[Hands-on] Mencicipi Oreo Go pada Smartphone Murah Nokia 1

Nokia baru-baru ini meluncurkan sebuah smartphone dengan nama Nokia 1 di Indonesia. Smartphone yang satu ini memang cukup menarik karena menggunakan sistem operasi yang berbeda dari kebanyakan perangkat Android yang ada, yaitu Oreo Go Edition.

Oreo Go Edition sendiri memiliki perbedaan dengan Oreo. Perbedaan tersebut ditunjukkan pada penggunaan aplikasi buatan Google pada Oreo Go yang diberi nama tambahan “Go”, seperti Gmail Go, Google Go, Files Go, Maps Go, Youtube Go, dan Assistant Go.

Nokia 1 Hands on - The Phone

Semua aplikasi yang berakhiran Go tersebut memang dibuat khusus agar dapat berjalan dengan baik pada perangkat dengan spesifikasi minimal, terutama penggunaan RAM. Google sendiri mengklaim bahwa smartphone dengan RAM 1 GB akan dapat berjalan dengan lancar berkat penggantian aplikasi ini.

Nokia 1 merupakan yang pertama dan (mungkin) satu-satunya di Indonesia yang menggunakan Android Oreo Go Edition. Dengan harga Rp. 999.000, Nokia menyasar pada pasar entry level dan low end di Indonesia. Posisinya sendiri berada di bawah Nokia 2 yang dijual pada harga satu jutaan.

Nokia 1 Hands on - Belakang

Pada saat acara peluncuran Nokia 1 di Ruci’s Joint – Jakarta, Irvan Ridha Hasibuan selaku Trainer Lead HMD Indonesia memberikan contoh perbandingan penggunaan aplikasi Google Maps dengan Maps Go. Google Maps mampu mengambil ruang penyimpanan sebuah perangkat sampai 88,33 MB, sedangkan Maps Go hanya butuh 310 KB saja untuk dioperasikan.

Nokia 1 memiliki spesifikasi sebagai berikut:

SoC Mediatek MT6735
CPU 4 x 1.1 GHz Cortex-A53
GPU Mali-T720 MP1
RAM / Internal Storage 1 GB / 8 GB
Layar 4,5” 854 x 480 IPS
Baterai 2150 mAh
Sistem Operasi Android Oreo 8.1 Go Edition
Kamera Depan: 2 MP, Belakang: 5 MP

Jika hanya melihat dari sisi spesifikasi di atas, memang terbilang sangat minim untuk sebuah perangkat Android masa kini. Yang ditawarkan Nokia 1 ini antara lain ada pada harga yang murah serta fitur Android Go yang akan juga dibahas di bagian bawah artikel. Sebelum itu, mari kita bahas sisi spesifikasi.

Pada sisi CPU, dengan clock 1,1 GHz sepertinya akan membuat sebuah smartphone akan menjadi kurang responsif. Selain itu, penggunaan GPU Mali-T720 MP1 (single core) juga membuat kinerja grafis yang hanya sebagai penggerak antar muka saja.

Layar dengan dimensi 4,5 inci dengan resolusi 854 x 480 juga merupakan teknologi sekitar enam tahun yang lalu. Selain itu, dengan penyimpanan internal 8 GB, pengguna hanya dapat memakai sekitar 4 GB saja. Oleh karena itu, Irvan menyarankan untuk menggunakan kartu microSD dan memilih “Use as internal storage” agar dapat memperluas penyimpanan internal.

CPU-Z sendiri memindai dengan hasil sebagai berikut:

Desain

Nokia 1 masih menggunakan badan belakang dengan bahan plastik polikarbonat. Warna pada bagian depan dari Nokia 1 memiliki garis putih sehingga terlihat bahwa desain warnanya ditujukan untuk anak muda. Bahan seperti itu pun juga tidak membuat perangkat ini menjadi licin.

