Laptop 14-Inci Tertipis di Dunia, Acer Swift 7 (2019), Tiba di Indonesia

Salah satu tujuan utama penciptaan PC laptop adalah untuk menyajikan perangkat komputasi berdesain ringkas dan portable pada pengguna. Konsep ini terus diusung oleh para produsen hardware sampai sekarang, dan kian canggihnya teknologi memungkinkan mereka menciptakan produk-produk super-tipis yang beberapa tahun silam mungkin tak pernah kita bayangkan.

Di segmen tersebut, sebuah terobosan diajukan oleh Acer. Di CES 2019, Acer memperkenalkan inkarnasi terkini dari lini Swift 7 dengan desain yang memecahkan sejumlah rekor. Swift merupakan perangkat kelas premium yang menawarkan tingkat ketipisan dan portabilitas maksimal. Model terbarunya, berkode SF714-52T, diklaim sebagai notebook paling ramping di planet Bumi saat ini.

Swift 7 4

Kurang lebih lima bulan setelah pengungkapan itu, Acer akhirnya resmi menghadirkan Swift 7 varian 2019 di Indonesia. Presiden direktur Herbet Ang menjelaskan bagaimana ketersediaan perangkat ini menunjukkan kepemimpinan Acer di lini laptop ultra-tipis. Ia turut mengungkapkan sejumlah penghargaan bergengsi yang sudah diterima Swift 7 2019, di antaranya IF Design Award 2019, Reddot Award, lalu produk juga menjadi Honoree CES 2019 Innovation Award.

Swift 7 14

 

Desain tipis inovatif

Ada banyak hal harus dilakukan kompetitor untuk melampaui standar yang telah Swift 7 2019 tetapkan. Ia merupakan laptop berlayar 14-inci yang menyuguhkan form-factor 12-inci, memiliki ketebalan hanya 9,95-milimeter dan berat 890-gram. Di acara pers kemarin, Acer mencoba menunjukkan ringannya Switch 7 SF714-52T dengan mengangkatnya menggunakan balon helium.

Swift 7 13

Tubuh laptop ultra-thin ini dibangun dari kombinasi logam magnesium, aluminium dan lithium. Perpaduan material-material premium ini dipercaya memastikan Swift 7 memiliki daya tahan lebih tinggi terhadap benturan serta tekanan. Dalam presentasinya, pre-sales manager Dimas Setyo sempat mengangkat laptop ini memakai kedua jari di bagian layar, menunjukkan bahwa notebook tersebut tak hanya enteng, namun juga punya struktur yang tangguh.

Swift 7 6

Notebook mempunyai rasio panjang dan lebar 317×191-milimeter, yang Acer klaim 40 persen lebih kecil dari rata-rata perangkat 14-inci. Dan salah satu bagian terbaik di aspek desain Switch 7 2019 terletak pada display. Dari spesifikasi layar, laptop memang belum menyajikan suatu terobosan besar. Namun panel sentuh full-HD di sana diproteksi oleh lapisan Corning Gorilla Glass 6 serta dibingkai oleh bezel yang sangat tipis, cuma setebal 2,57-milimeter.

Swift 7 7

Desain Swift 7 2019 sendiri boleh dikatakan konservatif. Notebook ultra-thin ini mengusung engsel standar, layarnya tidak bisa diratakan dengan tubuh, apalagi diputar 360 derajat. Papan ketiknya lengkap dan lapang, menggunakan layout tenkeyless serta dibekali backlight LED putih dan touchpad yang luas .Di Indonesia, Acer menyediakan dua pilihan warna, yaitu hitam dan putih ‘mutiara’.

Swift 7 8

Mungkin efek samping dari begitu tipisnya Swift 7 adalah berkurangnya jumlah konektivitas fisik. Tapi meski Acer tidak bisa mencantumkan rangkaian port secara lengkap, mereka tak mau mengecewakan konsumen. Sebagai kompensasinya, tim desainer membubuhkan dua port USB type-C dengan teknologi Thunderbolt 3.0 plus port audio 3,5mm. Koneksi nirkabelnya juga cukup mutakhir. Ada Wi-Fi 802.11 ax serta Bluetooth 5.0.

Swift 7 5

Aspek terunik dari Swift 7 2019 ialah penempatan webcam HDR. Ketika umumnya produsen menaruh webcam di atas atau bawah layar, kamera laptop ini diposisikan pada body, di dekat tombol angka ‘1’, dapat dikeluarkan dari slot dengan menekannya.

Swift 7 9

 

Hardware di dalam

Dalam menangani tugas sehari-hari – baik untuk bekerja maupun menghidangkan konten hiburan – Swift 7 2019 bersandar pada prosesor Intel Core i7-8500Y dengan GPU terintegrasi  HD Graphics 615, dibantu RAM 16GB dan penyimpanan berbasis solid-state drive berkapasitas 512GB. Baterainya sendiri diklaim mampu bertahan hingga 12 jam pemakaian – cukup lama, tapi bukan durasi terpanjang di segmen laptop ultra-thin saat ini.

Swift 7 10

Perlu diketahui bahwa prosesor Intel Core Y-series dipilih karena komponen ini mengonsumsi tenaga lebih kecil dibanding U-series dengan sedikit kompensasi pada performa. Dan walaupun tim Acer belum mengonfirmasinya, saya menduga Swift 7 2019 memanfaatkan sistem pendingin pasif, mengingat ukuran notebook yang begitu ramping.

Swift 7 2

Dengan begini, saya mendapatkan kesan bahwa Swift 7 2019 lebih dirancang sebagai produk lifestyle ketimbang alat kreasi konten atau pengolahan tugas berat. Tentu saja Anda tetap bisa menggunakannya untuk bekerja, menonton video, atau bermain game-game ringan (Stardew Valley, Terraria, Shovel Knight atau Hyper Light Drifter), namun ia mungkin bukanlah perangkat paling ideal buat desain grafis kelas berat serta menjalankan permainan-permainan blockbuster.

Swift 7 3

Lalu untuk siapa sebetulnya Swift 7 2019 ditujukan, apalagi ia bukanlah produk yang murah? Saya pribadi membayangkan bagaimana laptop digunakan oleh para CEO, petinggi perusahaan (Swift 7 dimiliki secara pribadi oleh presiden direktur Acer Indonesia Herbet Ang), atau siapapun  yang membutuhkan perangkat komputasi cukup mumpuni dengan berdesain stylish.

