Hardware Bermasalah, LG Watch Urbane 2 Batal Dirilis

Kabar cukup mengejutkan baru saja datang dari LG. Pabrikan asal Korea Selatan tersebut baru saja melakukan penarikan atas produk LG Watch Urbane 2. Beberapa hari sebelum ini, smartwatch tersebut sudah siap dipasarkan di Amerika Serikat, bekerja sama dengan operator seluler setempat.

Kabar ini telah dikonfirmasi oleh situs Android Police, yang menerima email langsung dari LG terkait pembatalan peluncuran Watch Urbane 2. Dijelaskan bahwa alasannya terkait masalah hardware yang cukup kompleks, yang kalau dibiarkan bisa berdampak buruk atas fungsionalitas perangkat sehari-harinya.

LG juga tidak memberikan keterangan apakah smartwatch ini bakal kembali dipasarkan di waktu yang akan datang. Mereka bersikukuh bahwa yang terpenting saat ini adalah menawarkan produk yang benar-benar lulus standar pengujian kualitas, alias tidak terjangkit isu hardware yang cukup akut. Konsumen yang telah memesan pun bakal diberi refund secara penuh.

Bagi mereka yang sudah menunggu-nunggu kehadirannya, kabar ini jelas terdengar mengecewakan. Pasalnya, LG Watch Urbane 2 bakal menjadi smartwatch Android Wear pertama yang dilengkapi konektivitas seluler, bisa beroperasi secara mandiri tanpa harus tersambung ke jaringan Wi-Fi atau Bluetooth.

Lebih mengecewakan lagi, Google sendiri sempat ikut mempromosikan LG Watch Urbane 2 sekitar seminggu yang lalu, tepatnya saat mereka mengumumkan dukungan jaringan LTE untuk smartwatch Android Wear. Fitur ini memerlukan hardware yang mendukung, dan LG Watch Urbane 2 sebenarnya bakal menjadi yang pertama.

Sayang sekali semua ini batal terealisasikan. Sepertinya kita masih harus menunggu lebih lama lagi untuk bisa menikmati konektivitas LTE di smartwatch Android Wear – kecuali ada pabrikan lain yang ingin mencuri start menggantikan LG. Huawei mungkin?

Sumber: Android Police.

Bulat Atau Kotak? Oxy Smartwatch Tawarkan Keduanya

Dewasa ini, bentuk membulat dijadikan salah satu senjata untuk mempromosikan sebuah smartwatch. Dengan wajah yang membulat, smartwatch bisa terlihat seakan-akan seperti arloji tradisional. Padahal, arloji tradisional juga ada yang berwajah kotak, dan konsumen pun juga ada yang lebih suka dengan gaya semacam itu.

Maka dari itu, pilihan opsi selalu menjadi aspek penting bagi sebuah smartwatch. Sebuah startup asal Inggris ini tampaknya belajar banyak dari konsumen smartwatch yang ada sekarang. Mereka pun memperkenalkan Oxy Smartwatch. Salah satu kelebihannya? Ia hadir dalam wujud membulat maupun kotak.

Jadi, pilihan pun jatuh di tangan pengguna. Namun apapun pilihannya (Round atau Square), Anda masih akan disambut oleh hardware yang tak kalah mewah dari smartwatch lainnya. Oxy mengandalkan material stainless steel sebagai konstruksi case beserta strap-nya, layarnya pun dilapisi kaca Gorilla Glass sebagai proteksi ekstra.

Oxy Smartwatch

Masih seputar layar, tentunya ukuran layar model Round dan Square berbeda. Oxy Round mengemas layar 1,39 inci beresolusi 400 x 400 pixel, sedangkan Oxy Square 1,63 inci beresolusi 320 x 320 pixel. Keduanya sama-sama memercayakan panel AMOLED.

Beralih ke software, kedua model Oxy ini menjalankan sistem operasi hasil rancangan pengembangnya sendiri. Dinamai Elf OS, ini merupakan hasil modifikasi dari Android 5.1 Lollipop, dan tampilannya pun benar-benar mirip seperti Android Wear. Lebih menarik lagi, OS ini dikembangkan secara open-source, yang berarti komunitas developer bisa ikut menumpahkan ide-ide cemerlangnya.

