Final Fantasy VII Remake Intergrade Resmi Diumumkan untuk PlayStation 5

Sekitar setahun setelah dirilis, Final Fantasy VII Remake akhirnya bakal mendapat upgrade next-gen pada tanggal 10 Juni 2021. Versi yang ditujukan untuk PlayStation 5 ini dinamai Final Fantasy VII Remake Intergrade, dan pemilik game aslinya di PS4 bisa menerima upgrade ini secara cuma-cuma.

Seperti yang sudah bisa ditebak, tentu saja ada penyempurnaan dari sisi performa maupun kualitas grafis di FF VII Remake Intergrade. Pemain nantinya dapat memilih antara “Graphics Mode” yang memprioritaskan resolusi 4K, atau “Performance Mode” kalau lebih mementingkan gameplay yang mulus di 60 fps.

Haptic feedback maupun adaptive trigger milik controller DualSense juga akan diintegrasikan, dan tentu saja pemain bakal mendapati waktu loading yang jauh lebih singkat. Namun Square Enix rupanya belum selesai.

Intergrade nantinya juga bakal menawarkan episode baru untuk dimainkan, sekaligus kembalinya salah satu lakon lawas favorit, yakni Yuffie Kisaragi sebagai playable character dalam episode tersebut. Episode Yuffie ini nantinya harus dibeli secara terpisah sebagai paid DLC dari PlayStation Store.

Tentunya ini merupakan kabar yang sangat menggembirakan bagi para penggemar FF VII, akan tetapi Square Enix rupanya masih punya kejutan lain buat mereka.

Final Fantasy VII The First Soldier

Judul di atas adalah judul dari game battle royale baru yang sedang Square Enix kerjakan untuk perangkat Android dan iOS. Battle royale? Ya, Anda tidak salah baca. Jujur saya sendiri masih kesulitan mencerna konsep gabungan dari dua hal yang semestinya sangat bertolak belakang tersebut. Namun rupanya itulah yang Square Enix lakukan saat menggarap game spin-off ini.

Secara lore, The First Soldier bakal berperan sebagai prekuel dari FF VII, menceritakan asal usul dari pasukan elit Soldier sekitar tiga dekade sebelum peristiwa yang terjadi di FF VII. Kalau melihat trailer-nya, gameplay The First Soldier sepertinya bakal menggabungkan aksi tembak-menembak dari perspektif third-person dengan combat ala Final Fantasy.

Menariknya, The First Soldier nantinya juga akan menyisipkan sejumlah elemen RPG ke dalam formula battle royale yang diangkat, seperti misalnya sistem level yang melibatkan sejumlah monster untuk dibasmi. Selain mode solo, The First Soldier juga akan menawarkan mode tim berisikan tiga pemain.

Final Fantasy VII Ever Crisis

Selain The First Soldier, Square Enix juga punya spin-off lain berjudul Final Fantasy VII Ever Crisis yang juga ditujukan untuk perangkat mobile. Ever Crisis pada dasarnya merupakan kompilasi dari seluruh cerita yang pernah diangkat, mulai dari FF VII orisinal, Before Crisis, Dirge of Cerberus, Crisis Core, sampai film Advent Children, tidak ketinggalan pula sejumlah elemen narasi baru yang berfokus pada asal usul Soldier.

Gameplay akan disajikan per chapter, dengan combat yang tentunya sudah kelihatan sangat familier. Tidak seperti The First Soldier yang akan dirilis di tahun ini juga, Ever Crisis rencananya baru akan tersedia tahun depan di Android sekaligus iOS.

Sumber: Square Enix via Eurogamer.

Sony Umumkan Generasi Baru PS VR untuk PS5

Eksistensi PlayStation 5 mungkin membuat kita lupa akan keberadaan PlayStation VR. Namun ternyata Sony sama sekali belum lupa dengan sistem virtual reality besutannya tersebut. Malahan, Sony sedang sibuk mengembangkan sistem VR baru untuk menemani PS5 nantinya.

Sony memang belum punya banyak detail mengenainya, dan seperti apa wujudnya juga belum ada yang tahu. Terlepas dari itu, Sony mengklaim bahwa PS VR generasi baru ini bakal menghadirkan lompatan yang signifikan dari segi performa maupun elemen-elemen interaktifnya.

Lewat sebuah blog post, Sony juga sempat menyinggung soal peningkatan resolusi maupun field of view. Kinerja tracking dan kontrol yang lebih baik juga menjadi prioritas. Singkat cerita, yang bakal dirombak bukan hanya unit headset-nya saja, tapi juga unit controller-nya, yang disebut bakal meminjam sejumlah fitur unggulan milik controller DualSense. Semoga saja yang dimaksud adalah adaptive trigger dan haptic feedback.

Aspek kenyamanan dan kemudahan penggunaan pun turut mendapat perhatian khusus. Menurut Sony, headset PS VR baru ini hanya membutuhkan satu kabel saja untuk menyambung ke PS5, dan mereka memastikan bahwa ini tidak akan berdampak buruk pada kualitas visual yang disajikan.

Untuk jadwal rilisnya, Sony memastikan bahwa PS VR generasi baru ini tidak akan hadir di tahun 2021. Kendati demikian, CEO Sony Interactive Entertainment, Jim Ryan, sempat bilang bahwa mereka akan segera merilis development kit dalam waktu dekat. Harapannya mungkin supaya ketika perangkatnya telah siap untuk diungkap ke publik, Sony sudah punya beberapa game VR untuk didemonstrasikan bersamanya.

