UC Ads Perkenalkan Platform Iklan Video Durasi Pendek

UC Ads, anak usaha Alibaba yang menyediakan solusi mobile marketing, melengkapi layanan beriklan dengan inovasi terbaru berupa video durasi pendek. Tambahan layanan ini diharapkan menjadi ambisi perusahaan sebagai penyedia solusi mobile marketing terdepan di Indonesia.

Dalam format iklan ini, video akan disematkan di dalam feeds artikel berita di UC Web atau UC Browser dan di dalam artikel berita. GM Mobile Monetization UC Ads, Morden Chen, menuturkan video merupakan media yang lebih interaktif karena berisi informasi yang padat dan tampilan gambar bergerak dengan durasi singkat, sehingga lebih mudah menangkap perhatian target konsumen.

Terlebih, Morden mengklaim rata-rata pengguna UC News menghabiskan waktunya untuk membaca konten di dalam aplikasi mencapai 40 menit dalam seharinya. Angka ini jauh lebih besar dari kebiasaan konsumen membuka aplikasi GO-JEK dan LINE.

“Tidak sekadar menghadirkan platform video saja, kami melakukannya dengan mindset yang berbeda. Sebab iklan yang ditampilkan sudah d sesuaikan dengan preferensi pembaca kami di UC News yang merupakan platform UGC,” terangnya di sela-sela konferensi Mobile Marketing Associasion Forum 2018, kemarin (17/10).

Pihaknya akan mengedepankan lebih jauh inovasi yang bisa dilakukan dalam platform video ke depannya, sehingga baik pengiklan maupun pengguna UC bisa mendapatkan lebih banyak nilai tambah.

Platform teranyar ini sudah lebih dulu UC Ads perkenalkan di India. Di sana, para pemain operator saling “berperang” menurunkan tarif paket data sehingga sangat murah dibandingkan Indonesia.

Menjadikan orang India lebih sering menatap layar smartphone-nya daripada menonton TV. Namun fokusnya jadi terpecah-pecah, sehingga membuat durasi menatap suatu konten jadi lebih singkat.

Kehadiran iklan video durasi pendek pun akhirnya semakin populer dengan peningkatan konsumsi informasi dari teks murni, menjadi teks gambar ditambah video.

Peluang tersebut dapat dimanfaatkan oleh pengiklan karena kehadiran iklan video ini memperlihatkan adanya kebiasaan baru konsumen yang lebih banyak menghabiskan aktivitasnya di layar kecil.

UC Ads siap mengembangkan platform video ini bersama para mitra pengiklannya. Di Indonesia, perusahaan bermitra dengan Lazada, Shopee, Tokopedia, Elevenia, Blibli, Vivo, Oppo, dan Indosat Ooredoo.

Beberapa layanan bentuk placement yang disediakan UC Ads diantaranya interstitial screen, banner, push notification, recommendation, native ads, dan lainnya.

Application Information Will Show Up Here

MMA Forum Indonesia 2018 Akan Bahas Potensi dan Masa Depan “Mobile Marketing”

Mobile Marketing Association (MMA) Forum Indonesia 2018 akan kembali diselenggarakan untuk kelima kalinya pada 17 Oktober 2018 mendatang, bertempat di The Ritz-Carlton Jakarta. Tahun ini, MMA Forum akan mengambil tema #ShapetheFuture untuk menunjukkan bagaimana pemasaran melalui mobile akan menentukan masa depan sebuah bisnis.

Dalam sesi yang diselenggarakan, akan hadir 25 pembicara bergengsi. Para pemateri akan memberikan insight tentang bagaimana teknologi, mulai dari 5G hingga artificial intelligence (AI), akan menjadi alat ampuh bagi perusahaan dan agensi dalam memperkuat hubungan dengan konsumen, terutama anak muda, yang semakin piawai menggunakan teknologi.