Karena masih ‘berdarah’ Android, Elf OS pun bisa menjalankan aplikasi-aplikasi yang memang dirancang untuk Android. Satu-satunya catatan adalah, pemilik Oxy Round harus memperhatikan apakah aplikasi yang akan diunduh memang mendukung layar membulat.

Oxy Smartwatch

Juga tidak kalah menarik adalah perihal kompatibilitas. Oxy merupakan satu dari segelintir smartwatch yang kompatibel dengan tiga platform sekaligus, yakni Android, iOS dan Windows. Apapun perangkatnya, selama menjalankan Android 4.3 ke atas, iOS 8 ke atas ataupun Windows 10, Oxy Smartwatch bisa disambungkan via Bluetooth 4.1.

Selanjutnya, Oxy bisa digunakan seperti smartwatch pada umumnya, mulai dari meneruskan notifikasi, menjawab panggilan telepon sampai memonitor laju jantung berkat seabrek sensor yang dikemasnya. Oxy ditenagai oleh prosesor dual-core 1,2 GHz dan RAM 1 GB. Ia juga dibekali kapasitas penyimpanan sebesar 8 GB dan baterai 320 mAh – bisa bertahan hingga 2 – 3 hari pemakaian.

Baterai ini bisa diisi ulang menggunakan charger magnetik yang termasuk dalam paket pembelian. Karena tidak mengemas port USB sama sekali, Oxy pun cukup percaya diri mengusung sertifikasi ketahanan air IP67.

Sekarang ini Oxy Smartwatch sedang menjalani kampanye pengumpulan dana di Indiegogo. Harga yang ditawarkan adalah $249 selama masa kampanye – tersedia pilihan warna silver atau hitam.

Sumber: Digital Trends.

Neyya Adalah Cincin Pintar yang Sanggup Mengontrol Berbagai Gadget Anda

Smartwatch butuh waktu cukup lama sebelum akhirnya mencapai titik matangnya seperti saat ini. Lalu bagaimana dengan kategori perangkat wearable lain, seperti misalnya cincin pintar alias smart ring? Perangkat ini masih tergolong belum begitu mainstream, dan salah satu alasannya mungkin karena pabrikan belum menemukan formula yang tepat untuknya.

Sejauh ini, perangkat smart ring yang ada umumnya mengandalkan fungsi sebagai penerus notifikasi dan alat bantu pembayaran elektronik. Meneruskan notifikasi sudah bisa dilakukan dengan baik oleh smartwatch, sedangkan pembayaran elektronik baru diterapkan di sejumlah negara saja. Lalu apa sebenarnya fitur unik yang bisa ditawarkan sebuah cincin pintar?

Menurut cincin pintar baru bernama Neyya ini, jawabannya adalah sebagai remote control untuk berbagai gadget Anda, merevolusi cara kita berinteraksi dengan bermacam perangkat yang kita gunakan sehari-harinya.

Neyya sebenarnya bisa dianggap sebagai sebuah touchpad mini yang bisa Anda bawa ke mana-mana. Bagian atasnya merupakan permukaan datar berwarna hitam yang terbuat dari bahan polycarbonate dan bersifat kapasitif.

Neyya Smart Ring

Pakai Neyya pada jari telunjuk, maka Anda bisa menggerak-gerakkan ibu jari Anda di atas touchpad tersebut untuk mengontrol berbagai perangkat, mulai dari perangkat Android, iOS, PC Windows, Mac, set-top box sampai action cam GoPro sekalipun.

Kegunaan Neyya sangatlah beragam. Di konteks pekerjaan, ia bisa digunakan untuk mengontrol jalannya slide presentasi PowerPoint dengan gesture swipe. Gesture lain, misalnya sentuh lalu tahan selama tiga detik bakal mengaktifkan Siri di iPhone. Selebihnya, Anda juga bisa mengontrol aplikasi musik, kamera, dan lain sebagainya dengan gesturegesture sederhana.

