Meski Punya Xbox One X, Microsoft Fokuskan Upaya Pengembangan VR ke PC

Jika Anda rela berkompromi, maka PSVR adalah perangkat virtual reality terbaik untuk end-user. Ia memang tidak secanggih Vive atau Rift, tapi harganya jauh lebih terjangkau, dan Sony menjamin semua game yang kompatibel berjalan optimal di sana. Setelah PSVR tersedia, kini perhatian tertuju pada Microsoft. Apalagi, mereka akan segera meluncurkan versi high-end Xbox.

Sebagai home console terkuat saat ini, Xbox One X kabarnya sanggup menjalankan game di resolusi native 4K tanpa up-scaling. Menakar dari kemampuannya itu, berarti menyuguhkan konten VR bukanlah hal sulit bagi Xbox One X. Namun menariknya, Microsoft diam-diam sempat menghilangkan penyebutan kata VR di laman Xbox One X (waktu itu masih dinamai Project Scorpio). Tentu saja langkah tersebut membuat orang penasaran, bahkan mungkin mulai mempertanyakan klaim sang console maker.

Ternyata ada pertimbangan lain yang menyebabkan Microsoft melakukan revisi pada strategi penyajian Xbox One X dan alasan mereka tidak membahas VR di panggung E3 2017 bulan Juni lalu. Berbicara pada GameSpot, general manager Dave McCarthy menyampaikan bahwa upaya pengembangan virtual reality dan augmented reality oleh Microsoft dititikberatkan terlebih dulu untuk platform PC. Konsol akan menyusul sesudahnya.

“Kami akui, PC merupakan fokus utama Microsoft,” tutur McCarthy. “Ketika melihat Windows 10, kami melihat sebuah ekosistem terbuka untuk developer. Kami juga melihat jumlah pengguna aktif bulanan yang mencapai angka setengah miliar orang. Akhirnya kami putuskan bahwa inilah area yang akan jadi pusat perhatian pengembangan VR dan AR.”

Menurutnya, saat ini para developer masih terus mencoba menemukan pengalaman VR ‘pamungkas’, yaitu konten yang benar-benar membuat orang terdorong untuk memiliki perangkat virtual reality. Sejauh ini prosesnya berjalan cukup baik. Microsoft sendiri yakin studio first-party mereka yang sedang mengerjakan konten VR buat Windows 10 akan menghasilkan karya memuaskan. Sayangnya, Microsoft baru bisa mengungkap detailnya di akhir tahun.

Sentimen serupa juga sempat diungkap oleh sang bos Xbox, Phil Spencer. Menurutnya, suatu hari nanti virtual reality akan jadi elemen krusial dalam gaming. Tetapi syaratnya, VR harus jadi mainstream terlebih dulu. Xbox One X sendiri sengaja dirancang sebagai console yang siap menunjang HMD VR, namun Spencer belum bisa memperkirakan kapan tepatnya hal itu terjadi.

Xbox One X rencananya akan meluncur pada tanggal 1 November 2017, ditawarkan di harga US$ 500. Fitur dan kapabilitas console baru Microsoft itu dapat Anda simak dalam artikel ini.

Sumber: GameSpot.

Microsoft Bicara Soal Scorpio, Beri Petunjuk Mengenai Harga

Di antara berbagai versi home console generasi kedelapan, Project Scorpio-lah yang boleh dibilang masih misterius meski Microsoft telah mengungkapnya berbulan-bulan silam dan sudah ada banyak bocoran mengenai kemampuannya. Dengan hardware high-end dan segala kecanggihan fiturnya, kemungkinan besar cara penyajian Scorpio akan berbeda dari platform game lain.

Salah satu faktor dari Scorpio yang jadi bahan spekulasi dan yang menyebabkan konsumen merasa khawatir adalah harganya. Membeli home console biasanya merupakan jalan keluar terbaik ketika gamer menginginkan keseimbangan antara pengalaman gaming teroptimal dan harga, namun janji kapabilitas 4K gaming sejati berpotensi mengubahnya. Kini pertanyaan terbesar terkait Scorpio ialah, kira-kira berapa harganya?

Dalam wawancara bersama NZGamer belum lama ini, head of Xbox Phil Spencer sempat memberikan gambaran soal berapa Scorpio akan dibanderol. Tentu saja ia tidak menyebutkan angkanya secara rinci, hanya bilang bahwa timnya mendesain Xbox One S dan Scorpio secara paralel, di mana masing-masing perangkat difokuskan untuk menyuguhkan titik harga yang sesuai dengan performanya.

