Sajikan Kecanggihan Dalam Desain Simpel, Logitech Singkap Mouse Gaming G203 Prodigy

Gaming seringkali mengancam isi dompet, tapi gamer tetap tak boleh berkompromi dalam memilih aksesori. Logitech sudah lama jadi tempat berpaling karena produk mereka dipercaya menawarkan titik temu antara harga dan performa. Untuk mouse baru mereka, perusahaan asal Swiss itu menitikberatkan faktor kenyamanan serta keleluasaan kustomisasi.

Ingin kembali menegaskan bahwa performa tinggi tak harus selalu menuntut banyak uang, Logitech memulai manuvernya di tahun 2017 dengan memperkenalkan mouse gaming G203 Prodigy, anggota baru dari lini G Prodigy. Melihat keseluruhan paketnya, sang produsen tampak mencoba menawarkan kelengkapan fitur dalam penyajian simpel yang jadi favorit gamer.

G203 Prodigy mewariskan arahan desain mouse gaming populer G100S, dengan rancangan ambidextrous dan layout yang sama-sama sederhana. Tentu saja tim desainer membubuhkan beragam pembaruan, baik pada aspek ketahanan, kinerja, serta memodifikasinya agar lebih nyaman. Terdapat tombol switch DPI di dekat scroll wheel, lalu Logitech menambahkan dua tombol lagi di sisi kiri mouse.

Logitech memastikan G203 Prodigy dapat meregistrasi 1.000 laporan per detik ke PC, delapan kali lebih cepat dari mouse standar. Dengan begini, input kendali berupa gerakan ataupun klik segera direspons secara instan, dan Anda tidak merasakan keterlambatan sedikit pun di layar. Tak hanya itu, Logitech juga meramu kedua tombol utama agar empuk, responsif dan menjaga sensasinya tetap konsisten.

Mouse gaming ini memanfaatkan sensor optik jenis baru dengan rentang DPI dari 200 sampai 6.000. Sensor tersebut diklaim sangat akurat dalam melacak gerakan, didesain di Amerika dan diproduksi di Swiss demi ‘menyuguhkan kendali yang lebih baik’, menyulap mouse jadi ekstensi dari tangan Anda. Meskipun G203 Prodigy ditawarkan di harga bersahabat, Logitech menjamin tidak ada kompromi pada build quality. Tiap unitnya lulus uji coba intensif di laboratorium R&D mereka.

Produk ini bisa segera digunakan begitu ia dikeluarkan dari bungkus tanpa proses instalasi. Alternatifnya, pengguna dapat melakukan konfigurasi dengan Logitech Gaming Software, di mana Anda bisa memilih warna dan menentukan level kecerahan LED (ada 16,8 juta warna) serta mengustomisasi fungsi seluruh tombolnya. Buat mengubah DPI, kita tinggal menekan sebuah tombol, dan pilihan itu disimpan dalam memori onboard sehingga setup tidak berubah walaupun G203 Prodigy disambungkan ke PC berbeda.

Mouse gaming Logitech G203 Prodigy kabarnya akan mulai dipasarkan di bulan Januari 2017 ini, dijajakan di harga US$ 50.

Sumber: Logitech.

Roccat Ungkap Keyboard Gaming Analog dan Mouse Wireless yang Amat Responsif

Produsen gaming peripheral asal Jerman, Roccat, baru-baru ini meluncurkan sepasang senjata barunya untuk tahun 2017, bertepatan dengan event CES. Keduanya adalah Isku+ Force FX dan Leadr.

Roccat Isku+ Force FX bukan sembarang keyboard. Sepintas ia memang kelihatan seperti keyboard biasa, tapi inovasi sebenarnya tersembunyi di dalam tombol Q, W, E, A, S dan D. Keenam tombol tersebut istimewa karena sensitif terhadap tekanan, dimana cara kerjanya mirip seperti stik analog milik controller PS atau Xbox.

Dengan keyboard semacam ini, pemain pada dasarnya dapat mengatur kecepatan gerakan karakternya berdasarkan seberapa kuat ia menekan salah satu dari keenam tombol tersebut. Kontrol pun jadi lebih presisi, dan opsi kustomisasi jadi lebih melimpah.

