ZTE Blade V9 Jalani Debut Ditemani Model Lebih Murah, Blade V9 Vita

Tak mau ketinggalan, ZTE ikut meramaikan gelaran MWC 2018 yang berlangsung di Barcelona dengan memperkenalkan sepasang smartphone Blade V9 dan Blade V9 Vita. Kedua smartphone yang berkecimpung di kelas menengah ke bawah ini merupakan generasi penerus dari seri Blade V8 yang meluncur tahun lalu.

Mendapat sorotan yang cukup banyak dari media dan fans, ZTE tampak berusaha ingin menghadirkan sesuatu yang berbeda di seri ini. Yang paling terlihat ada di bagian desain, di mana keduanya mempunyai rasio body ke layar sebesar 83.6%, menempatkan Blade V9 sebagai salah satu ponsel pintar paling lega di era layar penuh sekarang ini. Penampang layarnya sendiri terbagi atas dua ukuran. Varian Blade V9 berukuran 5,7 inci sedangkan varian Blade V9 Vita sedikit lebih ramping, seluas 5,45 inci.

ZTE Blade V9 didukung oleh Snapdragon 450, dan hadir dalam dua konfigurasi memori dan RAM, yaitu RAM 3 GB dengan penyimpanan 32 GB, RAM 4 GB dengan penyimpanan 64 GB. Varian pertama ditawarkan seharga €269, sedangkan varian kedua dijual seharga €299.

ZTE Blade V9
ZTE Blade V9

Blade V9 dilengkapi dengan konfigurasi kamera belakang ganda (16 MP + 5 MP, plus aperture f/1.8), sedangkan di depan ada kamera selfe 8 MP. Baterai terletak di balik cover memiliki kapasitas 3200 mAh, sementara di bagian cover duduk sensor sidik jari bersama kamera dana LED flash. Desainnya cukup mengesankan, dan juga menawarkan kaca belakang sehingga memberi kesan mengkilap nan mewah. Berjalan dengan Android Oreo, ZTE Blade mengikuti tren kekinian dengan dukungan untuk mengenali bentuk wajah pemiliknya.

Sementara itu, ZTE Blade V9 Vita dilengkapi layar 5,45 inci dengan aspek rasio 18: 9 dan resolusi FHD+. Performanya sedikit menurun karena hanya dibekali chipset Snapdragon 435. Begitu juga konfigurasi kamera belakang belakang yang diturunkan menjadi 13 MP + 2 MP. Lalu kamera depan menjadi 5 MP.

ZTE-Blade-V9-official-image-12-800x521

Seperti Blade V9, model kedua ini juga mendapatkan penopang daya sebesar 3200 mAh dan sistem operasi di Android Oreo. Model ini ditawarkan dalam dua varian, yang pertama dengan RAM 2 GB dan penyimpanan 16 GB seharga €179, dan satu lagi dengan RAM 3 GB dan penyimpanan 32 GB seharga €199.

Sumber berita PhoneArena dan AndroidHeadlines.

Beberapa Bulan Lagi, Google Assistant Bakal Tersedia dalam Bahasa Indonesia

Awalnya hanya tersedia di smartphone, Google Assistant kini sudah merambah banyak perangkat, bahkan sempat melahirkan kategori produk baru. Langkah alami selanjutnya tentu saja adalah merambah lebih banyak konsumen, dengan cara menghadirkannya ke lebih banyak negara.

Google Assistant sebenarnya sudah bisa diakses di Indonesia, akan tetapi pengguna masih diharuskan memakai bahasa Inggris (atau tujuh bahasa lain yang didukung). Idealnya, Assistant juga harus mendukung bahasa ibu para konsumennya, dan inilah misi yang tengah dikejar Google.

Kalau semuanya berjalan sesuai rencana, Google Assistant ditargetkan bakal tersedia dalam lebih dari 30 bahasa pada akhir tahun nanti. Prosesnya akan dijalankan secara bertahap, di mana dalam beberapa bulan ke depan, Google bakal menghadirkan Assistant dalam berbagai bahasa (termasuk bahasa Indonesia) di ponsel Android atau iPhone, lalu menyusul di perangkat-perangkat lainnya.