Beberapa pemateri yang akan diundang termasuk Erick Thohir (President Commissioner Mahaka Group), Hemant Bakshi (President Director Unilever Indonesia), Dharnesh Gordhon (President Director Nestlé Indonesia), dan Axton Salim (Director Indofood). Turut hadir juga pemateri dari lanksap digital di antaranya Morden Chen (General Manager UC Ads), Aske Østergård (Founder Decision Lab), Pravin Shetty (Vice President POKKT APAC), Dale Kim (Country Manager LINE Indonesia), Edi Taslim (CEO Kaskus), dan Irzan Raditya (CEO and Co-Founder Kata.ai)

“Para pembicara juga akan berbagi wawasan tentang bagaimana perusahaan-perusahaan bisa meningkatkan pendapatan dengan mengintegrasikan teknologi mobile di dalam proses bisnis mereka. Melalui teknologi mobile, perusahaan bisa memahami keinginan dan kebutuhan para konsumen. Pemahaman ini kemudian bisa dipenuhi melalui pemakaian teknologi secara inovatif,” kata CEO MMA, Greg Stuart.

Peserta Forum bisa mendengarkan para pembicara saat diskusi panel tentang menjalankan strategi di antara lanskap pemasaran yang kompleks, cara untuk unggul dalam penggunaan mobile, dan solusi mobile untuk bertumbuh secara berkelanjutan.

“Di MMA Forum, pemateri dan peserta berkumpul untuk bertukar wawasan tentang tren industri terbaru dan meramalkan tren yang akan datang. Isi dari Forum ini akan menjadi bahan untuk menciptkan strategi mobile marketing, baik itu meningkatkan kesadaran atas sebuah merek tertentu atau memanfaatkan keampuhan video,” kata Managing Director MMA APAC, Rohit Dadwal.

Forum MMA Indonesia 2018 akan dilanjutkan dengan penghargaan tahunan MMA SMARTIES ™ Indonesia 2018 yang keempat. SMARTIES adalah program penghargaan global yang menghormati dan merayakan prestasi karya terbaik di industri mobile marketing.

Untuk pendaftaran dan informasi lebih lanjut tentang Forum MMA Indonesia 2018, termasuk agenda terbaru dan profil pembicara, silakan kunjungi: https://www.mmaglobal.com/forumindonesia2018.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner Mobile Marketing Association Forum Indonesia 2018

Menyimak Langkah Strategis saat Melakukan “Mobile Marketing”

Dalam definisinya, mobile marketing bisa diartikan sebagai kegiatan multi-channel di smartphone, tablet dan mobile device lainnya yang dilakukan menyasar target pengguna. Platform yang digunakan pun beragam, mulai dari memanfaatkan aplikasi, media sosial, email dan SMS. Makin besarnya penetrasi smartphone saat ini sudah mengubah kegiatan pemasaran konvensional dan umum.

Kini, penggunaan mobile marketing sudah makin masif dilakukan guna mempromosikan produk, menambah jumlah pengguna, hingga meningkatkan engagement dengan pelanggan. Penurunan penggunaan desktop juga menjadi alasan mengapa startup sudah mulai memanfaatkan kegiatan pemasaran secara mobile.

Dalam survei yang dilakukan Marketo disebutkan, sebanyak 80% pengguna internet memiliki lebih dari satu smartphone. Sementara mobile platform seperti smartphone dan tablet sudah menguasai sebanyak 60% dari total media digital. Survei lainnya yang berhasil dirangkum adalah 48% dari responden menyebutkan hal yang pertama kali dilakukan pengguna saat membuka smartphone adalah melihat laman pencarian dan 95% orang dewasa memanfaatkan smartphone mereka untuk melihat konten menarik dan konten berita. Sementara itu sebanyak 65% pengguna smartphone membuka email dari smartphone mereka.

Besarnya jumlah penggunaan mobile atau smartphone menciptakan peluang bagi startup melancarkan kegiatan pemasaran dan branding. Berikut ini adalah tips melakukan mobile marketing yang telah kami himpun.

Lakukan A/B testing

Sebelum kegiatan pemasaran bakal difokuskan kepada mobile, ada baiknya untuk melakukan persiapan dan langkah strategis terlebih dahulu. Di antaranya adalah melakukan A/B testing untuk mengetahui konten mana yang paling efektif untuk mencapai tujuan.

