Surabaya, Yogyakarta dan Denpasar. Hal tersebut terkait dengan strategi lokasi pengiriman jarak jauh atau long haul dan layanan Buyout feature (sewa armada harian / setengah hari).

Inovasi lainnya yang akan dikembangkan adalah menambahkan tracking COD dan POD (surat jalan) yang bisa dilakukan pelanggan langsung dari aplikasi, payment gateway, atau pembayaran dengan kartu kredit. Terakhir, fitur chatting di aplikasi yang bisa digunakan oleh pengemudi dengan pelanggan atau CS dan sebaliknya.

“Kami juga ingin membekali mitra pengemudi dengan skill tambahan untuk kebutuhan khusus dari pelanggan seperti pengiriman barang flammable, pemasangan barang (furnitur, perkakas rumah, dll), dan pengemasan barang,” kata Nattapak.

Menambah kemitraan dengan perusahaan

Selain inovasi dan tambahan layanan, Deliveree juga akan menambah jumlah kemitraan, di antaranya adalah bekerjasama dengan Ranch Market, Kerj asama dengan perusahaan telekomunikasi, auto shop, dan asuransi untuk memberikan manfaat tambahan bagi seluruh Mitra Pengemudi.

Dalam perjalanannya, semakin banyak pemilik usaha menggunakan Deliveree. Hal ini mengawali lahirnya Program Bisnis Deliveree dan penambahan armada yang bermanfaat bagi pemilik usaha dengan kapasitas berbeda, seperti sepeda motor, City Car, MPV, Van, Pickup, dan mobil Box. Deliveree juga menyediakan fitur bisnis seperti garansi kehilangan dan kerusakan barang, tagihan bulanan, pengiriman ke beberapa lokasi, dan tenaga tambahan, yang memudahkan proses pengiriman kepada pelanggan.

“Pemilik usaha memilih layanan kami karena mereka tidak perlu lagi berinvestasi untuk membeli kendaraan, membayar pegawai atau kontrak jangka panjang dengan biaya tinggi, agar keperluan pengiriman mereka terpenuhi. Deliveree menjadi solusi pengiriman bagi pemilik usaha lewat kemudahan memesan armada kapan saja, dengan harga terjangkau,” ujar Nattapak.

Meskipun telah memiliki peningkatan jumlah pengguna, mitra serta pengemudi yang bertambah dengan jumlah yang cukup signifikan, hingga kini Deliveree masih mengalami beberapa kendala yang kerap ditemui setiap harinya, diantaranya adalah kondisi jalan yang macet, pengembalian surat jalan yang menyerap banyak tenaga dan waktu dan waktu tunggu yang panjang bagi armada besar seperti truk, untuk melakukan loading /unloading. Diharapkan kedepannya dengan teknologi kendala tersebut bisa diatasi.

“Untuk 5 tahun ke depan kami berharap Deliveree bisa menjadi pilihan terdepan sebagai penyedia layanan logisik bagi para pelanggan di Indonesia,” tutup Nattapak.

Application Information Will Show Up Here

Layanan Logistik Singapura Ninja Van Resmikan Bisnis di Indonesia

Ninja Van, perusahaan logistik asal Singapura, meresmikan Indonesia sebagai negara ekspansi berikutnya. Dengan brand Ninja Xpress, perusahaan mencoba memberikan solusi revolusioner untuk industri e-commerce Indonesia.

Seperti diketahui, Ninja Van mendapatkan pendanaan seri B sebesar $30 juta pada April 2016 dari The Abraaj Group, Monk Bukit Ventures, B Capital Group, dan Yahoo Japan Capital. Sebagian dananya digunakan manajemen untuk pengembangan bisnis di Indonesia.