Tidak kalah menarik adalah kapabilitas multilingual yang juga akan dirilis tahun ini. Ini berarti Assistant dapat mendengar dan merespon dalam beberapa bahasa yang berbeda tanpa harus diutak-atik dulu pengaturannya. Pada awalnya, fitur multilingual ini baru akan mendukung bahasa Inggris, Perancis dan Jerman terlebih dulu.

Google Assistant pun sudah bisa diakses dari dashboard mobil berkat integrasinya pada Android Auto / Google
Google Assistant pun sudah bisa diakses dari dashboard mobil berkat integrasinya pada Android Auto / Google

Dalam waktu dekat, Google juga akan merilis fitur reminder berbasis lokasi pada smart speaker, dengan cara kerja yang persis seperti di smartphone. Jadi, Anda bisa meminta Assistant untuk membuat reminder menggunakan smart speaker, lalu ketika berada di lokasi, Assistant di ponsel akan mengingatkan Anda.

Fitur lainnya yang juga akan hadir dalam beberapa minggu ke depan adalah Routines, meski sayangnya baru di Amerika Serikat saja. Fitur ini pada dasarnya memungkinkan Assistant untuk menjalankan sejumlah tugas sekaligus hanya dengan satu instruksi saja.

Contohnya, semisal pengguna mengucapkan “Hey Google, I’m home,” Assistant akan merespon dengan menyalakan lampu, mengirim notifikasi reminder, memutar musik favorit pengguna, dan masih banyak lagi. Pada awalnya, ada enam tipe Routines yang tersedia, yang diracik untuk kebutuhan di pagi hari, di perjalanan, dan setibanya kembali di rumah pada malam hari.

Terakhir, Google juga mengumumkan sebuah program bernama Assistant Mobile OEM di ajang MWC 2018. Program ini sejatinya memungkinkan mitra-mitra Google seperti LG, Sony dan Xiaomi untuk membubuhkan integrasi Google Assistant yang lebih mendalam pada perangkat-perangkat besutannya masing-masing.

Sumber: Google.

Huawei MateBook X Pro Buktikan Laptop Juga Siap Adopsi Tren Layar Penuh

Semenjak Samsung merilis Galaxy S8, layar penuh terus menjadi tren di industri smartphone sepanjang tahun lalu. Kini tidak cuma smartphone flagship yang dilengkapi layar dengan bezel sangat minim, kelas menengah ke bawah pun juga. Untuk tahun 2018, tampaknya tren yang sama bakal meluas ke segmen laptop.

Hal ini dibuktikan oleh Huawei MateBook X Pro, yang diumumkan baru-baru ini di ajang Mobile World Congress. Suksesor MateBook X ini bahkan memiliki bezel layar yang lebih tipis lagi, cuma 4 mm di kiri, kanan dan atasnya, sedangkan di bawah agak lebih tebal sedikit. Huawei bilang bahwa rasio layar ke bodinya mencapai angka 91%.

Huawei memang bukan yang pertama membuat gebrakan seperti ini, Dell sebenarnya sudah memulainya sejak tahun 2015 lalu, dan tahun ini pun mereka juga merilis versi baru dengan bezel yang lebih tipis lagi. Kendati demikian, laptop besutan Dell itu masih menyisakan bezel yang cukup tebal di bagian bawah.

Huawei MateBook X Pro

Ini dikarenakan bagian tersebut dihuni oleh webcam. Di MateBook X Pro, yang ada hanyalah label “Huawei” itu sendiri. Lalu di mana webcam-nya? Huawei dengan cerdik menyembunyikannya di bawah satu tombol keyboard yang terletak di tengah, di antara tombol “F6” dan “F7”, yang akan muncul hanya saat diperlukan saja, sehingga pengguna bisa lebih percaya diri terkait privasinya.

Layarnya sendiri merupakan touchscreen, dengan bentang diagonal 13,9 inci dan resolusi 3000 x 2000 pixel, plus dukungan spektrum warna sRGB 100% serta lapisan kaca Gorilla Glass. Kinerjanya ditunjang oleh prosesor Intel Core i7-8550U atau i5-8250U, GPU Nvidia GeForce MX150 2 GB, RAM 8 GB atau 16 GB, serta SSD 256 GB atau 512 GB tipe PCIe.