A/B testing mampu untuk melakukan perbandingan dua versi kampanye marketing di channel tertentu dan memberikan informasi akurat tentang performa kepada calon pelanggan. Dari kegiatan tersebut juga akan dapat dilihat platform yang paling favorit, waktu ideal yang banyak dilihat target pengguna, hingga berapa jumlah view yang didapatkan.

“Hal lain yang harus dipikirkan adalah untuk selalu membuat konten yang relevan dan bermanfaat bagi pengguna. Lakukan juga tes di banyak channel sekaligus untuk mengetahui channel mana yang paling efektif untuk mencapai obyektif [tujuan] pemasaran,” kata VP of Enterprise Business Agate Shieny Aprilia.

Hal senada juga diungkapkan Key Account Specialist HELPTASK Seino Prasetyo. Konten yang menarik dan bermanfaat bisa menciptakan customer layolty dan engagement.

“Yang paling utama atau wajib kita terapkan saat melakukan kegiatan mobile marketing pastinya berkenaan dengan target segmentation product kita sendiri ya. Bahkan sejak awal perusahaan berdiri, kita harus mengetahui betul siapa target market kita. Kedua, kita baru beranjak dan fokus terhadap konten yang ingin kita sampaikan. Jangan sampai konten yang kita sampaikan terkesan murah bahkan jadinya memperburuk citra perusahaan sendiri,” ungkap Seino.

Seino menambahkan, perhatian khusus terhadap display ads sangat krusial, terutama bagi startup yang ingin memasarkan aplikasi. Apakah sudah user friendly, metode pembayaran yang efisien, dan lainnya.

Retention versus engagement

Hal penting lain yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan kegiatan pemasaran di platform mobile adalah menentukan prioritas, apakah mengedepankan retention atau engagement. Menurut Seino, kepuasan pelanggan adalah cara yang paling tepat untuk menciptakan brand loyalty dan retention akan produk. Fokus lainnya tergantung pada prinsip perusahaan masing-masing.

“Jika kita berbicara mengenai produk HELPTASK, kami selalu menumbuhkan retention itu dari akar, yaitu dengan mengedepankan delivering service quality yang di lakukan oleh helper HELPTASK yang didukung SOP kepada customer sebagai bahan evaluasi yang selalu kita lakukan secara berkala dan berkelanjutan.”

Sementara menurut Shieny, semua tergantung kepada obyektif kegiatan pemasaran perusahaan. Bagi Agate yang mengembangkan aplikasi game berbayar, engagement lebih penting dibandingkan retention, karena semakin lama pengguna menghabiskan waktu di game tersebut, berarti pengguna sangat menikmati game yang sudah dia beli.

“Untuk aplikasi game gratis dengan in-app purchase, retention sedikit lebih penting daripada engagement, karena semakin sering pengguna kembali ke game tersebut, semakin loyal dia dan semakin besar kemungkinan dia untuk membeli in-app purchase,” kata Shieny.

Konten dan platform ideal

Lantas konten seperti apa yang ideal untuk ditampilkan saat melakukan kegiatan mobile marketing? Selain bermanfaat untuk pengguna, konten yang menarik dan disukai pengguna juga bisa menjadi cara tepat untuk merekrut pengguna baru. Formatnya pun bisa beragam, bisa dalam bentuk infografis atau video.

Visual interaction will increase your engagement. Tentu hal ini dapat memberikan pengetahuan lebih kepada konsumen mengenai produk sekaligus brand calling terhadap produk yang sudah ada,” kata Seino.

Dari sekian banyak platform yang tersedia untuk melakukan mobile marketing saat ini, baik Seino dan Shieny menyebutkan media sosial merupakan platform paling favorit. Selain gratis, media sosial juga mampu menciptakan efek viral dan menjangkau pasar yang lebih luas.

“Namun demikian kembali lagi semua tergantung kepada produk tersebut dan siapa siapa target customer kita. Untuk produk game, selain media sosial, kami juga memanfaatkan aplikasi untuk mobile marketing,” kata Shieny.

