Pelajari Kesalahan Note 7, Samsung Tunda Peluncuran Galaxy S8

Event tahunan Mobile World Congress sudah dekat, dan seperti di tahun-tahun sebelumnya, Samsung diprediksi akan memperkenalkan Galaxy S8 pada ajang tersebut. Namun tahun ini sedikit berbeda, Samsung tidak akan mengumumkan ponsel flagship-nya tersebut di ajang MWC, seperti yang diungkapkan langsung oleh Koh Dong-jin selaku orang nomor satu di Samsung Mobile.

Kapan tepatnya tidak ada yang tahu, akan tetapi sejumlah analis memprediksi bulan April. Alasan Samsung menunda peluncuran Galaxy S8 berkaitan dengan insiden berseri Note 7 yang menjadi buah bibir tahun lalu, dimana perangkat yang semestinya bisa merebut gelar smartphone terbaik tersebut terus meledak baterainya, bahkan setelah ditukar dengan model baru yang diklaim aman.

Sejak itu, banyak yang berargumen bahwa Samsung sudah kehilangan kepercayaan konsumen. Mungkin ada beberapa yang kapok, tapi saya kira perusahaan sekelas Samsung tidak akan diam begitu saja dan membiarkan trauma terus berkelanjutan. Mereka pun memastikan kalau ponsel flagship berikutnya tidak akan mengalami tragedi yang sama.

Dalam beberapa bulan terakhir, Samsung telah mengumpulkan 96 persen dari 3 juta lebih handset Note 7 yang terjual, serta membentuk tim berisikan 700 peneliti untuk melakukan investigasi dan menguak faktor penyebab meledaknya Note 7. Mereka menguji sekitar 200 ribu perangkat dan lebih dari 30.000 baterai, hingga akhirnya mereka menyimpulkan bahwa kesalahan terletak pada baterainya.

Samsung menjelaskan bahwa pada insiden yang pertama, elektroda negatif yang tersimpan di ujung kanan atas baterai tertekuk dan menyentuh elektroda positif, yang kemudian mengakibatkan korsleting. Lalu pada insiden yang kedua, penyebabnya adalah robeknya lapisan insulator dan pemisah, dan sekali lagi elektroda positif pun bertemu dengan elektroda negatif, menyebabkan korsleting.

Baterai yang cacat produksi adalah penyebab utama meledaknya Note 7 / Samsung
Baterai yang cacat produksi adalah penyebab utama meledaknya Note 7 / Samsung

Tentunya Samsung tidak boleh serta-merta menyalahkan pihak yang memproduksi baterai. Insiden Note 7 justru mereka jadikan pelajaran, dimana mereka telah mengembangkan protokol baru untuk menjamin kualitas dan keamanan perangkat-perangkat yang diproduksi, yang mencakup pemeriksaan baterai 8 titik, pengamanan multi-layer dan pembentukan badan penasihat khusus terkait baterai yang berisikan para akademisi dan peneliti.

Prosedur pemeriksaan baterai 8 titik yang dilakukan Samsung pasca insiden Note 7 / Samsung
Prosedur pemeriksaan baterai 8 titik yang dilakukan Samsung pasca insiden Note 7 / Samsung
Protokol pengamanan multi-layer kini menjadi suatu keharusan bagi Samsung / Samsung
Protokol pengamanan multi-layer kini menjadi suatu keharusan bagi Samsung / Samsung

Prosedur panjang dan kompleks ini tentunya sangat memakan waktu, dan Samsung pun menilai mereka perlu waktu lebih banyak untuk mempersiapkan Galaxy S8 dan memastikan perangkat tersebut tidak bernasib sama seperti Note 7. Lebih baik menunda demi membangun kembali reputasi ketimbang terburu-buru tapi mengulang kesalahan yang sama, yang berujung pada kerugian senilai miliaran dolar, kira-kira seperti itu yang dipikirkan Samsung.

Sumber: 1, 2, 3.

Sikat Gigi Elektrik Terbaru Oral-B Bisa Tahu Letak Posisinya di Dalam Rongga Mulut

Mobile World Congress tidak melulu tentang smartphone. Di event MWC 2016 kemarin, Oral-B sempat mencuri perhatian dengan sebuah sikat gigi pintar. Begitu pintarnya, Oral-B tak segan menjulukinya dengan nama Genius.