Roccat sebenarnya bukan yang pertama kali datang dengan konsep keyboard analog semacam ini. Sebelumnya, sebuah startup asal Belanda bernama Wooting sudah membuka pre-order untuk keyboard serupa, meski garapan mereka tersebut punya switch mekanik; buatan Roccat ini merupakan keyboard membran, sehingga pastinya harganya bisa lebih terjangkau, tepatnya $100 saja.

Roccat Leadr / Roccat
Roccat Leadr / Roccat

Roccat Leadr di sisi lain merupakan sebuah mouse wireless yang tidak kalah istimewa. Ia mengemas sensor optik baru bernama Owl-Eye, yang tidak hanya memiliki DPI maksimum 12.000, tetapi juga diklaim tanpa latency. Artinya, sama sekali tidak ada jeda saat Anda menggerakkan mouse dengan gerakan kursor di layar.

Efeknya mungkin tidak akan terlalu terasa bagi semua orang, tapi bagi yang tergolong gamer kelas hardcore, mereka akan sangat mengapresiasi akurasi dan respon cepat dari Leadr, yang dampaknya akan terasa signifikan pada gamegame bertempo cepat seperti Titanfall 2 misalnya.

Sebagai bonus, Leadr datang bersama sebuah charging dock yang ergonomis – Anda juga bisa mengisi ulang baterainya dengan cara tradisional, yakni menyambungkan kabel USB dan memakai mouse selagi charging berlangsung. Sayang sejauh ini Leadr belum punya jadwal rilis maupun banderol harga resmi.

Sumber: MSPowerUser dan Engadget.

Biostar Upgrade Mouse Gaming Mereka, Tetap Tawarkan Harga Paling Ekonomis

Harga kompetitif merupakan arahan yang diambil Biostar saat produsen motherboard Taiwan itu memutuskan untuk turut masuk ke kancah persaingan gaming gear. Mereka sudah memperkenalkan dua periferal pendukung gaming, yakni mouse super-murah dan keyboard mekanik yang ditawarkan di harga sangat miring. Namun Biostar masih punya kejutan lain buat Anda.

Di pertengahan bulan Desember kemarin, Biostar mengumumkan mouse gaming kedua mereka, diracik sebagai versi upgrade dari AM2, dinamai Racing AM3. Perusahaan Taiwan itu menjelaskan, produk ini sengaja didesain buat gamer yang menginginkan mouse berperforma dan dengan tingkat presisi tinggi. Biostar mengadopsi sejumlah teknologi high-end dan menyajikannya secara terjangkau agar lebih banyak orang bisa menikmatinya.

“Dengan semakin banyaknya gamer mencari performa dan kelengkapan fitur, harga mouse gaming yang bertambah mahal jadi rintangan bagi mereka untuk menikmati permainan secara sempurna,” kata Biostar secara tertulis. “Kami ingin mengubah hal itu melalui produk ideal di harga masuk akal tanpa mengorbankan kualitas ataupun kelengkapan fitur.”

BioStar Racing AM3 1

Seperti AM2, AM3 mengusung arahan desain ambidextrous – dibuat simetris sehingga dapat dipakai di tangan kanan dan kiri. Mouse diramu untuk tipe menggunaan claw-grip (postur tangan mencakar) dengan dimensi 122x67x34mm dan berat hanya 149g, menjanjikan kenyamanan dan kelincahan gerakan dalam sesi gaming yang lama. Penyajiannya cukup familier: ada dua tombol utama, scroll wheel, tombol switch DPI, dan ada dua tombol lagi di sisi kiri.

Racing AM3 memanfaatkan jenis permukaan glossy sehingga mudah dibersihkan, tersambung ke PC via kabel nilon non-tangle dengan clip anti-tarikan, kemudian Biostar tak lupa membubuhkan ‘kaki’ teflon di sisi bawahnya agar mouse bergerak secara mulus baik di permukaan mouse mat keras ataupun lembut. Dan dari gambar yang Biostar tampilkan di press release, AM3 juga mempunyai pencahayaan LED; di bagian samping, punggung dan logo bintang.

Jantung dari performa AM3 adalah sensor PMW 3320, mampu membaca 5.300 frame rate per detik dan melacak kecepatan sampai 80ips (instructions per second), serta menyuguhkan keakuratan hingga 5.000DPI. Cukup dengan menekan tombol, Anda bisa menentukan levelnya secara real-time: 800, 1.200, 2.400 atau 5.000. Buat tombol-tombol di sana, Biostar mengandalkan switch Huano, diklaim memiliki daya tahan sampai 10 juta kali klik.