Tren mobile marketing

Ke depannya diperkirakan akan banyak cara dan teknologi baru yang bakal diterapkan saat melakukan kegiatan pemasaran secara mobile. Di antaranya, menurut Shieny, adalah akan semakin banyak augmented reality ads. Pengguna bisa mendapatkan experience mengenai produk dengan lebih imersif.

“Kemudian gamification di mana pengguna bisa mencoba produk atau mendapat informasi mengenai produk melalui permainan. Dan machine learning di mana ads platform dapat melakukan optimasi konten dan channel marketing secara otomatis.”

Hal tersebut juga diungkapkan Seino, yang melihat tren mobile marketing ke depannya akan mengacu kepada digital.

“Bisa dilihat dari sekitar kita. Masyarakat sekarang melihat berita bukan lagi melalui koran, namun melalui smartphone mereka. Karena smartphone dan media sosial telah menjadi gaya hidup kita semua, sehari-hari, dan digital marketing tidak akan menurun ke depannya.”

InMobi Tahun Ini Seriusi Pasar “Mobile Advertising” Indonesia, Masuki Sektor E-Commerce

Penyedia platform pencarian dan periklanan mobile, InMobi hari ini mengumumkan sejumlah rencana di Indonesia. InMobi tahun ini berencana untuk berinvestasi di Indonesia dengan nilai $50 juta meskipun tidak ada penjelasan langkah konkret tentang apa yang ingin dilakukan. Indonesia merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang menjadi target pasar untuk pengembangan platform mobile advertising dan dinilai memiliki potensi yang cerah.

“Kami mulai masuk ke Indonesia 7 tahun yang lalu dan sejak saat itu jangkauan platform yang mengedepankan mobile kami telah mampu mendorong inovasi dan menawarkan pengalaman iklan yang unik kepada konsumen untuk menemukan berbagai produk dan layanan baru melalui perangkat mobile mereka,” kata CEO InMobi Naveen Tewari saat acara temu media.

Sebelumnya pada bulan Agustus 2016 lalu InMobi telah meluncurkan platform remarketing untuk membantu optimalkan pemasaran mobile. Platform remarketing ini nantinya diharapkan mampu menghadirkan pengalaman berbelanja yang telah dipersonalisasi memanfaatkan analisis big data, desain kreatif dan back end yang terintegrasi.

Selama ini InMobi telah berhasil membawa lebih dari 850 publisher ke dalam jaringannya di Indonesia. Jaringan tersebut sudah mencapai hampir 90% dari total pengguna smartphone di Indonesia, atau sekitar 69,1 juta perangkat mobile. Berdasarkan data InMobi, kampanye mobile di Indonesia telah tumbuh dua kali lebih besar sepanjang tahun 2016 saja.

“Kami ingin membuktikan bahwa iklan melalui di televisi sudah tidak relevan lagi, dengan mencoba mengajak lebih banyak advertiser hingga publisher untuk memanfaatkan mobile untuk kegiatan branding, engagement dan awareness semua brand secara mobile,” kata Naven.

Menargetkan pasar e-commerce di Indonesia

Selain sektor existing seperti FMCG, Telko, dan media, InMobi saat ini juga tengah mengincar pasar e-commerce dengan menampilkan layanan yang diklaim relevan dengan fitur terbaru seperti Location-Based Marketing dan lainnya.

Saat ini InMobi telah membantu mendorong lebih dari 50 ribu transaksi untuk pemain di industri commerce selama musim promosi khusus belanja online 11.11 (November) dan 12.12 (Desember) tahun 2016 lalu. Dengan memberikan nilai keuntungan yang tinggi (Return on Ad Spent/ RoAS of 5) untuk para pemain di industri commerce pada kuartal terakhir, InMobi telah menjadi salah satu mitra terbesar mobile remarketing bagi para pengiklan.