Bagi Mircrosoft, Scorpio adalah sebuah console premium dan Spencer tidak merasa cemas konsumen akan menganggapnya berbeda. Ia menggunakan Xbox One S sebagai tolak ukur: versi slim platform current-gen Microsoft tersebut ditawarkan dalam beberapa pilihan ukuran penyimpanan dan tersedianya opsi merupakan aspek penting dari cara Microsoft menghidangkan produknya. Scorpio disiapkan sebagai tambahan pilihan, bukan sekedar pembuktian bahwa produknya lebih canggih dari sang rival.

Spencer menjelaskan, Scorpio bukan diciptakan untuk berkompetisi dengan produk andalan Sony. Microsoft cuma mencoba membuat platform terbaik untuk developer dan gamer. Itulah alasan mereka mulai membubuhkan beragam fitur seperti cross-platform play, dukungan mod, game preview serta memperkenalkan Xbox Play Anywhere. Dari perspektif pencipta konten, developer diharapkan melihat Xbox sebagai tempat terbaik mengembangkan game dan menghasilkan uang.

Tak seperti generasi sebelumnya, di era console saat ini Microsoft tampak mulai membongkar sekat-sekat yang membatasi platform current-gen dan last-gen. Pertama-tama, mereka menerapkan fitur backward compatibility game Xbox 360 di Xbox One, serta menambah jumlahnya tiap bulan. Dan untuk Scorpio sendiri, sistem sanggup menjalankan semua permainan Xbox One (dari era awal perilisannya) tanpa memerlukan backward compatibility lagi.

“Tujuan kami bukanlah mendorong seseorang membeli console baru tiap satu atau dua tahun sekali. Kami ingin perangkat ini menjadi bagian dari furnitur di rumah Anda,” tutur Spencer.

Anda bisa menyimak hasil interview lengkapnya di artikel NZGamer ini.

Gambar: Telegraph.

Microsoft: Kami Tidak Mencoba Mengubah Gamer PC Jadi Gamer Console

Microsoft mempunyai rencana besar terkait divisi game mereka. Sang console maker asal Redmond itu sedang menggodok Project Scorpio untuk menjawab tantangan 4K gaming, dan kabarnya bermaksud melebur dua platform game andalannya: Windows dan Xbox. Meski terdengar sebagai rencana yang solid, terdapat pula banyak pertanyaan dan rasa cemas dari berbagai pihak.

Melalui program Xbox Play Anywhere, Anda bisa membeli permainan yang didukung fitur tersebut kemudian dipersilakan menikmatinya di Windows 10 maupun console Xbox One tanpa tambahan biaya. Seluruh data progres, file save, add-on serta achievement juga tersaji lengkap. Namun melalui metode ini, apakah Microsoft berkeinginan untuk mengubah gamer PC jadi gamer console, ataupun sebaliknya?

Dalam bincang-bincang bersama The Guardian, bos Xbox Phil Spencer mengungkap bahwa ia tidak setuju terhadap anggapan tersebut. Menurut Spencer, memainkan game di PC dan di console sangat berbeda, dan masing-masing segmentasi konsumen mempunyai kemampuan dan ekspektasi unik terhadap platform yang mereka gunakan, walaupun memang terdapat kesamaan di beberapa aspek.

Meski demikian, bagi Microsoft menyatukan kedua platform bukanlah hal negatif. Spencer menegaskan timnya tidak berupaya ‘mendoktrin’ satu kalangan konsumen agar minat mereka berubah. Microsoft mengakui saat ini PC gaming sedang berada di momen terbaiknya, bahkan beberapa pengguna Xbox paling aktif merupakan gamer PC. Di sana mereka melihat kesempatan buat memberikan layanan baru, contohnya mempermudah akses ke permainan yang mereka miliki dan memudahkan pelanggan berhubungan dengan kawan-kawannya.

Fitur Xbox Play Anywhere sendiri hadir untuk menyuguhkan keleluasaan bagi pemain. Spencer mencontohkan satu skenario sederhana: seorang user bermain game sejenak di sekolah bersama kawan-kawannya, lalu saat ingin meneruskan permainan itu, ia tinggal melanjutkannya di rumah – layaknya media hiburan (musik, film) lain.