Bakal ada lebih banyak lagi game PS yang dirilis di PC

Days Gone / Sony Interactive Entertainment
Days Gone / Sony Interactive Entertainment

Dalam wawancaranya bersama GQ, Jim Ryan juga sempat membeberkan sejumlah detail lain yang tidak kalah menarik. Utamanya adalah rencana Sony untuk merilis lebih banyak lagi judul game eksklusif mereka di PC. Seperti yang kita tahu, tahun lalu Sony sudah membuat kejutan dengan merilis Horizon Zero Dawn di PC.

Judul eksklusif berikutnya yang akan menyusul jejak Horizon Zero Dawn adalah Days Gone, dengan estimasi jadwal rilis di musim semi. Ketika ditanya apa alasan Sony menerapkan strategi baru ini, Jim bilang bahwa mereka ingin meraup untung lebih banyak dari penjualan game, terlebih karena ongkos pembuatan game itu sendiri terus naik dari waktu ke waktu.

Days Gone baru satu dari beberapa game yang sudah direncanakan, dan mudah sekali bagi para gamer PC seperti saya untuk membayangkan judul-judul macam Marvel’s Spider-Man, God of War, The Last of Us, maupun seri Uncharted sebagai kandidat-kandidat selanjutnya yang bakal hadir di PC. Kalaupun masih harus menunggu lebih lama lagi, saya bersedia.

Sumber: PlayStation Blog. Gambar header: Depositphotos.com.

FIFA 21 Versi Console Next-Gen Hadirkan Sederet Upgrade yang Sangat Menarik

Industri game saat ini sedang berada dalam masa transisi. Kehadiran PlayStation 5 dan Xbox Series X menuntut sejumlah developer untuk memikirkan bagaimana cara untuk memaksimalkan kapabilitas masing-masing console next-gen, sehingga pada akhirnya mereka dapat menyajikan pengalaman bermain yang lebih baik lagi.

Berkat dukungan backwards compatibility yang ditawarkan masing-masing console, developer sebenarnya tidak perlu melakukan apa-apa agar permainannya dapat dinikmati di PS5 maupun Xbox Series X. Di saat yang sama, mereka juga punya opsi untuk memperbarui game-nya agar bisa lebih impresif lagi ketika dimainkan di console next-gen.

FIFA 21 adalah salah satu contoh dari opsi yang kedua ini. Game tersebut memang sudah tersedia di PS4, Xbox One maupun PC, dan secara keseluruhan sudah terkesan fresh dari segi desain maupun gameplay. Pun begitu, versi next-gen FIFA 21 yang dijadwalkan hadir pada tanggal 4 Desember mendatang menjanjikan penyempurnaan yang lebih banyak lagi.

FIFA 21 next-gen

Kita mulai dari yang paling simpel, yakni perkara waktu loading. Di PS5 dan Xbox Series X, waktu loading FIFA 21 jelas akan berlangsung jauh lebih singkat berkat penggunaan SSD NVMe pada masing-masing console. Kalau menurut EA sendiri, dari menu utama ke pertandingan hanya butuh beberapa detik saja.

Selanjutnya adalah perihal visual atau grafis. Selain bisa berjalan pada resolusi 4K 60 fps, FIFA 21 versi next-gen juga mampu menyajikan tekstur yang lebih realistis – termasuk halnya pada pemain – berkat penerapan teknik deferred rendering dan runtime lighting. Berdasarkan laporan Eurogamer yang melihat langsung demonstrasinya, kita bahkan bisa melihat secara jelas setiap helai rambut pada sejumlah pemain top.

Sebagian dari upgrade visual ini memang tidak akan terlalu kelihatan selama pertandingan berlangsung, tapi sangat kentara ketika replay diputar. Contoh spesifik lainnya adalah bagaimana otot kaki Paul Pogba tampak jauh lebih realistis pada FIFA 21 versi next-gen ketimbang current-gen.

Animasi juga mendapat perhatian ekstra pada FIFA 21 versi next-gen. EA bilang bahwa mereka telah menambahkan sejumlah animasi pada pemain saat sedang tidak membawa bola. Beberapa contohnya mencakup animasi membenarkan posisi ban kapten, mengepaskan pelindung lutut, maupun animasi menunjuk ke suatu titik seakan memberi sinyal ke kawannya untuk mengoper bola.

Menariknya, penyempurnaan animasi ini terkadang juga bisa berdampak pada kemulusan gameplay. Satu contoh adalah animasi saat pemain menerima umpan lambung menggunakan dadanya, yang terasa lebih responsif di FIFA 21 versi next-gen karena bolanya bersentuhan dengan sang pemain lebih banyak dari biasanya.

Aspek-aspek sinematik pada FIFA 21 versi next-gen juga dibuat lebih dramatis, baik dari segi visual maupun audio. Contoh yang paling mudah adalah ketika gol terjadi di menit-menit terakhir, di mana ekspresi tim pemenang terlihat lebih gereget dan terkadang manajernya bisa lompat masuk ke lapangan, tidak ketinggalan juga komentator yang terdengar lebih bersemangat.

PC tidak kebagian upgrade next-gen

FIFA 21 next-gen

Kalau kita akumulasikan penyempurnaan-penyempurnaan tadi, FIFA 21 semestinya bakal terkesan jauh lebih fresh lagi di console next-gen. Saya juga belum menyinggung soal fitur yang spesifik untuk tiap console, seperti misalnya di PS5, di mana tombol trigger pada controller DualSense bakal terasa semakin berat seiring menurunnya stamina pemain.

Satu hal yang mungkin bakal sangat disayangkan oleh penggemar FIFA 21 adalah absennya fitur cross-gen play, yang berarti pemain FIFA 21 di PS5 hanya dapat berjumpa dengan pemain lain yang juga menggunakan PS5, dan pemain PS4 juga hanya bisa bertanding bersama atau melawan pemain PS4 lainnya.