Swift 7 15

 

Harga, ketersediaan dan opsi alternatif

Acer Swift 7 SF714-52T sudah mulai dipasarkan di Indonesia, dan bisa Anda miliki dengan mengeluarkan uang sebesar mulai dari Rp 30 juta. Desain tipis dan build quality kelas atas memang membuat harganya membengkak, tapi Acer juga telah menyiapkan opsi yang lebih terjangkau, di antaranya Swift 5 (mulai Rp 15,2 juta), Swift 3 Acer Day Edition (mulai Rp 9,5), Swift 3 (mulai Rp 8,7 juta), dan Swift Infinity (mulai Rp 12 juta).

Teknologi AMD Hadir di Asus VivoBook Baru, Tawarkan Fitur Premium di Harga Terjangkau

Dengan memerhatikan perkembangan industri, tak sulit bagi kita untuk mengetahui bahwa saat ini AMD sedang berapi-api. Konsumen merespons positif penawaran AMD dan para vendor berbondong-bondong mengadopsi teknologinya di produk mereka – termasuk pada perangkat komputasi portable. Dan bukan rahasia lagi Sony dan Microsoft menggunakan AMD sebagai basis dari console game next-gen.

Minggu ini, Asus mengundang media di Indonesia untuk mengikuti peluncuran dua laptop gaming anyar. Dan di tengah-tengah acara pengenalan itu, sang perusahaan hardware asal Taiwan menyisipkan satu perangkat kelas mainstream yang bisa digunakan untuk bekerja serta menghibur diri, bernama VivoBook Ultra A412DA.

Vivobook Ultra 7

Memang bukan hal baru bagi Asus untuk melepas produk baru secara berbarengan (dan dalam jumlah banyak). Dan meski VivoBook Ultra A412DA bukan disiapkan untuk menjalankan game-game blockbuster berat, ia masih mempunyai benang merah dengan ROG Zephyrus GA502DU dan TUF Gaming FX505: sama-sama memanfaatkan teknologi persembahan AMD berupa prosesor Ryzen mobile dan GPU Radeon.

Country manager Jimmy Lin menerangkan bagaimana Asus selalu mencoba memberikan pilihan lengkap bagi konsumen. Karena hal inilah mereka menghadirkan notebook super-tipis anyar di keluarga VivoBook yang dibekali prosesor Ryzen mobile generasi kedua. Selain performa tinggi, Lin menjanjikan konsumsi baterai yang hemat serta fitur-fitur ala produk premium dan keunggulan di aspek desain.

Vivobook Ultra 9

 

Ringkas dan atraktif

VivoBook Ultra A412DA merupakan laptop berlayar 14-inci dengan desain ultra-thin. Penampilannya mungil dan tipis, mempunyai dimensi 32,2×21,2×1,9-sentimeter dan berat cuma 1,5kg. Itu berarti laptop tak hanya gampang dibawa-bawa, namun juga mudah diselipkan dalam tas – termasuk tas jinjing wanita. Panel di sana mengusung resolusi full-HD, berstandar output NTSC 45 persen, disertai lapisan anti-glare demi meminimalkan gangguan akibat pantulan.

Vivobook Ultra 1

Yang membuat VivoBook Ultra A412DA tampil lebih manis adalah penggunaan bezel NanoEdge dengan area bingkat berketebalan cuma 5.7-milimeter, memaksimalkan rasio layar ke tubuh hingga 87 persen. Lalu ketika produsen umumnya menawarkan pilihan warna standar – seperti hitam, silver/abu-abu metalik atau emas – Asus mencoba bermain-main dengan opsi merah dan biru. Itu berarti, ada lebih besar peluang bagi VivoBook Ultra A412DA untuk menarik perhatian pengguna berusia muda.

Vivobook Ultra 2

Tapi terlepas dari pemanfaatan desain minimalis, Asus berupaya menjaga aspek konektivitas fisiknya tetap langkap. VivoBook Ultra A412DA didukung oleh masing-masing satu port USB 3.0 type-C, USB 3.1 type-A, USB 2.0 type-A, HDMI, card reader microSD, serta port audio 3,5-milimeter.

Vivobook Ultra 4

 

CPU dan GPU dari AMD

Dalam menangani tugas sehari-hari, VivoBook Ultra A412DA mengandalkan dua komponen utama persembahan Advanced Micro Devices, yaitu prosesor Ryzen generasi kedua seri 3000 beserta GPU terintegrasi Radeon RX Vega. Asus bilang, komponen ini sanggup menghidangkan performa grafis layaknya laptop berkartu grafis discrete serta mampu menyajikan ‘pengalaman hiburan premium’.

Vivobook Ultra 6

Dua hardware esensial di atas ditopang oleh memori RAM DDR4 4- atau 8-gigabyte, penyimpanan berbasis hard drive seluas 1-terabyte, serta baterai lithium-polymer 37WHrs yang kabarnya punya umur tiga kali lipat lebih awet dibanding baterai laptop standar. Ketika di-charge dari kondisi kosong, baterai bisa mencapai 60 persen dalam waktu 49 menit.  Lalu demi mendukung penyuguhan konten lebih jauh, Asus mencantumkan speaker dengan sistem audio Sonic Master.

Vivobook Ultra 5

Untuk menyederhakan akses, Asus tak lupa menyediakan sensor pembaca sidik jari yang terintegrasi dengan Windows Hello. Fitur ini memperkenankan kita untuk log-in tanpa perlu memasukkan password. Dan di sisi konektivitas nirkabel, terdapat Wi-Fi dual-band 802.11ac dan Bluetooth 4.2.

Vivobook Ultra 8

 

Harga dan ketersediaan

Sama seperti ROG Zephyrus GA502DU dan TUF Gaming FX505, konsumen di Indonesia sudah dipersilakan untuk membeli VivoBook Ultra A412DA. Harganya sangat terjangkau, berada di bawah Rp 10 juta. Di tanah air, Asus menyediakan dua varian A412DA, yakni model berprosesor Ryzen 3 (dibanderol Rp 6,6 juta) dan Ryzen 5 (seharga Rp 8,6 juta).

Asus Percayakan Teknologi AMD Untuk Mempersenjatai 2 Lini Laptop Gaming Barunya

Hanya butuh waktu singkat bagi AMD untuk mengubah citra produk mereka dari yang berkesan ‘boros tenaga’ hingga jadi pendukung perangkat-perangkat berdesain tipis. Saat ini, Anda bisa menemukan prosesor Ryzen dan kartu grafis Radeon di beragam lini laptop dari berbagai vendor, dimanfaatkan oleh tipe-tipe terjangkau hingga varian premium – termasuk notebook khusus gaming.