Menariknya, dalam wawancana ini Microsoft juga sedikit membahas produk sang kompetitor. Sang bos Xbox berkomentar bahwa Sony melakukan pekerjaan yang sangat baik terhadap PlayStation 4, namun secara fundamental, Sony dan Microsoft memiliki arahan berbeda. “Strategi kami bukanlah respons terhadap kesuksesan Sony, melainkan tanggapan kami atas permintaan konsumen dan gamer,” tutur Spencer.

Di belakang segala pembahasan mengenai hardware dan teknologi, satu hal tetap menjadi fokus Microsoft: konektivitas. Saat diperkenalkan, Xbox Live diakui sebagai layanan revolusioner, dan kini mereka bermaksud membuat terobosan di sisi social play.

Gambar: WeGotThisCovered.

Microsoft Jelaskan Alasan Mereka Garap Project Scorpio

Meski rumor mengenai PlayStation Neo lebih sampai di telinga kita, ternyata Microsoft-lah yang melakukan pengumuman lebih dulu terkait console baru. Dengan agenda peluncuran Xbox One S di penghujung 2016, Project Scorpio secepat-cepatnya baru hadir tahun depan. Tapi tetap saja penyingkapan resmi ini membuat fans bersemangat, apalagi mendengar kabar soal kemampuan gaming di 4K.

Namun apa sebetulnya sistem yang disebut-sebut sebagai ‘super console‘ itu dan apa bedanya ia dengan platform current-gen? Di E3 2016, bos Xbox Phil Spencer akhirnya memberi penjelasan lebih rinci soal Project Scorpio lewat wawancara bersama Eurogamer, Gamespot dan PCGamesN. Melalui hardware anyar ini, Microsoft berupaya ‘menghilangkan upgrade serta meruntuhkan sekat antar generasi console‘.

Microsoft mengawali proses pengembangan Scorpio dengan berdiskusi bersama para kreator mengenai hal apa yang akan segera hadir dan aspek-aspek apa yang ingin mereka manfaatkan, dan alhasil, diliriklah tema 4K gaming. Sejauh ini, menikmati permainan di empat kali resolusi full-HD adalah kemewahan. Spencer bilang, itulah alasan mengapa kartu grafis GTX 980 jadi populer di kalangan gamer PC. Dan dari sana, Microsoft termotivasi menciptakan console pendukung 4K.

Menariknya, walaupun nantinya ada beberapa tingkatan Xbox One (standar, S, dan Scorpio), pemilik hardware lawas tidak perlu khawatir akan tertinggal karena kontennya tetap sama. Performa enam teraflop di Scorpio sengaja ditujukan buat mengangkat konten 4K, dan kita bisa melihat arahan pengembangan Scorpio. Pelepasan hardware baru tersebut sengaja dijadwalkan saat sudah lebih banyak konsumen mempunyai TV 4K.

Phil Spencer menekankan, tanpa memiliki TV 4K, Scorpio tidak memberi banyak manfaat untuk kita. Itu mengapa Microsoft turut menyediakan Xbox One S (alternatif lebih kecil plus sejumlah tambahan fitur), dan menurunkan harga Xbox One biasa, karena harga ialah aspek sensitif. Pertanyaannya, bukankah developer akan tergoda pada prospek enam teraflop dan terdorong menciptakan kreasi yang lebih ambisius?

Sang bos Xbox mengkomparasinya dengan PC. Di platform ini, UHD bukan lagi hal baru. Microsoft telah menyiapkan fitur 4K di Forza Motorsport Apex dan bahkan tidak sedikit orang mulai bermain-main di 6K. Scorpio dibuat sebagai ‘sweet spot‘, sebuah standar 4K buat console. Microsoft yakin, puluhan juta gamer Xbox One akan meyakinkan developer untuk menghadirkan konten di seluruh hardware – bukan di satu tipe saja.

Untuk sekarang, Microsoft belum mau menyingkap seperti apa wujud dan harga Scorpio. Yang jelas, console baru tersedia di ‘musim liburan’ 2017.

Xbox One Baru Dengan Codename ‘Scorpio’ Akan Hadir Tahun Depan?

Rasanya masih terngiang ucapan head of Xbox Phil Spencer ketika bilang bahwa ia ‘bukanlah penggemar angka 1.5‘. Namun tak lama, beredar rumor yang menyatakan Microsoft berencana mengungkap versi anyar Xbox di E3. Apakah perangkat tersebut betul-betul penerus console mereka, atau hanya sekedar versi slim Xbox One? Info terbaru ini membuat semuanya jadi lebih jelas.