Indra Wiralaksmana, Country Head Ninja Xpress, mengatakan sebenarnya Ninja Van sejak awal tahun ini sudah melakukan tes pasar di Indonesia. Setelah mendapatkan pendanaan baru, bisnis di Indonesia mulai diseriusi dengan memperbanyak jumlah mitra e-commerce dan armada kurir hingga akhirnya diresmikan pada Selasa, (6/9).

Sama seperti pemain asing lainnya, manajemen Ninja Van, lanjut dia, melihat Indonesia sebagai pasar yang sangat berpotensi, terutama dari pertumbuhan e-commerce selama beberapa tahun terakhir. Fase-fase saat ini merupakan saat terpenting untuk masuk ke pasar Indonesia.

“Pelaku e-commerce menuntut layanan pengantaran paket yang efisien dan dapat diandalkan. Inilah salah satu alasan kami hadir,” ujarnya.

Menurut Indra, layanan utama yang ditawarkan Ninja Xpress adalah terintegrasinya sistem teknologi dengan situs klien. Hal ini memungkinkan pelanggan untuk tracking secara benar-benar real time, mulai dari paket saat dibungkus oleh penjual, masuk ke gudang, hingga pengiriman. Setiap perpindahan paket, ada notifikasi SMS yang masuk ke pembeli.

Solusi ini mencoba membantu menjawab keresahan pembeli online yang selama ini sering mengalami masalah karena lamanya waktu kedatangan paket dan tidak sesuai dengan keterangan yang tertera saat dilacak. “Kami benar-benar real time, tidak sekedar gembar gembor layanan tracking semata. Sebab kami memiliki barcode unik yang selalu diperiksa saat paket mengalami perpindahan proses.”

Ninja Xpress memiliki dua sasaran segmen klien, untuk kalangan e-commerce dan ritel. Dengan klien e-commerce, sudah ada beberapa brand besar yang sudah tergabung seperti Berrybenka, Tokopedia, Lazada, Shopee, Zalora, dan lain-lain. Adapun lokasinya kini sudah berada di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Malang, dan Medan.

Untuk menjangkau segmen ritel, perusahaan menggunakan gerai Ninja Point. Saat ini jumlahnya baru 5 gerai, yakni di Thamrin City, ITC Cempaka Mas, ITC Mangga Dua, ITC Kuningan, dan Pusat Grosir Cililitan (PGC). Ditargetkan sampai akhir tahun akan menambah 50 gerai. Terhitung, kini Ninja Xpress sudah memiliki 1.000 armada kurir mobil dan motor.

Ninja Xpress juga memberikan layanan cash on delivery (COD) untuk pembeli dari klien e-commerce. Untuk menjamin keamanan uangnya, kurir akan dibekali dengan aplikasi Ninja Xpress. Setelah kurir menerima uang, mereka wajib melakukan konfirmasi. Secara sistem terintegrasi baik pihak merchant e-commerce dan pembeli akan mendapat notifikasi bahwa paket sudah diantar dan uang sudah diterima.

“Dengan adanya transparansi dan real time tracking, semua bisa dilacak dengan baik. Merchant tidak perlu khawatir uang COD akan tetap masuk sesuai waktunya.”

Beri diferensiasi

Dari beberapa pemain logistik di Indonesia, hampir seluruhnya sudah menggunakan layanan fitur real time tracking. Namun, apa yang membedakan Ninja Xpress dengan yang lainnya? Danu Wicaksana, Managing Director Berrybenka, menjelaskan dari beberapa pemain logistik yang sudah bermitra dengan perusahaan, hanya Ninja Xpress yang memiliki akurasi hampir 100%.

Fitur real time tracking yang dimiliki Ninja Xpress sangat berguna bagi perusahaan dalam menjaga kepercayaan konsumen. Dia menambahkan, tidak semua perusahaan logistik memiliki tingkat tanggung jawab yang tinggi ketika mengirimkan paket.

“Dari kacamata user, tracking itu sangat penting sebab konsumen ingin barangnya cepat datang. Dengan transparansi, kekhawatiran konsumen barangnya tidak datang on time bisa diminimalisir,” pungkas Danu.

