Studio Game Lokal Anantarupa Terima Pendanaan Awal 47 Miliar Rupiah dari Greenwillow

Startup pengembang game lokal Anantarupa Studios mengumumkan penutupan pendanaan tahap awal senilai $3 juta (lebih dari 47 miliar Rupiah). Putaran ini dipimpin oleh Oriza Greenwillow Technology Fund, VC asal Singapura.

Dana segar akan digunakan untuk mempercepat ekspansi regional Lokapala, gim MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) lokal yang dibuat Anantarupa, dan menyiapkan pengembangan IP/konten Lokapala. Penandatanganan investasi ini difasilitasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI sebagai bentuk dukungan penuh pemerintah terhadap industri gim dan kekayaan intelektual nasional.

Dalam keterangan resmi, Managing Partner Oriza Greenwillow Technology Fund Loh Wai Keong menyampaikan, Anantarupa Studios mengembangkan karakter-karakter dalam Lokapala berdasarkan kesatria legendaris dalam berbagai kekayaan sejarah dan budaya di Indonesia dan Asia Tenggara. Para kesatria legendaris ini akan beresonansi dengan kuat bersama para pemain di sini dan membentuk koneksi secara emosional maupun kultural.

Menurutnya, konten gim Lokapala yang unik dapat menjadi IP unggulan dalam industri konten lain yang selalu membutuhkan konten-konten baru, seperti komik, animasi, film, medium bercerita lainnya, serta merchandising dan gamifikasi konten edukasi.

“Seluruh sektor ini tentunya akan membentuk kekuatan ekonomi kreatif baru yang berbasis IP bagi Indonesia dan wilayah Asia Tenggara lainnya, serta mampu membuka lapangan pekerjaan baru bagi para milenial.” ucapnya.

CEO Antarupa Studios Ivan Chen mengatakan, dalam ekosistem esports, mata rantai bisnisnya terpusat pada komoditas utama, yaitu gimnya. Pihaknya melihat Lokapala sebagai IP Indonesia punya potensi besar untuk menembus pasar global.

“Untuk itu kami juga mempersiapkan pengembangan IP Lokapala dengan berkolaborasi bersama sektor lain untuk memproduksi komik, animasi, film, musik, dan merchandising. Kami berharap Lokapala dapat membawa IP Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi,” kata Ivan.

Potensi bisnis gim

Ivan melanjutkan, mengutip dari data yang ia peroleh, industri gim adalah industri konten atau IP terbesar di dunia yang mampu menyumbang transaksi hingga Rp3.200 triliun pada 2022. Jumlah ini tiga kali lebih besar daripada industri film di dunia. Menurut riset, sebanyak 61% dari total transaksi industri gim seluler mencapai $136 miliar di 2022, meningkat 170% lebih cepat dari pertumbuhan industri secara menyeluruh.

Potensi tersebut menarik sejumlah pemodal ventura ternama yang berkomitmen untuk berinvestasi sebesar Rp12 triliun di 2023 untuk industri gim di Asia Tenggara. Oleh karenanya, industri gim diharapkan mampu memperoleh porsi investasi yang signifikan di antara negara Asia Tenggara lainnya.

Ivan berambisi bahwa Lokapala punya peluang besar untuk menguasai pasar Asia Tenggara, mengingat 90% pemain gim di regional ini memainkan gim esports. Bahkan, beberapa negara di Asia Tenggara mulai mengembangkan wisata esports sebagai program pariwisata di negaranya karena esports menjadi medium komunikasi bagi generasi muda, melintasi batasan-batasan budaya dan bahasa.

Saat ini, Anantarupa Studios sedang mempersiapkan uji server untuk kawasan Asia Tenggara, serta mengembangkan beberapa mode gim dan fitur baru, seperti Battle Pass dan inter-regional matchmaking untuk mengakomodasi para pemain lintas negara.

Lokapala adalah IP dari Anantarupa Studios dan dipublikasi oleh Dunia Games dan Upoint Games. Gim esports bergenre MOBA 5v5 ini mengutamakan strategi dan kerja sama tim dengan sentuhan budaya nusantara. Adapun Anantarupa Studios didirikan oleh Ivan Chen dan Diana Paskarina pada 2011, berfokus pada pengembangan bisnis custom game, AR, VR, dan layanan B2B lainnya.

Visi perusahaan adalah menjadi leading IP developer di Indonesia, dengan mengangkat kekayaan warisan budaya Indonesia dan memperkenalkan ke pasar global. Pada 2018, perusahaan bertransformasi menjadi perusahaan gim dengan genre MOBA. Timnya telah mencapai lebih dari 80 orang.

Application Information Will Show Up Here

8 Turnamen Esports Paling Menarik di Indonesia di 2021

Jumlah penonton, views, dan hours watched biasanya menjadi tolak ukur dari kesuksesan sebuah turnamen esports. Biasanya, turnamen yang mendapatkan banyak penonton adalah kompetisi resmi dari game-game esports populer, seperti MPL dan PMPL. Namun, tidak adil rasanya jika kita hanya fokus pada kompetisi esports yang digelar oleh publisher. Karena itu, kali ini, Hybrid.co.id akan membuat daftar turnamen esports yang memberikan dampak positif pada ekosistem competitive gaming, walau jumlah penontonnya tidak sebanyak kompetisi esports resmi dari publisher.

Berikut delapan kompetisi esports yang memberikan dampak positif sepanjang 2021.

1. Indonesia Football e-League

Digelar pertama kali pada 2020, Indonesia Football e-League alias IFeL merupakan kompetisi yang mengadu eFootball PES. Satu hal yang membedakan IFeL dengan turnamen game sepak bola lainnya adalah kompetisi ini melibatkan tim-tim sepak bola dari Liga 1 dan Liga 2. Kepada Republika, CEO IFeL, Putra Sutopo mengatakan, dia punya dua tujuan untuk menggelar IFeL. Pertama, IFeL diharapkan bisa menjadi wadah bagi para pemain profesional untuk bertanding dengan satu sama lain. Kedua, IFeL bisa membuka kesempatan pada klub-klub sepak bola Indonesia untuk menjajaki dunia esports.

IFeL diikuti oleh tim-tim dari Liga 1 Indonesia. | Sumber: Bola

Pada Oktober 2021, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSIS) dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) menunjuk IFeL sebagai operator resmi dari kompetisi sepak bola virtual Indonesia. Dan per Oktober 2021, ada 12 klub dari Liga 1 yang ikut serta dalam IFeL. Setiap klub sepak bola diwakili oleh pemain PES ternama. Contohnya, PSS Sleman diwakili oleh Rizky Faidan, PSIS Semarang direpresentasikan oleh Muhammad Abdul Aziz, dan Persik Kediri yang mempercayakan namanya ke Eky Ramadhan.

2. Balap di Rumah

Sim racing memang bukan genre paling populer di industri esports. Meskipun begitu, sejak pandemi dimulai pada awal 2020, kompetisi sim racing berhasil mengisi kekosongan yang muncul karena banyak balapan di dunia nyata yang dibatalkan akibat lockdown. Jadi, tidak heran jika sepanjang 2020, skena esports sim racing tumbuh pesat, baik dari segi penonton maupun hadiah. Sejumlah balapan virtual bahkan ditayangkan di televisi, seperti eNASCAR.

Pada 2020, kompetisi Balap di Rumah pertama kali diadakan. Ketika itu, tema yang diangkat adalah “Race Against Pandemic”. Dianggap sukses, kompetisi tersebut kembali diadakan pada 2021. Di tahun ini, tim Balap di Rumah mengadakan balapan virtual bertajuk Ramadan Balap Indonesia (RBI). Sesuai namanya, balapan itu pun diadakan sepanjang bulan Ramadan, yaitu sejak pertengahan April hingga pertengahan Mei. Memang, salah satu tujuan dari kompetisi itu adalah untuk memeriahkan bulan puasa.