Sepintas Oral-B Genius tampak tidak jauh berbeda dari sikat gigi elektrik pada umumnya. Namun ia sebenarnya sudah dibekali teknologi Position Detection yang memadukan sensor pendeteksi gerakan dan kamera milik smartphone. Sederhananya, sikat gigi ini bisa tahu letak posisinya di dalam rongga mulut Anda, sekaligus mengenali bagian mana yang belum tersentuh olehnya.

Oral-B Genius datang bersama sebuah mount untuk smartphone yang bisa ditempelkan pada cermin. Peran smartphone di sini sangat penting karena semua informasi tentang bagian-bagian rongga mulut mana yang belum disikat secara maksimal akan ditampilkan lewat sebuah aplikasi pendamping.

Oral-B Genius

Selain sensor pendeteksi gerakan, Genius turut dilengkapi dengan sensor tekanan yang bertugas untuk mengurangi kebiasaan buruk pengguna dalam menggosok gigi setiap harinya, yakni memberi tekanan yang terlalu kuat, yang bisa menjadi penyebab abrasi saraf gusi. Jadi saat hal ini terjadi, Genius akan menyesuaikan kecepatannya secara otomatis sebagai bentuk kompensasi.

Oral-B Genius menggunakan baterai rechargeable yang dapat bertahan hingga dua minggu sebelum perlu diisi ulang. Sikat gigi pintar ini rencananya bakal dipasarkan mulai bulan Juli 2016, sayang sampai sejauh ini belum ada bocoran mengenai banderol harganya.

Sumber: Engadget dan SlashGear.

Victorinox INOX Cybertool Ubah Arloji Biasa Menjadi Smartwatch

Bertambah lagi pabrikan arloji asal Swiss yang meramaikan pasar smartwatch, yakni Victorinox Swiss Army yang berkolaborasi dengan Acer. Namun ketimbang meluncurkan sebuah smartwatch, mereka lebih memilih merilis sebuah aksesori yang dapat memberikan fungsi-fungsi pintar pada arloji analog besutannya.

Didapuk INOX Cybertool, perangkat ini ibarat sebuah casing yang dipasangkan di atas jam tangan dari lini Victorinox INOX. Cincin yang mengitari wajah arloji ini merupakan sebuah layar LED, dapat digunakan sebagai chronograph, stopwatch atau sekadar menampilkan waktu di zona yang berbeda dari lokasi pengguna.

Selain dibekali kemampuan untuk meneruskan notifikasi dari smartphone, INOX Cybertool juga mengemas accelerometer sehingga jam tangan yang menjadi ‘rumahnya’ dapat difungsikan sebagai fitness tracker, memonitor jumlah langkah kaki, kalori yang terbakar dan jarak tempuh secara keseluruhan.

Victorinox INOX Cybertool

Pengoperasiannya mengandalkan sepasang tombol, bukan panel sentuh. Menariknya, saat kedua tombol ini ditekan secara bersamaan, INOX Cybertool akan mengirim koordinat GPS ke kontak yang sudah ditetapkan terlebih dulu sebelumnya. Lebih lanjut, fitur ini juga bisa dimanfaatkan untuk mencari smartphone yang hilang dengan membunyikan ringtone meski perangkat sedang dalam posisi silent.

INOX Cybertool mengemas baterai dengan daya tahan sekitar satu minggu. Namun berhubung ia hanyalah sebuah aksesori, jam tangannya sendiri masih tetap bisa Anda pakai seperti biasa meski baterai Cybertool habis. Konsep lepas-pasang ini juga memungkinkan pengguna untuk memakainya di saat yang dibutuhkan saja.

Fisik INOX Cybertool terbuat dari bahan polyurethane berkualitas, sedangkan layar LED-nya dilapisi oleh kaca Gorilla Glass 3. Bobotnya cuma 24 gram, tapi ukurannya cukup besar, dengan diameter 52 mm dan tebal 22 mm. Ia tahan air dengan sertifikasi IPX7.

INOX Cybertool tentunya akan menjadi menarik kalau Anda punya arloji Victorinox INOX. Selain itu, Anda kurang beruntung. Harganya diperkirakan berkisar $150 – $225, namun belum ada kepastian soal jadwal perilisannya.