Juga mungkin bakal terdengar mengecewakan adalah keputusan EA untuk tidak menghadirkan sederet upgrade next-gen ini ke FIFA 21 versi PC, dengan alasan supaya tuntutan spesifikasi minimumnya tidak jadi ketinggian. Dengan kata lain, cara terbaik untuk menikmati FIFA 21 nantinya hanyalah dengan membeli PS5 atau Xbox Series X.

Kabar baiknya, EA tidak menarik biaya tambahan apabila Anda sudah terlanjur membeli FIFA 21 di platform current-gen. Jadi kalau Anda sudah punya FIFA 21 di PS4, versi next-gen-nya nanti dapat langsung Anda mainkan begitu kiriman PS5 Anda datang pada tanggal 22 Januari 2021. Hal ini juga berarti Anda tidak perlu menunda membeli FIFA 21 di platform current-gen selagi masih menunggu kedatangan console next-gen.

Juga melegakan adalah fakta bahwa progres yang sudah kita catatkan pada mode VOLTA maupun FUT bisa ditransfer ke FIFA 21 versi next-gen, sehingga Anda tidak perlu lagi menguji keberuntungan Anda kembali di PS5 nanti.

Sumber: Eurogamer.

Versi Terbaru Steam Hadirkan Dukungan Controller DualSense Milik PS5

Dalam perdebatan antara gamer PC dan gamer console, saya kerap menjumpai argumen seperti “mouse dan keyboard lebih superior daripada controller“, padahal masing-masing tentu punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk game PC seperti Hades misalnya, menggunakan controller terasa jauh lebih nyaman daripada mouse dan keyboard kalau berdasarkan pengalaman pribadi.

Contoh lainnya mungkin adalah versi remaster dari Tony Hawk’s Pro Skater. Menurut keterangan dari Valve sendiri, jumlah pemain game skateboarding yang menggunakan controller bisa melebihi 90%. Kalau dirata-rata, jumlah pengguna Steam yang memakai controller setiap harinya sudah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam dua tahun terakhir.

Pertanyaan selanjutnya mungkin adalah, controller apa yang populer di kalangan pengguna Steam? Merujuk pada data yang Valve berikan, sekitar 21,6% dari semua sesi gaming menggunakan controller di Steam berlangsung dengan melibatkan controller PlayStation. Itulah mengapa akhirnya Valve bergerak cepat menghadirkan dukungan DualSense (controller milik PlayStation 5) pada Steam.

Jadi selama game-nya memakai Steam Input API, kita dapat memainkannya menggunakan controller DualSense. Valve memastikan bahwa developer masing-masing game tidak perlu melakukan apa-apa, kecuali mereka ingin menambahkan dukungan terhadap fitur spesifik seperti trackpad, LED, rumble maupun gyroscope milik DualSense.

Sejauh ini yang mungkin belum bisa dinikmati oleh para gamer PC adalah fitur adaptive trigger milik DualSense. Namun perlu diingat bahwa di PS5 sendiri, fitur ini sangat bergantung terhadap masing-masing game; ada game yang memanfaatkannya dengan baik – seperti FIFA 21, di mana trigger-nya akan terasa semakin berat seiring stamina pemain menurun – ada juga yang terkesan kurang maksimal.

Terlepas dari itu, gerak cepat Valve ini merupakan kabar baik bagi gamer PC yang berniat membeli controller DualSense, yang di Indonesia akan dijual seharga Rp1.269.000 saat PS5 resmi tersedia pada tanggal 22 Januari 2021.

Sumber: PC Gamer dan Valve. Gambar header: Harpal Singh via Unsplash.

Mending Rakit PC Daripada Beli PS5, Benarkah Begitu?

Harga resmi PlayStation 5 di Indonesia sudah dikonfirmasi oleh Sony, dan spontan langsung ramai percakapan di media sosial yang mengeluhkan bahwa harganya di sini terlalu mahal jika dibandingkan dengan harga jualnya di beberapa negara lain.

Kita ambil contoh yang paling dekat, yaitu Malaysia. Di sana, PS5 dibanderol 2.299 ringgit. Anggap saja 1 ringgit setara 3.500 rupiah (lebih tinggi daripada kurs sebenarnya saat artikel ini ditulis), berarti kita mendapat harga jual PS5 di Malaysia setara Rp8.046.500.

Seperti yang kita tahu, PS5 di Indonesia bakal dipasarkan seharga Rp8.799.000. Selisih sekitar 750 ribu rupiah itu tentu tergolong lumayan, dan cukup untuk dibelikan satu keping game PS5, macam Marvel’s Spider-Man: Miles Morales misalnya.

Melihat perbedaan harga yang cukup signifikan seperti itu, tidak sedikit pula yang menyerukan sentimen macam “mending rakit PC” di media sosial. Saya sendiri termasuk seorang gamer PC akut sejak usia empat tahun, tapi saya kurang setuju dengan argumen tersebut.

Alasannya, merakit PC dengan spesifikasi yang setara PS5 di rentang harga yang sama terbilang sulit. Supaya lebih jelas, mari kita jabarkan spesifikasi PS5 satu per satu, lalu kita cari ekuivalennya untuk PC.

CPU

AMD Ryzen 7 3700X

Sesuai informasi dari Sony sendiri, PS5 mengemas custom CPU buatan AMD yang menggunakan arsitektur Zen 2. Prosesor itu mempunyai 8-core dan 16-thread, dengan clock speed maksimum setinggi 3,5 GHz.