RBI diikuti oleh sejumlah pebalap ternama, baik pebalap di dunia nyata maupun pembalap virtual. Misalnya, dari Indonesia, ada pebalap FIA Silver Grade, Rama Danindro, pebalap rally Rizal Sungkar, pebalap Go-Kart Daffa Ardiansa, serta pebalap nasional Satrio Hermanto, seperti dikutip dari Kompas. Tak hanya itu, beberapa pebalap dari negara tetangga pun ikut serta dalam RBI, seperti pebalap Go-Kart asal Singapura, Dillan Tan dan drifter virtual Thailand, Thanatip Thanalapanan.

3. Women Star League

Jika dibandingkan dengan olahraga, industri game lebih inklusif karena siapapun bisa bermain game, terlepas dari kemampuan fisik, status ekonomi, maupun gender mereka. Namun, hal ini tidak menyetop munculnya stigma bahwa gamer perempuan pasti kalah jago dari gamer laki-laki. Tak hanya itu, masalah lain yang sering dihadapi oleh gamers perempuan, baik pemain amatir maupun profesional, adalah pelecehan.

Karena itu, beberapa pihak memutuskan untuk mengadakan turnamen khusus perempuan. Harapannya, kompetisi itu bisa menjadi wadah bagi pemain perempuan yang ingin mengasah kemampuannya dan menekuni karir sebagai gamer profesional.

Women Star League adalah liga esports khusus untuk pemain perempuan. | Sumber: Liga Game

Salah satu turnamen khusus perempuan yang diadakan di Indonesia adalah Women Star League (WSL). Kompetisi itu pertama kali diadakan pada akhir 2020 dan berlanjut hingga 2021. WSL Season 2 digelar pada Februari 2021, sementara Season 3 diadakan pada Juli 2021. Penyelenggara WSL, Indonesia Gaming League juga telah mengonfirmasi bahwa mereka akan mengadakan Season 4.

Saat pertama kali digelar, WSL berhasil mendapatkan peak viewers sebanyak 1,3 juta orang di hari pertama dan 1,2 juta orang di hari kedua, menurut laporan ONE Esports. Hal ini membuktikan, turnamen khusus perempuan juga tidak kalah menarik di mata para fans esports. Selain itu, dari musim ke musim, jumlah hadiah yang ditawarkan oleh WSL juga terus naik. Pada turnamen pertama, WSL menawarkan total hadiah sebesar Rp40 juta. Angka ini naik menjadi Rp50 juta di Season 2. Di Season 3, total hadiah dari WSL melonjak ke Rp110 juta. Dan pada WSL Season 4, total hadiah yang ditawarkan kembali naik menjadi Rp125 juta.

4. Piala Presiden Esports

Sama seperti game, pada esports, juga melekat stigma negatif. Kabar baiknya, pemerintah Indonesia punya pemikiran yang cukup terbuka dan siap untuk mendukung industri game dan esports. Salah satu bentuk dukungan yang pemerintah berikan pada industri esports adalah menggelar kompetisi esports di Piala Presiden. Hal ini membuat orang-orang yang sama sekali awam akan esports menjadi, setidaknya, tahu atau bahkan, ingin tahu lebih banyak tentang dunia competitive gaming.

Piala Presiden Esports pertama kali diadakan pada 2019. Kompetisi itu bisa terselenggara berkat kerja sama banyak pihak, mulai dari badan pemerintah, seperti Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Kementrian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA), Kantor Staf Presiden (KSP), dan Kementrian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO), sampai pelaku industri esports, seperti Indonesia Esports Premiere League (IESPL) dan RevivalTV.

Piala Presiden Esports merupakan salah satu bentuk dukungan pemerintah pada industri esports.

Tahun 2020, Piala Presiden Esports kembali digelar. Ketika itu, salah satu game yang diadu adalah Ultra Space Battle Brawl, yang dirilis oleh Toge Productions. Sementara pada tahun ini, pemerintah ingin mendorong sports tourism melalui Piala Presiden Esports. Karena itu, Bali dipilih untuk menjadi tuan rumah dari Piala Presiden Esports.

5. Super Esports Series 2021

Dalam beberapa tahun belakangan, esports memang berhasil menarik perhatian banyak pihak, termasuk perusahaan non-endemik. Bentuk keterlibatan perusahaan non-endemik di industri esports bermacam-macam, mulai dari mensponsori pemain/tim profesional, menjadi sponsor turnamen, sampai menggelar turnamen esports sendiri.

Superchallenge merupakan salah satu piihak yang tertarik untuk mengadakan kompetisi esports sendiri. Kompetisi yang Superchallenge adakan bernama Super Esports Series 2021. Ada dua game yang diadu di sana, yaitu eFootball PES dan PUBG Mobile. Superchallenge menyediakan total hadiah sebesar Rp300 juta, yang dibagi dua secara merata untuk kompetisi eFootball PES dan PUBG Mobile.

“Super Esports Series 2021 akan mempertandingkan dua game yang populer yaitu PES dan PUBG Mobile. Kompetisi ini diharapkan dapat mendorong anak muda Indonesia agar mampu berprestasi di kancah esports nasional dan kelak dapat mengharumkan nama bangsa di level dunia. Dan di sisi lainnya dapat memajukan ekosistem esports yang ada di Indonesia,” kata Dhanny Winata Hoeniarto, seperti dikutip dari SuperLive.

6. Oxtrade Tournament Season 2: Dota 2

Mengingat Indonesia adalah negara mobile-first, tidak heran jika mobile game lebih populer daripada game PC atau konsol. Alhasil, skena esports yang berkembang pun kebanyakan berbasis mobile game, seperti Mobile Legends, PUBG Mobile, dan Free Fire. Namun, hal itu bukan berarti ekosistem esports dari game PC sudah sama sekali mati. Buktinya, Indonesia masih punya tim Dota 2. Selain itu, dua pemain Indonesia juga berhasil bertanding di The International 10. Hal ini menunjukkan, ekosistem esports Dota 2 di Indonesia belum mati.

Dota 2 menjadi salah satu game yang diadu dalam Oxtrade Tournament Season 2.

Di 2021, salah satu turnamen Dota 2 yang digelar di Indonesia adalah Oxtrade Tournament Season 2. Turnamen yang diselenggarakan oleh Yamisok itu dimulai dengan babak kualifikasi pada 22-27 November 2021. Setelah itu, final mingguan diadakan pada 28 November 2021 dan babak playoffs diselenggarakan pada 11-12 Desember 2021. Pada tim yang keluar sebagai juara, Oxtrade Tournament Season 2 menawarkan hadiah uang sebesar Rp30 juta. Sementara juara 2 akan mendapatkan uang sebanyak Rp20 juta dan juara 3 memenangkan Rp10 juta.

7. PON XX Papua 2021

Setelah menjadi cabang olahraga eksibisi di Asian Games 2018 Jakarta dan menjadi cabang olahraga medali pada SEA Games 2019 Manila, esports menjadi bagian dari Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021. Ada empat game yang diadu dalam ajang olahraga bergengsi tersebut, yaitu eFootball PES 2021, Mobile Legends, PUBG Mobile, dan Free Fire.

Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) mengungkap, dengan dimasukkannya esports sebagai cabang olahraga di PON XX Papua, mereka berharap, mereka akan dapat menemukan atlet esports berbakat yang bisa mewakili Indonesia di kompetisi esports level internasional. Para pemain esports terbaik di PON XX Papua akan diundang untuk ikut dalam training camp. PBESI akan turun tangan langsung dalam pelatihan dari atlet-atlet tersebut.

8. Lokapala Minor League

Kebanyakan game esports yang populer di Indonesia merupakan game buatan developer asing. Kehadiran Lokapala diharapkan bisa mengubah hal itu. Lokapala merupakan mobile MOBA yang dibuat oleh developer lokal, Anantarupa Studios dan diluncurkan di bawah publisher Melon Indonesia, anak perusahaan Telkom. Lokapala diharapkan bisa menjadi game esports asal Indonesia. Untuk merealisasikan hal itu, salah satu usaha yang Melon Indonesia lakukan adalah dengan mengadakan Lokapala Minor League, yang menawarkan total hadiah sebesar Rp50 juta.