Kehadiran sebuah touchpad ini membuat fisik Neyya sedikit lebih bongsor ketimbang cincin tradisional – meski mungkin masih kalah besar dari cincin batu akik milik tetangga saya. Untungnya, secara estetika Neyya masih ditopang oleh penggunaan material yang mewah dan elegan, yakni titanium atau emas 18 karat.

Neyya Smart Ring

Neyya mengandalkan Bluetooth 4.0 sebagai jembatan koneksinya dengan berbagai perangkat yang hendak dikontrol. Hal itu berarti ia juga tetap bisa berfungsi sebagai penerus notifikasi layaknya smart ring lain, dan daya tahan baterainya cukup awet dengan estimasi penggunaan selama 3 hari. Proses charging-nya sendiri cuma memerlukan waktu 90 menit menggunakan wireless charger yang termasuk dalam paket pembelian.

Saat ini Neyya sudah dipasarkan seharga $139 untuk model titanium, dan $179 untuk model emas 18 karat. Ia juga hadir dalam tiga ukuran yang berbeda sehingga bisa disesuaikan dengan ukuran jari masing-masing.

Sumber: Marketwired dan Wareable.

Gandeng HP, Brand Arloji Swiss Movado Perkenalkan Smartwatch Perdananya

2015 adalah tahunnya smartwatch buatan Swiss. Sebelumnya, kita sudah melihat Fossil mengungkap smartwatch perdananya. Lalu ada Tag Heuer Connected yang dikembangkan secara langsung bersama Intel dan Google. Kini brand arloji Swiss lainnya, Movado, ikut meramaikan kancah smartwatch dengan berkolaborasi bersama HP.

Dinamai Movado Bold Motion, smartwatch ini mengandalkan kesederhanaan di atas segalanya. Desain unisex-nya banyak dipengaruhi oleh lini arloji analog Movado Bold, dan layar milik smartwatch ini pun juga bukan touchscreen.

Fisik Bold Motion sepintas tampak sangat elegan, suatu ciri khas yang selalu dipertahankan oleh pabrikan jam tangan asal Swiss. Case-nya berukuran 44 mm dan terbuat dari material stainless steel, diamankan oleh strap berbahan silikon. Smartwatch ini mengusung pergerakan quartz, dan dirancang dengan ketahanan air hingga 50 meter.

HP sendiri bertugas untuk menyelipkan fitur-fitur pintar ke dalam Movado Bold Motion. Ini sebenarnya bukan pertama kali HP diserahi tanggung jawab untuk ‘mencerdaskan’ sebuah arloji. Mereka sebenarnya punya program bernama Engineered by HP yang bertujuan menyematkan teknologi ke dalam produk-produk fashion. Salah satu hasilnya adalah smartwatch Michael Bastian Chronowing yang diperkenalkan tahun lalu.

Movado Bold Motion

Kembali ke Bold Motion, ada dua fitur utama yang ditawarkan: meneruskan notifikasi serta memonitor aktivitas fisik. Dalam meneruskan notifikasi, Bold Motion akan memanfaatkan pancaran cahaya LED dan getaran yang bisa diatur polanya melalui aplikasi pendamping di smartphone.

Soal activity tracking, sayangnya Bold Motion hanya bisa menghitung jumlah langkah kaki saja. Entah mengapa pabrikan arloji asal Swiss sepertinya enggan menyematkan sensor laju jantung, seperti yang bisa kita lihat dari Tag Heuer Connected maupun Movado Bold Motion ini.

Tapi Movado sendiri tampaknya akan membela diri dengan mengatakan bahwa aspek minimalis sudah menjadi DNA mereka sejak lama. Dan dalam kasus Bold Motion, argumen tersebut sepertinya sulit untuk dipatahkan – menambah fitur jelas menambah kompleks smartwatch, yang berpotensi membuat konsumen kebingungan.

