3 Sensor Kamera Utama di Smartphone, Dari Resolusi 48MP Sampai 108MP

Teknologi kamera smartphone terus berkembang secara pesat. Tak hanya resolusi kameranya yang meningkat sampai 108MP, tapi juga didukung fitur-fitur berbasis kecerdasan buatan dan multi kamera dengan berbagai lensa yang berbeda.

Kali ini saya akan membuat artikel series dengan tema utama “tips mobile photography“. Saya akan mulai dengan jenis sensor kamera utama yang paling banyak digunakan pada smartphone saat ini.

Sensor Samsung 108MP

Xiaomi Mi Note 10 Pro
Xiaomi Mi Note 10 Pro | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Beberapa smartphone saat ini sudah dibekali kamera dengan resolusi mencapai 108MP. Xiaomi Mi Note 10 Pro menjadi smartphone pertama dengan kamera 108MP di Indonesia, ia menggunakan sensor Samsung ISOCELL Bright HMX.

Sensor ini mengadopsi teknologi TetraCell 2×2 piksel atau Quad Bayer. Di mana secara default menghasilkan foto dengan resolusi 27MP dengan ukuran per piksel 1.6µm atau 108MP jika semua piksel digunakan dengan per piksel 0.8µm.

Berikutnya Samsung Galaxy S20 Ultra yang menggunakan kamera utama 108MP dengan sensor Samsung ISOCELL Bright HM1. Berbeda yang digunakan pada Xiaomi Mi Note 10 Pro, sensor ini tidak mengandalkan TetraCell, melainkan teknologi Nonacell 3×3.

Hasilnya secara default, Galaxy S20 Ultra menghasilkan foto beresolusi 12MP dengan ukuran tiap piksel jauh lebih besar yakni 2.4µm atau 108MP 0.8µm. Semakin besar ukuran piksel, makin banyak cahaya yang masuk ke sensor sehingga meningkatkan kualitas foto terutama di kondisi cahaya rendah.

Sensor Samsung 64MP

Realme X2 Pro
Realme X2 Pro | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Selanjutnya, beberapa smartphone juga menggunakan kamera utama 64MP menggunakan sensor Samsung ISOCELL GW1. Sensor ini mengadopsi teknologi TetraCell 2×2 piksel, di mana hasilnya adalah foto beresolusi 64MP dengan piksel 0.8µm atau 16MP 1.6µm.

Samsung ISOCELL GW1 terdapat di hampir semua smartphone flagship Realme dan kelas menengahnya. Termasuk yang terbaru Realme 6 dan Realme 6 Pro, flagship Realme X2 Pro, dan Realme XT. Serta, bisa dijumpai pada Xiaomi Redmi Note 8 Pro, Samsung Galaxy M31, dan Samsung Galaxy A71.

Samsung/Sony 48MP

ASUS Zenfone 6
ASUS Zenfone 6| Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Nah sensor gambar yang paling mainstream dan terbenam pada kebanyakan smartphone saat ini ialah kamera utama dengan resolusi 48MP. Baik itu menggunakan sensor besutan Samsung, yakni ISOCELL GM1 dengan teknologi TetraCell 2×2 piksel atau dari Sony yakni IMX586 dengan Quad Bayer 2×2 piksel.

Ya, bagi Anda yang mencari smartphone dan mengedepankan kemampuan kameranya, sebaiknya setidaknya pilihlah smartphone dengan kamera utama 48MP. Di mana hasil foto optimalnya adalah 12MP dengan piksel 1.6µm atau 48MP 0.8µm. Daftar smartphone-nya sebagai berikut:

  • Asus ROG Phone II
  • Asus Zenfone 6
  • Huawei nova 5T
  • Oppo Reno3
  • Oppo Find X2 Pro
  • Oppo Find X2
  • Oppo A91
  • Oppo Reno2
  • Oppo Reno2 F
  • Oppo Reno 10x zoom
  • Oppo Reno
  • Realme 5s
  • Realme 5 Pro
  • Realme X
  • Samsung Galaxy A31
  • Samsung Galaxy M21
  • Samsung Galaxy S10 Lite
  • Samsung Galaxy A51
  • Vivo V17
  • Vivo V17 Pro
  • Vivo S1 Pro
  • Xiaomi Redmi Note 8

 

Gimbal Smartphone DJI Osmo Mobile 3 Resmi Hadir di Indonesia

Bagi yang punya hobi fotografi dan videografi, tentunya kalian sudah familier dengan brand bernama ‘DJI’. Produk-produknya sudah banyak digunakan oleh para profesional dan content creator untuk membantu membuat konten foto maupun video kreatif dan berkualitas.

Siapa yang tidak tahu drone seri Mavic atau gimbal seri Ronin? Namun DJI juga memiliki produk yang ditujukan untuk pemula yakni Osmo series. Bersama Erajaya Group, DJI hari ini resmi menghadirkan produk terbaru seri Osmo, yakni Osmo Mobile 3 dalam acara bertajuk ‘Osmo Day’.

Osmo Mobile 3 sendiri adalah sebuah perangkat stabilizer atau gimbal untuk smartphone yang didesain ringkas dan dapat dilipat. Kehadirannya melengkapi produk Osmo series yang telah hadir lebih dulu, seperti DJI Osmo Pocket dan DJI Osmo Action.

Masuk Pasar Lifestyle Technology

DJI-Osmo-Mobile-3

Sebelum saya menyampaikan kesan pertama saat hands-on DJI Osmo Mobile 3, ada beberapa update informasi dari Djatmiko Wardoyo, Marketing and Communications Director Erajaya Group. Di acara Osmo Day, Erajaya Group juga mengundang tech YouTuber Ario Pratomo dan Wisnu Kumoro untuk berbagi pengalaman mereka menggunakan produk DJI.

Biasanya Erajaya Group dikenal sebagai distributor, retailer, dan importir untuk produk-produk yang berkaitan dengan mobile device seperti smartphone dan tablet. Tapi dalam beberapa tahun terakhir, kami juga fokus pada portofolio baru yang berkaitan dengan lifestyle technology. Makanya dalam tiga tahun terakhir kami bekerja sama dengan leading company dalam produk-produk yang berkaitan dengan lifestyle dan memiliki technology, salah satunya DJI,” ungkap Djatmiko Wardoyo.

Alasan Erajaya Group masuk ke bisnis ini adalah karena mereka memandang mobile device sudah menjadi bagian dari gaya hidup yang tidak terpisahkan. Potensi pasar lifestyle technology terutama yang berkaitan dengan fotografi maupun videografi sangat besar dan mereka ingin memenuhi permintaan tersebut.