Biostar belum bilang kapan Racing AM3 dirilis (juga belum dipamerkan di situs resmi mereka), hanya menginformasikan bahwa produk ini dibanderol di harga cuma US$ 16.

Corsair Siapkan Sepasang Keyboard dan Mouse Ekonomis Untuk Gamer FPS

Ekspansi Corsair ke segmen gaming dilakukan kurang lebih dua tahun lalu dengan menyediakan beragam gear penunjang hobi ini; dari mulai keyboard, mouse, headset, sampai ‘PC rasa console‘. Hanya dalam waktu singkat, namanya melesat jadi salah satu brand terkemuka di ranah itu. Dan minggu lalu, Corsair ungkap sepasang produk anyar yang ditujukan buat pecinta game shooter.

Cukup berbeda dari mayoritas gaming gear kreasi Corsair lainnya, mouse Harpoon RGB dan keyboard K55 RGB ditawarkan di harga yang terjangkau tanpa mengorbankan performa maupun penampilan. Seperti namanya, kedua produk dibekali sistem backlight programmable.

K55 RGB Gaming Keyboard

Dua aspek andalan dari K55 RGB ialah kustomisasi dan keleluasaan kendali. Ia memang tidak mengusung switch mekanik, tapi tetap menjanjikan kenyamanan penggunaan di sesi gaming berdurasi lama, dibantu wrist rest detachable berlapis karet yang lembut. Keyboard ini mempunyai tiga zona backlight RGB – Anda bisa memilih pola pencahayaan atau sekedar menggunakan opsi statis.

Corsair K55 RGB

K55 menyajikan fitur anti-ghosting multi-key dan tuts tidak berisik saat jari Anda menari di atasnya. Di area kiri, ada enam tombol macro yang bisa dikonfigurasi ‘on-the-fly‘ tanpa memerlukan software tambahan; lalu di kanan atas terdapat tombol kendali volume dan multimedia. Corsair tak lupa membubuhkan mode Windows Key Lock untuk mematikan fungsi tombol Windows demi meminimalisir gangguan ketika Anda sedang serius bermain.

Corsair K55 RGB 2

Dijual seharga US$ 50 dan tersedia mulai tanggal 22 November nanti, K55 tersambung ke PC via port USB, kompatibel dengan OS Windows 10, 8, 7 serta Vista.

Harpoon RGB Gaming Mouse

Kenyamanan dan durabilitas merupakan janji Corsair. Harpoon RGB memanfaatkan rancangan ergonomis, didesain agar pas d tangan serta mendukung berbagai gaya cengkraman. Tekstur halus di bagian punggungnya dimaksudkan agar mouse tidak mudah tergelincir dari genggaman Anda, lalu produsen turut melapisi side grip dengan karet agar tidak gampang jatuh sewaktu Anda mengangkatnya.

Corsair Harpoon RGB 1

Harpoon RGB memiliki bobot yang ringan, dibekali sensor optik 6000DPI sehingga mampu melacak gerakan di kecepatan tinggi dan mendeteksinya secara presisi, dipadu polling rate 1000Hz demi menyuguhkan pengalaman bebas lag. Selanjutnya, enam tombol dan lampu LED RGB di sana dapat dikustomisasi. Corsair menjelaskan, Harpoon RGB memang sengaja diramu untuk mendukung permainan-permainan ber-genre first-person shooter.

Corsair Harpoon RGB 2

Sama seperti keyboard K55, Harpoon RGB terkoneksi ke PC lewat kabel USB, kompatibel ke Windows 10, 8, 7 dan Vista. Anda bisa membelinya cukup dengan mengeluarkan uang US$ 30.

Xiaomi Luncurkan Mainan Robot, Headset Bluetooth dan Mouse Portable Baru

Sejak menapakkan kakinya pertama kali di Indonesia, Xiaomi berusaha menunjukkan bahwa mereka berbeda dari mayoritas produsen handset. Xiaomi lebih fokus pada komunitas dan tidak ragu memasarkan aksesori serta pernak-pernik pelengkap perangkat bergerak. Di Indonesia, tidak sulit bagi kita untuk menemukan action cam, smartband sampai power bank dengan brand Mi.

Melengkapi jajaran produk mereka, Xiaomi belum lama ini memperkenalkan sejumlah device unik baru: mainan robot ala Lego bernama Toy Block, headphone Bluetooth Mi Sports dan periferal PC Mi Portable Mouse.

