Mulai Hari Ini Perangkat Lawas BlackBerry Tak Lagi Berfungsi

Apa yang Anda rindukan dari perangkat BlackBerry? Keyboard QWERTY fisiknya yang nyaman? Iseng ping! di aplikasi BBM atau justru punya pengalaman menjengkelkan dengan trackball dan trackpad-nya.

Sebelumnya bagi yang masih menyimpan perangkat BlackBerry lawas dengan baik, setidaknya mereka masih bisa menggunakan untuk keperluan dasar. Namun mulai tanggal 4 Januari 2022, mantan raja ponsel ini akan menonaktifkan sistem operasinya, termasuk BlackBerry 7.1 OS atau lebih lama, BlackBerry 10, dan BlackBerry PlayBook.

Layanan dan software pada perangkat yang menjalankan sistem operasi tersebut tidak akan lagi berfungsi dengan andal, baik melalui WiFi atau seluler. BlackBerry tidak menjamin perangkat tersebut dapat melakukan panggilan telepon, mengirim pesan teks, menelepon nomor darurat, dan mengakses data.

Di Indonesia, BlackBerry mulai meraih kepopuleran pada tahun 2004. Perlahan BlackBerry mulai menguasai pangsa pasar ponsel di Indonesia, menggeserkan kejayaan Nokia. Kiprahnya mulai menurun pada tahun 2010, karena tak mampu bersaing dengan smartphone berbasis Android dan iOS.

Kekalahan BlackBerry bukan tanpa perlawanan, mereka membuat sistem operasi baru yang digadang-gadang menjadi juru selamat BlackBerry. OS tersebut adalah BlackBerry 10 yang pertama kali dirilis tahun 2012 bersama dengan BlackBerry Z10.

BlackBerry 10 benar-benar berbeda dari sistem operasi BlackBerry sebelumnya dan sepenuhnya mengandalkan layar sentuh. Guna memikat kembali pengguna setianya, BlackBerry juga mengumumkan perangkat BlackBerry 10 yang dilengkapi keyboard fisik seperti BlackBerry Classic dan Passport, bahkan sempat mengadopsi Android dengan BlackBerry Priv pada tahun 2015.

Tahun berikutnya BlackBerry menyerah di bisnis smartphone, meski begitu ia melisensikan mereknya ke produsen pihak ketiga seperti TCL. Namun sejak BlackBerry KEY2 LE yang dirilis tahun 2018, belum ada lagi perangkat dengan merek BlackBerry baru.

Sumber: TheVerge

8 Smartphone Pilihan yang Masih Dibekali Jack Audio 3,5 mm

Jack audio 3,5 mm, atau biasa juga dikenal dengan istilah headphone jack, adalah jenis konektor yang sudah eksis sejak zaman Walkman masih merajalela. Namun di tahun 2016, Apple memutuskan untuk menghapuskannya dari iPhone 7, dan sejak saat itu tren smartphone tanpa headphone jack pun terus bertambah populer.

Hingga akhirnya kita tiba di titik di mana keberadaan headphone jack bisa dianggap sebagai salah satu fitur smartphone. Di tahun 2021 ini, jumlah smartphone yang dilengkapi headphone jack kian berkurang, terutama di segmen flagship, dan itulah mengapa kategori produk TWS terus bertambah populer setiap harinya.

Kendati demikian, di luar sana masih banyak konsumen yang belum bisa move on dari headphone jack. Alasannya sederhana: headphone atau earphone kesayangan mereka masih menggunakan kabel 3,5 mm sebagai konektornya. Buat mereka, smartphone yang dibekali headphone jack masih memiliki nilai plus tersendiri.

Kalau Anda termasuk salah satunya, artikel ini bisa Anda jadikan referensi saat membeli smartphone baru. Berikut adalah 8 smartphone pilihan yang masih memiliki jack audio 3,5 mm.

1. Asus ROG Phone 5

ROG Phone 5 bisa dianggap sebagai spesies smartphone flagship yang langka karena masih dilengkapi colokan 3,5 mm pada bagian bawahnya, apalagi mengingat colokan ini sempat hilang dari pendahulunya (ROG Phone 3). Bukan cuma itu, Asus bahkan juga menjejalkan sistem Quad DAC demi memenuhi ekspektasi tinggi kalangan audiophile.

Sebagai ponsel flagship, spesifikasinya tentu tidak main-main: Snapdragon 888, RAM 12 GB, storage internal 256 GB, dan baterai 6.000 mAh dengan dukungan fast charging 65 W. Layarnya menggunakan panel AMOLED 6,78 inci dengan resolusi FHD+ dan refresh rate 144 Hz. Kamera belakangnya ada tiga: kamera utama 64 megapixel, kamera ultra-wide 13 megapixel, dan kamera macro 8 megapixel.

Ponsel ini sekarang sudah bisa dibeli dengan harga Rp14.499.000. Anda juga bisa baca review lengkapnya di sini.

