Anker Soundcore Naik Pangkat Jadi Sub-Brand Khusus Audio

Besar di segmen power bank, Anker sebenarnya juga sudah cukup lama menjual speaker Bluetooth bernama Soundcore. Namun baru-baru ini, Soundcore akhirnya berevolusi menjadi satu brand sendiri di bawah Anker yang berfokus pada perangkat audio. Rencananya sub-brand Zolo juga akan dilebur menjadi satu dengan Soundcore.

Soundcore pun langsung tancap gas dalam menjalani debutnya dengan beberapa headphone, earphone dan speaker wireless sekaligus. Semuanya masuk dalam kategori terjangkau dan siap dirilis dalam rentang bulan Mei – Agustus, dengan harga paling mahal $100.

Model yang termahal itu adalah Space NC, yang merupakan headphone tipe over-ear berbekal teknologi noise cancelling. Kinerjanya ditunjang oleh sepasang dynamic driver berdiameter 40 mm, daya tahan baterai hingga 20 jam (dalam posisi NC aktif), dan kontrol berbasis sentuh.

Soundcore Space NC / Anker
Soundcore Space NC / Anker

Buat konsumen yang aktif berolahraga, Soundcore punya tiga earphone Bluetooth, yaitu Spirit, Spirit Pro dan Spirit X. Ketiganya sama-sama dilapisi material yang tahan air sekaligus keringat, serta mengandalkan sistem manajemen kabel berbasis magnet.

Spirit adalah yang paling biasa, dengan daya baterai 9 jam dan banderol $40. Spirit Pro di sisi lain menawarkan driver berbahan graphene, dukungan codec aptX dan daya baterai 10 jam, dibanderol seharga $50. Terakhir, Spirit X mengemas desain hook-style, driver 10 mm, dan daya baterai 12 jam, dibanderol $40.

Selanjutnya, Soundcore juga memperkenalkan Liberty Lite (gambar paling atas). Ia pada dasarnya merupakan versi yang lebih murah dari true wireless earphone Zolo Liberty+, dengan harga cuma $69. Pun begitu, konektivitas Bluetooth 5.0 masih menjadi andalannya, demikian pula daya baterai 3,5 jam dan tambahan 12 jam dari charging case-nya.

Soundcore Flare / Anker
Soundcore Flare / Anker

Di ranah speaker, Soundcore sudah menyiapkan Flare dan Flare+. Desainnya sepintas mirip Amazon Echo, meski keduanya sama-sama bukan smart speaker. LED warna-warni menghiasi bagian dasarnya, dan secara keseluruhan bodinya tahan air dengan sertifikasi IPX7.

Perbedaan utamanya hanyalah ukuran, volume maksimal dan daya tahan baterai, di mana Flare+ yang lebih besar dapat beroperasi sampai 20 jam nonstop. Soal harga, Flare dipatok $60, sedangkan Flare+ $100.

Dalam beberapa minggu ke depan, Anker bilang bahwa akan ada lebih banyak lagi produk di bawah bendera Soundcore. Salah satunya adalah seri Infini, yang merupakan soundbar untuk televisi sekaligus speaker Bluetooth premium.

Sumber: The Verge dan PR Newswire.

Sennheiser Luncurkan Seri Headphone Baru untuk Kreator Konten

Sennheiser belum lama ini memperkenalkan seri headphone dan headset baru: 300 Pro. Lini ini pada dasarnya terlahir berkat terus meningkatnya tren kreator konten sebagai profesi, dan Sennheiser ingin menyediakan solusi audio monitoring yang efektif guna meningkatkan produktivitas.

Salah satu keunggulan seri 300 Pro adalah desainnya yang diklaim sangat nyaman meski dikenakan hingga berjam-jam. Sejumlah detailnya mencakup penggunaan bahan bantalan baru, desain bantalan headband yang terpisah, serta yang Sennheiser sebut dengan istilah “zona nyaman” untuk tangkai kacamata.