Saya masih ingat keengganan Asus beberapa tahun silam untuk mencantumkan teknologi AMD di lini Republic of Gamers. Tapi hal itu sudah berubah. Ryzen dan Radeon tak hanya jadi pilihan, namun merupakan bagian esensial di ekosistem ROG. Dan di minggu terakhir bulan Juni ini, perusahaan hardware asal Taiwan itu meluncurkan rentetan produk bersenjata chip Advanced Micro Devices di Indonesia. Dua di antaranya didedikasikan buat gaming.

Asus AMD 15

Perangkat-perangkat gaming portable yang Asus perkenalkan di tanah air meliputi ROG Zephyrus GA502DU dan TUF Gaming FX505. Keduanya ditujukan pada jenis konsumen berbeda: TUF Gaming adalah sepupu ROG yang disiapkan sebagai laptop gaming entry-level. Ia mempersilakan Anda menikmati permainan-permainan populer tanpa menuntut Anda menghabiskan seluruh tabungan di bank. Zephyrus sendiri merupakan notebook gaming berdesain ultra-thin, menawarkan mobilitas maksimal tanpa mengorbankan performa.

 

ROG Zephyrus GA502DU

Produk ini Asus klaim sebagai ‘laptop berprosesor AMD Ryzen mobile generasi kedua seri 3000 paling tipis dan ringan di dunia’. Saya belum bisa memastikan kebenaran klaim ini, tapi seperti anggota keluarga Zephyrus lain, wujud GA502DU tetap mengesankan. Dari nama modelnya, mungkin Anda juga sudah mengetahui bahwa Zephyrus GA502DU mempunyai desain ‘lebih mainstream‘ seperti laptop pada umumnya.

Asus AMD 8

Zephyrus GA502DU menyuguhkan layar 15,6-inci full-HD 120Hz berteknologi AMD Freesync untuk meminimalkan efek tearing dan stuttering. Panel itu dibingkai oleh bezel tipis berketebalan 6,2mm, sehingga laptop 15-inci tersebut dapat disuguhkan di form factor 14-inci. Tak seperti Zephyrus GX, papan ketik dan serta touchpad diposisikan secara ‘normal’, dan semuanya dikemas dalam tubuh setipis 20-sentimeter dengan bobot cuma 2,1kg.

Asus AMD 9

Laptop mempunyai segala kelengkapan standar perangkat gaming, termasuk dukungan fitur anti-ghosting N-Key Rolloever, akses mudah ke software ROG Armoury Crate serta ke teknologi GameFirst V untuk mengustomisasi prioritas bandwidth, hingga sistem audio ‘Smart Amp’ yang dikombinasikan bersama dua speaker di depan buat menghasilkan suara dua kali lebih lantang serta bass 3,5 kali lebih menendang.

Asus AMD 10

Sisi penampilannya cukup rendah hati, dan sedikit berbeda dari laptop ROG lain. Identitas gaming di sana Asus tekankan lewat logo mata ROG dengan LED merah di bagian punggung. Namun uniknya, tak ada sistem RGB di papan ketiknya. Asus cuma memanfaatkan backlight LED berwarna putih. Tentu saja, hal-hal terpenting di laptop ini berada di dalam – bukan hanya di luar.

Untuk menangani berbagai macam game dan aplikasi, Asus mempercayakan duet unik antara prosesor AMD Ryzen 7 3750H dan kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1660 Ti yang juga diintegrasikan dengan Radeon Vega 10. Komponen-komponen ini turut dibantu oleh kehadiran RAM DDR4 8GB, penyimpanan berbasis SSD NVMe PCe seluas 512GB, baterai yang menjanjikan hingga 8 jam pemakaian, serta sistem pendingin berbasis sepasang kipas 83-bilah berteknologi pintar – mampu men-switch mode dan membersihkan debu secara otomatis.

 

 

TUF Gaming FX505

Di kelas entry-level, Asus tak hanya memasukkan satu, melainkan menyuguhkan lima opsi konfigurasi TUF Gaming FX505. Laptop ini kembali mengusung sertifikasi kelas militer yang dikemas dalam rancangan simpel. Seperti Zephyrus GA502DU, TUF Gaming FX505 lagi-lagi mengandalkan teknologi AMD, dan hal menarik darinya adalah, laptop juga mengadopsi fitur-fitur varian high-end.

Asus AMD 1

Contohnya bisa kita lihat dari bagian luar TUF Gaming FX505. Layar 15,6-inci FHD di sana turut dilengkapi teknologi AMD FreeSync 120Hz dan bingkai NanoEdge berketebalan 6,5mm. Asus tidak lupa mencantumkan sistem pencahayaan LED RGB pada keyboard dan memperkenankan Anda untuk mengustomisasinya. Dan melengkapi sertifikasi STD 810G, bagian papan ketiknya diklaim dapat tetap bekerja normal bahkan setelah ditekan sampai 20 juta kali.

Asus AMD 2

Dalam mengerjakan tugasnya, TUF Gaming FX505 bersandar pada prosesor AMD Ryzen. Asus menyediakan dua pilihan, yakni Ryzen 5 3550H dan Ryzen 7 3750H. Selain itu tersedia pula empat opsi GPU yang bisa Anda gunakan: AMD Radeon RX 560X, Nvidia GeForce GTX 1050, GTX 1650, serta GTX 1660 Ti. Di dalam, Anda juga dapat menemukan RAM DDR4 8GB dan penyimpanan berupa SSD atau HDD. SSD 512GB tersedia di tipe FX505DU, sedangkan model FX505DD, FX505DY dan FX505DT memanfaatkan storage berjenis hard disk 1TB.

Asus AMD 3

Lalu untuk mendinginkan hardware-hardware di dalam, Asus menggunakan solusi Hypercool. Sistem ini terdiri dari dua kipas yang mempunyai fitur anti-dust. Ketika diaktifkan, anti-dust segera membuang debu yang terkumpul di kipas lewat saluran khusus.

