MediaTek Umumkan Chipset Anyar Dimensity 9000, Bakal Jadi Andalan Smartphone Gaming?

Sudah bukan rahasia kalau gaming menuntut performa perangkat yang tinggi, dan itulah mengapa hampir semua smartphone gaming selalu datang membawa chipset kelas flagship dengan performa terbaik pada masanya. Untuk tahun depan, ada kemungkinan smartphone gaming bakal ditenagai oleh chipset terbaru besutan MediaTek berikut ini.

Dijuluki Dimensity 9000, ia disebut sebagai chipset paling perkasa yang pernah MediaTek buat sejauh ini. Ia dibuat menggunakan proses pabrikasi 4 nm milik TSMC, dan itu pada dasarnya sudah menjadi jaminan atas peningkatan performa sekaligus efisiensi daya yang diusungnya.

Chipset ini mengemas prosesor 8-core dengan konfigurasi 1+3+4: satu core Cortex-X2 dengan kecepatan maksimum 3,05 GHz, tiga core Cortex-A710 dengan kecepatan hingga 2,85 GHz, dan empat sisanya adalah efficiency core Cortex-A510 dengan kecepatan 1,8 GHz. Untuk RAM, Dimensity 9000 mendukung LPDDR5x dengan kecepatan hingga 7.500 Mbps.

Dalam benchmark CPU single-core, MediaTek mengklaim ada peningkatan performa hingga 35% dibanding chipset flagship Android saat ini (asumsinya Snapdragon 888), tapi di saat yang sama konsumsi dayanya juga 37% lebih rendah. Untuk benchmark multi-core, MediaTek malah tidak segan menyebut performanya setara dengan chip A15 milik iPhone 13.

Dari sisi kinerja grafis, Dimensity 9000 mengandalkan GPU Mali-G710 dengan 10-core. Dukungan ray tracing bahkan juga tersedia, meski memang implementasinya masih berbasis software ketimbang hardware. Terlepas dari batasan tersebut, setidaknya ini masih punya potensi untuk meningkatkan kualitas visual pada game.

Di luar konteks gaming, Dimensity 9000 tetap menunjukkan potensi yang sangat besar, misalnya ISP (image signal processor) yang mampu merekam video HDR beresolusi 4K dari tiga kamera sekaligus secara bersamaan. ISP ini juga siap mengakomodasi sensor kamera dengan resolusi maksimum 320 megapiksel.

Dari segi konektivitas, Dimensity 9000 merupakan chipset smartphone pertama yang dibekali Bluetooth 5.3, tidak ketinggalan pula Wi-Fi 6E 2×2. Cukup disayangkan ia belum mendukung 5G mmWave, tapi setidaknya kecepatan maksimumnya di sub-6GHz diklaim sudah bisa mencapai angka 7 Gbps.

Terakhir, untuk pemrosesan AI, MediaTek mengklaim ada peningkatan hingga empat kali lipat dibanding generasi sebelumnya. MediaTek bahkan kinerja AI-nya sekitar 16% lebih gegas ketimbang chip Tensor milik Google Pixel 6 (yang sendirinya sangat membanggakan performa AI).

Menimbang semua itu, jangan heran kalau MediaTek Dimensity 9000 bakal jadi kepercayaan sejumlah smartphone gaming dan smartphone flagship yang dirilis tahun depan. Pun demikian, kita tidak boleh lupa bahwa Qualcomm juga tengah bersiap untuk mengumumkan chipset flagship barunya dalam waktu dekat. Terlepas dari itu, ponsel pertama yang ditenagai MediaTek 9000 kabarnya bakal hadir pada akhir kuartal pertama 2022.

Sumber: GSM Arena dan AnandTech.

Samsung Luncurkan Chipset 5 nm Pertamanya, Exynos 1080

Seperti biasa menjelang pergantian tahun, produsen chipset smartphone sibuk menyiapkan chipset anyar yang bakal mengotaki banyak ponsel di tahun berikutnya. Tidak terkecuali Samsung, yang baru memperkenalkan chipset anyar untuk smartphone kelas menengah, yaitu Exynos 1080.

Sesuai namanya, Exynos 1080 merupakan penerus langsung dari Exynos 980 yang dipakai di Galaxy A71 dan A51 versi 5G, plus sejumlah smartphone bikinan Vivo. Tentu saja 5G kembali menjadi fokus di sini, dan Samsung tidak lupa menambahkan dukungan terhadap jaringan 5G mmWave yang punya kecepatan jauh lebih tinggi sekaligus jangkauan lebih terbatas.

Untuk performanya sendiri, Exynos 1080 mengandalkan prosesor 8-core yang dibagi menjadi tiga klaster: satu core Cortex-A78 dengan clock speed 2,8 GHz, tiga core Cortex-A78 dengan kecepatan 2,6 GHz, dan empat sisanya adalah core Cortex-A55 2.0 GHz yang irit daya. GPU yang digunakan sendiri adalah Mali-G78 MP10.