Sennheiser HD 300 Pro / Sennheiser
Sennheiser HD 300 Pro / Sennheiser

Sennheiser tidak segan mengategorikan seri 300 Pro ini sebagai yang teratas di lini headphone untuk monitoring mereka. Pasalnya, desain akustikanya dibuat dengan banyak merujuk pada headphone legendaris HD250 Linear, yang menawarkan reproduksi suara yang linear, mendetail sekaligus presisi, sehingga cukup ideal juga bagi para musisi.

Sennheiser tidak lupa membekali sejumlah model dengan teknologi ActiveGard rancangan mereka, yang berfungsi untuk melindungi pendengaran pengguna dari suara keras yang muncul secara tiba-tiba, namun tanpa menginterupsi sinyal audio.

Lineup lengkapnya adalah sebagai berikut:

  • HD 300 Pro
  • HD 300 Protect – seperti HD 300 Pro, tapi dengan ActiveGard
  • HMD 300 Pro – ActiveGard dan mikrofon
  • HMD 300-XQ-2 – seperti HMD 300 Pro, tapi dengan kabel detachable yang mengemas konektor XLR-3 dan jack 6,3 mm
  • HMD 301 Pro – seperti HMD 300 Pro, tapi dengan satu earcup saja
Sennheiser HMD 301 Pro / Sennheiser
Sennheiser HMD 301 Pro / Sennheiser

Pemasarannya bakal dimulai pada bulan Agustus mendatang. Sayang Sennheiser belum buka omongan sama sekali mengenai banderol harganya masing-masing. Namun kalau ternyata harganya bersahabat, menurut saya HD 300 Pro bisa menjadi salah satu alternatif bagi konsumen yang tengah mengincar headphone dengan karakter suara yang flat, meskipun ia sama sekali tidak berminat terjun ke bidang kreasi konten.

Sumber: Sennheiser.

B&O Luncurkan Speaker Portable Berdesain Premium Baru, Beoplay P6

Bang & Olufsen kembali memperkenalkan speaker portable berdesain premium, Beoplay P6. Ia memang tidak semungil Beoplay P2 yang dirilis tahun lalu, tapi masih mudah sekali dibawa-bawa, dan yang pasti menawarkan kualitas suara yang lebih superior berkat dimensinya yang lebih besar.

Seperti biasa, desain merupakan prioritas utama ketika membahas produk keluaran B&O. Rangkanya terbuat dari aluminium, dengan grille di kedua sisi yang mengindikasikan kesanggupannya mendistribusikan suara secara 360 derajat. Kesan elegan makin diperkuat oleh kehadiran strap berbahan kulit di salah satu sisinya.

Beoplay P6

Menengok ke bagian atasnya, tampak sederet tombol pengoperasian yang menyatu dengan kerangka tubuhnya. Meski begitu, B&O memastikan sensasi taktil yang berkesan ketika tombol ditekan, dan desainnya ini mengambil inspirasi dari receiver legendaris Beomaster 8000.

Tepat di tengah-tengah deretan tombol tersebut bernaung sebuah tombol multi-fungsi, yang bisa dipakai untuk play/pause, menerima panggilan telepon, memanggil Siri atau Google Assistant, maupun mengganti preset equalizer. Semuanya tinggal dikustomisasi melalui aplikasi pendampingnya di ponsel.

Beoplay P6

Dari segi teknis, Beoplay P6 ditenagai oleh tiga amplifier sekaligus: satu Class-D berkapasitas 36 W untuk woofer, dan dua sisanya Class-D 30 W. Digabungkan semuanya, P6 sanggup menghasilkan output berdaya total 215 W, cukup mengesankan kalau melihat dimensinya yang cuma 170 x 130 x 68 mm, dengan bobot 1 kg.