“Kami percaya bahwa industri mobile marketing akan mengalami pertumbuhan yang positif di Indonesia, sehingga mendorong pemain-pemain yang ada untuk menata kembali praktek beriklan dengan cara yang benar-benar bermanfaat bagi para pengguna. Kami senang dapat memimpin perubahan ini,” kata Naveen.

“HangOut with FreakOut” Hadirkan Diskusi tentang Pemasaran Digital Modern

Perkembangan adopsi perangkat digital yang ada saat ini menjadikan mobile marketing mulai digadang-gadang sebagai masa depan dari strategi terbaik pemasaran. FreakOut Dewina Indonesia sebagai pengusung layanan native mobile ad-platform di Indonesia melihat bahwa mobile marketing merupakan salah satu peluang dan strategi pemasaran yang paling efektif dalam menjangkau target konsumen.

FreakOut Dewina Indonesia bersemangat menyelenggarakan acara HangOut with FreakOut, mengundang para expert di bidang pemasaran digital untuk berbagi ilmu kepada para digital marketing enthusiast.

Di HangOut with FreakOut edisi Januari 2017, para pemateri akan berbagi cerita dan pengalaman dari mereka, lengkap dengan emotional value yang mereka tawarkan. FreakOut membawa sosok di balik ide gila dan eksekusi kampanye pemasaran yang memberikan kesuksesan suatu brand. Tema yang akan diangkat kali ini adalah “How to Play with Content Marketing in Mobile Era”.

Pemateri dari tiga area bisnis berbeda diajak untuk menjadi narasumber pada acara ini, meliputi:

  1. Triari Senawirawan – SVP Head of Consumer Marketing DBS Bank
  2. Hilda Hendrio – Head of Marketing Kaskus Networks
  3. Nicky Sebastian – Sr. Communication Strategist Blibli.com
  4. Tyas Dwi – Content Writer Blibli.com

Bertempat di Cinemaxx FX Sudirman, acara ini akan berlangsung tanggal 18 Januari 2017 mulai pukul 18.30 WIB. Konsep yang akan dihadirkan adalah standup show, menyampaikan konten yang insightful dengan cara yang lebih menarik. Acara ini akan dibuka untuk 265 peserta yang terdiri dari brand, agensi iklan, blogger, dan media di Indonesia.

Blibli akan menyampaikan strategi pemasaran dalam kaitannya dengan content marketing. Mengapa Blibli melakukan ini dan bagaimana cara meramunya agar meningkatkan value dan sales? Di kategori lembaga finansial, pihak DBS akan membahas dan menjawab pertanyaan tentang bagaimana bank berinteraksi dengan generasi millennial sebagai salah satu pasarnya melalui content marketing?

Sedangkan Kaskus bakal menyampaikan tentang bagaimana Kaskus menjadi media terbesar yang mampu menarik user untuk tetap setia membuat konten untuk Kaskus (User Generated Content). Kita akan melihat bagaimana User Generated Content ini berdampak dengan produk Kaskus lainnya dan bagaimana Kaskus berinteraksi dengan user supaya tetap bisa mengisi slot konten yang disediakan.

Untuk pendaftaran dan mendapatkan undangan ke acara, pembaca dapat mengunjungi laman resmi HangOut with FreakOut di sini: http://id.foutap.com/hangout-with-freakout/


Disclosure: DailySocial adalah media partner acara HangOut with FreakOut.

Iklan Mobile Sebagai Jalur Pelengkap Media Beriklan Masa Kini

Pesatnya perkembangan dunia digital turut membuat perubahan tren gaya hidup, tak terkecuali gaya beriklan yang dilakukan oleh berbagai perusahaan untuk mendapatkan konsumennya. Untuk region Asia Pasifik, tiap tahunnya pertumbuhan belanja iklan mobile terus merangkak naik. Namun porsinya diperkirakan belum mendominasi iklan konvensional.

Menurut Rohid Dadwal, Managing Director of Mobile Marketing Association, kebanyakan perusahaan masih menerapkan pemasaran lewat mobile sebagai jalur trial untuk mempelajari pasar dan testing keefektivitasannya. Sehingga, cenderung masih lebih mengandalkan pemasaran iklan lewat jalur konvensional, seperti televisi, radio, billboard, media cetak, dan media online.