Pada bagian depannya terdapat layar dengan dimensi 4,5 inci dengan resolusi 854×480. Oleh karena memiliki harga di bawah satu juta rupiah, tentu saja layarnya rentan akan goresan sehingga menggunakan lapisan anti gores merupakan sebuah keharusan.

Pada bagian belakangnya terdapat sebuah kamera lengkap dengan flash-nya. Sayangnya, pada produk demo yang kami uji langsung tersebut sudah terdapat goresan. Lagi-lagi, bagi calon pemilik smartphone ini harus membeli tambahan anti gores untuk kameranya.

Smartphone ini tidak didesain dengan model unibody. Artinya, pengguna dapat membuka bagian belakangnya dan mengganti sendiri baterainya.

Pure Android 8.1: Android Go

Nokia 1 menggunakan sistem operasi Android Oreo Go yang tidak diubah antar mukanya. Pihak Nokia pun mengklaim bahwa pure Android-lah yang digunakan pada smartphone ini. Penggunaan Android Go ini sendiri sudah memakan sekitar setengah dari penyimpanan internal yang dijanjikan. Pengguna pun hanya bisa memakai sekitar 4 GB saja dan harus menggunakan microSD untuk memperlebar peyimpanan.

Penggunaan RAM pada smartphone ini juga ternyata cukup memakan banyak resource. Pada unit yang kami uji, Android Oreo Go sudah memakan sekitar 612 MB dan menyisakan sekitar 362 MB RAM. Apa artinya? Tidak banyak aplikasi yang dapat dijalankan secara bersamaan pada smartphone ini.

Android Go sendiri menggunakan aplikasi edisi Go yang memang lebih irit media penyimpanan dan RAM. Seperti misalnya aplikasi Google untuk pencarian pada sebuah smartphone Android dapat memakan penggunaan penyimpanan internal sampai dengan 300an MB. Google Go sendiri hanya menggunakan 15 MB saja. Untuk menambahkan fungsi Google Assistant, aplikasi Assistant Go hanya menambah pemakaian internal sebesar 17 MB saja. Total keduanya hanya 10% dari aplikasi biasa.

Aplikasi dengan edisi Go memang tidak bakal selengkap yang versi penuh. Misalkan saja Maps Go tidak bisa melakukan semua yang dilakukah Google Maps. Maps Go menggunakan Chrome, sehingga bisa jadi aplikasi ini merupakan shortcut untuk membuka halaman mobile dari versi web Google Maps.

Youtube Go memperbolehkan penggunanya untuk men-download video yang ada di Youtube. Pilihan resolusi yang diberikan akan membuat kuota internet sang pengguna menjadi lebih irit. Yang membuatnya unik, video yang di-download tadi bisa dibagikan ke para pengguna Youtube Go juga melalui Bluetooth dan WiFi Direct.

Nokia 1 - Go Apps

GMail Go yang saat ini paling unik di antara semua aplikasi Go. GMail Go hanya menggunakan 10 MB saja, namun hampir tidak ada bedanya dengan aplikasi GMail biasa yang bisa memakan lebih dari 30 MB. Mungkin perbedaan yang terlihat adalah penggunakan penyimpanan internalnya dan letak setting-nya saja.

Terakhir adalah Files Go yang merupakan sebuah aplikasi file manager. Aplikasi ini juga memiliki fungsi untuk membagikan file antar perangkat Android Go dengan menggunakan WiFi Direct. Files Go juga berfungsi sebagai pengganti Google Drive karena bisa melakukan sinkronisasi ke penyimpan cloud tersebut.

Jaringan 4G LTE

Sayang memang, pengujian tidak sempat mencoba apakah smartphone ini bisa digunakan untuk semua operator atau tidak. Akan tetapi, melihat dari spesifikasi untuk APAC, smartphone ini mendukung band  1(2100), 3(1800), 5(850), 7(2600), 8(900), 20(800), 38(2600), dan 40(2300). Hal ini menunjukkan bahwa Nokia 1 bisa digunakan untuk semua operator di Indonesia.