Beoplay P6 dibekali baterai berkapasitas 2.600 mAh, yang diperkirakan bisa bertahan sampai 16 jam penggunaan dalam satu kali charge. Patut diapresiasi juga adalah penggunaan USB-C sebagai konektor charging-nya, dan secara keseluruhan bodi P6 tahan cipratan air maupun debu dengan sertifikasi IP54.

B&O berencana memasarkan Beoplay P6 mulai 23 April seharga $399. Pilihan warna yang tersedia ada dua: hitam dan silver dengan aksen beige.

Sumber: B&O.

Ultimate Ears Ciptakan Custom In-Ear Monitor Seharga $2.200

Jauh sebelum diakuisisi Logitech dan menjadi salah satu pemimpin pasar speaker Bluetooth, Ultimate Ears sudah membangun reputasi sebagai pionir custom in-ear monitor. Dibanding earphone biasa, custom in-ear monitor biasanya jauh lebih nyaman dikenakan dan memiliki kualitas suara yang lebih superior. Harganya pun tidak jarang mencapai empat digit dolar.

Contoh yang paling baru adalah perangkat bernama UE Live berikut ini. Harganya $2.200, dan sesuai namanya, ia ditujukan untuk menemani para musisi selama konser berlangsung. Meski demikian, tidak ada yang bisa melarang Anda untuk membelinya kalau budget-nya memang tersedia.

Lalu mengapa harganya bisa begitu mahal? Itu dikarenakan jumlah unit driver yang tertanam di masing-masing earpiece-nya, yakni delapan: 6 driver balanced armature, 1 driver True Tone Plus dan 1 dynamic driver berdiameter 6 mm. Kombinasinya dipastikan bisa mereproduksi suara yang amat mendetail dan presisi, apalagi mengingat target pasarnya adalah para musisi yang kerap berjiwa perfeksionis.

Secara teknis, rentang frekuensinya berkisar antara 5 – 22.000 Hz. Namun bukan itu saja, UE bahkan juga memperhatikan aspek perkabelannya. Mereka secara spesifik merancang kabel dan sambungannya agar tak hanya tahan banting sekaligus ringan, tapi di saat yang sama juga tahan air dengan sertifikasi IP67, memastikannya bisa bertahan selama tur dari satu lokasi ke yang lainnya berlangsung.

Sekali lagi, ini bukan earphone biasa untuk konsumen umum, melainkan untuk mereka yang telinganya sangat peka dan berkantong tebal. UE berencana memasarkan Live mulai awal Mei mendatang.

Sumber: Digital Trends.

JLab Rewind Adalah Reinkarnasi Modern Headphone Pendamping Walkman

Bagi yang lahir di tahun 80-an seperti saya, hampir pasti Anda semua pernah setidaknya tahu perangkat Walkman buatan Sony. Mereka yang pernah memilikinya besar kemungkinan juga mengenal baik headphone yang mendampinginya, yang belakangan kembali dipopulerkan oleh film Guardians of the Galaxy.

Tiba-tiba kangen dengan headphone tersebut namun barangnya sudah hilang entah ke mana? Jangan khawatir, sebab Anda bisa membeli reinkarnasi modernnya. Adalah JLab Audio yang berjasa menghidupkan kembali headphone legendaris tersebut, dan mereka menamainya JLab Rewind.

JLab Rewind

Desainnya nyaris identik dengan headphone Walkman orisinil, dengan headband tipis tanpa bantalan, sampai ke bantalan telinga berwarna oranyenya. Satu-satunya perbedaan fisik yang begitu kelihatan adalah absennya kabel pada Rewind. Yup, ia merupakan headphone Bluetooth dengan daya tahan baterai sekitar 12 jam.

Elemen modernnya tidak berhenti sampai di situ saja. Menggunakan tombol di earcup sebelah kanan, pengguna bisa memilih satu dari tiga preset equalizer yang tersedia: Signature, Balanced dan Bass Boost. Di samping itu, tombol ini juga berfungsi untuk menyala-matikan perangkat maupun mengontrol jalannya musik.

