Update Terbaru Stardew Valley Jadikan Game-nya Lebih Future Proof dan Semakin Mod-Friendly

Modding memegang peranan yang sangat penting dalam dunia PC gaming. Tidak jarang, modding memungkinkan game yang sudah bagus untuk disempurnakan lebih jauh lagi. Dalam beberapa kasus, modding bahkan bisa membantu memperpanjang ‘umur’ game. Tidak percaya? Lihat saja Skyrim, yang belum lama ini dirilis ulang oleh Bethesda dengan menyertakan segudang konten bikinan komunitas modder-nya.

Stardew Valley merupakan contoh lain game yang mod-friendly, meski memang jumlah mod-nya belum selevel game-game bikinan Bethesda. Mulai dari mod simpel yang menyisipkan elemen UI ekstra, sampai yang benar-benar menambahkan segudang konten baru untuk dimainkan, Stardew Valley punya semuanya.

Kreator Stardew Valley, Eric “ConcernedApe” Barone, mendukung penuh komunitas modding dari game bikinannya tersebut. Hal itu ia buktikan lewat patch terbaru untuk Stardew Valley (versi 1.5.5), yang membawa pembaruan amat substansial terkait modding.

Utamanya, patch anyar ini memindahkan Stardew Valley dari framework XNA ke MonoGame. Meski keduanya sama-sama merupakan framework untuk mengembangkan game, XNA sudah berhenti dikembangkan sejak 2013, sementara MonoGame merupakan proyek open-source yang masih terus aktif dikembangkan.

Menurut Eric, tujuan dari migrasi framework ini tidak lain supaya Stardew Valley bisa lebih future-proof, sekaligus untuk meningkatkan batasan RAM yang dapat diakses oleh mod menjadi lebih dari 4 GB. Dengan kata lain, modder Stardew Valley punya fleksibilitas ekstra dalam berkreasi pasca update terbaru ini.

Mod seperti Stardew Valley Expanded menghadirkan segudang konten baru yang membuat game-nya jadi terasa baru / FlashShifter

Di samping pembaruan dari sisi arsitektur game, patch 1.5.5 turut menghadirkan sejumlah pembaruan QoL (quality of life) seperti kemampuan untuk membeli kembali barang yang tidak sengaja terjual, serta beberapa bug fix. Patch note lengkapnya dapat Anda baca sendiri di blog resmi Stardew Valley.

Belum puas sampai di situ saja, Eric juga tengah menyiapkan patch versi 1.5.6 yang bakal semakin memudahkan pekerjaan para modder. Untuk mewujudkannya, Eric bahkan memutuskan untuk bekerja sama langsung dengan PathosChild, pencipta SMAPI yang merupakan tool esensial untuk sebagian besar mod di Stardew Valley.

Update versi 1.5.6 kabarnya juga akan menghadirkan sejumlah konten baru, tapi tidak akan sampai sesignifikan patch 1.5 yang dirilis tahun lalu — cukup wajar mengingat Eric sedang sibuk mengerjakan game baru. Selagi menunggu, tidak ada salahnya kita bermain-main dulu dengan sejumlah mod esensial untuk Stardew Valley.

Via: Rock Paper Shotgun.

Fan-Made Content: Tanda Cinta atau Pembawa Celaka?

Setiap orang punya love language masing-masing. Sebagian orang menunjukkan rasa sayangnya dengan memberikan hadiah, sebagian yang lain lebih memilih untuk menghabiskan waktu bersama. Hal yang sama juga berlaku dalam hubungan antara fans dengan hiburan yang mereka konsumsi. Sebagian fans sudah puas dengan memainkan game kesayangannya selama puluhan — atau bahkan ribuan — jam. Sementara sebagian fans yang lain ingin berinteraksi dengan hiburan yang mereka konsumsi, seperti dengan membuat fan art, fan fiction, animasi, fan game, sampai melakukan cosplay dari karakter kesayangan mereka.

Fan Labor, Kenapa Fans Melakukannya?

Terlepas dari konten yang Anda buat — fan art, fan fiction, fan game, dan lain sebagainya — membuat konten tersebut akan memakan waktu, dan terkadang, menghabiskan biaya juga. Padahal, biasanya, konten yang dibuat fans tidak bisa dikomersilkan. Menurut Lynn Zubernis, Psychologist and Professor, West Chester University of Pennsylvania, salah satu alasan mengapa fans secara aktif melibatkan diri dalam fandom dan membuat konten adalah karena mereka terinspirasi dari media yang mereka konsumsi dan mereka ingin menjadi bagian dari dunia dalam media tersebut, ungkap Zubernis pada WIRED.

Alasan lain mengapa fans tidak keberatan untuk menghabiskan waktu — dan terkadang uang — mereka untuk membuat konten dalam fandom adalah karena hal itu bisa menjadi cara untuk mengasah kemampuan mereka; meningkatkan kemampuan menggambar dengan membuat fan art atau kemampuan menulis dengan membuat fan fiction. YouTuber 3D Print Guy membenarkan hal ini.