RPX Jadi Mitra Logistik Baru Elevenia

Elevenia, marketplace anak usaha milik XL Axiata, menambah kerja sama dengan perusahaan logistik RPX dalam memudahkan mitra seller dalam melakukan drop off dan pick up. Layanan ini sudah bisa dinikmati oleh mitra seller mulai bulan ini di seluruh gerai Indomaret yang kini berjumlah 13.200 gerai.

PT Indomarco Prismatama (Indomaret) dan RPX membentuk perusahaan patungan jasa pengiriman ritel dan e-commerce dengan nama PT Indo Repex Global. Tujuan utama pendirian perusahaan, pelanggan dapat mengirimkan paket, mengambil pesanan, dan melakukan pembayaran tunai untuk setiap transaksi Elevenia di Indomaret.

Menurut Anggita Vela Lydia, General Manager Partnership & Promotion Elevenia, hal ini bisa memudahkan seller dalam berbagai hal. Misalnya seller tidak perlu menuliskan nomor resi secara manual.

Mereka hanya perlu mendaftarkan template pengiriman pada Seller Office dengan menekan tombol “RPX Regular”. Apabila memilih Drop Off/I-Drop, seller dapat mengundung kode booking di halaman Print Out Invoice di menu seller office Elevenia.

“Dengan menempelkan kode booking dan menyebutkan layanan I-Drop, seller dapat memberikan nomor akun pada kasir Indomaret. Mereka akan memproses scan kode booking pada paket tersebut,” ujar Anggita dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

Dia menambahkan untuk layanan pick up minimal mitra seller mengirimkan lima paket pesanan dengan tujuan yang berbeda. Kemudian, kurir RPX akan melakukan pick up ke lokasi seller dan proses scan kode booking paket pesanan. Layanan ini bisa dilakukan sepanjang hari kerja Senin-Jumat hingga pukul 3 sore dan Sabtu hingga pukul 11 siang.

Bertambahnya kemitraan logistik, sambungnya, menjadi bagian dari program loyalti Elevenia. Menurut Anggita, layanan terbaik tidak hanya diberikan kepada konsumen saja, tetapi juga untuk seller dengan memberikan kemudahan untuk pemasarannya.

Dengan bertambahnya RPX, mitra logistik Elevenia untuk regular costum kini semakin bervariatif, termasuk aCommerce, Etobee, Gojek, J&T, Ninja Express, Pandu Logistic, Pos Indonesia, SAP Express (Satria Antaran Prima) dan Si Cepat.

Application Information Will Show Up Here

Tiki Luncurkan Layanan “Self Service Machine”

PT Citra Van Titipan Kilat (Tiki) meluncurkan layanan self service pertama di Indonesia. Layanan ini sementara baru tersedia di kantor pusat Tiki di Cikini, Jakarta. Diharapkan sampai akhir tahun akan ada penambahan masing-masing satu unit mesin di wilayah Bodetabek.

Rocky Nagoya, Direktur Operasional Tiki, mengatakan penambahan unit mesin sementara ini baru di kawasan Jabodetabek, sekaligus menjadi langkah perusahaan untuk mempelajari karakteristik pasar apakah sesuai atau tidak. Kemudian memeriksa bagaimana tingkat keamanan barangnya setelah diinput ke dalam mesin.

Rencananya, lokasi penempatan mesin self service akan ditempatkan di kantor utama Tiki. Ke depannya, pihaknya akan merencanakan pembukaan mesin di tempat umum, misalnya mal, convenience store, atau ATM.

“Sampai akhir tahun ini kami ingin menambah paling tidak di Jabodetabek, masing-masing kota ada satu mesin. Kami ingin tes pasar sebelum menempatkan mesin ke tempat publik,” ujarnya saat acara perayaan ulang tahun Tiki ke-46, Kamis (1/9).

