Tempuh Efisiensi Bisnis, Shipper Rumahkan 65 Karyawan

Startup agregator logistik Shipper mengambil jalur efisiensi dengan merumahkan 65 orang atau mewakili 8% dari total karyawannya. Menurut perusahaan, keputusan ini diambil untuk mempersiapkan diri menghadapi ketidakpastian makro ekonomi di masa mendatang.

Tidak disebutkan divisi mana saja yang terdampak dari langkah ini. Dalam surat yang beredar, keputusan PHK ini diambil pada 8 Desember 2022.

Co-Founder dan CEO Shipper Phil Opamuratawongse menyampaikan keputusan yang berat ini merupakan bagian dari rencana optimalisasi perusahaan setelah mengkaji proses bisnis Shipper secara menyeluruh dan seiring antisipasi lebih lanjut terhadap ketidakpastian kondisi ekonomi makro di tahun mendatang.

“Hari ini, 8 Desember 2022, dengan berat hati, kami dengan menyesal mengumumkan bahwa Shipper harus berpisah dengan 65 anggota timnya yang berharga atau 8% dari total jumlah karyawan,” ucap Opamuratawongse dalam keterangannya.

Ia melanjutkan, perusahaan telah melewati pertumbuhan yang luar biasa selama beberapa tahun terakhir dan berharap untuk melanjutkan momentum ini. Namun, saat membuat rencana dan mengkaji bisnis secara menyeluruh, ternyata manajemen perlu mengambil keputusan untuk membantu perusahaan lebih gesit dan mempercepat pertumbuhan berkelanjutan ke depannya.

Karyawan yang terkena dampak akan menerima paket kompensasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Di samping itu, perusahaan akan memperpanjang masa berlaku asuransi kesehatan, menawarkan program outplacement, dan memberikan dukungan untuk membantu karyawan mendapatkan peluang baru.

Opamuratawongse menutup, meski keputusan ini diambil, perusahaan tetap memfokuskan diri untuk mempercepat transformasi digital UKM dan mendukung ekosistem ekonomi digital di Indonesia melalui solusi supply chain yang terintegrasi.

“Kami tetap optimistis terhadap peluang pertumbuhan e-commerce di Indonesia dan posisi kami di sektor logistik. Kami percaya, dengan terus bekerja secara efisien, dukungan proses logistik yang transparan dan efisien akan semakin diperlukan untuk mendukung pertumbuhan tersebut. Kami akan keluar dari tantangan ekonomi global ini dengan lebih tangguh dari sebelumnya,” tutupnya.

Pada April 2021, Shipper mengantongi pendanaan seri B sebesar $63 juta dari DST Global Partners dan Sequoia Capital India dengan partisipasi investor sebelumnya, meliputi Prosus Ventures, Floodgate, Lightspeed, Insignia Ventures, AC Ventures, dan Y Combinator.

Dana besar tersebut seolah bertolak belakang dengan kabar PHK yang harus ditempuh Shipper. Mengingat selama pandemi, industri e-commerce beserta ekosistem pendukungnya tumbuh subur karena tingginya permintaan.

Mengutip laporan e-Conomy SEA 2022, sektor e-commerce terus menjadi kontributor utama ekonomi digital di Indonesia. Nilai GMV-nya diperkirakan mencapai $59 miliar pada 2022. Meskipun aktivitas belanja offline kini mulai kembali bergairah, sektor e-commerce menyumbang 77% dari keseluruhan ekonomi digital. Hingga 2025, sektor e-commerce Indonesia diproyeksikan tumbuh dengan CAGR 17% dan nilai GMV mencapai $95 miliar.

Lima tahun Shipper

Pada Oktober 2022 kemarin, Shipper merayakan usianya yang kelima. Kini perusahaan tidak hanya sekadar agregator logistik, tapi juga sebagai penyedia jasa pergudangan digital. Diklaim, perusahaan telah membantu lebih dari 35.000 penjual online dan ratusan perusahaan berskala besar dari berbagai industri.