3D Print Guy adalah fan dari film-film science-fiction, seperti The Thing dan 2001: A Space Odyssey. Dia juga menyukai Among Us. Karena itu, dia mencoba untuk membuat trilogi animasi untuk Among Us bertema horor. Dia mengatakan, ada banyak hal yang dia pelajari selama membuat trilogi tersebut, seperti memilih musik yang tepat untuk membangun mood penonton. Dan kemampuan yang dia pelajari dari membuat fan animation bisa dia terapkan ketika dia membuat animasi lain di masa depan.

Aktif membuat konten untuk fandom juga bisa menjadi cara bagi seseorang untuk mencari jati diri mereka. Studi berjudul What Art Educators Can Learn from the Fan-Based Artmaking of Adolescents and Young Adults mencoba untuk mempelajari perilaku para fan artists berumur 14-24 tahun. Dari studi itu, diketahui bahwa 70% partisipan mengaku, mereka tertarik dengan karakter tertentu dalam media karena karakter itu punya sifat yang mereka ingin miliki.

Terakhir, alasan mengapa banyak orang mau aktif di fandom adalah karena mereka bisa menjadi bagian dari komunitas. Karena, konten buatan fans biasanya hanya dibagikan di dalam komunitas mereka sendiri. “Menjadi bagian dari komunitas dari orang-orang yang punya pemikiran yang sama dengan Anda, hal ini akan menjadi validasi dari ide yang Anda coba ekspresikan melalui fan art yang Anda buat,” kata Zubernis.

Bagaimana Fan Labor Bisa Membantu Perusahaan

Pada tahun 2019, ada lebih dari 8,2 ribu game yang dirilis di Steam. Agar bisa dilirik oleh konsumen, penting bagi publisher untuk bisa memarketkan game yang mereka rilis. Media sosial jadi salah satu alat yang bisa digunakan oleh publisher. Sayangnya, terkadang, perusahaan mengalami masalah berupa kekurangan konten. Di sinilah peran fan content.

Keuntungan lain yang didapat perusahaan dari fan content adalah konten itu lebih dipercaya oleh konsumen lainnya. Menurut Nielsen Trust Index, 92% konsumen lebih mempercaya konten buatan pengguna — User-Generated Content (UGC) — daripada iklan yang dibuat oleh perusahaan.

Di industri game, bentuk konten yang fans buat tidak terbatas pada gamber, cerita, atau animasi, tapi juga modifikasi pada game itu sendiri atau bahkan fan game. Sama seperti konten buatan fans lainnya, mods bisa menguntungkan komunitas dan developer game. Di sisi komunitas, para gamers diuntungkan karena mereka bisa menggunakan mods untuk mendapatkan pengalaman bermain yang mereka inginkan.

Misalnya, Anda ingin visual yang lebih bagus ketika bermain Minecraft? Anda bisa pasang mods. Anda ingin mengendalikan cuaca di The Elder Scroll V: Skyrim? Tinggal pasang mods. Anda tidak ingin menyiram tanaman di Stardew Valley? Ada mods yang bisa membuat semua tanaman Anda secara otomatis tersiram.

Sementara itu, keuntungan yang developer dapat dengan keberadaan mods adalah hal itu membuat umur game mereka menjadi lebih panjang. Skyrim diluncurkan 10 tahun lalu, tapi sampai sekarang, ribuan orang masih memainkan game itu. Selain itu, keberadaan mods juga membantu developer untuk menjangkau lebih banyak orang. Karena, mods memungkinkan pemain untuk menyesuaikan pengalaman bermain sehingga menjadi seperti yang mereka inginkan. Mods yang populer bahkan bisa menjadi game sendiri. Dota, Counter-Strike, dan Team Fortress adalah beberapa contoh game populer yang berasal dari mods.

Walau mods bisa menguntungkan developer, biasanya mereka juga menetapkan syarat dan ketentuan bagi orang-orang yang hendak memodifikasi game mereka. Sebagai contoh, Bethesda Game Studios memang mendukung keberadaan mods untuk Skyrim. Namun, mereka hanya mengakui mods yang dibuat menggunakan software yang sudah mereka sediakan di creation kit pada situs resmi mereka.

Tak terbatas pada mods atau konten digital, perusahaan game juga terkadang membiarkan fans membuat merchandise fisik. Dua contoh perusahaan yang memberikan izin pada fans untuk membuat dan menjual merchandise berdasarkan IP mereka adalah miHoYo dengan Genshin Impact dan Supergiants Games dengan semua game mereka. Tentu saja, keduanya juga menetapkan syarat dan ketentuan bagi para fans yang ingin menjual merchandise berdasarkan IP mereka.

Misalnya, Supergiant Games melarang fans untuk memproduksi massal merchandise yang hendak mereka jual. Jika mereka ingin menjual merchandise yang diproduksi secara massal, para fans harus mendapatkan izin dari Supergiant. Selain itu, fans yang menjual merchandise juga harus menegaskan bahwa produk yang mereka jual bukanlah produk resmi alias unofficial. Fans juga tidak boleh menggunakan logo atau trademark dari  Supergiant Games, Hades, Pyre, Transistor, atau Bastion atau menggunakan aset resmi dari game-game Supergiant.

