Di Masa Euforia E-commerce, Pos Indonesia Seharusnya Tunjukkan Diri Sebagai Pemain Utama di Segmen Logistik

Fokus di bidang logistik dapat dimaksimalkan dalam momentum e-commerce / Shutterstock

Dewasa ini sektor e-commerce terlihat mencolok sebagai sebuah bisnis digital yang begitu menawan. Makin akrabnya masyarakat dengan layanan internet ditambah efisiensi yang diberikan dalam menemukan barang yang diinginkan menjadi pemicunya. ICD Research pernah memprediksikan bahwa dari tahun 2012 hingga 2015 pertumbuhan pasar e-commerce di Indonesia akan mencapai 42 persen. Dan benar, pertumbuhan tersebut kini terlihat tampak signifikan.

Continue reading Di Masa Euforia E-commerce, Pos Indonesia Seharusnya Tunjukkan Diri Sebagai Pemain Utama di Segmen Logistik

Asosiasi Logistik Indonesia: E-Commerce Dongkrak Pendapatan Jasa Kurir Hingga 30%

Jasa Logistik Mengalami Pertumbuhan Pendapatan Berkat E-commerce / Shutterstock

Industri e-commerce Indonesia sedang dalam grafik yang menanjak. Sudah banyak pihak yang memprediksikan tren ini terus berlanjut selama beberapa tahun ke depan. Semakin populernya e-commerce di Indonesia ternyata membuat banyak pihak menuai keuntungan. Tak hanya pelaku e-commerce, industri seperti jasa logistik pun turut menikmati hasilnya.

Disampaikan Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita, bisnis e-commerce telah berhasil mendongkrak pendapatan bisnis jasa titipan atau kurir hingga 30% atau mencapai Rp 50-70 triliun. Peningkatan ini terjadi berkat integrasi layanan dengan sistem online.

Peningkatan tersebut kebanyakan terjadi di wilayah Jabodetabek dan pulau Jawa. Beberapa waktu lalu hal senada juga disampaikan Ketua Bidang Hukum dan Advokasi DPW Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Jateng Elvis Wendri. Elvis memaparkan bahwa pendapatan untuk jasa pengiriman di Jawa Tengah bisa tembus hingga $15 juta.

“Ke depan kalau e-commerce terus berkembang, maka bisnis jasa titipan akan sangat cerah,” ujar Zaldy.

Di balik itu semua Zaldy masih menyayangkan masih banyaknya perusahaan jasa titipan yang belum mampu terintegrasi dengan layanan e-commerce. Menurutnya masih banyak perusahaan yang belum mampu membangun sistem informasi teknologi yang solid. Selain itu ia juga menekankan akan kebutuhan sumber daya manusia yang mumpuni untuk mampu menerapkan sistem e-commerce.Lebih jauh Zaldy juga mengomentari tentang pentingnya infrastruktur dan pergudangan. Ia menuturkan bahwa pertumbuhan jasa penitipan juga dibarengi dengan kebutuhan gudang. Sektor pergudangan mengalami peningkatan 10 persen. Permintaan gudang di luar Pulau Jawa meningkat disebabkan oleh berkembangnya infrastruktur di daerah.

“Permintaan gudang meningkat untuk luar Jawa dengan mulai banyaknya proyek-proyek yang berhubungan dengan infrastruktur mulai dibangun,” kata Zaldy.

Jika jasa logistik bisa tumbuh berkat industri e-commerce, pelayanan prima jasa logistik sangat dibutuhkan untuk mendukung adopsi budaya belanja online. Data APJII tahun 2014 menyebutkan alasan terbesar masyarakat enggan berbelanja online lantaran lamanya proses pengiriman.

Antar.id Coba Ramaikan Persaingan Bisnis Logistik

Antar.id masuki bisnis logistik di Jakarta / Shutterstock

Persaingan bisnis layanan antar di Jakarta semakin sengit, baik itu layanan antar penumpang, makanan, atau barang. Kondisi jalanan Jakarta yang semakin padat dan penghematan waktu yang cukup lumayan menjadi salah satu alasan utama masyarakat mengadopsi fenomena layanan antar ini. Ingin turut serta meramaikan persaingan di bisnis ini, Edy Wihardja mengembangkan Antar.id.

Continue reading Antar.id Coba Ramaikan Persaingan Bisnis Logistik

Siapkah Indonesia Mengadopsi Konsep E-Commerce Online to Offline (O2O)?

Logistik Online dan Offline / Shutterstock

Perkembangan industri e-commerce di Indonesia saat ini sedang melaju dengan pesat, bahkan disinyalir lebih cepat ketimbang Tiongkok. Meskipun demikian, ada satu isu yang terus membayangi sejak tren e-commerce itu sendiri tumbuh, yaitu logistik, terutama untuk pengiriman barang. Survei Nielsen menunjukkan salah satu faktor keengganan konsumen memanfaatkan layanan e-commerce adalah harga pengiriman barang yang tinggi (ke pelosok). Tapi kini ada satu konsep yang sedang menjadi perbincangan hangat untuk memecahkan masalah logistik di Indonesia, yaitu konsep O2O (Online-to-Offline).

