Rocket League Dikabarkan Akan Beralih Gunakan Unreal Engine 5

Posisi Rocket League yang kini menjadi game free-to-play di bawah bendera Epic Games pasca akusisi pengembangnya, Psyonix pada 2019, memang mengubah masa depan dari game-nya.

Game yang menggabungkan sepak bola dan mobil bertenaga roket ini memang sudah cukup berumur saat ini. Rocket League sendiri dirilis pada 2015 lalu yang berarti sudah berumur lebih dari 5 tahun sekarang. Namun karena model bisnis dari game ini yang kini diubah menjadi “game as service”, maka menghadirkan sekuel untuk Rocket League kelihatannya bukanlah rencana yang dipikirkan oleh Epic Games.

Dengan popularitas game-nya yang masih tinggi, Epic Games sepertinya lebih memilih untuk meningkatkan engine yang digunakan di dalam game-nya. Rocket League awalnya dibangun menggunakan Unreal Engine 3 dan kemungkinan besar game ini nantinya akan beralih ke engine terbaru Epic yaitu Unreal Engine 5.

Informasi ini mengemuka di forum Reddit setelah salah satu penggunanya bernama ryangoldfiish5 menemukan bahwa Psyonix tengah mencari anggota baru untuk membantu projek masa depan mereka seperti Rocket League: Sideswipe di mobile dan juga Rocket League yang pindah ke UE5 (Unreal Engine 5).

Sayangnya, kini kata-kata yang berhubungan dengan ‘Unreal Engine 5’ sudah dihapus dari lowongan pekerjaan tersebut. Namun Senior Community Manager dari Rocket League, Devin Connors menjelaskan bahwa pemindahan engine game ini merupakan projek jangka panjang dan sudah mulai berlangsung.

Screenshot: Reddit

“Meningkatkan teknologi di balik Rocket League, termasuk perpindahan ke UE5 memang sedang dikerjakan. Hal ini adalah projek jangka panjang bagi kami dan kami akan membagikan lebih banyak detail ketika kami siap untuk menunjukkan kepada para pemain apa yang akan datang berikutnya,” tulis Connors

Pengumuman tidak resmi ini ternyata disambut gembira oleh para fans. Apalagi para fans memang cukup antusias untuk menyambut musim keempat terbaru dari Rocket League yang baru saja diumumkan beberapa minggu lalu.

Meski begitu, Psyonix tentu masih memerlukan waktu untuk membawa game-nya ke dalam Unreal Engine 5 sebelum nantinya dapat dimainkan. Namun implementasi Unreal Engine 5 memang menjanjikan berbagai peningkatan terutama untuk masalah grafis yang akan memanjakan mata para pemainnya nanti.

Rocket League Akan Jadi Game Gratisan Tidak Lama Lagi

Lima tahun pasca diluncurkan pertama kali, Rocket League telah dimainkan oleh lebih dari 75 juta orang. Game sepak bola sekaligus mobil-mobilan akrobatik (soccar) itu terbukti sangat populer sekaligus punya ekosistem esports yang sehat, namun ternyata developer-nya (Psyonix) masih punya rencana yang lebih besar lagi.

Dalam waktu dekat, Psyonix bakal merilis update yang amat signifikan, sekaligus yang akan mengubah Rocket League menjadi game free-to-play. Ya, Rocket League tidak lama lagi bakal bisa dimainkan secara gratis di semua platform (PC, PS4, Xbox One), dan ini tentu berpotensi menumbuhkan komunitas pemainnya menjadi lebih besar lagi.

Psyonix berjanji untuk tidak mengubah gameplay Rocket League. Malahan, mereka akan menyempurnakan fitur-fitur seperti Tournaments dan Challenges, serta membenahi tampilan menunya supaya lebih mudah dinavigasikan, terutama bagi para pemain baru. Bersamaan dengan debut Rocket League sebagai game gratisan, platform distribusi versi PC-nya juga akan dipindah dari Steam ke Epic Games Store.

Tentu saja kita tidak perlu terkejut mendengar berita ini, sebab Epic Games memang sudah mengakuisisi Psyonix sejak tahun lalu. Pasca pergantiannya menjadi game free-to-play, Rocket League bakal lenyap dari Steam, akan tetapi pemain lama tetap bisa memainkannya sekaligus menerima update lewat platform milik Valve tersebut.

Selain gratis, Rocket League nantinya juga akan mendukung fitur cross-platform sepenuhnya. Ini berarti semua pemain bisa membawa progresnya dari satu platform ke yang lain – dari console ke PC ataupun sebaliknya – menggunakan satu akun Epic Games. Progres yang dimaksud di sini mencakup semua item yang dimiliki dan pernah dibeli, progres Rocket Pass maupun Competitive Rank.