Bold Motion memanfaatkan konektivitas Bluetooth untuk menyambung ke smartphone, baik Android maupun iOS. Smartwatch ini ditenagai oleh baterai rechargeable yang diklaim bisa bertahan selama satu minggu penuh.

Movado Bold Motion rencananya akan segera dipasarkan menjelang musim liburan akhir tahun ini. Harganya dipatok mulai $695 sampai $795. Mahal memang, tapi begitulah kodrat arloji Swiss yang kita tahu.

Sumber: PR Newswire dan Engadget.

Withings Activite Steel Adalah Activity Tracker dalam Wujud Arloji Analog yang Menawan

Sebagus apapun desain sebuah smartwatch, semua orang pasti membandingkannya dengan jam tangan tradisional. Maka dari itu, sejumlah pabrikan pun mengambil pendekatan yang berbeda. Mereka memilih untuk merancang sebuah arloji yang dilengkapi sejumlah fitur pintar, bukan sebuah perangkat pintar yang punya wujud menyerupai arloji.

Salah satu perusahaan yang mengamini pendekatan tersebut adalah Withings. Pabrikan asal Perancis ini sempat memukau publik tahun lalu dengan Activité, sebuah arloji mewah buatan Swiss yang dibekali kemampuan activity tracking dan sleep tracking, yang dibanderol seharga $450. Kemudian di awal tahun ini, Withings kembali dengan Activité Pop yang berfungsi sama persis, tapi materialnya tidak begitu mewah dan dipatok seharga $150.

Kini, mereka kembali menawarkan alternatif lain dengan Withings Activité Steel. Perangkat ini duduk tepat di tengah-tengah Activité dan Activité Pop. Meski tidak dibuat di Swiss seperti kakak sulungnya, Activité Steel masih menawarkan aura mewah berkat penggunaan material stainless steel pada case-nya. Namun untuk memangkas harga, strap-nya terbuat dari silikon ketimbang kulit asli.

Withings Activité Steel

Fitur yang ditawarkan tidak berubah sedikit pun. Anda tetap mendapat sebuah arloji analog dengan fitur activity tracking dan sleep tracking otomatis. Otomatis maksudnya Anda tak perlu menekan tombol apa-apa untuk memulai fungsi tracking-nya. Dan di pagi hari, Activité Steel akan merangkap peran sebagai sebuah alarm pintar, menyesuaikan pola dan tingkat getaran dengan fase tidur Anda.

Selain menghitung jumlah langkah kaki dan kalori yang terbakar, Activité Steel juga akan memonitor kegiatan berenang Anda – juga akan aktif secara otomatis ketika Anda mencebur ke air. Anda pun tak perlu khawatir dengan keadaannya, karena Activité Steel dirancang supaya tahan air hingga kedalaman 50 meter.

Withings Activité Steel

Selesai memonitor, Anda bisa meneruskan seluruh data yang dikumpulkannya ke perangkat Android atau iOS via Bluetooth 4.0. Pada bagian wajahnya, terdapat sebuah dial kecil yang menunjuk angka mulai dari 0 – 100. Dial ini berfungsi untuk menunjukkan sudah berapa persen target Anda tercapai pada hari itu.

Hal lain yang tak kalah menarik untuk diperhatikan adalah, Anda tak perlu mengisi ulang baterai Activité Steel setiap malam; ia ditenagai oleh baterai kancing standar, yang diklaim bisa bertahan selama 8 bulan sebelum akhirnya perlu diganti baru.

Activité Steel saat ini sudah tersedia secara eksklusif melalui situs resmi Withings. Harga yang ditetapkan adalah $170, dan cuma ada satu varian warna saja yang ditawarkan, yaitu hitam.

Sumber: SlashGear.

Smartwatch Android Wear Ke Depannya Bisa Menyambung ke Jaringan LTE

Untuk bisa menikmati segala fitur yang ditawarkan, smartwatch Android Wear selama ini harus selalu terhubung ke smartphone lewat Bluetooth, atau paling tidak tersambung ke jaringan Wi-Fi. Hal itu jelas membuat smartwatch terasa kurang fleksibel bagi sebagian orang, terutama ketika mereka tanpa sengaja kelupaan membawa smartphone-nya.