Erajaya Group memiliki aspirasi untuk menggabungkan toko-toko yang sudah dikelola menjadi lifestyle store, bukan lagi device store. Inisiatif terbarunya ialah lewat Urban Republic untuk mulia masuk ke bisnis tersebut.

Saat ini Erajaya Group memiliki 1.055 toko dan tujuh diantaranya ialah Urban Republic untuk menampilkan produk-produk yang berkaitan dengan lifestyle technology.

Hands-on DJI Osmo Mobile 3

Dibanding pendahulunya, perubahan besar yang dibawa Osmo Mobile 3 ialah ukurannya yang lebih ringkas. Saat gimbal smartphone ini ditekuk, dimensinya hanya 157×130×46 mm yang asyik buat dibawa bepergian.

Prosesnya setup-nya terbilang mudah, saya tidak butuh waktu lama saat balancing. Jangan lupa untuk download aplikasi DJI Mimo dan aktifkan koneksi Bluetooth – smartphone akan langsung mendeteksi stabilizer tersebut.

Setelah smartphone terpasang di gimbal, ukurannya memang masih cukup ringkas. Grip-nya mantab, walaupun tampilannya menjadi terlihat sedikit mencolok.

DJI-Osmo-Mobile-3

Kita bisa dengan mudah untuk beralih ke mode landscape ke vertical atau portrait, caranya dengan menekan tombol mode (M) dua kali. Terus ada standby mode, tidak perlu copot pasang saat ingin menyimpannya sebentar.

Sebagai alat bantu untuk mendapatkan video dengan pergerakan yang stabil, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama karena mengandalkan kamera smartphone, pastikan smartphone yang digunakan memiliki kualitas kamera yang bagus.

DJI-Osmo-Mobile-3

Kemudian jangan lupa download aplikasi DJI Mimo, beberapa fitur andalan mereka hanya bisa diakses lewat aplikasi tersebut. Anda juga harus coba fitur ActiveTrack 3.0, di mana kamera akan mengikuti gerakan subjek. Satu lagi, jangan lupa kombinasikan footage A-Roll dan B-Roll.

Harga dan Ketersediaan

Masih banyak lagi fitur-fitur yang ditawarkan oleh DJI Osmo Mobile 3 ini, saya sudah request unit review-nya dan semoga bisa datang dalam waktu dekat. Harga DJI Osmo Mobile 3 untuk varian basic adalah Rp1,5 juta dan Rp1.750.000 untuk varian combo dengan kelengkapan tambahan seperti carrying case dan tripod.

Perangkatnya dapat diperoleh pre-oder mulai pada 11-22 September di Store Republic, Erafone.com, dan Blibli.com. Selama masa pre-oder ada promo cashback hingga Rp250.000 dengan kartu kredit bank BRI, CIMB, Mandiri, dan OCBC.

 

Mengoptimalkan Aplikasi Belanja untuk Tingkatkan Pembelian

Sebagai media pemasaran, aplikasi belanja mobile dapat dimanfaatkan oleh brand untuk memudahkan pelanggan melihat-lihat produk hingga melakukan pembelian langsung lewat aplikasi. Tujuan dari pengguna saat menginstal aplikasi berbeda-beda. Mulai dari sekadar melihat-lihat, mencari diskon, hingga melakukan pembelian. Sebagai pemilik brand, ada beberapa cara memaksimalkan penggunaan aplikasi belanja mobile untuk meningkatkan konversi pembelian, antara lain sebagai berikut:

1. Berikan tampilan antarmuka yang mendukung

Pastikan tampilan antarmuka dalam aplikasi Anda mudah dipahami oleh pengguna. Hal tersebut bisa dilakukan dengan memberikan tampilan yang simpel dan fungsional. Ciptakan juga layanan interaksi yang baik bagi pengguna yang memiliki pertanyaan. Fitur yang lengkap atau bahkan lebih banyak dari platform lain juga bisa menjadi pertimbangan pengguna untuk menggunakan aplikasi Anda, serta melakukan pembelian dalam aplikasi tersebut.

2. Adakan promosi khusus aplikasi

Hadirkan promosi khusus yang hanya dapat digunakan di aplikasi. Promosi seperti ini tidak hanya mengundang pelanggan baru untuk menjadi pengguna aplikasi, tetapi juga dapat membuat mereka lebih memilih aplikasi sebagai metode pembeliannya. Promosi ini dapat ditampilkan saat pengguna baru menginstal aplikasinya, sehingga pembelian dapat terjadi lebih cepat. Anda juga dapat memanfaatkan saluran lain seperti media sosial, email, atau website untuk mengkampanyekan promosi khusus aplikasi ini tersebut.

3. Buat kampanye promosi pada momen tertentu

Anda juga dapat memberikan kampanye promosi khusus untuk merayakan hari tertentu. Kampanye tersebut juga dapat dibuat lebih personal dengan mengaitkan promosinya dengan kategori katalog tertentu yang dimiliki oleh brand. Promosi tersebut berupa diskon tertentu dengan memanfaatkan loyalitas pelanggan lama atau diskon untuk pengguna yang baru saja menginstal aplikasi. Selain itu, memberikan katalog tertentu lewat aplikasi juga dapat memberi gambaran penggunaan produk brand dan dengan mengaitkannya langsung ke bagian pembelian dapat mendorong pembelian langsung melalui aplikasi.

4. Beri notifikasi penawaran di hari-hari pertama

Setelah melakukan penginstalan, pengguna mungkin baru sekadar melihat-lihat dan tidak langsung melakukan pembelian. Menurut Laporan Aplikasi Belanja Seluler 2019 yang diterbitkan oleh Liftoff bekerja sama dengan Adjust, pengguna aplikasi belanja mobile di Indonesia memiliki periode waktu selama 1 hari, 19 jam, dan 31 menit sejak awal instalasi hingga melakukan suatu tindakan. Tindakan tersebut pun belum tentu merupakan pembelian, bisa jadi hanya sekadar memfavoritkan barang atau menaruhnya dalam keranjang.

Anda bisa memanfaatkan hal tersebut untuk menggoda pengguna untuk melakukan pembelian secepatnya dengan memberikan notifikasi tertentu untuk membuat pengguna segera melakukan tindakan di hari-hari awal penginstalan aplikasi. Pemilihan waktu dan isi pesan yang tepat juga dapat mempengaruhi efektivitas notifikasi tersebut dalam menghasilkan konversi.