Berdasarkan laporan Kotaku dan diperkuat lagi oleh Polygon, Microsoft diketahui sedang mempersiapkan peluncuran setidaknya dua tipe Xbox One baru: satu merupakan varian langsing dari yang ada sekarang, dan satu lagi adalah model high-end ber-codename Scorpio. Xbox One ‘slim‘ kabarnya segera tersedia di akhir tahun, dan Scorpio baru akan menyusul di 2017.

Membahas Scorpio, informan menyatakan, console menyimpan performa empat kali lebih kuat dibanding Xbox One, dan boleh jadi lebih canggih dari PlayStation ‘Neo‘. Aspek tenaga menjadi perhatian utama Microsoft, dan bisa kita terka, sistem tersebut mampu menyuguhkan game di resolusi serta tingkat frame rate yang lebih tinggi. Device diprediksi sanggup angkat permainan di 4K dan secara teknis mendukung headset Oculus Rift, tapi belum diketahui soal update untuk aspek lainnya.

Gaming di 4K harus didukung kecepatan transfer I/O yang tinggi – kemampuan console memindahkan aset dari disc ke hard drive, menyebabkan waktu load jadi lebih lama karena permainan beresolusi UHD mempunyai aset berukuran lebih besar. Menariknya lagi, Scorpio mengusung prinsip ‘universal compatibility‘, maksudnya adalah didesain supaya mendukung semua software Xbox One – mirip pendekatan Neo.

Ada peluang, Scorpio akan disingkap bulan depan, meskipun awalnya Microsoft tidak berniat menyingkap sistem mutakhir itu sebelum 2016 berakhir. Langkah tersebut ialah strategi Microsoft ‘menyambut’ momen pengumuman resmi Neo yang akan segera tiba. Tetapi setelah GDC, muncul semakin banyak bukti yang memperlihatkan niat Sony mengungkap Neo lebih cepat.

Untuk versi compact-nya sendiri, seorang informan menyampaikan bahwa console akan disertai hard drive 2TB, dua kali lebih lapang dari model paling canggih sekarang. Namun kemungkinan besar, susunan hardware lainnya tetap sama.

Dua console anyar tersebut merupakan bagian dari strategi Microsoft yang lebih luas, mereka namai Project Helix. Proyek ini adalah upaya ambisius sang raksasa dari Redmond untuk menyatukan Xbox dan Windows. Sebelumnya, Microsoft telah memberi tahu agenda peluncuran Halo Wars 2 dan Sea of Thieves secara bersama-sama di Xbox One dan PC.

Terkait Rumor PlayStation 4.5, Microsoft: Tak Ada Xbox ‘1.5’

Setelah berita dari Kotaku, laporan Digital Foundry dan Wall Street Journal kembali menguatkan rumor soal keberadaan PlayStation 4.5, sebuah console yang kabarnya diramu untuk menangani VR dan 4K. Sony memang sama sekali belum berkomentar, tapi perhatian mulai tertuju pada Microsoft: jika kabar itu benar, apa langkah sang pencipta Xbox sebagai rival utamanya?

Selepas acara Build 2016 di San Francisco yang dilangsungkan Microsoft minggu lalu, beberapa jurnalis berkesempatan mewawancarai Phil Spencer selaku head of Xbox. Mereka mencoba menggali informasi lebih lanjut mengenai HoloLens serta mencari tahu apa respons Microsoft terkait rumor PlayStation ‘4.5’. Apakah Microsoft akan mengikuti langkah Sony dan mencoba menyainginya dengan meramu Xbox 1.5?

Spencer mengekspresikan keraguannya. Sang bos Xbox itu bilang, ia ‘bukanlah penggemar angka satu setengah’. Ia berkata, “Jika saya melangkah ke depan, saya ingin bergerak secara besar-besaran.”

Meski demikian, Spencer turut menyampaikan bahwa ia sama sekali tidak tahu-menahu soal rumor yang sedang beredar tersebut. Jika benar, Spencer memahami motivasi di belakang strategi itu dan alasan mengapa Sony melakukannya. Bagi Microsoft, Xbox One masih sangat sukses. Penjualannya signifikan, console dapat diandalkan, dan layanannya terus berjalan. Jika mereka harus melangkah maju, Spencer ingin timnya memberikan suatu perubahan besar.