 

Harga dan ketersediaan

Asus kabarnya sudah mulai memasarkan ROG Zephyrus GA502DU dan TUF Gaming FX505 di Indonesia. Zephyrus versi AMD Ryzen bisa Anda miliki dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 20,3 juta – sebuah harga yang relatif terjangkau buat produk kelas ROG. Sedangkan lima model TUF Gaming FX505 dijajakan di kisaran belasan juta rupiah. Berikut detailnya:

  • FX505DD: Rp 10,1 juta
  • FX505DY: Rp 11,3 juta
  • FX505DT Ryzen 5: Rp 12,3 juta
  • FX505DT Ryzen 7: Rp 14,3 juta
  • FX505DU: Rp 16,3 juta

Asus AMD 14

MiniBook Ialah ‘Mobile Workstation’ Mungil Berdesain Convertible

Banyak orang masih membayangkan workstation sebagai alat komputasi berukuran besar untuk kebutuhan teknis atau ilmiah. Pandangan ini pelan-pelan berubah setelah versi mobile-nya bermunculan. Teknologi memungkinkan produsen memampatkan hardware-hardware berkinerja tinggi di perangkat berukuran mungil, termasuk laptop-laptop berdesain ultra-thin.

Sejak ide itu diajukan, rancangan dan penyajian mobile workstation tidak banyak berubah – kecuali pada tingkat ketipisan produk. Namun sebuah perusahaan asal Shenzhen bernama Chuwi mencoba sesuatu yang berbeda. Mereka mengajukan sebuah pertanyaan: bagaimana seandainya workstation tak cuma berukuran kecil, tapi juga dapat digunakan layaknya notebook convertible? Inilah dasar dari penggarapan MiniBook.

Sederhananya, MiniBook adalah mobile workstation berukuran saku (volumenya kurang lebih hanya seperempat laptop tradisional), sehingga memudahkan kita menyimpan dan membawa-bawanya. Aspek terunik dari desain MiniBook sendiri ialah kehadiran sepasang engsel putar 360 derajat, yang memungkinkan perangkat digunakan secara terbalik atau dalam mode tablet berkat dukungan layar sentuh.

“Lewat riset, kami menyadari bahwa perangkat ultra-mobile personal computer yang banyak tersedia di pasar masih menyimpan kekurangan,” tulis Chuwi di laman Indie Gogo, “hal inilah yang menginspirasi kami untuk mengembangkan MiniBook. Tujuannya adalah buat mengoptimalkan pengalaman penggunaan para user.”

MiniBook menyajikan layar sentuh seluas 8-inci dengan dimensi 20,1×12,8×1,9-sentimeter. Saat mengangkat layarnya, Anda disuguhkan keyboard berdesain padat dipadu tombol abjad lengkap. Desainer Chuwi tetap memerhatikan jarak antar tuts sehingga kegiatan mengetik tetap nyaman, sembari menawarkan opsi layout Inggris atau Jepang. Bagian display-nya mengusung rasio 16:10 dan menyajikan resolusi 1920x1200p.

MiniBook 2

Bagi saya, yang sedikit mengganjal adalah bagaimana Chuwi memasarkan MiniBook sebagai mobile workstation ketika pada nyatanya ia memiliki susunan hardware sekelas MacBook Air dan Surface Go.

Perangkat diotaki prosesor Intel Core m3-8100Y, juga ditopang chip grafis Intel HD 615, RAM 8GB LPDDR3 dual-channel, penyimpanan seluas 128GB, serta kamera 2Mp untuk kebutuhan teleconference. Selain itu, tersedia slot ekspansi yang memungkinkan kita menambahkan storage SSD M.2 dan kartu TF.

MiniBook 3

MiniBook juga punya aspek konektivitas yang lebih luas dari produk-produk kompetitor, dibekali satu port USB type-C, USB type-A 3.0 dan 2.0 serta microHDMI. Sebagai komparasi di sisi koneksi, keunggulan MacBook Air hanya terletak pada eksistensi Thunderbolt.

MiniBook 4

Rencananya akan didistribusikan mulai bulan September 2019, MiniBook bisa Anda pesan via situs crowdfunding  Indie Gogo seharga mulai US$ 530. Tersedia pula opsi alternatif yang lebih ekonomis lagi, memanfaatkan prosesor Intel Celeron N4100 seharga US$ 430. Perlu Anda ketahui bahwa Chuwi bukanlah pemain baru di ranah pembuatan laptop mini. Mereka pernah memproduksi beberapa tablet berbasis Windows ala Microsoft Surface.

HP Singkap Omen X 2S 15, Laptop Gaming Berlayar Ganda Pertama di Dunia

Dengan meningkatnya kompetisi di ranah laptop gaming, produsen kini berlomba-loma menyediakan produk yang tak cuma bisa memenuhi kebutuhan gamer, tapi dapat pulamerangkul konsumen di luar segmen itu. Sedikit dampak negatifnya ialah, berkurang pula eksperimen-eksperimen nekat seperti yang terjadi beberapa tahun lalu. Mayoritas dari mereka kini fokus pada aspek portabilitas dan performa.

Tapi ada kejutan menarik dari Hewlett-Packard beberapa minggu sebelum digelarnya Computex Taipei dan E3 2019. Di tengah-tengah acara HP Gaming Festival di kota Beijing, perusahaan PC asal Amerika itu menyingkap Omen X 2S 15, sebuah notebook spesialis gaming pertama yang ngusung dua layar. Konsepnya mungkin akan mengingatkan Anda pada Asus ZenBook Pro, namun HP telah menemukan manfaat esensial (terutama buat gaming) dari kehadiran panel sekunder.

Omen 2

Dalam keadaan tertutup, Omen X 2S 15 mungkin akan terlihat seperti laptop gaming berkonsep minimalis pada umumnya. Tubuhnya didominasi warna hitam, lalu HP tidak lupa membubuhkan logo khas VoodooPC di bagian punggungnya. Omen X 2S 15 adalah notebook berlayar 15,6-inci yang dibingkai oleh bezel tipis ‘micro-edge‘. HP menyediakan pilihan varian 1080p dengan opsi refresh rate 144Hz atau 240Hz, serta versi 4K 60Hz.

Namun ada hal berbeda begitu Anda mengangkat layarnya. Keyboard diposisikan menjorok ke depan dan touchpad diletakkan di pojok kanan – mirip ROG Zephyrus S – untuk memberikan ruang pada display kedua yang berada di dekat engsel. Panel tersebut merupakan jenis layar sentuh LED backlight, memiliki luas 6-inci dan resolusi FHD, yang dapat membantu kita di sejumlah skenario pemakaian.

