[Rangkuman] Sederet Smartphone yang Membintangi MWC 2018

Pameran gadget akbar tahuanan Mobile World Congress (MWC) 2018 di Barcelona telah berakhir, namun kemeriahannya seolah-olah masih terasa sampai sekarang. Banyak sekali perusahaan teknologi yang unjuk kebolehan dan mempertontonkan inovasi-inovasi mereka ke depan publik.

Pun demikian dengan sejumlah pabrikan ponsel yang tak ketinggalan memanfaatkan momen ini untuk meluncurkan smartphone terbaru mereka. Berikut ini rangkuman pengumuman smartphone yang menjadi ‘bintang’ di MWC 2018 yang mungkin tak boleh sampai Anda lewatkan.

Samsung

‘Raja smartphone‘ asal Korea Selatan ini resmi meluncurkan flagship seri Galaxy S mereka, apalagi kalau bukan Samsung Galaxy S9 dan Galaxy S9+. Mereka mencuri perhatian karena membawa inovasi kamera yang canggih dengan lensa dual aperture, perekam video super slow-mo 960fps, dan AR Emoji.

Sebagai informasi, bahkan Samsung Galaxy S9+ telah berhasil menggeser Google Pixel 2 dan menjadi kamera smartphone dengan rating tertinggi di DxOMark dengan skor 99 poin.

Sony Mobile

‘Bintang’ MWC 2018 selanjutnuya dari Sony, pabrikan ponsel yang berbasis di Jepang itu resmi merilis smartphone bezel-less perdana mereka yaitu dua bersaudara Xperia XZ2 dan XZ2 Compact.

Keduanya begitu menarik karena membawa banyak perubahan dibanding pendahulunya. Mulai dari desain baru yang disebut Ambient Flow dengan punggung yang agak melengkung, aspek rasio layar 18:9 dengan bezel tipis, kamera Motion Eye, dan tentu saja sudah bertenaga chipset terkuat dari Qualcomm Snapdragon 845.

Tapi yang paling menarik bagi saya ialah Xperia XZ2 Compact, dengan layar 5 inci Full HD beraspek rasio 18:9 dan bezel tipis, membuatnya menjadi smartphone berlayar kecil dengan spesifikasi monster.

Nokia

nokia

Mengakhiri tahun 2017 dengan ‘manis, HMD Global pemegang lisensi merek Nokia membuka lembaran baru dengan penuh percaya diri. Mereka resmi mengumumkan empat smartphone dan satu feature phone.

Adalah Nokia 8 Sirocco, Nokia 7 Plus, Nokia 6 2018, Nokia 1, dan feature phone Nokia 8110 4G atau dulu lebih dikenal dengan ‘Banana Phone‘. Menjual ‘nostalgia’ tampaknya merupakan strategi jitu guna menarik pengguna lama di masa kejayaannya dulu.

Asus 

Asus-ZenFone-5-Series

Smartphone besutan Asus juga tak kalah dinanti-nanti dan mereka akhirnya resmi meluncurkan seri terbaru jajaran Zenfone 5. Tampak depan, tampilan Zenfone 5 dan Zenfone 5Z amat mirip dengan iPhone X, namun tetap dengan punggung yang sangat khas Asus – Anda langsung tahu begitu melihatnya.

Teruntuk Zenfone 5Z, Asus membenamkan chipset Snapdragon 845 yang dijodohkan dengan pilihan RAM 8GB dan penyimpanan 256GB untuk varian teratas. Satu lagi ada Zenfone 5 Lite atau Zenfone 5Q, versi dari model standar yang disederhanakan.

Alcatel

alcatel-smartphone-layar-penuh-189-ramah-kantong-di-mwc-2018

Sesuai janjinya, Alcatel mencoba membawa tren aspek rasio 18:9 ke lebih banyak pengguna. Total ada lima smartphone layar penuh ramah di kantong yang lahir di MWC 2018.

Adalah Alcatel 5, 3V, 3X, 3, dan 1X. Perusahaan Perancis yang berada di bawah bender TCL Corporation itu juga membekali fitur face unlock yang disebut face key dan beberapa dari lima smartphone di atas dibekali sistem kamera ganda – tapi sekedar memuaskan keinginan pasar saja.