Salah satu merchandise resmi dari Supergiant. | Sumber: Supergiant

Peraturan lain yang Supergiant tetapkan adalah fans tidak boleh membuat merchandise yang mirip dengan merchandise resmi dari Supergiants. Fans juga tidak boleh menjual produk mereka melalui toko-toko online besar, seperti Amazon, Redbubble, Displate, dan Society6. Supergiant juga tidak mau dikaitkan dengan nilai yang bertentangan dengan nilai yang diusung oleh perusahaan.

Sementara itu, salah satu peraturan yang miHoYo terapkan pada fans yang ingin membuat merchandise Genshin Impact adalah mereka tidak boleh menjelekkan Genshin Impact, miHoYo, atau segala sesuatu yang berhubungan dengan game dan developer. Batas maksimal merchandise yang bisa fans jual adalah 200 unit. Namun, untuk light merchandise, fans bisa menjual hingga 500 unit. Fans juga tidak boleh menggunakan, menjual, atau memodifikasi konten asli dari Genshin Impact, termasuk screenshot, menurut laporan Grid.

Olivinearc adalah salah satu penggemar yang menjual merchandise Genshin Impact di Twitter. Kepada Kotaku, dia menjelaskan alasan mengapa para fans Genshin Impact mau membeli merchandise buatan fans lain. “Para fans Genshin Impact lebih bersedia untuk membeli merchandise fisik karena kemungkinan, mereka sudah mengeluarkan banyak uang di dalam game. Jika mereka tidak menghabiskan uang, mereka sudah menginvestasikan banyak waktu di game Genshin Impact,” ujarnya. “Hal itu berarti, para fans punya kedekatan emosional dengan para karakter Genshin Impact.”

Kontra: Alasan Perusahaan Tidak Mendukung Fan Content

Tidak semua perusahaan mendukung konten yang dibuat oleh fans, baik dalam bentuk digital maupun fisik. Disney adalah salah satu perusahaan yang dikenal sangat ketat dalam menjaga IP mereka. Menurut hemat saya, alasan Disney melarang fans menjual merchandise yang didasarkan pada IP mereka sederhana: karena keberadaan merchandise itu akan mengganggu bisnis Disney. Buktinya, Disney pernah melarang penjualan merchandise “Baby Yoda” dari The Mandalorian di platform e-commerce Etsy pada awal tahun lalu. Alasannya, karena Disney ingin meluncurkan merchandise mereka sendiri.

Disney punya beberapa sumber pemasukan. Seperti yang bisa Anda lihat pada grafik di bawah, divisi media and entertainment memberikan kontribusi terbesar, mencapai US$50,87 miliar. Sementara itu, divisi parks, experiences and products — divisi yang kemungkinan menaungi pemasukan dari penjualan merchandise — hanya memberikan kontribusi sebesar US$16,55 miliar.

Sumber pemasukan Disney. | Sumber: Statista

Walau penjualan merchandise bukan sumber pemasukan terbesar Disney, hal itu tidak mengubah fakta bahwa jika Disney membiarkan fans untuk memperjualbelikan merchandise berdasar IP mereka, bisnis merchandising mereka akan terganggu. Tak hanya itu, membiarkan fans menjual merchandise juga berpotensi untuk mengurangi sumber pemasukan Disney dari divisi content sales/licensing.

Sementara itu, perusahaan yang dikenal ketat dalam memberlakukan peraturan hak cipta adalah Nintendo. Pada Januari 2021, Nintendo pernah mengajukan Digital Millennium Copyright Act (DMCA) takedown pada Game Jolt, situs yang menampilkan fan game. Alhasil, ada 379 fan game yang harus dihapus dari situs tersebut, seperti yang disebutkan oleh Nintendo Life.

Sebulan sebelum Nintendo mengeluarkan permintaan takedown, mereka telah memberikan peringatan. Dalam surat peringatan itu, mereka menjelaskan bahwa di Game Jolt, ada game-game yang menggunakan IP Nintendo. Padahal, Game Jolt mendapatkan pemasukan dari pemasangan iklan banner yang tayang di situs atau dari iklan yang muncul ketika game tengah loading. Dari sini, kita bisa menyimpulkan, salah satu alasan Nintendo melarang keberadaan fan game adalah karena mereka tidak ingin ada pihak ketiga yang mendapatkan untung dari IP mereka.

Alasan lain mengapa perusahaan game tidak mendukung mods atau fan game adalah karena mereka ingin melindungi hak cipta dari IP mereka. Kepada WIRED, Alex Tutty, Digital Media IP Expert, Sheridans menjelaskan bahwa walau fan game dibuat dengan niat baik, tapi fan game tetap melanggar hak cipta. Memang, perusahaan game bisa tutup mata akan keberadaan fan game. Namun, jika perusahaan terus mengacuhkan pelanggaran akan hak cipta mereka, maka perlindungan dari hak cipta itu justru bisa memudar atau bahkan menghilang.

