Tokocrypto to Offer CeDeFi Token through Binance Smart Chain

The crypto asset marketplace platform Tokocrypto will develop Indonesia’s first claimed hybrid CeDeFi (TKO) token on the Binance Smart Chain. Binance is an early-stage investor in Tokocrypto.

TKO combines Centralized Finance (CeFi) and Decentralized Finance (DeFi) mechanisms. Financial products with the DeFi mechanism are considered to help accelerate the improvement of financial literacy in Indonesia because they provide low fees, fast transactions, and easy to use.

In order to bridge the gap, Tokocrypto will focus on educating users about crypto finance and developing CeFi utilities, such as TKO Deposit, TKO Savings & TKO Cashback at Tokocrypto. Currently, Tokocrypto is building a liquid pool, while TKO is still in the process of distributing it to the community as a reward. TKO will be officially released by Tokocrypto in April 2021.

“Binance has been our support at Tokocrypto. Through this closer collaboration, it is expected to drive crypto adoption through TKO tokens throughout Indonesia. This will also allow us to leverage human resources and support throughout the BSC ecosystem,” Tokocrypto’s CEO Pang Xue Kai said.

DeFi’s existence as an open financial system is available in Indonesia. Although it is yet to be an official means of payment, Bitcoin and other crypto-assets have been recognized as commodities that can be traded in 13 crypto asset traders officially registered with BAPPEBTI. This crypto asset trading mechanism is regulated in Bappebti Regulation No. 5 of 2019.

Supported by Tokocrypto community

DeFi becomes very relevant for the Indonesian market, but there’s still no proof of successful players running DeFi. Tokocrypto has the ambition to fully support this ecosystem. One of those is by developing the community they have today.

“We want to become a DeFi platform in Indonesia, together with the community we want to initiate it. Currently, there are many products that are driven by the community,” Tokocrypto’s COO, Teguh Kurniawan Harmanda added.

Tokocrypto is the first crypto asset trader registered with BAPPEBTI. Born by a group of crypto enthusiasts who have full faith in the benefits offered by blockchain technology, Tokocrypto has a big goal to help Indonesians understand this industry and to integrate this technology into society and the global economy.

Although it’s still a lack of public interest to start investing in crypto assets, Teguh believes that market interest will begin to grow this year and in the future. One of the reasons is the support of the government and regulators, which encourage growth and awareness of the wider community of crypto assets.

“It is undeniable that there are lots of people still pessimistic about crypto assets. However, by the increasingly mature market and the growing number of stock investors, stock influencers, online motorcycle taxi drivers, to students playing with crypto assets, I am sure the market’s interest in Crypto assets will increase in number,” Teguh said.

He said that crypto-assets today and in the future are not only a place of speculation but have become a safe haven asset for the wider community. For this reason, it is wise for the community to be fully aware of what kind of funds are then worthy of being invested. Do not let personal funds or routine deposits be put into crypto-asset investments.

“For that I am responsible not only for the company but also as Chairman of the Indonesian Crypto Asset Traders Association (ASPAKRINDO), wanting to provide true and accurate education to the public about crypto-asset investment,” Teguh said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Tokocrypto Kembangkan Token CeDeFi di Binance Smart Chain

Platform marketplace aset kripto Tokocrypto akan mengembangkan token CeDeFi (TKO) hibrida yang diklaim pertama di Indonesia di atas Binance Smart Chain. Binance sendiri merupakan investor tahap awal Tokocrypto.

TKO menggabungkan mekanisme Keuangan Terpusat (CeFi) dan Keuangan Terdesentralisasi (DeFi). Produk finansial dengan mekanisme DeFi dinilai dapat membantu mempercepat peningkatan literasi finansial di Indonesia, karena menyediakan biaya yang rendah, kecepatan transaksi, dan mudah digunakan.

Untuk menjembatani kesenjangan, Tokocrypto di awal akan fokus untuk memberikan edukasi kepada pengguna tentang keuangan kripto dan pengembangan utilitas CeFi, seperti Setoran TKO, Tabungan TKO & Cashback TKO di Tokocrypto. Saat ini Tokocrypto sedang membangun liquid pool, sementara TKO masih dalam proses penyebaran kepada komunitas sebagai bentuk rewards. Secara resmi TKO akan dirilis oleh Tokocrypto pada bulan April 2021 mendatang.