5. Tanyakan kabar pengguna di minggu pertama

Menanyakan kabar pengguna juga dapat memberikan sentuhan personal tersendiri bagi mereka. Tanyakan kabar pengguna Anda melalui notifikasi apabila belum melakukan pembelian barang, terutama bagi mereka yang telah menaruh barang di keranjang. Berikan pula penawaran berdasarkan barang-barang sesuai dengan kategori yang sering mereka lihat sebelumnya.

Pengguna biasanya menggunakan aplikasi belanja mobile dengan intensitas yang tinggi di awal dan mulai berangsur-angsur berkurang dari waktu ke waktu. Menurut Laporan Aplikasi Belanja Seluler 2019, tingkat retensi pengguna aplikasi belanja mobile di Indonesia terus turun menjadi 4% pada Hari Ke-7. Untuk itu, periode minggu pertama ini harus dimanfaatkan dengan maksimal melalui kampanye yang menarik dan pesan yang relevan.

Pengguna cenderung memiliki tujuan-tujuan tertentu dalam menginstal aplikasi belanja, meskipun pada umumnya aplikasi tersebut diminati untuk melihat-lihat produk terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian. Untuk itu pemilik brand harus dapat memikirkan strategi yang lebih jeli agar pengguna sampai melakukan pembelian melalui aplikasinya.

Dengan melakukan beberapa hal tersebut, brand dapat lebih memaksimalkan aplikasinya untuk mendorong pengguna melakukan pembelian. Anda juga dapat mempelajari perilaku penggunaan dan pembelian melalui aplikasi belanja seluler di Laporan Aplikasi Belanja Seluler 2019 dari Liftoff bekerja sama dengan Adjust yang dapat diunduh lewat tautan ini.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh Adjust.

Intel Luncurkan Prosesor Mobile Seri U dan Y Generasi ke 10: Comet Lake

Intel belum lama ini mengeluarkan prosesor generasi ke 10 mereka dengan arsitektur bernama Ice Lake. Prosesor tersebut menawarkan pengalaman menggunakan grafis terintegrasi yang terbaik pada laptop thin-and-light. Ice Lake datang dengan menggunakan arsitektur yang benar-benar baru.

Comet lake spec

Pada tanggal 21 Agustus 2019, Intel lagi-lagi menambahkan keluarga prosesor generasi ke 10 dengan Comet Lake, yang juga ditujukan ke laptop dengan desain thin-and-light. Comet Lake ditawarkan untuk memberikan kinerja produktivitas dan beban kerja multi-thread termasuk segmen komersial. Selain itu, kinerja grafis dari Comet Lake akan mampu menangani komputasi yang intensif serta hiburan pada resolusi 4K.

Berbeda dengan Ice Lake yang diproduksi dengan proses pabrikasi 10 nm, Comet Lake masih datang dengan proses pabrikasi 14 nm. Comet Lake juga ditawarkan oleh Intel sampai dengan 6 core / 12 threads yang memiliki kecepatan Turbo hingga 4.9 GHz dan kapasitas cache hingga 12 MB. Namun, grafis yang ditawarkan pada Comet Lake hanya menggunakan Intel UHD graphics saja.

Ice lake vs Comet lake

Kinerja dari Comet Lake diklaim oleh Intel lebih kencang dibandingkan dengan generasi sebelumnya, yaitu Whiskey Lake. Intel menggunakan Core i7-10710U yang disandingkan dengan Core i7-8565U. Secara keseluruhan, Comet Lake memiliki kinerja sampai dengan 16% lebih kencang dari Whiskey Lake. Untuk produktivitas pada Office 365, kinerjanya bahkan bisa mencapai 41%.

Intel juga memiliki format penamaan baru yang mungkin membingungkan para penggunanya. Oleh karena itu, Anda bisa melihat dari gambar di bawah ini agar lebih jelas.

Ice lake Comet lake naming

Untuk seri U, Comet Lake akan hadir pertama kali dengan empat prosesor. Seri Y nantinya juga kana hadir dengan empat prosesor juga. Jadi total ada delapan prosesor yang akan menggunakan arsitektur Comet Lake. Comet Lake seri Y hanya mendukung LPDDR3 2133, sedangkan seri U juga mendukung LPDDR4x 2933 dan DDR4 2666.

Comet Lake seri U nantinya akan memiliki TDP 15 watt. Sedangkan seri Y akan memiliki TDP yang lebih rendah lagi, yaitu 7 watt. Kecuali Core i3-10110U, semua prosesor Comet Lake yang bakal diluncurkan akan memiliki 24 EU. Hal ini membuat grafis yang ada pada Comet Lake lebih rendah kinerjanya dibandingkan dengan Ice Lake yang minimal memiliki 32 EU.

Comet lake cpus

Comet Lake juga diproduksi dengan langsung membawa konektivitas Wi-fi 6 (Gig+) 802.11AX dan Thunderbolt 3 hingga 4 port. Intel juga menanamkan teknologi Adaptix yang bisa melakukan tuning otomatis untuk meningkatkan kinerja dan mengoptimalkan dayanya seperti pada Ice Lake. Intel juga meningkatkan kompatibilitasnya dengan asisten suara Alexa.

Intel sampai saat ini belum menjelaskan kapan laptop dengan prosesor Comet Lake akan tersedia di pasaran. Semoga saja, kita dapat melihat perangkat-perangkat tersebut di kuartal akhir tahun 2019 ini.

Dalam 2 Tahun Ini, Populasi Penikmat Esports Wanita Meningkat Signifikan

Hanya beberapa tahun lalu, gaming masih dianggap sebagai dunianya pria. Sentimen ini mulai berubah berkat populernya permainan di media sosial serta perangkat bergerak. Dan kini, tak terhitung jumlah wanita yang juga menyukainya. Contoh kecilnya terjadi di kantor DailySocial sendiri. Saat rehat, semua orang tampak sibuk bermain. Mereka yang tak berada di depan console menggunakan smartphone-nya buat menikmati hobi itu.

Selain kemudahan akses permainan, naik daunnya esports mendorong kenaikan jumlah penonton. Minggu ini, firma riset pasar Interpret menemukan bahwa ada peningkatan populasi kaum Hawa di kalangan pemirsa esports, yaitu dari 23,9 persen di tahun 2016 menjadi 30,4 persen di triwulan keempat 2018. Menurut tim analis, 6,5 persen adalah angka yang signifikan mengingat ranah esports dan audiensnya sebagian besar adalah laki-laki.