JLab Rewind

Juga menarik adalah integrasi mikrofon di dalamnya, yang berarti pengguna dapat menerima atau melakukan panggilan telepon tanpa melepasnya. Tak hanya itu, mikrofon ini juga memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan Siri maupun Google Assistant pada ponselnya masing-masing.

Bagian terbaiknya, JLab hanya menjualnya seharga $20 saja, dan ini mungkin yang menjadi alasan mengapa stoknya langsung ludes meski statusnya masih pre-order. Selain warna hitam, Rewind juga tersedia dalam varian warna putih dan biru.

Sumber: JLab.

Urbanears Kembali Luncurkan Speaker Wireless, Kali Ini Jauh Lebih Kecil dan Terjangkau

Urbanears memperkenalkan speaker perdananya tahun lalu. Tidak tanggung-tanggung, Urbanears kala itu langsung merilis dua speaker wireless sekaligus. Keduanya memiliki desain dan fitur yang identik, hanya saja ukuran dan performanya berbeda.

Tahun ini, pabrikan asal Swedia itu kembali meluncurkan speaker wireless baru bernama Lotsen. Masih tergabung dalam lini Urbanears Connected Speaker, Lotsen adalah yang terkecil dari ketiganya, dengan dimensi 172 x 115 x 193 mm dan bobot 1,86 kilogram, serta gaya desain yang sangat mirip.

Urbanears Lotsen

Meski mungil, Lotsen menawarkan fitur yang sama persis seperti kedua kakaknya. Utamanya adalah konektivitas Wi-Fi di samping Bluetooth 4.2 (dan jack 3,5 mm), sehingga perangkat bisa langsung disambungkan ke Spotify, atau memutar lagu via Chromecast maupun AirPlay. Lotsen pun turut mendukung sistem multi-room, sehingga ia bisa menjadi pelengkap yang ideal untuk kedua kakaknya yang lebih besar.

Wujudnya yang amat ringkas menjadikannya pas untuk ditempatkan di dalam ruangan seperti dapur, namun sayangnya Lotsen bukanlah smart speaker – ia tidak bisa dioperasikan via perintah suara. Sebaliknya, perangkat harus dioperasikan via aplikasi ponsel, atau menggunakan dua kenop di bagian atasnya, yang berfungsi untuk mengganti mode serta mengatur volume.

Lotsen bisa dimasukkan ke dalam setup multi-room bersama kedua kakaknya / Urbanears
Lotsen (biru) bisa disandingkan bersama kedua kakaknya dalam setup multi-room / Urbanears

Soal performa, suaranya jelas kalah lantang jika dibandingkan kedua kakaknya. Kalau Stammen (yang berukuran sedang) mengemas dua tweeter, Lotsen hanya mengusung satu tweeter berdiameter 1 inci saja, plus satu woofer 4 inci. Unit driver tersebut ditenagai oleh dua amplifier Class-D, dengan output maksimum sebesar 20 watt.

Bagian terbaiknya, Urbanears Lotsen adalah yang paling terjangkau di angka $200 – meski ini masih tergolong mahal untuk sebuah speaker wireless kecil yang tidak portable. Konsumen bisa memilih satu dari lima variasi warna yang berbeda.

Sumber: Urbanears.

Ruark Audio MRx Adalah Connected Speaker Pertama dari Sang Produsen Radio DAB Kenamaan

Ikea bukan satu-satunya yang memperkenalkan speaker wireless bertampang stylish hari ini. Ruark Audio, pabrikan asal Inggris yang membangun reputasinya sebagai produsen radio digital (DAB) berwajah estetis, turut mengungkap sebuah speaker yang tak kalah anggun. Kebetulan, speaker bernama MRx itu merupakan connected speaker pertama sang pabrikan.

Istilah “connected” mengindikasikan kemampuannya untuk langsung tersambung ke beragam layanan streaming lewat Wi-Fi atau Ethernet. Yang paling utama tentu saja adalah Spotify, lalu menyusul dalam waktu dekat adalah Amazon Music, Deezer, dan Tidal. Sayang sekali, dua opsi konektivitas yang populer harus absen di sini, yakni Chromecast dan AirPlay.