Inovasi teknologi agregator logistik pihak ketiga (3PL) yang dikembangkan Shipper disebutkan telah membantu UMKM menghemat hingga 20% biaya pengiriman dengan mengoptimalkan pengelolaan pesanan dan rute pengiriman, serta mengemasnya bersama pesanan yang akan dikirim ke tujuan sama.

Dengan demikian, biaya logistik antarpulau bisa ditekan. Efisiensi ini tentu dibutuhkan dalam membantu pencapaian target pemerintah untuk menurunkan biaya logistik terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 17% pada 2024.

Efisiensi biaya lainnya yang dilakukan Shipper adalah mendekatkan lokasi barang pelaku usaha ke lokasi pasarnya melalui pengelolaan lebih dari 300 gudang pintar yang tersebar di 35 kota di seluruh Indonesia dengan total 500.000 meter persegi. Enam gudang di antaranya dengan total 10.000 meter persegi berlokasi di Medan, Palembang, Tangerang, Semarang, Surabaya, dan Makassar dapat memfasilitasi pelaku industri yang memiliki produk untuk disimpan dan didistribusikan sesuai dengan standar halal.

Lebih lanjut, perusahaan menghadirkan aplikasi Atoor sebagai layanan Omnichannel Management System (OCMS). Platform ini memudahkan pelaku usaha mengatur aktivitas penjualan di marketplace secara terintegrasi, mulai dari pengaturan informasi produk dengan mengganti deskripsi produk, merevisi harga produk, mengunggah foto produk, pengaturan pesanan, hingga pengelolaan stok inventor dalam satu platform.

Sejak diluncurkan pada Januari 2022, Atoor telah menghubungkan lebih dari 1.500 toko online dan membantu ratusan penjual menghemat lebih banyak waktu dan sumber daya, sehingga mereka dapat fokus dalam penjualan dan pengembangan bisnis.

Dalam hal pemberdayaan UMKM, Shipper turut membantu para UMKM memasarkan produknya melalui program ShipFest, solusi bagi UMKM untuk dapat memaksimalkan tren penjualan terkini melalui live selling. Konsep live selling kini sedang digemari karena memberikan kesempatan kepada pelaku usaha skala besar hingga kecil untuk berinteraksi langsung dengan pembeli dan pembeli pun dapat langsung melihat barang yang dijual.

Dengan cara ini, produk UMKM yang baru dapat bersaing dengan produk yang sudah ada di pasaran, baik luar maupun dalam negeri. Shipper juga memaksimalkan brand awareness dan brand positioning UMKM dengan melakukan promosi melalui digital ads berkolaborasi bersama Key Opinion Leader (KOL) ternama di Indonesia.

Shipper Announces Series B Funding Worth 923 Billion Rupiah

Shipper Logistics aggregator startup announced series B funding worth $63 million or equivalent to 923 billion Rupiah. This round was led by DST Global Partners and Sequoia Capital India with the participation of previous investors, including Prosus Ventures, Floodgate, Lightspeed, Insignia Ventures, AC Ventures and Y Combinator. Previously, the Y Combinator W19 graduate secured series A funding in mid-2020 and was led by Proses Ventures.

Fresh funds will be focused on developing technology and massively expanding its logistics network, serving MSMEs throughout Indonesia. Shipper Services provides fulfillment and delivery services through a network of fulfillment centers, delivery partners, and digitally managed retail points. According to the statistics, the company currently serves thousands of e-commerce businesses that distribute millions of products every day.

“The funding will significantly help Shipper increase its technological and operational capacity, while continuing to expand the company’s service network. We are proud of the achievements of our customers who use our services, and we are excited to continue to achieve success with our customers and logistics partners,” Shipper’s Co-Founder & CEO, Phil Opamuratawongse said.

The pandemic that has driven an increase in delivery packages volume purchased online, which has topped up Shipper’s transaction value. Several strategic efforts over the past year, including partnering with Dana to present logistics solutions in the digital payment application. To expand its business model, Shipper also acquired two logistics startups Porter and Pakde.