Tia Christianson selaku vice president Interpret wilayah riset Eropa menjelaskan bahwa perubahan karakteristik di komunitas dengan populasi tinggi tidaklah mudah dan akan memakan waktu. Namun 6,5 persen dalam periode dua tahun ialah pencapaian besar, dan menandai bagaimana tren tersebut berjalan ke arah yang benar. Jika dalam dua tahun lagi pemirsa esports wanita mengalami kenaikan serupa, maka akan tercapai kesimbangan di antara kedua gender di sana.

interpret-3

Menurut Christianson, esports akan berkembang lebih pesat jika nama-nama besar di industri turut membantu pertumbuhan peran kaum Hawa. Sang vice president mengatakan, pemicu utama kenaikan audiens esport perempuan boleh jadi datang dari genre atau game kompetitif non-tradisional, terutama permainan-permainan yang ada di smartphone atau tablet. Di segmen PC/console sendiri, baru ada 35 persen gamer dan 30 persen penikmat esports wanita.

Tapi jangan kaget, di kelas kasual perempuan ternyata sangat mendominasi – mengambil porsi 66 persen. Mereka ini sebagian besar bermain di perangkat bergerak, namun juga Anda yang ber-gaming di console. Dari analisis Interpret, peningkatan fans esports perempuan dirangsang oleh meledaknya kepopuleran esports di smartphone/tablet. Belum lama, platform esports mobile Skillz sempat mengungkapkan bahwa 7 dari 10 pemain dengan pemasukan terbesar di layanannya ialah perempuan.

interpret

Kini, tantangan terbesar bagi para penyelenggara event dan publisher game adalah mendongkrak jumlah gamer wanita di judul-judul esports populer, di antaranya Counter-Strike: Global Offensive (26 persen), Dota 2 (20 persen), Hearthstone (26 persen), Rainbow Six Siege (23 persen), serta Overwatch (26 persen).

Jika persentase gamer pria dan wanita seimbang, mungkin suatu saat nanti tidak ada lagi panggilan ‘gamer girl‘ karena kita semua esensinya mencintai hobi yang sama.

Sumber: VentureBeat.

Dukungan Windows 10 Mobile Akan Dihentikan Akhir Tahun Ini

Microsoft tengah mempersiapkan diri untuk mengucapkan salam perpisahan pada Windows 10 Mobile. Hal ini tercium setelah pembesut Windows 10 itu mengirimkan pemberitahuan di laman resminya yang kurang lebih memperingatkan bahwa smartphone berbasis Windows 10 Mobile miliknya tidak akan lagi memperoleh dukungan sampai akhir tahun 2019.

Platform smartphone naas yang gagal di pasaran itu terus membukukan penurunan signifikan dalam penjualan, kalah telak dari iPhone dan Android. Buntutnya, kini Microsoft justru merekomendasikan agar pemilik bermigrasi ke platform milik rivalnya, Apple atau Google.

Windows 10 Mobile gagal untuk bersinar sejak debutnya pada 2016 lalu. Sejumlah orang menyebutnya sebagai teknologi yang gagal dan semakin ke sini kondisinya semakin tak menentu di tengah upaya Microsoft yang tak terlihat bergairah untuk bangkit. Tiga tahun berjibaku, Microsoft akhirnya lempar handuk tanda menyerah.

screenshot-support.microsoft.com-2019-01-21-10-20-06

Di dalam catatan dukungan Microsoft tersebut dikatakan bahwa dukungan Microsoft untuk Windows 10 Mobile akan berakhir pada 10 Desember 2019. Setelah tanggal ini tidak akan ada lagi “pembaruan keamanan baru, opsi dukungan bantuan gratis atau pembaruan konten teknis secara online”.

Semua perangkat berbasis Windows Phone dipastikan tetap berfungsi seperti biasa, tetapi beberapa fitur pada akhirnya akan tewas secara perlahan. Misalnya fitur pencadangan otomatis dan manual untuk pengaturan dan aplikasi akan mati setelah 10 Maret 2020. Dan layanan seperti unggahan foto dan pengembalian perangkat akan berhenti pada bulan Desember 2020. Walau bukan fitur mayor tapi tanpa keduanya maka perangkat ada dalam situasi yang tidak aman dan nyaman untuk dipergunakan terutama untuk menangani data-data penting atau yang berkaitan dengan pekerjaan.

Tanda-tanda kematian platform Windows Phone sudah terlihat sejak jauh-jauh hari yang dipertegas oleh keputusan Microsoft yang membunuh dukungan Windows Phone 8.1 dua tahun lalu. Dan kabar semacam ini bukan kali pertama, ada banyak suara miring yang mengatakan adanya perubahan fokus di tubuh Microsoft terkait platform mobile miliknya ini. Tetapi tak banyak yang menyangka Microsoft akan menyerah secepat itu.

Di saat bersamaan Microsof tampak asyik menggarap sejumlah aplikasi yang justru ditujukan untuk platform Android dan iOS. Dalam beberapa tahun terkahir, raksasa piranti lunak itu sudah merilis beberapa aplikasi untuk kedua platform. Dan dengan adanya peringatan semacam ini, maka beralih ke Android tampaknya bukan sebuah keputusan yang sulit untuk diambil oleh para fans.

Sumber berita Theverge dan gambar header Dazeinfo.

Game-Game Terfavorit Kru DailySocial di 2018

Makin positifnya pandangan masyarakat tentang gaming merupakan efek dari prestasi anak bangsa di ranah esports serta berkat peran media lokal dalam memperkenalkannya ke khayalak luas. Saat ini, orang juga semakin sadar bahwa gamer tadi lagi merupakan segmen terpisah. Mereka bisa datang dari semua kalangan: remaja, orang tua, pengajar, seniman, termasuk sebagian besar kami yang bekerja di DailySocial.

Dalam kiprah DailySocial, game ternyata tak bisa dipisahkan dari keseharian kami. Saya, Glenn, dan Yabes serta Ayyub dari tim Hybrid boleh dikatakan punya latar belakang gaming yang sama. Namun di kantor, semua orang tampak menikmati gaming: kadang ada pertandingan persahabatan ‘berdarah’ dalam Mortal Kombat seusai makan siang, Gisella yang selalu terlihat sibuk dengan PUBG Mobile, hingga sesi multiplayer seru Overcooked! di sore hari.

Hal itu membuat saya tergelitik untuk mencari tahu permainan apa yang menjadi favorit kawan-kawan di sini. Saya meminta mereka menyebutkan satu game kesukaan, dan respons mereka sangat menarik serta menunjukkan beragamnya minat gaming di tim kami. Sebagian dari mereka juga sangat antusias dan malah menjawab beberapa judul sekaligus.