Link pembelian: Asus ROG Phone 5

2. Samsung Galaxy A52

Samsung memang sudah tidak punya lagi smartphone flagship yang dibekali headphone jack, tapi setidaknya tren ini belum memengaruhi lini ponsel kelas menengahnya, salah satunya Galaxy A52. Penggunaan chipset Snapdragon 720G yang sudah sangat terbukti merupakan indikasi akan kinerjanya yang mumpuni, ditambah lagi dengan RAM 8 GB, storage 256 GB, dan baterai 4.500 mAh yang mendukung fast charging 25 W.

Susunan kamera belakang Galaxy A52 juga terbilang lengkap, mencakup kamera utama 64 megapixel, kamera ultra-wide 12 megapixel, kamera macro 5 megapixel, dan kamera depth 5 megapixel. Layarnya menggunakan panel Super AMOLED 6,5 inci dengan resolusi FHD+ dan refresh rate 90 Hz. Semua itu bisa didapat dengan harga Rp5.399.000.

Link pembelian: Samsung Galaxy A52

3. OPPO Reno6

Desain yang stylish sekaligus nyaman di tangan, ditambah performa kelas menengah yang sangat reliabel, merupakan daya tarik utama dari Reno6. Kebetulan ia juga masih punya jack audio 3,5 mm di sisi bawahnya, sehingga ia layak menerima rekomendasi ekstra buat konsumen yang mementingkan pengalaman audio superior.

Spesifikasi Reno6 meliputi chipset Snapdragon 720G, RAM 8 GB, penyimpanan internal 128 GB, dan baterai 4.310 mAh dengan dukungan fast charging 50 W. Perangkat dibekali layar AMOLED 6,4 inci dengan resolusi FHD+ dan refresh rate 90 Hz. Di belakang, kita bisa menemukan kamera utama 64 megapixel, kamera ultra-wide 8 megapixel, dan sisanya kamera macro beserta kamera depth.

Buat yang tertarik dengan Reno6, siapkan dana sebesar Rp5.199.000. Ulasan lengkapnya juga dapat Anda baca di sini.

Link pembelian: OPPO Reno6

4. Realme 8

Realme 8 menawarkan spesifikasi yang sangat menarik di harga Rp3.599.000. Mulai dari chipset MediaTek Helio G95, RAM 8 GB, penyimpanan internal 128 GB, baterai 5.000 mAh dengan dukungan fast charging 30 W, sampai layar Super AMOLED 6,43 inci dengan resolusi 1080p, semua tersedia di sini, demikian pula headphone jack.

Perangkat mengemas kamera utama 64 megapixel, kamera ultra-wide 8 megapixel, kamera macro dan kamera depth. Sebagai pelengkap, Realme tak lupa menyematkan NFC beserta sensor sidik jari di balik layar.

Link pembelian: Realme 8

5. Xiaomi Redmi Note 10 Pro

Seperti halnya Samsung, lini flagship Xiaomi tidak ada yang mengusung headphone jack, tapi untungnya seri Redmi Note tidak ikut terdampak. Dibanderol Rp3.899.000, Redmi Note 10 Pro menawarkan spesifikasi yang cukup menggiurkan: Snapdragon 732G, RAM 8 GB, storage 128 GB, dan baterai 5.020 mAh yang mendukung fast charging 33 W.

Layar juga menjadi daya tarik utama dari ponsel ini, dengan panel AMOLED 6,67 inci beresolusi FHD+, lengkap dengan refresh rate 120 Hz. Di sektor kamera, Redmi Note 10 Pro mengunggulkan kamera utama 108 megapixel, kamera ultra-wide 8 megapixel, kamera macro 5 megapixel dan kamera depth 2 megapixel. Perangkat juga sudah dibekali dengan NFC.

Silakan baca review-nya jika masih penasaran dengan performa sekaligus kapabilitas kameranya.

Link pembelian: Redmi Note 10 Pro

6. Poco X3 Pro

Bukan Poco namanya kalau tidak menawarkan value yang sangat menarik. Dengan harga jual cuma Rp3.999.000, Poco X3 Pro hadir membawa spesifikasi hampir setara flagship: Snapdragon 860, RAM 8 GB, penyimpanan internal 256 GB, dan baterai 5.160 mAh dengan dukungan fast charging 33 W. Dari sisi kinerja, Poco X3 Pro sangat bisa diandalkan, seperti yang sudah dibuktikan oleh pengujian tim DailySocial.id.

Melengkapi spesifikasinya adalah layar IPS 6,67 inci dengan resolusi 1080p dan refresh rate 120 Hz. Kamera belakangnya terdiri dari kamera utama 48 megapixel, kamera ultra-wide 8 megapixel, dan kamera macro beserta kamera depth masing-masing dengan resolusi 2 megapixel. Semua itu tentu tanpa melupakan fitur yang kerap disepelekan, macam keberadaan headphone jack dan NFC.

Link pembelian: Poco X3 Pro

7. Black Shark 4

Spesifikasi kelas gaming tapi terjangkau sudah ibarat motto Black Shark sejak lama, dan beruntung di tahun 2021 ini pun mereka belum tergoda untuk mengikuti tren smartphone tanpa headphone jack. Black Shark 4 mengandalkan chipset Snapdragon 870, lengkap beserta RAM 8 GB dan storage internal 128 GB. Kapasitas baterainya memang cuma 4.500 mAh, tapi kecepatan fast charging-nya mencapai angka 120 W.