Nokia Pamerkan Jaket Pintar Anti Air yang Diperkaya GPS dan Pemantau Suhu

Nokia kembali mendapatkan tempat di industri mobile bersama rekan baru, HMD Global. Sejumlah smartphone berbasis Android menjadi suguhan menarik selama ajang MWC 2018 yang digelar di Barcelona, Spanyol. Tapi, Nokia ternyata tak hanya menjadi bintang di sektor mobile, karena pabrikan asal Finlandia itu juga memamerkan sebuah produk lain berupa jaket pintar yang diberinama CHASE LifeTech FR. CHASE, kepanjangan dari Connected Health and Safety Equipment.

Chase LifeTech FR merupakan hasil kolaborasi antara Nokia, perusahaan asal Korea Selatan Kolon, dan pengembang perangkat lunak Republik Ceko, GINA. Jaket itu dibuat untuk pasukan khusus tanggap darurat atau disebut dengan First Responders (“FR”) seperti petugas pemadam kebakaran, polisi, atau penyelamat.

Nokia Chase Lifetech

Yang membuat jaket ini berbeda dari jaket biasa, adalah kemampuan cerdasnya melakukan beberaga tugas yang berkaitan dengan teknologi, antara lain ia mempunya serangkaian sensor modular swappable yang bisa melacak dan mencatat data seperti GPS, detak jantung, suhu, dan lain-lain. Sisi modularitasnya memastikan jaket cocok untuk dikenakan atau dipasangkan dengan sensor suhu untuk petugas pemadam kebakaran atau body cam untuk petugas polisi. Menurut Nokia, jaket buatannya ini mempunyai banyak fungsionalitas dengan kemungkinan yang tak terbatas.

sensor Nokia Chase Lifetech Sensor

Jaketnya berwarna hijau neon terang dengan jumlah kantongnya yang banyak ini terbuat dari bahan GORE-TEX yang tahan terhadap air dan dilengkapi dengan kain konduktif tambahan. Di saat tertentu, jaket bisa dicuci setelah modul dilepas, atau jika jauh dari colokan listrik, ia juga bisa diisi ulang melalui USB.

Bagi Nokia, jaket pintar CHASE ini bukan produk pertama di kategori wearable. Sebelumnya, legenda ponsel di era awal 2000-an tersebut juga pernah membuat celana pintar yang dibuat bersama rekanan asal Inggris.

Sumber berita Trendhunter.

Bukan Sembarang Smartwatch, Haier Asu Mengemas Sebuah Proyektor

Tidak seperti dua tahun yang lalu, perkembangan smartwatch saat ini bisa dikatakan stagnan. Penyebabnya ada banyak, salah satunya mungkin karena Qualcomm tak kunjung merilis generasi baru chipset Snapdragon Wear. Situasi seperti ini sejatinya punya dua implikasi: 1) pabrikan jadi malas dan melupakan segmen smartwatch sepenuhnya, atau 2) pabrikan malah memanfaatkan waktunya untuk bereksperimen dengan ide-idenya, seperti yang dilakukan oleh Haier belum lama ini.

Di ajang MWC 2018, pabrikan asal Tiongkok itu memamerkan sebuah smartwatch yang amat eksentrik. Namanya Haier Asu, tapi saya mohon jangan jadikan nama ini sebagai bahan guyonan, sebab masih ada gadget lain yang namanya lebih parah lagi dan sempat membuat heboh masyarakat tanah air di tahun 2011.

Yang tergolong eksentrik adalah integrasi sebuah proyektor di tubuh kecilnya. Proyektor ini duduk di sebelah kanan layar, bertugas menampilkan informasi ekstra yang tidak muat di layar dalam resolusi 854 x 480 pixel. Informasinya bisa nomor telepon yang pengguna inputkan, bisa data fitness tracking, atau bisa juga untuk sebatas stopwatch.

Sumber gambar: CNET
Sumber gambar: CNET

Tidak kalah unik adalah bagaimana hasil proyeksinya ini juga mendukung kontrol berbasis gesture, di mana pengguna dapat menyentuh tangannya dua kali untuk mengganti apa yang ditampilkan pada layar. Kendati demikian, saya yakin tidak sedikit yang mempertanyakan kegunaan dan kepraktisannya.