Jeet Esports yang memenangkan Lokapala Minor League. | Sumber: Liputan 6

Lokapala Minor League dimulai dengan babak kualifikasi undangan, yang diadakan pada April-Mei 2021, menurut Berita Satu. Sementara itu, babak kualifikasi terbuka digelar pada Juli 2021. Tim-tim yang lolos babak kualifikasi akan bertanding di babak playoffs. Jeet Esports keluar sebagai juara Lokapala Minor League setelah mengalahkan ArchAngel di babak final dengan skor 3-0.

Tahun 2021, DANA Sumbang 15% dari Total Transaksi Game di Indonesia

September lalu, Bambang Sunarwibowo selaku Wakil Ketua Umum dan Ketua harian Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) mengungkapkan bahwa pendapatan industri game di Indonesia tahun ini berhasil mencapai angka $2,08 miliar, atau kurang lebih sekitar 30 triliun rupiah. Dari total transaksi sebesar itu, 15%-nya diklaim berasal dari dompet digital DANA.

“DANA menyumbang sekitar 15% dari total transaksi game secara keseluruhan di Indonesia per Oktober 2021,” ucap Lim Kusuma, Head of Marketing DANA, dalam sebuah konferensi pers virtual yang saya ikuti pada hari Kamis, 9 Desember 2021. Pada slide presentasi yang ditampilkan, tampak bahwa angka 15% itu setara dengan nilai transaksi sebesar 4,4 triliun rupiah.

Angka tersebut tentu tidak main-main, dan sekali lagi membuktikan bahwa gamer Indonesia pun memiliki daya beli yang cukup besar, utamanya kalangan milenial. Di sisi lain, kemudahan bertransaksi juga memegang peranan yang tak kalah penting. Kalau proses membayarnya ribet, gamer mungkin bakal mengurungkan niat untuk membeli, begitu kira-kira penjelasan sederhananya.

Lim mencontohkan bahwa selama periode Januari – Oktober 2021, DANA mencatatkan jumlah transaksi game terbanyak pada bulan Mei 2021, bertepatan dengan momen Ramadan dan banyaknya promo yang ditawarkan oleh berbagai game kala itu. Kendati demikian, nilai transaksi yang terbesar justru terjadi di bulan Oktober, dan ini dikarenakan kerja sama yang DANA jalin dengan sejumlah platform internasional, macam Steam dan Google.

Insight lain yang tak kalah menarik adalah seputar perbandingan jumlah download dan pendapatan game berdasarkan kategori. Menurut Lim, kategori Role Playing dan Strategy walau digabung memang memiliki player base yang lebih kecil daripada kategori Action, akan tetapi total pemasukan yang dihasilkan keduanya tergolong besar (34%) dibanding yang dihasilkan oleh kategori Action (43%).

Dengan kata lain, kalau yang dikejar adalah akuisisi pengguna, berfokus pada kategori game Action memang masih merupakan strategi yang paling efektif. Namun kalau menyangkut masalah spending, DANA melihat ada peluang besar pada kategori Role Playing dan Strategy.

Kalau mau kita elaborasi sedikit, ini terdengar masuk akal mengingat in-game item di MMORPG atau game strategi seperti Clash of Clans memang berpengaruh langsung terhadap gameplay (pay-to-win), sementara game MOBA atau battle royale sering kali cuma berjualan skin yang bersifat kosmetik. Sebagai gamer, kalau saya punya pilihan antara membeli skin senjata atau booster untuk meningkatkan XP yang didapat, saya jelas bakal memilih membeli barang yang kedua.

Yang mungkin agak disayangkan adalah, sebagian besar pendapatan game yang dicatatkan itu masuknya ke kantong developer luar, sementara developer lokal hanya menguasai sekitar 0,4% dari pangsa pasar. Kabar baiknya, pemerintah terus berusaha untuk mengubah hal ini, salah satunya dengan membina developer lokal agar bisa lebih kompetitif.

Ivan Chen, CEO Anantarupa Studios (Lokapala) yang ikut menghadiri konferensi pers DANA, mengatakan bahwa salah satu solusi yang ia usulkan adalah kebijakan untuk menyertakan game lokal di setiap turnamen esports di Indonesia, sehingga pada akhirnya developer lokal bisa bersaing di panggung yang sama seperti developer luar. “Bukannya membatasi game impor, tapi justru mendorong game lokal,” pungkasnya.

PUBG Mobile Becomes the Fourth Game Contested at PON XX Papua 2021

The Indonesian Esports Executive Board (PBESI) has announced the addition of PUBG Mobile to the game lineup for the PON XX Papua 2021 Esports Exhibition. PUBG Mobile joins Free Fire, Mobile Legends, and eFootball PES 2021 as the fourth game.

“PUBG Mobile will also be contested in the PON XX Papua 2021 Exhibition along with the three previous games: Free Fire, Mobile Legends, and eFootball PES 2021,” said PBESI Secretary-General Frengky Ong in a virtual press conference, Tuesday (24/8/2021).

Lokapala as friendly match game at PON XX Papua 2021

PBESI to support Lokapala as one of the original “Made in Indonesia” games by featuring it in the PON XX Papua 2021 as a friendly-match game. Image Credit: Dewaggnews

In addition, PBESI also ensures that there will be friendly matches of the Lokapala: Saga of the Six Realms game, taking place concurrently with the esports exhibition.

“The inclusion of Lokapala as a friendly match in the XX PON Papua 2021 Exhibition cannot be separated from the aspirations and enthusiasm of the esports community who want this local game to be presented.

This is also the realization of PBESI’s support for the local game development industry. We believe that the national game industry has great potential to go internationally, so we must always support [the game] together,” said Commissioner General Pol. Drs. Bambang Sunarwibowo, S.H., M.Hum.

PBESI to include Tencent’s PUBG Mobile as the fourth esports game of PON XX Papua 2021

Image Credit: Duniagames

As previously announced, esports will be contested for the first time as an exhibition sport at PON XX Papua 2021. Originally, PBESI stated last week that PON XX would include just three games: Free Fire, Mobile Legends, and eFootball PES 2021.

To accommodate Indonesian gamers’ ambitions while also attracting more exceptional athletes in the esports ecosystem, PBESI chose to add PUBG Mobile in the esports exhibition at the XX PON 2021.

Aswin Atonie, Country Manager of Tencent Games, expressed Tencent’s gratitude to PBESI for helping esports to get into PON (Indonesian National Sports Week) for the first time, and at the same time, by adding PUBG Mobile.

“We are very grateful to PBESI for assisting esports in passing for PON XX 2020 for the first time. Tencent Games recognizes that PON is the country’s biggest and most renowned sporting event and is prepared to fully assist the success of PON XX 2020 “Aswin Atonie, Tencent Games’ Country Manager, said.

Cover photo courtesy of Duniagames

10 Game Indonesia Terbaik yang Wajib Dimainkan di 2021

Industri video game Indonesia memang menunjukkan perkembangan yang pesat beberapa tahun ke belakang. Dengan semakin banyak lahirnya pengembang-pengembang lokal dengan beragam potensi dan talentanya, semakin banyak juga game-game lokal dengan beragam tema dan keunikannya masing-masing.

Tidak hanya jumlahnya saja yang bertambah namun para pengembang ini juga terus meningkatkan kualitas dari game-game yang mereka buat sehingga mampu menarik perhatian pasar global.

Dan bertepatan dengan bulan kemerdekaan ini, kami telah merangkum 10 game buatan Indonesia terbaik di tahun 2021 ini yang bisa Anda jadikan pilihan untuk dimainkan.

Dreadout Series

Platform: PC

Siapa yang tidak mengenal game horor yang satu ini, game buatan pengembang asal Bandung Digital Happiness ini memang telah menorehkan banyak pencapaian dan juga mendapat pengakuan dari banyak gamer pecinta horor dari seluruh dunia.

Game ini juga telah memiliki sekuel dan juga spin-off. Kisah utama dari Dreadout ini mengikuti petualangan dari Linda yang diikuti oleh kejadian-kejadian mistis di lingkungan sekitarnya.

