Libratone Luncurkan Headphone dan Earphone dengan Sertifikasi Made for Google

Apple punya “Made for iPhone”, Google punya “Made for Google”. Keduanya pada dasarnya merupakan semacam program sertifikasi buat pabrikan aksesori. Dalam kasus Google, program tersebut resmi dimulai bersamaan dengan diperkenalkannya duo Pixel 2 beberapa pekan lalu.

Libratone adalah produsen perangkat audio yang dengan cepat memanfaatkan momentum program Made for Google ini. Brand asal Denmark itu mengumumkan headphone dan earphone baru yang keduanya sama-sama dirancang secara spesifik untuk mendampingi Pixel 2 dan Pixel 2 XL.

Libratone Q Adapt On-Ear

Yang pertama adalah Libratone Q Adapt On-Ear. Keunggulannya adalah fitur fast pairing macam yang dimiliki Pixel Buds. Fitur ini sederhananya memungkinkan headphone untuk tersambung secara otomatis ke Pixel 2 ketika berada di dekatnya, mirip seperti cara kerja AirPods dan iPhone.

Tidak kalah menarik adalah fitur pause otomatis yang akan aktif ketika pengguna melepas headphone dari kepalanya. Di samping itu, Q Adapt On-Ear juga menawarkan fitur noise cancelling adaptif yang dapat disesuaikan intensitasnya berdasarkan kebutuhan pengguna, plus daya tahan baterai sampai 20 jam nonstop.

Libratone Q Adapt In-Ear

Yang kedua adalah Libratone Q Adapt In-Ear. Model ini tidak dilengkapi fitur fast pairing karena ia memang bukanlah headphone wireless. Pun demikian, konektor USB-C mengindikasikan perannya sebagai solusi atas hilangnya jack headphone pada Pixel 2 dan Pixel 2 XL.

Mengusung bodi yang tahan keringat, Q Adapt In-Ear rupanya turut menawarkan fitur noise cancelling adaptif yang serupa dengan milik kakaknya. Keduanya bakal dipasarkan dalam waktu dekat seharga masing-masing $249 untuk Q Adapt On-Ear dan $149 untuk Q Adapt In-Ear.

Sumber: Android Authority.

Bionik Mantis Adalah Headphone yang Dirancang Khusus untuk PlayStation VR

Tidak seperti Oculus Rift, PlayStation VR tidak dibekali headphone terintegrasi. Versi keduanya mencoba mengatasi masalah tersebut dengan earphone terintegrasi, akan tetapi solusi ini terkesan agak menjijikkan kalau Anda merupakan tipe konsumen yang memakainya secara bergantian dengan pengguna lain.

Solusi yang lebih elegan datang dari produsen peripheral Bionik Gaming. Mereka menciptakan headphone on-ear bernama Mantis yang dirancang secara spesifik untuk PSVR, dimaksudkan untuk dipasang di bagian headband seperti kasusnya pada Oculus Rift.

Bionik Mantis

Karena hanya melibatkan mekanisme penjepit biasa, posisinya dapat diatur sedemikian rupa agar terasa benar-benar pas di telinga pengguna. Namun bagian paling menarik dari Mantis adalah kemampuannya untuk dilipat ke atas ketika pengguna ingin mendengar orang-orang di sekitarnya.

Jadi tanpa harus melepas headset, pengguna pada dasarnya masih bisa mengetahui apa yang sedang terjadi di sekitarnya. Selagi Mantis dalam posisi terlipat ke atas, audio dalam game sebenarnya masih akan terdengar meski lirih.

Bionik Mantis

Solusi ini jelas lebih praktis dan nyaman ketimbang menggunakan headphone biasa di atas PSVR. Kekurangannya mungkin hanya dari segi kualitas suara, apalagi kalau headphone yang Anda bandingkan adalah headphone kelas premium.

Terlepas dari itu, Bionik Mantis yang saat ini sudah dipasarkan seharga $50 tetap merupakan alternatif yang menarik bagi pengguna PSVR, terutama mereka yang keberatan untuk meminang versi barunya yang dilengkapi earphone terintegrasi.

Sumber: VentureBeat.

Bowers & Wilkins PX Andalkan Noise-Cancelling dan Pengoperasian Serba Otomatis

Semakin ke sini, noise cancelling semakin menjadi fitur standar yang wajib ada pada suatu headphone di samping konektivitas wireless. Hampir semua pabrikan audio kini menawarkan headphone Bluetooth dengan teknologi pemblokir suara tersebut. Namun rupanya masih ada nama besar yang belum menempuh jalur tersebut.