Sumber: A Blog to Watch.

Lenovo Umumkan Yoga 710, Yoga 510 dan Ideapad MIIX 310 di MWC 2016

Sebagai salah satu produsen laptop terbesar sejagat, Lenovo tentunya tak lupa terhadap lini produk tersebut hanya karena mata dunia tengah berfokus pada smartphonesmartphone keren di perhelatan MWC 2016. Masih di kota Barcelona, Lenovo memperkenalkan duo laptop hybrid baru, Yoga 710 dan Yoga 510, beserta sebuah tablet 2-in-1 bernama Ideapad MIIX 3110.

Lenovo Yoga 710

Yoga 710 hadir dalam dua ukuran, 11 inci atau 14 inci. Model yang lebih kecil ditenagai oleh prosesor Intel Core m5, sedangkan yang 14 inci bisa dijejali prosesor Core i7 dan bahkan kartu grafis terpisah besutan Nvidia. Keduanya menawarkan daya tahan baterai hingga 8 jam.

Lenovo Yoga 710

Kedua model juga mengemas layar 1080p yang dapat dimanipulasi posisinya dalam empat mode. Jadi konsumen pun tinggal memilih apakah ia memerlukan portabilitas maksimal atau performa yang maksimal. Model 11 incinya cuma seberat 1,04 kg, sedangkan model 14 incinya punya konektivitas yang lebih stabil sekaligus SSD dengan kapasitas hingga 256 GB.

Soal harga, Yoga 710 11 inci dimulai di angka €799, sedangkan banderol untuk model 14 inci mulai €899. Keduanya akan tersedia mulai bulan Mei mendatang.

Lenovo Yoga 510

Penerus Yoga 500 ini membawa sejumlah peningkatan yang amat signifikan. Fisiknya kini lebih stylish sekaligus lebih ringan, tapi di saat yang sama sanggup memberikan daya tahan baterai 50 persen lebih baik – sampai 8,5 jam sebelum perlu di-charge kembali.

Lenovo Yoga 510

Sama seperti Yoga 710, ia juga dapat digunakan dalam empat mode: laptop, stand, tent, dan tablet mode. Yoga 510 juga datang dalam dua ukuran, 14 inci atau 15 inci, masing-masing dengan panel sentuh beresolusi 1080p. Kinerjanya ditopang oleh prosesor Core i7, dan konsumen juga bebas memilih varian yang ditenagai kartu grafis AMD Radeon R7 M460 2 GB.

Yoga 510 akan tersedia di pasaran lebih awal, tepatnya pada bulan April. Lenovo mematok harga mulai €479 untuk model 14 inci dan €699 untuk model 15 inci.

Lenovo Ideapad MIIX 310

Premis MIIX 310 mirip seperti Surface, dimana ia datang bersama aksesori keyboard yang dapat dilepas-pasang dengan mudah. Namun berbeda dari Surface, aksesori keyboard ini tidaklah opsional, melainkan sudah termasuk dalam paket pembelian standar.

Lenovo Ideapad MIIX 310

MIIX 310 tergolong ringan di angka 580 gram untuk ukuran tablet berlayar 10 inci. Varian termahalnya mengemas layar 1080p, prosesor Intel Atom X5, RAM 4 GB DDR3 dan kapasitas penyimpanan internal 64 GB. Daya tahan baterainya cukup fenomenal, mampu menembus angka 10 jam nonstop.

Berapa harganya? Mulai €269 saja. Tablet Windows 10 terjangkau ini akan mulai dipasarkan pada bulan Juni 2016.

Sumber: Lenovo.

Xiaomi Mi 5 Resmi Melenggang, Berikut Spesifikasinya

Seperti yang sudah dijanjikan sebelumnya, Xiaomi akhirnya mengungkap secara resmi smartphone unggulannya untuk tahun ini. Di hadapan pengunjung event MWC 2016 di Barcelona, Hugo Barra dengan bangga memperkenalkan Xiaomi Mi 5.

Desain dan Layar

Xiaomi mengaku banyak belajar dari kesuksesan Mi Note yang dirilis tahun lalu. Desain Mi 5 banyak terinspirasi oleh Mi Note, utamanya adalah panel belakang berlapis kaca yang melengkung pada bagian sisinya. Lengkungan ini menyambung dengan mulus ke material logam yang membingkai Mi 5 secara menyeluruh.