Kamera: Lumayan namun seadanya

Nokia 1 memang memiliki dua buah kamera, di mana yang satu memiliki resolusi 5 MP diletakkan pada bagian belakang. Pada bagian depannya menggunakan resolusi 2 MP. Lalu bagaimana dengan hasilnya?

Well, hasil kamera yang ada pada bagian belakangnya bisa dibilang lumayan. Hasil gambarnya minim noise, namun tidak dapat menangkap gambar dengan tajam. Kamera yang ada sepertinya tidak bisa menggantikan fungsi sebuah kamera saku, namun gambar yang ada masih cukup bisa digunakan.

Pada kamera depannya, masih dapat digunakan untuk mengambil gambar selfie. Namun, sebaiknya kamera tersebut digunakan sebagai fungsi dasar utamanya, yaitu untuk melakukan video call saja. Hasil fotonya tidak tajam dan terkesan blur.

Pengujian Kinerja

Sintetis

Oleh karena keterbatasan waktu, pengujian hanya bisa dilakukan dengan satu aplikasi saja. Setelah mencoba menguji dengan menggunakan Antutu 7, sepertinya aplikasi ini menolak melakukan pengujian pada Nokia 1. Hal tersebut memang lumrah terjadi pada smartphone dengan spesifikasi rendah.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan aplikasi benchmark lama, Antutu 6. Smartphone dengan SoC Mediatek 6735 ini ternyata mampu meraih nilai yang lumayan untuk digunakan sebagai smartphone sehari-hari, namun tidak untuk bermain game. Kami juga belum bisa menggunakan PUBG Mobile Lite karena game tersebut belum resmi hadir untuk Indonesia.

Berikut adalah hasil dari Antutu 6:

Antar Muka

Sering orang mengatakan bahwa nilai Antutu tidaklah penting. Walaupun nilainya berbanding lurus dengan kinerja sebuah perangkat, masih banyak yang menilai bahwa saat dioperasikan tidak menemukan lag, maka hal tersebut bukanlah masalah.

Hands On Nokia 1 - UI

Saat mengoperasikan antar mukanya, memang smartphone ini cukup responsif. Hal tersebut tidak masalah? Salah! Kami pun menemukan lag saat menekan tombol back setelah dari setting. Launcher membutuhkan waktu sekitar satu detik untuk melakukan loading.

Verdict

Dengan harga yang murah, Nokia 1 pun bisa dibeli untuk digunakan sebagai perangkat sehari-hari. Smartphone ini cukup baik digunakan untuk bersosial media, mengirim pesan, melakukan komunikasi baik suara maupun video.

Untuk bermain game, kalau melihat spesifikasi di atas kertas, smartphone ini bisa menjalankan game-game ringan seperti  Subway Server dan Temple Run. PUBG Mobile Lite pun juga menjanjikan untuk berjalan pada perangkat 1 GB. Akan tetapi, jangan terlalu berharap bahwa perangkat ini bisa menjalankan semua game yang ada di Play Store.

Dengan harga Rp. 999.000 smartphone ini memang cukup layak dijadikan sebagai perangkat perpindahan dari ponsel ke ponsel pintar. Mereka yang ingin memiliki perangkat komunikasi kedua juga bisa memilih Nokia 1.

Sparks

  • Murah
  • Feature Android lengkap
  • Baterai dapat dilepas
  • Tahan terhadap cipratan air
  • Android Oreo Go Edition
  • Spesifikasi mendukung untuk semua operator 4G

Slacks

  • Hasil kamera seadanya
  • Kinerja kurang kencang karena spesifikasi rendah
  • Kapasitas penyimpanan internal hanya setengahnya saja

Geizeer Ialah ‘AC’ Portable Mungil Berbahan Kayu yang Hemat Listrik

Di negara beriklim tropis seperti Indonesia, penggunaan air conditioner adalah hal yang lumrah. Tapi terlepas dari fungsi ia diciptakan, AC mempunyai sejumlah kelemahan: pemakaiannya tidak praktis dan terlalu lama terekspos udara dingin bisa menyebabkan timbulnya gejala penyakit seperti pusing, nyeri punggung dan masalah pernafasan. Lalu bagaimana solusinya?

