Startup Fintech SCF Danamart Incar Influencer dan Sektor Kreatif

Startup fintech securities crowdfunding (SCF) Danamart mengungkapkan siap melirik pembiayaan influencer dan sektor ekonomi kreatif lainnya. Sektor ini dinilai prospektif karena tergolong sulit memperoleh akses pendanaan dari lembaga keuangan formal, walau secara potensi bisnis bernilai jumbo.

“Kami akan segera MoU dengan GetCraft untuk mulai mendanai influencer yang ada di bawah mereka,” ucap Founder dan CEO Danamart Patrick Gunadi saat media gathering di Jakarta, pekan lalu (27/7).

Sesuai dengan aturan yang berlaku di OJK, semua penyaluran pembiayaan di SCF harus berbadan hukum. Sementara, mayoritas influencer masih berbentuk usaha perorangan. Oleh karenanya, sebelum memperoleh pendanaan mereka akan diarahkan untuk membentuk badan usaha.

Langkah tersebut akan dilakukan melalui anak usaha Danamart, Omah Biznis, yang berfokus pada peningkatan literasi bisnis lewat program-program edukasi bersama lembaga pendidikan.

Latar belakang pendirian Omah Biznis (sebelumnya bernama Danamart Academy) ini lantaran pendanaan merupakan kebutuhan dasar untuk keberlangsungan usaha. Namun, dapat menjadi sangat sulit untuk dijangkau tanpa adanya pemahaman yang baik bagi pengusaha. Mereka akan sulit meyakinkan potensi bisnisnya pada investor.

“Kita gaet influencer ini dari awal untuk bangun entitas, dorong mereka sejak awal punya landasan bisnis yang proper,” tambahnya.

Fokus pada bisnis ESG

Penambahan sektor pendanaan ini selaras dengan fokus Danamart yang memfokuskan diri sebagai SCF yang mengusung konsep ESG (Environmental, Social, Governance). Prinsip ESG ini menjadi salah satu tolak ukur penilaian manajemen risiko terhadap UKM sebelum menerbitkan efek di Danamart. Bahkan ada insentif yang lebih besar diberikan untuk bisnis yang menjalankan prinsip ESG ini.

Menurut Patrick, ESG memiliki potensi yang besar walau saat ini masih niche. Optimisme tersebut muncul karena belakangan perusahaan global mulai mengambil inisiatif ESG dalam berbagai aksi mereka. Diharapkan ke depannya dapat menciptakan efek bola salju.

“Kami concern pada konsep ini karena dalam beberapa dekade terakhir suhu meningkat jadi semakin panas lautnya, kalau lautan hangat itu bisa jadi bencana. Dan kita sebagai negara tropis yang paling berdampak. Jadi kami tidak mau berpartisipasi dalam bisnis yang merusak lingkungan.”

Danamart memiliki dua opsi untuk investor dan perusahaan yang mencari pendanaan (issuer), yakni Equity Financing (khusus startup) dan Debt Financing (untuk UMKM) yang berbasis penerbitan surat utang (obligasi).

Tidak hanya itu, penerbit dapat memilih efek yang tepat untuk mendapatkan modal dengan keleluasaan pengembangan perusahaan sesuai ketentuan dari efek yang dipilih. Proses penggalangan modal dan pembiayaan dilakukan secara online atau daring dengan keringanan syarat terkait jaminan, nilai aset, serta akses permodalan tercatat pada Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Danamart hanya mengenakan platform fee 6% kepada issuer dengan plafon pendanaan sampai dengan Rp10 miliar. “Kami selalu melihat dari stage perusahaan, mereka ada di fase mana. Juga melihat debt dari rasio likuiditas, seberapa kuat sebuah perusahaan untuk bisa bayar bunga dalam jangka pendek. Cara berpikirnya sama dengan investor VC kebanyakan.”

Sementara itu, para investor dapat memilih sesuai dengan profil risiko masing-masing. Disebutkan imbal hasil yang ditawarkan Danamart mencapai 18% per tahun dengan minimum investasi yang terjangku sebesar Rp100 ribu. Diklaim Danamart telah memiliki 1.000 investor yang bergabung sejak pertama kali peroleh izin operasional dari OJK pada Februari 2023.

Mayoritas dari investor tersebut berasal dari kalangan ritel, baru satu investor institusi yang sudah bergabung. Investasi di Danamart bisa mulai dari Rp100 ribu sampai Rp300 juta. Tapi average investasi yang diberikan per investornya sekitar Rp50 juta.

“Kami butuh investor ritel karena butuh crowd wisdom, apakah proyeknya real buat validasi. Sementara investor institusi itu untuk liquidity provider. Kami menginginkan agar investor ritel kami bisa lebih mass lagi, bisa naik sampai dua kali lipat.”