Escape From Naraka

Platform: PC, Nintendo Switch

Selanjutnya ada game yang baru dirilis tahun ini, yaitu Escape from Naraka. Game buatan pengembang asal Yogyakarta, Xelo Games ini sempat mencuri perhatian banyak gamer karena menjadi salah satu game lokal yang menyematkan fitur ray-tracing dalam game-nya.

Untuk gameplay, sesuai namanya pemain harus kabur dari neraka lewat mekanisme action-platformer yang cukup menantang. Kerennya Xelo Games memasukkan banyak unsur budaya Bali ke dalam game ini.

Ultra Space Battle Brawl

Platform: PC, Nintendo Switch

Siapa bilang pengembang game lokal tidak bisa membuat game yang kompetitif namun juga tetap menyenangkan. Buktinya pengembang asal Surabaya, Mojiken Studio berhasil menggabungkan banyak hal ke dalam Ultra Space Battle Brawl ini.

Mulai dari desain karakter, serangan, hingga ke background music yang dimainkan sangat bernuansa lokal. Game ini tentunya cocok untuk para pecinta game kompetitif.

Babol the Walking Box

Platform: PC, PlayStation 4, Nintendo Switch, Xbox Series X and Series S, PlayStation 5, Xbox One

Selain Escape From Naraka, ada game Indonesia lain yang juga baru saja dirilis tahun ini. Babol the Walking Box dibuat oleh pengembang asal Jakarta yaitu Gamecom Team.

Game ini akan cocok bagi mereka yang ingin merasakan nostalgia dari game-game action platformer ala Crash Bandicoot. Para pemain akan dihadapkan dengan berbagai level yang menuntut ketangkasan dan juga kelihaian untuk mengalahkan musuh tapi jangan sampai mati terkena ledakan bom.

Lokapala: Saga of the Six Realms

Platform: Android

Berbicara soal game mobile tentunya kita harus bicara genre Multiplayer Online Battle Arena alias MOBA dan salah satu pengembang lokal asal Jakarta yaitu Anantarupa Studios.

Game ini memang sempat ramai di awal kemunculannya karena mereka mengangkat tema lokal yang kuat mulai sejarah, budaya, hingga mitologi Indonesia. Lokapala juga terus mendapatkan update dan pengembangan supaya dapat terus bersaing dengan game MOBA lainnya.

Ghost Parade

Platform: PC, PlayStation 4, Nintendo Switch

Game bertema hantu tidaklah harus selalu menakutkan, mungkin itulah yang coba diraih oleh Lentera Studio asal Bandung ini.

Berseberangan dengan Dreadout yang menjadikan hantu-hantu lokal sebagai musuh yang menakutkan, para hantu di Ghost Parade tampil imut nan lucu dan bahkan akan membantu karakter utama dalam petualangannya menyelamatkan hutan. Gameplay-nya menggunakan mekanik platformer side-scrolling yang cukup simpel namun menantang.

Tahu Bulat 1-2

Platform: Android

Video game memang menjadi salah satu tempat untuk memasukkan kultur atau bahkan sekadar tren yang terjadi di lingkungan masyarakat. Seperti tren penjual tahu bulat yang booming beberapa tahun lalu yang kemudian diangkat jadi sebuah game tycoon/simulator yang menyenangkan oleh Own Games.

Saking larisnya game ini, ia memiliki sekuel yang memperluas aspek permainannya dengan beragam fitur dan konten tambahan namun masih tetap berpusat pada usaha berjualan tahu bulat.

Pamali: Indonesian Folklore Horror

Platform: PC

Sepertinya game horor memang jadi salah satu tema andalan sekaligus yang paling sukses dieksekusi oleh para pengembang game di Indonesia. Hebatnya mereka mampu memberikan pengalaman yang berbeda-beda.

Seperti game Pamali milik StoryTale Studios yang sesuai namanya berfokus pada pantangan atau larangan yang ada di kehidupan masyarakat Indonesia. Kerennya game ini memiliki 35 ending yang membuat game ini bisa dimainkan berulang kali untuk mendapatkan semua ending-nya.

Code Atma

Platform: Android

Bagi para pecinta game Idle RPG sekaligus visual novel, Agate Games dari Bandung memiliki game yang cocok untuk Anda, yaitu Code Atma. Game ini juga tidak lupa memasukkan supranatural lokal lewat karakter-karakter yang ada di dalamnya.

Namun tidak perlu khawatir karena game-nya sendiri bukanlah game horor, melainkan lebih condong ke RPG turn-based. Para pemain nantinya juga akan dihadapkan narasi dengan pilihan-pilihan layaknya visual novel yang membuat game ini tetap seru untuk terus dimainkan.

Rising Hell

Platform: PC, PlayStation 4, Xbox One, Nintendo Switch

Apabila Anda mengikuti gelaran Baparekraf Game Prime 2021 pada awal Agustus lalu tentu mengetahui keberadaan game yang satu ini. Game yang dikembangkan oleh pengembang asal Kediri, Tahoe Games Studio.

Game ini menceritakan sosok Arok yang terinspirasi dari Ken Arok, dalam petualangannya kabur dari neraka. Lewat permainan bergaya vertical platformer rogue-lite, para pemain akan disuguhi dengan beragam aksi cepat yang membutuhkan ketepatan untuk dapat berhasil menuju tingkat teratas neraka.

Esports Lokapala Bakal Masuk PON 2021, Garena Ungkap Skema Esports Free Fire di Malaysia

Minggu lalu, ada beberapa kabar menarik di industri esports, baik di tingkat nasional maupun internasional. Di Indonesia, KONI mengungkap bahwa esports akan menjadi cabang olahraga eksibisi di PON 2021. Salah satu game yang akan diadu adalah game lokal, Lokapala. Sementara itu, Garena juga telah mengungkap turnamen-turnamen Free Fire yang akan diadakan di Malaysia pada tahun depan.

Lokapala Jadi Cabang Olahrga Eksibisi di PON 2021

Lokapala, game MOBA mobile buatan Anantarupa Studio, akan masuk dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021 sebagai cabang olahraga eksibisi. Hal ini diungkapkan oleh Marciano Norman, Ketua KONI ketika dia dan timnya berkunjung ke markas Anantarupa pada Kamis, 17 Desember 2020.

“KONI Pusat merasa terpanggil untuk membantu mempromosikan game buatan developer asal Indonesia, sejalan dengan apa yang dianjurkan oleh pemerintah,” kata Sekretaris Jenderal, KONI, Ade Lukman. “Kami ingin membantu industri lokal agar bisa bersaing dengan industri dari luar Indonesia. Esports adalah salah satu cabang olahraga yang berkembang dan kami mendukung penuh pengembangan industri esports lokal.”

Versi beta Lokapala dirilis pada Februari 2020. Sementara pada Mei 2020, game itu diluncurkan resmi. Pihak Anantarupa mengungkap, saat ini, Lokapala telah memiliki 1,5 juta pemain meski mereka tidak pernah melakukan promosi atau mengadakan turnamen Lokapala tingkat nasional. Menurutnya, hal ini menjadi bukti bahwa gamer Indonesia cukup menyukai game-game buatan mereka.

EA dan EUFA Umumkan eChampions League Musim Ketiga

Electronic Arts dan Union of European Football Associations (UEFA) mengumumkan musim ketiga dari turnamen esports FIFA, eChampions League. Turnamen ini akan menjadi bagian dari EA Sports FIFA 21. Kompetisi tersebut akan menggunakan mode FIFA 21 Ultimate Team dan akan dimulai dengan babak kualifikasi online yang bakal diadakan pada Februari 2021.

Kompetisi ini bisa diikuti oleh semua orang yang setidaknya telah memenangkan 27 game di FUT Champions Weekend League. Namun, menurut The Esports Observer, biasanya, untuk bisa mendapatkan tim yang kuat, seseorang harus menghabiskan uang hingga puluhan ribu dollar.