Brand yang saya maksud adalah dedengkot audio asal Inggris, Bowers & Wilkins. Setelah lama dinantikan oleh penggemar setianya, B&W akhirnya memperkenalkan headphone noise-cancelling pertamanya, yaitu Bowers & Wilkins PX.

Bowers & Wilkins PX

Desainnya sangat menunjukkan ciri khas B&W seri P yang sudah ada selama ini, dengan tambahan permukaan nilon bertekstur di masing-masing earcup berwujud elipsnya untuk menambah kesan elegan. Bantalan memory foam berukuran besar (over-ear) beserta headband-nya dibalut lapisan kulit yang kian memantapkan posisinya di segmen premium.

Yang unik dari PX adalah pengoperasiannya yang serba otomatis berkat integrasi sejumlah sensor. Begitu tersambung ke ponsel via Bluetooth dan dipasangkan di telinga, ia akan menyala dan lagu terakhir yang dimainkan akan diputar dengan sendirinya. Lepas dan gantungkan di leher, maka musik akan di-pause secara otomatis.

Lebih lanjut, saat pengguna mengangkat salah satu earcup-nya, musik juga akan berhenti dengan sendirinya. Ini jelas sangat efektif ketika pengguna sedang berada di kantor dan hendak berbicara dengan seseorang misalnya.

Bowers & Wilkins PX

Fitur noise cancelling-nya terdiri dari tiga mode: Flight, City dan Office, yang dapat dipilih melalui aplikasi pendampingnya di smartphone. Masing-masing mode menawarkan karakteristik tersendiri, disesuaikan dengan di mana pengguna berada.

PX mendukung codec aptX HD guna mengakomodasi audio berformat lossless. Baterainya dapat bertahan selama 22 jam meski noise cancelling terus aktif, dan charging dapat dilakukan via USB-C. Saat sedang tidak digunakan, kedua earcup PX dapat diputar sehingga perangkat dapat diletakkan mendatar.

Bowers & Wilkins PX saat ini sudah dipasarkan seharga $399. Pilihan warna yang tersedia ada dua: serba hitam atau biru gelap dengan aksen emas.

Sumber: The Verge.

iFrogz Luncurkan Lima Earphone dan Headphone Bluetooth Tahan Banting yang Amat Terjangkau

Merawat earphone atau headphone, terutama yang harganya terjangkau, adalah hal yang seringkali kita lupakan. Prinsip “kalau rusak tinggal beli lagi, kan murah” adalah salah satu alasannya. Namun bukankah lebih baik lagi seandainya earphone atau headphone murah itu bisa bertahan lebih lama?

Pendapat ini diamini oleh iFrogz. Produsen perangkat audio dan aksesori yang diakuisisi oleh Zagg pada tahun 2011 itu baru saja memperkenalkan lima earphone dan headphone Bluetooth tahan banting yang semuanya dibanderol tidak lebih dari $35.

Resound Wireless / iFrogz
Resound Wireless / iFrogz

Dua model yang diunggulkan adalah Resound Wireless dan Resound Wireless Headphones, yang sama-sama dibanderol $35. Terlepas dari harganya yang terjangkau, Resound Wireless mengemas konstruksi aluminium yang kokoh sekaligus premium, dengan dukungan driver 5,5 mm dan daya tahan baterai 10 jam.

Flex Force Wireless / iFrogz
Flex Force Wireless / iFrogz

Resound Wireless Headphones di sisi lain mengusung material fleksibel berpermukaan halus pada sekujur tubuhnya. Headphone berjenis on-ear ini memang tidak bisa dilipat, tapi iFrogz sengaja merancangnya untuk dilempar begitu saja ke dalam tas, sedangkan baterainya diperkirakan mampu bertahan hingga 20 jam nonstop.

Toxix Wireless Headphones / iFrogz
Toxix Wireless Headphones / iFrogz

$35 masih terlalu mahal? Ada Flex Force Wireless yang mengadopsi gaya neckband. Dihargai $30, model ini mengemas driver 8 mm dan daya tahan baterai 8 jam. Di bawahnya, ada Toxix Wireless Headphones seharga $25. Seperti Resound Wireless Headphones, ia juga mengemas headband yang fleksibel, namun dengan driver lebih kecil dan daya tahan baterai 10 jam saja.

Free Rein Wireless / iFrogz
Free Rein Wireless / iFrogz

Terakhir ada Free Rein Wireless. Earphone seharga $20 ini datang bersama sepasang wing tip agar ia tak mudah terlepas selagi pengguna beraktivitas, plus dukungan driver 10 mm dan baterai berkapasitas 5 jam.