Dari sisi teknis, Asu mengemas spesifikasi yang cukup mumpuni. Ada prosesor 1,2 GHz, RAM sebesar 1 GB, sensor laju jantung, GPS, dan bahkan konektivitas 4G LTE. Layarnya sendiri yang berukuran 1,5 inci merupakan touchscreen, dengan resolusi 240 x 240 pixel. Secara keseluruhan, bodinya yang bongsor juga telah mengantongi sertifikasi ketahanan air IP65.

Yang agak mengejutkan, Asu bukan sebatas produk konsep yang biasanya bertujuan untuk memperlihatkan visi industri ke depan. Haier rupanya sudah berencana untuk memasarkannya di Tiongkok mulai kuartal berikutnya.

Sumber: CNET dan The Verge.

Energizer Energy E240S, Usung Konsep Ponsel Jadul Tapi dengan Fitur Kekinian

Meskipun bermunculan banyak sekali smartphone flagship nan canggih, sebagian pengguna masih memilih perangkat sederhana karena beberapa alasan. Ponsel Energizer Energy E240S yang baru saja diresmikan di Mobile World Congress (MWC) 2018 di Barcelona, ​​Spanyol, ditujukan untuk pelanggan-pelanggan itu.

Menyusul dua model lainnya, Hardcase H590S dan Power Max P16K Pro, Energizer Energy E240S mencoba tampil beda di mana dari segi kelas merupakan ponsel feature, tapi dari segi fitur, ia terbilang cukup bisa diandalkan untuk kebutuhan modern. Sebagai contoh, dari segi konektivitas Energizer Energy E240S sudah mengadopsi jaringan LTE, membawa dua slot SIM dan mendukung VoLTE untuk kualitas panggilan yang lebih baik.

Ponsel Energizer Energy E240S

Dari segi tampilan, Energizer Energy E240S juga tak terlalu menarik karena lebih terlihat seperti perangkat keluaran awal tahun 2000-an. Tombol T9 dengan layar yang mungil beresolusi QVGA jadi dua elemen yang paling menonjolkan kesan jadul. Sedangkan di dalam, perangkat menggunakan komponen “seadanya” berupa perosesor dual core Spreadtrum SC9820W yang mempunyai kecepatan 1.2GHz dan memungkinkan ponsel untuk mendukung konektivitas 4G-LTE dengan kecepatan hingga 150/50 Mbps. Sementara di sisi panggilan, fitur E240S VoLTE (Voice over LTE atau 4G Voice) memberikan kualitas suara superior selama percakapan.

Ruang simpan default-nya tersedia seluas 4GB, namun jika diperlukan pengguna dapat meningkatkan daya tampung menjadi 64GB dengan tambahan microSD.

Tak mau kalah dengan smartphone modern, Energizer Energy E240S juga membawa sepasang kamera di belakang dan depan masing-masing 2MP dan 0.3MP. Bukan fitur wah, tapi dirasa cukup baik untuk menjepret objek dengan hasil apa adanya. Tapi dukungan baterai 2000mAh menjadi tambahan ekstra yang menjamin pasokan daya selama dibutuhkan. Jika tak ada halangan, smartphone bakal mulai dijual pada kuartal kedua namun dengan harga yang belum diketahui.

spesifikasi Energizer Energy E240S

Sumber berita Gizchina.

Huawei Buktikan Bahwa AI Milik Smartphone Juga Bisa Mengemudikan Mobil dengan Sendirinya

Sehebat apa kapabilitas artificial intelligence (AI) yang terdapat pada smartphone saat ini? Seperti yang kita tahu, tren ini belakangan mulai populer sejak Apple mengklaim iPhone X memiliki komponen neural engine pada chipset-nya. Tidak lama setelahnya, Huawei yang juga merancang chipset-nya sendiri bilang bahwa seri Mate 10 turut dilengkapi komponen serupa.

Huawei punya cara unik untuk mendemonstrasikan kapabilitas AI yang mereka sematkan pada smartphone buatannya. Di ajang MWC 2018 di kota Barcelona, mereka mengajak sejumlah jurnalis untuk mengendarai Porsche Panamera yang ‘disopiri’ oleh Mate 10 Pro, tanpa ada seorang pun di balik lingkar kemudi mobil tersebut.