Xiaomi Mi 5

Untuk pertama kalinya buat Xiaomi, sebuah tombol Home fisik tertanam di bawah layar Mi 5. Sesuai dugaan, tombol ini mengemas sensor pemindai sidik jari, sama seperti iPhone 6S, Samsung Galaxy S7 maupun OnePlus Two. Layarnya yang diapit oleh bezel super-tipis merupakan panel IPS 5,15 inci dengan resolusi 1080p yang diklaim tetap tampak terang di bawah terik matahari.

Secara keseluruhan, Mi 5 tampil jauh lebih elegan sekaligus ergonomis daripada Mi 4. Bobotnya cuma 129 gram, dan bodinya sangat tipis di angka 7,25 mm. Kendati demikian, kamera belakangnya tidak tampak menonjol, alias rata dengan panel belakang. Hugo Barra tidak henti-hentinya membanggakan pencapaian ini selama acara peluncuran.

Jeroan Xiaomi Mi 5

Performa kencang adalah salah satu nilai jual utama Mi 5. Dirinya ditenagai oleh chipset Qualcomm Snapdragon 820, dengan prosesor quad-core 2,15 GHz, GPU Adreno 530 dan RAM 4 GB LPDDR4. Dibanding perangkat yang mengusung chipset Snapdragon 810, Xiaomi mengklaim performa Mi 5 dua kali lebih cepat. Pun begitu, konsumsi dayanya malah diyakini lebih irit.

Xiaomi Mi 5

Penggunaan Snapdragon 820 juga berarti Mi 5 telah mendukung jaringan LTE Advanced maupun teknologi VoLTE. Xiaomi tak lupa menanamkan chip NFC dan fitur quick charging lewat konektor USB-C – sayang tidak ada wireless charging.

Kamera

Seperti yang sudah disebutkan, kamera belakang Mi 5 rata dengan panel belakangnya. Padahal, Xiaomi sudah menyematkan komponen optik yang cukup mutakhir, seperti sensor 16 megapixel buatan Sony, lensa f/2.0, sistem autofocus phase-detection, kemampuan merekam video 4K 30 fps, dual LED flash, dan optical image stabilization (OIS) 4-axis.

Xiaomi Mi 5

OIS 4-axis ini merupakan inovasi yang belum kita jumpai di smartphone lain, yang biasanya hanya 2-axis. Sederhananya, kamera Mi 5 dapat meredam guncangan secara lebih efisien lagi. Untuk membuktikannya, Xiaomi telah menyertakan video demonstrasi yang menampilkan Mi 5 dan iPhone 6S Plus. Di sini kita bisa melihat betapa stabil hasil rekaman videonya meski perangkat sedang dikocok-kocok.

Untuk kamera depan, Mi 5 mengandalkan lensa f/2.0 dan sensor 4 megapixel dengan ukuran pixel yang lebih besar dibanding standar, dengan tujuan untuk menghasilkan foto selfie yang lebih detail sekaligus jernih di kondisi kurang cahaya.

Harga dan Ketersediaan

Xiaomi akan memasarkan Mi 5 dalam tiga varian. Varian yang paling mahal dijuluki Mi 5 Pro, mengemas spesifikasi di atas dan kapasitas penyimpanan 128 GB (tanpa slot microSD). Varian ini juga mengemas panel belakang yang terbuat dari bahan keramik zirconia. Harganya berkisar 2.699 yuan, atau sekitar $413.

Xiaomi Mi 5

Di bawahnya ada varian yang memakai spesifikasi serupa, tapi dengan kapasitas penyimpanan 64 GB dan panel belakang kaca standar. Harganya 2.299 yuan, atau sekitar $352. Varian terakhir juga mengemas spesifikasi serupa, tapi kecepatan prosesornya sedikit diturunkan jadi 1,8 GHz dan kapasitas penyimpanannya cuma 32 GB. Harganya 1.999 yuan, atau kurang lebih $306.

Pemasarannya akan dimulai di Tiongkok terlebih dulu pada tanggal 1 Maret mendatang, lalu menyusul ke negara-negara lainnya. Mi 5 ditawarkan dalam tiga pilihan warna: hitam, putih dan emas.