Geizeer garapan tim idea3Di bisa menjadi salah satu jalan keluarnya. Ia adalah sistem pendingin berbasis thermal insulation. Geizeer bekerja layaknya AC portable, menyajikan udara dingin ke orang-orang di sekitarnya, mengusung pendekatan yang lebih canggih dan lebih sehat dibanding kipas angin biasa. Bentuk Geizeer juga tidak terlalu besar, memudahkan kita untuk memindah-mindahkannya.

Perangkat ini berpenampilan seperti kubus, berukuran 144x144x124-milimeter. Badannya terdiri dari dua bagian shell kayu (dipilih karena mudah menyerap kelembapan), diperkuat bingkai logam. Cara kerja Geizeer tidak serumit unit AC. Di dalam, ia menyimpan brushless fan DC, ruang untuk gel es, serta sebuah port micro USB yang tersambung ke PCB. Dua komponen ditaruh di atas dan bawah membentuk kubus. Meski terlihat sederhana, developer mengusung teknik yang inovatif.

Bagian bawah berperan sebagai base, berisi baterai dan printed circuit board; dan di atas terdapat kipas serta sistem pendingin. Geizeer baru bisa aktif ketika kedua bagiannya tersambung, memastikannya aman buat anak-anak dan peliharaan. Saat ia menyala, udara akan dihisap dari atas, didinginkan dalam kubus, kemudian dikeluarkan lewat slot di tengah-tengah secara 360 derajat.

Geizeer memang mirip air cooler, namun idea3Di memanfaatkan rancangan struktur berbeda. Ruang ice-pack dibentuk sedemikian rupa agar menyajikan difusi udara yang lebih baik, dan gel di sana cukup untuk mendinginkan ruang seluas 12 meter persegi. Lewat metode ini, Geizeer mampu menjaga temperatur internal tetap sejuk meski ada pergerakan mekanik (kipas) di dalam.

Seberapa efektifkan kreasi idea3Di? Geizeer mampu menurunkan suhu di ruang terisolasi sebesar tiga derajat Celcius di jarak 12 meter persegi. Dan hebatnya, perangkat ini hemat listrik dan ramah lingkungan, sangat jauh dibanding AC. Dalam pengoperasian 24 jam, ia hanya membutuhkan listrik setara satu sen. Elemen pendingin berupa gel sendiri memiliki durasi sekitar empat jam, sebelum Anda harus mendinginkannya lagi. Unit baterai 3,7V membuatnya aktif selama tujuh jam, dapat di-charge via kabel micro USB.

Anda sudah bisa memesan versi ‘Special Promotion’ Geizeer di Kickstarter seharga € 75, akan dikirimkan pada bulan September 2016 nanti.

Cardboard Terlalu Mainstream tapi Oculus Rift Kelewat Mahal? Pockulus Chip Solusinya

Kita sudah sering mendengar bermacam-macam kecanggihan headset virtual reality, namun untuk sekarang, belum ada suatu keharusan bagi konsumen untuk memilikinya. Itu mengapa produk sekelas Google Cardboard mempunyai andil penting dalam membawa pengalaman VR ke kalangan awam, sembari memperkenalkan potensi produk yang lebih high-end.

Cardboard merupakan berita lama. Menariknya, ia mendorong banyak produsen untuk menciptakan alternatif murah perangkat virtual reality. Salah satu jelmaannya adalah Pockulus Chip. Meski namanya terdengar seperti parodi Oculus Rift, produk ini menyimpan kapabilitas unik. Developer Next Thing Co. mendeskripsikannya sebagai console game VR portable, karena ia tidak membutuhkan smartphone supaya bisa bekerja.