Omen 4

Dengannya, Anda bisa menyimak/menyaksikan video walkthrough dan mempraktekkannya langsung, menggunakannya untuk mengatur Spotify sembari menemani grinding di dalam game MMO, atau buat mengawasi update chat Twitch atau Discord – semuanya dapat dilakukan tanpa perlu menekan tombol Alt dan Tab. Layar sekunder di Omen X 2S 15 juga dilengkapi fitur screen-mirroring real-time yang bisa menampil bagian tertentu di game, misalnya peta saat Anda menikmati permainan racing.

Untuk sebuah perangkat khusus gamer nomaden, susunan hardware Omen X 2S 15 sama sekali tidak mengecewakan. HP Omen X 2S 15 dipersenjatai prosesor Intel Core generasi kesembilan hingga i9 9880H dan kartu grafis Nvidia GeForce RTX 2070 Max-Q atau 2080 Max-Q, juga dibekali RAM DDR4-3200 sampai 64GB, dan beragam tipe konfigurasi penyimpanan: dari mulai pilihan Intel Optane hingga SSD M.2 NVMe 1TB.

Omen 3

Omen X 2S 15 rencananya akan mulai dipasarkan pada bulan Juni 2019 nanti, pertama kali lewat situs HP.com. Keunikan desain perangkat ini memang berdampak pada harganya. Varian paling dasar dari Omen X 2S 15 dibanderol seharga US$ 2.100. Tipe berlayar 240Hz baru tersedia pada bulan Juli.

Sumber: HP.

Legion Y740 Jadi Andalan Lenovo Indonesia Dalam Bermanuver di Era Laptop Gaming Ray Tracing

Belianya usia Legion dibanding nama-nama seperti MSI dan Republic of Gamers tidak berarti Lenovo minim pengalaman dalam meracik produk-produk khusus gamer. Sebelum peluncuran Legion di CES 2017, produsen asal Tiongkok itu sudah cukup lama menyediakan PC-PC berperforma tinggi penunjang gaming, dan penciptaan sub-brand Legion menegaskan keseriusan Lenovo di sana.

Dalam waktu dua tahun, Lenovo berhasil mengukuhkan Legion sebagai salah satu merek gaming terkemuka di dunia. Dalam perjalanannya, perusahaan melakukan modifikasi terhadap branding dan desain, dengan maksud agar produk-produknya tampil lebih inklusif  dan pada akhirnya merangkul lebih banyak kalangan pengguna. Di lini Legion Y Series terbaru, Lenovo tak hanya meng-update penampilan, tapi juga mempersenjatainya dengan GPU spesialis ray tracing Nvidia, GeForce RTX.

Y740 1

Laptop Legion Y Series ber-RTX melakukan debutnya di CES 2019, dan saya sempat menjajalnya sedikit di acara Legion of Champions Series III 2019 Bangkok bulan Januari silam. Perangkat gaming nomaden ini terdiri dari beberapa model, di antaranya Y740 dan Y540, disajikan dalam pilihan konfigurasi hardware dan ukuran layar berbeda. Khusus di Indonesia, Lenovo memasukkan varian Y740 15-inci berkartu grafis RTX 2060.

Y740 2

Dan melalui acara pers hari Selasa kemarin, Lenovo mengundang beberapa media untuk mencoba Legion Y740 secara langsung sembari mengungkapkan hal-hal baru yang dihidangkan olehnya.

Y740 9

 

Mengapa varian ini yang dipilih?

Legion Y740 menawarkan dua ukuran panel, yaitu 17.3- dan 15,6-inci. Keduanya mengusung resolusi 1080p, serta ditunjang teknologi Nvidia G-Sync, refresh rate 144Hz, dan tingkat brightness hingga 400-nit. Melalui riset, sang produsen melihat bagaimana notebook 15-inci menjadi favorit konsumen di tanah air, sehingga mereka memutuskan untuk memilihnya. Lenovo berpendapat, dalam pemakaian sehari-hari, model ini lebih ringkas dibandingkan tipe ber-display 17-inci.

Y740 13

Menjawab pertanyaan saya, Imam Alka selaku perwakilan presales business team juga menjelaskan bahwa RTX 2060 ‘non-Max-Q’ merupakan GPU berkapabilitas ray tracing yang paling ideal bagi gamer di Indonesia saat ini. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan bagi Lenovo untuk menghadirkan tipe lainnya. Penuturan Imam mengindikasikan upaya produsen bereksperimen terhadap pasar lokal, sebelum membawa New Legion Y Series secara lebih masif.

Y740 14

 

Arahan desain

Sejak diajukan tahun lalu, banyak orang mengapresiasi arahan desain baru Legion Y Series. Berbeda dari produk di kelasnya, Y740 (dan Y540) tampil lebih simpel, sehingga ia tidak akan menarik terlalu banyak perhatian ketika Anda memakainya buat bekerja atau menggunakannya di tempat umum. Walaupun begitu, saya tak bilang bahwa Y740 tidak atraktif. Sebaliknya, wujudnya terlihat lebih elegan dan secara pribadi saya menyukai rancangan bertema industrial seperti ini.

Y740 4

Y740 7

Aluminium dipilih sebagai material dasar chassis Legion Y740. Ia memang bukan laptop gaming tertipis di dunia, namun dibanding rata-rata produk 15-inci di pasar, Y740 lebih tipis dan ringan – bobotnya cuma 2,2kg. Engsel diposisikan di atas, memungkinkan layar diputar sejauh 180 derajat, memperkenankan Lenovo mencantumkan port fisik secara lengkap di sisi belakang. Dalam upaya memangkas volume lebih jauh, produsen memanfaatkan desain thin bezel (dengan efek samping berupa webcam yang dipindahkan ke bawah).

Y740 3

Satu hal yang tidak dibahas (dan saya lupa tanyakan) di acara kemarin adalah eksistensi dari fitur high dinamic range via Dolby Vision di layar laptop. Teknologi ini menjadi salah satu andalan Y Series, tapi boleh jadi ia tidak tersedia untuk model yang dipasarkan di Indonesia.