“We started Shipper four years ago, starting from personal experience when we observed difficulties in packaging and shipping as online merchants. In building Shipper, we always used an approach from MSME players perspective as it is our identity. We are very happy to be able to contribute and strengthen the MSME segment as well as to help strengthen the national logistics ecosystem,” Shipper’s Co-Founder & COO, Budi Handoko added.

Based on the 2020 Startup Report, there were 8 funding transactions involving logistics startups. The large market demand encourages various related businesses to rapidly accelerate and expand. Apart from Shipper, logistic startup Andalin has secured series A funding from BRI Ventures.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Shipper Umumkan Pendanaan Seri B Senilai 923 Miliar Rupiah

Startup agregator logistik Shipper mengumumkan telah menerima pendanaan seri B senilai $63 juta atau setara 923 miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin oleh DST Global Partners dan Sequoia Capital India dengan partisipasi investor sebelumnya, meliputi Prosus Ventures, Floodgate, Lightspeed, Insignia Ventures, AC Ventures, dan Y Combinator. Sebelumnya jebolan Y Combinator W19 ini telah membukukan pendanaan seri A pada pertengahan 2020 lalu dipimpin Proses Ventures.

Dana segar akan difokuskan untuk pengembangan teknologi dan memperluas jaringan logistiknya secara masif, melayani UMKM di seluruh Indonesia. Layanan Shipper menyediakan jasa pemenuhan dan pengiriman melalui jaringan fulfillment center, mitra pengiriman, dan titik ritel yang dikelola secara digital. Statistik yang disampaikan, saat ini perusahaan melayani ribuan bisnis e-commerce yang mendistribusikan jutaan produk setiap harinya.

“Pendanaan yang kami dapatkan akan sangat membantu Shipper dalam meningkatkan kapasitas teknologi dan operasional, seraya terus memperluas jaringan layanan perusahaan. Kami bangga terhadap pencapaian para pelanggan yang menggunakan jasa kami, dan kami sangat antusias untuk terus meraih kesuksesan bersama pelanggan dan mitra logistik kami,” ungkap Co-Founder & CEO Shipper Phil Opamuratawongse.

Pandemi yang terjadi juga mendorong peningkatan volume pengiriman paket yang dibeli online, menjadikan nilai transaksi di Shipper turut terdongkrak naik. Beberapa upaya strategis juga dilakukan sepanjang tahun lalu, termasuk bermitra dengan Dana menghadirkan solusi logistik di aplikasi pembayaran digital tersebut. Untuk memperluas model bisnisnya, Shipper juga melakukan akuisisi dua startup logistik Porter dan Pakde.

“Kami memulai Shipper empat tahun lalu berangkat dari pengalaman pribadi saat melihat banyaknya kesulitan dalam melakukan pengemasan dan pengiriman paket sebagai pedagang online. Dalam membangun Shipper, kami selalu menggunakan pendekatan dari sudut pandang pelaku UMKM karena itu adalah jati diri kami. Kami sangat senang untuk dapat berkontribusi dan memperkuat segmen UMKM sekaligus untuk ikut mendorong penguatan ekosistem logistik nasional,” imbuh Co-Founder & COO Shipper Budi Handoko.

Berdasarkan Startup Report 2020, tahun lalu ada 8 transaksi pendanaan yang melibatkan startup logistik. Besarnya permintaan pasar mendorong berbagai bisnis terkait untuk mengakselerasi dan melakukan ekspansi secara lebih cepat. Tahun ini, selain Shipper startup logistik Andalin juga membukukan pendanaan seri A dari BRI Ventures.

Application Information Will Show Up Here

Shipper Bags 70 Billion Rupiah, Tightening Its Position as the Logistics Aggregator

The logistics aggregator platform, Shipper, today announced seed funding worth of $5 million or equivalent to 70.3 billion Rupiah. The investors include Lightspeed Ventures, Floodgate Ventures, Insignia Ventures Partners, Convergence Ventures and Y Combinator. It tops up the previous round for $150 thousand after participated in the Y Combinator accelerator program.