Toy Block

Toy Block adalah titik temu antara aspek modular mainan Lego dengan kerennya desain robot Gundam. Ia dibekali konektivitas ke perangkat bergerak, sepertinya disiapkan sebagai medium belajar coding untuk anak-anak dan dewasa. Bundel Toy Block berisi komponen-komponen seperti roda, roga gigi dan rantai, memungkinkan Anda merakit robot yang bisa bergerak.

Salah satu aspek paling menarik dari Toy Block adalah kehadiran chip ARM Cortex-M3 dan sensor gyroscope. Berkatnya, sang robot ini bisa menjaga tubuhnya tetap berdiri, lalu strukturnya didesain supaya sanggup menopang bobot hingga tiga kilogram. Tentu saja Toy Block ditemani oleh aplikasi khusus. Dengannya, Anda dapat mengendalikan serta mengkonfigurasi gerakan robot.

Mainan ini rencananya akan dijual seharga ¥ 500 atau setara US$ 73, tersedia mulai tanggal 11 November di Tiongkok.

Mi Sports

Produksi headphone memang bukanlah hal baru bagi Xiaomi, namun Mi Sports merupakan headset Bluetooth pertama mereka. Xiaomi tetap berkiblat pada rancangan in-ear tradisional, menambahkan strukutur loop demi menjaganya agar tidak mudah jatuh. Mi Sports telah memperoleh sertifikasi PPX4, yang berarti tahan air dan keringat, dengan berat hanya 17,8-gram. Mirip Plantronics BackBeat Go, bagian in-ear kiri dan kanan tersambung oleh kabel.

Xiaomi Mi Sports

Headset terkoneksi ke smartphone via Bluetooth 4.1, proses pairing-nya diklaim hanya berlangsung tiga detik saja, dan user dapat menyambungkan Mi Sports ke dua perangkat sekaligus. Di dalam, ia ditenagai baterai 110mAh, menyajikan talk time selama tujuh jam dan standby 280 jam.

Produk dijajakan seharga ¥ 150 atau kira-kira US$ 22, baru bisa dibeli di China tanggal 11 November nanti.

Mi Portable Mouse

Seperti Mi Notebook yang menyerupai MacBook Air, rancangan Mi Portable Mouse juga tampaknya ‘terinspirasi’ dari Apple Magic Mouse 2, dapat Anda lihat dari tubuh melengkungnya. Bedanya, mouse Bluetooth ini mempunyai bagian tombol membundar dengan dimensi 110,2×57,2×23,6mm dan berat 77,5-gram. Aspek spesial dari Mi Portable Mouse adalah fitur dual-mode, di mana user bisa menyambungkannya ke dua PC berbeda.

Xiaomi Mi Portable Mouse

Mi Portable Mouse dapat bekerja secara wireless hingga jarak maksimal 10 meter dari PC, dan dijanjikan menyuguhkan keakuratan 95 persen berkat sistem ‘high-speed laser positioning‘. Periferal ini membutuhkan dua baterai AA sebagai sumber tenaganya, kompatibel ke sistem operasi Windows 7, 8 dan 10.

Harganya sangat murah, cuma ¥ 100 (kurang lebih US$ 15), lagi-lagi baru akan tersedia di Tiongkok pada tanggal 11 November.

Via BGR, Mashable, Mi.com, dan MIUI.com.

Mouse Gaming TTeSports Black FP Dibekali Sensor Sidik Jari Terintegrasi

Dewasa ini kita semakin akrab dengan sensor sidik jari. Mayoritas smartphone kelas atas memilikinya, begitu juga dengan sejumlah laptop Windows 10. Namun buat pengguna PC, opsinya masih tergolong terbatas dan umumnya terkesan kurang elegan.

Bagaimana jika sensor sidik jari itu diintegrasikan ke dalam peripheral wajib untuk PC, yaitu mouse; atau lebih spesifik lagi, mouse gaming? Inilah yang dilakukan oleh TTeSports, divisi gaming dari pabrikan komponen asal Taiwan, Thermaltake.

Bernama Black FP, mouse gaming ini cukup istimewa karena terdapat sebuah sensor sidik jari buatan Synaptics dengan dukungan teknologi enkripsi 256-bit. Sensor tersebut diposisikan di ujung kiri atas mouse, titik dimana ibu jari tangan kanan kita bisa bertumpu secara alami.