Nintendo tidak mendukung keberadaan fan game. | Sumber: Red Bull

“Ketika perusahaan mengacuhkan kasus pelanggaran hak cipta satu kali, di masa depan, mereka akan kesulitan untuk menuntut pihak lain yang melanggar hak cipta mereka,” kata Tutty.

Kabar baiknya, jika fans ingin membuat fan game berdasarkan IP dari  milik sebuah developer game, mereka bisa meminta izin pada perusahaan. Hal ini akan menguntungkan kedua belah pihak. Fans akan bisa membuat fan game yang mereka mau dan developer bisa mendapatkan sumber pemasukan baru. Hanya saja, developer tidak punya kewajiban untuk menjawab izin permintaan dari para fans. Terkadang, walau fans sudah meminta izin pada perusahaan, pihak perusahaan tidak memberikan jawaban sama sekali.

Kesimpulan

Bagi perusahaan media, termasuk developer game, fan-made content layaknya pisau bermata dua. Di satu sisi, keberadaan fan-made content menunjukkan kecintaan fans pada sebuah media hiburan, termasuk game yang dibuat oleh developer. Kecintaan ini membantu developer untuk memarketkan game yang mereka buat. Di sisi lain, konten buatan fans juga bisa menghilangkan sumber pemasukan perusahaan. Tak hanya itu, fan-made content juga bisa dianggap sebagai pelanggaran hak cipta.

Pada akhirnya, perusahaan bebas menentukan apakah mereka akan mendukung keberadaan fan-made content. Namun, berdasarkan contoh-contoh yang saya sebutkan di atas — Supergiant Games, miHoYo, Disney, dan Nintendo — tampaknya, bisa disimpulkan bahwa perusahaan yang tidak mendukung fan-made content biasanya perusahaan yang memang memiliki IP super populer. IP mereka sudah dikenal semua orang sehingga mereka tidak lagi membutuhkan marketing dari fan-made content. Malah, keberadaan fan-made content bisa mengganggu bisnis perusahaan, seperti ketika fans membuat dan menjual merchandise fisik dari IP Disney.

Modder Fallout: London Kini Direkrut Bethesda

Kemampuan komunitas modder saat ini memang terus menunjukkan perkembangan yang impresif. Beberapa modder bahkan dapat membuat sebuah game baru dari game yang sudah ada, seperti apa yang terjadi pada mod Fallout: London.

Mod ini mengubah hampir seluruh game Fallout 4 menjadi sebuah game Fallout baru yang berlatar di London, Inggris. Dan tidak hanya dunianya saja yang berubah, namun juga cerita baru yang diusung.

Bahkan Bethesda dikabarkan cukup terkesan dengan proyek mod berukuran DLC ini. Sehingga, mereka memutuskan untuk merekrut penulis dari mod Fallout: London ini untuk bergabung. Berita tersebut bahkan diumumkan juga oleh akun Twitter dari Fallout: England.

Dalam cuitan yang berisi screenshot dari postingan panjang di Discord tersebut sang pengembang menjelaskan kepergian Kepala Penulis mereka, Stephanie Zachariadis kini menuju Bethesda. Mereka memberikan dukungan kepada Stephanie dan berharap dirinya mampu memberikan cerita dan misi inovatif yang dilakukannya untuk Fallout: London saat di Bethesda nanti.

“Stephanie telah menjadi pilar penting bagi tim dan telah membantu menciptakan cerita utama yang fantastis dan menarik, sekaligus dialog yang kami rasa akan sangat Anda nikmati, dan kami tahu bahwa dia akan membawa bakat tersebut ke Bethesda dan Todd Howard (salah satu petinggi di Bethesda),” ungkap tim Fallout England.

Pihak pengembang Fallout: London juga menginformasikan kepada para fans untuk tidak perlu khawatir terhadap proses pengembangan mod ini karena Stephanie telah menyelesaikan penuh cerita dari Fallout: London. Sehingga penulis baru yang nantinya akan bergabung pun akan meneruskan sisa pekerjaan Stephanie sebelumnya, tanpa mengubah cerita atau misi yang sudah dibuat.

Fallout: London sendiri masih berada dalam tahap pengembangan, dengan progres yang terus diinformasikan kepada para fans lewat postingan di Twitter maupun video update mereka di YouTube.

Dalam update terakhirnya, mereka menunjukkan perkembangan dari kota London yang akan menjadi tempat bertualang para pemain nanti. Kemudian mereka mengenalkan monster-monster baru yang akan menghuni game-nya.

Begitu juga sistem cuaca baru yang diklaim akan memberi pengalaman baru. Lengkap dengan cuaca baru seperti hujan asam yang dijanjikan akan ditunjukkan pada video update berikutnya. Terakhir, tim Fallout London juga menunjukkan beberapa musik baru yang akan menjadi soundtrack game-nya.