Rocky mengungkapkan pengembangan mesin tersebut mengajak pihak ketiga dengan total investasi per mesinnya sekitar 100 juta Rupiah. Pengembangan layanan ini dimulai sejak awal tahun ini.

Sasaran utama pelanggan yang diharapkan bisa menggunakan fasilitas ini adalah kalangan ritel. Ttotal pengiriman paket barang di seluruh Indonesia yang ditampung oleh Tiki per bulannya mencapai 2 juta barang, dengan sekitar 50%-nya berasal dari ritel.

“Dengan bertambahnya layanan ini membuat banyaknya variasi pilihan yang bisa dipilih pelanggan kami, sebab sasaran utama self service machine adalah orang-orang yang ingin mengirim barang secara 24 jam dan tidak ingin antri di counter Tiki.”

Tiki, lanjutnya, juga sudah meluncurkan layanan lainnya seperti Fast Line dan Drive Thru. Saat ini booth Fast Line baru tersedia satu unit di kantor pusat Tiki. Sementara, untuk Drive Thru hadir di kantor cabang Tiki di Rawamangun, Jakarta. Rocky menargetkan pada awal tahun depan pihaknya akan segera menambah satu Drive Thru lagi di daerah Jakarta Selatan.

Pengoperasian self service

Sebelum menggunakan self service machine, terang Rocky, ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi, yaitu berat barang maksimal adalah 5 kg dan ukuran yang tidak boleh lebih dari ukuran kotak dropbox, juga memiliki dompet elektronik sebagai alat pembayarannya. Sehingga, tidak ada proses uang tunai ketika transaksi berlangsung.

“Semua proses di self service machine ini cashless dan paperless, kami menjamin seluruh prosesnya aman tersimpan dalam database server Tiki.”

Data-data yang perlu dimasukkan saat menggunakan mesin ini adalah nama pengirim, nomor telepon yang bisa dihubungi, dan alamat pengiriman beserta kode pos. Kemudian, dalam layar akan ada instruksi yang tertera dan perlu ditempuh, mulai dari mengukur berat barang, hingga memilih paket layanan.

Sebelum proses pengiriman selesai, pelanggan akan menerima dua sticker print out yang perlu ditempelkan di paket dan satu lagi disimpan sebagai bukti transaksi. Berikutnya, melunasi pembayaran secara elektronik, dengan kartu kredit atau dompet elektronik. Terakhir, pelanggan tinggal memasukkan paket ke dalam kotak yang sudah terbuka

“Untuk kerja sama dengan pembayaran elektronik, kami belum bisa sebut nama partnernya karena belum MoU. Tetapi, mereka itu berasal dari pemain lokal.”

Rocky menambahkan, mesin sudah di desain memiliki kapasitas tertentu. Artinya, bila sudah memenuhi kuota ada sensor otomatis yang akan memberikan notifikasi pesan singkat untuk segera diangkut oleh kurir. Dari sisi pengamanan, mesin sudah memiliki x-ray untuk memastikan semua paket yang dikirim bukanlah barang-barang terlarang dan berbahaya.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi MyPOS Bantu Berikan Layanan POS Indonesia di Genggaman

Bisnis logistik di Indonesia turut bertumbuh berkat bisnis e-commerce yang semakin lama semakin ramai di Indonesia. Bahkan perusahaan logistik sudah mulai berinovasi ke ranah digital dengan membuat layanan-layanan yang bisa diakses melalui web mereka. Salah satu satu inovasi digital dari perusahaan logistik hadir pada penciptaan aplikasi mobile. Saat ini hampir semua perusahaan logistik memiliki aplikasi mobile, termasuk POS Indonesia.

Berbarengan dengan dominasi layanan digital, adopsi perangkat mobile tidak bisa dibilang sedikit. Ada peningkatan penggunaan perangkat smartphone di masyarakat. Hadirnya aplikasi mobile tentu membawa pengalaman berbeda bagi para pengguna supaya mudah mengakses layanan-layanan yang mereka berikan.