Sumber: The Verge dan GlobeNewswire.

Shure Luncurkan Dua Earphone Bluetooth Perdana Mereka

Dedengkot audio asal AS, Shure, baru saja meluncurkan earphone Bluetooth perdana mereka. Entah apa yang membuat Shure harus menunggu selama ini sebelum akhirnya mereka ikut bermain di segmen wireless, namun setidaknya nama besar mereka bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi yang sedang mengincar earphone Bluetooth.

Shure menjalani debutnya dengan dua model sekaligus: SE215 dan SE112 Wireless. Keduanya diyakini sama-sama menawarkan reproduksi suara yang mendetail serta kemampuan mengisolasi suara luar secara alami hingga 37 desibel. Baterainya dapat bertahan sampai 8 jam nonstop, sedangkan jarak koneksi Bluetooth maksimumnya mencapai 10 meter.

SE215 Wireless sejatinya merupakan varian berkonektivitas Bluetooth dari salah satu earphone Shure terpopuler yang bernama sama. Sama seperti varian standarnya yang berkabel, kabelnya dapat dilepas dari masing-masing earpiece-nya, dan yang lebih menarik, Shure ternyata juga menawarkan kabel khusus berkonektivitas Bluetooth.

Shure Bluetooth Accessory Cable / Shure
Shure Bluetooth Accessory Cable / Shure

Namanya Bluetooth Accessory Cable, dan aksesori ini dimaksudkan untuk menyulap earphone Shure apapun yang kabelnya dapat dilepas-pasang – termasuk model flagship SE535 – menjadi earphone Bluetooth. Semua komponen esensial, mulai dari mikrofon terintegrasi, remote control tiga tombol, baterai berkapasitas 8 jam sampai tentu saja, chip Bluetooth 4.1, tersimpan dengan rapi dalam kabel ini.

Kehadiran Bluetooth Accessory Cable ini pada dasarnya menunjukkan komitmen Shure terhadap para konsumen setianya. Ketimbang harus membeli earphone baru demi menikmati kenyamanan wireless, mereka tinggal membeli kabel ini dan memasangkannya pada earphone kesayangannya yang kompatibel (SE215, SE315, SE425, SE535 dan SE846).

Shure SE112 Wireless / Shure
Shure SE112 Wireless / Shure

Buat yang belum terjerumus dalam ekosistem Shure, mereka punya dua alternatif yang baru Shure luncurkan ini, termasuk SE112 Wireless yang berharga terjangkau. Dibandingkan SE215, kualitas suaranya pasti sedikit lebih inferior, dan kabelnya sendiri tidak dapat dilepas-pasang.

Shure SE215 Wireless saat ini telah dipasarkan seharga $149, sedangkan SE112 Wireless dan Bluetooth Accessory Cable seharga $99.

Sumber: Shure.

Jaybird Run Adalah Pesaing AirPods yang Dirancang Secara Khusus untuk Para Pelari

Jaybird boleh memelopori kategori sport earphone, namun kali ini giliran mereka yang latah menanggapi tren truly wireless earbud. Dijuluki Jaybird Run, ia mengadopsi premis desain yang sama seperti AirPods, Bragi Dash, dan lainnya, yang melibatkan dua unit earpiece yang tidak tersambung kabel sama sekali.

Melihat namanya, jelas sekali Jaybird merancang Run untuk mereka yang gemar berlari. Oleh karena itu, faktor kenyamanan haruslah menjadi prioritas, dan mengingat perangkat ini sama sekali tidak memiliki kabel, masing-masing unitnya harus bisa terus menancap di telinga dalam situasi apapun kalau ia ingin merebut hati para pelari.

Untuk itu, Jaybird telah menyertakan sederet eartip dan ‘sirip’ cadangan dalam beragam bentuk dan ukuran guna menyesuaikan dengan bentuk telinga masing-masing pengguna. Perpaduan ini diyakini mampu memberikan fit yang sangat pas di telinga sehingga pengguna tak perlu khawatir salah satu atau bahkan kedua unitnya terlepas ketika mereka sedang mengebut dengan kakinya.

Jaybird Run

Sama seperti produk Jaybird lainnya, Run dirancang agar tahan air maupun keringat. Karakter suaranya dapat diatur sesuai selera melalui aplikasi pendamping di smartphone, dan baterainya diyakini mampu bertahan selama 4 jam nonstop.

Charging case-nya di sisi lain siap menyuplai daya ekstra sebesar 8 jam, dan suplai daya ini bisa dilakukan dengan sangat cepat; 5 menit charging saja bisa memberikan 1 jam waktu penggunaan. Masing-masing unit Run dilengkapi sebuah tombol, satu untuk pause/play, dan satu lagi untuk mengaktifkan Siri atau Google Assistant.