Terinspirasi dari Dragon Ball Z, Team Vitality dan Adidas Rilis Sepatu VIT.02

Bersama Team Vitality, adidas memamerkan snekars edisi terbatas barunya, VIT.02. Selain dari branding Vitality, desain sneakers ini juga terinspirasi oleh Dragon Ball Z. Sepatu tersebut juga sudah dilengkapi dengan teknologi BOOST milik adidas. Sepatu ini merupakan hasil kontrak kerja sama Team Vitality dan adidas yang ditandatangani tiga tahun lalu. Sneakers tersebut didesain untuk para atlet esports yang ingin menampilkan aspirasi dan kreativitas mereka, lapor Esports Insider.

Adidas.VIT 02. | Sumber: Esports Insider
Adidas.VIT 02. | Sumber: Esports Insider

Tim Red Bull Racing Esports Team Buka Tempat Latihan Khusus

Red Bull Racing Esports baru saja membuat tempat latihan khusus sim racing. Fasilitas itu akan menjadi markas dari tim Red Bull Esports Team, yang berisi 12 orang. Tak hanya itu, fasilitas ini juga akan digunakan sebagai tempat pelatihan bagi para sim racer muda yang ingin mengembangkan diri, menurut laporan Esports Insider.

Red Bull Esports Racing baru bangun fasilitas baru. | Sumber: Esports Insider
Red Bull Esports Racing baru bangun fasilitas baru. | Sumber: Esports Insider

Fasilitas sim racing ini terbagi menjadi empat kawasan, yaitu tempat latihan, tempat bertanding, kawasan konsol, dan ruangan loker untuk para sim racer. Red Bull akan memilih nama dari fasilitas ini berdasarkan lebih dari 4.000 masukan yang diberikan oleh para fans.

Garena Ungkap Jadwal Turnamen Free Fire di Malaysia untuk 2021

Garena mengumumkan, mereka akan menyelenggarakan tiga turnamen Free Fire major di Malaysia pada 2021. Salah satunya adalah Free Fire MCP Majors Season 1. Turnamen ini terbuka untuk semua tim dan pemain di Malaysia, Kamboja, dan Filipina. Dari babak kualifikasi, akan terpilih 24 tim terbaik dari 3 region untuk maju ke babak Qualifier Finals. Dari sini, akan terpilih 12 tim yang akan bertanding di babak League. Dalam MCP Majors League, 6 tim terbaik dari Free Fire Tri-nation Cup akan berlaga melawan 12 tim yang lolos dari babak Qualifiers.

Turnamen kedua adalah Free Fire Malaysia Championship. Turnamen ini akan menggunakan format serupa MCP Majors. Tentu saja, ada beberapa perbedaan antara keduanya. Sebanyak 48 tim dari babak Qualifier akan masuk ke Qualifier Finals. Dari sana, akan terpilih 18 tim untuk maju ke babak League. Sementara 12 tim teratas akan saling bertanding untuk memperebutkan gelar juara dari FFMC, menurut laporan Egg Network.

Ada tiga turnamen Free Fire yang diadakan di Malaysia pada 2021. | Sumber: Egg Network
Ada tiga turnamen Free Fire yang diadakan di Malaysia pada 2021. | Sumber: Egg Network

Turnamen terakhir adalah Free Fire MCP Majors Season 2. Format turnamen ini serupa dengan Season 1. Hanya saja, enam tim yang mendapatkan tiket langsung ke babak League adalah tim undangan. Tim yang memenangkan kejuaraan ini akan mewakili negara mereka untuk bertanding di kompetisi internasional Free Fire berikutnya.

Saudara e-Sports Menjuarai Lokapala Melon Minor Tournament Season 2

Pada Melon Minor Tournament Season 1 kita melihat MORPH Team keluar sebagai juara, dengan kemenangan telak 3-0 melawan Nirvana ft Siam. Kini pada Lokapala Melon Minor Tournament Season 2 ada tim Saudara e-Sports, yang berhasil menjadi juara setelah bertarung dengan cukup sengit dengan ZERO Esports.

Diikuti oleh 64 tim, Lokapala Melon Minor Tournament Season 2 berlangsung selama 3 hari (24 – 26 Juli 2020). Perjalanan Saudara e-Sports terbilang cukup mulus menuju babak final. Sepanjang perjalanannya, Saudara e-Sports bermain solid dan berhasil mendapatkan kemenangan tanpa balas.

Saat pertandingan memasuki babak Semi-Final, Saudara e-Sports juga menang mulus, libas PKxERORR 2-0 dari seri best of 3. Pada sisi lain, Zero Esports sebagai penantang Saudara e-Sports sedikit terseok di babak Semi-Final. Mereka berhasil ditahan satu kali oleh ARCHANGEL. Namun Zero Esports bangkit lagi, melaju ke babak Final setelah menang 2-1 dalam seri best of 3 di Semi-Final.

Masuk babak Final Saudara e-Sports dan Zero Esport saling adu otot dengan keras, sehingga skor menjadi satu sama. Pada game 3, Saudara e-Sports mendapat angin segar setelah semua tower bagian luar tim Zero Esports hancur. Meski tinggal menembus menghancurkan bangunan Core, namun Zero Esports berhasil menahan dengan sekuat tenaga. Zero Esports memaksa permainan sampai Golem muncul di menit 25. Zero Esports yang kalah secara net-worth jadi kesulitan menghasilkan damage, sehingga Saudara e-Sports dengan mudah hancurkan golem musuh, dan amankan game ketiga.

Masuk game 4, Saudara e-Sports kembali mendapat momentum positif sejak awal permainan. Memiliki keunggulan net-worth dan skor kill, Saudara e-Sports segera memanfaatkan keadaan untuk terus menekan posisi Zero Esports. Tower atas dan tengah hancur sampai dalam, kini Saudara e-Sports tinggal mencari cara untuk menjebol bangunan Core.

Saudara e-Sports menggunakan taktik yang cukup brilian untuk mengamankan kemenangan. Memanfaatkan empat pemain saja, Saudara e-Sports memaksa pertarungan dan membuat kericuhan di mid lane. Sementara pemain-pemain Zero Esports teralih, ARCSTAR dengan Vijaya menyelinap ke arah base, menyerang bangunan Core sampai akhirnya hancur, dan memberi kemenangan kepada Saudara e-Sports.

Dengan ini, berikut pengisi peringkat 4 besar dari gelaran Lokapala Melon Minor Tournament Season 2.

Sumber: Anantarupa Studios
Sumber: Anantarupa Studios
  • CHAMPION – SAUDARA ESPORTS – Rp5.000.000,-
  • Peringkat 2 – ZERO ESPORTS – Rp3.750.000,-
  • Peringkat 3 – ARCHANGEL – Rp2.500.000,-
  • Peringkat 4 – PK X ERROR – Rp1.250.000,-

Selamat untuk para pemenang! Rangkaian turnamen Melon Minor Tournament belum berhenti sampai sini. Turnamen Melon Minor Tournament dikabarkan akan berlanjut pada Season 3, namun belum ada informasi lebih lanjut seputar jadwal.

Cerita Pengembangan Lokapala, MOBA Pertama Dari Indonesia

Beberapa waktu lalu, penggemar game lokal dihebohkan dengan kehadiran Lokapala, game MOBA pertama besutan pengembang lokal. Game ini dibuat oleh tim developer yang berbasis di Jakarta bernama Anantarupa Studios. Pada saat pertama kali rilis, Lokapala memancing banyak keraguan, termasuk oleh saya sendiri.

Ulasan saya soal Lokapala terbit pada saat game tersebut pertama kali muncul di Google Play Store pada Februari 2020. Ketika itu game ini masih dalam status Beta dengan segala macam keterbatasannya. 20 Mei 2020 kemarin, Lokapala dengan resmi diluncurkan lewat sebuah acara konferensi pers yang diselenggarakan secara online.