Sumber gambar: USAToday
Sumber gambar: USAToday

Mobilnya sendiri tentu sudah dimodifikasi dengan sistem kemudi otomatis, termasuk sebuah kamera yang diletakkan di bagian atap. Mate 10 Pro di sini bertindak sebagai ‘otak’ mobil, mengolah informasi yang diterimanya dari kamera itu tadi, lalu mengirimkan instruksi ke sistem robotik pada mobil.

Huawei bilang bahwa AI milik Mate 10 Pro dapat mengenali lebih dari 1.000 objek yang berbeda, mulai dari anjing dan kucing, sampai bola dan sepeda. Ketika objek-objek itu terdeteksi, ponsel akan mengirimkan instruksi supaya mobil bisa mengerem atau menghindarinya. Andai objeknya tidak dikenali, AI tetap bisa dilatih berkat kapabilitas deep learning.

Pada awal demonstrasi, mobil hanya berjalan dalam kecepatan sekitar 10 km/jam saja selagi AI mendeteksi dan mempelajari sejumlah objek yang ada di sekitar. Setelahnya, mobil mulai melaju secepat 50 km/jam selagi bermanuver dengan tepat (menyesuaikan dengan input penumpang melalui sebuah aplikasi) ketika ada objek di rutenya.

Proyek ini Huawei sebut dengan istilah “RoadReader”, dan mereka rupanya hanya butuh waktu sekitar lima minggu untuk mengerjakannya. Pada umumnya, kapabilitas seperti ini hanya bisa diwujudkan dengan bantuan chip khusus macam yang dibuat oleh Nvidia, akan tetapi Huawei berhasil membuktikan bahwa chipset smartphone saja sudah punya potensi yang cukup mendekati.

Sumber: 1, 2, 3.

3 Keluarga Asus ZenFone 5 Resmi Diperkenalkan, Ini Dia ZenFone 5, ZenFone 5Z dan ZenFone 5 Lite

Seperti yang banyak diperbincangkan belakangan ini, Asus akhirnya secara resmi memperkenalkan jajaran smartphone andalannya di tahun 2018, ZenFone 5Z pada konferensi MWC 2018 yang sedang berlangsung di Barcelona, Spanyol. Di samping varian teratas tersebut, Asus juga menyingkap beberapa model lain seperti ZenFone 5, ZenFone 5 Lite, dan ZenFone Max M1. Perusahaan teknologi asal Taiwan tersebut menempatkan ZenFone 5Z-nya untuk melawan beberapa smartphone flagship yang diluncurkan beberapa hari yang lalu, seperti Samsung Galaxy S9 dan Sony Xperia XZ2.

Asus ZenFone 5 (ZE620KL)

Mendukung konektivitas seluler dual-SIM (Nano),  Asus ZenFone 5 menjalankan sistem operasi Android 8.0 Oreo dengan polesan interface ZenUI 5.0. Performanya didukung oleh Qualcomm Snapdragon 638 yang disandingkan dengan RAM 4GB atau 6GB serta grafis Adreno 509. Model standar ini akan tersedia dalam satu opsi memori, 64GB.

Asus ZenFone 5
Asus ZenFone 5

Asus ZenFone 5 dilengkapi kamera ganda di belakang yang menggunakan sensor Sony IMX363 beresolusi 12MP terbaru dengan piksel 1,4μm yang besar, lensa aperture f / 1.8, ditambah dengan kamera sekunder wide angle 120 derajat, stabilisasi gambar optik empat sumbu (OIS) dan fitur kamera AI-enhanced – termasuk AI Scene Detection untuk 16 scene, AI Photo Learning, Potret Real-time dan Real-time Beautification. Sedangkan di depan, ia menggunakan kamera 8MP yang mengemas aperture f/2.0 dan sudut pandang 84 derajat.

Asus ZenFone 5Z

Sebagian spesifikasi ZenFone 5Z – terutama kamera – hampir sama dengan ZenFone 5. Perbedaan utamanya terlihat pada bagian prosesor, RAM, dan penyimpanan internal. Bahkan keduanya memiliki bobot yang sama, menurut Asus.