Kebetulan Exynos 1080 juga merupakan chipset pertama Samsung yang dibuat menggunakan proses pabrikasi 5 nanometer, yang berarti ia pasti lebih efisien daripada generasi sebelumnya. Kalau boleh menebak, sepertinya 2021 bakal menjadi tahunnya chipset 5 nm. Sejauh ini kita sudah melihat teknologi tersebut dipakai oleh Apple, Huawei, dan sekarang Samsung. Rumornya, Qualcomm juga bakal menyusul tidak lama lagi.

Samsung merancang Exynos 1080 agar dapat menampung RAM tipe LPDDR4x maupun LPDDR5, tidak ketinggalan pula storage UFS 3.1. Exynos 1080 juga siap menghadirkan fitur flagship pada smartphone kelas mid-range, spesifiknya dukungan terhadap layar dengan refresh rate yang tinggi; antara 90 Hz dengan resolusi WQHD+, atau 144 Hz dengan resolusi FHD+.

Terkait kemampuannya mengolah gambar, Exynos 1080 siap ditandemkan dengan kamera beresolusi 200 megapixel, atau sepasang kamera yang masing-masing beresolusi 32 megapixel. Resolusi maksimum perekaman video yang didukung adalah 4K 60 fps.

Lagi-lagi ponsel pertama yang ditenagai oleh Exynos 1080 bakal datang dari Vivo terlebih dulu pada awal 2021. Kita juga tidak perlu terkejut seandainya chipset ini kembali hadir pada seri Galaxy A.

Sumber: SlashGear.

Chipset MediaTek Dimensity 820 Berpotensi Menjadikan Layar 120 Hz Kian Mainstream

Guna menyambut tren 5G, MediaTek memperkenalkan keluarga chipset baru bernama Dimensity. Lineup-nya sejauh ini meliputi tiga model: Dimensity 1000, Dimensity 800, dan yang paling baru, Dimensity 820.

Dimensity 820 menjanjikan peningkatan performa CPU sekaligus GPU meski arsitekturnya tidak berubah dibanding Dimensity 800. Posisinya kurang lebih sama seperti Snapdragon 768G yang diumumkan baru-baru ini, yang sendirinya merupakan upgrade minor terhadap Snapdragon 765G.

Dongkrakan kinerja ini diwujudkan lewat empat inti Cortex-A76 yang semakin ngebut; 2,0 GHz pada Dimensity 800, 2,6 GHz pada Dimensity 820. Yang tidak berubah adalah empat inti Cortex-A55 yang amat efisien, yang tetap menawarkan clock speed 2,0 GHz. Untuk GPU, Dimensity 820 mengemas varian 5-core dari GPU Mali G57, alias satu inti lebih banyak ketimbang yang terdapat pada Dimensity 820.

Selain peningkatan kinerja CPU dan GPU, Dimensity 820 turut mengemas ISP (image signal processor) baru yang mampu mengakomodasi sensor dengan resolusi maksimum 80 megapixel (naik dari 64 megapixel pada Dimensity 800), serta mendukung pemakaian empat kamera sekaligus.

ISP ini juga menjanjikan sistem EIS (electronic image stabilization) yang lebih baik – sekelas action cam kalau kata MediaTek sendiri – perekaman video 4K dalam format HDR, real-time video bokeh, serta fitur noise reduction yang lebih unggul.

Di atas kertas, Dimensity 820 juga berpotensi membuat layar 120 Hz jadi semakin mainstream, setidaknya di kelas menengah ke atas. Sebelum ini, Dimensity 800 hanya mampu menenagai layar FHD+ (1080p) dengan refresh rate 90 Hz. Dimensity 820 di sisi lain dirancang untuk mengatasi layar FHD+ 120 Hz, dan ia pun siap memutar konten HDR10+ andai layar perangkatnya memang mumpuni.

MediaTek belum bilang kapan Dimensity 820 bakal tersedia. Namun bisa dipastikan salah satu smartphone pertama yang mengusungnya bakal datang dari kubu Xiaomi.

Sumber: XDA Developers.

Google Kabarnya Siap Memproduksi Prosesor Smartphone-nya Sendiri Tahun Depan

Di luar Apple, cuma ada dua pabrikan smartphone yang memproduksi chipset-nya sendiri, yakni Samsung (Exynos) dan Huawei (Kirin). Sisanya kebanyakan menggunakan chipset bikinan Qualcomm atau MediaTek.

Tahun depan, kemungkinan besar bakal ada satu lagi pabrikan smartphone yang mengambil jalur yang sama seperti Samsung, Huawei, maupun Apple. Berdasarkan laporan Axios, Google sudah semakin siap untuk memproduksi chipset smartphone-nya sendiri.

Chipset ini kabarnya dikembangkan dengan bantuan dari Samsung, serta akan diproduksi menggunakan teknologi fabrikasi 5 Nm racikan Samsung. Belum lama ini, Google kabarnya sudah menerima versi fungsional pertama dari prosesor ARM 8-core rancangannya. Kendati demikian, produksi massalnya baru akan dijalankan tahun depan.