Ini dia game terfavorit atau yang paling sering dimainkan oleh tim DS di tahun 2018:

 

DS Fave 1

Ayyub Mustofawriter Hybrid

Game favorit: Monster Hunter: World (PlayStation 4)

Terbiasa memainkan seri Monster Hunter di console handheld seperti PSP dan 3DS membuat saya maklum bila seri ini tidak punya tampilan grafis bagus. Karena itulah, ketika kemudian Monster Hunter: World muncul dengan kualitas visual current-gen, efek lompatan teknologinya benar-benar membuat mata terbelalak. Beragam monster baru, lingkungan baru, serta fitur-fitur gameplay baru di dalamnya membuat game ini terasa segar, tapi tetap familier.

 

DS Fave 2

Bambang Winarso, writer DailySocial Lifestyle

Game favorit: PlayerUnknown’s Battlegrounds MobileMobile Legends: Bang BangExtreme Landings (Android)

Pertama kali bermain, PUBG Mobile membuat saya frustasi akibat ‘kematian dini’. Tapi semakin lama semakin nikmat, dan game ini ampuh untuk menghilangkan kantuk. Jadi saat saya bekerja di malam hari dan mulai merasa mengantuk, dua pertandingan PUBG Mobile bisa membuat saya kembali segar.

Kemudian, awalnya saya bermain Mobile Legends agar tidak dibilang ‘cupu’. Tapi akhirnya keterusan dan telah habis sekian ratus ribu buat membeli item. Untuk sekarang, intensitas bermain ML berkurang setelah mencoba PUBG Mobile, namun game ini belum saya hapus dari ponsel.

Lalu saya suka dengan Extreme Landings karena kontrol pesawat mendekati aslinya. Permainan ini tidak cocok bagi mereka yang baper, karena sulit.

 

DS Fave 3

Dimas Galih, writer DailySocial Lifestyle

Game favorit: Shadow of the Tomb Raider (PC), Arena of Valor (Android)

Saya memang penggemar Tomb Raider dari dulu. Di setiap serinya, game selalu memberikan cerita yang susah untuk dilewati, serta bagian puzzle yang tidak sulit tapi tak terlalu mudah pula. Aksen Inggris Lara Croft juga susah untuk dilupakan dan sudah menjadi icon untuk game ini.

Dan sekalinya suka dengan MOBA, ya Arena of Valor. Grafisnya bagus, gameplay-nya tidak membosankan. Dan yang pasti, sebagai pecinta DC Universe, saya suka dengan adanya hero seperti Superman, Batman, Wonder Woman, Flash, dan villain Joker (walaupun sekarang dia jadi lemah sekali). Lalu kenapa bukan Dota 2? Karena saya tidak punya PC sendiri.

 

DS Fave 12

Gisella Soselisa, partnership specialist

Game favorit: PlayerUnknown’s Battlegrounds (Android)

Pada dasarnya, saya suka game yang banyak aksi tembak-menembak dan bertarung – I love guns and punch people. Saya memilh PUBG Mobile karena dapat dinikmati tanpa harus membuka PC. PUBG Mobile sangat adiktif. Sekali memulainya, saya sulit berhenti hingga mendapatkan chicken dinner. Jika belum, saya akan terus memainkannya.

 

DS Fave 4

Glenn Kaonang, writer DailySocial Lifestyle

Game favorit: Frostpunk (PC)

Karena cukup jarang ada game serupa yang temanya survival, dan game ini benar-benar brutal dalam memainkan moral para pemainnya. Contoh: apakah rakyat yang sakit karena frostbite lebih baik diamputasi saja tapi jadi tidak bisa bekerja, atau dibiarkan mati begitu saja supaya tidak menjadi beban terhadap suplai makanan? Selebihnya, setting yang mengambil alternate history mengenai letusan Gunung Krakatau juga sangat menarik.

 

DS Fave

Lukman Azis, writer DailySocial Lifestyle

Game favorit: PlayerUnknown’s Battlegrounds Mobile (Android)

Di tahun ini, tak banyak game baru yang saya mainkan. Saya masih berkutat dengan game-game MOBA seperti Dota 2, League of Legends, Mobile Legends, Arena of Valor dan Vainglory. Tapi karena keterbatasan waktu, saya lebih banyak bermain di perangkat mobile. Lagi pula, MOBA lama-lama mengesalkan jika sering mendapatkan rekan bermain yang toxic, jadi feed lawan dan sering AFK.

Menurut saya, game yang paling asik di tahun ini adalah PUBG Mobile. Awalnya saya ragu game battle royale nyaman dimainkan di smartphone karena keterbatasan kontrol. Ternyata tidak. Sistem kendalinya intuitif, grafisnya kece, lalu update rutin membuat konten semakin kaya – dari mulai map sampai fitur baru.

Saya tetap mencoba game lain di waktu senggang. Selain game mobile, saya juga menjajal permainan-permainan PC dan console.

 

DS Fave 10

Marsya Nabila, reporter DailySocial Business

Game favorit: Candy Crush, Candy Crush Soda Saga, Fruits Bomb, Cookie Jam (Android)

Saya sangat menyukai permainan-permainan yang menyerupai Candy Crush (tile-matching). Alasannya sederhana, game-game ini simpel, tidak menuntut berpikir keras, serta ramah bagi kapasitas smartphone yang terbatas. Di antara judul-judul di atas, Cookie Jam yang paling jadi favorit, karena dapat dimainkan secara offline dan sekali lagi tidak memberatkan hardware ponsel.

 

DS Fave 13

Muthia Maharani, social media intern

Game favorit: Dota 2 (PC)

Walaupun hobi bermain game sejak kecil, baru lewat Dota 2 saya merasakan seru dan menagihnya bermain bersama teman-teman. Saya akui, memang membutuhkan waktu lama untuk mempelajari banyak hal di sana, dari mulai kerja sama, positioning, last-hitting, pengetahuan soal peta dan membangun item, hingga cara menyerang lawan. Bahkan sekadar memilih hero saja menuntut kita buat berpikir.

Dota 2 mengadu dua tim, masing-masing diperkuat lima pemain dengan kepribadian, pemikiran, serta kemampuan berbeda. Game juga menyediakan ratusan pilihan hero dan item. Hal-hal inilah yang menurut saya membuat setiap pertandingan Dota 2 selalu berbeda dan tidak membosankan.

 

DS Fave 11

Prayogo Ryza, writer DailySocial Business

Game favorit: Pokémon Go, Pokémon Quest (Android)

Pada dasarnya, saya suka karakter Pokémon sejak dulu. Kedua permainan ini biasanya saya mainkan saat bepergian (Pokémon Go) atau ketika jenuh, bosan atau sewaktu menunggu (Pokémon Quest). Sayangnya, meski kedua aplikasi ini terpasang di ponsel, level saya masih terbilang rendah karena memang jarang dimainkan.