Asus ZenFone 5Z
Asus ZenFone 5Z

Seperti seri standarnya, Asus ZenFone 5Z memiliki layar 6,2 inci full-HD+ (1080×2246 pixels) dengan aspek rasio 19: 9, lebih tinggi dari rasio 18,5: 9 yang terlihat pada Galaxy S-Series, namun masih belum mengalahkan iPhone X yang punya rasio 19,5: 9. Tetapi bicara performa, smartphone ini berani diadu dengan dua flagship tersebut berkat adanya chipset Qualcomm Snapdragon 845 SoC dengan AIE (Artificial Intelligence Engine) dan Adreno 630 GPU. Perangkat hadir dalam beberapa konfigurasi, RAM 4GB disandingkan dengan memori 64GB, RAM 6GB disandingkan dengan penyimpanan 128GB, kemudian RAM 8GB dijodohkan dengan memori 256GB.

Asus ZenFone 5Z
Asus ZenFone 5Z

Di bagian konektivitas, smartphone Dual-SIM ini mendukung fitur-fitur pendukung antara lain GPS, Wi-Fi, Bluetooth v5.0, NFC dan lain-lain. Asus juga menggunakan speaker dual-magnet ganda untuk meningkatkan pengalaman multimedia dan audio. Didukung oleh baterai 3300mAh, Zenfone 5Z mendukung teknologi pengisian daya ASUS BoostMaster dan AI. Di belakang terdapat pula sensor sidik jari sebagai fitur tambahan bagi fitur pengenal wajah untuk membuka akses perangkat.

Asus ZenFone 5 Lite atau ZenFone 5Q

Asus ZenFone 5 Lite dan ZenFone 5Q sejatinya adalah perangkat yang sama namun ditujukan untuk pasar yang berbeda.

ZenFone 5 Lite adalah perangkat dari model standar yang disederhanakan. Rancangannya memiliki kemiripan fisik dengan varian premium, namun hadir dengan layar 6 inci dan bezel tipis, baterai 3,300 mAh sama seperti ZenFone 5, dan Android Nougat – bukan Android Oreo – sebagai sistem operasi pilihannya. ZenFon 5 Lite juga memiliki kamera ganda di bagian depan dan belakang, dengan lensa tambahan memberikan bidang pandang 120 derajat yang lebih luas untuk fotografi beramai-ramai.

Asus ZenFone 5 Lite
Asus ZenFone 5 Lite

Ada dua kamera di bagian belakang yang terdiri dari sensor 16MP yang memiliki aperture f/2.2 ditambah dengan kamera sekunder yang dilengkapi fitur FOV 80 derajat. Di bagian depan Anda mendapatkan dua kamera lagi, satu dengan sensor Sony IMX376 20MP dan yang lainnya memiliki sensor 8MP dengan lensa lebar 120 derajat. Varian ini juga memiliki baterai yang sama seperti di ZenFone 5 dan ZenFone 5Z.

Asus ZenFone 5 Lite akan tersedia dalam dua varian – satu menggunakan chipset Snapdragon 430 dengan grafis Adreno 505 GPU, dan yang lainnya menggunakan Snapdragon 630 dengan Adreno 505 GPU. Ada juga varian RAM dan penyimpanan yang berbeda, antara lain RAM 3GB + 32GB, dan RAM 4GB + 64GB.

Asus ZenFone Max M1

Asus ZenFone Max (M1) juga ikut diluncurkan bersamaan dengan seri ZenFone 5, yang mencakup ZenFone 5Z, ZenFone 5, dan ZenFone 5 Lite. Asus ZenFone Max (M1) sangat mirip dengan ZenFone Max Plus (M1) yang diluncurkan di Rusia dan juga Indonesia beberapa waktu yang lalu. Namun, ada beberapa perbedaan – alih-alih menggunakan chipset MediaTek MT6750T, M1 keluaran MWC 2018 ini menjalankan Qualcomm Snapdragon 425 dan Snapdragon 430 SoC. Layarnya juga lebih kecil, berukuran 5,5 inci, dibandingkan layar 5,7 inci milik ZenFone Max Plus (M1).

Asus Zenfone Max M1
Asus Zenfone Max M1

Ditenagai baterai 4000mAh yang istimewa, Asus ZenFone Max (M1) (ZB555KL) menawarkan pengaturan kamera belakang ganda dengan sensor utama 13 megapiksel yang digabungkan dengan sensor 8 megapiksel sekunder yang mempunyai lensa sudut lebar 120 derajat. Kamera depan memiliki sensor 8 megapiksel dengan aperture f/2.2. Namun Asus menekankan bahwa spesifikasi kamera bisa saja berbeda tergantung negara yang dituju.