Take-Two Mulai Matikan Banyak Mod GTA

Seri Grand Theft Auto atau GTA tentu menjadi salah satu game yang dicintai oleh para gamer karena kehadiran berbagai macam mod yang dibuat oleh komunitasnya. Dan para modder tersebut tidak hanya memodifikasi satu game saja tetapi hampir semua seri-nya mulai GTA III hingga GTA V.

Sang pengembang Rockstar memang tidak terlalu mempermasalahkan para modder selama mereka tidak mempengaruhi GTA Online. Namun hal tersebut sepertinya berbeda dengan induk perusahaan mereka yaitu Take-Two Interactive.

Dalam beberapa hari ini, banyak modder yang melaporkan bahwa karya mereka mendapat “DMCA take-down” dari Take-Two. Mayoritas yang terkena penghapusan masal ini adalah mod untuk GTA San Andreas dan Vice City yang notabene sudah cukup lama. Salah satu mod paling besar yang terkena adalah GTA Underground.

Mod ambisius yang menggabungkan semua map dari game Rockstar di era 3D mulai GTA III, Vice City, San Andreas, Manhunt, dan juga Bully ini dihapus dari ModDB setelah mendapat peringatan dari Take-Two.

Sang modder yang menggunakan nama Silent mengutarakan rasa frustasi dan kekecewaannya lewat cuitan di akun Twitter-nya. Ia menjelaskan bahwa pada tahun 2014 para modder mendapat apresiasi dengan muncul di Newswire milik Rockstar. Namun di 2021 para modder kini ketakuan bila mod yang telah mereka kerjakan dihapus begitu saja.

Take-Two memang tidak memberikan penjelasan mengapa mereka tiba-tiba melakukan perburuan terhadap mod-mod dari seri GTA ini. Apalagi take down yang dilakukan juga bersifat acak dan menarget mod-mod yang sudah lama dirilis.

Mod lain milik Kadakash yang hanya menaikkan resolusi tekstur dari game GTA San Andreas juga dihapus. Padahal mod-nya hanya memoles grafis original game-nya tanpa mengubah hal lain. Secara teori mod yang dibuat tersebut tidak melanggar aturan apapun sehingga harusnya aman bagi para pemain.

Sayangnya, Take-Two maupun Rockstar tidak memberikan penjelasan terkait take-down besar-besaran yang mereka lakukan ini. Bahkan Take-Two memperingatkan para modder untuk berhati-hati dan tidak membuat masalah karena ke depannya akan lebih banyak peringatan DMCA akan dikeluarkan untuk mod-mod lama GTA.

Microsoft Dikabarkan Tengah Mengerjakan Platform Modding untuk Xbox

Microsoft nampaknya terus mencari cara dan fitur baru untuk tampil lebih memikat ketimbang Sony dalam pertempuran console. Microsoft sendiri paham bahwa mereka masih kesulitan untuk melakukan head-to-head lewat game eksklusif melawan PlayStation. Maka satu hal yang kelihatannya diyakini oleh Microsoft akan disukai oleh para fansnya adalah modding.

Mod tentunya identik dengan game PC ketika komunitas fans dari suatu game melakukan modifikasi terhadap game tersebut dan membagikannya kepada yang lain. Dan nampaknya Microsoft ingin membawa kultur ‘modding’ ini ke dalam konsol Xbox mereka.

Hal ini muncul lewat bocoran info di Reddit (namun telah dihapus) dari sumber yang mengaku sebagai pihak ketiga yang terlibat dalam pengembangan game terbaru Bethesda Softworks (Starfields) yang akan memanfaatkan teknologi Creation Engine generasi selanjutnya.

Creation Engine (Image credit: Bethesda)

Yang menarik tentunya adalah fakta bahwa Creation Engine telah dirombak untuk mengikuti teknologi next-gen dan juga semakin mudah untuk melakukan modding. Banyak perbaikan yang kini memberikan para modder kebebasan untuk membuat mod yang lebih bervariasi.

Microsoft sendiri dikatakan tengah bekerja sama dengan Bethesda Softworks untuk mendorong Creation Engine terbaru ini agar memiliki sistem modding baru untuk konsol Xbox yang lebih luas. Buat yang kelewatan, Microsoft sebelumnya mengakuisisi ZeniMax, induk perusahaan dari Bethesda.

Bethesda Mod HUB

Bethesda Softworks merupakan salah satu developer yang dikenal ramah untuk komunitas modding dengan game-game mereka sendiri seperti seri Elder Scrolls, ataupun Fallout yang memang dibangun di atas Creation Engine. Di sisi lainnya, Microsoft juga bukan publisher ataupun developer yang anti modding — seperti beberapa publisher/developer game AAA macam EA atau Ubisoft. Microsoft Flight Simulator punya komunitas modding yang sangat aktif. Sedangkan Minecraft bahkan jadi salah satu game dengan ekosistem modding paling kondusif sampai hari ini.

Maka dari itu, cukup masuk akal jika Microsoft ingin mengimplementasikan modding ke dalam konsol mereka — mengingat ada banyak nilai positif yang bisa didapatkan dari membuka akses modding.