Saya menyukai Pokémon Go dari sisi grafis, database Pokémon serta pengalaman penggunaan; sedangkan Pokémon Quest lebih terasa mengedepankan konsep serta bentuk game.

 

DS Fave 5

Randi Eka Yonida, editor DailySocial Business

Game favorit: Plants vs. Zombies 1 & 2, Flight Pilot Simulator (Android)

Hanya dua permainan ini yang terinstal di ponsel saya sepanjang tahun. Dulu saya gemar sekali menikmati PvZ, lalu setelah insiden Lion Air, saya mulai bermain Flight Pilot Simulator. Khusus buat Plants versus Zombies, saya menyukainya karena ringan, menuntut saya berpikir, serta banyak menghibur. Ia biasa saya mainkan ketika berada di tempat umum, misalnya waktu menunggu antrean.

 

DS Fave 6

Tommy Dian Pratama, head technologist

Game favorit: Guns of Boom (Android)

Gameplay-nya familier, tak jauh berbeda dari Counter-Strike. Dan hal yang saya paling sukai adalah durasi pertandingan yang singkat, hanya berlangsung kurang lebih tiga menit, jadi ideal untuk selingan saat beristirahat. Keluhan terbesar yang saya ajukan buatnya adalah keberadaan sistem pay-to-win.

 

DS Fave 7

Wiku Baskoro, editor-in-chief DailySocial

Game favorit: Street Fighter V: Arcade Edition (PC)

Game ini mengembalikan banyak kenangan, memaksa saya membeli sejumlah aksesori (seperti arcade analog stick) agar bisa menang, walaupun masih kurang berhasil. Permainan ini susah, namun artwork di sana sangat keren. Di luar game-nya sendiri, Street Fighter V mendorong saya melakukan riset tentang permainan ber-genre fighting, termasuk para atlet esports dan pro player.

 

DS Fave 8

Yabes Elia, writer Hybrid

Game favorit: Pillars of Eternity II: Deadfire (PC)

Genre cRPG selalu menarik karena pasti punya cerita dan gameplay yang kompleks, yang jarang ditawarkan oleh game-game AAA apalagi permainan free-to-play. Game ini memang tidak sempurna, khususnya dari sisi performa, namun keberanian dan kesungguhan Obsidian menggarap POE II: Deadfire tetap saja layak diacungi jempol. Lagipula, dari sisi personal, inilah game yang paling berkesan yang saya mainkan di 2018.

 

DS Fave 1

Yemima Stella, account executive

Game favorit: Tekken 7 (PC)

Menurut saya, karakter-karakter Tekken 7 dibuat dengan tampilan natural layaknya manusia. Kalau game fighting lain, biasanya tokoh-tokoknya terlihat seperti karakter [film] animasi. Selain itu, combo di Tekken lebih beragam, move list-nya banyak, jadi saat menyerang lawan lebih asik. Ketika mereka jatuh terpental, kita bisa terus lanjut menyerang. Saya bukanlah penggemar fighting, tapi karena Tekken saya jadi suka genre ini.

 

DS Fave 9

Yoga Wisesa, writer DailySocial Lifestyle

Game favorit: Red Dead Redemption 2 (PlayStation 4)

Saya kira tak ada game lain yang bisa mencuri perhatian saya dari Monster Hunter: World di Steam, hingga ketika RDR2 dirilis. Singkat cerita, ratusan jam waktu hidup saya habis tak terasa dihisap oleh simulator koboi ini. Ketika tidak memainkannya, saya mulai memikirkannya saat makan, menggendong bayi dan sebelum tidur: Seberapa sulit berburu kuda liar? Mengapa membunuh anjing menurunkan rating honor? Siapa yang membuat ramuan misterius di Witch’s Cauldron? Serta di mana si pembunuh berantai bersembunyi?

Ada beberapa hal menarik melihat dari kebiasaan-kebiasaan tim DailySocial ber-gaming. Seperti yang sudah kita pahami sebelumnya, perangkat bergerak memberikan kesempatan bagi setiap orang buat bermain. Namun kita tidak lagi bisa mudah menerka siapa yang casual dan siapa gamer serius.

Contohnya: rekan saya Randi dahulu gemar bermain FIFA di Xbox-nya, tapi di tahun ini, ia lebih sering menikmati game mobile di tempat umum. Sedangkan Gisella mungkin jarang bermain console, namun ia betul-betul mencurahkan segenap perhatiannya di sesi match PUBG Mobile. Dan itu menunjukkan bahwa, hasrat gaming bisa muncul dari tiap individu.

Tapi walaupun kini setiap orang bisa ber-gaming dari ponsel, di kantor kami, console dan PC punya peran sebagai pemersatu gamercasual‘ serta ‘hardcore‘. Silakan berkunjung ke sini saat siang atau sore hari, dan tak jarang Anda akan disuguhkan pemandangan berupa pertandingan Street Fighter V, Tekken 7, Mortal Kombat X, dan FIFA 18 – di ruang tamu, ruang TV serta studio.

Smartphone Huawei Jadi yang Pertama Mengadopsi Sistem Operasi Baru Google, Fuchsia OS?

Dua tahun silam, Google diberitakan memulai proyek pengembangan sistem operasi baru bernama Fuchsia OS. Setahun setelahnya antarmuka OS tersebut mulai merebak di dunia maya, memperlihat kemiripannya dengan Android meskipun disebut tak benar-benar sama.

Setelah bocoran itu, Fuchsia OS seperti lenyap dari bumi. Tak banyak pemberitaan yang bisa dijumpa, tetapi sejumlah media mengatakan Google masih mengerjakan OS ini dan tengah bersiap untuk melakukan debut.

Kini, di situs kolaborasi online Gerrit muncul barisan kode yang mengungkapkan bahwa Fuchsia OS tengah diuji untuk berjalan di perangkat buatan Huawei, tepatnya Honor Play, smartphone keluaran baru yang mengemas chipset Kirin 970. Chipset Kirin 970 sendiri merupakan prosesor kelas atas yang menjadi dapur pacu di sejumlah perangkat flaghsip, seperti Mate 10 dan P20.