Seiring dengan peluncuran tersebut, sedikit demi sedikit perbaikan dilakukan untuk Lokapala. Bahkan, game Lokapala berada di titik siap untuk dipertandingkan, yang hadir dalam gelaran turnamen bertajuk Melon Minor Tournament. Untuk menuju dari titik awal pengembangan hingga sekarang, tentu butuh proses dan kerja keras. Penasaran dengan perjalanan tersebut, saya berbincang dengan Diana Paskarina, COO serta Co-Founder Anantarupa Studios. Dalam perbincangan tersebut, Diana menceritakan soal alasan Anantarupa Studios membuat MOBA, juga rencana masa depannya untuk game ini

Berawal dari 2017

Saat ditanyakan soal awal mula dicetuskannya Lokapala, Diana menceritakan bahwa itu semua dimulai pada 3 tahun yang lalu, sekitar tahun 2017. “Ketika itu MOBA di mobile kan memang sudah mulai terdengar gaungnya, namun belum sebesar seperti sekarang. Melihat bagaimana potensi MOBA ketika itu membuat kami sebagai developer game lokal tergerak untuk membuat game MOBA kami sendiri.” Cerita Diana.

Memang pada saat berbincang dengan saya, Diana tidak menyatakan secara langsung soal MOBA yang menjadi inspirasinya. Namun jika ia mengatakan inspirasinya datang dari 3 tahun yang lalu, bisa jadi apa yang dimaksud adalah Mobile Legends. Tahun itu menjadi tahun pertama kompetisi Mobile Legends Southeast Asia Cup diselenggarakan di Indonesia. Gelaran tersebut menjadi satu momen fenomenal, yang juga bisa dibilang menjadi titik balik bagi perkembangan esports di Indonesia.

Sumber: Sindonews - Yorri Farli
Sumber: Sindonews – Yorri Farli

Lebih lanjut, Diana juga menceritakan bahwa dirinya dan tim Anantarupa juga sudah mengenal kehadiran Dota sebelumnya, bahkan memainkannya ketika sedang populer di skena lokal di sekitar 4 sampai 5 tahun yang lalu.

Namun demikian, bersaing di pasar MOBA tentu bukan perkara yang mudah. Apalagi, genre game ini tergolong genre game yang sudah tua. Walaupun masih cukup belia di pasar mobile, namun game ini sudah ada sejak dari lama sekali di platform PC. League of Legends sudah 11 tahun beredar di pasaran. Dota 2 sudah 7 tahun ada di pasaran. Juga jangan tanya kapan pertama kali genre ini muncul. Mungkin sudah sekitar 18 tahun lalu, ketika custom game bernama Aeon of Strife muncul di StarCraft, dan menjadi awal kemunculan genre MOBA.

Apalagi untuk saat ini, sudah ada beberapa perusahaan besar bergumul di pasar genre game ini. Mulai dari Moonton sampai Tencent lewat game Arena of Valor. “Kalau bicara persaingan, sebenarnya bisa dibilang persaingan di game Casual justru lebih berat lagi dibandingkan dengan game esports seperti MOBA. Terlebih kalau kita terus-terusan menunggu tidak ada saingan, tentu nggak bakal ada habisnya. Nanti yang ada kami malah nggak jadi-jadi bikin game, gara-gara menunggu tidak ada persaingan… Haha.” Ucap Diana menanggapi hal ini.

“Namun satu hal adalah, lagi-lagi kami melihat dari segi potensi pasarnya. Kami lihat sendiri bagaimana potensi game esports dengan genre MOBA sudah terbukti di Indonesia hingga saat ini. Selain itu, kami dari tim Anantarupa Studios ketika itu merasa percaya diri dan punya kapabilitas untuk membuat ini. Bermodalkan dua hal tersebut, akhirnya tim kami pun yakin dan mencoba untuk mulai saja membuat Lokapala.” Diana menceritakan lebih lanjut.

Ternyata benar saja. Pada saat rilis, Lokapala mendapat sambutan yang cukup hangat dari komunitas gamers. Memang tidak semua sambutannya positif. Ada juga yang memberikan tanggapan negatif (termasuk saya) pada saat game ini rilis. Namun tanggapan itu sendiri disampaikan demi membuat Lokapala menjadi game yang lebih baik lagi.

Sumber: Lokapala
Sumber: Lokapala

“Sejauh ini memang respon dan feedback dari user cukup banyak, dan tidak semuanya positif. Namun menurut saya itu tidak masalah. Bisa jadi mungkin karena rata-rata gamers terbiasa menerima produk luar negeri, yang sudah langsung bagus pada saat pertama rilis. Namun satu yang juga perlu diketahui oleh para pengguna adalah, ada perbedaan yang cukup terasa dalam hal kapasitas pengembangan developer, antara lokal dengan luar negeri. Terlepas dari semua itu, saya merasa penerimaan Lokapala sampai titik ini sudah sangat impresif, tentunya dengan tanpa membandingkan dengan pengembang luar negeri.”

Menurut catatan Google Play, Lokapala sudah diunduh sebanyak 500.000+ kali, dengan skor rata-rata sebesar 3.4 poin. Angka ratingnya mungkin terbilang cukup rendah, tetapi ini mungkin tidak terlalu jadi masalah. Toh, orang-orang yang memberi rating kecil juga menyertakan memberikan kritik, yang bisa membantu mengarahkan Lokapala agar berkembang lebih baik lagi. Apalagi mengingat posisinya sebagai game multiplayer, tentu akan terus ada perbaikan secara terus menerus, yang bisa membuat Lokapala jadi lebih baik di masa depan.

Lokapala Sebagai Sarana Pengembangan Kekayaan Intelektual Indonesia

Pada saat mengulas Lokapala untuk pertama kalinya di bulan Februari 2020 lalu, saya sempat mengomentari soal Lokapala yang cenderung kurang Indonesia. Sebetulnya, komentar itu datang untuk menyoroti ketidakhadiran bahasa Indonesia pada saat Lokapala rilis versi beta. Namun, komentar tersebut juga terlontar setelah saya melihat beberapa Ksatriya (sebutan untuk Hero) di Lokapala.

Ketika itu saya berasumsi, walaupun Ksatriya datang dari sejarah dan mitologi Indonesia, namun alasan kenapa saya tidak mengenal beberapa mungkin karena beberapa karakter bersifat orisinil buatan Anantarupa Studio sendiri. Masih penasaran, saya pun menanyakan hal ini kepada Diana. Benar adanya bahwa basis cerita Lokapala ini datang dari sejarah dan mitologi Indonesia. Namun para Ksatriya disajikan setelah melalui proses reinterpretasi, agar karakter tersebut bisa menjadi IP original Lokapala.

Ilya, yang sebenarnya adalah reinterpretasi dari Gatot Kaca. Sumber: Lokapala
Ilya, yang sebenarnya adalah reinterpretasi dari Gatot Kaca. Sumber: Lokapala

“Salah satu contohnya itu Gatot Kaca. Kalau di Lokapala, namanya adalah Ilya. Ini karena ketika tim kami melihat kisah Gatot Kaca, ternyata ceritanya adalah dia menjadi kuat karena kekuatan yang diberikan oleh para dewa. Maka dari itu, untuk Lokapala, kami melakukan proses reinterpretasi. Kami gambarkan Gatot Kaca itu sebagai anak kecil perempuan, namun dia diberikan sebuah robot bersenjatakan penuh yang membuatnya jadi siap bertempur.” Diana menceritakan soal proses reinterpretasi Gatot Kaca menjadi Ksatriya bernama Ilya di dalam Lokapala.

“Jadi, walaupun berdasarkan dari sejarah serta mitologi lokal, namun tidak selalu karakter akan muncul dengan nama dan rupa yang sama. Seperti Gatot Kaca, tidak selamanya harus selalu berpenampilan sebagai laki-laki yang punya logo bintang di dadanya bukan? Terlebih tujuan lain kami dalam pembuatan game ini adalah, untuk pengembangan Intelectual Property (IP) atau Kekayaan Intelektual. Jadi Lokapala nantinya menjadi platform atas IP lokal yang berasal dari sejarah dan budaya Indonesia. Maka dari itu untuk beberapa Ksatriya, walau berasal dari sejarah dan budaya lokal, namun kami buat ulang, ceritakan ulang, dan dibungkus menjadi Ksatriya di Lokapala.” Diana menjelaskan soal Lokapala dan tujuannya untuk mengembangkan IP lokal.