Untuk POS Indonesia, tercatat pada tanggal 25 Agustus 2016 dipublikasikan aplikasi MyPOS di Google Play. Aplikasi yang nantinya akan menjadi ujung tombak POS Indonesia di segmen mobile.

Screenshot_2016-09-01-13-27-36_com.mypos

Sama seperti kebanyakan aplikasi mobile perusahaan-perusahaan logistik, MyPOS menghadirkan fitur-fitur yang memungkinkan pengguna mengakses layanan dan transaksi dari POS Indonesia. Fitur-fitur standar dan wajib untuk aplikasi sebuah perusahaan logistik seperti pengecekan tarif, pelacakan kiriman, info kode pos, dan alamat kantor terdekat sudah bisa digunakan di aplikasi MyPOS ini.

MyPOS juga tampaknya akan dilengkapi dengan fitur-fitur lain seperti PICK ME untuk layanan penjemputan kiriman dan BELI-BELI untuk pembelian kebutuhan pulsa, token listrik, tiket kereta api, dan lain-lain. Ada juga fitur BAYAR-BAYAR, WESELPOS, dan PICKUP AGENCY, yang semuanya mewakili layanan-layanan yang ada di POS Indonesia. Hanya saja fitur-fitur ini tampaknya masih dalam tahap pengembangan, karena belum bisa diakses secara sempurna dan tampilan di aplikasinya masih berwarna abu-abu.

Bisa dibilang aplikasi My POS ini masih sederhana. Sudah cukup lengkap bagi pengguna yang hanya ingin memantau transaksi kiriman, tapi belum cukup bagi mereka yang ingin mendapatkan layanan lengkap POS Indonesia di genggaman mereka.

Application Information Will Show Up Here

Startup Logistik Deliveree Siap Ekspansi ke Vietnam dan Malaysia Tahun Depan

Startup penyedia jasa logistik asal Thailand, Deliveree mengungkapkan paling lambat pertengahan tahun depan akan berekspansi ke dua negara di kawasan Asia Tenggara, yakni Malaysia dan Vietnam. Dalam waktu yang bersamaan, Deliveree akan merambah satu kota lagi untuk Indonesia yaitu Surabaya. Saat ini, Deliveree sudah menginjakkan bisnisnya di tiga negara Thailand (Bangkok), Indonesia (Jakarta dan Bandung), dan Filipina (Manila).

Nattapak Atichartakarn, Regional Senior Manager Deliveree, mengatakan ekspansi ke negara baru merupakan langkah yang dipilih perusahaan untuk memperluas pangsa pasar. Indonesia termasuk negara dengan potensi bisnis logistik terbesar daripada negara lainnya. Hal itulah yang menjadi dasar Deliveree untuk menambah lokasi baru.

Menurutnya, Deliveree sudah memiliki satu kantor perwakilan di Vietnam namun belum beroperasi sama sekali karena masih mempelajari struktur pasar. “Dua minggu yang lalu kami baru resmikan Manila, Filipina sebagai negara ketiga. Dalam pipeline kami, Vietnam dan Malaysia jadi negara selanjutnya pada pertengahan tahun depan,” ujarnya, Rabu (10/8).

Ekspansi Deliveree di Indonesia, lanjutnya, cukup gencar. Pasalnya, berdasarkan data yang dihimpun oleh Deliveree, Indonesia menyimpan potensi bisnis terbesar dibanding Thailand dan Filipina, sebesar $207 miliar. Sementara dua negara lainnya masing-masing hanya sebesar $63,2 miliar dan $29,2 miliar.

Kendati Indonesia menyimpan potensi terbesar, Indonesia sekaligus menjadi negara dengan biaya logistik terbesar pertama di antara dua negara lainnya sebesar 20% dari total biaya. Sedangkan, Thailand sebesar 15% dan Filipina sebesar 18%.