Minecraft (Image Credit: Nvidia)

Bila memang nantinya Microsoft dan Bethesda berhasil membuat sistem modding terintegrasi untuk Xbox, maka bukan tidak mungkin hal ini membawa tren baru bagi para pemain konsol. Terlebih lagi, banyak game bisa berumur lebih panjang karena memiliki komunitas modding yang aktif.

Berkat Bantuan Mod, Half-Life: Alyx Dapat Dimainkan Sampai Tamat Tanpa VR Headset

Half-Life: Alyx sudah resmi dirilis, dan lagi-lagi Valve berhasil menciptakan sebuah game yang fenomenal kalau melihat kumpulan review-nya. Kalau ditanya apa yang kurang dari Half-Life: Alyx, saya mungkin bakal menjawab “kurang versi non-VR”, tapi jawaban itu semata karena saya tidak punya VR headset untuk memainkannya.

Kalau Anda seperti saya, Anda mungkin bertanya-tanya kenapa Half-Life: Alyx cuma bisa dinikmati lewat VR. Singkat cerita, Valve melihat ada banyak ide brilian yang bisa mereka terapkan hanya melalui VR. Sebagai bonus, tentu saja game ini bisa membantu Valve menjual VR headset bikinan mereka sendiri.

Pantaskah membeli Valve Index hanya untuk memainkan Half-Life: Alyx? Kalau ada budget, kenapa tidak? Kalau budget terbatas, alternatifnya mungkin adalah memainkannya tanpa VR headset dengan bantuan sebuah mod.

Ya, menggunakan mod yang bisa diunduh dari GitHub ini, kita dapat memainkan Half-Life: Alyx di PC menggunakan keyboard dan mouse sampai tamat. Pengalamannya jelas jauh dari kata ideal. Yang paling utama, pergerakan karakter hanya bisa menggunakan tombol arah panah, bukan tombol WASD seperti biasanya.

Sejumlah adegan dalam game bahkan harus dijalani sesuai dengan panduan yang diberikan di laman GitHub-nya. Lebih lanjut, proses instalasi mod-nya tidak mudah dan memerlukan video penjelasan yang agak panjang. Terlepas dari itu, mod ini setidaknya patut dicoba buat yang benar-benar penasaran dengan Half-Life: Alyx tapi tak punya akses ke VR headset.

Pertanyaannya, apakah ini legal? Tentu saja, toh game-nya masih kita beli secara resmi lewat Steam. Bahkan Valve sendiri sudah memprediksi bakal ada seseorang yang menciptakan mod semacam ini. Menurut mereka, pemain pada akhirnya akan menyadari sendiri mengapa Valve mengambil jalur VR setelah menjajalnya via mod.

Sumber: PC Gamer.

Blizzard Perkenalkan Mod Berbayar untuk StarCraft 2

Selain Bethesda dan Valve, Blizzard merupakan developer game favorit komunitas modder. Mod untuk salah satu game-nya terbukti telah berevolusi menjadi salah satu game yang paling banyak dimainkan di seluruh dunia. Apalagi kalau bukan Dota, yang awalnya hanya berupa mod custom map untuk Warcraft III.

Sekarang, Blizzard ingin mencoba mengulang cerita sukses itu dengan StarCraft 2. Sejak dirilis di tahun 2010, StarCraft 2 memang sudah punya fitur map editor, di mana pemain bebas menciptakan custom map dengan gameplay yang bervariasi (pada dasarnya modding). Namun baru hari ini mereka bisa mendapat untung dari hasil karyanya tersebut.

Mod berbayar ini bisa dibeli oleh pemain lewat seksi Arcade. Pada perilisan awalnya, akan ada dua mod premium dari dua kreator yang berbeda: ARK Star bikinan Daniel “Pirate” Altman dan Direct Strike bikinan Tya. Keduanya sama-sama dibanderol $5, dan sebagian dari hasil penjualannya akan masuk ke kantong masing-masing modder.

Di antara keduanya, Direct Strike mungkin bakal lebih populer karena merupakan versi lebih sempurna dari Direct Strike HotS, yang merupakan salah satu custom map terpopuler StarCraft 2. Kendati demikian, ARK Star jauh lebih menarik di mata saya pribadi.

Pasalnya, dalam ARK Star kita tak lagi bermain game RTS, melainkan turn-based RPG ala dua seri Fallout yang pertama. Leveling tentu saja menjadi elemen gameplay yang utama, begitu juga dengan skill tree dan equipment, termasuk halnya crafting.

StarCraft Premium Arcade ARK Star

Kalau melihat cuplikan videonya, ARK Star terasa seperti game yang benar-benar baru, hanya saja kebetulan berada dalam dunia StarCraft. Mod inovatif semacam ini pada dasarnya bisa menarik perhatian pemain StarCraft yang sudah lama meninggalkan game tersebut, entah karena bosan atau kepincut game lain.

Blizzard sebenarnya sudah punya rencana untuk menerapkan sistem mod berbayar untuk StarCraft 2 bahkan sebelum game-nya dirilis. Sekarang semuanya sudah bisa dinikmati lewat Patch 4.3.0.