Y740 6

Y740 5

Terlepas dari penggunaan rancangan yang ‘serius’, Lenovo tidak lupa untuk menyertai Legion Y740 dengan sistem pencahayaan RGB, diimplementasikan pada keyboard, logo Y di lid, serta bagian internal heat sink. Tidak tanggung-tanggung, Lenovo turut menggandeng Corsair untuk memudahkan kustomisasi warna dan pola lewat software iCUE. Berbekal iCUE, kita juga dipersilakan mengonfigurasi tombol macro, yang diposisikan di sebelah kiri keyboard.

Y740 8

 

Hardware dan pengalaman penggunaan

Selain kartu grafis GeForce RTX 2060, Legion Y740 turut ditopang oleh prosesor Intel Core i7-8750H, RAM DDR4 2666MHz hingga 32GB, penyimpanan berbasis SSD (256GB) serta hard drive (1TB), dan dibundel bersama sistem operasi Microsoft Windows 10 Home. Untuk menjinakkan panas, Lenovo menerapkan sistem pendingin Coldfront yang terdiri dari dua kipas dan dua pipa pendingin. Udara dingin dihisap dari grille di bawah, kemudian udara panasnya dibuang via ventilasi di samping serta belakang.

Y740 15

Susunan komponen di atas sejujurnya sudah lebih dari cukup untuk menangani permainan-permainan blockbuster terbaru. Di unit demo kemarin, tim Lenovo Indonesia menyiapkan sejumlah game untuk dicicipi, beberapa siap mendukung ray tracing seperti Battlefield V dan Shadow of the Tomb Raider. Saya sendiri cuma berkesempatan menjajal performa Legion Y740 lewat dua ronde Apex Legends.

Y740 16

Banyak orang mungkin akan menyarankan agar kita tidak menggunakan setting grafis terlalu tinggi di permainan-permainan shooter multiplayer kompetitif demi memaksimalkan frame rate dan meminimalkan peluang lag. Jangan cemas, bahkan ketika Apex Legends dijalankan di level visual ‘rata kanan’, resolusi full-HD dan filtering maksimal, game terhidang stabil di lebih dari 60-frame rate per detik (Imam Alka menyebutkan sekitar 66fps). Sama sekali tidak mengecewakan…

Y740 10

 

Harga dan ketersediaan

Peluncuran resmi Legion Y740 di Indonesia dilangsungkan pada bulan Maret 2019 lalu dan momen itu juga menandai ketersediaannya di pasar. Produk dijajakan secara online maupun offline, dapat Anda miliki dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 28,5 juta.

 

HP Luncurkan Chromebook 15 dengan Banderol Mulai $449

Setidaknya dalam dua tahun terakhir, deretan Chromebook yang dirilis jauh lebih menarik ketimbang di tahun-tahun sebelumnya. Di samping yang berwujud convertible, Chromebook dengan layar selega laptop standar (15 inci) pun kini juga tersedia, dan salah satu yang terbaru datang dari HP.

Menyusul Acer, Asus, dan Lenovo, HP baru saja memperkenalkan Chromebook 15. Sesuai namanya, perangkat dibekali layar IPS dengan bentang diagonal 15,6 inci. Layar ini pun touchscreen, dengan resolusi 1920 x 1080 pixel. Dari segi estetika, Chromebook 15 ini cukup sedap dipandang.

Spesifikasinya bukan yang paling istimewa, tapi paling tidak cukup mumpuni di kelas Chromebook: prosesor Intel Pentium Gold 4417U (juga dapat dikonfigurasikan dengan prosesor Intel Core i5), RAM DDR4 4 GB, dan storage eMMC berkapasitas 64 GB. Webcam beresolusi HD menghiasi atas layarnya, demikian pula sepasang speaker dengan sertifikasi dari Bang & Olufsen.

HP Chromebook 15

Sebagai laptop berlayar 15 inci, sudah semestinya ia mengemas keyboard berukuran penuh. Benar saja, bahkan deretan tombol numpad pun turut tersedia, dan HP tidak lupa menanamkan LED backlight di balik keyboard-nya. Terkait ketahanan baterai, HP mengklaim daya tahannya bisa mencapai angka 13 jam untuk varian dengan prosesor Core i5.

Di Amerika Serikat, saat ini HP sudah mulai memasarkan Chromebook 15 dengan banderol mulai $449. Di rentang harga tersebut, sebuah Chromebook memang sudah tidak bisa dibilang murah lagi, dan peminatnya menurut saya hanyalah mereka yang benar-benar sudah mengenal baik kelebihan-kelebihan Chrome OS dibanding Windows.

Sumber: CNET.

Asus Luncurkan 2 Laptop ROG GeForce RTX Tertipisnya di Indonesia

Orang punya pendapat berbeda soal siapa yang mempiorikan laptop gaming, produk ini sudah tersedia selama kurang lebih satu dekade. Dalam perjalannya, perangkat-perangkat tersebut telah melewati berbagai evolusi: kinerja semakin mendekati desktop, solusi penganggulangan panas bertambah efisien, bermunculan fitur-fitur canggih, dan pemakaiannya jadi kian ringkas dan portable.

Aspek portabilitas juga memunculkan persaingan baru di kalangan produsen. Dicetus oleh Razer lewat Blade, kini para perusahaan berlomba-lomba menawarkan laptop gaming bertubuh tipis sembari meminimalkan kompromi terhadap performa. Kompetisi ini melahirkan produk-produk menarik. Ada ROG Zephyrus dari Asus, lini Aero racikan Gigabyte, lalu MSI mengajukan revisi GS Stealth; dan semuanya bertambah panas sejak tersedianya GPU RTX ‘mobile‘ di CES 2019.

Dan dalam kurun waktu empat bulan, para produsen berupaya menghadirkan perangkat-perangkat anyar mereka secepat-cepatnya ke konsumen, termasuk di wilayah dengan perkembangan gaming yang pesat seperti Indonesia. Kurang dari tiga bulan setelah menghadirkan ROG G703GX, ROG Strix GL504GW, dan ROG Strix GL704GV di Indonesia, Asus meluncurkan dua lagi varian ultra-thin di keluarga Zephyrus.

Zephyrus 19

 

ROG Zephyrus S GX701

Klaim Asus terhadap Zephyrus S GX701 terdengar tidak asing, karena pernyataan hampir serupa sempat diucapkan oleh kompetitor senegaranya, MSI: laptop berlayar 17-inci dengan kartu grafis GeForce RTX tertipis di dunia. Ada sedikit hit-and-miss dari deklarasi ini: GX701 memang lebih ramping dibanding sang rival MSI GS75 Stealth dengan perbandingan 18,7mm versus 18,95mm dalam keadaan tertutup. Namun begitu layar diangkat, terbuka pula-lah celah airflow di area bawah yang merupakan bagian dari  Active Aerodynamic System.