Namun Google sekarang punya solusi yang cukup jitu. Mereka secara resmi memperkenalkan dukungan konektivitas seluler untuk Android Wear. Dukungan ini hadir bersamaan dengan dimulainya pemasaran LG Watch Urbane 2 yang diperkenalkan sekitar sebulan yang lalu.

Tapi pemilik smartwatch Android Wear tidak bisa berlega hati secepat itu. Pasalnya, fitur konektivitas seluler ini membutuhkan dukungan hardware yang tepat. Atau dengan kata lain, Anda butuh smartwatch Android Wear baru yang benar-benar bisa diisi kartu SIM. Dan sejauh ini, baru ada satu smartwatch yang dibekali kemampuan tersebut, yakni LG Watch Urbane 2 tadi.

Dengan adanya konektivitas seluler, smartwatch Android Wear nantinya tetap bisa mengaktifkan berbagai fitur, mulai dari chatting sampai memonitor aktivitas fisik, meski tidak tersambung ke smartphone. Saat tidak tersambung ke Bluetooth atau Wi-Fi, smartwatch akan otomatis mengaktifkan konektivitas selulernya. Tentu saja, hal ini juga berarti Anda bisa menerima dan melakukan panggilan telepon dari smartwatch langsung.

Bisa dipastikan pabrikan-pabrikan smartwatch Android Wear nantinya bakal menghadirkan fitur ini pada iterasi terbarunya. LG Watch Urbane 2 sendiri saat ini baru dipasarkan di AS saja, sedangkan untuk pasar internasional baru tersedia dalam beberapa bulan ke depan.

Dukungan konektivitas seluler ini tidak bisa diartikan bahwa smartwatch ke depannya bakal menggantikan peran smartphone secara penuh. Menurut saya, ukuran layar smartwatch yang kecil adalah salah satu alasan utama mengapa kita masih memerlukan smartphone untuk berbagai kegiatan lainnya, terutama untuk mengonsumsi konten video. Namun setidaknya peran smartwatch bisa diperluas berkat adanya fitur ini.

Sumber: Android Blog.

Disney Kembangkan Prototipe Smartwatch yang Bisa Mengenali Objek yang Disentuh

Fungsi smartwatch yang kita tahu bakal benar-benar berbeda semisal teknologi terbaru ini bisa terealisasikan secara mainstream. Dikembangkan oleh Disney Research Lab – ya, Anda tidak salah baca – teknologi bernama EMSense ini memungkinkan smartwatch untuk mengenali nama objek yang Anda sentuh.

Rahasianya terletak pada sinyal elektromagnet. Secara alami tubuh manusia sifatnya konduktif, sehingga dapat mengalirkan sinyal elektromagnet yang berasal dari beragam objek di sekitar kita. Selanjutnya, tim Disney Research mengembangkan sensor untuk menangkap dan menganalisa sinyal elektromagnet tersebut, dengan jangkauan frekuensi antara 1 – 28,8 MHz.

Alhasil, prototipe smartwatch buatan Disney Research ini bisa mengenali nama objek yang disentuh oleh penggunanya, mulai dari gagang pintu, bor, teko sampai laptop sekalipun. Kemudian, smartwatch akan menjalankan aplikasi secara otomatis berdasarkan konteks objek yang disentuh.

EMSense by Disney Research Lab

Jadi semisal Anda membuka pintu ruang kantor Anda, smartwatch akan menampilkan to-do list yang harus diselesaikan pada hari itu juga. Fungsinya mirip seperti fitur geo-location yang sudah ada pada smartphone kita sekarang, akan tetapi di sini sensor GPS tidak perlu bekerja untuk mengenali keberadaan pengguna.

Dalam video penjelasan di bawah, Anda bisa melihat potensi teknologi EMSense ini di berbagai konteks. Contoh lain adalah saat berada di dapur. Sensor EMSense akan mengenali pola kegiatan yang biasa kita lakukan, mulai dari membuka lemari es untuk mengambil bahan makanan, lalu menyiapkan panci untuk merebus sesuatu.