Prosesor untuk PC yang paling dekat dengan spesifikasi tersebut adalah AMD Ryzen 7 3700X yang sama-sama menggunakan arsitektur Zen 2 dan terdiri dari 8-core dan 16-thread, meski clock speed maksimumnya lebih tinggi di angka 4,4 GHz. Di Indonesia, prosesor itu dijual rata-rata seharga 5 jutaan rupiah.

Oke, 5 juta untuk sebuah prosesor mungkin terlalu mahal dalam konteks ini. Alternatifnya mungkin kita bisa menggantinya dengan Ryzen 5 3600 saja. Prosesor ini memang hanya dibekali 6-core dan 12-thread, akan tetapi boost clock-nya bisa menembus 4,2 GHz, jauh lebih tinggi daripada milik PS5. Harganya sendiri terpantau ada di rentang 3,3 jutaan rupiah.

GPU

AMD Radeon RX 5700 XT

Perihal kinerja grafis, Sony turut memercayakan PS5 sepenuhnya kepada AMD. Yang tertanam di dalam console next-gen tersebut adalah custom GPU dari arsitektur terbaru RDNA 2, dengan total 36 compute unit (CU) dan daya komputasi sebesar 10,3 teraflop.

Mencari ekuivalen GPU ini menurut saya adalah bagian yang tersulit, sebab GPU RDNA 2 untuk PC baru saja AMD umumkan sekitar dua pekan lalu, yakni Radeon RX 6000 Series, dan ketiganya mempunyai spesifikasi jauh di atas yang milik PS5 tawarkan.

Maka dari itu, dengan terpaksa kita harus menggunakan GPU dari generasi sebelumnya, yakni Radeon RX 5700 XT yang memiliki total 40 CU dan daya 9,75 teraflop. Di Indonesia, saat ini RX 5700 XT masih dijual di kisaran 7 jutaan rupiah – bisa lebih, bisa juga kurang, tergantung merek.

Namun yang menjadi masalah adalah, RX 5700 XT tidak mendukung fitur ray tracing sama sekali, sedangkan ray tracing merupakan salah satu cara PS5 menyuguhkan visual yang lebih next-gen daripada PS4. Kalau memang dukungan ray tracing merupakan suatu keharusan, dengan terpaksa kita harus berpaling ke kubu sebelah, yakni Nvidia, spesifiknya RTX 2060 yang merupakan GPU paling murah saat ini yang bisa menyajikan efek ray tracing.

Kalau memilih RTX 2060, itu berarti kita harus mengorbankan performa demi ray tracing, sebab kinerjanya secara keseluruhan memang lebih lemah daripada RX 5700 XT tadi. Positifnya, RTX 2060 saat ini bisa didapat dengan harga paling murah 5 juta rupiah.

SSD

SSD PCIe 4.0

Kapasitas 825 GB (667 GB usable) di PS5 sepintas terdengar sedikit, tapi yang diutamakan di sini adalah kecepatan. Di atas kertas, SSD milik PS5 memiliki kecepatan membaca sampai 5,5 GB per detik, dan itu berarti kita harus mencari ekuivalen SSD yang menggunakan teknologi PCIe 4.0, sebab SSD PCIe 3.0 terbaik pun hanya mampu menawarkan kecepatan membaca hingga 3,5 GB per detik.

SSD PCIe 4.0 untuk PC saat ini sudah tersedia dari beberapa merek, dan salah satu yang akan segera hadir di Indonesia datang dari WD, yakni WD Black SN850. Perangkat itu menawarkan kecepatan baca yang lebih superior daripada SSD milik PS5; hingga 7.000 MB/s read dan 5.300 MB/s write pada varian yang berkapasitas 1 TB.

Berhubung total kapasitas penyimpanan yang bisa digunakan di PS5 cuma 667 GB, mungkin kita juga bisa sedikit berhemat dengan memilih SSD berkapasitas 500 GB saja untuk PC, dan di sini kita harus menyiapkan dana Rp2.488.000 untuk meminang WD Black SN850 tadi.

Sejauh ini total biaya yang dibutuhkan untuk merakit PC yang selevel dengan PS5 ini sudah melampaui harga jual PS5 itu sendiri – 3,3 juta + 5 juta + 2,5 juta = 10,8 juta – tapi rupanya kita masih jauh dari kata selesai.

Motherboard

B550 motherboard

Saya tahu, memang tidak akan ada orang yang membahas mengenai motherboard PS5 secara merinci. Namun untuk bisa menampung SSD PCIe 4.0 tadi, Anda tidak boleh sembarangan dalam memilih motherboard untuk PC Anda. Salah membeli motherboard berarti sia-sia Anda membayar mahal untuk mendapatkan SSD PCIe 4.0 tadi.

Cukup disayangkan pilihan motherboard-nya sejauh ini agak terbatas, yakni antara seri B550 atau X570. Berdasarkan pantauan saya, motherboard yang mendukung teknologi PCIe 4.0 dengan harga paling murah saat ini adalah ASRock B550M-HDV, yang dibanderol di kisaran Rp1,4 jutaan di Indonesia.

PSU

600W PSU

Selain motherboard, PSU alias power supply unit mungkin juga bukan komponen yang bakal dibahas secara mendetail saat membicarakan tentang PS5. Namun kalau berdasarkan video teardown PS5 dari Austin Evans, PS5 tercatat memiliki PSU berdaya 370 W.

Tentu saja angka itu tidak bisa dijadikan acuan, sebab AMD sendiri menyarankan PSU berdaya minimal 600 W untuk GPU Radeon RX 5700 XT tadi, yang berarti Anda harus menyiapkan dana setidaknya 1 jutaan rupiah untuk mendapatkan PSU 600 W yang bisa diandalkan, alias bukan abal-abal.