Jaybird Freedom 2 / Jaybird
Jaybird Freedom 2 / Jaybird

Selain Run, Jaybird juga memperkenalkan suksesor dari salah satu earphone terlarisnya, Freedom. Freedom 2 mengusung desain baru yang diyakini lebih nyaman dikenakan ketimbang pendahulunya, salah satunya berkat mekanisme unik untuk mengatur panjang kabel yang menyambungkan kedua earpiece-nya.

Freedom 2 turut dibekali sederet eartip dan fin cadangan seperti Run, dan tentu saja ia juga tahan air sekaligus keringat. Baterainya bisa bertahan selama 4 jam, tapi pengguna tinggal memasangkan sebuah charging clip mungil remote control-nya untuk mendapatkan 4 jam ekstra.

Baik Run dan Freedom 2 bakal Jaybird pasarkan mulai bulan Oktober, masing-masing seharga $179 dan $149.

Sumber: 1, 2, 3.

Andalkan Konektor Lightning, Earphone urBeats3 Diciptakan untuk Menemani iPhone 8

Seperti yang sudah bisa kita duga, baik iPhone X maupun iPhone 8 yang Apple umumkan baru-baru ini sama-sama tidak dilengkapi jack headphone. Di titik ini, kabar tersebut sudah tidak lagi terdengar terlalu mengejutkan, namun saya yakin konsumen juga masih belum bisa melupakan kekecewaannya.

Tanpa jack headphone, konsumen pun hanya bisa mengandalkan headphone wireless atau yang berkonektor Lightning, seperti persembahan terbaru Beats berikut ini. Dibandingkan pendahulunya, urBeats3 datang membawa desain yang telah disempurnakan, yang tidak cuma kelihatan lebih atraktif tapi juga terasa lebih nyaman dikenakan.

Earpiece-nya kini diposisikan agak miring agar lebih pas dengan kontur telinga, dan Beats tidak lupa menyertakan aksesori wingtip yang akan membantu perangkat untuk tetap menancap di telinga meski penggunanya sedang beraktivitas. Sebagai pemanis, kedua earpiece-nya dapat menempel dengan bantuan magnet.

urBeats3

Remote control pada kabelnya dapat digunakan untuk mengatur playback musik, menerima panggilan telepon, dan tentu saja, mengaktifkan Siri. Mengenai kualitas suaranya, saya kira urBeats3 ditujukan buat mereka yang kurang puas dengan tendangan bass milik EarPods bawaan iPhone.

Dibanderol $100, urBeats3 hadir dalam tiga pilihan warna yang sama persis seperti warna iPhone 8. Menariknya, Beats juga menawarkan varian lain urBeats3 yang menggunakan jack 3,5 mm standar ketimbang konektor Lightning dengan harga yang sama, tapi pilihan warnanya berbeda.

Sumber: MacRumors.

Beats Studio3 Wireless Andalkan Chip Apple W1 dan Noise Cancelling Adaptif

Saat Apple mengungkap iPhone 7 tahun lalu, Beats yang merupakan anak perusahaannya ikut memperkenalkan trio headphone wireless yang datang membawa chip Apple W1 seperti milik AirPods. Namun dari ketiga model itu, rupanya model flagship Beats Studio tidak termasuk.

Setahun berselang, Beats akhirnya mengungkap generasi terbaru headphone andalan mereka, Studio3 Wireless. Penampilannya secara garis besar masih sama seperti versi sebelumnya, namun kini dengan variasi warna yang lebih beragam dan kelihatan lebih terpoles.

Beats Studio3 Wireless

Yang banyak berubah adalah kinerjanya. Menyusul Solo3 Wireless, Studio3 Wireless mengemas chip Apple W1 yang tidak hanya bertugas menyederhanakan proses pairing saja, tetapi juga mengoptimalkan konsumsi baterainya. Alhasil, Studio3 Wireless diklaim bisa beroperasi selama 22 jam nonstop, bahkan selagi fitur noise cancelling-nya terus dinyalakan.

Teknologi noise cancelling yang dipakai juga bukan sembarangan, melainkan yang dapat beradaptasi dengan kondisi sekitar secara otomatis. Tak cuma itu, fitur bertajuk Pure ANC ini juga mampu mendeteksi ‘kebocoran’ suara akibat rambut, kacamata ataupun pergerakan kepala pengguna, lalu menyesuaikan intensitas pemblokiran suaranya supaya suara yang dihasilkan tetap optimal.