Posisi sensor sidik jari pada TTeSports Black FP terasa alami untuk pengguna tangan kanan / TTeSports
Posisi sensor sidik jari pada TTeSports Black FP terasa alami untuk pengguna tangan kanan / TTeSports

Fungsi utamanya tentu saja adalah menggantikan kata sandi. Jadi selain untuk login ke Windows, sensor juga bisa dimanfaatkan untuk mengisi informasi login pada situs, atau bahkan mengamankan folderfolder tertentu dalam PC. TTeSports mengklaim sensor buatan Synaptics ini sanggup membaca sidik jari dan memverifikasinya hanya dalam kurun waktu 0,2 detik saja.

Selebihnya, konsumen akan mendapatkan mouse gaming yang ergonomis dengan performa yang cukup mumpuni. Spesifikasinya mencakup sensor laser 5700 DPI yang bisa disesuaikan tingkatannya, switch bermutu garapan Omron serta total 7 tombol yang bisa diprogram sesuai kebutuhan.

Lebih menarik lagi, TTeSports Black FP hanya dibanderol seharga $60; harga yang sangat kompetitif untuk sebuah mouse gaming dengan inovasi unik yang praktis sekaligus fungsional.

Sumber: TechRadar dan TTeSports.

Hori TAC Pro Hadirkan Senjata Andalan Gamer PC di Console PlayStation 4

Selain jadi sistem input utama PC, perpaduan keyboard dan mouse menawarkan kecepatan, keakuratan, serta kenyamanan yang sulit disamai oleh controller game lain. Karena alasan itu, sudah lama produsen mencoba menghadirkan metode kendali tersebut di console, dan salah satu spesialis aksesori gaming tertua asal Jepang belum lama menyingkap alternatif baru dari gamepad biasa.

Biasa melakukan kolaborasi bersama para console maker ternama, kali ini Hori digandeng oleh Sony untuk meramu Tactical Assault Command Pro. Periferal ber-nickname TAC Pro ini terdiri dari dua komponen, yaitu mouse dan keyboard, disiapkan untuk mendukung penuh PlayStation 4 serta diklaim kompatibel ke seluruh game. Periferal menyuguhkan metode gerakan via stik analog dan tombol keyboard, serta menjanjikan keleluasaan kustomisasi.

TAC Pro 1

TAC Pro bisa segera Anda gunakan setelah tersambung ke console, sengaja dirancang untuk permainan-permainan first-person shooter. Unit controller kiri menyerupai area kiri keyboard Anda, namun tombol-tombolnya sudah digantikan oleh simbol controller PlayStation seperti lingkaran, kotak, segitiga, L1 sampai R2, dan sebagainya. Tuts ala keyboard dipersenjatai switch mekanik racikan Hori sendiri. Wrist rest dibuat menonjol dan ergonomis, ada touchpad di sisi atas yang dapat diraih ujung jari, kemudian stik analog dan tombol disediakan di wilayah jempol.

TAC Pro 3

Unit mouse-nya sendiri hampir identik dengan mouse PC biasa, terdapat dua tombol utama, satu scroll wheel, dua tombol buat mengatur level sensitivitas, dan dua tombol lagi di sisi kiri. Di dalam, periferal ini menyimpan sensor optik 3.200dpi. Baik mouse dan keyboard tersambung ke console melalui kabel USB.

TAC Pro 2

Ada sejumlah fitur yang segera memberikan keunggulan bagi para gamer PlayStation 4: Anda bisa menyesuaikan tingkat sensitivitas secara langsung ketika bermain, lalu dengan menekan Snipe Button, level kepekaan tersebut dapat dikurangi sejenak untuk membidik lebih akurat. Selain itu ada Walk Button, ditujukan agar gerakan karakter di game lebih presisi.

Kabar gembiranya lagi, tak hanya pemilik PlayStation 4 saja yang bisa memanfaatkan Hori TAC Pro. Periferal ini kompatibel ke PlayStation 3 dan juga PC. Meskipun menjadi highlight di situs PlayStation, menariknya seluruh potensi TAC Pro baru dapat tersaji saat tersambung ke Windows PC. Di sana, Anda bisa mengkonfigurasi tombol, menciptakan profile, serta mengatur setting mouse melalui app companion.