Smartphone seharga Rp8.499.000 ini datang membawa layar Super AMOLED 6,67 inci dengan resolusi 1080p dan refresh rate 144 Hz. Sisi belakangnya yang kini tampak jauh lebih elegan ketimbang sebelumnya mengemas kamera utama 48 megapixel, kamera ultra-wide 8 megapixel, dan kamera macro 5 megapixel.

Link pembelian: Black Shark 4

8. RedMagic 6 Pro

Perpaduan chipset Snapdragon 888 dan RAM 16 GB mungkin terdengar agak berlebihan, tapi tidak kalau itu dibarengi dengan layar yang juga sangat kencang, seperti yang ditawarkan oleh RedMagic 6 Pro berikut ini. Bukan 120 Hz atau 144 Hz, layarnya tercatat memiliki refresh rate 165 Hz. Panelnya sendiri merupakan panel AMOLED 6,8 inci dengan resolusi 1080p.

Perangkat datang membawa baterai 5.050 mAh, lengkap dengan dukungan fast charging 66 W. Kamera belakangnya terdiri dari kamera utama 64 megapixel, kamera ultra-wide 8 megapixel, dan kamera macro 2 megapixel. Semua itu dihargai cuma Rp11.999.000 saja untuk varian dengan penyimpanan 256 GB. Tentu saja, sesuai persyaratan utama artikel ini, kita bisa menemukan jack audionya di sisi atas.

Link pembelian: RedMagic 6 Pro

Gambar header: Depositphotos.com.

[Review] Samsung Galaxy A21s, Entry-level dengan Fitur Kelas Menengah

Samsung merilis Galaxy A21s pada awal bulan Juni lalu, bersama Galaxy A11. Perangkat yang satu ini terbilang istimewa, karena merupakan smartphone pertama Samsung yang dipercaya menggunakan chipset terbaru Exynos 850.

Meskipun dibanderol dengan harga Rp2.799.000 untuk varian RAM 3GB dan penyimpanan internal 32GB. Serta, Rp3.399.000 untuk versi RAM 6GB dan memori internal 64GB. Namun Galaxy A21s masih merupakan smartphone entry-level yang bersenjata sejumlah fitur kelas menengah, salah satunya konfigurasi quad-camera dengan kamera utama 48MP.

Menurut saya, gambaran segmentasi gamblangnya seperti ini. Posisi Galaxy A21s ialah smartphone entry-level di level atas. Sementara, Galaxy A11 merupakan entry-level di level menengah dan Galaxy A01 di level bawah. Berikut review Samsung Galaxy A21s selengkapnya.

Desain Kekinian

Saat unboxing, saya dibuat takjub dengan build quality yang terasa premium dan desain yang kaya dengan elemen kekinian. Empat unit kamera belakangnya tersusun seperti huruf L dan dibingkai ke dalam persegi panjang.

Kemudian, tak jauh dari modul quad-camera terdapat area sensor fingerprint. Unit review Samsung Galaxy A21s saya berwarna biru dan penutup belakangnya ini dipercantik dengan efek bias pelangi saat dipandang pada sudut tertentu.

Beralih ke bagian muka, Galaxy A21s mengemas desain Infinity-O display dengan lubang kamera depan di pojok kiri atas. Saat smartphone menyala, visual yang disuguhkan oleh panel PLS berukuran 6,5 inci dengan 720×1600 piksel ini kualitasnya ‘standar saja’.

Aspek rasio layarnya sudah 20:9, membuat aktivitas multitasking atau membuka dua aplikasi secara berdampingan (split screen) tampil lebih proporsional. Profil tubuhnya juga lebih langsing, dengan dimensi 163.7×75.3×8.9 mm dan bobot 192 gram. Kerangka tubuh dan penutup belakangnya terbuat dari material plastik polikarbonat, sama seperti Galaxy A series lainnya tapi tidak ada kesan murah.

Untuk kelengkapan atributnya, tombol power dan volume terletak di sisi kanan, serta SIM tray di sisi sebrangnya. Sisi atas terdapat mikrofon sekunder, sisanya seperti jack audio 3.5mm, port USB Type-C, mikrofon utama, dan speaker berkumpul di sisi bawah.

Kamera Utama 48MP

review-samsung-galaxy-a21s-24
Kamera Samsung Galaxy A21s | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Samsung merancang Galaxy A21s untuk Gen Z dan untuk mendukung kebutuhan pembuatan konten digital secara kreatif, perangkat ini dibekali dengan konfigurasi quad-camera. Dengan kamera utama yang sangat istimewa, karena mengandalkan sensor Samsung ISOCELL GM1.