Hal ini terlihat dari besaran porsi antar keduanya masih berbanding jauh. Dia memperkirakan, saat ini secara persentase masih berada di kisaran 7%-10%. Menurutnya, iklan mobile ke depannya bakal menjadi bahan pelengkap dari jalur iklan konvensional.

“Perlu diketahui, iklan mobile itu bukan kompetitor bagi iklan konvensional. Justru menjadi pelengkap yang sudah ada. Ada tambahan channel marketing yang tingkat efektivitasnya bisa terukur dengan tepat,” ujarnya di sela-sela acara Mobile Marketing Association Forum, Kamis (22/9).

Dia mengungkapkan, pihaknya belum mengetahui secara detil berapa besaran bujet iklan mobile yang diterapkan di Indonesia. Menurutnya, porsinya masih sangat kecil. Untuk itu, lewat acara ini dia berharap bisa memajukan channel marketing yang baru ini.

Mobile is everything. Sedangkan perusahaan butuh strategi marketing, dan strategi itu adalah mobile. Sebab, mobile bisa terintegrasi dengan berbagai hal, seperti media sosial.”

Facebook sebagai platform iklan mobile

Secara terpisah, di sela-sela sesi diskusi panel. Sri Widowati, Country Director Facebook Indonesia, menerangkan Facebook dapat menjadi salah satu media beriklan yang bisa menjangkau target konsumen secara spesifik, sehingga lebih tepat sasaran. Terlebih, tersedianya kostumisasi bahasa yang bisa disesuaikan dengan target konsumen.

Namun, dia tidak bisa memungkiri fakta bahwa beriklan di televisi memang dinilai lebih tepat untuk meningkatkan awareness konsumen. Terlebih, dengan jumlah populasi 250 juta orang Indonesia bakal lebih cepat bila memasarkan iklan di televisi.

“Iklan di televisi memang lebih banyak menyasar target konsumen, namun karena banyaknya itu jadi tidak bisa menjangkau target secara spesifik.”

Facebook memiliki data dan bisa membaca kebiasaan penggunanya. Dengan demikian, pengiklan bisa mengetahui dengan jelas siapa target konsumennya. Bujet investasi yang akan dikucurkan pun akan jauh lebih efisien.

“Facebook bisa meningkatkan jangkauan iklan. Dengan menggabungkan iklan televisi dengan Facebook, maka jangkauan akan lebih dalam dan investasi akan lebih bagus.”

BlackBerry Messenger mulai bertransformasi

Tak hanya media sosial Facebook yang bisa dipilih pengiklan untuk iklan mobile, BlackBerry Messenger (BBM) pun juga mulai bertransformasi memberikan layanan iklan mobile. Krishnadeep Baruah, Vice President Sales BlackBerry Messenger (BBM) APAC, mengatakan sejumlah perubahan yang lebih friendly dalam ekosistem BBM mulai dari fitur banner, native ads, push messages, dan tombol buy now.

Berbagai pengiklan dari berbagai sektor pun bisa memilih BBM sebagai alternatif, misalnya perusahaan game, marketplace, berita online, dan video. Dia membeberkan data pengguna BBM dari smartphone yang terdaftar di Indonesia mencapai 110 juta orang. Sementara dari segi pengunjung BBM Shop sebesar 172 juta orang, pengiklan BBM per harinya menyentuh angka 1,5 miliar, BBM channel yang sudah tersebar mencapai 670 ribu channel, dan jumlah pesan yang terkirim di BBM per harinya mencapai 16,7 miliar pesan.

“Perubahan aplikasi messaging bakal melesat ke depannya. Di BBM kami memulai transformasi mulai dari perubahan konten, menambahkan fitur stiker, subscription, top picks, games, music, dan voucher. Tujuan akhirnya ingin menjadikan BBM sebagai jalur alternatif iklan mobile, sebab kami memiliki database pengguna BBM yang lengkap sesuai perilaku mereka,” pungkas Baruah.