Sumber: MIUI.

Dongle Samsung Connect Auto Ubah Mobil Biasa Jadi Smart Car

Di era saling terhubung ini, produsen otomotif dunia mulai menyadari pentingnya dukungan teknologi mobile dalam kendaraan. Mereka berlomba-lomba memasukan segala macam fitur pintar, sampai meraciknya agar mobil bisa berjalan sendiri. Namun bagaimana nasib kendaraan-kendaraan tua yang terlahir tanpa kapabilitas ‘smart‘? Samsung punya solusinya.

Di Mobile World Congress 2016, sang raksasa consumer electronics asal Korea Selatan itu menyingkap Samsung Connect Auto, sebuah dongle yang bisa mengubah kendaraan normal menjadi mobil pintar. Samsung mencoba menawarkan tiga hal: peningkatan faktor keamanan, membuat mobil lebih ramah lingkungan, serta memberikan pengalaman lebih menyenangkan dalam berkendara.

Samsung Connect Auto tersambung ke port OBD (on-board diagnostics) II di bawah setir. Setelah terkoneksi, device memberikan panduan real-time bagi pengemudi untuk memperbaiki kebiasaan mereka, contohnya membimbing kita menghemat pemakaian bensin atau mengawasi kesehatan mobil. Selain itu, topangan jaringan 4G memastikan para penumpang selalu online.

Samsung Connect Auto 02

Samsung menjelaskan, tulang punggung dari Connect Auto adalah platform Tizen dan sistem hasil racikan Knox, fasilitator solusi keamanan enterprise. Knox menyediakan hardware maupun software, termasuk aplikasi. Dengannya, Connect Auto mendorong kita untuk selalu mengutamakan keselamatan di jalan. Namun seandainya kecelakaan tidak terelakkan, sistem langsung mengubungi orang-orang terdekat dan layanan darurat.

Lalu jika lupa lokasi parkir, Anda dapat menggunakan app Find My Car. Aplikasi memanfaatkan GPS untuk memudahkan pemilik menemukan mobilnya. Melengkapi 4G LTE dan GPS, Wi-Fi hotspot memberikan akses internet pada penumpang, sehingga mereka bisa menikmati streaming video atau bermain game online. Fitur pendukung hiburan ini memang cocok digunakan di mobil keluarga.

Samsung Connect Auto 03

Connect Auto juga memberikan analisis terhadap konsumsi bensin melalui algoritma khusus – menghitung jarak, waktu perjalanan dan harga per galon. Hebatnya lagi, Anda bukan cuma dapat berhemat dari sisi pemakaian bahan bakar, tapi juga dalam aspek pemeliharaan komponen mobil. Device menyajikan teknisi virtual yang bertugas mengawasi keadaan kendaraan. Saat diperlukan, ia segera mengingatkan Anda untuk melakukan servis demi mengurangi biaya perbaikan.

Sebagai pelengkap, khusus buat profesional yang sering menghabiskan waktu di jalan, Connect Auto merekam perjalanan, secara otomatis merangkumnya di email untuk memudahkan user mengetahui biaya perjalanan.

Connect Auto rencananya akan diluncurkan pertama kali di Amerika Serikat dengan jaringan AT&T di triwulan kedua tahun ini.

Sumber: Samsung.com.

Google Buat Robot Unik yang Bisa Ubah Foto Wajah Menjadi Sketsa

Di tengah-tengah hebohnya pengungkapan smartphone canggih dan headset virtual reality di ajang Mobile World Congress, tim Google tak lupa mendemonstrasikan eksperimen-eksperimen menarik dalam upaya mengeksplorasi potensi perangkat bergerak. Dan satu karya baru mereka berpeluang ‘mencuri’ lapangan pekerjaan seniman, khususnya para ahli gambar.

Di tenda Android Experiments, tim Creative Lab Google memamerkan sebuah robot unik. Didukung aplikasi dan smartphone, ia dapat mengubah foto wajah Anda di handset menjadi sketsa. Meskipun hasilnya ‘kasar’ dan tidak sedetail pelukis kawakan, device mampu membaca dan menuangkan karakteristik muka. Dan hebatnya lagi, robot menggambar secara vertikal.