Sensor ini berukuran 1/2.0 inci dengan resolusi asli 48MP dengan aperture f/2.0 dan ukuran per piksel 0.8µm. Dengan teknologi TetraCell 2×2 piksel, secara default menghasilkan foto beresolusi 12MP dengan ukuran per piksel menjadi 1.6µm.

review-samsung-galaxy-a21s-35

Sayangnya, sistem kamera pada Galaxy A21s ini tidak didukung fitur kecerdasan buatan yaitu Scene Optimizer. Melainkan hanya dukungan HDR otomatis untuk memperluas dynamic range. Meski begitu, secara keseluruhan hasil foto pada mode 12MP cukup menjanjikan.

Sementara, pada mode 48MP-nya tanpa didukung HDR. Hasil fotonya memang sangat tajam, tapi kehilangan detail di area yang gelap dan terang. Lalu, saat memotret pada resolusi 48MP – proses penyimpanan gambarnya butuh beberapa detik. Jadi, gunakan mode 12MP saja bila harus mengejar momen.

review-samsung-galaxy-a21s-36

Kemudian, ditemani kamera 8MP f/2.2 dengan lensa ultra wide seluas 123 derajat. Kalau tidak butuh tangkapan yang luas, sebaiknya gunakan kamera utama saja yang hasilnya sudah pasti lebih bagus. Dua lainnya masing-masing beresolusi 2MP dengan lensa depth untuk fitur Live Focus dan macro. Tak ketinggalan, kamera depannya 13MP f/2.2.

Samsung menyediakan opsi untuk menyimpan foto dalam format HEIF, yang mana ukurannya filenya setengah lebih kecil dari format JPG. Serta, mendukung format video HEVC yang juga ramah memori. Kalau untuk kemampuan perekam videonya sendiri mendukung sampai 1080p pada kamera depan maupun belakang. Berikut hasil foto Samsung Galaxy A21s.

Exynos 850

Sistem operasi yang berjalan pada Galaxy A21s ialah Android 10 dengan patch keamanan Mei 2020 dan antarmuka OneUI 2.1. OneUI versi teranyar ini berkonsentrasi pada user experience dan kemudahan penggunaan.

Dapur pacunya menggunakan chipset baru Exynos 850. SoC ini dibuat pada proses fabrikasi 8nm dengan CPU octa-core yang semuanya menggunakan Cortex-A55 dengan kecepatan 2.0 GHz, bersama GPU Mali-G52.

Cortex-A55 sendiri merupakan core hemat daya yang biasanya digunakan pada chipset kelas high-end. Berpadu dengan baterai 5.000 mAh dengan fast charging 15W, dipastikan ketahanan baterainya bakal lebih lama.

review-samsung-galaxy-a21s-41

Sebagai informasi, unit review Samsung Galaxy A21s yang saya tes merupakan varian RAM 3GB dengan penyimpanan internal 32GB. Berdasarkan benchmark dari Geekbench 5, mencetak skor 146 single-core dan 869 multi-core.

Untuk performa yang saya rasakan langsung, pergerakan pada antarmuka OneUI 2.1 terasa lancar. Meski tidak begitu ngebut, terkadang proses loading-nya agak lama saat membuka aplikasi untuk pertama kali.

Verdict

review-samsung-galaxy-a21s-25
Samsung Galaxy A21s | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Sebagai smartphone entry-level, maka harap dimaklumi bila Galaxy A21s ini belum menggunakan panel Super AMOLED, resolusi layarnya sebatas HD+, dan masih menggunakan sensor fingerprint konvensional. Meski begitu, desain Galaxy A21s cukup kekinian dengan punch hole dan rasio 20:9 dan build quality-nya juga terasa premium.

Suguhan utama dari Galaxy A21s adalah kamera utama 48MP yang menyuguhkan foto dengan kualitas yang cukup baik. Serta, performanya dengan chipset baru Exynos 850 yang sebetulnya tidak terlalu ngebut tapi irit daya.

Sparks 

  • Desain Infinity-O display yang kekinian dengan rasio 20:9
  • Build quality terasa premium
  • Chipset Exynos 850 yang irit daya
  • Kamera utama 48MP dengan sensor ISOCELL GM1

Slacks

  • Belum menggunakan layar Super AMOLED
  • Resolusi layarnya sebatas HD+
  • Kamera tanpa didukung Scene Optimizer
  • Sensor fingerprint konvensional

Gartner: Covid-19 Membuat Penjualan Smartphone Global Turun 20,2 Persen

Menurut laporan dari lembaga riset Gartner, tercatat bahwa angka penjualan smartphone secara global pada kuartal pertama 2020 mengalami penurunan 20,2 persen bila dibandingkan pada kuartal yang sama tahun lalu. Total unit smartphone yang terjual sebanyak 299 juta unit dan sebagai pembanding kuartal pertama tahun lalu mencapai 375 juta unit.