Indonesia MMA Smarties Awards Kedua Jadi Bagian MMA Forum Indonesia 2016

Mobile Marketing Association (MMA) akan kembali menggelar MMA Forum Indonesia untuk ketiga kalinya pada 22 September 2016 nanti di Ritz Carlton Hotel Kuningan, Jakarta. Bersamaan dengan perhelatan ketiga ini, Indonesia MMA Smarties Awards yang kedua juga akan kembali digelar. Ada sekitar 45 nominasi kampanye untuk lebih dari 20 kategori mulai dari strategi marketing, media, teknologi, kreativitas, dan penghargaan industri yang akan meramaikan ajang Indonesia MMA Smarties Awards kali ini.

MMA Smarties Awards adalah satu-satunya penghargaan mobile marketing dunia yang menjunjung inovasi, kreativitas, dan kesuksesan. Kualitas yang dimiliki oleh peserta dalam perhelatannya yang kudua untuk Indonesia ini akan memperlihatkan peningkatan kepedulian terhadap mobile marketing dan potensinya di Indonesia.

Di tahun keduanya, ada kecenderungan pertumbuhan dari sisi sektor e-commerce yang memang tumbuh dari tahun ke tahun. Dampaknya, pemain seperti Lazada dan Zalora kali ini menerima lebih dari satu nominasi. Pun begitu, Unilever disebutkan kembali memimpin dalam daftar nominasi MMA Smarties Awards 2016 di Indonesia dengan meraih 20 nominasi.

Managing Director MMA Asia Pasifik Rohit Dadwal menyampaikan, “Kami bangga dapat membawa kembali Indonesia Smarties Award. […] Setiap tahun, berbagai brand dan agensi telah membuat kami terkesan dengan kreativitas baru dan kemampuan mereka untuk menjangkau khalayak yang memiliki konsumsi unik dan pola perilaku yang terus berkembang.”

“Tahun ini, kami menerima entri yang lebih menarik dan para juri menitikberatkan penilaiannya pada kampanye yang menempatkan mobile marketing sebagai inti dalam strategi komunikasi serta menggunakan teknologi dan data untuk memberikan real time advertising,” lanjut Rohit.

Beberapa juri dan narasumber yang akan hadir dalam MMA Forum Indonesia dan Indonesia MMA Smarties Awards adalah Erik Meijer (Telkomtelstra), Devi Attamimi (Hakuhodo Network Indonesia), Rohit Dadwal (MMA), Juhi Kalia (Facebook), Daniel Tumiwa (OLX Indonesia), dan Danny Wirianto (GDP Venture).

Tahun ini, MMA Forum Indonesia akan membawa tema “Winning at Mobile, Winning at Business”. Melalui berbagai sesi panel diskusi dengan pembicara berpengalaman di bidangnya, MMA Forum Indonesia 2016 ingin dapat menginisiasi dialog tentang bagaimana menyoroti praktek terbaik dari mobile marketing, mitos-mitos yang ada, dan membahas tuntas dari studi kasus nyata brand. Diharapkan, para peserta MMA Forum Indonesia akan mendapatkan informasi menyeluruh dan memanfaatkannya dalam strategi pemasarannya.

MMA Forum Indonesia 2016 akan digelar pada 22 September 2016 di Ritz Carlton Hotel Kuningan, Jakarta melalui kerja sama dengan BBM, Appsflyer, POKKT, Indonesian Digital Association (IDA), Mobile Monday Indonesia, dan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia DKI Jaya.

Untuk pendaftaran dan informasi lebih lanjut mengenai MMA Forum Indonesia 2016, termasuk agenda terbaru dan profil pembicara, Anda dapat mengunjungi tautan berikut.

Bagi pembaca DailySocial, ada 10 tiket MMA Forum Indonesia yang akan dibagikan melalui kuis di Facebook dan Twitter yang akan ditutup pada 20 September. Syaratnya, Anda hanya perlu follow akun Instagram DailySocial dan mention jawaban via Twitter atau Facebook dengan hashtag #inikuisds. Selain itu, masih ada potongan harga 15% dengan memasukkan kode DailySocial untuk MMA Forum Indonesia 2016.