Huawei MateBook X Pro

MateBook X Pro mengemas baterai berkapasitas 57,4 Wh, yang diklaim dapat bertahan sampai sekitar 12 jam ketika dipakai untuk menonton video. Charging-nya mengandalkan port USB-C; MateBook X Pro punya dua port USB-C (satu di antaranya Thunderbolt 3), plus satu port USB standar. Sebagai pemanis, ada sensor sidik jari yang terintegrasi ke tombol power-nya.

Semuanya dikemas dalam bodi yang sangat ringkas, dengan tebal cuma 14,6 mm dan bobot 1,33 kg. Rencananya MateBook X Pro bakal dipasarkan mulai musim semi ini di Eropa dengan harga mulai 1.499 euro, atau kurang lebih sekitar 25,2 juta rupiah.

Sumber: The Verge dan Huawei.

HMD Global Perkenalkan 5 Jagoan Baru, Nokia 8 Sirocco, Nokia 7 Plus, Nokia 6 2018, Nokia 1 dan Nokia 8110 4G

HMD Global, pemegang lisensi brand mobile Nokia memulai debutnya di industri smartphone pada tahun 2017 dengan sempurna. Menjajal pasar hanya bermodalkan smartphone Nokia 6, perusahaan asal Finlandia itu sukses menapakkan kakinya di antara para kompetitor yang sudah lebih dulu berkecimpung. Di tahun 2018 ini, HMD Global pun makin percaya diri memulai lembaran baru. Meramaikan gelaran MWC 2018 yang berlangsung di Barcelona, Spanyol, HMD Global resmi mengumumkan 4 smartphone dan 1 ponsel sekaligus, antara lain Nokia 8 Sirocco, Nokia 7 Plus, Nokia 6 2018 dan Nokia 1 serta satu ponsel klasik, Nokia 8110.

Nokia 8 Sirocco

Kita mulai dari varian paling tinggi, yaitu Nokia 8 Sirocco yang hadir dengan finishing kaca melengkung dalam bingkai yang terbuat dari stainless steel. Menurut HMD Global, material ini 2,5 kali lebih kuat dibandingkan aluminium seri 6000. Di bagian depan, Nokia 8 Sirocco menampilkan layar 5,5 inci melengkung yang dilindungi oleh lapisan Corning Gorilla Glass 3D.

Nokia 8 Sirocco
Nokia 8 Sirocco

Sedangkan di bagian optik, smartphone berbasis Android 8.0 Oreo ini akan hadir dengan sensor belakang ganda yang mengandalkan optik ZEISS. Konfigurasinya mencakup satu sensor 12MP sudut lebar yang digabungkan dengan sensor kedua 13 megapiksel dengan zoom optik 2x. Sementara di depan, ia mengemas kamera 5MP dengan display flash. Tidak tampak headphone jack, tapi ada perangkat dipastikan membawa fitur anti air dan debu (IP67) serta pengisian daya nirkabel standar Qi, tidak seperti model baru lainnya. Kinerja juga dipastikan setara dengan perangkat high-end lain berkat kehadiran chipset Snapdragon 835 dan RAM 6GB.

Tersedia mulai awal April, Nokia 8 Sirocco akan dijual eceran dengan harga di kisaran €749.

Nokia 8 Sirocco
Nokia 8 Sirocco

Nokia 7 Plus

Nokia 7 Plus
Nokia 7 Plus

Nokia 7 Plus juga telah diluncurkan oleh HMD Global di MWC 2018. Smartphone ini didukung oleh Qualcomm Snapdragon 660 SoC, RAM 4GB, memori 64GB dan baterai 3800 mAh. Di bagian optik, Nokia 7 plus akan hadir dengan optik ZEISS 12MP dan kamera sekunder 13MP yang menghasilkan zoom optik 2x. Kemudian di bagian depan terdapat sensor kamera 16MP yang handal untuk ber-selfie ria.

Nokia 7 Plus memiliki layar 6 inci Full HD+ dan akan tersedia dalam dua pilihan warn: Hitam/Tembaga dan Putih/Tembaga. Juga menampilkan OS Android 8.0 Oreo, Nokia 7 Plus akan mulai dijual pada awal April dengan banderol €399.