Sayangnya harga pasti untuk keempat smartphone di atas belum dibeberkan oleh Asus, begitu pula dengan tanggal ketersediaan. Beberapa media menyebutkan waktu yang berbeda. Asus ZenFone 5 disebut bakal memulai debut pada bulan April, kemudian ZenFone 5 Lite di bulan Maret dan ZenFone 5Z di bulan Juni.

Sumber berita Businesswire, Twitter/Asus, Facebook/Asus.

Energizer Hardcase H590S Ialah Smartphone Tangguh Dengan Baterai 5.800mAh dan RAM 6GB

Energizer mempunyai sejarah panjang di bidang penyediaan baterai. Menelusuri perjalanan perusahaan ini, mereka telah berbisnis selama lebih dari 120 tahun dan melebarkan sayapnya ke berbagai ranah. Itulah alasannya mengapa performa baterai menjadi perhatian utama mereka sejak Energizer memperkenalkan smartphone pertamanya beberapa tahun silam.

Meneruskan tradisi sang perusahaan Amerika di ajang Mobile World Congress 2017, Energizer memperkenalkan varian high-end dari lineup Hardcase yang menawarkan sejumlah upgrade signifikan. Dinamai Hardcase H590S, perangkat ini mengedepankan konsep rugged sembari mencoba memberikan solusi atas kelemahan terbesar (mayoritas) smartphone modern: daya tahan baterai.

Dari sisi penampilan, Hardcase H590S memang tidak seramping perangkat-perangkat anyar andalan produsen smartphone populer. Karena mengutamakan ketangguhan, tubuhnya terlihat cukup bulky, namun juga tak terlalu tebal dengan dimensi 164,2×79,4×12,15mm. Selanjutnya, sisi punggung smartphone dibekali tekstur titik-titik untuk menambahkan daya cengkeram dan memastikannya tak mudah tergelincir dari tangan Anda.

Energizer Hardcase H590S 2

Namun bahkan jika Anda tak sengaja menjatuhkannya, Tubuh Hardcase H590S mampu menahan benturan (maksimal jatuh dari ketinggian 1,2m). Perangkat juga telah memperoleh sertifikasi IP68, yang berarti mampu menahan air hingga kedalaman 1,5m selama maksimal setengah jam. Energizer Hardcase H590S menyajikan layar seluas 5,9-inci dengan resolusi full-HD 1080x2160p dan aspek rasio 18:9 yang diproteksi Corning Gorilla Glass 3.

Energizer Hardcase H590S 1

Sebagai brand yang terkenal dengan produk baterai, kemampuan smartphone aktif dalam waktu dalam tentu saja merupakan aspek andalan di Hardcase H590S. Di dalam, Energizer mencantumkan baterai 5.800mAh yang dilengkapi sistem power saving sehingga pemakaiannya jauh lebih optimal serta fitur fast charging, baterainya dapat Anda isi ulang melaui port USB type-C.

Konsumsi baterai juga lebih hemat karena Energizer memanfaatkan system-on-chip kelas ‘menengah-bawah’ Mediatek Helio P23 – berisi prosesor octa-core ARM Cortex-A53 2,0GHz dan GPU Mali-G71 MP2. Produsen menjejalkan RAM sebesar 6GB serta penyimpanan internal 128GB, yang bisa diekspansi lagi via microSD. Kemampuan fotografinya tidak dilupakan: ada sepasang kamera 16Mp dan 0,3Mp di belakang, serta setup kamera ganda 13Mp dan 0,3Mp di depan.

Energizer belum mengungkap harga dari Hardcase H590S, namun mereka punya rencana untuk mulai memasarkan smartphone ini di kuartal kedua 2018.

Asumsi saya, Energizer Hardcase H590S bukanlah smartphone yang dijajakan di harga murah. Namun saya bisa membayangkan apa yang akan saya lakukan jika memilikinya: berendam air hangat sembari menonton serial Netflix.

Sumber: dua artikel TechRadar.