Zephyrus 1

Zephyrus S GX701 ialah laptop yang menyuguhkan layar 17,3-inci di tubuh 15-inci, tercapai berkat pemangkasan ukuran bezel, dengan ketebalan area samping dan atas hanya 6,9mm. Arahan desain ini membuat rasio display ke tubuh menyentuh 81 persen. Asus menggunakan panel jenis IPS-level yang telah ditopang teknologi Nvidia G-Sync, refresh rate 144Hz dan waktu respons 3-milidetik. Menariknya lagi, layar ini sudah memperoleh sertifikasi Pantone, memastikannya mampu menghasilkan warna akurat mendekati objek aslinya.

Zephyrus 5

Seperti Zephyrus generasi pertama, Asus menempatkan keyboard di area berbeda dari CPU dan GPU demi memaksimal ketipisannya. Papan ketik berada menjorok ke depan dan Anda bisa menemukan touchpad sekaligus numpad di sebelah kanan. Fungsinya bisa diubah dengan menekan tombol di atasnya. Lalu untuk memudahkan kendali volume, desainer membubuhkan scroll wheel di kiri atas. Buat menyempurnakan aspek penampilan, Asus memanfaatkan sistem pencahayaan Aura LED RGB per-key. Itu artinya, selain membebaskan pengguna mengonfigurasi pola, warna-warni di setiap tuts dapat dipilih sesuka hati.

Zephyrus 4

Di Indonesia, Asus memutuskan untuk memasarkan varian GX701 paling high-end yang mengusung kartu grafis Nvidia GeForce RTX  2080 Max-Q, turut ditunjang oleh prosesor Intel Core i7-8750H, RAM DRDR4 2666MHz 24GB, serta penyimpanan berbasis SSD PCIe seluas 1TB. Satu fitur unik dari Zephyrus S GX701 adalah dukungan charging via DC dan port USB type-C, jadi Anda bisa memberinya asupan tenaga dari power bank jika kepepet. Selain itu, laptop juga mempunyai port USB dengan output 3A yang dapat mengisi daya smartphone dalam waktu singkat.

 

ROG Zephyrus S GX531

GX531 adalah alternatif bagi Anda yang membutuhkan perangkat gaming nomaden berlayar 15-inci. Varian ini memanfaatkan arahan desain hampir serupa saudari 17-incinya, dengan bagian keyboard maju ke depan, pemakaian touchpad sekaligus numpad, sistem RGB Aura Sync, serta chassis yang terangkat begitu lid dibuka. Sedikit perbedaannya terletak dari ketiadaan volume wheel.

Zephyrus 7

Ditakar dari dimensinya, Zephyrus S GX531 bahkan lebih ramping lagi dari GX701, dan tampaknya memang sengaja diracik untuk mengungguli rekor yang dipegang oleh GS65 Stealth. Laptop ultra-thin anyar Asus ini memiliki ketebalan cuma 15,35mm dalam kondisi tertutup, 2,65mm lebih tipis dibanding notebook gaming portable MSI itu.

Zephyrus 11

Zephyrus S GX531 juga mempunyai karakteristik layar mirip GX701. Panel 15,6-inci IPS-level di sana menyajikan resolusi 1080p, refresh rate 144Hz, waktu respons 3-milidetik serta teknologi Nvidia G-Sync. Mengulik lebih jauh, kali ini saya tidak menemukan sertifikasi Pantone disebutkan di website-nya. Boleh jadi proses standardisasi tersebut hanya diterapkan di GX701 (saya butuh konfirmasi lebih lanjut dari pihak Asus).

Zephyrus 9

Khusus untuk model Zephyrus S GX531, kita dipersilakan memilih tiga varian dengan opsi GPU berbeda. Ada GeForce RTX 2080 Max-Q, RTX 2070 Max-Q, dan RTX 2060. Masing-masing tipe punya sedikit distingsi pada konfigurasi hardware: model ber-RTX 2060 dibekali RAM 16GB, sedangkan yang lainnya didukung RAM 24GB. Lalu storage SSD PCIe 1TB cuma ada pada versi RTX 2080 Max-Q. Prosesornya sendiri serupa G701.

 

TUF Gaming FX505DY

Dua produk di atas memang sangat menarik, namun bagaimana dengan kita yang ingin ber-gaming tapi dibatasi oleh kendala modal? Jangan bersedih karena Asus sudah menyiapkan varian terjangkau, anggota baru dari lini TUF Gaming. Mempunyai nama model FX505DY, laptop 15-inci ini menggunakan hardware serta teknologi persembahan AMD untuk menangani segala tugas yang Anda berikan padanya.

Zephyrus 13

FX505DY yang Asus bawa ke tanah air menghidangkan panel 1080p berteknologi FreeSync, dipersenjatai prosesor AMD Ryzen 5 3550H dan kartu grafis Radeon RX 560X. Dan meski diramu sebagai produk terjangkau, Asus tidak mengorbankan faktor desain dan build quality-nya. Laptop ini mempunyai luas tubuh lebih kecil dari Acer Nitro 5 berkat penggunaan bingkai layar tipis. Selain itu, keyboard-nya dilengkapi LED RGB Aura ‘single zone‘, lalu konstruksi tubuhnya telah lulus uji coba ketangguhan kelas militer.

Zephyrus 17

 

Harga dan ketersediaan

Seluruh laptop gaming baru Asus ini kabarnya sudah mulai dipasarkan di Indonesia. Ini dia daftar harganya:

  • ROG Zephyrus S  GX701 – Rp 56 juta
  • ROG Zephyrus S  GX532 RTX 2080 – Rp 54 juta
  • ROG Zephyrus S  GX532 RTX 2070 – Rp 45 juta
  • ROG Zephyrus S  GX532 RTX 2060 – Rp 38 juta
  • TUF Gaming FX505DY – Rp 11,3 juta

PT Synnex Metrodata Indonesia Mantapkan Diri Sebagai Distro PC Gaming

PT. Synnex Metrodata Indonesia kali ini mengadakan sebuah perhelatan bertajuk “Build your Gaming Empire”. Acara tersebut diadakan pada Ballroom Hotel Pulmann Central Park pada tanggal 27 Maret 2018. Pada perhelatan kali ini, PT. Synnex Metrodata Indonesia (SMI) memamerkan berbagai merek peripheral komputer yang mereka pasok.

Synnex - Launch

Beberapa merek yang ikut dalam perhelatan kali ini adalah ASUS, MSI, Dell, HP, Gigabyte, Seagate, Thermaltake, Hyperx, Inno3D, ViewSonic, Intel, dan Nvidia. SMI pun menjadi distributor untuk produk-produk notebook, PC gaming, komponen gaming, aksesoris dan peripheral gaming, serta monitor.

“Kami ingin memperlihatkan kepada para gamer maupun dealer di Indonesia, bahwa dengan portofolio produk gaming yang kami miliki, mereka dapat membangun ekosistem gaming yang paling lengkap untuk semua kalangan,” kata Agus Honggo Widodo, Presiden Direktur PT Synnex Metrodata Indonesia. “Sebagai perusahaan TIK yang memiliki pengalaman lebih dari 40 tahun, dalam menjalankan bisnis kami mendistribusikan semua brand yang resmi dan legal untuk dibeli di Indonesia.”

Synnex - Booth Asus

Selain menjadi pemasok peripheral PC gaming, SMI pun juga mengumumkan PC gaming rakitan mereka sendiri yang diberi nama Symetri PC. Tujuan dari penjualan Symetri PC adalah untuk menggaet pasar gaming di Indonesia dan sekaligus menjadi sebuah solusi bagi i-cafe di Indonesia. Oleh karena itu, SMI menjual PC ini dari harga Rp. 5.990.000 ke atas.

SMI juga menyediakan jasa pengantaran produk mereka ke konsumen. Mereka juga akan menyediakan situs e-commerce untuk mewadahi perakitan PC gaming custom. Walaupun begitu, situs tersebut sampai saat ini belum siap untuk dibuka untuk konsumen.

Synnex - Dell

Tekken 7

Pada perhelatan yang terlihat seperti Computex versi micro (atau mungkin nano) ini, setiap merek membuka booth tersendiri. Pada setiap booth selalu diselipkan beberapa kegiatan berhadiah bagi setiap peserta. Namun yang pasti, satu game sepertinya menjadi sangat iconic pada setiap booth, yaitu Tekken 7.

Synnex - NVIDIA

Game fighting ini menjadi sebuah bukti bahwa setiap laptop gaming dapat menjalankannya dengan mulus. Walaupun Tekken 7 tidak “seberat” yang dibayangkan, saya juga melihat tidak ada kendala yang terjadi saat setiap komputer yang ada. Tekken 7 juga menjadi salah satu permainan yang dihelat pada SEA Games.

Pada acara ini pun juga diadakan pertandingan Tekken 7 pada akhir acara. Sayangnya, saya hanya mampu mencapai juara dua pada pertandingan tersebut. Mungkin ceritanya akan berbeda saat rekan saya dari Hybrid.co.id datang ke acara tersebut.

MSI Luncurkan Laptop Ber-GPU Ray Tracing High End GE75 Raider di Indonesia

CES 2019 merupakan titik awal kemunculan laptop-laptop berteknologi real-time ray tracing Nvidia, dan MSI ialah satu dari beberapa nama pertama yang segera menyediakannya. Kemampuan tersebut dihadirkan oleh kartu grafis baru Nvidia GeForce RTX, menjanjikan lompatan kualitas visual terutama pada aspek pencahayaan dan bayangan (belakangan, Nvidia juga berencana buat membawa ray tracing ke GTX).

Sesuai tradisi, Micro-Star International tak pernah membuang-buang waktu untuk memastikan produknya bisa segera dimiliki gamer – termasuk para konsumen di Indonesia. Minggu ini, sang produsen hardware asal Taiwan itu mengabarkan ketersediaan salah satu laptop gaming anyar yang mengusung varian high-end GeForce RTX, yaitu MSI GE75 Raider. Saya menduga, pendaratan GE75 di tanah air akan dibuntuti oleh notebook-notebook baru mereka lainnya.

GE75 4

GE75 Raider diklaim sebagai laptop berlayar 17-inci pertama yang dipersenjatai GeForce RTX 2080. MSI menyebutkan bahwa perangkat ini didesain khusus bagi kalangan antusias, menyajikan penampilan ‘agresif’ yang direpresentasikan oleh lekukan serta sudut ala punggung naga – dipadu finishing anodized pada tubuh hitam dengan striping merahnya. Produsen juga tak lupa membekalinya bersama keyboard SteelSeries berpencahayaan RGB per-key, mempersilakan Anda buat mengutak-atik warna LED di masing-masing tombol.

GE75 3

Sebagai jendela akses ke dunia digital, MSI mencantumkan panel 17,3-inci beresolusi 1920x1080p, refresh rate 144Hz dan waktu respons 3-milidetik. Viewing angle-nya seluas IPS dengan kemampuan mereproduksi warna 100 persen sRGB. Layar tersebut dibingkai oleh bezel berukuran tipis – hanya setebal 5,7mm. Pemangkasan pada bingkai memang mengurangi volume tubuhnya (397×268,5×27,5mm). MSI menyampaikan bahwa GE75 Raider berukuran 15 persen lebih kecil dari rata-rata notebook gaming 17-inci lainnya.

GE75 5

GeForce RTX 2080 bukan satu-satunya GPU yang dapat Anda pilih. MSI turut menyediakan dua opsi kartu grafis lain, yaitu RTX 2070 (model berkode 8SF) dan RTX 2060 (8SE). Komponen ini ditemani oleh prosesor Intel Core i7 8750H, RAM DDR4 16- hingga 32-gigabyte, serta penyimpanan berbasis SSD 256/512GB plus hard drive 1-terabyte. Lalu untuk menjinakkan panas yang dihasilkan hardware-hardware tersebut, produsen mengandalkan sistem pendingin Cooler Boost 5, berisi dua kipas dan hingga delapan heat pipe tembaga.

GE75 2

Sempat saya singgung sebelumnya, tersedia tiga varian GE75 Raider yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Daftar dan harganya adalah sebagai berikut:

  • GE75 Raider 8SE (RTX 2060, RAM 16GB, SSD 256GB) – Rp 30 juta
  • GE75 Raider 8SF (RTX 2070, RAM 32GB, SSD 256GB) – Rp 39 juta
  • GE75 Raider 8SG (RTX 2080, RAM 32GB, SSD 512GB) – Rp 48 juta