Hingga Juli, jumlah kurir yang telah bergabung di Deliveree Indonesia mencapai 2.000 orang berlokasi di Jabodetabek dan Bandung, dengan armada sepeda motor, city car, MPV, van, pick up, dan box truck. Adapun pelanggan Deliveree terdiri atas 33% korporasi, 33% pengusaha UKM, dan 33% individu.

Perubahan fokus

Nat menerangkan di awal berdiri Deliveree  lebih banyak menawarkan jasanya ke pelanggan individu. Namun, pihaknya menyadari bahwa pelanggan di segmen tersebut bukan tipe yang rutin menggunakan jasa logistik. Sebab, kebanyakan dari mereka menggunakan jasa ini untuk pindahan rumah atau apartemen, mengirim dokumen, bingkisan, dan sebagainya.

Hal ini tentu saja, bakal membuat roda bisnis Deliveree berjalan lambat. Akhirnya, perusahaan pun memutuskan untuk menambah segmen konsumen. Pelanggan korporat dan pengusaha UKM terbilang cukup rutin frekuensinya dalam menggunakan jasa logistik.

Korporat menggunakan jasa logistik untuk mengirim barang dari gudang atau pabrik ke toko, atau dari toko ke pengguna akhir. Sementara itu, pengusaha UKM menggunakan jasa Deliveree kebanyakan berasal dari usaha katering, furniture, bakery, dan fast moving consumer goods (FMCG).

Untuk dapat lebih menjangkau kebutuhan konsumen korporat dan UKM, sambung Nat, Deliveree akan menambah armada baru yakni box truck berukuran besar pada akhir tahun ini.

Sekadar informasi, Deliveree didirikan dengan pendanaan dari Inspire Ventures dan Ardent Capital senilai $2 juta. Perusahaan ini mulai beroperasi di Indonesia pada September 2015.

Perusahaan sejenis Deliveree cukup banyak meramaikan industri logistik di Tanah Air, sebut saja Etobee, Go-Box, Grab Express, dan 21Express yang juga membuka layanan logistik berskema B2C.

Application Information Will Show Up Here

Masuki Bisnis Ritel, Perusahaan Logistik 21Express Klaim Pertumbuhan 10% di Semester Satu 2016

Perusahaan penyedia jasa pengiriman barang, PT Globalindo Dua Satu Express (21Express) mencatatkan pertumbuhan sekitar 10% di semester I 2016 dari segi volume pengiriman barang, dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Salah satu faktor pendukungnya adalah dimulainya bisnis ritel sejak tahun lalu.

Fany Wyandi, Managing Director 21Express menjelaskan pasca dimulainya bisnis ritel, secara otomatis mendorong terbukanya kesempatan dan peluang kemitraan bisnis baru, termasuk meluncurkan aplikasi mobile untuk kemudahan akses.

Dia mengatakan aplikasi ini memudahkan pelanggan dalam melakukan pengiriman dan melacak keberadaan barang. Selain itu, pelanggan juga dapat meminta pengambilan barang tanpa harus menghubungi customer service. Sejak diluncurkan, aplikasi tersebut sudah diunduh hampir 5 ribu pengguna aktif.

[Baca Juga: Jasa Pengiriman Barang dan Dokumen 21Express Luncurkan Aplikasi Mobile]

Kedua, memperluas keagenan. Fany menerangkan perusahaan secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan pameran franchise di beberapa kota besar untuk membuka kesempatan menjadi agen. Terhitung saat ini sudah ada 50 agen aktif yang berlokasi di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Bali, Kepulauan Riau, Banten, dan Maluku.

Ketiga, kampanye produk kemasan ramah lingkungan. Keempat, kemitraan keagenan dengan perusahaan lain, kerja sama dengan situs e-commerce Fabelio dan MatahariMall, bermitra dengan bank untuk kemudahan pembayaran cash on delivery (COD), dan menjadi mitra resmi pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show 2016 (GIIAS) pada 11-21 Agustus 2016 di International Convention Exhibition (ICE) BSD.