Adapun untuk jumlah bisnis yang telah menerbitkan efek melalui Danamart mencapai empat perusahaan. Proyek yang didanai, di antaranya penyediaan tempat tinggal dan kelayakan tempat kerja. Keseluruhan proyek ini menerbitkan surat utang obligasi. Terdapat 10 pengajuan yang tengah diproses perusahaan. Patrick mengungkapkan pada tahun ini ditargetkan dapat menerbitkan 50 efek perusahaan.

Application Information Will Show Up Here

Danamart Jembatani Pendanaan bagi UKM Berbasis ESG

Dalam beberapa tahun terakhir, securities crowdfunding (SCF) telah muncul sebagai opsi untuk meningkatkan modal dan mendemokratisasi peluang investasi. Pendekatan inovatif ini memungkinkan startup dan UKM untuk mengakses pendanaan dari kumpulan investor yang beragam.

Salah satu platform yang menawarkan layanan SCF adalah Danamart. Platform ini fokus pada pembiayaan UKM melalui dua produk utamanya, yakni Invoice Financing dan Purchase Order (PO) Financing. Kini, Danamart telah mendapatkan izin resmi sebagai penyelenggara layanan SCF dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada awal 2023.

Kepada media, Founder & CEO Danamart sekaligus Sekretaris Jenderal Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI) Patrick Gunadi memaparkan tentang fokus pembiayaan pada segmen UKM dan startup hingga rencana penggalangan dana.

Usaha dengan nilai ESG

Securities crowdfunding (SCF) mengacu pada praktik penggalangan dana dari sejumlah individu, biasanya melalui platform online, dengan imbalan sekuritas di perusahaan. Tidak seperti crowdfunding tradisional yang melibatkan donasi atau produk pra-pembelian, SCF memungkinkan investor membeli saham atau bentuk ekuitas lainnya dalam bisnis.

Danamart mengklaim sebagai pionir pembiayaan yang menerapkan ESG atau prinsip keberlanjutan terhadap lingkungan dan masyarakat. Prinsip ESG juga menjadi salah satu tolak ukur penilaian manajemen risiko terhadap UKM sebelum menerbitkan efek di Danamart.

“Untuk mendorong sustanability, kami tidak mendanai perusahaan yang belum memiliki ESG value. Perusahaan yang sudah memiliki ESG value akan diberikan insentif,” kata Patrick.

Kesulitan mendapatkan modal menjadi tantangan utama bagi UKM naik kelas untuk mengembangkan usahanya. Maka itu, Danamart memiliki dua opsi untuk investor dan perusahaan yang mencari pendanaan (issuer), yakni Equity Financing (khusus startup) dan Debt Financing (untuk UMKM).

Proses penggalangan modal dan pembiayaan dilakukan secara online atau daring dengan keringanan syarat terkait jaminan, nilai aset, serta akses permodalan tercatat pada Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Danamart hanya mengenakan platform fee 6% kepada issuer dengan plafon pendanaan sampai dengan Rp10 Milliar.

“Ketika ingin menjual saham atau surat utang, perusahaan [mungkin] belum bisa memenuhi sejumlah persyaratan di pasar modal, terutama yang berkaitan dengan nominal IPO. Melalui securities crowdfunding, nominal penawaran bisa lebih terjangkau untuk UKM,” kata Patrick.

Startup atau UKM yang ingin mencari pendanaan, bisa mengakses langsung ke web app Danamart. Perusahaan mengklaim proses pendaftaran bisa dilakukan secara cepat sekitar 8 menit saja.

Rencana penggalangan dana

Dilihat dari data yang mereka miliki, saat ini generasi muda mulai dari usia 18-25 tahun menunjukkan minat lumayan besar untuk berinvestasi ke usaha yang memiliki nilai sosial hingga lingkungan. “Dari sisi investor, ini bisa menjadi aset baru. Sebelumnya, startup yang ingin menggalang dana, harus melalui angel investor dan pihak terkait lainnya. Kini lewat Danamart, semua orang bisa menjadi investor untuk startup hingga UKM di Indonesia,” kata Patrick.

Danamart tercatat telah memperoleh pendanaan awal, turut didukung oleh sejumlah investor, termasuk Alexander Rusli sebagai pemegang saham dan penasihat, serta pemodal ventura Prasetia Dwidharma. Menurut perusahaan, tahun ini Danamart berencana menggalang pendanaan pra-seri A untuk mendukung rencana ekspansi ke dua kota.

Sampai saat ini, Danamart telah membantu UKM dalam permodalan usaha melalui fasilitas penawaran efek berbasis utang. Tidak menutup kemungkinan penerbit efek berbasis ekuitas atau saham mendapatkan penambahan modal di platform Danamart. Danamart mengaku terus konsisten mendukung UKM melalui layanan SCF yang aman dan inklusif.