“Binance selalu menjadi pendukung kuat kami di Tokocrypto. Melalui kolaborasi yang lebih erat ini, harapannya akan dapat mendorong adopsi kripto melalui token TKO ke lebih banyak wilayah di Indonesia. Ini juga akan memungkinkan kami memanfaatkan sumber daya manusia dan dukungan di seluruh ekosistem BSC, ” kata CEO Tokocrypto Pang Xue Kai.

Keberadaan DeFi sebagai sistem finansial terbuka sudah bisa dinikmati di Indonesia. Meskipun belum menjadi alat pembayaran resmi, Bitcoin dan aset kripto lainnya sudah diakui sebagai komoditas yang bisa diperdagangkan di 13 pedagang aset kripto yang resmi terdaftar di BAPPEBTI. Mekanisme perdagangan aset kripto ini diatur dalam peraturan Bappebti No. 5 Tahun 2019.

Dukungan komunitas Tokocrypto

DeFi menjadi sangat relevan untuk pasar di Indonesia, namun hingga saat ini belum ada pemain yang sukses menjalankan DeFi. Tokocrypto berambisi mendukung sepenuhnya ekosistem tersebut. Salah satunya dengan memperkuat komunitas yang mereka miliki saat ini.

“Kita ingin menjadi platform DeFi di Indonesia, bersama dengan komunitas kami ingin menginisiasi. Saat ini sudah banyak produk yang didorong oleh komunitas,” imbuh COO Tokocrypto Teguh Kurniawan Harmanda.

Tokocrypto adalah pedagang aset kripto pertama yang terdaftar di BAPPEBTI. Dilahirkan oleh sekelompok penggemar kripto yang memiliki keyakinan penuh akan manfaat yang ditawarkan oleh teknologi blockchain, Tokocrypto memiliki goal besar untuk membantu rakyat Indonesia memahami industri ini dan untuk mengintegrasikan teknologi tersebut ke dalam masyarakat serta ekonomi global.

Meskipun mengakui masih rendahnya animo masyarakat untuk mulai berinvestasi di aset kripto, namun Teguh percaya tahun ini dan ke depannya, mulai tumbuh dengan baik minat dari pasar. Salah satu alasan adalah berkat dukungan dari pemerintah dan regulator, yang mendorong pertumbuhan dan awareness kepada masyarakat luas terhadap aset kripto.

“Memang tidak bisa dimungkiri masih banyak beberapa kalangan yang pesimis dengan aset kripto hingga saat ini. Namun dilihat dari makin dewasanya pasar dan mulai banyak investor saham, influencer saham, pengemudi ojek online, hingga mahasiswa yang bermain dengan aset kripto, saya yakin minat pasar terhadap aset kripto akan makin meningkat jumlahnya,” kata Teguh.

Ditambahkan olehnya, aset kripto saat ini dan ke depannya bukan hanya sebagai ajang spekulasi saja, namun sudah menjadi safe haven asset untuk masyarakat luas. Untuk itu menjadi bijaksana bagi masyarakat menyadari sepenuhnya, dana seperti apa yang kemudian layak untuk diinvestasikan. Jangan sampai dana pribadi hingga simpanan yang sifatnya rutin, kemudian dimasukkan menjadi investasi aset kripto.

“Untuk itu saya bertanggung jawab bukan hanya untuk perusahaan namun juga sebagai Ketua Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO), ingin memberikan edukasi yang benar dan akurat kepada masyarakat tentang investasi aset kripto,” kata teguh.

Tokocrypto Amankan Pendanaan dari Binance

Platform jual beli aset kripto Tokocrypto mengumumkan telah mendapatkan pendanaan dari Binance, sebuah perusahaan yang juga berkecimpung di industri blockchain. Tidak ada nominal yang disebutkan untuk pendanaan kali ini. Hanya saja Tokocrypto menjelaskan akan memanfaatkan pendanaan kali ini untuk menggenjot pertumbuhan bisnis.

Beberapa hal yang direncanakan adalah mengembangkan produk dan layanan baru, pengembangan teknologi, menghadirkan inisiatif baru dalam hal edukasi blockchain di Indonesia, dan juga melakukan ekspansi secara nasional, meliputi Surabaya, Bali, Medan, Makassar, Balikpapan, dan lainnya.