Kenapa bisa anjlok? Penyebabnya adalah karena pandemi covid-19. Seperti yang kita ketahui, virus covid-19 ini muncul di Wuhan, China pada bulan Desember 2019 yang mana membuat banyak manufaktur di China berhenti beroperasi. Pandemi covid-19 juga berdampak pada ekonomi global yang berakibat pada turunnya permintaan akan smartphone.

covid-19-membuat-penjualan-smartphone-global-turun-202-persen-1

Adapun lima besar vendor smartphone teratas adalah Samsung yang masih mempertahankan posisi puncak dengan penjualan 55 juta unit, Huawei 42 juta unit, Apple 40 juta unit, Xiaomi 27 juta unit, dan OPPO dengan 23 juta unit. Huawei diikuti Samsung dan OPPO adalah tiga vendor yang mengalami penurunan paling signifikan, masing-masing 27,3 persen, 22,7 persen, dan 19,1 persen.

Selain karena covid-19, penurunan penjualan smartphone Huawei juga dikarenakan putusnya hubungan Huawei dan Google. Di mana smartphone Huawei tidak didukung oleh Google Mobile Service sehingga tidak bisa mengakses toko aplikasi Play Store dan menggunakan Huawei Mobile Service sebagai gantinya.

Sementara, Apple mengalami penurunan lebih rendah yaitu 8,2 persen. Sebaliknya, Xiaomi menjadi satu-satunya yang mengalami peningkatan penjualan sebesar 1,4 persen pada kuartal pertama 2020 dibanding periode yang sama tahun lalu. Pencapaian ini karena penjualan smartphone Redmi terbilang tinggi di pasar internasional dan strategi pemasaran online yang dilakukan Xiaomi secara agresif.

Sumber: GSMArena

[Unboxing] Samsung Galaxy A10s: Bentuk Sama tapi Berkamera Dua

Sepertinya belum lama Samsung mengeluarkan smartphone Galaxy A10. Namun, saat ini ternyata Samsung sudah memiliki sang pengganti, yaitu A10s. Sama seperti Galaxy A50s, Galaxy A10s menambahkan beberapa feature yang lebih baru dari A10.

Samsung Galaxy A10s Unboxing - Launch

Hal pertama yang terlihat adalah Galaxy A10s menggunakan dua kamera pada bagian belakangnya. Selain itu, Samsung juga menambahkan sensor sidik jari serta face recognition untuk meningkatkan keamanan dari perangkat ini. Namun hal tersebut sepertinya lebih mendekatkan lagi kelas antara A10s dengan yang di atasnya maupun seri M.

Oleh karena itu, Samsung mengatakan bahwa saat ini mereka sudah tidak mengklasifikasikan perangkatnya berdasarkan harga. Samsung membedakan perangkatnya saat ini sesuai dengan kebutuhan dari para penggunanya. Oleh karenanya, seri A selalu disasar untuk generasi yang suka untuk melakukan live video.

Samsung Galaxy A10s Unboxing

Samsung juga mengundang saya dalam rangka acara unboxing yang dilaksanakan pada Scenic Sudirman, pada tanggal 18 September 2019. Tidak banyak memang yang dapat dilihat didalam paket penjualannya. Saat dibuka paket penjualannya, hanya didapatkan perangkat A10s, kabel USB, serta charger.

Yang cukup menarik adalah Galaxy A10s tidak menggunakan SoC Exynos. Kali ini, Samsung menyematkan SoC Mediatek Helio P22 pada perangkat dengan harga Rp. 1.899.000 ini. A10s juga hanya memiliki satu varian dengan RAM 2 GB dan penyimpanan 32 GB.

Samsung Galaxy A10s Unboxing - Dual cam

Kami sudah mendapatkan unit demo dari Samsung. Tentunya, kami bakal melakukan review yang lebih mendalam untuk Galaxy A10s ini.

Realme 5 dan 5 Pro Resmi Luncur dengan Gunakan Empat Kamera

Realme akhirnya kembali meluncurkan dua buah smartphone lagi di tahun 2019 ini. Kali ini, yang diluncurkan adalah Realme 5 Pro dan Realme 5 yang menggantikan dua smartphone dengan seri 3 yang sebelumnya sudah diluncurkan. Realme juga sekaligus merayakan masuknya mereka ke dalam jajaran 5 besar produsen smartphone di Indonesia.

Realme 5 Series - Launch

Hal baru yang dapat ditemukan pada kedua perangkat Realme seri 5 ini adalah penggunaan empat kamera pada bagian belakangnya. Secara berurutan, kamera yang ada pada bagian belakang tersebut adalah kamera wide angle 119 derajat, kamera utama, kamera portrait, dan kamera makro. Jadi, Realme memang ingin memulai penggunaan empat buah kamera mulai dari seri ini.

Untuk spesifikasi dari keduanya adalah sebagai berikut

Realme 5 Pro Realme 5
SoC Snapdragon 712 Snapdragon 665
CPU 2×2.3 GHz Kryo 360 Gold + 6×1.7 GHz Kryo 360 Silver 4 x 2.0 GHz Kryo 260 Gold & 4 x 1.8 GHz Kryo 260 Silver
GPU Adreno 616 Adreno 610
RAM 4 / 8 GB 3 / 4 GB
Internal 128 GB 32 / 64 / 128 GB
Layar IPS 6,3 inch 2340×1080 IPS 6,5 inci 1600 x x720
Dimensi 157 x 74.2 x 8.9 mm 164.4 x 75.6 x 9.3 mm
Bobot 184 gram 198 gram
Baterai 4035 mAh 5000 mAh

Pada perangkat terbarunya ini, Realme menggunakan desain baru pada bagian belakangnya. Desain diamond cutting yang ada dibelakangnya tersebut memiliki dua warna, Crystal Blue dan Crystal Purple untuk Realme 5, serta Sparkling Blue dan Crystal Green untuk Realme 5 Pro.