Nokia 6 2018

Didaulat sebagai penerus keluaran 2017, Nokia 6 2018 mengemas rancangan unibody dengan layar 2.5D dan Corning Gorilla Glass, membalut layar pilihan seluas 5,5 inci. Ditenagai Qualcomm Snapdragon 630 SoC, Nokia 6 2018 dan akan tersedia dalam dua opsi memori, RAM 3GB dengan 32GB dan RAM 4GB dengan memori 64GB. Smartphone ini akan menjalankan Android Oreo dan akan mendukung USB-C fast-charging serta audio spasial kreasi Nokia.

Nokia 6 2018
Nokia 6 2018

Fitur face unlocking jadi salah satu fitur unggulan pada Nokia 6 yang baru, di mana menurut HMD hampir sama cepat dan akuratnya dengan sensor sidik jari yang dibawa. Kamera 16MP mencakup mode “Bothie” Dual-Sight yang juga akan ditemukan di perangkat Nokia terbaru lainnya. Jika tak ada halangan, Nokia 6 2018 akan tersedia di Eropa pada bulan April dengan harga €279.

Nokia 1

Nokia 1 hadir sebagai smartphone versi Android Go, versi Android yang dioptimalkan untuk smartphone dengan RAM 1GB atau yang lebih rendah. Fitur unik lainnya, Nokia 1 dilindungi oleh penutup Xpress-on, penutup polikarbonat dual-tone yang dibuat oleh Nokia sendiri. Sayangnya cover ini dijual terpisah dengan biaya tambahan sebesar $7,99.

Tersedia mulai awal April, Nokia 1 akan dengan banderol di kisaran $85, belum termasuk pajak dan subsidi. Tak banyak yang bisa diharapkan dari ponsel ini, ia mengemas layar 4,5 yang tergolong mungil menyesuaikan dengan standar di kelas entry level. Layar tersebut mempunyai resolusi 854×480 piksel yang terbilang standar. Kemudian untuk performa, HMD Global menenamkan chipset MediaTek yang sederhana, hanya dengan dukungan RAM 1GB dan penyimpanan 8GB.

Nokia 1
Nokia 1

Dibandingkan dengan Xiaomi Redmi 5A yang masih berkutat di interface Andrid Nougat, Nokia 1 memiliki keunggulan karena menawarkan Android Go (Oreo Edition), meskipun dalam banyak hal, Nokia 1 relatif kalah telak. Jagoan Xiaomi memiliki CPU yang lebih cepat, RAM lebih lega, serta kapasitas penyimpanan yang lebih luas. Redmi 5A bahkan mendukung resolusi kamera dan perekaman video HD yang lebih baik. Jadi, yap. Nokia 1 butuh keberuntungan untuk merebut pasar di kelas entry level. Tapi jika bicara secara keseluruhan, tampaknya Nokia akan cukup tangguh terutama di sektor kelas menengah di mana Nokia 6 2018 berada.

Nokia 8110 4G

Mirip dengan apa yang dilakukannya dengan Nokia 3310 tahun lalu, HMD Global juga melakukan penyegaran untuk model klasik Nokia 8110 dengan sentuhan modern berupa teknologi 4G.

Nokia 8110

Seperti aslinya, Nokia 8110 4G hadir dengan keypad numerik dan body melengkung berbentuk pisang. Selanjutnya, ponsel ditambah fitur seperti Google Assistant, aplikasi preloaded Google Maps dan lain-lain.

Ponsel ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:

  • Tampilan: Layar QVGA 2,4 inci melengkung
  • Kamera: kamera belakang 2 megapiksel
  • Chipset: Platform Mobile Qualcomm 205 (MSM8905 Dual Core 1.1 GHz)
  • RAM: 512MB LPDDR3
  • OS: Fitur Pintar OS
  • Penyimpanan: Memori internal 4GB eMMC4
  • Konektivitas / Sensor: Wi-Fi 802.11 b / g / n, BT 4.1, GPS / AGPS, micro USB 2.0, jack 3.5mm AV
  • Baterai: 1.500mAh

Sumber berita HMDGlobal.

Smartphone Noa N7 Andalkan Dua Kamera dan Mode untuk Memotret dalam Resolusi 80 Megapixel

Kalau boleh jujur, baru kali ini saya tahu ada merek smartphone bernama Noa. Mayoritas handset besutan brand asal Kroasia itu duduk di segmen menengah dan entry-level, dan kebanyakan menjiplak desain sejumlah smartphone ternama – lihat saja smartphone bernama Noa N10 di situsnya, yang dari depan tampak seperti hasil kloning iPhone X.