Kalau GPU yang digunakan ternyata adalah RTX 2060, maka rekomendasi PSU-nya bisa yang berkapasitas 500 W, dan Anda mungkin bisa menghemat sekitar 200-400 ribuan rupiah – sekali lagi dengan asumsi memilih PSU yang setidaknya punya sertifikasi 80 Plus.

RAM

DDR4 RAM

Rincian spesifikasi PS5 menunjukkan bahwa perangkat itu dibekali memory GDDR6 berkapasitas 16 GB, dan saya menduga ini merupakan model unified antara RAM dan VRAM. Mencari ekuivalen yang sama persis di PC jelas sulit, sebab PC memang memerlukan modul RAM yang terpisah.

Untuk amannya, mungkin lebih bijak memilih setidaknya RAM berkapasitas 16 GB buat PC Anda, sebab kalau berdasarkan pengalaman pribadi, gamegame berat macam Borderlands 3 terkadang bisa melahap sampai 13 GB RAM sekaligus.

RAM untuk PC pun sangat bervariasi tergantung kecepatan sekaligus latency-nya, jadi bukan sebatas kapasitas saja. Namun kalau secara umum, RAM DDR4 2 x 8 GB dijual di kisaran harga 1 jutaan rupiah.

Kesimpulan

Harga PlayStation 5 di Indonesia

Rp8.799.000 adalah harga untuk PS5 versi standar yang dilengkapi Ultra HD Blu-ray disc drive. Berhubung optical drive sudah tidak begitu relevan dalam konteks PC, mungkin bagian ini bisa kita abaikan. Namun itu berarti yang dijadikan patokan sekarang adalah PS5 Digital Edition, yang harganya lebih terjangkau di angka Rp7.299.000.

Harga PS5 di Indonesia memang lebih mahal daripada harganya di negara lain, tapi kita juga harus ingat bahwa harga komponen-komponen PC di sini sering kali juga lebih mahal ketimbang jika dikonversikan langsung dari SRP (suggested retail price) masing-masing pabrikan yang menjualnya. Ditambah lagi, jujur masih ada banyak komponen lain yang belum masuk hitungan di sini, mulai dari casing sampai periferal seperti keyboard, mouse, headset atau speaker, dan monitor.

Kita juga tidak boleh lupa bahwa sejumlah game mewajibkan PC untuk menjalankan Windows 10, dan sistem operasi tersebut tentu juga punya harganya tersendiri. PS5 di sisi lain memakai sistem operasi khusus berbasis Linux FreeBSD, yang sendirinya punya banyak kemiripan dengan Linux.

Tanpa harus saya jumlah semuanya, saya kira Anda sudah bisa mendapat gambaran seberapa mahal biaya yang dibutuhkan untuk merakit gaming PC dengan spesifikasi setara PS5. Kendati demikian, membayar lebih mahal untuk merakit sebuah PC tentu ada manfaatnya tersendiri, dan salah satu yang paling jelas adalah bagaimana PC juga bisa kita gunakan untuk bekerja, seperti saya sendiri yang sedang mengetik artikel ini menggunakan PC yang juga saya pakai untuk bermain game.

Gambar header: Zotac.

*Koreksi: Ada pembetulan pada informasi mengenai sistem operasi yang digunakan PS5, yang semestinya bukanlah berbasis Linux, melainkan berbasis FreeBSD.

PlayStation 5 Tiba di Indonesia 22 Januari 2021

Wahai para gamer yang sudah tidak sabar menanti kehadiran PlayStation 5 di Indonesia, saya punya kabar buruk sekaligus kabar baik. Kita mulai dari kabar buruknya lebih dulu: libur akhir tahun 2020 ini terpaksa harus Anda lalui tanpa dampingan console next-gen tersebut. Ya, meskipun Sony bakal segera menjual PS5 di beberapa negara, Indonesia baru akan kebagian jatah mulai tahun depan.

Kabar baiknya, yang dimaksud tahun depan adalah Januari 2021. Berdasarkan siaran pers yang saya terima dari Sony, PlayStation 5 bakal tersedia secara resmi di tanah air pada tanggal 22 Januari 2021, dan konsumen sudah bisa melakukan pre-order sejak 18 Desember 2020.

Lalu berapa banyak tabungan yang harus Anda sisihkan agar bisa meminang console terbaru Sony ini? Rp8.799.000 untuk PS5 versi standar yang dilengkapi Ultra HD Blu-ray disc drive, atau Rp7.299.000 untuk PS5 Digital Edition yang tidak punya optical drive sama sekali.

Harga PlayStation 5 di Indonesia

1,5 juta rupiah adalah selisih harga yang cukup lumayan di antara kedua model PS5 tersebut. Sebagai gambaran, satu unit controller DualSense dihargai Rp1.269.000 kalau konsumen ingin membeli unit ekstra. Seandainya tidak ada perubahan pada versi yang dipasarkan di Indonesia, paket penjualan PS5 sendiri sudah mencakup satu unit controller DualSense.

Untuk aksesori PS5 lainnya, rincian harga resminya adalah sebagai berikut:

  • Pulse 3D Wireless Headset – Rp1.699.000
  • HD Camera – Rp999.000
  • Media Remote – Rp499.000
  • DualSense Charging Station – Rp499.000

Untuk game-nya sendiri, Sony telah menyiapkan setidaknya lima judul next-gen karya studio internalnya sendiri:

  • Astro’s Playroom (Japan Studio) – pre-installed di PS5
  • Demon’s Souls (Bluepoint Games / Japan Studio) – Rp1.029.000
  • Marvel’s Spider-Man: Miles Morales (Insomniac Games) – Rp729.000
  • Marvel’s Spider-Man: Miles Morales Ultimate Edition (Insomniac Games) – Rp1.029.000
  • Sackboy A Big Adventure (Sumo Digital / XDEV) – Rp879.000

Tak Perlu Dijual, PS4 Bisa Dipakai untuk Streaming Game PS5 dari Ruangan Lain

Kedatangan PlayStation 5 sudah di depan mata, dan yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, mau diapakan PS4 lama maupun PS4 Pro yang Anda punyai? Menjualnya tentu bisa menjadi salah satu opsi. Namun opsi lain yang mungkin lebih menarik adalah memakainya untuk streaming game PS5.