“Kami memilih untuk tumbuh secara organik dan terukur. Dari berbagai inisiatif yang kami lakukan, memberikan bukti bahwa kami bisa tetap eksis di industri jasa pengiriman di Indonesia,” pungkas dia dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial, Selasa (9/8).

Orami Luncurkan Fitur Same-Day Delivery

Orami, hasil merger Bilna dan Moxy, meluncurkan fitur pengiriman VIP berupa same day-delivery atau pengiriman (dan penerimaan) di hari yang sama. Kami belum mendapatkan konfirmasi kota-kota mana saja yang mendapat fitur ini, tetapi kami berasumsi setidaknya diuji coba di Jabodetabek terlebih dahulu. Sebelumnya tak banyak layanan e-commerce yang berani menawarkan fitur ini. Tokopedia dan Go-Jek dengan program Go-Kilat adalah salah satunya.

Same day-delivery kami persiapkan untuk membuat pengalaman berbelanja pelanggan menjadi lebih mudah dan cepat. Hal inilah yang menjadi dasar dari visi kami dan fitur ini adalah salah satu prioritas dalam strategi inisiatif kami,” ujar Hendrawan Kartika, Chief Operating Officer Orami, dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial, Senin (18/7).

Dia mengatakan tidak semua kebutuhan produk sehari-hari cocok untuk diberikan pelayanan same-day delivery. Namun, bagi pelanggan Orami, di mana sebagian besar adalah wanita karier dan ibu rumah tangga, hal itu sangat dibutuhkan.

“Selain Orami, mayoritas pelaku e-commerce di Indonesia tidak dapat menawarkan opsi pengiriman yang cepat seperti ini. Ini menyebabkan hilangnya belanja online di benak masyarakat sebagai pilihan untuk berbelanja khususnya terkait dengan produk yang dibutuhkan secara mendesak,” ujarnya.

Hendrawan melanjutkan, tantangan terbesar sebuah layanan e-commerce ketika menawarkan layanan pengiriman kilat adalah ketersediaan produk. Hendrawan mengklaim Orami memiliki stok tersendiri yang selalu tersedia di gudang atau hubs di beberapa kota sekitar Jakarta.

“Di Orami, kami memiliki tim dan infrastruktur yang terdedikasi untuk same-day delivery service mulai dari gudang dan distribution center hingga tim kurir internal.”

Pihaknya mengklaim, selama beberapa minggu terakhir, keterlambatan pengiriman tidak pernah terjadi. Namun, apabila terjadi, Orami akan memberitahukan konsumen dengan cepat, menjadwalkan pesanan untuk dikirim esok harinya, dan membebaskan biaya klaim.

Untuk mitra distribusi ke seluruh Indonesia, Orami telah bekerja sama dengan JNE, SAP Express, dan First Logistics.

Persaingan pengiriman kilat

Dari semua e-commerce B2C di Indonesia, Orami menjadi layanan e-commerce pertama yang mengusung layanan tersebut menggunakan kurir internal. Lazada Express hanya menawarkan layanan next-day delivery dan berlaku pada hari kerja saja.

Service grocery e-commerce, seperti Go-Jek dan Happy Fresh juga telah menawarkan same-day delivery, tapi kedua perusahaan tersebut tidak memiliki stok, mereka membelinya dari toko/pasar swalayan yang ada di sekitarnya.

Go-Kilat yang disajikan Tokopedia dan Go-Jek adalah satu-satunya layanan yang paling mendekati fitur same-day delivery ini.