Kendati demikian, masih ada satu smartphone yang cukup menarik perhatian. Namanya Noa N7, dan desainnya lagi-lagi mencontoh salah satu smartphone flagship, yaitu Samsung Galaxy S7, lengkap sampai ke layar yang sedikit melengkung di sisi kiri dan kanannya. Namun sebelum Anda mulai mencemoohnya, coba perhatikan bagian belakangnya.

Oke, ada dua kamera, lalu kenapa? Dua kamera ini masing-masing ditenagai oleh sensor 1/2,8 inci Sony IMX298 beresolusi 16 megapixel. Akan tetapi yang lebih istimewa, N7 menyimpan mode pemotretan khusus untuk mengambil gambar dalam resolusi setinggi 80 megapixel.

Mode ini sepertinya memanfaatkan perpaduan kedua sensor itu tadi beserta teknik pixel shifting. Pasalnya, dalam video demonstrasinya di bawah tampak bahwa smartphone perlu didudukkan di atas tripod supaya hasilnya bisa maksimal.

Terlepas dari itu, spesifikasi di balik bodi berbahan keramiknya tergolong lumayan. Ada layar 5,7 inci beresolusi 1440 x 720, dengan rasio kekinian 18:9. Chipset yang menenagainya adalah MediaTek MT6750, dengan prosesor octa-core 1,5 GHz, plus dukungan RAM sebesar 4 GB dan storage internal 64 GB (lengkap dengan slot SD card).

N7 turut menawarkan fitur face unlock menggunakan kamera depan 16 megapixel-nya, sedangkan baterainya memiliki kapasitas 3.300 mAh. Yang patut mendapat aplaus, N7 sudah menjalankan OS Android 8.0 Oreo di saat Nougat masih menjadi versi yang terpopuler.

Noa rencananya bakal memamerkan N7 di hadapan pengunjung Mobile World Congress pada akhir bulan nanti. Setelahnya, perangkat bakal dijual seharga 250 euro, atau kurang lebih sekitar Rp 4,2 juta, meski sangat kecil kemungkinannya untuk menembus pasar Indonesia yang sudah begitu sesak dan memerlukan strategi lebih jitu ketimbang sekadar mode pemotretan 80 megapixel.

Sumber: DPReview.

Meizu Kembangkan Teknologi yang Dapat Mengisi Baterai Ponsel Hingga Penuh dalam 20 Menit

Seandainya Anda diharuskan untuk memilih satu saja teknologi charging untuk ponsel Anda, mana yang Anda pilih, wireless charging atau fast charging? Bagi saya, sebelum teknologi wireless charging jarak jauh bisa dinikmati secara massal, saya lebih memilih fast charging, apalagi kalau cara kerjanya seperti yang Meizu kembangkan berikut ini.

Di event MWC 2017 pekan kemarin, pabrikan asal Tiongkok tersebut mengungkap teknologi yang mereka juluki Super mCharge. Teknologi ini pada dasarnya mirip seperti Quick Charge 3.0 besutan Qualcomm atau TurboPower garapan Motorola, hanya saja kinerjanya jauh lebih cepat, sanggup mengisi baterai berkapasitas 3.000 mAh hingga penuh dalam waktu kurang dari 20 menit.

Secara teknis, Super mCharge mampu meneruskan energi sebesar 55 watt dalam tegangan 11 volt dan arus 5 ampere, jauh di atas TurboPower dengan 28,5 watt dan Quick Charge 3.0 dengan 18 W. 20 menit itu juga tergolong sangat singkat, dimana pada prakteknya Anda bisa mengisi baterai ponsel hingga penuh selagi Anda bersiap untuk pergi (mandi, ganti baju, dan lain-lain).

Meizu tentunya tidak lupa dengan faktor keamanan., apalagi mengingat baterai merupakan penyebab utama insiden meledaknya Note 7. Berdasarkan klaim Meizu, baterai yang menggunakan teknologi Super mCharge ini hanya akan mencapai suhu setinggi 39 derajat Celsius saja, lebih rendah dari Quick Charge 3.0 di angka 44 derajat.