Hori TAC Pro sudah bisa dipesan via situs Amazon seharga US$ 150, rencananya akan dirilis pada tanggal 1 November 2016.

Sumber: Hori.

Gamdias Perkenalkan Lineup Gaming Gear High-End Dengan LED RGB 16,8 Juta Warna

Naik daunnya gaming bisa jadi sedikit membingungkan bagi mereka yang baru mulai menapaki hobi ini. Para pemula dibombardir begitu banyak pilihan gear serta hardware, dan mayoritas produk dikemas dalam penampilan menarik, meski desain belum tentu mewakilkan mutu. Jika nama-nama terpercaya masih sedikit di luar jangkauan dana, Anda tentu dapat melirik sejumlah brand baru.

Gamdias bisa jadi salah satu alternatif teroptimal. Didirikan di tahun 2012, perusahaan asal Taiwan itu fokus pada penyediaan periferal spesialis gaming, umumnya menawarkan produk terjangkau berkualitas tinggi. Dan mengikuti tren penggunaan LED yang kian populer di kalangan produsen gaming gear belakangan ini, Gamdias juga turut memperkenalkan deretan mouse, keyboard dan headset berpencahayaan RGB.

Mouse Zeus P1 & Zeus E1

Gamdias Zeus M1

Diklaim sebagai mouse dengan dua level pencahayaan RGB customizable pertama di dunia, Zeus P1 merupakan mouse flagship Gamdias. Device menyuguhkan Anda keleluasaan bermain-main dengan 16,8 juta warna, dibekali delapan buah tombol programmable – diposisikan secara strategis agar mudah dijangkau jari. Proses kustomisasi dapat dilakukan via software Hera. Tentu saja Gamdias tidak melupakan performanya: mereka menyematkan switch super-responsif, sensor optik 12.000dpi, dan dukungan fitur kalibrasi jenis permukaan.

Zeus E1 sendiri ialah pilihan lebih ekonomis, sama-sama mempunyai LED multi-color double level, menyimpan sensor optik 3.200dpi.

Keyboard Hermes P1, Hermes M1 & Hermes E1

Gamdias Hermes P1

Tiga keyboard mekanik anyar ini dibangun berdasarkan arahan sebelumnya, namun turut dipadu penyempurnaan dan fitur-fitur baru: pencahayaan backlight RGB 16,8 juta warna (serta penambahan controller internal) dengan empat level kecerahan, desain kedap air, dan mendapatkan upgrade pada keycap serta wrist rest detachable. Hermes P1, M1 dan E1 tetap mengusung material premium dan konstruksi aluminium. Seperti Zeus, semua proses kustomisasi dapat dilakukan mudah melalui software Hera.

Headphone Hebe M1 & Hebe E1

Gamdias Hebe M1

Kehadiran keyboard dan mouse belum terasa lengkap tanpa headphone. Hebe M1 dan E1 mempunyai desain unik dengan arahan menyerupai SteelSeries Siberia V2. Mereka berdua menyajikan pencahayaan RGB ‘breathing‘, memiliki rancangan earcup raksasa buat menyimpan unit driver HD berukuran besar (M1: 10mm, E1: 40mm). Headphone juga dibekali mic fleksibel unidirectional serta smart remote controller.

Di situs resmi Gamdias, status dari ketujuh produk di atas masih coming soon. Sang produsen berjanji akan menyingkap spesifikasi lebih rinci serta informasi mengenai harga di bulan Oktober 2016 ini.

Sangat Terjangkau, Mouse Gaming Pertama Biostar Ini Sempurna Untuk Gamer yang Sedang Berhemat

Bagi konsumen di Indonesia, nama Biostar memang tidaklah sepopuler Asus atau Acer. Seperti kompetitor senegaranya itu, sejak tahun 80-an Biostar fokus dalam pengadaan motherboard dan kartu grafis. Mereka tidak ikut-ikutan berteriak lantang saat para rival mulai memperluas fokus ke gaming, namun Biostar tahu arahan yang tepat buat masuk ke ranah gaming gear.

Harga terjangkau merupakan hal yang relatif, namun dibanding periferal standar, perangkat gaming cenderung lebih mahal. Aspek-aspek seperti luasnya opsi sensitivitas DPI, desain ergonomis, dan teknologi sensor canggih umumnya jadi alasan produsen membanderol produk di harga tinggi. Tapi AM2 memang berbeda karena kita tidak perlu mengeluarkan uang terlalu banyak untuk memiliki mouse gaming pertama racikan Biostar ini.