Startup Logistik On-Demand B2B Kargo Umumkan Perolehan Investasi dari East Ventures dan Angel Investor Diono Nurjadin

Startup logistik on-demand B2B Kargo mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal, dengan nilai yang tak disebutkan, dari East Ventures dan angel investor Diono Nurjadin. Diono adalah anggota aktif Angel Investment Network of Indonesia (ANGIN) dan merupakan President dan CEO Cardig Aero Services. Pendanaan akan difokuskan untuk pengembangan teknologi dan peningkatan kemitraan dengan vendor / perusahaan logistik di Indonesia.

Kargo adalah layanan logistik on-demand B2B antar kota yang membantu pengiriman barang, dari kebutuhan truk, asuransi hingga pembayaran vendor. Area yang dicakup saat ini adalah Sumatra, Jawa, dan Bali. Saat ini Kargo fokus ke pasar korporasi dan belum memiliki rencana untuk masuk ke pasar ritel.

CEO Kargo Yodi Aditya dalam rilisnya mengungkapkan, “Kargo mendefinisikan ulang lanskap logistik di Indonesia dengan membuatnya lebih terpercaya dan efisien. Dashboard online kami dapat membuat aktivitas pengantaran lebih mudah – termasuk pemesanan, pelacakan, asuransi, pembayaran, dan manajemen vendor. Kami membantu bisnis mengurangi biaya logistik dan meningkatkan produktivitas.”

Kata kunci di sini adalah teknologi. Logistik adalah salah satu sektor yang masih banyak membutuhkan pembenahan dengan kondisi infrastruktur yang tidak sebaik negara-negara maju. Untuk memaksimalkan bisnis, teknologi memegang peranan penting di sini untuk mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas.

Disebutkan industri logistik Indonesia secara keseluruhan bernilai $163,4 miliar atau lebih dari 2000 triliun Rupiah. Dengan semakin bertumbuhnya sektor e-commerce, sektor logistik ikut berkembang dan sejumlah startup, termasuk Kargo, berusaha terus mendobrak tatanan yang sudah ada.

Yodi melanjutkan, “Teknologi Kargo [berusaha] membantu perusahaan mengurangi biaya dengan memaksimalkan utilisasi truk dan meningkatkan kualitas pelayanan. Efisiensi dapat membawa efek domino di rantai logistik ini.”

Terhadap masuknya Diono dan East Ventures dalam jajaran investor Kargo, Yodi kepada DailySocial mengatakan, “Melalui pengalaman Pak Diono, Kargo dapat mengambil langkah strategis dalam penetrasi market logistik di Indonesia. Serta EV yang membantu kami dalam product market fit. Kombinasi ini akan memberikan dukungan yang kuat pada perkembangan Kargo.”

Para investor melihat Kargo memiliki peluang untuk “merusak” tatanan yang sudah ada dengan teknologi yang dibawanya. Managing Partner East Ventures Willson Cuaca berkomentar, “Sektor logistik kita [Indonesia] telah lama menjadi tidak efisien karena tidak ada yang mengganggu pasar. Logistik adalah faktor sukses kunci aktivitas perdagangan Indonesia dan kami percaya teknologi yang dikembangkan Kargo mampu memberdayakan tingkat kompetitif Indonesia di pasar perdagangan domestik dan internasional.

Diono menambahkan, “Penawaran produk Kargo bisa menjadi key enabler bagi penyedia layanan logistik untuk meningkatkan sisi kompetitif dan meningkatkan performa secara umum. Kargo berada di posisi yang tepat untuk memainkan peranan penting di pasar logistik Indonesia dan kawasan [Asia Tenggara].”

Application Information Will Show Up Here

DScussion #53: Pasar Pengguna dan Teknologi Masa Depan Etobee

Dalam DScussion kali ini yang masih bersama CEO Etobee Sven Milder, kami mengupas tentang ragam industri apa saja yang telah memanfaatkan layanan logistik Etobee. Sven juga berbagi cerita tentang teknologi yang ingin diterapkan di Etobee di masa depan dan curhatnya soal kesulitan mendapatkan tenaga pengembang.

Berikut ini wawancara kami dengan Sven: