GO-JEK Konfirmasi Akuisisi Terhadap Midtrans, Kartuku, dan Mapan

Hari ini GO-JEK memfinalisasi akuisisi tidak hanya satu, tidak juga dua, tetapi tiga startup fintech sekaligus. Mereka adalah Midtrans, Kartuku, dan Mapan dengan nilai yang tak disebutkan. Pasca akuisisi, ketiga perusahaan akan secara independen dikonsolidasi di bawah GO-JEK Group. Setiap CEO perusahaan akan melanjutkan peranannya sekarang, tetapi juga akan memegang posisi manajemen senior di GO-JEK Group. Secara garis besar, langkah ini akan membantu GO-JEK menyediakan ekosistem pembayaran inklusif untuk institusi finansial, korporasi, UKM, dan juga masyarakat yang sudah mengenal jasa perbankan atau belum.

Rumor tentang cerita akuisisi ini telah terdengar setidaknya selama tiga bulan terakhir. Sebelumnya saya berargumen akuisisi untuk Midtrans dan Kartuku bakal membantu GO-PAY, sistem pembayaran GO-JEK, untuk memiliki dukungan kuat dari payment gateway online dan offline. Penambahan Mapan, sebelumnya kita kenal dengan nama Ruma, bakal membantu GO-JEK untuk visi dealnya, mendorong inklusi finansial ke masyarakat yang lebih luas di Indonesia.

Secara bersama-sama, perusahaan-perusahaan ini telah memproses transaksi finansial sebesar 67,5 triliun Rupiah (sekitar $5 miliar) per tahunnya, melalui kartu kredit, debit, maupun dompet elektronik.

“Kini, saatnya GO-JEK melangkah maju memasuki babak baru. Melalui akuisisi ini, GO-JEK akan berkolaborasi dengan tiga perusahaan fintech nasional terdepan di Indonesia yang memiliki visi dan etos kerja yang sama dengan kami. Inisiatif ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat pondasi dan langkah kami di industri fintech Indonesia,” ujar Founder dan CEO GOJEK-Group Nadiem Makarim dalam pernyataannya.

Ia melanjutkan, “Kami sangat antusias menyambut Kartuku, Midtrans, dan Mapan ke dalam keluarga besar GO-JEK. Kami sudah bekerjasama dan mengikuti perkembangan mereka selama beberapa tahun terakhir dan sangat menantikan kolaborasi lebih lanjut untuk mewujudkan misi yang sama mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui semangat inklusi keuangan. Hal ini sejalan dengan aspirasi Pemerintah Republik Indonesia untuk menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara di tahun 2020.”

CEO Mapan Aldi Haryopratomo akan memegang posisi baru di dalam GO-JEK Group untuk memimpin GO-PAY, CEO Midtrans Ryu Suliawan akan memimpin platform merchant Group, sedangkan CEO Kartuku Thomas Husted akan menjadi Group CFO yang baru.

Inklusi finansial sebagai pendorong

Sistem pembayaran memegang peranan penting bagi perusahaan digital saat ini untuk menambah konsumen baru, apalagi dengan kenyataan bahwa kepemilikan kartu kredit hanya kurang dari 4% dari total populasi. GO-PAY bukanlah satu-satunya pemain di segmen ini, tetapi ia merupakan salah satu metode pembayaran terpopuler di antara konsumen digital karena kemudahan yang ditawarkan untuk pembayaran non-tunai di sarana transportasi, pengantaran makanan, pengantaran paket, dan segmen lainnya di bawah kelolaan GO-JEK.

Presiden GO-JEK Group Andre Soelistyo mengatakan, “Tahun 2018 akan menjadi tahun di mana GO-PAY akan berkembang di luar ekosistem GO-JEK, menyediakan layanan pembayaran yang aman, nyaman, mudah, dan terpercaya baik secara offline maupun online.”

“Akuisisi ini akan mengakselerasi penetrasi dan jangkauan GO-PAY ke ranah pembayaran offline melalui Kartuku, ranah pembayaran online melalui Midtrans, serta meningkatkan inklusi finansial bagi masyarakat unbanked melalui Mapan. Kolaborasi antara perusahaan fintech nasional di dalam GO- JEK Group ini akan mendorong percepatan inklusi finansial untuk jutaan orang Indonesia serta meningkatkan produktivitas ekonomi di seluruh penjuru negeri.”

“Setelah akuisisi ini, tim manajemen dan seluruh karyawan dari masing-masing perusahaan akan beroperasi sebagaimana sebelumnya, namun dapat mengambil manfaat sinergi sebagai bagian dari GO-JEK Group,” ujarnya.

Akhir bulan lalu GO-JEK baru saja meluncurkan GO-BILLS. Konsumen bisa menggunakan GO-PAY untuk membayar tagihan, awalnya untuk tagihan listrik dan BPJS Kesehatan.

Di bulan Agustus, GO-JEK juga telah mengakuisisi Loket, sebuah platform analitik dan manajemen event, yang kini mengelola GO-TIX, platform tiket dan hiburan GO-JEK. Langkah strategis ini membantu Loket berinovasi secara agresif di segmen event.

GO-JEK mengungkapkan saat ini pihaknya melayani 15 juta pengguna aktif mingguan dengan 900 ribu pengemudi di seluruh Indonesia, lebih dari 125 ribu merchant, dan lebih dari 100 juta transaksi yang diproses di dalam platform per bulannya.

GO-JEK disebutkan tahun depan akan berekspansi ke Filipina.

Secara independen mengejar visi

Walaupun sekarang berada di bawah GO-JEK Group, Ryu dan Aldi mengkonfirmasi kepada DailySocial bahwa setiap perusahaan akan terus mengejar visinya secara independen. Go-Pay, menurut mereka, akan membantu mereka untuk melayani konsumennya secara lebih baik dan mengakselerasi setiap misi mereka.

Ryu juga mengatakan bahwa Prism, dan juga produk lain yang berada di bawah kelolaan Midtrans, akan terus melayani pasar e-commerce. “Kami tetap berkomitmen membantu mengakselerasi e-commerce di Indonesia,” ungkapnya.

Aldi menambahkan, Mapan akan terus dikembangkan untuk membantu lebih banyak keluarga Indonesia mendapatkan peluang menikmati layanan finansial berbasis komunitas. Sebagai bagian GO-JEK Group, Mapan dapat mengakselerasi inklusi finansial ke masyarakat unbanked, terutama mereka yang hidup di daerah-daerah pedesaan yang GO-JEK sendiri belum sepenuhnya tersedia.

GO-PAY akan memiliki peranan penting pasca akuisisi, tetapi metode pembayaran lainnya akan tetap didukung oleh Mapan dan Midtrans. Hal ini akan membantu masyarakat untuk tetap memiliki berbagai pilihan pembayaran yang mudah dan nyaman.

“Sebagai negara mobile first, kami percaya pembayaran digital akan semakin banyak masyarakat yang dapat dijangkau, baik di kota maupun yang ada di pelosok desa. Ini adalah upaya GO-JEK Group untuk mendukung dan mengakselerasi program pemerintah terkait inklusi keuangan dan juga ekonomi digital.”

Application Information Will Show Up Here

GO-JEK Confirms the Acquisitions of Midtrans, Kartuku, and Mapan

Today GO-JEK has finalized the acquisitions of not one, not two, but three fintech startups. They are Midtrans, Kartuku, and Mapan (PT Ruma) with no amount disclosed. Post acquisition, the three companies will be consolidated independently under GO-JEK Group. Each company’s CEO to resume on their current position, but will also hold senior management position within GO-JEK Group. In the big picture, this move will allow GO-JEK to provide inclusive payment ecosystem for financial institutions, enterprise, SMEs, and also banked and unbanked customers.

Rumor about these stories has been around for at least past three months. Previously I argued that the acquisition for Midtrans and Kartuku will help GO-PAY, GO-JEK’s payment system, to have strong support from both online and offline payment gateway. The addition of Mapan, previously also known as Ruma, will enable GO-JEK, in its ideal vision, to push financial inclusion to a larger group of society in Indonesia.

Altogether, those companies have processed more than 67,5 trillion Rupiah (around $5 billion) of financial transaction annually, through credit card, debit card, and digital wallet.

“We are now taking GO-JEK to the next stage. Through the acquisitions announced today, we will be working hand in hand with three likeminded companies who share our vision and ethos. This marks a significant development in our position at the heart of Indonesia’s vibrant fintech industry,” GO-JEK Group’s Founder and CEO Nadiem Makarim said in a statement.

He continued, “We are very excited to welcome Kartuku, Midtrans, and Mapan into the GO-JEK family. We have collaborated with them and followed their progress for a number of years and are looking forward to working together on a shared mission to stimulate economic growth and improve lives through increased financial inclusion in Indonesia. This is in line with the Indonesian government’s aspiration for the country to become the largest digital economy in Southeast Asia by 2020.”

Mapan’s CEO Aldi Haryopratomo will be taking new role inside GO-JEK Group to lead GO-PAY, Midtrans’ CEO Ryu Suliawan will lead Group’s merchant platform, and Kartuku’s CEO Thomas Husted will also be Group’ new CFO.

Financial inclusion as the driving force

Payment system plays vital point for digital companies nowadays to acquire new customer, given credit card ownership in Indonesia is around less than 4% if compared to total population. While GO-PAY is not the only player in this segment, it’s one of the most popular payment method among digital customers due to ease of cashless transaction for transportation, food delivery, package delivery, and some other segments under GO-JEK’s management.

GO-JEK Group’s President Andre Soelistyo said, “2018 will be the year that GO-PAY moves beyond the GO-JEK ecosystem, providing convenient, secure and reliable payments both offline and online.”

“The acquisitions will immediately accelerate the acceptance and market leadership of GO-PAY in the offline space through Kartuku as well as the online space through Midtrans, while also increasing financial inclusion for the unbanked through Mapan. This approach to finance, implemented by leading home-grown Indonesian technology businesses within GO-JEK Group, will accelerate financial inclusion for millions of Indonesians and stimulate economic productivity throughout the country.”

“When the acquisitions are finalised, the management teams and employees will continue to operate as before, but will benefit from synergies as part of the Group,” he said.

Recently GO-JEK has just launched GO-BILLS, where customers can use GO-PAY to pay for bill payments, initially for electricity and BPJS Kesehatan. The latter is national health insurance system.

On August, GO-JEK has acquired Loket, an event management and analytics platform, that in turn now manage GO-TIX, GO-JEK’s own ticket and entertainment platform. It’s a strategical move that enable Loket to innovate aggressively in event segment.

GO-JEK revealed its platform now serves 15 million weekly active users with 900,000 drivers all over the country, more than 125,000 merchants, and over 100 million transactions processed through its platform per month.

It also plans to expand to the Philippines next year.

Independently pursuing respective visions

While now serve under GO-JEK Group, Suliawan and Haryopratomo confirm to DailySocial that each of the companies will continue to pursue their respective visions. Go-Pay, according to them, will allow to better serve their user base and accelerate each of their missions.

Suliawan also said that Prism, as well as the other products of Midtrans, will continue to serve the online commerce market. “We remained committed in helping accelerate online commerce in indonesia,” he said.

Haryopratomo added, Mapan will continue to be developed to help more Indonesian families to have opportunity to enjoy community based financial services. As part of GO-JEK Group, Mapan can accelerate financial inclusion to unbanked society, especially those who live in the remote area where GO-JEK is not widely available.

GO-PAY will play major role post acquisition, but other payment methods will still be supported by Mapan and Midtrans. It will help customers to enjoy variety of payments that are comfortable and enjoyable for them.

“As mobile first country, we believe digital payment will be widely adopted by society, both who live in the cities and rural area. It is part of GO-JEK Group’s effort, as a local company, to support and accelerate government program on financial inclusion and digital economy.”

Application Information Will Show Up Here

Monika Rudijono is Appointed as Uber Indonesia’s President Director

Uber announces Monika Rudijono as Uber Indonesia’s President Director effective on January 2018. Monika is currently President Director of Grey Group Indonesia, a well-known advertising agency, having a Business Administration degree in Marketing and Finance from UC Berkeley’s Haas School of Business.

Monika will take up the empty spot left by Alan Jiang earlier this year. Alan left his position due to the bribing scandal involving local employee. Even though the issue has not take much of public attention, Uber, under supervision of new CEO Dara Khosrowshahi, is pushing the company to a “better practice”.

Monika herself has 20 years of experience in advertising and marketing agency. Besides Grey Indonesia, she was also engaged with FCB, Leo Bummet and Isobar.

In her statement, Monika said, “Ridesharing has changed the way Indonesia moves, and presents economic opportunities for millions of people. I am glad to be a part of this transformation, and leads a new chapter of Uber in my proud country.”

Monika is assigned to lead Uber facing the tight competition in developing on-demand sector, with GO-JEK and Grab as competitor. Uber Indonesia still focus on transport and delivery sector, available in 34 cities and 7 provinces.

They are yet to launch food delivery service UberEATS, which initially expected to be available in 2017.

“Uber technology brings out benefit for passengers and driver partners across Indonesia. With a strong and growing team, we will continuously committed to human resources, product innovation and Indonesian partnership,” Uber Asia Pacific’s Chief Business Officer Brooks Entwistle said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Grab Gandeng PayTren Sebagai Mitra Strategis [UPDATED]

Grab resmi menggandeng PayTren sebagai mitra strategis yang diumumkan lewat penandatanganan perjanjian kerja sama. Sebagai langkah awal, pada pertengahan Januari 2018, Grab akan memanfaatkan jaringan PayTren untuk merekrut mitra pengemudi baru melalui aplikasi PayTren.

Mitra PayTren, yang kini sudah menyentuh angka 1,7 juta orang, akan diberikan pelatihan bagaimana cara mendaftarkan mitra pengemudi Grab yang baru. Mitra juga terbuka untuk digandeng sebagai mitra pengemudi Grab.

Kemitraan strategis ini berlaku selama lima tahun dengan evaluasi secara berkelanjutan.

“Ini adalah kemitraan yang kuat, tidak ada investasi atau akuisisi. Kami melihat dengan kolaborasi bersama perusahaan lokal akan memperlebar akses untuk orang-orang yang ingin bergabung ke Grab,” terang Managing Director GrabPay Southeast Asia Jason Thompson, Rabu (13/12).

Dari kemitraan strategis ini, setidaknya ada dua angle yang dibidik ketiga perusahaan (Grab, Kudo, dan PayTren). Pertama, bagi Grab jadi salah satu upaya untuk mempersiapkan ekosistem GrabPay. Diharapkan setiap mitra PayTren berpotensi menjadi nasabah GrabPay karena mereka akan membutuhkan sistem pembayaran yang bisa difasilitasi GrabPay.

“Ujung-ujungnya ke arah inklusi keuangan. Kita enggak akan bawa ini ke kota besar saja, secepatnya ke seluruh Indonesia, di mana kita berada tersebar di 104 kota bisa pakai GrabPay,” jelas Managing Director GrabPay Indonesia Ongki Kurniawan.

Menurut Ongki, berkat kemitraan ini ketiga perusahaan memiliki aset yang bisa digunakan untuk keuntungan bersama.

Manfaatkan teknologi Kudo untuk PayTren

Angle kedua adalah pemanfaatan teknologi Kudo untuk dukung sistem keamanan di PayTren. Menurut Founder dan Owner PayTren Yusuf Mansur, teknologi yang dihadirkan Kudo juga mendukung langkah perusahaan agar tetap selaras dengan aturan Bank Indonesia, apabila PayTren berhasil mengantongi lisensi uang elektronik. Yusuf Mansur optimis pihaknya yakin akan mendapat lisensi tersebut.

“Kami yakin pasti dapat, Insya Allah. Ketika sudah dapat itu, PR-nya adalah penguatan sistem dan teknologi. Kami enggak becanda ketika bicara ini, takut ada fraud makanya perlu kerja sama dengan perusahaan teknologi yang di-back-up dengan baik,” kata Yusuf Mansur.

Secara aturan yang ditetapkan BI, perusahaan yang mengajukan izin harus memiliki persyaratan, salah satunya data center dan disaster recovery center berlokasi di Indonesia ketika bersinggungan dengan perlindungan data transaksi nasabah. Kedua syarat ini disebutkan sudah dipenuhi Kudo.

“Secara aturan Kudo sudah comply dengan aturan di BI. Terlebih kami dan PayTren adalah sama-sama perusahaan lokal,” kata CEO dan Co-Founder Kudo Albert Lucius.

Untuk pengembangan kolaborasi antara Kudo dengan PayTren, menurut Albert, nantinya akan ada produk Kudo maupun PayTren yang hadir di masing-masing platform. Hal ini dimaksudkan agar mendorong para pengusaha untuk berjualan, hingga pada akhirnya dapat meningkatkan taraf kesejahteraan.

“Ini kan kerja sama, jadi lebih ke pengembangan servis saling melengkapi. Saat ini pembahasannya masih di sana dan belum ada pembicaraan untuk dilebur.”

Peleburan aplikasi Grab dan Kudo

Saat ditanya mengenai proses peleburan Grab dengan Kudo, Albert menjelaskan proses peleburan sudah dimulai terlihat dari aplikasi Grab yang kini mulai menyediakan jasa pembelian pulsa di Grab Rewards. Meskipun demikian ini baru sekadar layanannya.

Pasalnya, Grab memiliki dua aplikasi yang berbeda, satu untuk mitra pengemudi, satu lagi untuk pengguna. Sementara Kudo hanya memiliki satu aplikasi untuk mitra pengusaha. Menurutnya, peleburan aplikasi akan dilakukan secara perlahan-lahan.

“Jadi enggak mungkin tiba-tiba di-merge [aplikasi Grab dan Kudo]. Tapi kalau servisnya Kudo yang di-plug ke Grab itu sudah bisa dan sudah dimulai dari sekarang. Nanti semua servis Kudo bisa masuk ke Grab,” pungkas Albert.

Update: Kami menambahkan kutipan dari tiga perwakilan perusahaan

Monika Rudijono Menjadi Presiden Direktur Uber Indonesia

Uber mengumumkan penunjukan Monika Rudijono sebagai Presiden Direktur Uber Indonesia efektif per bulan Januari 2018. Monika sebelumnya adalah Presiden Direktur Grey Group Indonesia, agensi periklanan terkemuka, dan memiliki gelar Business Administration in Marketing and Finance dari UC Berkeley’s Haas School of Business.

Monika akan mengisi kekosongan posisi yang ditinggalkan Alan Jiang sejak awal tahun ini. Alan mengundurkan diri terkait skandal penyuapan yang melibatkan pegawai lokal. Meskipun isu ini tidak ramai dibahas di ranah lokal, hal ini mendorong Uber secara global, di bawah kepemimpinan CEO baru Dara Khosrowshahi, untuk mempraktikkan bisnis yang lebih “bersih”.

Monika sendiri memiliki pengalaman sekitar 20 tahun berkecimpung di dunia agensi periklanan dan pemasaran. Selain Grey Indonesia, ia sempat berkiprah di FCB, Leo Burnett, dan Isobar.

Dalam pernyataannya, Monika menyebutkan, “Ridesharing telah mengubah bagaimana Indonesia bergerak, dan menghadirkan kesempatan-kesempatan ekonomi bagi jutaan orang. Saya sangat senang menjadi bagian dari perubahan ini, dan memimpin babak baru transformatif untuk perjalanan Uber di negara yang saya banggakan.”

Monika memiliki tugas memimpin Uber menghadapi kompetisi yang lebih ketat di sektor on-demand yang terus bertumbuh, dengan pesaing GO-JEK dan Grab. Uber di Indonesia masih fokus di sektor transportasi dan pengiriman barang dan sudah hadir di 34 kota dan 7 provinsi.

Mereka masih belum meluncurkan layanan pengiriman makanan UberEATS yang tadinya diharapkan hadir tahun 2017 ini.

“Teknologi Uber menghadirkan manfaat bagi jutaan penumpang dan mitra-pengemudi di seluruh Indonesia, dan bersama tim yang kuat dan terus berkembang, kami terus berkomitmen pada sumber daya manusia, inovasi produk dan kemitraan di Indonesia,” ungkap Chief Business Officer Uber Asia Pasifik Brooks Entwistle.

Application Information Will Show Up Here

Grab and Garuda Indonesia Form Strategic Partnership

Today, (12/11), Grab and Garuda Indonesia officially signed an agreement to begin strategic partnership. For users, this partnership will connect both loyalty programs. Previously, a similar partnership has been developed between Grab and Singapore Airlines in this early Oktober.

Garuda Indonesia’s customers can now enjoy Grab Gift voucher for purchasing Garuda Indonesia tickets online. In contrast, Grab Indonesia’s customer will get a chance to be Garuda Miles member and exchange Grab Rewards into Garuda Miles points.

Garuda Miles is a service product for Garuda Indonesia’s loyal customers. It is reportedly to have more than 1.6 million members by 6 levels. Grab Rewards on the other hand is Grab’s loyalty program.

“The partnership is Garuda Indonesia’s continuous project to value its customer, particularly in providing more options to exchange Garuda Miles points. However, for Grab customers, by having Garuda Miles, customer can access partnership services and all airports worldwide. Data mileage can be exchanged into travel usage and other available benefits,” Pahala N. Mansury, Garuda Indonesia’s President Director, said.

Besides customers, the strategic partnership will be used in providing added value for Garuda Indonesia’s employees. Through Grab for Business, employees can now enjoy Grab for daily needs. Grab will also be an on-demand transport partner to maximize Cargo Garuda Indonesia’s door-to-door services.

Ridzki Kramadibrata, Grab Indonesia’s Managing Director, in his statement said, “Grab and Garuda Indonesia have a same commitment to constantly innovate and provide the best and safest travel experience to the customers. Through Grab Rewards loyalty program integration with Garuda Miles, we expect our customers to have meaningful and beneficial journey. We are glad to welcome the strategic partnership and will focus on continuously improving user experience by using our extensive service network.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

GO-JEK Begins Expanding in 2018, The Philippines to be The First Destination

GO-JEK will expand its business to the Philippines in 2018. In addition, other Southeast Asia countries did not escape its supervision as the next destination. The detail is initially is informed by GO-JEK’s CTO Ajey Gore and quoted from Reuters. Besides regional expansion, GO-JEK will add some new features such as laundry pickup and delivery and charging station placement in some areas.

In the news, Gore said all Southeast Asia’s countries are in GO-JEK’s radar for the next three, six or twelve months later. The Philippines will be the first expansion. It might be due to the similar character of its society and the digital payment method penetration. In the Philippines, GO-JEK is said to be testing the transportation and digital payment services.

Currently, Southeast Asia’s market is now being a ring for Uber and Grab. GO-JEK’s expansion, after dominating Indonesia’s market, will bring new dynamics. During this year, GO-JEK reportedly looking for fresh funding of $1.2 billions, supported by Tencent and JD.com.

2018 will be a busy year for GO-JEK. Besides the expansion, GO-JEK is mentioned to have invested in Bangladesh’s ride sharing startup, Pathao. Next year will also be GO-PAY’s momentum to become independent payment platform, not only for activities within GO-JEK ecosystem.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Grab dan Garuda Indonesia Jalin Kerja Sama Strategis

Hari ini (11/12) Grab dan Garuda Indonesia resmi menandatangani sebuah nota kesepahaman untuk memulai kerja sama strategis antar perusahaan. Secara umum bagi pengguna, kerja sama ini akan menghubungkan program loyalitas dari kedua perusahaan untuk bisa dinikmati secara bersama. Sebelumnya kerja sama serupa juga telah dilakukan Grab bersama Singapore Airlines pada awal Oktober lalu.

Para pengguna maskapai Garuda Indonesia kini dapat menikmati manfaat voucher GrabGift untuk pembelian tiket Garuda Indonesia secara online. Sebaliknya, pelanggan Grab di Indonesia juga akan memiliki kesempatan untuk menjadi anggota GarudaMiles dan menukarkan akumulasi poin GrabRewards yang dimilikinya dengan GarudaMiles.

GarudaMiles merupakan produk layanan yang diperuntukkan bagi pelanggan setia Garuda Indonesia. Dikabarkan kini telah memiliki jumlah lebih dari 1,6 juta anggota dengan 6 tingkatan keanggotaan. Sedangkan GrabRewards merupakan program loyalti Grab.

“Kerja sama ini merupakan upaya terus-menerus Garuda Indonesia untuk memberikan nilai lebih bagi para pengguna jasanya, khususnya dalam memberikan lebih banyak pilihan untuk menukarkan GarudaMiles yang dimiliki. Sementara itu, bagi pengguna Grab, dengan memiliki GarudaMiles, pemegang kartu dapat mengakses layanan dan kemudahan berbagai mitra, dan bandara di seluruh dunia. Data mileage atau jarak tempuh perjalanan dapat juga ditukar dengan manfaat perjalanan dan benefit lain yang tersedia,” sambut Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala N. Mansury.

Selain bagi pengguna, kerja sama strategis ini juga akan dimanfaatkan untuk memberikan nilai tambah bagi karyawan Garuda Indonesia. Melalui program Grab for Business, kini para karyawan dapat memanfaatkan layanan transportasi Grab untuk kebutuhan sehari-hari. Grab juga akan menjadi mitra transportasi on-demand guna memaksimalkan jaringan layanan door-to-door Cargo Garuda Indonesia.

Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata dalam sambutannya mengatakan, “Grab dan Garuda Indonesia memiliki komitmen yang sama untuk senantiasa berinovasi dan memberikan pengalaman berkendara terbaik dan aman kepada para pelanggan. Melalui integrasi program loyalitas GrabRewards dengan GarudaMiles, kami berharap dapat menjadikan perjalanan para pelanggan lebih bermakna dan sarat manfaat. Kami menyambut gembira kerja sama strategis ini dan akan fokus untuk pada peningkatan pengalaman pengguna secara berkesinambungan dengan memanfaatkan jaringan layanan kami yang luas.”

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

GO-JEK Mulai Ekspansi Tahun 2018, Filipina Jadi Tujuan Pertama

GO-JEK akan melebarkan sayap ke Filipina di tahun 2018 mendatang. Selain itu, negara-negara Asia Tenggara juga tidak luput dari pengawasan GO-JEK sebagai tempat ekspansi selanjutnya. Hal tersebut diinformasikan CTO GO-JEK Ajey Gore, seperti dikutip dari Reuters. Selain rencana ekspansi regional, GO-JEK juga akan menambah layanan baru, seperti pengambilan dan pengantaran laundry dan peletakan charging station di sejumlah tempat.

Dalam pemberitaan tersebut, Gore menyebutkan bahwa seluruh negara di Asia Tenggara berada dalam radar GO-JEK dalam tiga, enam, atau dua belas bulan mendatang. Filipina akan menjadi yang pertama untuk rencana ekspansi ini. Bisa jadi karena karakter masyarakat dan penetrasi metode pembayaran digitalnya yang tidak jauh berbeda. Di Filipina, GO-JEK disebutkan akan menguji coba layanan transportasi dan layanan pembayaran digital.

Secara umum, pasar Asia Tenggara kini menjadi arena persaingan Uber dan Grab. Masuknya GO-JEK, yang selama ini menguasai pasar Indonesia, bakal membawa dinamika baru. GO-JEK sepanjang tahun ini dikabarkan mencari pendanaan baru senilai total $1,2 miliar, dengan Tencent dan JD.com dipastikan menjadi salah satu pendukungnya.

Tahun 2018 akan menjadi tahun yang sibuk bagi GO-JEK. Selain kabar mengenai ekspansi ini, GO-JEK sebelumnya juga disebutkan telah berinvestasi di startup ride sharing Bangladesh, Pathao. Tahun depan juga bakal menjadi pembuktian GO-PAY yang bakal menjadi platform pembayaran independen, tak hanya untuk kegiatan di dalam ekosistem GO-JEK.

Application Information Will Show Up Here

NDRA, Aplikasi On-Demand Pertama yang Beroperasi di Papua

NDRA (New Delivery Ride Auto) merupakan layanan on-demand baru asli dan berbasis di Jayapura, Papua. Dikembangkan Ignatius Hendra, NDRA menjadi satu-satunya layanan on-demand yang telah beroperasi di sana. Sebelumnya pada 4 Oktober 2017 lalu Grab juga sudah memulai ekspansi ke Jayapura, hanya saja disebutkan sampai saat ini operasionalnya belum berjalan.

“Masyarakat di Papua sudah lama menginginkan layanan on-demand, tapi belum ada yang melihat pangsa ini, oleh karena itu saya mencoba masuk ke layanan ini,” ujar Hendra.

Tentu pertanyaan yang muncul ketika mendengar layanan on-demand baru yakni tentang persaingan. Bagaimana nanti ketika para “unicorn” masuk ke wilayah bisnis tersebut? Hendra pun mengakui bahwa kemungkinan bisnisnya pasti akan terganggu dan ini sudah ditempatkan dalam tantangan operasi bisnisnya mulai dari sekarang.

Untuk mengantisipasinya, salah satu yang dilakukan NDRA ialah memberikan opsi layanan selengkap mungkin dan secepat mungkin penetrasinya. Selain jasa transportasi ojek dan taksi online, NDRA juga sudah mampu mengakomodasi pemesanan kebutuhan pembelian barang di toko, bahkan sayur mayur di pasar. Untuk layanan pembelian tiket bioskop, pembayaran listrik, dan lainnya kini telah diakomodasi dalam fitur N-SHOP.

Fitur N-RENT juga telah dihadirkan untuk membantu pengguna dalam mendapatkan jasa tenaga tertentu. Termasuk N-EXPRESS untuk layanan pengiriman barang.

“Di fase awal ini, operasional NDRA tidak ada kantor fisik, hanya melalui online dan media sosial. Begitupun juga dengan driver ojek, taksi, dan kurir, belum menggunakan atribut. Untuk pengguna yang mengunduh aplikasi kami di Google Play sudah sekitar 300 orang. Saat ini kami belum melakukan soft opening, masih dalam tahap percobaan dan sosialisasi. Oleh karena itu untuk driver pun masih beberapa orang saja,” ujar Hendra.

Proses bisnis sewa aplikasi, bukan bagi hasil

Berbeda dengan model bisnis layanan on-demand yang selama ini ada, NDRA tidak menggunakan skema bagi hasil, melainkan sewa aplikasi. Sehingga ada biaya bulanan yang dikenakan untuk mitra, dan untuk hasil dari order yang didapat sepenuhnya menjadi hak pengemudi. Adapun biaya yang dikenakan saat ini sebagai berikut:

  • Untuk ojek dan kurir yang bergabung membayar biaya sewa aplikasi Rp250.000/bulan.
  • Untuk taksi dan mobil yang bergabung membayar biaya sewa aplikasi Rp350.000/bulan.
  • Untuk merchant resto yang bergabung membayar biaya sewa aplikasi Rp350.000/bulan.
  • Untuk merchant rumah makan, lapak online, dan PKL yang bergabung membayar biaya sewa aplikasi Rp150.000/bulan.
  • Untuk pengusaha lokal dan usaha rumahan yang punya produk maupun olahan lokal tidak ada biaya sewa.

Saat ini NDRA baru beroperasi di Kota Jayapura, namun dalam waktu dekat, jika pengembangan aplikasi iOS rampung (targetnya awal tahun), akan melakukan ekspansi ke kota lain, seperti Sorong, Manokwari, Biak, Fak-fak, dan Merauke. Pengembangan NDRA masih sepenuhnya dengan dana pribadi dan membuka kesempatan kerja sama untuk investor guna mengembangkan bisnis lebih luas. Selain itu pasca masa percobaan, NDRA ingin merekrut pemuda-pemudi Papua untuk bisa bergabung ke startup tersebut, mengembangkan layanan on-demand lokal di sana.

“Karena visi dan misi NDRA adalah menjadi aplikasi yang dapat memberikan layanan kebutuhan masyarakat secara online dan sekaligus sebagai penyedia lapangan pekerjaan kepada siapa saja dan di mana saja khususnya di tanah Papua,” pungkas Hendra.

Application Information Will Show Up Here