“Investasi di Tokocrypto ini menjadi penegasan akan kepercayaan dari pemimpin pasar aset kripto secara global terhadap potensi blockchain ekosistem di Indonesia yang sangat menjanjikan. Investasi dari Binance ini akan digunakan untuk menghadirkan dan meningkatkan layanan terbaik dari Tokocrypto di pasar Indonesia, serta mempercepat visi kami dalam menghadirkan ekosistem keuangan terbuka melalui teknologi blockchain,” kata Co-Founder dan CEO Tokocrypto Pang Xue Kai.

Dimulai pada tahun 2018, Tokocrypto sebelumnya juga berhasil mendapatkan pendanaan dari QCP Capital, perusahaan perdagangan aset digital dan investasi yang berbasis di Singapura. Seiring berjalannya waktu, pada thaun 2019 Tokocrypto meluncurkan Toko Launchpad, sebuah platform yang berfungsi untuk menjembatani proyek blockchain dengan mekanisme Initial Exchange Offering (IEO). Kemudian di tahun yang sama, mereka berhasil terdaftar di BAPPEBTI.

Pihak Tokocrypto sendiri saat ini cukup optimis dengan apa yang telah mereka lakukan dan capai selama ini. Termasuk rencana-rencana besar yang mereka siapkan untuk melaju selepas pendanaan ini.

“Saat ini bisnis Tokocrypto terus berkembang secara positif, baik dari sisi pengguna maupun transaksi harian. Saat ini, trading volume harian Tokocrypto telah berhasil mencapai $700,000. Selanjutnya, kami tentu akan terus berinovasi dengan menghadirkan fitur atau produk menarik lainnya, serta juga akan menghadirkan berbagai promo menarik,” ujar Kai.

Perkembangan industri aset kripto di Indonesia mungkin belum semasif industri e-commerce maupun teknologi finansial yang dikenal baik masyarakat umum. Masalah edukasi pengguna ini tampaknya masih jadi salah satu hambatan yang menjadi tantangan bersama para pemain di dalamnya.

Untuk saat ini industri perdagangan aset kripto di Indonesia sendiri sudah cukup ramai. Beberapa nama pemain lokal bermunculan dan beberapa pemain luar mulai masuk ke pasar Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Luno, Indodax, Coinone, Pintu, dan Tokenomy.

Application Information Will Show Up Here

Tokocrypto Resmi Terdaftar di BAPPEBTI

Tokocrypto resmi terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), sekaligus menjadi platform jual beli aset kripto pertama yang terdaftar.

BAPPEBTI merupakan badan pengawas yang mengatur perdagangan komoditas berjangka, termasuk emas dan kripto. Untuk platform aset kripto, otoritas miliki dua aturan yang harus dipenuhi, yakni tersaji pada Peraturan BAPPEBTI No. 5 tahun 2019 dan No. 9 tahun 2019.

“Ini merupakan pencapaian yang luar biasa bagi Tokocrypto, sekaligus membuat kami menjadi selangkah lebih dekat untuk mendapatkan izin penuh. Diharapkan memberikan kepercayaan bagi publik dan nasabah dalam melakukan transaksi jual beli aset kripto,” terang Kai.

Sementara itu kepada DailySocial COO Tokocrypto Teguh Kurniawan Harmanda menjelaskan, semua platform yang terdaftar wajib memberikan laporan rutin kepada BAPPEBTI.

“Dengan adanya regulasi pemerintah, ini semakin menimbulkan kepercayaan publik dan terasa pada pertumbuhan jumlah nasabah di Tokocrypto. Tren akan terus meningkat dengan bertambahnya kesadaran dan peran aktif dari pemerintah sebagai publik sektor, private sektor, pengembang blockchain proyek, dan juga pihak lain yang ada di dalam ekosistem aset kripto,” imbuh Teguh.

Di tahun 2019 ini Tokocrypto tercatat memperkenalkan beberapa inovasi, salah satunya adalah “Toko Launchpad“, sebuah platform yang disiapkan untuk menjembatani proyek blockchain dengan meknisme Initial Exchange Offering (IEO).

Tokocyrpto memulai debutnya di Indonesia pada tahun 2018 . Saat ini mereka berada di industri yang sama dengan beberapa pemain lokal dan internasional, sepeti Indodax, Luno, Coinone, dan lain sebagainya.

Platform Jual Beli Uang Digital Tokocrypto Resmikan Kehadiran di Indonesia

Tokocrypto, platform jual beli uang digital, meresmikan kehadirannya di Indonesia setelah beroperasi sejak Mei 2018 secara beta. Tokocrypto ingin menjadi bursa dagang aset digital terbesar di Indonesia. Perusahaan mengklaim telah melakukan berbagai inisiatif, termasuk edukasi ke publik, menjalin relasi dengan komunitas dan media, serta aktif melakukan komunikasi dengan pemerintah.

“Teknologi blockchain telah berkembang sangat cepat dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan tidak sedikit yang menyatakan blockchain merupakan teknologi revolusioner berikutnya. Kami hadir untuk menjadi bursa dagang aset digital terdepan di Indonesia,” ujar Founder dan CEO Tokocrypto Pang Xue Kai dalam keterangan resmi.

Isu keamanan dan pengetahuan publik masih sangat terbatas, khususnya terkait bursa dagang terbatas untuk aset digital. Oleh karena itu, Tokocrypto hadir dengan ekosistem berisi platform yang sederhana dan mudah dipahami, dapat melakukan transaksi dengan cepat, dan aman.

Saat ini Tokocrypto baru menjual dua mata uang digital yakni Bitcoin dan Ethereum. Dalam waktu dekat akan ada dua mata uang lainnya yang siap dihadirkan.

Diklaim Tokocrypto telah memiliki lebih dari 10 ribu anggota terdaftar dan bekerja sama dengan lebih dari 10 komunitas blockchain dan aset digital.

Ekosistem Tokocrypto

Kai melanjutkan, dalam ekosistem Tokocrypto terdapat tiga fungsi penting yang telah berjalan dan terus dikembangkan yaitu News dan Outreach, serta yang akan segera diluncurkan yaitu Launchpad.

Di Toko News, Tokocrypto akan bertindak sebagai agregator berita yang menghubungkan masyarakat dengan informasi terkini terkai dunia aset digital di seluruh dunia. Tokocrypto akan berkolaborasi dengan berita lokal dan media untuk menghadirkan konten dalam Bahasa Indonesia.

Sementara Toko Outreach memungkinkan individu maupun kelompok komunitas untuk berkumpul berbagi pengetahuan teknis tentang aset digital dan teknologi blockchain. Perusahaan siap bekerja sama dengan berbagai universitas untuk meningkatkan literasi masyarakat.

Untuk Toko Launchpad, yang bakal segera hadir diharapkan dapat memberikan akses kepada publik untuk berpartisipasi dalam proyek aset digital yang ada di Indonesia maupun di luar. Juga, memberikan platform bagi pelaku blockchain dan digital aset di Indonesia untuk memulai proyek mereka sendiri.

Kai mengatakan, “Launchpad nantinya diharapkan menjadi jembatan bagi mereka yang masih awam untuk mengenal lebih jauh dunia aset digital. Toko Launchpad akan memanfaatkan keahlian dalam hal teknis, pemasaran, operasi, dan pengembangan teknis dari seluruh dunia untuk memberikan panduan kepada proyek yang potensial.”

“Dengan potensi besar yang dimiliki, serta dukungan regulasi yang telah dikeluarkan pemerintah, Indonesia kini berpotensi menjadi blockchain hub di Asia Tenggara. Inblocks 2018 diharapkan dapat menjadi ajang mempertemukan para pelaku industri blockchain, baik dari Indonesia maupun luar, serta ajang pemahaman bagi publik tentang blockchain itu sendiri,” pungkasnya.

Cryptocurrency Sebagai (Salah Satu) Masa Depan Blockchain

Nama Bitcoin dan blockchain sangat santer belakangan diperbicarakan di Indonesia. Keduanya seringkali dianggap sama, padahal sejatinya berbeda. Blockchain adalah operating system yang berdiri di atas Bitcoin yang merupakan salah satu jenis mata uang digital (cryptocurrency).

Selayaknya teknologi yang terus menerus berkembang, blockchain dan cryptocurrency pun juga demikian membuat Pang Xue Kai mendirikan Tokocrypto. Melalui Tokocrypto, Kai ingin membentuk ekosistem cryptocurrency jadi lebih terstruktur, sehingga orang-orang pun pada akhirnya bisa merasakan dampaknya di kemudian hari.

Dalam #SelasaStartup edisi pekan pertama Juli 2018, Kai akan banyak menceritakan mulai dari sejarah awal blockchain, apa kelebihan dan kekurangan dari blockchain, hingga revolusi selanjutnya dari blockchain dengan cryptocurrency.

Revolusi perjalanan blockchain

Konsep Bitcoin muncul saat krisis keuangan global di 2008, saat banyak orang kehilangan kepercayaan pada bank dan otoritas pusat. Berteknologi blockchain, Bitcoin dapat menghilangkan ketergantungan pada otoritas pusat, alias tidak ada titik pusat kegagalan, serta memecahkan inefisiensi di dunia nyata.

Satoshi Nakamoto melihat kontrol mata uang terlalu penting untuk diserahkan sepenuhnya kepada bankir dan lembaga keuangan. Hasil karyanya diterbitkan pada 2008 ke dalam milis kriptografi metzdowd.com. Setelah itu, membuat harga Bitcoin melambung tinggi hingga mencapai Rp200 juta per 1 BTC di Desember 2017. Lalu turun drastis jadi Rp60 juta.

Volatilitas harga Bitcoin yang terus berubah-ubah, sebab ide dasarnya adalah kita tidak bisa mencetak lebih banyak dari jumlah yang sudah ditetapkan yakni 21 juta BTC. Sementara sudah ada lebih dari 17 juta BTC yang beredar dan setiap harinya para penambang bersaing satu sama lain mendapatkan imbalan dari Bitcoin baru ketika transaksi berhasil diselesaikan.

Disinilah mulai terjadinya blockchain 1.0, akan tetapi kelebihan dan kekurangan. Akhirnya mendorong terjadinya pembaruan sistem ke versi 1.5 (2009-2015). Dalam versi ini ada beberapa cryptocurrency yang muncul setiap hari untuk bertarung dengan Bitcoin. Hingga kini ada sekitar 1.565 cryptocurrency yang tersedia melalui internet dan jumlah terus bertambah. Diantaranya Litecoin, Dash, Ripple, dan sebagainya.

Kemudian muncul blockchain 2.0 (2015). Sebelumnya cryptocurrency dianggap sebagai mata uang saja, blockchain digunakan untuk mencatat sejarah transaksi. Di versi ini lahir Ethereum pada 2015, ini lebih dari sekadar mata uang. Juga memungkinkan pembuatan aplikasi yang terdesentralisasi pada blockchain.

Lahir blockchain 2.5 (2015-2017) dikenal sebagai blockchain baru yang dapat diprogram dengan teknologi yang berbeda dan solusi khusus dikembangkan. Di sini lahir cryptocurrency baru seperti Vechain, Neo, Nem, Waltonchain, Vechain, dan Komodo.

Versi ini punya kekurangan, ada masalah kemacetan jaringan karena jumlah pengguna yang terus meningkat. Ini menyebabkan biaya tinggi dan waktu validasi panjang misal Ethereum butuh 15 transactions per second (TPS). Disamping itu dari sisi interoperabilitas, setiap blockchain terisolasi dan tidak dapat berkomunikasi satu sama lain. Konsumsi listrik juga tinggi setiap kali menambang cryptocurrency.

Terakhir adalah blockchain 3.0 (2017-2018) hadir untuk menyelesaikan masalah di versi sebelumnya. Seperti, dalam mengatasi skalabilitas ada Ziliqa & Ethereum (Sharding), IOTA (Tangle), Bitcoin (Lighting Network), dan Nano (Directed Acylic Graph). Interoperabilitas ada Icon & Aion (Cross-chain) dan Bitcoin (Atomic Swap). Masalah lingkungan dengan Ethereum & EOS (Proof-of-Stake).

Teknologi berikutnya

Apakah selanjutnya akan ada blockchain 4.0? Pembaruan apa yang akan terjadi? Namun yang pasti cryptocurrency akan semakin berkembang karena sangat luas, sulit untuk digabungkan, namun, justru bisa diklasifikasikan sebagai komoditas, keamanan, dan aset. Di Indonesia, menurut Kai, diklasifikasikan sebagai komoditas dan harus diatur sebagai komoditas.

Kebanyakan decentralized applications (DApps) masih terbelakang dan cryptocurrency menghadapi skeptisisme. Padahal sebenarnya masih butuh waktu untuk diterima publik dan mendapatkan momentum agar bisa diadopsi secara masal. Seperti saat telepon dan internet, dalam kurang dari 30 tahun internet berkembang dari sekadar mengirim email jadi sesuatu yang tidak bisa tergantikan.