Layaknya device sejenis, Pockulus Chip didesain untuk dikenakan di wajah. Dari penampilannya, ia memang tidak seringkas atau sesimpel Cardboard. Itu karena Pockulus memanfaatkan komputer bernama Chip untuk menggantikan peran smartphone. Chip ialah sebuah circuit-board murah yang mudah diutak-utik, dijual seharga US$ 9. Ia menyimpan prosesor ARM v7 1GHz, RAM 512MB, dan penyimpanan 4GB.

Pockulus Chip

Pockulus awalnya dibuat untuk merayakan April Mop. Dave Rauchwerk yang turut bertanggung jawab meramu Chip bilang, akan sangat lucu seandainya orang-orang memasangkan perangkat ini ke wajah, apalagi banyak produsen kini berupaya membuat headset VR mereka sendiri. Tapi pada akhirnya, Next Thing Co. malah menciptakan head-mounted display virtual reality standalone paling murah.

Sebelum Anda buru-buru memesan Pockulus Chip, satu hal perlu diketahui: Chip harus dirakit terlebih dulu agar bisa digunakan. Boks packaging hanya berisi perangkat handheld yang wujud dan ukurannya menyerupai Gameboy. Sisanya, Anda perlu mencetak 3D tiap bagian Pockulus. Walaupun sedikit merepotkan, pilihan warna dapat Anda tentukan sendiri, dan Next Thing Co. juga sudah menyiapkan instruksi lengkapnya.

Board Chip menyajikan keyboard QWERTY lengkap, telah dilengkapi modul Wi-Fi, Bluetooth dan baterai build-in. Komputer tersebut berjalan di OS Linux, mempunyai word processor, program-program untuk membuat musik, serta dilengkapi game yang bisa langsung Anda mainkan. Komponen headset dirancang pemasangannya tidak memerlukan lem atau baut.

Buat menghidangkan konten, produsen menggunakan layar sentuh resistif seluas 4,3-inci dengan resolusi 460×272-pixel. Memang tidak istimewa, namun lebih dari cukup untuk menangani game-game kecil yang telah dibundel bersama Pockulus.

Pockulus Chip bisa Anda beli di website resminya, dijajakan hanya seharga US$ 50.

Via Wired. Sumber: GetChip.

Steam Winter Sale Telah Dimulai, Mari Jelajahi Penawaran Menarik dari Valve

Sudahkah Anda mempersiapkan game untuk menemani waktu senggang di akhir tahun? Jika belum, sekarang adalah saat yang tepat karena sesuai tradisi, penyedia layanan distribusi digital terbesar di dunia kembali mengadakan program potongan harga – diterapkan pada hampir 10.000 judul permainan. Khusus bagi gamer, hari Natal tampaknya datang lebih awal.

Valve telah memulai The Steam Winter Sale, sebuah promo diskon besar-besaran untuk memperingati datangnya musim dingin sekaligus merayakan liburan Natal. Buat Winter Sale kali ini, Steam tidak mengusung metode flash atau daily deal, namun tidak berarti tak ada penawaran menarik.

Valve membagi laman Steam Store ke dalam beberapa segmen, yaitu Today’ Highlighted Deals, More Highlighted Deals, kolom penjualan terlaris, dan more recommendations. Selain itu, sang penyedia layanan juga membagi-bagikan trading card Winter Sale, cukup dengan menjelajahi game-game di daftar rekomendasi. Steam Trading Cards ialah kartu virtual, bisa diperoleh lewat membeli atau memainkan game.

Khusus di Winter Sale, Anda bisa memperoleh kartu North Pole Noir Sale secara cuma-cuma dengan syarat akun Steam berada di level lima ke atas. Anda cukup log-in, lalu klik tombol ‘mulai eksplorasi’. Setelah melewati 11 judul yang disarankan oleh Valve, Anda membuka satu kartu event. Queue bisa dimulai lagi, dapat diulang sampai dua kali – maksimal tiga kali sehari. Silakan cek trading card tersebut di Steam Inventory. Sebagai bonus, satu trading card North Pole Noir Sale dapat diraih tiap transaksi sebesar US$ 10.