Lenovo Yoga 730 dan Yoga 530 Hadirkan Performa Lebih Baik dalam Desain Lebih Ringkas

Ada event Mobile World Congress, ada laptop hybrid baru dari Lenovo. Selama tiga tahun berturut-turut, Lenovo tidak pernah absen menyingkap model anyar dari lini Yoga-nya, dan tahun ini pun Lenovo Yoga 730 beserta Yoga 530 resmi diperkenalkan.

Keduanya sama-sama mengusung desain yang lebih ringkas untuk semua varian dibanding pendahulunya. Untuk Yoga 730, bobotnya berhasil dipangkas sekitar 13 persen: varian 13 incinya seberat 1,12 kg dan varian 15 incinya 1,89 kg. Yoga 530 yang berukuran 14 inci pun juga ikut menyusut, kini dengan tebal bodi 17,6 mm dan bobot 1,6 kg.

Lenovo Yoga 530

Hal itu sama sekali tidak berpengaruh negatif terhadap performa. Pada kenyataannya, baik Yoga 730 dan Yoga 530 kini sama-sama mengemas prosesor Intel generasi kedelapan yang menjanjikan lonjakan kinerja cukup drastis. GPU opsional Nvidia GeForce GTX 1050 masih tersedia buat Yoga 730 15 inci, dan resolusi layarnya pun masih sama (sampai 4K untuk kedua varian Yoga 730, dan full-HD untuk Yoga 530).

Yang baru adalah ketersediaan aksesori stylus dengan tingkat sensitivitas 4.096. Juga tidak kalah unik adalah integrasi asisten virtual Amazon Alexa pada Yoga 730. Ini berarti Yoga 730 mengemas dua asisten sekaligus, yakni Cortana dan Alexa, yang penggunaannya tinggal menyesuaikan selera dan kebutuhan konsumen.

Lenovo Yoga 730

Soal baterai, Lenovo bilang bahwa daya tahannya lebih baik lagi daripada sebelumnya. Dengan konfigurasi layar 1080p, Yoga 730 bisa bertahan selama 11,5 jam penggunaan pada varian 13 incinya, atau 11 jam pada varian 15 inci. Namun yang lebih penting adalah fitur Rapid Charge, di mana Yoga 730 13 inci dan Yoga 530 bisa di-charge selama 15 menit saja untuk memberikan waktu penggunaan selama sekitar 2 jam.

Di Eropa dan sekitarnya, Lenovo bakal memasarkan Yoga 730 mulai bulan April dengan harga mulai 999 euro (13 inci) dan 1.099 euro (15 inci), sudah termasuk stylus aktif itu tadi. Yoga 530 bakal menyusul di bulan Juli dengan banderol mulai 549 euro.

Sumber: Lenovo.

Nyaris Tidak Ber-Bezel, Smartphone Konsep Vivo Apex Pamerkan Sejumlah Teknologi Inovatif

Di event CES bulan lalu, Vivo sempat mencuri perhatian lewat sebuah smartphone yang mengemas sensor sidik jari di dalam layar. Tidak lama setelahnya, Vivo langsung melepasnya ke pasar Tiongkok sebagai X20 Plus UD. Spesifikasinya memang bukan yang terbaik, tapi setidaknya ponsel ini berhasil mewujudkan visi industri yang terbentuk sejak beberapa tahun silam.

Dari situ Vivo terus mengembangkan ide-idenya, sampai akhirnya lahir sebuah smartphone konsep bernama Vivo Apex, yang dipamerkan baru-baru ini pada ajang MWC 2018. Fitur andalan Apex dideskripsikan Vivo sebagai “Half-Screen In-Display Fingerprint Scanning Technology”.

Ini merupakan kelanjutan dari teknologi sensor sidik jari dalam layar yang diperkenalkan X20 Plus UD. Kalau di X20 Plus UD pengguna harus menempatkan jarinya di atas satu titik pada layar, di Apex areanya jauh lebih besar. Tidak benar-benar separuh layar seperti klaim Vivo, tapi mungkin sepertiga kalau menurut reporter The Verge yang mencobanya.

Terlepas dari itu, area yang lebih besar jelas bakal lebih memudahkan bagi pengguna. Yang tadinya hanya berupa satu penampang kecil di bawah layar, di tombol power, atau di belakang kini telah berevolusi menjadi sepertiga area bawah layar. Andai diperlukan proteksi ekstra, pengguna juga bisa membuka ponsel menggunakan dua jari sekaligus.