Menemukan brand Huawei dalam pemberitaan Fuchsia OS bukanlah hal mengejutkan. Pasalnya, Huawei dan Google memiliki hubungan bisnis yang sangat baik. Pabrikan asal Tiongkok ini pernah digandeng oleh Google untuk meracik smartphone seri Nexus 6P yang cukup sukses di pasaran. Hanya saja, di seri Nexus ini Google dan Huawei sepakat menggunakan chipset Snapdragon buatan Qualcomm. Lebih lanjut, insinyur Huawei juga disebut berkontribusi pada kode proyek Fuchsia beberapa kali selama setahun terakhir, tetapi tidak secara signifikan.

Dalam sebuah postingan, seorang insinyur dari Huawei secara langsung mengungkapkan bahwa pihaknya sedang bekerja untuk membuat OS yang baru berjalan mulus di perangkat ber-prosesor Kirin 970, dimulai dengan smartphone Honor Play.

“Booted Zircon di Kirin 970 menggunakan perangkat Honor Play.”

fuchsia-huawei-honor-play

Sebagai informasi, bahwa “Zircon” adalah platform inti yang menggerakkan Fuchsia OS.

Sumber berita 9to5Google.

Huawei Hadirkan Smartphone Serba Bisa, Mate 20X

Dalam pagelaran akbarnya di London, Huawei menyuguhkan tidak hanya dua tapi beberapa perangkat sekaligus. Di ranah mobile saja ada empat model yang diperkenalkan, Mate 20 dan 20 Pro serta Mate 20X dan 20 RS Porsche Design.

Kita tidak akan bahas semuanya, karena untuk Mate 20 dan 20 Pro akan diulas di artikel berbeda. Kali ini kita akan fokus membahas Mate 20X, smartphone yang disebut-sebut serba bisa dan kemampuannya paling komplet .

Huawei Mate 20X memiliki komponen fisik dan fitur yang serba lebih, layar yang lebih besar, kapasitas baterai yang lebih besar, speaker stereofonik untuk suara spasial, Huawei M-Pen baru untuk menulis catatan dan memo di perjalanan, dan tombol gamepad khusus gaming seperti di Nintendo Switch.

Jadi, Huawei untuk pertama kalinya mencoba menghadirkan konsep phablet dengan stylus seperti halnya Galaxy Note dan di saat bersamaan berperan sebagai perangkat yang fokus pada game.

huawei mate 20x_1

Dilihat dari sisi fisik, Mate 20X dilengkapi dengan layar jumbo 7,2 inci QHD + AMOLED dengan resolusi layar 3120 x 1440 piksel. Perangkat ini dilengkapi dengan dukungan stylus dengan Huawei M-Pen yang memiliki 4096 tingkat tekanan. Memperoleh dukungan baterai 5000mAh, Mate 20X menjanjikan masa pakai yang lebih lama, cocok untuk aktivitas gaming yang semakin hari semakin menuntut kesempurnaan.

Performa Mate 20X diserahkan pada chipset Kirin 980 yang ditopang oleh grafis ARM Mali-G76 MP10 dan RAM sebesar 6GB. Kamera belakang terdiri dari tiga lensa, antara lain lensa sudut lebar 40 megapiksel yang digabungkan dengan sensor ultra-wide 20 megapiksel dan unit tele 8x 3 megapiksel. Untuk bagian depan, ada kamera 24 megapiksel untuk memuaskan dahaga narsis penggunanya.

Huawei-mate20-x-comfortable-to-hold

Terakhir, untuk para gamer Huawei menyertakan aksesori analog stick dan D-pad khusus seperti di Nintendo Switch yang dijual terpisah. Huawei bahkan menyematkan teknologi SuperCool, ruang uap yang digabungkan dengan film graphene untuk mengelola panas yang dihasilkan dari genjotan performa jeroannya. Bertujuan agar ponsel tetap dingin saat digunakan secara intensif, misalnya bermain game atau multi-tasking. Dan yang tak ketinggalan adalah teknologi GPU Turbo yang bakal menggenjot performa gaming Mate 20X.

Huawei-mate20-x-gpu-turbo-2.0

Huawei Mate 20 X akan diluncurkan di Eropa pada tanggal 26 Oktober dengan banderol mulai 899 Euro atau sekitar $1040 untuk RAM 6GB dan memori 128GB.

Sumber berita Huawei.

[Review] HP Notebook 15-db0011AU: AMD Ryzen 3 Layar Besar Terjangkau

Prosesor AMD untuk laptop selama ini dikenal dengan platform yang memiliki kinerja yang cukup baik dengan harga yang lebih terjangkau. Apalagi, AMD menggabungkan Central Processing Unit atau CPU mereka dengan Graphics Processing Unit atau GPU ke dalam satu chipset yang dikenal dengan nama Accelerated Processing Unit atau APU.

Akan tetapi, semenjak AMD meluncurkan generasi kedua dari prosesor Ryzen terbaru mereka, semua berubah. APU yang dulunya memiliki kinerja yang sepertinya biasa saja, saat ini sudah menjadi jauh lebih kencang. Hal tersebut dikarenakan perubahan arsitektur dari yang berbasis Buldozer menjadi berbasis Zen.

HP Notebook 15-db0011AU - Desk

APU Ryzen generasi kedua pun saat ini telah digunakan pada laptop dengan nama Ryzen Mobile dengan nama kode Raven Ridge. Ryzen Mobile sendiri merupakan sebuah APU yang menggunakan arsitektur prosesor dan graphics terintegrasi terbaru dari AMD.

Salah satu laptop yang menggunakan APU Ryzen Mobile adalah HP Notebook 15-db0011AU. Yap, penamaan yang mungkin akan sulit diingat oleh para pembelinya. Laptop yang datang ke meja pengujian DailySocial ini sudah menggunakan APU Ryzen Mobile 3 2200U.

HP Notebook 15-db0011AU - Back

Laptop HP Notebook 15-db0011AU memiliki spesifikasi sebagai berikut:

Prosesor AMD Ryzen 3 Mobile  2200U 2 Core 4 Thread Clock 2,5 GHz Turbo 3,4 GHz
Graphics AMD Vega 3
RAM / HDD 2 x 4GB DDR4 2400 MHz / 1TB HDD 5400 RPM
Layar / Resolusi 15,6” LED Backlit / 1366×768
Port ekspansi USB-2.0, USB 3.0, Audio 3,55mm port, HDMI
Baterai 3 Cell 41 Whrs Polymer
Kamera HD
Dimensi 376 x 246 x 22,5 mm
Bobot 1,77 kg

Untuk hasil CPU-Z dan GPU-Z dari laptop HP Notebook 15-db0011AU adalah sebagai berikut:

Dengan spesifikasi tersebut, laptop yang satu ini memiliki harga Rp. 6.299.000. Harga tersebut mungkin tidak terlihat murah, akan tetapi dengan menggunakan grafis terintegrasi AMD Vega 3, laptop ini akan menjadi lebih baik digunakan untuk melakukan editing. Beberapa game lama pun juga dapat dimainkan dengan cukup baik. Oleh karena itu, harga tersebut dapat dikatakan terjangkau.