Biostar AM2 adalah mouse gaming yang ditawarkan di harga sangat miring tanpa mengorbankan kualitas dan performa. Produsen fokus pada faktor-faktor penting dalam penyajian mouse, mengusung rancangan simetris ‘ambidextrous‘ sehingga bisa dipakai oleh gamer normal maupun kidal. Penampilan AM2 sama sekali tidak pas-pasan. Dengan tubuh putih-abu-abu, Biostar tak lupa membubuhkan LED color-changing.

BioStar AM2 1

AM2 mempunyai tubuh glossy, sehingga debu dan minyak mudah dibersihkan. Area bawahnya sendiri menggunakan bahan teflon, dimaksudkan untuk meminimalisir hambatan yang disebabkan gaya gesek, memastikan pergerakan mouse jadi lebih mulus. Mouse tersambung ke PC lewat kabel anti-pull, dan tombol-tombolnya sudah lulus uji coba 10 juta kali klik. AM2 berukuran 122x66x38mm dengan berat hanya 125-gram.

Periferal ini menyajikan dua tombol utama, satu scroll wheel, serta tombol pengaturan dpi. Warna LED akan berubah sesuai level sensitivitas dots per inch-nya: LED tidak menyala di setting default (800dpi), biru menandai 1.200dpi, hijau artinya 1.600dpi, lalu biru-hijau mengindikasikan 2.400dpi. Biostar AM2 dipersenjatai sensor optik Avago 5050, diklaim cocok untuk mereka yang sedang mencari mouse gaming pertama.

BioStar AM2 2

“Dengan pesatnya pertumbuhan segmen gaming kompetitif, penyediaan mouse berperforma tinggi menjadi tantangan baik buat produsen serta gamer, karena memang sulit memperoleh titik temu antara beragam preferensi user dan genre permainan,” ungkap Biostar di press release. “Di Biostar, kami memahami bagaimana menawarkan produk yang seimbang. Dibantu masukan dari gamer, faktor-faktor ini merupakan panduan dalam mendesain AM2.”

Biostar belum menginformasikan kapan AM2 tersedia secara global, dan kapan ia tiba di Indonesia. Tapi yang jelas, harganya sangat atraktif: hanya US$ 10 saja.

Tambahan: Biostar.

Razer DeathAdder Elite Diklaim Sebagai Mouse Gaming dengan Sensor Optik Terbaik

Memilih mouse gaming terbaik tidak semudah mencari yang tombolnya paling banyak atau yang harganya paling mahal. Terkadang yang wujudnya simpel namun menawarkan keseimbangan antara performa dan harga bisa membuat banyak pengguna jatuh cinta, seperti yang telah dibuktikan oleh seri DeathAdder buatan Razer yang langganan titel “Best Gaming Mouse”.

Akan tetapi prestasi tersebut tidak membuat Razer kemudian jadi sombong dan puas dengan pencapaiannya begitu saja. Baru-baru ini, mereka memperkenalkan iterasi terbaru mouse terlarisnya, Razer DeathAdder Elite.

DeathAdder Elite masih mempertahankan desain simpel nan ergonomis yang telah dipakai sejak zaman DeathAdder orisinil di tahun 2006. Pun demikian, performanya meningkat pesat dengan ditanamkannya Razer 5G Optical Sensor yang punya kemampuan tracking hingga 16.000 DPI dalam kecepatan 450 inci per detik.

Simpel tapi fungsional, Razer DeathAdder Elite dibekali sepasang tombol macro dan tombol pengatur DPI / Razer
Simpel tapi fungsional, Razer DeathAdder Elite dibekali sepasang tombol macro dan tombol pengatur DPI / Razer

DeathAdder Elite juga menjadi mouse pertama Razer yang dibekali switch mekanikal. Switch ini merupakan buah kolaborasi antara Razer dan Omron, dan telah dioptimalkan untuk memberi respon yang cepat sekaligus durabilitas kelas dewa – Razer mengklaim switch ini tahan hingga 50 juta klik.

Menutup semua itu, fitur pencahayaan Chroma menjadi bumbu pemanis untuk DeathAdder Elite. Mouse ini akan tersedia di pasaran mulai bulan Oktober mendatang seharga $70.

Sumber: Razer.