Menariknya lagi, Microsoft juga terlihat tidak terlalu heboh dengan virtual reality. Berdasarkan laporan narasumber anonim, VR merupakan salah satu aspek yang mendorong Sony meramu PS4.5. Raksasa gaming asal Jepang itu rencananya akan meluncurkan PlayStation VR di bulan Oktober 2016, dan sampai saat ini Microsoft belum mengumumkan perangkat baru buat menandinginya. Mereka hanya punya headset HoloLens.

Walaupun sempat didemonstrasikan untuk menjalan beberapa game seperti Fragments, Young Conker serta Minecraft versi mixed-reality, buat sekarang HoloLens belum dianggap sebagai platform hiburan sejati. Permainan-permainan ‘demo’ itu memang dibundel dalam development kit, tapi Anda perlu memerlukan dana sebesar US$ 3.000 buat memiliki satu unit HoloLens.

“Sebagai platform game – takaran idealnya adalah harga beberapa ratus dolar. Kisaran inilah yang bisa diterima oleh konsumen, tidak dimulai dari angka US$ 3.000,” tutur Spencer. “[HoloLens] ialah sebuah teknologi awal. Augmented reality dan hologram akan menjadi platform permainan, namun saat ini masih terlalu dini. Saya tidak akan mencoba menggembar-gemborkannya dan bilang bahwa semua orang sebaiknya memainkan game-game HoloLens.

Sumber: Venture Beat.

Microsoft Memiliki Rencana Untuk Meleburkan Xbox One Dengan PC

Beberapa tahun memasuki era console ke-8, Microsoft terlihat mengambil langkah berbeda. Kini banyak judul-judul eksklusif Xbox mulai mereka sajikan di platform PC, dan belum lama kita tahu CEO Satya Nadella mengonfirmasi kedatangan Universal Windows Applications di Xbox One. Ternyata upaya raksasa asal Redmond itu lebih serius dari perkiraan banyak orang.

Dalam acara pers minggu lalu di San Franchisco, head of Xbox Phil Spencer menyampaikan bahwa Universal Windows Platform akan menjadi fokus strategi gaming mereka selanjutnya. Singkatnya, UWP adalah wadah pengembangan konten, memungkinkan aplikasi berjalan di PC, console dan perangkat bergerak. Artinya Microsoft mencoba meleburkan software di PC berbasis Windows dan Xbox. Ke depan, Anda tidak memerlukan console untuk memainkan game-game Xbox terbaru.

Dengan memindahkan model pengembangan ke Universal Windows Platform, aplikasi dapat dioperasikan di sistem yang kompatibel. Hal ini secara drastis mengubah ekosistem console. Sebelumnya, konsumen terdorong membeli console supaya mereka bisa menikmati sejumlah permainan eksklusif. Arahan baru tersebut bukan hanya berpeluang mendongkrak penjualan PC, namun berpotensi mengakhiri sejarah console game tradisional.

Dalam pernyataannya, Spencer mengakui kelemahan terbesar console. Sisi hardware serta software dari platform khusus gaming ini terkunci sejak awal, meminta gamer tetap setia hingga ia tutup usia sementara ekosistem menjadi semakin baik. Kemudian user akan menunggu sistem generasi selanjutnya. Tapi jika perkembangan berjalan sesuai visi Spencer, console akan kian menyerupai PC.

Di skenario tersebut, tidak ada ‘Xbox Two’ karena Xbox One tidak akan ketinggalan zaman. Platform software terpisah dari hardware, sehingga console bisa diperbarui dari waktu-kewaktu, misalnya membubuhkan prosesor maupun kartu grafis. Backward compatibility menjadi makin umum, hardware baru tetap sanggup menjalankan permainan-permainan lawas.

Kemudian karena produsen bisa lebih memfokuskan upaya pada inovasi hardware, maka gamer juga akan mendapatkan banyak terobosan-terobosan baru di console dibanding sebelumnya. Spencer menjelaskan, “Hal tersebut mirip yang kita sering lihat di PC, di mana saya masih dapat menikmati game-game Quake dan Doom lawas, tapi tetap bisa memainkan judul terkini di resolusi 4K.”