The fund is to focus on talent and user acquisition. After its launching in 2017, Shipper is now serving more than 25 thousand online sellers. The increasing e-commerce traction and sales through social media has boosted the logistics business initiated by Phil Opamuratawongse and Budi Handoko.

Indonesia has a unique order in terms of geographic. It consists of many islands and has its own challenge for logistics business. They believe the condition cannot be solved by a single company. Based on Shipper’s internal data, there are about 2,500 registered logistics working on various segments in Indonesia.

Many of the logistics cover the small areas, but they didn’t really understand the location – related to the access reliability, for some locations are hard to reach. Shipper allows sellers to have relevant logistics services, that can accommodate efficient delivery to each destination.

They also provide pick-up courier and to include pick-up point for the package. In addition to track, the technology is also designed to help logistics in managing the package. It includes to calculate the best route. A special API also created for business consumer, to connect Shipper solution to partner’s platform.

Shipper is to target 1,000 micro hubs for pick up and 20 logistics center. They also have ambition for regional expansion, targeting Thailand, Vietnam, and the Philippines for the next years.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Shipper Bukukan Pendanaan Awal 70 Miliar Rupiah, Perkuat Posisinya sebagai Agregator Layanan Logistik

Startup pengembang platform agregator layanan logistik Shipper hari ini mengumumkan telah membukukan putaran pendanaan awal senilai $5 juta atau setara 70,3 miliar Rupiah. Investor yang terlibat meliputi Lightspeed Ventures, Floodgate Ventures, Insignia Ventures Partners, Convergence Ventures dan Y Combinator. Investasi ini meningkatkan perolehan sebelumnya senilai $150 ribu pasca keterlibatannya di program akselerasi Y Combinator.

Modal yang didapat akan difokuskan untuk perekrutan dan akuisisi pelanggan. Sejak diluncurkan tahun 2017, Shipper kini telah melayani lebih dari 25 ribu pedagang online. Peningkatan traksi e-commerce dan jual beli via media sosial turut membuat bisnis logistik yang diusung Phil Opamuratawongse dan Budi Handoko ini melejit di pasar.

Secara geografis Indonesia memiliki tatanan yang unik. Wilayah yang terbagi menjadi banyak pulau memberikan tantangan tersendiri bagi bisnis logistik. Pihak Shipper meyakini, kondisi tersebut tidak mungkin untuk diselesaikan oleh satu pemain saja. Dari data internal Shipper pun tercatat saat ini ada kurang lebih 2500 penyedia logistik di Indonesia dengan berbagai skala bisnis.

Banyak bisnis logistik yang hanya mencakup wilayah kecil, namun mereka tahu betul mengenai lokasi tersebut — termasuk terkait keandalan akses, karena beberapa lokasi juga sulit dijamah. Platform Shipper memungkinkan para pedagang untuk mendapatkan layanan logistik yang relevan, yang mampu mengakomodasi pengiriman secara efisien ke daerah-daerah yang dituju.

Shipper juga menghadirkan layanan kurir penjemputan paket ke lokasi pengguna, pun mulai menyediakan lokasi penjemputan atau pengambilan paket. Selain untuk pelacakan, teknologi yang dikembangkan turut didesain membantu penyedia logistik untuk mengelola pengiriman. Termasuk mengalkulasi rute pengiriman terbaik. API khusus juga disediakan untuk konsumen bisnis, menghubungkan solusi Shipper ke platform yang dikembangkan mitra.

Hingga tahun depan Shipper targetkan miliki 1000 hub mikro untuk penjemputan dan 20 pusat logistik. Ambisi ekspansi regional juga sudah disampaikan, targetnya juga bisa layani pasar Thailand, Vietnam, dan Filipina di tahun-tahun mendatang.

Application Information Will Show Up Here