“Demikian pula bagi blockchain dan cryptocurrency yang telah datang jauh sejak munculnya Bitcoin pada 2009 sebagai mata uang terdesentralisasi,” terang Kai.

Kendati, harga Bitcoin yang menerus turun saat ini, banyak pihak yang menantikan perkembangan industri cryptocurrency secara keseluruhan. Hal ini mendorong Kai untuk mendirikan Tokocrypto pada Juni 2017. Tokocrypto adalah wadah untuk investasi aset digital dengan tampilan yang sederhana, mudah, dan aman.

Selain menyediakan Exchange, pihaknya menyediakan ekosistem yang menghubungkan unit bisnis satu sama lain. Ada Tokocrypto Launchpad sebagai inisiatif baru untuk memberikan penggunanya kesempatan untuk berinvestasi dalam proyek global blockchain yang berkualitas. Sebab, selama ini Kai melihat selama ini karena kurangnya peraturan untuk ICO, banyak investor cryptocurrency yang menjadi target penipuan ICO.

“Ke depannya cryptocurrency akan semakin berkembang dan tidak sekadar jadi currency saja, dengan segala kelebihan dari teknologi blockchain, aset digital dari cryptocurrency akan jadi the next big thing. Untuk itu lewat Tokocrypto kami ingin edukasi pasar,” pungkasnya.

Tokocrypto Sajikan Layanan Pembelian dan Penjualan Cryptocurrency

Seiring terus meningkatnya peminat cryptocurrency di Indonesia –umumnya sebagai aset investasi digital, berbagai jenis bisnis yang menyajikan layanan tersebut makin bertambah. Yang terbaru adalah Tokocrypto, sesuai namanya layanan ini diperuntukkan untuk jual-beli cryptocurrency. Saat ini baru tersedia untuk transaksi Bitcoin dan Ethereum. Pengguna hanya cukup menyetorkan sejumlah uang saldo di Tokocrypto, untuk selanjutnya digunakan untuk melakukan pembelian.

Kepada DailySocial CEO Tokocrypto, Pang Xue Kai, menjelaskan ada beberapa keunggulan yang ingin coba ditawarkan. Pertama ialah biaya transaksi yang diklaim lebih rendah, termasuk biaya penarikan yang dibebankan kepada pengguna. Kedua ialah terkait dengan transparansi. Guna memberikan keyakinan kepada pelanggan, Tokocrypto menekankan unsur keterbukaan informasi terkait dana pelanggan agar tidak disalahgunakan.

[Baca juga: Mengenal Cryptocurrency dan Mekanisme Transaksinya]

“Tokocrypto juga terbuka untuk bekerja sama dengan otoritas pemerintah guna membangun lingkungan yang kuat untuk bisnis cryptocurrency agar memastikan kepentingan pengguna dapat terlindungi,” ujar Xue Kai.

Saat ini layanan Tokocrypto juga tengah menyiapkan dukungan untuk varian crypto lain, yakni Ripple, Neo, Litecoin dan Cardano. Direncanakan pada akhir kuartal kedua tahun ini sudah bisa dinikmati pengguna. Inisiatif pengembangan “Swipe Crypto” juga akan menjadi salah satu roadmap untuk perluasan platform. Tokocrypto sendiri sudah didirikan sejak Juni 2017, awal April ini meluncurkan uji beta untuk pengguna. Direncanakan akan meluncur penuh pada akhir April nanti.

“Sejauh ini kami merasakan antusiasme yang besar oleh penguji beta dan anggota komunitas tentang prospek adanya pilihan alternatif bagi mereka untuk berinvestasi dalam cryptocurrency. Ada juga diskusi berkelanjutan tentang potensi teknologi blockchain dan bagaimana hal itu dapat membantu pertumbuhan digital, sosial dan ekonomi Indonesia,” sambung Xue Kai.

[Baca juga: Mengeksplorasi Potensi Pemanfaatan Blockchain di Indonesia]

Lebih lanjut Xue Kai turut memberikan komentar tentang potensi cryptocurrency di Indonesia. Bitcoin membentuk tren yang baik, lebih banyak orang sekarang mengetahui tentang cryptocurrency atau konsep blockchain. Potensinya tentu sangat besar, namun hal fundamental yang masih menjadi tantangan bersama ialah mendidik masyarakat Indonesia tentang teknologi tersebut. Termasuk menumbuhkan sinergi antara para pemain bisnis dan otoritas pemerintah dalam menyediakan kerangka aturan.