Berhubung tidak ada konfirmasi langsung dari Google, cukup mudah menganggap kabar ini sebagai isu belaka. Namun indikasi bahwa Google tertarik menciptakan prosesor smartphone-nya sendiri sebenarnya sudah tercium sejak 2017, tepatnya ketika Pixel 2 dan Pixel 2 XL dirilis.

Secara teknis, kedua smartphone tersebut memang mengandalkan chipset Qualcomm Snapdragon 835, akan tetapi Google rupanya turut menanamkan sebuah co-processor bernama Pixel Visual Core. Pixel Visual Core berfungsi untuk mendongkrak kinerja sekaligus kualitas kamera perangkat, dan itulah mengapa hasil foto seri Pixel selalu merupakan salah satu yang terbaik.

Tahun ini, Pixel 5 tampaknya masih akan memakai chipset Snapdragon 865 / Qualcomm
Tahun ini, Pixel 5 tampaknya masih akan memakai chipset Snapdragon 865 / Qualcomm

Apakah ini berarti Google sudah siap memutus kerja samanya dengan Qualcomm? Ya, tapi tidak sepenuhnya. Pasalnya, meskipun Pixel nantinya tak lagi ditenagai chipset Snapdragon, Google semestinya masih perlu memakai modem 5G garapan Qualcomm.

Skenario yang sama juga sudah dijalani Apple selama beberapa tahun. Sudah sejak lama iPhone selalu memakai prosesor bikinan Apple sendiri, akan tetapi modem-nya masih disuplai oleh Qualcomm.

Lebih lanjut, meski Apple sudah membeli bisnis modem smartphone Intel sejak tahun lalu, mereka dilaporkan masih harus bergantung pada modem buatan Qualcomm, setidaknya untuk tahun ini.

Terlepas dari itu, seri Pixel semestinya bakal mempunyai nilai jual tambahan andai kabar ini benar-benar terealisasi. Kontrol penuh atas hardware yang tertanam berarti Google bisa lebih leluasa berinovasi, semisal terkait kapabilitas machine learning di perangkat. Saya tidak akan terkejut seandainya Pixel 6 nanti menawarkan lonjakan kinerja Google Assistant yang cukup dramatis.

Sumber: Axios.

Qualcomm Umumkan Snapdragon 855 Plus, Janjikan Peningkatan Performa untuk Gaming, AR dan VR

Nyaris semua smartphone Android kelas flagship mengandalkan chipset Snapdragon seri 8 bikinan Qualcomm. Tahun lalu, Snapdragon 845 yang menjadi pilihan, baik untuk smartphone flagship yang dirilis di awal atau yang sudah mendekati akhir tahun seperti Google Pixel 3.

Tahun ini, kita sudah melihat deretan ponsel yang memercayakan Snapdragon 855 sebagai otaknya. Namun ternyata 855 tidak menduduki takhtanya terlalu lama, sebab Qualcomm baru saja mengumumkan Snapdragon 855 Plus. Mengapa bukan 865? Sebab peningkatan performa yang diusungnya tidak begitu signifikan.

Seperti halnya 855, 855 Plus mengemas prosesor 8-core Kryo 485, tapi yang clock speed-nya sudah digenjot dari 2,84 GHz menjadi 2,96 GHz. Bukan cuma itu, GPU Adreno 640 milik 855 Plus juga diklaim sanggup menyuguhkan peningkatan performa hingga 15%.

Upgrade performa ini diyakini bakal cukup berpengaruh untuk keperluan gaming, augmented reality maupun virtual reality. Pada kenyataannya, salah satu smartphone pertama yang bakal menggunakan Snapdragon 855 Plus adalah Asus ROG Phone II berdasarkan konfirmasi langsung dari Asus.

ROG Phone, seperti yang kita tahu, dikategorikan sebagai smartphone gaming, dan smartphone gaming sendiri banyak dianggap menawarkan performa yang lebih superior – walaupun mungkin selisihnya tidak banyak. Jadi memilih Snapdragon 855 Plus untuk mengotaki generasi baru ROG Phone merupakan langkah yang rasional bagi Asus.

Di samping peningkatan performa yang marginal, faktor lain yang membuat chipset ini belum pantas menyandang nama “Snapdragon 865” adalah terkait kapabilitas jaringannya. 855 Plus masih mengusung modem 4G LTE Snapdragon X24, sedangkan konektivitas 5G baru bisa diakomodasi apabila dibantu oleh modem terpisah Snapdragon X50.

Terlepas dari itu, saya kira cukup wajar apabila banyak dari kita yang berasumsi bahwa smartphone Android kelas flagship yang dirilis di paruh waktu kedua tahun 2019 ini bakal mengandalkan Snapdragon 855 Plus ketimbang 855 standar. Salah satu kandidat kuatnya tentu saja adalah Google Pixel 4.

Sumber: Qualcomm.