Cara kerja perangkat cukup kompleks. Creative Lab menghubungkan smartphone Android (Nexus 6P) ke board microcontroller IOIO untuk mengendalikan pena di modul bermotor yang digantung oleh dua kawat. Handset Nexus 6P menangani segala proses komputasi dari mulai pengambilan foto, pengendalian prosedur sketsa, sampai pembuatan garis.

Google Creative Labs Sketch Robot 01

Setelah Anda mengambil selfie, data gambar segera diubah menjadi rangkaian koordinat segitiga via algoritma khusus buat memetakan wajah. Berbekal titik-titik tersebut, robot bisa menggambar di atas kertas dengan drawing pen. Untuk menciptakan satu ilustrasi, robot menghabiskan waktu antara tiga sampai lima menit. Melihat hasilnya, hitungan menit tidaklah terlalu lama.

Gambar-gambar robot Creative Lab memang belum dapat masuk ke kategori potret realistis. Walaupun bisa mengetahui area gelap dan terang, ia belum mampu menyampaikan tingkat ketajaman tinggi. Area-area seperti mata dan bibir belum tersaji dengan detail. Meski demikian, jika kita takar dari sisi seni, ilustrasi tidak kalah apik dari gambar manusia. Namun menurut The Guardian, seniman tak perlu merasa terancam.

Jonathan Jones bilang, banyak aspek dari kecerdasan manusia yang tidak bisa ditiru robot, salah satunya adalah pembuatan gambar potret. Mesin Creative Lab hanya memetakan muka, tapi tidak dapat menangkap ekspresi. Ia menganalogikan robot tersebut sebagai mainan Spirograph atau automaton high-tech. Untuk menghasilkan karya seni, subjek harus memiliki niat dan keinginan.

Tentu saja Google tidak bermaksud menggantikan para seniman dengan makhluk mekanik, mereka hanya ingin menujukkan kemudahaan mengutak-utik software open source dan mendorong developer untuk menciptakan penemuan-penemuan baru. Robot Creative Lab bukanlah proyek komersial, tim tidak berniat menjualnya.

Video demonya bisa Anda simak di sini.

Sumber: MashableThe Next Web & Ubergizmo.

Berkat Platform Baru, Cyanogen OS 13 Bakal Diperkuat Integrasi Layanan Microsoft

Sebagai salah satu pelopor dunia modifikasi OS Android, Cyanogen pastinya paham betul tentang pentingnya peran software dalam meningkatkan pengalaman pengguna smartphone. Namun demikian, pihak pembuat maupun yang memodifikasi sistem operasi tentunya tidak bisa memenuhi seluruh permintaan konsumen yang beraneka ragam. Untuk itu, dibutuhkan bantuan aplikasi atau layanan pihak ketiga.

Sayangnya, menurut Cyanogen, aplikasi maupun layanan-layanan pihak ketiga ini terkesan terisolasi di dalam kandangnya masing-masing. Gampangnya begini: aplikasi Skype punya fitur dialer untuk melakukan panggilan ke pesawat telepon biasa – dengan catatan pengguna punya Skype credit – sedangkan aplikasi Dialer bawaan Android juga punya fitur yang sama. Kalau memang fiturnya sama, kenapa tidak dijadikan satu saja?

Berangkat dari ide semacam itu, Cyanogen memperkenalkan sebuah platform baru yang mereka juluki MOD. MOD pada dasarnya memungkinkan pengembang aplikasi atau layanan untuk mengintegrasikan produknya ke dalam Cyanogen OS. Pengguna bebas meng-install berbagai macam integrasi ini guna meningkatkan fungsionalitas perangkatnya.

Integrasi Cortana pada Cyanogen OS 13

Untuk mengawalinya, Cyanogen telah bermitra dengan Microsoft. Di sini Microsoft telah menyiapkan integrasi empat produk andalannya: Cortana, Skype, Hyperlapse dan OneNote. Dalam kasus Cortana, asisten virtual ini nantinya bisa mengakses fungsi yang lebih lengkap di Cyanogen OS. Contoh yang paling mudah, pengguna bisa menginstruksikan Cortana untuk membuka aplikasi kamera dan mengambil selfie dalam hitungan ketiga.