_
Disclosure: DailySocial adalah media partner MMA Forum Indonesia 2016

Perusahaan Mobile Adtech Glispa Ekspansi ke Pasar Asia Tenggara

Menargetkan pasar e-commerce di Indonesia, perusahaan mobile marketing asal Jerman Glispa secara resmi mengumumkan kehadirannya di Asia tenggara dengan membuka kantor di Singapura. Untuk memimpin kantor di Singapura Glispa menunjuk Christian Nguyen sebagai General Manager wilayah Asia Tenggara untuk memantau pertumbuhan dan kegiatan operasional di wilayah tersebut.

“Dengan menargetkan pertumbuhan mobile advertising meningkat sebesar setengah dari pertumbuhan keseluruhan periklanan digital [digital advertising] di tahun 2020. Saya tak sabar untuk bergabung bersama Glispa untuk meningkatkan pertumbuhan ini secara regional,” ungkap General Manager Glispa Wilayah Asia Tenggara Christian Nguyen.

Christian Nguyen sebelumnya pernah menjabat sebagai Head of Mobile Asia Tenggara di Google, Head of Brand Sales di AdMob, dan Country Sales Manager di Microsoft.

Menyasar industri e-commerce di Indonesia

Sebelum meresmikan kantor perwakilan Asia Tenggara di Singapura, Glispa telah melayani perusahaan e-commerce terkemuka di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Bukalapak, Traveloka, Lazada, Shopee, GrabTaxi, Matahari Mall, dan Gumi.

Dengan mengedepankan akuisisi pengguna dan teknologi optimalisasi kepemilikan, Glispa telah meneliti kebutuhan pasar dan para pengiklan kini telah mengembangkan fokusnya dari volume app installs menjadi fokus pada kualitas pengguna perangkat selular (mobile user quality) dan pendapatan dari iklan yang dipasang (Return on Ad Spend).

“Selama bertahun-tahun menjalani bisnis ini di wilayah Asia Tenggara dan mendengarkan dengan baik apa yang dibutuhkan para pengiklan dan penerbit, kami memahami tantangan mengeksekusi mobile marketing di berbagai pasar di Asia Tenggara mengingat budaya, saluran, dan bahasa yang jauh berbeda antara satu dengan lainnya. Ditambah lagi,  pakar yang ada memiliki latar belakang pengetahuan yang berbeda di setiap pasar,” ungkap  Founder dan CEO Glispa Gary Lin.

Selain di Singapura, Glispa juga telah mendirikan kantor cabang di Beijing, Bangalore, San Francisco, Tel Aviv, dan Sao Paulo. Glispa sendiri memperkerjakan tim yang berasal dari 40 negara yang menggunakan 25 bahasa yang berbeda.

Dalam menyediakan seperangkat layanan berbasis teknologi, Glispa bekerja sama dengan para pengiklan, pengembang aplikasi, dan penerbit di seluruh dunia, sehingga memungkinkan para klien meraih target akuisisi pengguna dan monetisasi.

“Asia Tenggara merupakan digital frontier selanjutnya yang menunjukkan perubahan perilaku masyarakat menjadi masyarakat yang mengutamakan aktivitas mobile. Sementara itu,  Glispa berada di posisi yang tepat untuk membantu para perusahaan dan pengembang aplikasi untuk mengkapitalisasikan pertumbuhan yang fenomenal ini,” tandas Christian Nguyen.

MMA Forum Indonesia 2015 Hadirkan 25 Pakar di Industri Periklanan Mobile

Tingginya jumlah pengguna internet aktif yang mengakses web melalui perangkat mobile di Indonesia merupakan salah satu pasar potensial terbesar di Asia Tenggara. Menangkap peluang tersebut Mobile Marketing Association (MMA) menggelar acara MMA Forum Indonesia 2015 di Hotel Ritz Carlton Jakarta.

Continue reading MMA Forum Indonesia 2015 Hadirkan 25 Pakar di Industri Periklanan Mobile