Beats Studio3 Wireless

Apple bilang kalau Pure ANC melakukan proses kalibrasi seperti itu sebanyak 50.000 kali setiap detiknya. Fitur Fast Fuel tidak lupa disematkan agar perangkat bisa mendapat daya baterai selama 3 jam meski hanya di-charge selama 10 menit. Soal kualitas suara sendiri, bersiaplah mendengarkan bass yang melimpah jika mengamati riwayat Beats selama ini.

Beats Studio3 Wireless saat ini sudah dipasarkan seharga $350. Di angka itu, harganya sama persis seperti Sony WH-1000XM2 yang juga diluncurkan belum lama ini.

Sumber: Business Wire.

True Wireless Earbud Besutan Philips Janjikan Dentuman Bass yang Mantap

Setelah Sony dan Bang & Olufsen menunjukkan amunisinya untuk bersaing di ranah truly wireless earbud, kini giliran Philips yang mencoba mencuri perhatian. Sangat kelihatan dari namanya, apa yang ingin ditonjolkan perangkat bernama Philips Bass+ True Wireless adalah reproduksi frekuensi low-end yang mantap.

Untuk bisa mewujudkan misi tersebut, Philips harus sedikit berkorban di sektor desain. Bukan berarti penampilannya jelek, hanya saja dimensinya lebih besar ketimbang pesaing-pesaingnya di kategori ini. Sederhananya, Philips tidak mau berkompromi perihal kualitas suara.

Masing-masing earpiece Bass+ True Wireless dihuni oleh driver berukuran 8,2 mm, dan berdasarkan pengujian singkat Engadget di panggung IFA 2017, reproduksi bass-nya memang terkesan lebih menonjol ketimbang true wireless earbud lain. Mengingat di luar sana ada begitu banyak basshead, saya kira Philips mengambil keputusan yang tepat.

Philips Bass+ True Wireless bersama charging case-nya / Engadget
Philips Bass+ True Wireless bersama charging case-nya / Engadget

Beralih ke soal baterai, Philips menjanjikan daya tahan hingga enam jam nonstop. Charging case-nya yang berbentuk tabung dapat menambahkan daya baterai ekstra sebesar enam jam. Urusan kontrol, Philips lebih memilih menggunakan tombol fisik ketimbang panel sentuh seperti pada kebanyakan true wireless earbud.

Belum ada kepastian kapan perangkat ini akan meluncur ke pasaran. Namun yang menarik, Philips mematok harga hanya $130 saja, menjadikannya lebih terjangkau dibanding perangkat lain di kategori ini.

Sumber: Engadget.

Logitech MX Sound Adalah Speaker Desktop Sekaligus Bluetooth

Saat sedang berburu speaker desktop baru, saya yakin nama Logitech akan selalu muncul sebagai salah satu opsi. Logitech memang sudah lama memproduksi speaker untuk PC, akan tetapi karya terbarunya benar-benar berbeda dari yang mereka miliki selama ini.

Dijuluki Logitech MX Sound, ia merupakan sepasang speaker desktop yang juga berfungsi sebagai speaker Bluetooth. Tentunya Logitech tidak sekadar menanamkan chip Bluetooth ke dalam speaker ini, sebab harus ada perhatian khusus pada aspek kepraktisan.

Perhatian khusus tersebut datang dalam wujud fitur bernama Easy-Switch, yang memungkinkan pengguna untuk mengganti sumber audio dengan sangat mudah. Cukup klik pause, maka pengguna bisa langsung memutar musik lewat smartphone. Tidak ada opsi pengaturan lebih lanjut yang harus diutak-atik.

Logitech MX Sound

Tekan pause sekali lagi, maka musik dari tablet pun juga bisa ikut diputar di speaker yang sama. Ya, MX Sound dapat di-pair dengan dua perangkat sekaligus – bahkan jack 3,5 mm-nya pun juga ada sepasang – yang berarti Anda dapat memutar musik dari tiga perangkat sekaligus tanpa perlu repot-repot pairing ulang atau cabut-pasang kabel.

Speaker berdiameter 160 mm ini mampu menghasilkan output daya maksimum sebesar 24 watt, dan sebuah bass port di belakang setiap unitnya memastikan dentuman bass tersaji secara mantap. Untuk mengontrol volume dan pairing, pengguna hanya perlu melambaikan tangan ke depan speaker, lalu menekan salah satu dari ketiga tombol yang menyala.

Logitech rencananya bakal memasarkan MX Sound mulai bulan Oktober mendatang seharga $100.

Sumber: Logitech.