Sumber: Eurogamer dan StarCraft.

Dukungan Mod dan 4K Untuk Skyrim Special Edition dan Fallout 4 Akan Tiba di PlayStation 4

Begitu luasnya dunia game, Anda perlu menghabiskan ratusan jam untuk menguak seluruh rahasia dalam permainan open world garapan Bethesda. Khusus di PC, kemudahan dan keleluasaan modifikasi membuat konten game jadi kian melimpah, dan hal inilah yang mendorong developer menghadirkan dukungan mod di versi console kreasi teranyar mereka.

Untuk pertama kalinya di console, mod Fallout 4 dilepas ke Xbox One pada bulan Mei 2016, tapi sayang sekali Bethesda mengumumkan pembatalan pemberian dukungan mod di PlayStation 4 setelah diskusi panjang dengan Sony. Banyak orang kecewa pada keputusan tersebut, namun menariknya, pertimbangan kembali berubah. Belum lama ini Bethesda mengungkapkan bahwa mod untuk Fallout 4 dan The Elder Scrolls V: Skyrim Special Edition akan tiba di platform game current-gen Sony itu.

Kabar baik bagi gamer PlayStation 4 tidak berhenti sampai di sana. Bethesda juga mengonfirmasi datangnya mode 4K untuk kedua permainan, dengan memanfaatkan hardware canggih PlayStation 4 Pro. Mereka bilang, sistem ini sanggup menangani Skyrim di resolusi ultra-high-definition secara native. Dan lewat sejumlah screenshot, Bethesda memamerkan grafis dari versi remaster game kelima di seri Elder Scrolls tersebut.

Skyrim Special Edition PS4 1

Implementasinya memang tidak berbarengan. Pertama-tama, developer akan melepas dukungan mod buat Skyrim Special Edition terlebih dulu. Itu berarti Anda dapat memodifikasi serta menciptakan konten permainan sendiri cukup memanfaatkan Creation Kit yang sudah Bethesda sediakan. Kita tidak bisa menggunggah aset-aset eksternal, tapi pemain dapat menggunakan aset-aset game yang tersedia. Agar bisa browsing dan mencoba mod, Anda hanya perlu log-in di Bethesda.net.

Skyrim Special Edition PS4 2

Kemudian setelah pengerjaan Skyim rampung, Bethesda berencana meng-update Fallout 4 di PlayStation 4 dengan mod support dan kompatibilitas ke sistem PS4 Pro – menjanjikan fitur-fitur grafis serta efek-efek pencahayaan yang lebih canggih.

“Kami sangat bersemangat untuk menghidangkan mod ke fans PlayStation yang sudah lama mendukung kami,” tulis Bethesda. “Modding merupakan aspek penting dari game-game Bethesda selama lebih dari 10 tahun, dan kami berharap buat terus menyajikannya ke seluruh pemain, terlepas dari platform pilihan mereka.”

Pelepasan DLC Fallout 4 terbaru berjudul Nuka World menandai akhir pengembangan konten ‘resmi’. Namun dengan tersedianya mod, proses ekspansi permainan akan terus berlangsung, dilakukan sendiri oleh komunitas pemain. Fallout 4 bisa Anda beli di PlayStation Store, sedangkan Skyrim Special Edition rencananya siap meluncur pada tanggal 28 Oktober nanti.

Sumber: Bethesda.

Nvidia Coba Berkiprah di Bidang Pengembangan Game Lewat Mod Fallout 4

Nvidia tidak bisa dipisahkan dari gaming sejak mereka memperkenalkan GeForce belasan tahun silam. Bersama rival utamanya, para pionir ini terus melakukan terobosan-terobosan besar di ranah grafis. Tapi meski ada banyak permainan yang sengaja dioptimalkan untuk produk mereka, Nvidia hampir belum pernah berkiprah langsung di bidang pengembangan game.

Hal tersebut akan segera berubah. Lewat website GeForce, Nvidia mengumumkan agenda mereka buat berkecimpung di sana, dan caranya tidak muluk-muluk. Tim asal Santa Clara itu belum berniat untuk menggarap game dari nol, namun mencoba ‘memperkaya’ pengalaman permainan yang sudah ada di judul terlaris di tahun lalu: Fallout 4. Caranya ialah dengan menyiapkan sebuah mod bernama Vault 1080.

Vault 1080

Peluncuran DLC terbaru, Nuka World di tanggal 30 Agustus kemarin menandai akhir dari pengembangan konten resmi oleh Bethesda Game Studios, memungkinkan developer beralih ke proyek selanjutnya. Tetapi karena Fallout 4 merupakan salah satu game favorit para modder, proses ekspansi konten oleh fans akan terus berlangsung. Saat ini Anda bisa menemukan ratusan modifikasi baik untuk grafis hingga gameplay, semuanya tersaji gratis.