Realme 5 Series - Realme 5

Realme 5 Pro tersedia dalam 2 varian, 4GB+128GB dengan harga Rp 2.999.000 dan 8GB+128GB dengan harga Rp 3.699.000. Selain itu, Realme 5 akan tersedia dalam 3 varian, 3GB + 32GB dengan harga Rp 1.999.000, 3GB+64GB dengan harga Rp 2.199.000, dan 4GB+128GB dengan harga Rp 2.699.000.

Gunakan Gorilla Glass 3+

Kedua perangkat Realme seri 5 ini datang dengan menggunakan Gorilla Glass 3+. Padahal, Realme 3 Pro dan Realme X menggunakan Gorilla Glass 5 yang kelasnya berada di atasnya. Apa alasan dibalik itu?

Realme 5 Series - Realme 5 Pro

Penggunaan Gorilla Glass 3+ menurut Felix Christian, Product Manager Realme Indonesia, merupakan salah satu strategi untuk mengurangi harga.  Hal tersebut dikarenakan penggunaan spesifikasi yang tinggi serta empat kamera yang tidak murah untuk diimplementasikan.

Felix berharap bahwa Gorilla Glass 3+ juga dapat bertahan pada saat digunakan nantinya. Untuk kasus Realme X, penggunaan Gorilla Glass 5 cukup berkaitan dengan in display fingerprint sehingga mengharuskan kaca yang lebih tipis.

Tidak Ghoib?

Dengan penetapan harga yang cukup terjangkau, sebuah smartphone bisa menjadi sebuah barang langka di pasaran. Hal tersebut juga bisa terjadi pada kedua perangkat baru dari Realme ini. Namun, Felix menepis bahwa kedua perangkat ini nantinya bakal langka di pasaran.

Realme 5 Series - QnA

Realme menggunakan strategi target triple double untuk Realme 5 Pro dari sebelumnya. Kapasitas produksi sudah lengkap dan sudah tersebar di seluruh toko di Indonesia. Hal ini cukup memastikan bahwa produk Realme 5 Pro tidak akan langka di Indonesia.

Realme Seri 3 End of Life

Harga dari Realme seri 5 memang terpaut cukup kecil dengan Realme seri 3. Walaupun begitu, ternyata Realme sudah terlebih dahulu menghentikan produksi dari Realme seri 3. Jadi, semua Realme seri 3 yang ada dipasaran merupakan produk yang sudah berhenti masa produksinya.

Felix mengatakan bahwa setiap kali Realme mengeluarkan produk baru, secara otomatis produk lamanya akan berhenti berproduksi. Hal ini juga berkaitan dengan volume produksi dari pabrik mereka. Namun, semua itu juga tergantung dengan umur dari produk yang mereka tentukan.

Kami juga sudah menguji Realme 5 Pro pada tautan yang satu ini.

Ponsel Flip Legendaris Nokia 2720 Siap Meluncur Kembali

Absen selama beberapa tahun, brand Nokia dibangkitkan kembali oleh HMD Global di tahun 2016. Sejak saat itu, sang perusahaan asal Finlandia mencoba mengejar ketinggalannya dengan menggarap beragam model smartphone – dari mulai entry-level sampai varian ber-setup tiga kamera. HMD juga menyadari bahwa merek Nokia punya sejarah panjang di ranah penyediaan perangkat telekomunikasi.

Di beberapa kesempatan, HMD bahkan memanfaatkan sisi sentimental dan nostalgia dalam meracik produk. Hasil dari konsep ini ialah versi baru Nokia 3310 (disingkap di MWC 2017) dan Nokia 8110 yang populer berkat kemunculannya di film The Matrix. Kali ini di acara IFA 2019, HMD Global mengumumkan penjelmaan modern dari ponsel flip  Nokia 2720. Ia mungkin belum bisa mengusung gelar ‘smartphone‘, tapi ada banyak fitur pintar yang produsen tanamkan di sana.

Seperti tipe 3310 dan 8110, Nokia 2720 anyar masuk dalam ke lini Nokia Originals, terdiri dari perangkat-perangkat klasik yang memperoleh sentuhan modern. Nokia 2720 Flip terlihat mirip seperti pendahulunya, lengkap dengan engsel flip di bagian tengah, tombol-tombol navigasi fisik dan numerical pad di bawahnya. Namun jika dikomparasi, ia punya penampilan yang lebih ramping dan memiliki layar internal lebih lebar, yaitu 2,8-inci.