Selanjutnya saat sensor mendeteksi Anda memegang kenop kompor, seketika juga smartwatch akan menampilkan aplikasi timer sehingga Anda bisa mengatur waktu memasak dengan cepat.

Sejauh ini teknologi EMSense memang baru berupa prototipe, dan besar kemungkinan tidak akan merambah smartwatch yang ada di pasaran dalam waktu dekat. Pun demikian, kalau saja Disney bisa mengembangkannya, mengapa pabrikan-pabrikan smartwatch tidak?

Sumber: Wareable.

Smartwatch Perdana Tag Heuer Akhirnya Resmi Dirilis

Resmi sudah. Setelah sekitar satu tahun rumornya terendus, Tag Heuer akhirnya mengungkap smartwatch perdananya secara resmi. Bertempat di kota New York kemarin (9/10/2015) waktu setempat, smartwatch bernama Tag Heuer Connected itu lahir ke dunia.

Apa yang menjadikan smartwatch ini istimewa tentu saja adalah faktor kemewahan arloji buatan Swiss yang menyelimuti dirinya. Fisiknya sendiri dirancang mengikuti desain lini Tag Heuer Carrera. Seluruh proses desain dan manufaktur berlangsung di Swiss. Hanya saja ia secara teknis tidak bisa mengusung label “Made in Switzerland” karena komponen elektroniknya berasal dari Intel.

Tag Heuer Connected bukan untuk semua orang. Bukan karena banderol harganya yang mencapai angka $1.500, tetapi karena ukurannya yang begitu besar. Diameter case titanium-nya berkisar 46,2 mm, dengan ketebalan 12,8 mm. Case ini menyambung ke strap berbahan karet yang terdiri dari beragam warna, plus dilengkapi buckle berbahan titanium. Secara konstruksi, Tag Heuer Connected bisa disejajarkan dengan jam tangan mekanik buatan Swiss lainnya.

Tag Heuer Connected

Dikembangkan secara langsung bersama Intel dan Google, Tag Heuer pun mempercayakan Android Wear sebagai sistem operasi smartwatch-nya, yang berarti ia kompatibel baik dengan perangkat Android maupun iOS. Spesifikasinya mencakup Bluetooth LE, Wi-Fi, storage 4 GB dan sejumlah sensor untuk keperluan fitness tracking.

Yang cukup disayangkan adalah, ia tidak dibekali dengan sensor laju jantung, yang sejatinya sudah menjadi standar smartwatch generasi terkini. Ia juga tidak mengemas GPS dan speaker, yang berarti semua notifikasi akan diteruskan berupa getaran saja. Sama seperti mayoritas smartwatch lain, baterainya tidak bisa bertahan berlama-lama; hingga 30 jam saja dalam satu kali charge.

Tag Heuer Connected

Meski dari segi fitur Tag Heuer Connected terdengar biasa-biasa saja, untungnya masih ada dua fitur ekstra yang tidak dapat Anda jumpai di smartwatch Android Wear lain. Yang pertama tentu saja adalah watch face khusus rancangan Tag Heuer yang tampak begitu mirip seperti lini arloji mekaniknya.

Yang kedua, setiap konsumen yang membeli Tag Heuer Connected akan dapat menikmati layanan berjuluk “Connected to Eternity”. Jadi setelah dua tahun, pemilik Tag Heuer Connected bisa membawa smartwatch-nya menuju sebuah retailer Tag Heuer, lalu menukarnya dengan sebuah jam tangan mekanik – dengan biaya tambahan $1.500. Dengan demikian, semisal nanti spesifikasi milik Tag Heuer Connected sudah dirasa terlalu tua, Anda tidak perlu khawatir ia bakal membusuk di dalam laci lemari.

Seperti yang saya sebutkan di atas, Tag Heuer Connected akan dibanderol seharga $1.500, membuatnya selevel dengan Apple Watch Hermès. Ketersediaannya untuk pasar internasional baru akan dimulai bulan depan melalui butik-butik Tag Heuer dan sejumlah mitra retail-nya.