Continue reading Siapkah Indonesia Mengadopsi Konsep E-Commerce Online to Offline (O2O)?

Lebih dari 60% Pendapatan JNE Dipasok Bisnis E-Commerce

Ilustrasi Logistik / Shutterstock

Ketergantungan perusahaan logistik terhadap bisnis e-commerce menjadi semakin jelas, setelah JNE menginformasikan bahwa lebih dari 60% pendapatan JNE saat ini berasal dari kerja samanya di ekosistem ini. Tahun ini mereka menargetkan lebih besar lagi faktor pendapatan dari e-commerce, hingga 70%.

Continue reading Lebih dari 60% Pendapatan JNE Dipasok Bisnis E-Commerce

Konsep O2O dan Pembangunan Pusat Distribusi di Daerah Bisa Bantu Logistik Layanan E-Commerce yang Lebih Baik

Ilustrasi Hambatan Bisnis / Shutterstock

Seperti yang telah kami proyeksikan sebelumnya, bahwa infrastruktur logistik di Indonesia masih kesulitan mengimbangi laju pertumbuhan layanan e-commerce. Survei Nielsen menunjukkan harga pengiriman barang yang tinggi (ke pelosok) menjadi salah satu faktor keengganan konsumen memanfaatkan layanan e-commerce. Konsep O2O (online-to-offline) dan pembangunan pusat distribusi di daerah bisa menjadi alternatif solusi.

Continue reading Konsep O2O dan Pembangunan Pusat Distribusi di Daerah Bisa Bantu Logistik Layanan E-Commerce yang Lebih Baik

Piresta Kenalkan Sistem Reputasi Berbasiskan Resi Pengiriman Barang

Piresta, yang dahulu bernama Widgetku, memperbarui layanan yang dimiliki dan mengenalkan sistem reputasi berbasiskan resi pengiriman barang. Menggunakan sistem reputasi ini, toko online terpercaya yang banyak melakukan pengiriman barang melalui jasa logistik yang didukung akan memperoleh badge. Saat ini Piresta mendukung monitoring terhadap barang yang dikirim melalui berbagai layanan logistik terkemuka.

Continue reading Piresta Kenalkan Sistem Reputasi Berbasiskan Resi Pengiriman Barang

aCommerce Fokuskan Penggunaan Pendanaan Seri A untuk Empat Sektor

“Bukan ini barang yang saya pesan” atau “Kok barangnya enggak datang-datang ya” adalah pernyataan yang paling dihindari oleh pelaku layanan e-commerce dari pelanggannya. Fulfillment dan delivery merupakan satu paket yang tidak terpisahkan dalam hal e-commerce. Perusahaan fulfillment asal Thailand aCommerce yang telah membuka kantornya di Jakarta hadir dengan menawarkan solusi yang lengkap bagi permasalahan logistik e-commerce.

(null)

E-Commerce Kian Dewasa, Saatnya Industri Logistik Mengimbangi

Sebuah fenomena baru di industri e-commerce lokal kini makin sering saya temui. Sebagai konsumen yang cukup rutin berbelanja online, belakangan ini saya lebih sering kecewa terhadap jasa layanan pengiriman barang ketimbang situs e-commercenya sendiri. Hal ini mungkin sangat bertolak belakang dibandingkan 2 tahun lalu dimana situs e-commerce masih baru bertumbuh dibarengi industri logistik yang sudah cukup mapan. Kini, situs e-commerce sudah berkembang sangat pesat, namun gagal diikuti oleh penyedia layanan logistik yang tidak mampu mengimbangi pertumbuhan tersebut. Continue reading E-Commerce Kian Dewasa, Saatnya Industri Logistik Mengimbangi

Mitra Adiperkasa dan Groupon Pilih aCommerce Indonesia untuk Pusat Logistik dan Pengiriman Layanan E-Commerce

Perusahaan e-commerce aCommerce Indonesia mengumumkan dukungannya untuk sistem e-commerce layanan daily deals Groupon Indonesia dan rakasasa ritel Mitra Adiperkasa (MAP) untuk brand Planet Sports. Terkesan dengan fulfillment center (pusat logistik) bebas banjir yang dimiliki oleh aCommerce Indonesia, dua perusahaan tersebut mempercayakan pengurusan logistik dan pengiriman barang kepada perusahaan yang berpusat di Thailand ini.

Continue reading Mitra Adiperkasa dan Groupon Pilih aCommerce Indonesia untuk Pusat Logistik dan Pengiriman Layanan E-Commerce