Untuk merealisasikannya, Meizu juga akan menggunakan kabel USB dengan chip khusus yang lebih efisien sekaligus lebih aman. Sejauh ini belum ada informasi terkait ponsel apa yang akan mengadopsi teknologi ini, tapi kemungkinan besar Meizu akan mengimplementasikannya pada smartphone flagship berikutnya.

Sumber: The Verge dan Meizu.

Peugeot Ungkap Mobil Konsep yang Memiliki Insting

Lima tahun yang lalu, mungkin tidak ada yang mengira kalau perkembangan industri otomotif bakal menjadi bahasan di event teknologi tahunan seperti CES. Namun sekarang, pabrikan mobil bahkan tidak segan memamerkan inovasinya di ajang yang lebih spesifik lagi, seperti Mobile World Congress yang baru saja selesai digelar. Pabrikan yang saya maksud adalah Peugeot.

Dalam kesempatan itu, Peugeot mengungkap Peugeot Instinct Concept, buah pemikiran mereka akan sebuah mobil masa depan. Pemilihan nama “Instinct” bukan tanpa alasan; mobil konsep ini memang memiliki insting dan sanggup memahami keinginan sekaligus mood penumpangnya.

Peugeot Instinct Concept dilengkapi dua mode kemudi manual dan dua mode kemudi otomatis / Peugeot
Peugeot Instinct Concept dilengkapi dua mode kemudi manual dan dua mode kemudi otomatis / Peugeot

Saya katakan penumpang karena mobil ini telah dibekali sistem kemudi otomatis. Secara total ada empat mode kemudi yang ditawarkan: dua manual (Drive Boost atau Drive Relax) dan dua otomatis (Autonomous Sharp atau Autonomous Soft). Masing-masing mode dapat diaktifkan secara manual, atau otomatis berdasarkan insting mobil itu tadi.

Rahasianya terletak pada integrasi platform berbasis cloud Samsung Artik, yang memungkinkan mobil untuk mengambil data dari perangkat terkoneksi. Contohnya, seusai sesi fitness di gym, Instinct Concept akan membaca data yang dikumpulkan oleh smartwatch Anda, lalu dengan sendirinya mengaktifkan mode Autonomous Soft sehingga Anda bisa bersantai karena ia tahu Anda sudah kecapaian.

Peugeot Instinct Concept sanggup mengambil data dari perangkat terkoneksi berkat integrasi platform Samsung Artik / Peugeot
Peugeot Instinct Concept sanggup mengambil data dari perangkat terkoneksi berkat integrasi platform Samsung Artik / Peugeot

Keesokan harinya, ketika Anda sedang dalam perjalanan ke tempat kerja, Instinct Concept akan kembali membaca data di smartwatch dan mengambil kesimpulan bahwa sesi olahraga kemarin masih belum cukup untuk mencapai target mingguan. Alhasil, ia akan menyarankan Anda untuk parkir sedikit lebih jauh dari lokasi biasanya supaya Anda bisa menyempatkan ber-jogging.

Ini baru sebagian contoh dari potensi yang dimiliki Instinct Concept. Pasalnya, smartwatch bukan satu-satunya perangkat terkoneksi yang dapat ia baca datanya. Semisal Anda punya kulkas canggih yang tersambung ke jaringan cloud, bukan tidak mungkin Instinct Concept dapat mengetahui bahwa stok bahan makanan Anda sudah menipis, lalu menyarankan dan menyajikan rute menuju supermarket terdekat.

Setir, panel instrumen beserta pedal gas dan rem akan masuk ke dalam ketika mode kemudi otomatis diaktifkan / Peugeot
Setir, panel instrumen beserta pedal gas dan rem akan ditarik masuk ke dalam ketika mode kemudi otomatis diaktifkan / Peugeot

Peugeot Instinct Concept juga tidak melupakan aspek kebebasan; kebebasan bagi pemilik mobil untuk membuat keputusan tanpa harus dibatasi oleh sistem serba otomatis yang ditawarkan. Contoh yang paling gampang, selagi dalam mode kemudi otomatis, pengguna tetap bisa mengendalikan atau memilih rute alternatif via layar sentuh yang tertanam di tengah dashboard.