Tentu saja pengguna masih bisa memanfaatkan koneksi Bluetooth maupun jack 3,5 mm miliknya. Namun yang mungkin lebih menarik adalah fakta bahwa speaker ini juga kompatibel dengan sistem multi-room bikinan Ruark sendiri, dan pengoperasiannya hanya memerlukan satu aplikasi smartphone saja.

Ruark Audio MRx

Di balik bodi kayunya, bernaung sepasang driver berukuran 75 mm yang ditenagai oleh amplifier Class A-B berdaya 20 watt. Volume maupun jenis inputnya dapat diatur lewat satu-satunya kenop yang ada di bagian wajahnya, dan speaker dapat diberdirikan secara vertikal maupun horizontal.

Dilihat dari sudut manapun, Ruark Audio MRx tampak premium. Maka jangan kaget melihat banderol harganya yang mencapai £400 (± Rp 7,8 juta) ketika dipasarkan mulai bulan Mei nanti.

Sumber: Pocket-lint.

Ikea Kini Punya Speaker Bluetooth, Juga Minimalis Seperti Produk Lainnya

Sebelum kita melihat hasil kerja sama Ikea dan Sonos – plus Teenage Engineering – perusahaan asal Swedia itu sudah punya kreasinya sendiri di bidang audio. Namanya Ikea Eneby, dan ia merupakan sebuah speaker Bluetooth yang berdesain stylish.

Tanpa harus terkejut, penampilannya terbilang minimalis, dan Ikea memang merancangnya untuk membaur dengan dekorasi rumah. Tersedia dalam dua ukuran, 8 x 8 atau 12 x 12 inci, Eneby bebas diletakkan di atas meja, baik dengan bantuan dudukan atau tidak, maupun digantung di tembok. Kalau mau, Anda juga bisa menyelipkannya ke dalam salah satu rak Ikea dan ukurannya dijamin pas.

Ikea Eneby

Satu-satunya input pengoperasian Eneby adalah sebuah kenop di bagian depannya, yang dapat digunakan untuk menyala-matikan speaker, atau menyesuaikan volume, bass maupun treble. Khusus varian 8 x 8 inci, ada sebuah handle di bagian atasnya, dan ia bisa dijadikan speaker portable dengan membeli baterai rechargeable secara terpisah yang berdaya tahan sekitar 10 jam.

Selain Bluetooth, Eneby juga mempunyai jack 3,5 mm standar andai diperlukan. Ikea tidak merincikan spesifikasi unit driver yang mereka gunakan, tapi toh yang lebih dicari di sini adalah desainnya yang menyatu dengan interior bergaya minimalis. Andai suaranya lumayan bagus, anggap saja itu sebagai bonus.

Ikea Eneby

Ikea bakal memasarkan Eneby mulai bulan April ini seharga $49 untuk varian yang kecil, dan $89 untuk yang besar. Sayang sejauh ini belum ada kejelasan apakah Ikea juga bakal membawanya ke cabangnya di Indonesia.

Sumber: Engadget.

Spotify Dikabarkan Sedang Bersiap Meluncurkan Device Perdananya: Pemutar Musik untuk Mobil

Banyak kejutan dari Spotify dalam seminggu terakhir ini. Pada tanggal 3 April 2018, Spotify secara resmi memasuki pasar saham melalui New York Stock Exchange. Menurut data yang didapat Reuters, valuasi perusahaan Spotify kini mencapai angka $26,5 miliar.

Kemudian di tanggal 6 April, Spotify mulai menyebar undangan ke media, mengajak mereka untuk datang event yang bakal mereka helat di New York pada tanggal 24 April nanti. Spotify bilang bahwa mereka akan mengumumkan sesuatu di sana. Apakah yang dimaksud produk baru? Hardware mungkin? Bisa jadi, kalau menurut bocoran terbaru yang beredar.