Di hari pembukaan ini, ada sembilan judul masuk dalam Highlighted Deals. Mereka adalah seri The Witcher (paket trilogi, The Witcher: Enhanced Edition Director’s Cut, Assassins of Kings Enhanced Edition, dan Wild Hunt), franchise Tropico (Reloaded, Tropico 3, 4 dan 5), Besiege, Game of Thrones: The Ice Dragon – Season Finale, The Elder Scrolls V Skyrim, seri Heroes of Might & Magic (ada puluhan item), Killing Floor 2, franchise Sid Meier’s Civilization, serta Metal Gear Solid V: The Phantom Pain.

Mungkin ini ialah kesempatan terakhir Anda mendapatkan permainan-permainan terbaik di 2015 dengan harga murah. The Witcher 3 tidak sampai Rp 270 ribu, dan Grand Theft Auto V cuma dijajakan di Rp 330 ribu. Salah satu game platformer terfavorit, Ori and the Blind Forest juga turun harga ke Rp 72 ribu. Sayang sekali meskipun terkena diskon, harga The Phantom Pain masih tinggi, di Rp 550 ribu. Kemudian Fallout 4 malah tidak terkena efek promo.

Tunggu apa lagi? Kunjungi Steam sekarang juga.

Cocok Untuk Pelajar, Notebook Asus E402MA Tak Melupakan Aspek Penampilan

Kadang memilih tipe notebook yang tepat bisa jadi lebih sulit dibanding merakit komputer sendiri. Tersedia banyak jasa perakitan, tapi menentukan satu dari puluhan model laptop bukanlah perkara mudah. Apalagi tiap produk menawarkan beragam fitur serta komposisi hardware. Jika kebetulan sedang mencari tipe kelas budget, solusi dari Asus ini mungkin cocok untuk Anda.

Produsen asal Taipei itu belum lama menghadirkan Asus E402MA ke Indonesia. Dari press release, Asus mendeskripsikannya sebagai notebook portable nan elegan buat para pelajar dan profesional muda. Ia diklaim menyajikan desain ringkas dan portable, ditopang kinerja handal serta masa aktif baterai yang awet – sanggup menjadi medium beraktivitas dan platform produktif sehari-hari.

Asus E402MA 02

Asus menyampaikan bahwa E402MA (juga dinamai EeeBook E402) ialah sebuah laptop ekonomis dengan cita rasa premium. Wujudnya padat, berdesain minimalis. Asus membubuhkan layar 1366×768-pixel 14-inci di tubuh berdimensi 339x235x21,9-milimeter. Terlepas dari rampingnya wujud E402MA, Asus tidak lupa membubuhkan segala macam konektivitas fisik yang kita butuhkan.

Di sisi samping, Anda dapat segera menemukan port USB (3.0 dan 2.0), VGA, LAN, HDMI, hingga card reader 3-in-i. Produsen juga mengadopsi teknologi touchscreen di smartphone ke bagian touchpad, dimaksudkan buat memberikan konsumen respons serta keakuratan optimal dalam navigasi konten. Biasanya kendala notebook bertubuh tipis adalah temperatur yang tinggi. Solusi Asus pada E402MA ialah membubuhkan fitur IceCool, demi menjaga suhu palm rest tetap berada di kisaran 28 sampai 35 derajat Celcius.

Asus E402MA 03

Untuk bagian dalam, Asus membekali E402MA dengan system-on-chip Intel Bay Trail-M berprosesor dual-core Celeron N2840. Ada RAM DDR3L sebesar 2GB, penyimpanan berbasis hard drive 500GB ditambah Asus WebStorage 500GB, serta baterai 2-cells 32Whrs; dilengkapi pernak-pernik berupa kamera web VGA, speaker dan microphone SonicMaster build-in. Baterai dijanjikan sanggup menjaga notebook tetap aktif selama delapan jam.