Vivo Apex

Daya tarik Apex rupanya belum berhenti sampai di situ saja. Penampilannya sungguh menawan dengan bezel bagian atas, kiri dan kanan yang nyaris tidak terlihat, dan hanya menyisakan secuil bezel saja di bagian bawah. Sepintas desainnya tampak mirip seperti Xiaomi Mi Mix, dan insting kita bakal berpikir bahwa kamera depannya juga diposisikan di bezel bagian bawah tersebut.

Dugaan kita salah. Vivo dengan cerdiknya menyembunyikan kamera depan ini di belakang layar, yang akan muncul dari bagian atas layaknya periskop ketika dibutuhkan – kurang lebih mirip seperti yang diterapkan pada laptop Huawei MateBook X Pro yang juga diumumkan baru-baru ini. Langkah yang diambil Vivo ini sejatinya bisa menjadi solusi atas notch kontroversial milik iPhone X dan angle kamera yang jelek semisal posisinya di bawah layar.

Vivo Apex

Kamera depan bukan satu-satunya komponen yang ‘hilang’ dari wajah Apex, earpiece speaker pun juga. Sebagai gantinya, Apex bakal menggetarkan seluruh layarnya agar bisa bertindak seperti speaker. Cara ini berbeda dari Xiaomi Mi Mix yang mengandalkan teknik piezoelektrik, yang cara kerjanya kurang lebih sama seperti teknologi bone conduction.

Semua ini terdengar begitu menarik, tapi sayangnya Vivo tidak punya rencana untuk memasarkan Apex. Mereka menegaskan bahwa Apex murni sebatas konsep saja. Kendati demikian, ini tidak menutup kemungkinan bagi mereka untuk menerapkan setidaknya satu ide yang diusung Apex ke salah satu produk mereka selanjutnya, utamanya sensor sidik jari pada sepertiga area layar itu tadi.

Sumber: The Verge.

ZTE Ikut Hadirkan Smartphone Berbasis Android Go

Menyusul Nokia yang sudah lebih dulu memperkenalkan smartphone berbasis Android Go, Nokia 1. Di ajang yang sama MWC 2018, ZTE juga meramaikan bursa dengan mengumumkan smartphone serupa bernama ZTE Tempo Go. Smartphone berbasis Android Go Oreo Edition ini menonjolkan sisi minimalis, akses yang ringan, hemat data, aplikasi mini namun dengan interface dan fitur khas OS Android 8.0 Oreo.

Dijual di kisaran $79,99,  ZTE Tempo Go merupakan smartphone entry level yang berada di level baru meskipun dari sisi spesifikasi terbilang super minimalis, sesuai dengan harganya. ZTE Tempo Go membawa prosesor 1.1 GHz, layar 5,0 inci dengan resolusi 480 x 854 piksel, dan kamera belakang 5MP, kamera depan 2MP serta baterai sebesar 2.200mAh. Muncul dengan RAM 1GB dan penyimpanan 8GB, smartphone mendapatkan dukungan MicroSD untuk ruang simpan ekstra.

zte_tempo_go

ZTE mengatakan telah menghentikan produksi perangkat mobile dengan RAM 512MB karena pada dasarnya OS membutuhkan keseluruhan memori perangkat, namun dengan Android Go, pabrikan sekarang merasa lebih nyaman menjaga ponsel tetap menggunakan RAM di 1GB. Sejumlah pabrikan termasuk ZTE bahkan mungkin akan meninjau ulang perangkat dengan RAM yang lebih kecil.

Sebagai pengingat, Google mengumumkan Android Go tahun lalu di Google I / O dengan tujuan memberikan pengalaman Android yang lebih baik dengan biaya yang lebih rendah. Pengembang dan pabrikan kemudian menerima OS pada bulan Desember. Perangkat baru ini menjalankan aplikasi versi “Go” yang telah dioptimalkan, seperti YouTube, Gmail, dan Maps, yang memakan memori lebih sedikit dan dibangun untuk mengonsumsi data lebih rendah dari aplikasi standar.

Selain ZTE dan Nokia, brand-brand lokal India juga antusias menyambut OS baru ini. Dalam waktu dekat akan lebih banyak perangkat berbasis Android Go yang bakal diumumkan ke publik.

Sumber berita Cnet.