Laptop yang satu ini ternyata memiliki sebuah charger yang dimensinya tidak tebal. Hal ini tentu saja membuat HP Notebook 15-db0011AU tidak terlalu berat saat dibawa kemana-mana.

HP Notebook 15-db0011AU - Charger

Desain

Laptop HP Notebook 15-db0011AU yang kami dapatkan memiliki warna abu-abu. Pada bagian badan atas yang terbuat dari plastik polikarbonat menggunakan desain matte finishing. Hal ini selain mempercantik juga membuat bagian atasnya menjadi tidak lebih licin.

HP Notebook 15-db0011AU - Bagian Kiri
Pada bagian kiri ditemukan port daya, RJ-45 LAN, HDMI, USB 3, dan audio 3,5mm

Laptop yang satu ini menggunakan keyboard dengan tipe desain chiclet. Dengan dimensi layar 15,6 inci, membuat lebar laptop dapat memuat full keyboard. Hal ini tentu saja membuat pengguna dapat menggunakan tombol numpad yang berada di sisi sebelah kanan.

HP Notebook 15-db0011AU - Keyboard

Laptop yang satu ini memiliki besar  376 x 246 x 22,5 mm, memuat layar dengan ukuran 15,6 inci yang memiliki resolusi 1366 x 768. Untuk bobotnya, HP Notebook 15-db0011AU memiliki berat sekitar 1770 gram, termasuk baterai, yang sehingga dapat membuat punggung terasa nyaman saat dibawa dengan tas ransel. Berat tersebut belum termasuk chargernya yang memang cukup ringan untuk dibawa.

HP Notebook 15-db0011AU - Bagian Kanan
Pada sisi bagian kanan dapat ditemukan slot SDCard, port USB 2.0, DVD Writer, dan Kensington lock

Saat laptop ini datang ke meja pengujian DailySocial, sistem operasi yang terpasang sudah menggunakan Windows 10 Home. Hal ini tentu saja membuat pengguna lebih nyaman karena menggunakan sistem operasi yang resmi sehingga mendapatkan dukungan penuh dari Microsoft.

Kinerja

HP Notebook 15-db0011AU menggunakan AMD Raven Ridge dengan prosesor dual core quad thread Ryzen 3 Mobile 2200U dengan Thermal Design Power 15 Watt. Dengan core terbaru dari AMD tersebut, tentu saja notebook ini cukup bertenaga dibandingkan dengan generasi sebelumnya. “Cukup” karena memang menggunakan dua inti saja dengan empat thread. Hal ini berarti dalam menggunakan Office dan software-software editing, HP Notebook 15-db0011AU sudah sangat mumpuni.

Menggunakan Integrated Graphics Processor (IGP) terbaru dari AMD, yaitu VEGA 3, tidak berarti laptop ini dapat bermain game-game baru. Walaupun sudah menggunakan RAM dual channel tidak berarti bahwa dengan 3 Compute Unit dapat bermain game-game terbaru.

Uji sintetis yang kami lakukan juga menghadirkan laptop yang bertenagakan APU AMD generasi sebelumnya, 9830P dengan kode Bristol Ridge. GPU yang terpasang adalah Radeon RX 460. Hal ini tentu saja untuk melihat seberapa kencang APU AMD Ryzen 3 Mobile dibandingkan generasi sebelumnya.

Pada grafik PCMark 8 di atas, terjadi anomali di mana PCMark 8 Create selalu crash pada saat diuji. Karena keterbatasan waktu, kami tidak sempat mengulang dengan melakukan instalasi ulang Windows.

Baterai

DailySocial menguji laptop yang satu ini berdasarkan berapa lama sebuah perangkat bisa menonton file video 1080p. Perlu diketahui bahwa tidak satu tes baterai pun yang mampu memberikan hasil yang sama dengan penggunaan sehari-hari. Hanya saja, sebuah riset pernah dilakukan untuk mengukur pemakaian sebuah laptop. Hasilnya, untuk nonton video, laptop yang satu ini ternyata hanya bisa bertahan selama 4 jam 23 menit! Tentu saja saat digunakan dalam menggunakan Office ringan, hasilnya bisa lebih lama. Tetapi jika digunakan untuk bermain game, sepertinya akan lebih cepat habis.

Verdict

Untuk membeli sebuah notebook yang dapat digunakan untuk melakukan editing grafis dan video memang membutuhkan tenaga proses yang tinggi. Selama ini, laptop yang memiliki kemampuan tersebut ada pada kisaran harga 8 sampai 10 juta rupiah. AMD pun menghadirkan Ryzen 3 Mobile yang mampu dijual dengan harga yang lebih rendah.

Kinerja prosesor dari arsitektur Zen memang sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Pada grafik yang ada di atas, menunjukkan bahwa Ryzen 3 Mobile 2200U memiliki kinerja yang lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan Bristol Ridge. Kinerja seperti ini yang membuatnya mampu melakukan editing foto dan video dengan cukup baik.

HP Notebook 15-db0011AU - 2

Di sisi lain, kinerja graphics pada Ryzen 3 Mobile 2200U juga dapat diandalkan. Walaupun tidak sekencang Radeon RX460 yang terpasang pada sebuah laptop, beberapa game ringan seperti PES 2017 sudah dengan mudah dijalankan. Walaupun begitu, Vega 3 belum dapat memainkan game berat seperti Rise of the Tomb Raider atau GTA V dengan lancar.

RAM yang ada pada laptop ini telah menggunakan mode dual channel, yang membuatnya memiliki kinerja yang paling optimal. Dengan bandwidth yang lebih besar, tentu saja akan memberikan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan mode single channel.

Harga yang ditawarkan untuk HP Notebook 15-db0011AU adalah Rp. 6.299.000. Harga seperti ini bisa jadi tergolong cukup tinggi bagi beberapa kalangan. Namun, kinerja yang dimiliki membuatnya terlihat menjadi lebih terjangkau. Beberapa toko online malah sudah menawarkan harga yang lebih murah lagi.

Sparks

  • Kinerja prosesor cukup baik
  • Kinerja IGP cukup baik
  • Ramping dan cukup ringan
  • Charger berdimensi kecil
  • Harga cukup terjangkau
  • Windows 10 asli

Slacks

  • Belum memiliki USB-C
  • Material masih plastik
  • Namanya sulit untuk diingat