Tanpa perlu membuka, Anda bisa melihat jam, siapa yang menelepon dan mengirim pesan via panel eksternal. Untuk menjawab panggilan, Anda hanya tinggal membuka layar. Lalu ketika sudah selesai berbicara, tutup kembali lid-nya

Satu aspek yang jadi andalan HMD di Nokia 2720 Flip adalah daya tahannya. Tubuh ponsel ini terbuat dari bahan polikarbonat yang dijanjikan mampu ‘menangani’ benturan sehari-hari. Lalu produsen sengaja memanfaatkan tombol-tombol berukuran besar agar mudah ditekan dan dicapai jari.

Menariknya lagi, produsen tak melupakan faktor keamanan. HMD menyediakan pula tombol darurat di sisi samping, fungsinya ialah buat menelepon lima orang terdekat sembari mengaktifkan mode loudspeaker.

Nokia 2720 Flip 1

Walaupun masih tergolong feature phone, HMD membekali Nokia 2720 dengan sistem operasi KaiOS yang menyimpan bermacam-macam fitur dan app ala ponsel pintar. Di sana ada fungsi search Google, aplikasi Google Maps, WhatsApp, YouTube, Facebook, hingga Google Assistant. Lewat Assistant, Anda dipersilakan melakukan panggilan atau mengirim pesan tanpa perlu mengetik manual.

Selain itu, Nokia 2720 turut ditopang konektivitas 4G dan bisa terhubung ke hotspot Wi-Fi, serta memiliki baterai yang sangat awet, dengan waktu standby mencapai 28 hari.

HMD berencana untuk mulai memasarkan Nokia 2720 Flip di bulan September ini. Produk dibanderol seharga € 90 atau kisaran US$ 100 dan ditawarkan dalam dua pilihan warna, yakni hitam serta abu-abu.

Via The Verge. Gambar: NokiaPowerUser.

OPPO Siap Luncurkan Smartphone dengan Kamera Depan di Balik Layar dalam Waktu Dekat

Awalnya terkesan asing dan aneh, notch pada layar sekarang sudah menjadi pemandangan yang biasa di mata para pengguna smartphone. Suka atau tidak, notch merupakan salah satu kompromi terbaik yang bisa diambil guna memaksimalkan luas penampang layar. Saya bilang salah satu karena belakangan juga bermunculan alternatif lain yang tak kalah menarik.

Contohnya adalah kamera depan pop-up macam yang ditawarkan OnePlus 7 Pro, atau mekanisme rotating camera seperti milik Asus ZenFone 6. Semua itu menarik tapi tetap kurang ideal. Yang paling ideal adalah ketika kamera depan bisa disembunyikan di balik layar, sehingga kompromi-kompromi seperti notch atau kamera pop-up itu sudah tidak diperlukan lagi.

Sejauh ini, yang terbukti sudah bisa disembunyikan di balik layar adalah sensor sidik jari. Menyembunyikan kamera jelas lebih sulit, sebab tentu saja kameranya tidak boleh tertutupi agar dapat berfungsi dengan baik. Sulit bukan berarti mustahil, dan itulah yang hendak dibuktikan oleh OPPO.

Oppo Under-screen Camera

Di event MWC Shanghai 2019, OPPO menyingkap inovasi terbarunya yang mereka juluki dengan istilah Under-screen Camera (USC). Sesuai namanya, dan seperti yang bisa kita lihat dari gambar render-nya, OPPO berhasil menyematkan modul kamera depan di balik layar, dan kamera itu pun masih dapat berfungsi seperti biasanya.

Dijelaskan bahwa OPPO memanfaatkan material transparan sekaligus merancang ulang struktur pixel dengan tujuan supaya cahaya bisa menembus masuk ke sensor kamera. Berhubung kameranya tak lagi membutuhkan ‘rumah’ alias notch atau bezel, OPPO pun dapat menanamkan sensor yang berukuran lebih besar dari biasanya, tidak ketinggalan pula lensa dengan aperture yang lebih besar.

Bagian layar yang di baliknya terdapat kamera ini masih bisa dikontrol dengan sentuhan seperti biasa, dan OPPO pun mengklaim kualitas display-nya juga tidak terpengaruh. Berhubung ini baru versi awal, tentu saja selalu ada kekurangan, dan di sini kekurangannya adalah area layar yang dihuni oleh kamera itu terkadang bisa tampak ketika dilihat dari sudut tertentu.

Oppo Under-screen Camera

Lalu bagaimana dengan kualitas kameranya sendiri? Apakah kehadiran layar di depannya bakal mempengaruhi kualitas gambar yang dihasilkan? Ya, tentu saja ada risiko terjadinya problem seperti haze, glare maupun color cast, namun OPPO sudah mengantisipasinya dengan mengembangkan algoritma khusus agar kameranya dapat bekerja secara lebih optimal menyesuaikan dengan kondisi-kondisi ini, sehingga pada akhirnya kualitasnya bisa disetarakan kamera depan milik ponsel lain.

Namun pertanyaan yang terpenting adalah kapan konsumen bisa menikmati inovasi terbaru ini? Dalam waktu dekat kalau menurut OPPO . Apakah ini berarti OPPO bakal merilis model baru dari seri Find dalam waktu dekat? Bisa jadi, mengingat seri tersebut memang kerap digunakan untuk mendemonstrasikan terobosan-terobosan terbaru yang masih jauh dari kata mainstream, seperti ketika OPPO Find X baru dirilis.