Sangat menarik, namun strategi tim Xbox memunculkan banyak pertanyaan, contohnya: Bagaimana upgrade sistem diimplementasikan? Bolehkah kita meng-upgrade-nya sendiri? Lalu bagaimana cara Microsoft menentukan harga sistem yang sudah mempunyai komponen baru? Dan lain sebagainya…

Via CNET. Sumber: The Guardian & Forbes.

Akan Dapatkan Windows 10 Universal Apps, Xbox One Semakin Mirip PC

Tidak salah jika Microsoft menyebut New Xbox One Experience sebagai update terbesar di sepanjang sejarah console. Pembaruan membawa fitur-fitur unik pada platform Microsoft itu, beberapa contohnya ialah backward compatibility sehingga user bisa menikmati game Xbox 360, serta terbukanya kemungkinan bagi Xbox One buat mengoperasikan app Windows.

Kemampuan tersebut memang merupakan kabar gembira bagi para pemilik console, dan tampaknya Microsoft juga serius dalam proses implementasinya. Setelah Cortana sempat dimunculkan di Xbox One, chief executive officer Satya Nadella membenarkan bahwa sebentar lagi Windows 10 Universal Apps akan mendarat di platform gaming itu, bersumber pada laporan Windows Central. Lewat langkah ini, Xbox One semakin mirip dengan PC.

Konfirmasi tersebut diucapkan sang CEO di depan ribuan developer di Madrid dotNet Conference. Sayangnya ia belum memberikan penjelasan lebih rinci – mengenai kapan atau aplikasi apa saja yang tersedia. Lalu, apakah artinya console current-gen Microsoft itu akan mendapatkan versi penuh dari Windows 10 Store atau kontennya disaring terlebih dulu?

Tentu kehadiran Windows 10 Universal Apps tak hanya menjadi berita menyenangkan untuk gamer. Developer independen juga bisa berkreasi lebih leluasa, karena sejauh ini mereka tidak bisa menghidangkan karya-karya tersebut ke Xbox One. Selain aplikasi-aplikasi third-party favorit, terbuka pula kesempatan bagi user buat mengakses Office Mobile serta software olah data ringan lain berbekal console.

Melengkapi informasi ini, belum lama Phil Spencer selaku head of Xbox menyampaikan bahwa dukungan keyboard dan mouse akan tiba di Xbox One, berdasarkan jawabannya atas pertanyaan seorang penggemar di Twitter. Permintaan kompatibilitas periferal kontrol ala PC tersebut belakangan meningkat mendekati peluncuran game-game cross-platform semisal Fable Legends serta permainan RTS Halo Wars 2.

Xbox One dapat membaca keyboard USB begitu Anda menyambungkannya dan dapat dipakai untuk memasukkan teks. Namun buat sekarang, mouse dan keyboard belum bisa dimanfaatkan di dalam permainan. Menerapkan update agar periferal PC dapat menjadi alternatif Xbox One controller sebetulnya sederhana, tapi sebelumnya Microsoft perlu menyeimbangkan sistem supaya gamer ber-gamepad tidak tersingkir, terutama dimultiplayer.

Setelah backward compatibility, dukungan Windows 10 Universal Apps pada sistem akan sangat membantu Xbox One dalam berkompetisi dengan rival terbesarnya, PlayStation 4. Dari data finansial terkini, console game Sony itu terjual sebanyak 37,7 juta unit lebih.

Via GameSpot.

Microsoft Gandeng Unity Demi Amankan Masa Depan HoloLens

Sempat diberi nama Project Baraboo, Microsoft meramu HoloLens selama lima tahun, dan dalam pengembangannya membuahkan produk bernama Kinect. Mungkin karena jaminan platform terpercaya dari produsen ternama serta diungkap di momentum tepat, khalayak melihatnya sebagai produk augmented reality kelas konsumen yang unik dan menjanjikan. Continue reading Microsoft Gandeng Unity Demi Amankan Masa Depan HoloLens

Microsoft Siapkan Game Khusus HoloLens

Diracik sebagai perangkat keras platform Windows Holographic, HoloLens menyuguhkan teknologi augmented reality buat mengakses dunia maya. Microsoft mendeskripsikan bahwa HoloLens adalah pembuka jalan bagi era komputasi hologram. Tapi sepertinya, panggilan wilayah hiburan memang sangat lantang dan terlalu menggoda untuk diabaikan. Continue reading Microsoft Siapkan Game Khusus HoloLens