Selanjutnya, aplikasi Dialer di Cyanogen OS bakal dilengkapi fitur VoIP berkat integrasi Skype di dalamnya. Hal ini berarti pengguna bisa melakukan panggilan suara atau video, atau bahkan panggilan video grup melalui aplikasi Dialer bawaan Cyanogen OS – tidak usah repot-repot mengunduh dan membuka aplikasi Skype lagi.

Integrasi Skype pada Cyanogen OS 13

Sejauh ini bisa kita lihat betapa luasnya potensi yang diusung platform MOD. Integrasi Hyperlapse misalnya, memungkinkan pengguna untuk mengambil video yang amat stabil dan mulus hanya dengan menggunakan aplikasi kamera bawaan Cyanogen OS. Contoh lain, pengguna bisa melakukan pemesanan Uber lewat aplikasi kalender bawaan.

Cyanogen akan bekerja sama langsung dengan pihak pengembang hardware maupun aplikasi dan layanan. Mereka telah menyiapkan program khusus bernama MOD Ready Program guna memastikan distribusi platform ini bisa berjalan mulus dan meluas dengan cepat. Platform MOD ini akan tersedia untuk perangkat yang menjalankan Cyanogen OS 13.0 ke atas mulai bulan depan.

Buat yang masih penasaran dengan bagaimana mulusnya integrasi yang dibawa oleh platform MOD ini, silakan tonton video hands-on dari The Verge di bawah ini.

Sumber: Cyanogen.

Epson Umumkan Kacamata Pintar Terbarunya, Moverio BT-300

Masih ingat dengan kacamata pintar Epson Moverio BT-200? Di saat kehadiran Google Glass versi baru masih berupa misteri, Epson rupanya sudah mencuri start terlebih dulu. Pada ajang MWC 2016, pesaing Canon di pasar printer tersebut meluncurkan Moverio BT-300, yang tak lain merupakan kacamata pintar generasi terbarunya.

Dibanding pendahulunya, BT-300 punya desain yang lebih menarik sekaligus lebih ringkas. Dimensinya lebih tipis dan bobotnya secara keseluruhan lebih ringan 20 persen. Perbaikan desain ini juga dimaksudkan supaya BT-300 bisa dikenakan di atas kacamata biasa dan tidak membuat hidung terasa cepat lelah.

Selain desain, Epson juga banyak membenahi jeroannya menjadi lebih canggih lagi. Layarnya kini punya resolusi HD (1280 x 720 pixel) dan memakai panel Si-OLED (Silicon OLED). Menurut Epson, panel layar ini sanggup menghasilkan tone warna hitam yang lebih pekat, yang pada akhirnya berujung pada proyeksi spektrum warna yang lebih luas dan konten pun bisa tampak lebih realistis.

Epson Moverio BT-300

Sama seperti kedua pendahulunya, Epson Moverio BT-300 masih ditemani oleh sebuah unit kontrol yang tersambung oleh kabel. Unit ini bertanggung jawab atas segala pengolahan konten, termasuk menjalankan sistem operasi Android 5.1. Di dalamnya tertanam prosesor quad-core Intel Atom X5 berkecepatan 1,44 GHz, bukan lagi buatan Texas Intruments.

Perubahan mencolok lain adalah kamera 5 megapixel yang menggantikan kamera VGA milik pendahulunya. Untuk mengambil gambar, pengguna hanya perlu menerapkan gesture di depan pandangannya karena perangkat ini sudah dilengkapi dengan sensor pengenal gerakan, sanggup mengubah pandangan menjadi ibarat kanvas digital.

Apa saja skenario penggunaan Moverio BT-300? Cukup banyak. Dari sisi konsumen, perangkat ini bisa menjadi teman saat sedang membakar lemak di gym berkat teknologi augmented reality. Untuk pemilik drone, perangkat ini akan menampilkan apapun yang sedang direkam oleh si robot terbang langsung ke pandangan Anda, tapi di saat yang sama Anda masih sadar akan posisi dan apa saja yang ada di sekitar Anda.

Kendati demikian, Epson masih menargetkan produk ini ke kalangan enterprise untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Gampangnya, perangkat ini tidak dimaksudkan untuk dipakai secara terus-menerus layaknya sebuah kacamata biasa. Hal itu juga yang menjelaskan mengapa BT-300 masih ditemani oleh sebuah unit kontrol yang tersambung dengan kabel.