Komposisi komponen di atas memastikan EeeBook E402 dapat menangani kebutuhan olah data standard, menyuguhkan kapabilitas multitasking cukup memuaskan saat Anda sedang mengoprek dokumen Microsoft Office, sembari menonton film serta menjelajahi internet. Tapi saya kurang yakin dengan pernyataan ‘playing the latest games‘, ragu laptop bisa menjalankan judul-judul yang menuntut grafis tinggi.

Harga jual Asus E402MA sangat terjangkau, hanya Rp 3,55 juta. Namun penawaran tersebut belum termasuk sistem operasi.

Asus E402MA 04

Nextbook Flexx 9 Ialah Tablet Windows 10 Hybrid Dengan Rasa Netbook

Netbook kehilangan cengkraman di kala gencarnya invasi tablet. Lalu produsen besar berhenti memasarkan device tersebut karena perannya tergantikan oleh Chromebook. Setelah masa itu, kita menyaksikan kemunculan bermacam-macam tablet hybrid. Tapi penasarankah Anda apa jadinya jika konsep ekonomis di netbook diusung oleh tablet Windows all-in-one? Continue reading Nextbook Flexx 9 Ialah Tablet Windows 10 Hybrid Dengan Rasa Netbook

Rayakan Halloween, Ada Diskon Di Steam, Origin, GOG dan Humble Bundle

Entah bagaimana ceritanya sebuah momen khusus untuk mengenang orang-orang yang sudah tiada berubah jadi festival bertema horor, namun Halloween memberikan kabar gembira tersendiri buat gamer. Hampir semua developer telah menyiapkan update berkonsep All Hallows’ Eve, dan kini giliran para penyedia layanan distribusi digital ikutan berpartisipasi. Continue reading Rayakan Halloween, Ada Diskon Di Steam, Origin, GOG dan Humble Bundle

Samsung Gear VR Baru Lebih Ringan dan Lebih Murah

Samsung Gear VR ialah perangkat virtual reality berkonsep mobile hasil kolaborasi sang raksasa asal Korea Selatan itu dengan perusahaan spesialis VR yang dirintis oleh Palmer Luckey dan Brendan Iribe. Headset tersebut telah melewati dua kali periode perilisan, pertama di Desember 2014, lalu pada Maret 2015. Dan kini generasi ketiga rencananya siap meluncur. Continue reading Samsung Gear VR Baru Lebih Ringan dan Lebih Murah

Baterai ‘Origami’ Ini Murah, Cuma Butuh Air Kotor Buat Mentenagainya

Keterampilan melipat kertas yang kita kenal sebagai origami terpantau masuk ke wilayah Jepang di abad ke-6. Awalnya dimaksudkan buat upacara keagamaan, kini ia telah berevolusi menjadi seni kontemporer. Ia bahkan memberi inspirasi bagi banyak orang dalam menciptakan device-device canggih di era modern. Sedikit contohnya ialah robot lipat Harvard dan baterai J-Flex. Continue reading Baterai ‘Origami’ Ini Murah, Cuma Butuh Air Kotor Buat Mentenagainya

Hannspree Sports Watch Buktikan Bahwa Smartwatch Tak Harus Mahal

Di antara bermacam-macam model, fitur dan kecanggihan, apa yang paling membuat Anda bimbang untuk membeli smartwatch? Bisa jadi faktor kompatibilitas atau harga. Apakah produk sebanding dengan uang yang kita keluarkan, ataukah ia hanyalah kisah serupa Apple Watch bersepuh emas seharga US$ 10.000? Satu device mungkin dapat membuka mata kita semua. Continue reading Hannspree Sports Watch Buktikan Bahwa Smartwatch Tak Harus Mahal