Bicara soal dashboard, Peugeot telah merancang interior yang responsif untuk Instinct Concept. Responsif maksudnya dapat beradaptasi dengan mode kemudi; jadi saat mode kemudi otomatis diaktifkan, setir, panel instrumen beserta pedal gas dan remnya akan ditarik masuk ke dalam demi menyajikan ruang yang lebih lapang di dalam kabin.

Tentu saja ini semua baru sebatas konsep, tapi tetap saja merupakan konsep yang sangat menarik, apalagi jika Peugeot berhasil mengimplementasikannya menjadi mobil untuk konsumen umum dalam beberapa tahun ke depan. Selagi menunggu, kita tonton saja koleksi video Peugeot Instinct Concept berikut ini.

Sumber: Peugeot dan Wired.

Panasonic Punya Laptop Rugged 2-in-1 Baru, Harganya Luar Biasa

Konsep PC 2-in-1 terlahir dari keinginan produsen untuk meramu perangkat komputasi yang super-fleksibel. Device umumnya memiliki tubuh mungil dan ringan, tersaji dalam dua tipe: detachable atau memakai engsel putar. Karena fokus pada portabilitas, para desainer biasanya tidak terlalu memikirkan faktor daya tahan. Tapi device Panasonic baru ini adalah sebuah pengecualian.

Sejak tahun 1996, Panasonic menyediakan Toughbook sebagai PC dengan tubuh yang tangguh. Mereka mampu menahan getaran, benturan, siraman air, hingga temperatur ekstrem. Dan untuk produk terbarunya, Panasonic menggabungkan gagasan PC convertible dengan konsep rugged. Dari sana, terlahirlah Toughbook CF-33, diungkap perdana di ajang Mobile World Congress 2017.

Panasonic Toughbook CF-33 2

Panasonic Toughbook CF-33 adalah komputer personal tahan banting berkonstruksi 2-in-1 detachable. Device menyajikan dua metode penggunaan, yakni sebagai laptop atau tablet. Bagian layar bisa dilepas dari keyboard dock, dan Anda bisa menggunakan jari untuk berinteraksi dengan konten. Menariknya lagi, CF-33 tak seperti anggota keluarga Toughbook lain yang berat. Panasonic berhasil meminimalisir bobotnya jadi 2,76-kilogram, menyusut lagi jadi 1,5kg tanpa keyboard.

Panasonic Toughbook CF-33 1

Untuk sekarang, Panasonic memang belum menyingkap detail lengkap mengenai fitur ataupun spesifikasi, namun yang jelas Toughbook CF-33 dibekali enam mode pemakaian serta didukung fitur ‘adaptasi’ demi menyederhanaan navigasi. Lalu Anda juga bisa memanfaatkan Cortana buat mencari data dan informasi, serta mengatur reminder. Karena beroperasi di Windows 10, fungsi keamanannya juga komprehensif – ada firewall, teknologi anti-phising, hingga dukungan Windows Defender.

Panasonic Toughbook CF-33 4

Toughbook CF-33 menyuguhkan layar sentuh QHD (2160×1440) 12-inci dengan rasio 3:2 dan kecerahan 1200cd/meter persegi. Device sengaja dilengkapi layar berperforma tinggi agar dapat digunakan dalam semua skenario, terutama di lingkungan terbuka. Panel tersebut dapat membaca 10 titik sentuhan serta tetap bisa mendeteksi jari meskipun Anda mengenakan sarung tangan. Dan untuk menyempurnakan aspek input, Toughbook CF-33 juga dibundel bersama pena digital.

Panasonic Toughbook CF-33 3

Di sisi ketahanannya, Toughbook CF-33 bisa tetap bekerja normal di bawah terik sinar matahari ataupun terpaan hujan. Baterainya awet dan bisa mudah diganti via metode hot swap. Lalu selain kehadiran konektivitas standar (USB 3.0, HDMI, LAN, reader microSD, dan port audio), Panasonic kabarnya turut menyediakan varian dengan sambungan 4G LTE.

Karena bukan ditujukan bagi end-user, harga Toughbook CF-33 berada di luar jangkauan konsumen biasa. Unit tablet ditawarkan di harga US$ 3.500, sedangkan paket lengkap bersama keyboard dibanderol US$ 4.100.