Vault 1080 1

Tapi ketika mayoritas mod tersebut dibuat oleh sesama gamer, Vault 1080 dari Nvidia LightSpeed Studios tentu saja jauh lebih lebih ambisius. Tim internal ini adalah para talenta yang bertanggung jawab melakukan remaster permainan-permainan PC klasik ke Nvidia Shield. Dan untuk Vault 1080, mereka fokus pada penyajian efek-efek visual mutakhir dengan maksud ‘membuat dunia paska perang nuklir jadi lebih seram dan berbahaya’; dan mencoba menantang kinerja mesin Anda.

Vault 1080 2

Vault 1080 menghadirkan sejumlah fitur grafis yang tidak ada di versi standar Fallout 4, satu contohnya adalah pencahayaan volumetric. Lalu bayangan dibuat lebih realistis serta lebih gelap, memanfaatkan HBAO+ agar seolah-olah menyerap cahaya. Kemudian Anda akan menyaksikan cantiknya efek godray, yaitu ketika sinar matahari menembus celah-celah di objek.

Vault 1080 3

Deskripsi Nvidia mengenai Vault 1080 boleh dibilang se-misterius screenshot-screenshot serta video yang mereka perlihatkan. Vault 1080 merupakan sebuah mod besar, menawarkan lokasi-lokasi indoor maupun outdoor seperti rawa-rawa serta lorong-lorong dalam tanah, menjanjikan sebuah vault ‘yang belum pernah Anda lihat sebelumnya’. Saya pribadi berharap mod ini bukanlah sekedar upaya mempromosikan GPU GTX seri 10, namun juga diracik supaya selaras dengan tema Fallout 4.

Vault 1080 akan tersedia mulai tanggal 2 September 2016 bersamaan dengan dimulainya event PAX West, dapat Anda unduh dari situs Bethesda.net.

Berkat Platform Baru, Cyanogen OS 13 Bakal Diperkuat Integrasi Layanan Microsoft

Sebagai salah satu pelopor dunia modifikasi OS Android, Cyanogen pastinya paham betul tentang pentingnya peran software dalam meningkatkan pengalaman pengguna smartphone. Namun demikian, pihak pembuat maupun yang memodifikasi sistem operasi tentunya tidak bisa memenuhi seluruh permintaan konsumen yang beraneka ragam. Untuk itu, dibutuhkan bantuan aplikasi atau layanan pihak ketiga.

Sayangnya, menurut Cyanogen, aplikasi maupun layanan-layanan pihak ketiga ini terkesan terisolasi di dalam kandangnya masing-masing. Gampangnya begini: aplikasi Skype punya fitur dialer untuk melakukan panggilan ke pesawat telepon biasa – dengan catatan pengguna punya Skype credit – sedangkan aplikasi Dialer bawaan Android juga punya fitur yang sama. Kalau memang fiturnya sama, kenapa tidak dijadikan satu saja?

Berangkat dari ide semacam itu, Cyanogen memperkenalkan sebuah platform baru yang mereka juluki MOD. MOD pada dasarnya memungkinkan pengembang aplikasi atau layanan untuk mengintegrasikan produknya ke dalam Cyanogen OS. Pengguna bebas meng-install berbagai macam integrasi ini guna meningkatkan fungsionalitas perangkatnya.

Integrasi Cortana pada Cyanogen OS 13

Untuk mengawalinya, Cyanogen telah bermitra dengan Microsoft. Di sini Microsoft telah menyiapkan integrasi empat produk andalannya: Cortana, Skype, Hyperlapse dan OneNote. Dalam kasus Cortana, asisten virtual ini nantinya bisa mengakses fungsi yang lebih lengkap di Cyanogen OS. Contoh yang paling mudah, pengguna bisa menginstruksikan Cortana untuk membuka aplikasi kamera dan mengambil selfie dalam hitungan ketiga.

Selanjutnya, aplikasi Dialer di Cyanogen OS bakal dilengkapi fitur VoIP berkat integrasi Skype di dalamnya. Hal ini berarti pengguna bisa melakukan panggilan suara atau video, atau bahkan panggilan video grup melalui aplikasi Dialer bawaan Cyanogen OS – tidak usah repot-repot mengunduh dan membuka aplikasi Skype lagi.

Integrasi Skype pada Cyanogen OS 13

Sejauh ini bisa kita lihat betapa luasnya potensi yang diusung platform MOD. Integrasi Hyperlapse misalnya, memungkinkan pengguna untuk mengambil video yang amat stabil dan mulus hanya dengan menggunakan aplikasi kamera bawaan Cyanogen OS. Contoh lain, pengguna bisa melakukan pemesanan Uber lewat aplikasi kalender bawaan.

Cyanogen akan bekerja sama langsung dengan pihak pengembang hardware maupun aplikasi dan layanan. Mereka telah menyiapkan program khusus bernama MOD Ready Program guna memastikan distribusi platform ini bisa berjalan mulus dan meluas dengan cepat. Platform MOD ini akan tersedia untuk perangkat yang menjalankan Cyanogen OS 13.0 ke atas mulai bulan depan.

Buat yang masih penasaran dengan bagaimana mulusnya integrasi yang dibawa oleh platform MOD ini, silakan tonton video hands-on dari The Verge di bawah ini.

Sumber: Cyanogen.