Sumber: The Verge.

Google Ungkap Gambar Teaser Pixel 4

Jauh sebelum Google Pixel 3 dan Pixel 3 XL dirilis tahun lalu, bocorannya sudah menyebar ke mana-mana. Tahun ini sepertinya petaka tersebut bakal kembali terulang kalau melihat sejumlah bocoran yang telah beredar, akan tetapi kali ini Google sudah menyiapkan cara untuk setidaknya bisa mengantisipasi ‘kegaduhan’ yang timbul.

Tanpa ada yang menyangka, Google melalui akun Twitter-nya malah mengunggah gambar teaser dari Pixel 4. Gambar tersebut memang hanya menampilkan sisi belakang Pixel 4, tapi setidaknya ada banyak yang bisa kita pelajari, dan kita pun bisa berspekulasi terkait keunggulan-keunggulan yang ditawarkannya.

Yang paling mencuri perhatian adalah tonjolan kamera besar di ujung kiri atasnya. Bentuknya kotak, dan kalau kita terangkan gambarnya, kita bisa melihat sepasang lensa di baliknya, diikuti oleh semacam sensor kecil dan sebuah LED flash di atas dan bawahnya.

Ini jelas merupakan perubahan besar buat seri Pixel, mengingat sebelum-sebelumnya tidak pernah ada Pixel yang mengemas lebih dari satu kamera belakang. Pixel 3 dan Pixel 3 XL memang punya total tiga kamera, tapi dua di antaranya berada di depan.

Yang masih misterius adalah fungsi dari kamera kedua tersebut. Kecil kemungkinan fungsinya cuma untuk menciptakan efek blur, sebab Google selama ini sudah berhasil melakukannya dengan satu modul kamera saja. Berhubung semua ini baru teaser, tentu saja Google masih enggan menyingkap detail lebih lengkapnya.

Hal menarik lain yang bisa kita temukan adalah absennya sensor sidik jari di sisi belakang Pixel 4. Sejak generasi pertama sampai ketiga, Pixel selalu mengandalkan sensor sidik jari di belakang. Apakah ini berarti Pixel 4 bakal mengunggulkan sensor sidik jari di bawah layar? Atau mungkin malah mekanisme face unlock macam yang ditawarkan iPhone terbaru?

Semua ini baru akan terjawab secara resmi pada musim semi mendatang, sesuai dengan janji Google yang berencana merilis versi baru Assistant bersamaan dengan Pixel generasi anyar.

Sumber: The Verge.

Ponsel Kedua RED Digarap dengan Fokus pada Kualitas Kamera Kelas Profesional

Masih ingat dengan RED Hydrogen One, smartphone perdana bikinan sang brand kamera tersohor? Hype atas ponsel tersebut begitu besar ketika diumumkan, tapi sayang realisasinya tidak demikian; banyak reviewer yang kecewa dengan nilai jual utamanya, yakni kemampuannya menampilkan hologram.

Apakah RED langsung menyerah akibat debut yang gagal? Rupanya tidak. RED justru sedang dalam proses mengembangkan ponsel baru, dan model baru ini bakal menitikberatkan pada kapabilitas kamera kelas profesionalnya. Lebih lanjut, ponsel ini bakal dikerjakan oleh tim yang sebelumnya bertanggung jawab atas kamera-kamera bikinan RED.

Kabar ini datang langsung dari pendiri RED, Jim Jannard, lewat sebuah post di forum RED. Meski pesan yang ia sampaikan agak ambigu, kita bisa berasumsi bahwa pada smartphone keduanya nanti, RED bakal sepenuhnya berfokus pada kualitas kamera, dan tidak lagi menawarkan fitur-fitur gimmicky macam hologram seperti pada Hydrogen One.

Lalu bagaimana nasib Hydrogen One sendiri, apalagi mengingat RED sebelumnya sudah menjanjikan kehadiran modul-modul pendukung, termasuk modul kamera kelas profesional? Semuanya masih misteri, akan tetapi Jim memastikan bahwa Hydrogen One tak akan langsung ditinggalkan begitu saja ketika ponsel kedua RED sudah tiba nanti.

Langkah yang lebih bijak mungkin adalah menawarkan program trade-in bagi para pengguna Hydrogen One, sehingga mereka bisa menukarkan ponselnya dengan model yang baru. Program trade-in sudah lama RED terapkan untuk portofolio kameranya, jadi semestinya ini juga dapat mereka lancarkan di segmen smartphone.

Pasalnya, walaupun modul kamera Hydrogen One benar-benar terwujudkan nanti, di titik itu spesifikasinya (contoh: chipset Snapdragon 835) sudah tergolong sangat ketinggalan. Tukar tambah dengan model yang baru, lengkap beserta spesifikasi terkini dan kamera yang lebih mumpuni; saya kira konsumen RED tak akan menolak jika diberi kesempatan seperti ini.

Sumber: The Verge.