Sumber: Blog Windows.

Google Tidak Punya Rencana untuk Melanjutkan Lini Chromebook Pixel

Saat Google memperkenalkan Pixel dan Pixel XL pada bulan Oktober lalu, saya sempat bertanya dalam hati apa yang bakal terjadi pada lini Chromebook Pixel. Pasalnya, Google sudah cukup lama bungkam mengenai perkembangan laptop Chrome OS premiumnya itu, meski belakangan beredar rumor bahwa Google sedang mengerjakan laptop baru dengan OS baru pula, yaitu Pixel 3.

Namun sepertinya rumor tersebut sedikit meleset. Baru-baru ini, Senior Vice President of Hardware Google, Rick Osterloh, buka omongan terkait nasib lini Chromebook Pixel. Kepada sejumlah jurnalis di event MWC 2017, beliau menyampaikan bahwa Google tidak punya rencana untuk mengerjakan laptop baru dalam waktu dekat ini.

Ini bukan berarti Google sudah menyerah sepenuhnya di segmen laptop. Chrome OS masih akan terus dikembangkan, dan Chromebook dari brand lain juga masih akan terus dipasarkan. Hanya saja, kiprah Chromebook Pixel harus terhenti di generasi kedua.

Kembali ke rumor mengenai Pixel 3, sedikit meleset bukan berarti salah total. Ke depannya mungkin masih akan ada laptop rancangan Google sendiri, namun andai saja benar saya ragu mereka bakal menamainya Pixel, apalagi mengingat nama tersebut sekarang sudah banyak diasosiasikan dengan smartphone terbaru Google yang terbilang sukses di pasaran.

Anda boleh berkata Chromebook Pixel adalah produk gagal, namun pada kenyataannya Google memang tidak berniat menjualnya dalam jumlah banyak. Saya pribadi cukup yakin kalau peran perangkat tersebut bukan untuk mencari untung, tetapi lebih ke menjadi bukti bahwa Google juga bisa membuahkan perangkat yang terintegrasi hardware sekaligus software-nya.

Sumber: TechCrunch.

Vive Tracker Ubah Objek Sehari-hari Menjadi Controller VR

Banyak pihak setuju kalau sistem tracking HTC Vive lebih superior ketimbang Oculus Rift, dan HTC sepertinya ingin terus memimpin dalam bidang ini. Dalam dua event sekaligus, yakni MWC dan GDC (Game Developers Conference) 2017, HTC secara resmi meluncurkan sebuah perangkat inovatif bernama Vive Tracker.

Premis yang ditawarkan Vive Tracker adalah Anda bisa memanfaatkan objek sehari-hari sebagai controller VR. Mau itu tongkat baseball, panci atau sarung tangan, selama objek bisa ditempeli Vive Tracker, Anda bisa menggunakannya sebagai controller VR. Singkat cerita, potensi pengaplikasian Vive Tracker begitu luas.

Hal ini turut dibuktikan oleh developer game CloudGate Studio. Dalam game berjudul Island 359 yang mereka kembangkan, mereka berhasil menyuguhkan kontrol pergerakan yang melibatkan satu tubuh secara menyeluruh berkat Vive Tracker. Alhasil, pemain dapat melihat tubuh sekaligus pergerakannya di dalam game secara akurat.

HTC berencana untuk memasarkan Vive Tracker dalam dua tahap. Tahap pertama, dimulai pada 27 Maret mendatang, ditujukan buat kaum developer yang tertarik mengembangkan konten untuk Vive. Tahap kedua adalah penjualan langsung ke konsumen, namun jadwal pastinya di tahun ini masih belum ditetapkan. Harganya sendiri dipatok $100 per unit.

Vive Deluxe Audio Strap / HTC

Selain Vive Tracker, HTC juga merilis Vive Deluxe Audio Strap. Perangkat ini sederhananya merupakan headphone yang dirancang dengan memperhatikan integrasinya dengan headset Vive. HTC sepertinya banyak belajar dari Oculus yang dari awal sudah membundel aksesori semacam ini dengan headset Rift.

HTC akan membuka pre-order untuk Vive Deluxe Audio Strap mulai 2 Mei, dengan harga juga $100.

Sumber: PR Newswire dan Vive.