Game online memang bisa dibilang menjadi ladang untuk menciptakan IP baru. Ini mungkin paling terlihat dari metode Blizzard dalam membesarkan Overwatch. Tidak sekadar menjadi game kompetitif saja, Overwatch berkembang menjadi sebuah cerita dengan dunianya sendiri, yang disajikan lewat serial Overwatch Animated Shorts.

Jadi, jika pengembangan IP menjadi tujuan lain dari Lokapala, akankah kita bisa menikmati konten seperti cerita latar belakang dari masing-masing Ksatriya dalam bentuk lain? Diana memberi tahu, bahwa semua itu sudah berada dalam rencana pengembangan mereka. “Tentu nggak bisa sekaligus, namun jika bicara karakter Lokapala dalam bentuk media lain, semua itu sudah dalam rencana dan masuk dalam linimasa pengembangan kami.” ucapnya.

Terlebih, pada saat proses pengembangannya, Lokapala sendiri memang sudah berkolaborasi dengan beberapa insan kreatif lokal. Ilustrasi karakter misalnya, dilakukan berkolaborasi dengan Caravan Studio. Musik untuk Lokapala disajikan berkolaborasi dengan InHarmonics. “Kami punya keinginan agar industri kreatif Indonesia bisa maju bersama-sama menjadi lebih baik.” Lanjut Diana membahas Lokapala sebagai sarana pengembangan kekayaan intelektual.

Esports dan Masa Depan Lokapala

Ketika membahas soal Lokapala, satu yang menarik adalah bagaimana Anantarupa Studios dan OOLEAN GAMES begitu ambisius soal esports. Hal ini salah satunya terlihat ketika Lokapala pertama kali diluncurkan pada 20 Mei 2020 Silam. Lewat gelaran konferensi persi, Lokapala ketika itu langsung mengumumkan beberapa inisiatif esports, dengan jumlah hadiah yang tidak main-main.

Pada saat peluncurannya, dikatakan bahwa setidaknya akan ada 5 turnamen untuk game Lokapala, yang punya total hadiah keseluruhan mencapai 1 miliar Rupiah. Lima turnamen yang direncanakan tersebut adalah: Piala Menpora 2020 dengan perkiraan total hadiah sebesar Rp550 juta, Weekly Online Amateur Championship dengan perkiraan total hadiah sebesar Rp56 juta, Melon Mini Tournament dengan perkiraan total hadiah sebesar Rp70 juta, Melon Minor Tournament dengan perkiraan total hadiah sebesar Rp150 juta, dan Melon Major Tournament dengan perkiraan total hadiah sebesar Rp250 juta.

Sumber: Lokapala Official
Sumber: Lokapala Official

Turnamen-turnamen tersebut direncanakan akan berjalan satu per satu mulai dari bulan Mei hingga Desember 2020, dengan Melon Minor Tournament yang kini sedang bersiap-siap menuju Season 2. Rencana ini tentu sangat positif karena game kompetitif seperti Lokapala memang butuh turnamen untuk menjadi wadah pembuktian para pemainnya. Tapi pertanyaannya, setelah jorjoran melimpahkan dana untuk hadiah turnamen di tahun ini, apakah inisiatif esports ini bisa terus berkelanjutan di masa depan?

Terkait soal ini, sayangnya Diana tidak bisa memberikan pandangannya secara lebih detil. Namun satu yang pasti tim Anantarupa Studios membagikan beban tugas ini dengan sang publisher, OOLEAN GAMES. “Pemain sebetulnya tidak perlu khawatir kalau bicara soal masa depan game Lokapala karena sudah ada pembagian tugas antara pengembangan game dengan pengembangan esports. Fokus tim Anantarupa adalah mengembangkan Lokapala agar game ini jadi lebih baik, lebih menarik, lebih bagus secara visual, dan lebih teroptimasi agar dapat dimainkan oleh lebih banyak orang lagi. Sementara itu, esports dan turnamen diurus oleh rekan publisher kami, yaitu OOLEAN GAMES.” jawab Diana.

Kekhawatiran ini sendiri sebenarnya muncul dari pengalaman saya pribadi, karena melihat salah satu MOBA di mobile favorit saya, Vainglory, semakin meredup seiring waktu. Terlalu fokus pada pengembangan esports, bisa dibilang jadi salah satu alasan. Vainglory pada awal masa kejayaannya memiliki turnamen esports dengan hadiah yang cukup besar.

Namun seiring waktu Super Evil Megacorp (SEMC) selaku developer/publisher mulai terlihat seperti kehabisan dana. Pasca Vainglory World Championship 2017, Vainglory mulai meredup, ternyata dampak dari mengeluarkan dana besar untuk esports tidak sebegitu positif. Sampai akhirnya SEMC melepas Vainglory dan memberikannya kepada komunitas pada 2 April 2020. Jadi, semoga saja sustainabilitas serta hype Lokapala bisa terjaga sampai bertahun-tahun ke depan, dan tidak mengulang kesalahan yang sama seperti Vainglory.

Masih soal esports, hal kedua yang juga menjadi pertanyaan adalah soal Lokapala untuk pasar luar Indonesia. Hingga saat ini, Lokapala cuma memiliki server lokal Indonesia saja. Tetapi kembali lagi, sebagai game kompetitif, para pemainnya tentu berharap bisa membuktikan kemampuan dirinya di tingkat yang setinggi mungkin, sampai tingkat internasional.

“Memang tujuan akhir Lokapala bukan hanya untuk publish di Indonesia saja. Membuat game yang bisa dinikmati masyarakat global juga menjadi mimpi kami dari Anantarupa Studios. Namun, untuk saat ini fokus kami adalah untuk Indonesia terlebih dahulu. Kami lihat terlebih dahulu bagaimana perkembangan di Indonesia, sambil juga melihat negara mana lagi yang menarik untuk menjadi target pasar selanjutnya bagi Lokapala.” Diana menjelaskan soal ini.

Sumber: Tangkapan Layar Pribadi
Penampilan Lokapala waktu rilis pertama kali di bulan Februari 2020 lalu. Sumber: Tangkapan Layar Pribadi

Terakhir yang mungkin juga jadi pertanyaan bagi para pemain adalah soal konten. Sebagai game multiplayer, sudah pasti update konten, dan berbagai perbaikan menjadi hal yang diharapkan. Tiara Evalda (Ravalda) juga menyatakan harapan ini pada saat saya tanyakan pendapatnya soal Lokapala dan Melon Minor Tournament beberapa waktu lalu.

Diana lalu sedikit menjelaskan, bagaimana rencana masa depan Anantarupa Studios dalam mengambangkan Lokapala. “Untuk ke depan, setiap bulannya kita pasti akan ada update terkait karakter atau skin baru. Untuk soal fitur, sayangnya saya belum bisa bicara pasti soal apa saja yang akan rilis nantinya. Tapi yang pasti kami sudah memiliki timeline yang mengatur kapan konten baru rilis, baik itu fitur ataupun karakter baru.”

Setelah beberapa bulan pengembangan saya merasa bahwa Lokapala mendapat penerimaan yang cukup hangat dari komunitas gamers Indonesia. Beberapa pemain merasa memiliki kepentingan mendukung perkembangan game ini, sebagai bentuk rasa bangganya atas produk buatan lokal. Semoga saja Lokapala bisa menjadi lebih baik dan semakin besar di masa depan.

Siapa yang tahu, mungkin beberapa tahun ke depan Lokapala akan mendunia, dan memiliki turnamen internasionalnya tersendiri? Mari kita doakan yang terbaik bagi Anantarupa Studio dan game Lokapala!