Ya, Anda tidak salah baca. PS4 lama yang Anda miliki nantinya bisa dipakai untuk memainkan game PS5 via aplikasi PS5 Remote Play, yang akan tersedia secara otomatis di dashboard PS4. Syaratnya tentu saja Anda harus punya console PS5-nya terlebih dulu, lalu kedua perangkat juga harus terhubung ke jaringan Wi-Fi yang sama.

Tentu saja ini merupakan kabar baik bagi konsumen yang, misalnya, mempunyai TV di ruang keluarga sekaligus di kamar tidur. Saya membayangkan mereka bisa menempatkan PS5 di ruang keluarga, lalu PS4 lamanya di kamar. Jadi saat malam sudah tiba, mereka bisa melanjutkan sesi bermainnya di kamar selagi bersantai dengan memanfaatkan aplikasi Remote Play itu tadi.

Sony sendiri telah mengonfirmasi hal ini melalui laman FAQ yang sangat lengkap. Dijelaskan bahwa mereka sudah memperbarui aplikasi Remote Play agar pengguna tak hanya bisa mengakses PS5-nya dari PC atau perangkat mobile (Android atau iOS) saja, melainkan juga lewat PS4 maupun unit PS5 lain.

Aplikasi PS5 Remote Play di dashboard PS4 / VGC
Aplikasi PS5 Remote Play di dashboard PS4 / VGC

Secara teknis ini termasuk streaming, dan itu berarti resolusi maksimumnya terbatas di 1080p, bukan 4K. Khusus buat yang mengakses Remote Play via PC, mereka juga bisa menikmati game PS5 dalam format HDR, tapi tentu saja dengan catatan monitor yang dipakai memang mendukung HDR.

Laman FAQ yang sama itu juga mengonfirmasi bahwa controller DualSense tidak dapat digunakan di PS4. Lucunya, ini berarti kita bisa streaming game PS5 menggunakan PS4 dan controller DualShock 4. Padahal, Sony sendiri menegaskan bahwa controller DualShock 4 di PS5 hanya bisa digunakan untuk bermain game PS4.

Apakah ini berarti Sony secara tidak langsung memaksa konsumen PS5 untuk membeli controller DualSense ekstra mengingat paket penjualannya hanya mencakup satu controller saja? Anda boleh menganggapnya demikian, tapi toh ini bukan berita baru, sebab PS4 sendiri juga tidak bisa dioperasikan dengan controller DualShock 3 milik PS3. Dan lagi, banyak reviewer yang memuji controller DualSense sebagai salah satu keunggulan utama PS5, terlebih jika dibandingkan dengan Xbox Series X.

Terlepas dari itu, setidaknya Anda sekarang bisa mendapat gambaran lebih jelas terkait masa depan PS4. Kalau memang tidak memungkinkan untuk dijual, paling tidak console itu dapat Anda pakai untuk streaming game PS5 dari ruangan lain di rumah.

Sumber: VGC dan The Verge.

Usable Storage Milik PS5 dan Xbox Series X Jauh di Bawah yang Diiklankan

Beberapa hari menjelang dimulainya pemasaran PlayStation 5 dan Xbox Series X/S, sejumlah detail penting terkait kedua console next-gen tersebut mulai terkuak. Yang ingin saya bahas kali ini adalah, seberapa besar kapasitas penyimpanan yang dimiliki masing-masing console, sebab informasi resmi yang beredar belum mengungkap cerita lengkapnya.

Seperti yang kita tahu, PlayStation 5, baik versi standar maupun versi Digital Edition yang tidak dilengkapi optical drive, datang membawa SSD berkecepatan tinggi dengan kapasitas 825 GB. Namun pada praktiknya, kapasitas yang tersedia yang bisa kita isi dengan game jauh di bawah itu.

Bocoran dari seorang leaker ternama menunjukkan bahwa unit review PS5 yang ia terima cuma mempunyai ruang penyimpanan kosong sebesar 667 GB. Ke mana sisa 158 GB-nya? Kemungkinan besar dipakai untuk sistem operasi, serta fungsi caching guna mewujudkan semacam fitur quick resume seperti yang ditawarkan oleh Xbox Series X/S.

Opsi untuk mengekspansi storage-nya tentu tersedia, tapi tidak semudah menancapkan hard disk eksternal begitu saja seperti kasusnya pada PS4. Pasalnya, seperti yang saya katakan tadi, PS5 menggunakan SSD berkecepatan tinggi, spesifiknya yang memanfaatkan teknologi PCIe 4.0 dengan kecepatan transfer data maksimum 5,5 GB per detik.

Singkat cerita, konsumen PS5 memerlukan storage tambahan yang setidaknya sama cepatnya, dan video bongkar jeroan PS5 yang Sony unggah sendiri beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa PS5 dilengkapi satu slot SSD M.2 NVMe. Kalau boleh menebak, ke depannya kita bakal melihat SSD M.2 NVMe dari sejumlah pabrikan yang telah mendapatkan validasi resmi dari Sony demi menjamin kompatibilitasnya dengan PS5.