Rumor mengenai hardware Spotify sebenarnya sudah berhembus di Reddit sejak Februari lalu. Pemicunya adalah notifikasi yang diterima beberapa pelanggan Spotify, yang menawarkan paket baru seharga $13 per bulan, sudah termasuk suatu device. Di atasnya, tampak gambar device ber-display yang menggantung di dashboard mobil.

Notifikasi penawaran yang diterima sejumlah pelanggan di bulan Februari lalu / Reddit
Notifikasi penawaran yang diterima sejumlah pelanggan di bulan Februari lalu / Reddit

Di tempat lain, ada pelanggan yang melaporkan bahwa tarifnya $15 per bulan, dan device tersebut bakal mengemas konektivitas 4G serta integrasi Alexa. Ini semakin memperkuat indikasi bahwa Spotify memang sedang menggarap hardware-nya sendiri, dan hardware tersebut berupa pemutar musik untuk mobil.

Masih perlu bukti lain? Baru beberapa hari yang lalu, Spotify mengumumkan hasil kolaborasinya dengan Cadillac, di mana para pemilik mobil Cadillac yang didukung dapat mengunduh aplikasi Spotify langsung di sistem infotainment bawaannya. Yang absen dari aplikasi itu adalah dukungan perintah suara, dan Spotify rupanya melihat fitur ini sebagai elemen penting, berdasarkan pernyataannya kepada The Verge.

Jadi yang masih tanda tanya besar sekarang adalah jadwal perilisan dari hardware Spotify itu. Maka dari itu, wajar apabila banyak yang beranggapan bahwa device tersebut bakal diumumkan pada tanggal 24 April mendatang. Namun tetap saja tidak ada yang berani menjamin kepastiannya.

Sumber: The Verge.

Oppo Resmi Berhenti dan Tinggalkan Bisnis Audio-Video

Tahukah Anda kalau Oppo mempunyai anak perusahaan bernama Oppo Digital yang beroperasi secara mandiri di Amerika Serikat? Tidak seperti induknya, Oppo Digital secara khusus memproduksi dan memasarkan perangkat audio dan video kelas atas, macam headphone, headphone amplifier, dan Blu-ray player.

Salah satu produk Oppo Digital yang populer adalah headphone over-ear bernama PM-3, yang mengandalkan teknologi planar magnetic dan terbukti menuai respon positif dari banyak kritikus. Di sektor video, ada Blu-ray player UDP-205, yang mendukung resolusi 4K serta dilengkapi DAC (digital-to-analog converter) kelas wahid.

Namun yang agak mengejutkan, Oppo Digital memutuskan untuk berhenti memproduksi semua produknya (baca: tutup) meski telah beroperasi selama 14 tahun lamanya. Alasannya tidak dijelaskan, tapi bisa jadi dikarenakan semakin sedikit konsumen yang tertarik membeli Blu-ray player di era kejayaan layanan streaming ini.

Oppo UDP-205 / Oppo Digital
Oppo UDP-205 / Oppo Digital

Perlu dicatat, berhentinya tidak langsung seketika, melainkan secara perlahan, dimulai dari tanggal 2 April kemarin. Kendati demikian, Oppo menegaskan bahwa mereka masih akan memberikan dukungan atas semua produk yang sudah terlanjur dibeli konsumen, termasuk merilis firmware update ketika ada fitur baru atau perbaikan yang diperlukan.

Ke depannya, Oppo Digital tidak akan lagi mengembangkan dan memproduksi produk baru. Ini berarti nasib konsumen setianya hanya bergantung pada stok yang tersisa di pasaran, dan mungkin ini waktu beserta alasan yang tepat bagi saya untuk membeli headphone Oppo PM-3 yang sudah lama saya incar itu (tapi tidak dibeli-beli karena harganya agak membuat meringis).

Sumber: Oppo Digital.