MORPH Team Adalah Juara Lokapala Melon Minor Tournament Season 1

Gelaran Lokapala Melon Minor Tournament telah usai digelar pada 26 – 28 Juni 2020 lalu. Gelaran ini berhasil menarik antusiasme yang cukup baik bagi para gamers lokal terhadap MOBA besutan pengembang lokal ini. Kompetisi 64 tim yang menjadi peserta berjalan dengan sangat keras. Setelah dua hari pertandingan berjalan MORPH Team akhirnya keluar sebagai pemenang turnamen.

Pada babak final, MORPH Team bertemu dengan tim Nirvana ft Siam. Pertandingan berlangsung dengan format best-of-5. MORPH Team memang sudah terlihat dominan sejak dari game pertama. Pada game pertama mereka berhasil memegang kendali tempo permainan, mendesak Nirvana ft Siam. Namun, walau unggul secara skor kill, namun mereka kesulitan menyelesaikan permainan, sampai akhirnya baru pada menit 25 MORPH Team bisa mendapatkan kemenangannya.

Game kedua, keadaan kembali terulang lagi. MORPH Team mendapat keunggulan sejak awal game, dan bisa terus mereka pertahankan hingga masuk fase pertengahan, namun entah kenapa mereka kesulitan menjebol pertahanan tim Nirvana ft Siam. Kejadian ini akhirnya kembali memaksa permainan hingga menit 25 dan Golem muncul. Kemunculan Golem memudahkan MORPH Team melibas tim Nirvana untuk mendapatkan game kedua.

Game ketiga, Nirvana mencoba memberikan perlawanan terbaiknya. Tapi apa mau mereka kembali tertinggal lagi, dengan skor kill 2-11 di menit 10. MORPH Team di sisi lain tinggal mencari celah untuk dapat menjebol pertahanan tim Nirvana. Bermodalkan Raksasa, MORPH Team membuat pertahanan luluh lantah, sampai akhirnya base mereka hancur di menit 19.

Dengan kemenangan ini, maka bisa dibilang MORPH Team menjadi tim pertama yang memenangkan kompetisi resmi Lokapala. Berikut daftar peringkat di Melon Minor Tournament Season 1.

Sumber: Lokapala Official
Sumber: Lokapala Official
  • Sang Juara – MORPH TEAM – Rp5.000.000,-
  • Runner-up – NIRVANA FT SIAM – Rp3.750.000,-
  • Peringkat 3 – OXYGEN – Rp2.500.000,-
  • Peringkat 4 – STRAY RISING ZET – Rp1.250.000,-

Gelaran Lokapala Melon Minor Tournament masih akan berlanjut di Season 2. Fase pendaftaran dibuka mulai dari 6 hingga 20 Juli 2020 mendatang. Pertandingan sendiri akan dimulai pada tanggal 24 – 26 Juli 2020 mendatang. Anda dapat mendaftarkan diri pada tautan berikut ini: bit.ly/lokapalaminor.

Kira-kira, akan ada kejutan apa lagi pada gelaran Melon Minor Tournament Season 2 nantinya? Apalagi Melon Minor Tournament Season 2 sudah menyertakan dua Ksatriya baru, Rajapatni dan Kanta, ke dalam turnamen. Tentunya ini akan memberikan dinamika baru ke dalam kompetisi.

Kata Ravalda dan Viscaloid Soal Lokapala dan Melon Minor Tournament

Lokapala mungkin bisa dibilang sebagai salah satu proyek ambisius game developer lokal untuk bisa mengambil pasar pemain MOBA lokal. Selain proses pembuatan game yang penuh usaha, proyek ini terbilang ambisius salah satunya lewat usaha Anatarupa Studio beserta tim penerbitu untuk dapat mengembangkan ekosistem esports game ini lewat gelaran Melon Minor Tournament.

Diselenggarakan 26-28 Juni 2020 mendatang, Melon Minor Tournament tak hanya meriah karena memperebutkan total hadiah sebesar Rp25 juta, tetapi juga karena dimeriahkan oleh sosok-sosok shoutcasters ternama. Ada sosok-sosok yang sudah ternama di komunitas pemain MOBA Indonesia seperti Atoy, Viscaloid, Dewi, Fearus 22, Gobz, dan Ravalda.

Melihat usaha keras Anantarupa Studios untuk mengembangkan Lokapala dan komunitas pemainnya lewat gelaran esports, kira-kira bagaimana pendapat mereka? Menjawab ini Tiara Evalda (Ravalda) dan M Al-fariz Firdaus (Viscaloid) memberikan komentarnya mewakili jajaran para shoutcasters.

Sumber: Lokapala Offical
Sumber: Lokapala Offical

Ravalda membuka pendapatnya membahas soal game Lokapala itu sendiri. Ia menyebut bahwa game ini punya konsep yang sangat bagus, dan benar-benar membawa semangat dari Indonesia untuk Indonesia. “Secara produk, jujur Lokapala masih perlu melakukan usaha lebih terhadap in-game development. Namun, menurut gue ini nggak masalah. Semoga game ini bisa melakukan progres perubahan yang positif seiring waktu. Toh MOBA juga tak lekang zaman. Bisa selalu hidup walau sedang tidak heboh, apalagi game ini juga berbumbu lore atau cerita dengan latar belakang dari Indonesia yang relate sama para pemainnya.”

Membahas soal perkembangan ekosistem esports game ini, Ravalda dan Viscaloid berpendapat bahwa ini memang satu inisiatif yang sangat baik dari sang pengembang. “Menurut gue ini bisa dibilang sebagai inisiatif yang cukup cepat dari sang pengembang dan pihak-pihak yang terlibat. Semoga saja bisa konsisten, dan nggak kalah saing dengan MOBA esports lainnya.”

Viscaloid lalu menambahkan. “Menurut gue kehadiran turnamen ini sangat membantu menarik perhatian para gamers, terutama yang sudah main genre MOBA game lain. Ini merupakan inisiatif yang baik, ke depannya kita tinggal serahkan kepada komunitas gamers.” tukasnya.

Sumber: Instagram
Ravalda (kiri) dan Viscaloid (kanan) dua caster Lokapala Melon Minor Tournament yang sempat naik daun sebagai caster pada game genre MOBA lain. Sumber: Instagram

Menutup obrolan, kedua sosok shoutcaster yang sebelumnya membangun nama dari skena game MOBA juga memberi harapannya terhadap Lokapala. “Untuk para partisipan, semoga bisa bersaing sportif. Saya menunggu meta dan gaya bermain baru yang menarik dari para partisipan, yang berbeda dari MOBA lain. Juga saya berharap semoga Lokapala punya banyak turnamen ke depannya, supaya bisa menjadi harapan baru bagi komunitas pemain genre MOBA di Indonesia.” ucap Viscaloid.

Ravalda lalu mengatakan. “Gue berharap Lokapala lebih giat lagi menyentuh komunitas secara langsung. Sebagai produk Indonesia, gue berharap ada inisiatif yang menyentuh pemain di luar Jakarta dan luar Jawa secara langsung. Juga semoga Lokapala berkembang secara development game dan ekosistem esports ke arah yang positif.”

Hadirkan Ksatriya Baru

Membicarakan Lokapala dari sisi pengembangan game, Anantarupa juga baru saja merilis dua Ksatriya terbaru. Ksatriya tersebut bernama Rajapatni dan Kanta. Rajapatni adalah seorang Marksman, sementara Kanta adalah seorang Fighter.

Sosok Rajapatni di sini kemungkinan berasal dari sosok istri pertama Raden Wijaya dari kerajaan Majapahit, yang punya nama serupa dan kadang disebut sebagai Gayatri. Sementara sosok Kanta merupakan sosok dengan menggunakan baju perang futuristik, yang bisa saja merupakan karakter fiksi dan tidak berasal dari sejarah lokal.

Dua Ksatriya ini tidak dapat langsung Anda mainkan. Anda bisa mendapatkannya dengan cara membeli, dengan harga 18800 Coin atau 280 Citrine di dalam in-game shop. Sementara itu, dari sisi esports, Lokapala Melon Minor Tournament juga masih membuka pendaftarannya. Anda dapat mendafatar pada tautan bit.ly/lokapalaminor untuk dapat ikut berkompetisi.