Xbox Series S dan Xbox Series X

Lalu bagaimana dengan Xbox Series X? Well, kasusnya rupanya kurang lebih sama. Dari kapasitas 1 TB yang diiklankan, pengguna hanya mempunyai akses ke 802 GB kalau berdasarkan pengalaman hands-on IGN. Sisa hampir 200 GB itu pun juga dipakai untuk sistem operasi sekaligus fungsi caching, sehingga beberapa game benar-benar bisa dilanjutkan secara instan meski pengguna sempat keluar ke menu utama, atau malah sempat membuka game lain.

Xbox Series S pun juga demikian. Dari kapasitas total 512 GB, yang dapat dipakai untuk menyimpan game cuma sekitar 364 GB berdasarkan informasi yang tersebar di Reddit. Kedengarannya terlampau kecil memang, tapi perlu dicatat bahwa ukuran game untuk Series S diperkirakan 30% lebih kecil daripada game yang sama di Series X karena hanya berjalan di resolusi 1440p.

Untuk ekspansinya, baik Xbox Series X dan Series S sama-sama mengandalkan semacam cartridge khusus yang bisa dijejalkan melalui panel belakangnya. Cartridge tersebut tidak murah, dan sejauh ini baru tersedia dari Seagate dengan harga $220 untuk kapasitas 1 TB, hampir seharga Xbox Series S itu sendiri.

Xbox Series X storage expansion card

Satu hal yang cukup unik dari Xbox Series X/S adalah bagaimana pengguna nantinya punya opsi untuk menghapus hanya sejumlah porsi dari suatu game, semisal porsi single-player ketika mereka hanya mau memainkan mode multiplayer-nya saja. Syaratnya tentu saja adalah harus ada dukungan dari masing-masing developer game terlebih dulu.

Opsi seperti ini pastinya bakal sangat ideal untuk game seperti Call of Duty: Black Ops Cold War, yang menurut Activision sendiri membutuhkan lebih dari 130 GB di console next-gen. Kalau benar pengguna Xbox Series X/S bisa menghapus sejumlah porsi dari game tersebut, mereka tentu dapat menghemat banyak ruang penyimpanan dengan menghapus porsi single-player usai menamatkan campaign-nya.

Topik seputar kapasitas penyimpanan ini penting mengingat masing-masing console next-gen punya opsi ekspansi yang cenderung terbatas. Terbatas dalam artian pengguna tak bisa lagi menjalankan game yang tersimpan di hard disk eksternal secara langsung. Well, sebenarnya masih bisa tapi khusus untuk gamegame generasi sebelumnya saja, bukan yang versi next-gen yang siap disajikan dalam resolusi 4K 120 fps.

Ukuran game versi next-gen itu sendiri juga diperkirakan bakal lebih besar daripada gamegame current-gen, sebab untuk menyajikan kualitas visual yang lebih baik, tentu dibutuhkan aset grafik yang lebih kompleks dan mendetail, dan itu semua jelas memakan storage.

Via: Games Radar.

Tren SSD Super-Cepat di Console Next-Gen dan Implikasinya di PC Gaming

Tidak bisa dipungkiri, kartu grafis dan prosesor merupakan dua komponen terpenting dari sebuah gaming PC secara keseluruhan. Namun kalau melihat tren yang bakal segera dipopulerkan oleh console next-gen, ke depannya media penyimpanan dengan kecepatan transfer data yang sangat cepat juga bakal punya peran yang tak kalah krusial.

Seperti yang kita tahu, baik PlayStation 5 maupun Xbox Series X sama-sama mengunggulkan SSD tipe NVMe dengan kecepatan baca yang fenomenal – PS5 hingga 5,5 GB/s, Series X hingga 2,4 GB/s. Semua itu dimungkinkan berkat penggunaan interface PCIe 4.0. Imbas positifnya sudah sangat jelas: waktu loading game dapat dipersingkat secara drastis.

Namun ternyata manfaatnya bisa lebih dari itu. Seperti yang sudah didemonstrasikan oleh Unreal Engine 5, SSD super-ngebut milik PS5 juga membuka peluang bagi developer game untuk menciptakan dunia yang lebih ekspansif, khususnya pada game dengan setting open-world, sebab aset tekstur yang diperlukan jadi bisa diakses secara real-time mengikuti ke mana gerakan kameranya.

Singkat cerita, eksistensi PS5 dan Xbox Series X bakal mengubah mindset para developer game. Ke depannya, mereka tidak akan lagi merasa terbatasi saat hendak merancang dunia dalam game yang begitu luas dan kompleks, dan sudah pasti tren yang sama juga bakal berlaku di PC.

Sebagai bukti, Microsoft baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka bakal menghadirkan API DirectStorage di PC. API ini dibangun di atas arsitektur Velocity yang Microsoft gunakan pada Xbox Series X, dan ini berarti developer bisa memanfaatkannya dalam pengembangan game dengan dunia yang lebih mendetail daripada sebelumnya.

Sabrent Rocket 4 Plus, salah satu dari segelintir SSD PCIe 4.0 berkecepatan ekstrem yang bakal hadir di pasaran / Sabrent
Sabrent Rocket 4 Plus, salah satu dari segelintir SSD PCIe 4.0 berkecepatan ekstrem yang bakal hadir di pasaran / Sabrent

Bukti lainnya, satu demi satu SSD PCIe 4.0 dengan performa ekstrem untuk PC mulai menyapa publik, dimulai dari bocoran spesifikasi Samsung 980 Pro beberapa waktu lalu, yang tercatat memiliki kecepatan baca hingga 7.000 MB/s dan tulis hingga 5.000 MB/s, alias dua kali lebih kencang daripada Samsung 970 Pro yang masih menggunakan interface PCIe 3.0.