Sumber: Bloomberg.

Dengan Chronos, Arloji Biasa Dapat Disulap Jadi Smartwatch

Anda suka dengan fitur-fitur yang ditawarkan sebuah smartwatch, tapi Anda sudah terlanjur jatuh cinta dengan arloji analog pemberian pasangan pada saat ulang tahun Anda. Pertanyaannya, apakah Anda rela memensiunkan arloji kesayangan tersebut dan beralih ke smartwatch? Saya cukup yakin sebagian besar bakal menjawab tidak.

Kalau Anda termasuk salah satunya, Anda mungkin bakal tertarik dengan perangkat bernama Chronos ini. Chronos bukanlah sebuah smartwatch, melainkan sebuah aksesori kecil berwujud seperti baterai kancing. Fungsinya? Menyulap arloji biasa menjadi sepintar smartwatch.

Untuk menggunakannya, Anda cukup melekatkan Chronos pada sisi belakang arloji. Ia menempel menggunakan mekanisme micro suction yang terdiri dari lubang-lubang super-kecil. Tidak ada sedikit pun bahan perekat yang dilibatkan, sehingga Anda tak perlu khawatir arloji Anda kenapa-kenapa.

Setelah dilekatkan, Anda bisa memanfaatkan arloji Anda sebagai penerus notifikasi, pengontrol musik sekaligus untuk keperluan fitness tracking sederhana. Jangan bandingkan kelengkapan fiturnya dengan sebuah smartwatch, karena hal itu hampir tidak mungkin terealisasikan kecuali Anda benar-benar memensiunkan arloji tradisional kesayangan Anda tersebut.

Chronos akan meneruskan notifikasi berupa getaran dan pancaran lampu LED. Pola getaran dan warna cahayanya bisa diatur lewat aplikasi pendampingnya di smartphone. Anda juga tak perlu cemas Chronos akan bergetar setiap kali ada notifikasi yang masuk. Pilih saja aplikasi beserta kontak yang diinginkan, lalu tetapkan pola getaran dan cahaya yang berbeda pada masing-masing.

Chronos

Untuk yang merasa lampu LED tampak sangat tidak elegan pada sebuah arloji tradisional, Anda bisa mematikan fitur tersebut lewat aplikasi pendampingnya. Keleluasaan kustomisasi semacam ini sangat penting karena tampilan sebuah arloji sangat bergantung pada selera masing-masing pengguna.

Chronos juga sanggup mengontrol sejumlah fungsi milik smartphone, seperti aplikasi pemutar musik maupun menjadi shutter kamera. Untuk melakukannya, Anda terlebih dulu diminta menetapkan gesture pada aplikasi pendampingnya – bisa satu tap pada wajah arloji, atau double tap.

Dari segi fisik, Chronos terbungkus dalam case berbahan stainless steel setebal 3 mm. Diameternya berkisar 33 mm, sehingga diyakini kompatibel dengan 80 persen arloji tradisional yang dijual saat ini. Konstruksinya juga dirancang tahan air supaya bisa menemani ketahanan milik arloji Anda sendiri.

Chronos menyambung ke smartphone via Bluetooth 4.0. Baterainya diklaim mampu bertahan hingga 36 jam. Saat habis, Anda tinggal melepasnya dari arloji lalu menempatkannya di atas wireless charger standar milik mayoritas smartphone.

Saat ini Chronos sudah membuka pre-order melalui situs resminya. Satu unit Chronos dihargai $99, dan pengirimannya baru bisa dipenuhi sekitar musim semi tahun 2016.

Sumber: The Verge.

Dengan Gest, Tangan Anda Bisa Menggantikan Peran Mouse dan Keyboard

Pernahkah Anda membayangkan mengetik di atas meja tanpa menggunakan keyboard sama sekali? Well, dengan perangkat bernama Gest ini, semua itu bisa jadi kenyataan. Continue reading Dengan Gest, Tangan Anda Bisa Menggantikan Peran Mouse dan Keyboard