Danamart juga menyediakan pelatihan berupa Danamart Academy secara gratis kepada pelaku UKM untuk mempelajari ilmu bisnis dari pakarnya secara online. Diberikan juga informasi untuk membuat portofolio perusahaan yang profesional, kepada pelaku usaha yang berencana untuk melakukan penggalangan dana.

Layanan P2P Lending Danamart Mudahkan UKM Cairkan Pinjaman Secara Online

Industri fintech lending di Indonesia semakin diramaikan oleh para pemain baru, diantaranya adalah Danamart. Startup ini memfokuskan diri pada pinjaman untuk UKM dengan dua produk utamanya berupa pinjaman untuk pembayaran tagihan (invoice financing) dan pembayaran PO (purchase order financing).

CEO dan Co-Founder Danamart Patrick Gunadi menerangkan, Indonesia masih membutuhkan pemain fintech lending untuk kredit produktif. Sedangkan kebanyakan pemain lending saat ini fokus pada kredit konsumtif yang sifatnya payday cash loan, di mana ada risiko besar di belakangnya.

“Sementara p2p lending untuk pembiayaan bisnis jumlahnya belum banyak. Padahal, di segmen ini siklus pembayarannya jelas kapan lenders harus exit, dan sebagainya,” terangnya kepada DailySocial.

Untuk menjamin keamanan pendana dan peminjam, Danamart bekerja sama dengan berbagai pihak pendukung seperti asuransi kredit, perbankan, dan lembaga lainnya. Apabila terjadi gagal bayar, asuransi kredit akan menjamin 80% dari total kredit untuk mengembalikan dana ke pendana.

“Karena kita ini basisnya adalah marketplace, makanya penting untuk menjaga keamanan dari sisi kanan dan kiri. Seluruh pinjaman yang terbit melalui Danamart pada dasarnya sudah di-cover oleh asuransi. Untuk itu kami perketat dari sisi credit scoring-nya.”

Credit scoring di Danamart, sambungnya, cukup ketat. Selain harus melengkapi dokumen yang diminta, ada tim lapangan yang akan mengunjungi lokasi peminjam untuk memastikan keaslian usaha. Tim perlu bertemu tatap muka dengan perwakilan direktur dan pemegang saham, untuk mengukur peminjam berdasarkan kemampuan dan kemauan mengembalikan pinjaman.

Setelah itu, setiap peminjam akan mendapat grade apakah ada di grade A sampai E untuk menentukan bunga yang harus dibayarkan. Seluruh proses mulai dari pengajuan sampai penggalangan dana kurang lebih memakan waktu sampai 14 hari. Apabila dana sudah 100% terkumpul, peminjam baru bisa mencairkannya.

Peminjam dapat mengajukan pinjaman mulai dari Rp100 juta sampai Rp2 miliar. Tenornya minimal 1 bulan sampai 6 bulan. Apabila terlambat mengembalikan pinjaman, setiap harinya akan dikenakan bunga harian 0,2% yang berlaku sampai 60 hari ke depan.

Bunga berjalan akan berhenti setelah memasuki hari ke 61, sesuai dengan dorongan dari Asosiasi Fintech Pembiayaan Bersama Indonesia (AFPI) kepada seluruh anggotanya.

Adapun untuk pendana, mereka bisa berinvestasi dengan nominal dari Rp1 juta sampai Rp2 miliar, sehingga cocok untuk peminjam individu dan korporasi.

Target Danamart

Patrick menuturkan pengajuan sepenuhnya dilakukan secara online melalui situs resmi perusahaan, belum ada aplikasi tersedia. Hanya saja, lokasi peminjam sementara ini terbatas di Jakarta saja.

Secara model bisnis, Danamart sudah siap untuk beroperasi, namun memilih untuk menunggu sampai menerima surat tanda terdaftar dari OJK demi menjaga keamanan dalam kegiatan usahanya.

“Dari OJK menganjurkan untuk sampai surat terdaftar diterima baru bisa beroperasi, perkiraannya kami baru launch bulan depan atau awal tahun depan.”

Setelah launch, pihaknya menargetkan pada tahap awal dapat menyalurkan pinjaman sebanyak Rp100 miliar. Perusahaan juga akan menambah produk pinjaman yang diklaim belum ada di industri fintech lending.

Patrick mengatakan produk tersebut nantinya dikhususkan untuk peminjam yang berlokasi di Jakarta dan Bali saja, lantaran sesuai dengan kontur bisnis di masing-masing daerah.

Danamart siap akan buka satu atau dua kantor perwakilan di luar Pulau Jawa demi meningkatkan penetrasi bisnisnya di Indonesia. Sejauh ini Danamart masih menggunakan dana sendiri untuk pengembangan bisnisnya.