Soal harga, Epson masih belum mau memastikannya, namun diperkirakan berkisar di angka $700 – $800 – tidak jauh berbeda dibanding kedua pendahulunya. Pemasarannya dijadwalkan pada kuartal keempat tahun ini, tapi bisa saja berubah.

Sumber: Epson dan TechCrunch.

Garmin Rilis Dua Perangkat Wearable Anyar, Vivofit 3 dan Vivoactive HR

Kemeriahan event Mobile World Congress 2016 di Barcelona dimanfaatkan Garmin untuk memperkenalkan dua perangkat wearable terbarunya: Garmin Vivofit 3 dan Garmin Vivoactive HR. Keduanya merupakan suksesor yang membawa sejumlah peningkatan, baik dari segi fitur maupun estetika.

Garmin Vivofit 3

Garmin Vivofit 3

Sejak generasi pertamanya, Vivofit secara spesifik ditujukan buat konsumen yang sekadar memerlukan fitness tracker sederhana yang bisa diandalkan setiap harinya. Vivofit 3 masih mempertahankan esensi tersebut, namun desainnya kini telah diperbarui sehingga tampak lebih fashionable.

Layarnya kini mengecil, tapi tidak masalah karena pengguna sekarang bisa mengganti strap-nya dengan gaya yang bermacam-macam. Semua fitur tracking-nya masih tersedia, mulai dari memonitor jumlah langkah kaki, kalori yang terbakar dan fitur sleep tracking secara otomatis.

Namun perubahan yang paling menonjol adalah kehadiran fitur bernama Move IQ. Fitur ini pada dasarnya memungkinkan Vivofit 3 untuk mengenali berbagai macam aktivitas fisik, termasuk berlari, bersepeda atau berenang, lalu memulai proses tracking dengan sendirinya. Kedengarannya tidak asing? Ya, cara kerjanya memang mirip seperti fitur SmartTrack milik Fitbit.

Atribut penting pendahulunya turut dipertahankan oleh Vivofit 3, yakni daya tahan baterai selama satu tahun penuh. Ia mengemas baterai kancing standar seperti yang biasa dipakai oleh jam tangan, jadi Anda tak perlu dipusingkan dengan charging sama sekali.

Vivofit 3 akan dipasarkan mulai kuartal kedua tahun ini seharga $100. Garmin juga akan menawarkan bundle berisi dua strap ekstra karya desainer ternama seharga $40. Contohnya bisa Anda lihat sendiri pada gambar di atas.

Garmin Vivoactive HR

Garmin Vivoactive HR

Selain Vivofit 3, Garmin turut memperkenalkan suksesor dari smartwatch Vivoactive. Didapuk Vivoactive HR, desainnya kini jauh lebih modis daripada pendahulunya. Layarnya masih menggunakan panel sentuh berwarna yang selalu menyala, serta dapat dibaca dengan mudah meski berada di bawah terik matahari.

Penambahan label “HR” menandakan bahwa smartwatch ini sekarang punya kemampuan memonitor laju jantung pengguna secara konstan. Garmin memakai teknologi rancangannya sendiri, sama seperti yang tersematkan dalam Garmin Forerunner 235. Tidak ketinggalan pula kehadiran barometric altimeter yang memungkinkannya untuk memonitor tingkat elevasi.

Smartwatch ini masih ditenagai oleh software Garmin Connect IQ yang memberikan kebebasan bagi pengguna untuk mengunduh aplikasi maupun watch face ekstra dengan mudah. Bersamaan dengan itu, hadir pula fitur Move IQ seperti yang dimiliki Vivofit 3 tadi.

Soal daya tahan baterai, Garmin mengklaim Vivoactive HR bisa bertahan selama 8 hari meski digunakan untuk memonitor aktivitas maupun laju jantung secara terus-menerus. Hanya saja kalau pengguna turut mengaktifkan fungsi GPS, daya tahan baterainnya akan menurun drastis menjadi 13 jam saja.

Sama seperti Vivofit 3, Vivoactive HR bakal meluncur ke pasaran mulai kuartal kedua tahun ini seharga $250. Konsumen juga bisa membeli strap ekstra dalam berbagai pilihan warna, masing-masing dihargai $30.

Sumber: Garmin 1, 2 via Wareable 1, 2.