Tidak lama setelahnya, giliran Sabrent yang memperkenalkan SSD PCIe 4.0 besutannya, Rocket 4 Plus. Kecepatan baca maksimumnya sama seperti milik Samsung (7.000 MB/s), akan tetapi kecepatan tulisnya diklaim sanggup menembus angka 6.850 MB/s.

Belum satu bulan berselang, Adata rupanya juga tidak mau ketinggalan. Mereka baru-baru ini menyingkap XPG Gammix S70, SSD PCIe 4.0 tercepat mereka yang menawarkan kecepatan baca paling tinggi – sampai 7.400 MB/s – dan kecepatan tulis sampai 6.400 MB/s.

Sayang sekali tiga SSD dari tiga pabrikan yang berbeda ini masih belum punya jadwal rilis, dan harganya pun juga belum diketahui hingga sekarang. Hal ini sebenarnya tidak mengagetkan, sebab sejauh ini memang belum ada game yang bisa benar-benar memaksimalkan kecepatan baca seekstrem itu, sehingga membelinya sekarang mungkin bakal terkesan sia-sia.

Lebih lanjut, konsumen juga tidak bisa segampang itu membeli SSD PCIe 4.0 lalu mengganti SSD lamanya, sebab motherboard dan prosesor yang dipunyainya belum tentu kompatibel. Sejauh ini, hanya motherboard AMD dengan chipset X570 atau B550 saja yang mendukung interface PCIe 4.0. Di kubu Intel, motherboard PCIe 4.0 malah belum eksis karena memang belum ada prosesor desktop Intel yang mendukung interface tersebut.

Trio kartu grafis Nvidia Ampere ini mendukung teknologi RTX IO, yang dirancang untuk melengkapi SSD berkecepatan tinggi / Nvidia
Trio kartu grafis Nvidia Ampere ini mendukung teknologi RTX IO, yang dirancang untuk melengkapi SSD berkecepatan tinggi / Nvidia

Kembali ke gagasan awal, ke depannya SSD NVMe PCIe 4.0 dengan kecepatan tinggi bakal menjadi syarat ekstra di samping kartu grafis kelas high-end jika kita mengincar kualitas grafik terbaik dari gamegame modern – bahkan Nvidia pun juga sudah mengamininya saat mengumumkan teknologi RTX IO. Yang harus dijadikan pertimbangan bukanlah soal seberapa singkat waktu loading yang dibutuhkan, tetapi seberapa mendetail tiap-tiap adegan dalam game bisa tersaji di hadapan pengguna.

Kita boleh saja masih menggunakan SSD SATA nantinya, tapi kita tidak boleh protes kalau ternyata grafik suatu game baru kelihatan lebih memukau di PC milik teman meski spesifikasi prosesor, kartu grafis, maupun RAM-nya sama persis, dan yang membedakan hanyalah SSD NVMe PCIe 4.0 yang dipakai oleh teman kita tersebut. Mungkin tidak dalam waktu dekat, melainkan satu atau dua tahun dari sekarang.

Controller PS4 Bisa Digunakan di PS5, Tapi Khusus untuk Memainkan Game PS4 Saja

Seperti yang kita ketahui, PlayStation 5 akan hadir bersamaan dengan controller baru bernama DualSense. Controller itu menawarkan sejumlah pembaruan yang cukup esensial meski gaya desainnya tidak berubah banyak, mulai dari adaptive trigger, teknologi haptic feedback, sampai mikrofon terintegrasi.

Namun yang menjadi pertanyaan banyak orang adalah, bisakah konsumen tetap memakai controller PS4 (DualShock 4) miliknya di PS5? Pertanyaan yang cukup wajar mengingat sebelum ini controller PS3 memang tidak kompatibel dengan PS4 (meski tentu ada saja cara untuk mengakalinya).

Lewat sebuah blog post, Sony mencoba memberikan klarifikasi. DualShock 4 maupun controller PS4 pihak ketiga lain bisa digunakan dengan PS5, tapi khusus untuk memainkan gamegame PS4 yang didukung saja. Kalau yang dimainkan adalah game PS5, maka konsumen membutuhkan controller DualSense.

Alasannya cukup sederhana, Sony percaya game yang diciptakan untuk PS5 harus bisa memaksimalkan kapabilitas baru dari sang console next-gen, termasuk halnya fitur-fitur anyar yang ditawarkan controller-nya. Contoh yang paling gampang tentu adalah fitur adaptive trigger, yang dirancang supaya beragam aksi dalam game seperti menarik tali busur panah bisa terasa lebih realistis. Dari sini kita tak perlu terkejut kalau Horizon Forbidden West bakal jadi salah satu penawaran eksklusif terbesar Sony untuk PS5.

Controller DualSense / Sony
Controller DualSense / Sony

Kalau dibandingkan dengan Xbox Series X, tampak bahwa PS5 jauh lebih ‘rewel’. Pasalnya, Xbox Series X bisa sepenuhnya dimainkan menggunakan controller Xbox One. Namun yang perlu kita ingat juga adalah, controller Xbox Series X sendiri memang tidak menawarkan banyak perubahan selain dari segi ergonomi.

Lalu bagaimana nasib periferal lain, seperti misalnya racing wheel, arcade stick, ataupun flight stick berlisensi resmi yang sudah konsumen miliki selama ini? Kabar baiknya, perangkat-perangkat tersebut masih bisa dipakai untuk memainkan game PS5 maupun game PS4 yang kompatibel. Meski demikian, Sony tetap tidak berani menjamin semuanya bakal kompatibel.

Untuk game VR, Sony memastikan bahwa PS Move Motion Controller maupun PS VR Aim Controller kompatibel dengan PS5, demikian pula PlayStation Camera, meski yang satu ini membutuhkan adaptor khusus.

Sumber: PlayStation Blog.