Bicara soal pernah membeli, apakah mereka yang sudah membeli Rocket League dan memainkannya sejak lama akan mendapat fasilitas ekstra? Tentu saja. Semua pemain yang membeli Rocket League sebelum versi gratisannya meluncur nanti – saat ini versi PC-nya di Steam dibanderol Rp 136 ribu – bakal menerima sejumlah hadiah. Berikut rinciannya:

  • Semua Rocket League-branded DLC yang dirilis sebelum free-to-play
  • Titel “Est. 20XX” dengan “XX” yang mengindikasikan tahun pertama pemain menyentuh Rocket League
  • 200+ common item yang telah di-upgrade ke kualitas “Legacy”
  • Golden Cosmos Boost
  • Dieci-Oro Wheels
  • Huntress Player Banner

Psyonix sejauh ini belum memastikan kapan persisnya versi gratisan Rocket League bakal dirilis. Mereka cuma bilang “later this summer“, yang berarti tidak akan lewat dari bulan September 2020.

Sumber: Polygon dan Psyonix.

Epic Games Akuisisi Perusahaan Developer Rocket League, Psyonix

Sebuah kabar yang bisa jadi kabar baik atau kabar buruk tergantung dari pandangan Anda, baru-baru Epic Games mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi perusahaan developer Rocket League, Psyonix. Akuisisi ini diumumkan oleh Psyonix lewat situs resminya pada hari Rabu, tanggal 1 Mei 2019 kemarin. Namun Psyonix juga menjelaskan bahwa saat ini akuisisi tersebut masih dalam proses, yang akan berakhir sekitar akhir Mei hingga awal Juni 2019.

Anda mungkin bisa menebak apa dampak akuisisi ini terhadap Rocket League. Menurut Psyonix, di jangka pendek, Rocket League tidak akan mengalami perubahan. Mereka tetap akan memberi dukungan serta konten-konten baru di seluruh platform. Namun di jangka panjang, Psyonix ingin memboyong Rocket League ke Epic Games Store. Menurut pernyataan mereka, perpindahan platform ini akan membantu mereka “menumbuhkan game ini di cara-cara yang sebelumnya tidak memungkinkan”.

Rocket League - Screenshot
Sumber: Psyonix

Psyonix tidak menyebut soal eksklusivitas dalam situs resminya. Namun dalam laporan Kotaku yang bersumber dari siaran pers Epic Games, tampaknya hal itu akan terjadi. Hingga akhir 2019 Rocket League akan tetap dijual di Steam, tapi begitu Rocket League pindah ke Epic Store, penjualan versi Steam akan dihentikan. Mereka yang sudah memiliki Rocket League di Steam tetap akan mendapat dukungan update seperti versi lainnya.

Selain masalah perpindahan marketplace, Psyonix menyatakan bahwa pada dasarnya tidak akan ada yang berubah. Tim dalam Psyonix tetap sama, komitmen mereka untuk menghadirkan hiburan lewat Rocket League tetap sama. Bedanya, sekarang mereka memiliki pengalaman dan kekuatan dari Epic Games sebagai sokongan.

Sementara itu dari segi esports, Psyonix juga merasa bahwa langkah ini merupakan langkah tepat karena mereka kini jadi bisa memperoleh jangkauan audiens serta sumber daya yang jauh lebih besar. Mereka menjanjikan esports yang lebih menarik di masa depan, salah satunya adalah final Rocket League Championship Series (RLCS) Season 7 yang akan digelar pada tanggal 21 – 23 Juni di Prudential Center, Newark, New Jersey. Namun selain itu mereka tidak membeberkan rencana lebih jauh.

“Perang” antara Epic Games Store dan Steam hingga kini masih terus berlanjut, dan penambahan Rocket League ke dalam pustaka milik Epic Games merupakan langkah besar yang membuat persaingan tersebut kian memanas. Menurut CEO Epic Games, Tim Sweeney, Valve sebagai perusahaan induk Steam memiliki masalah besar dengan program mereka yang mengambil hingga 30% keuntungan dari para developer game.

Sweeney sempat berkata bahwa ia akan menghentikan perang eksklusivitas ini apabila Valve mau menurunkan potongan keuntungan. Epic Games Store sendiri hanya mengambil keuntungan sebesar 12% dari developer, menjadikannya lahan bisnis menjanjikan yang dengan cepat mendapat simpati dari banyak developer besar. Hingga kapan persaingan dua marketplace ini akan berlangsung, kita tunggu saja bagaimana langkah Valve ke depannya.

Sumber: Psyonix, Epic Games

Gamer Rocket League di PS4 Kini Bisa Bermain Bersama Pemain di Xbox One dan Switch

Melihat perkembangan industri gaming di 2018, tak sulit menebak apa yang akan terjadi di tahun ini. Developer boleh jadi terus gencar menerapkan strategi ‘video game sebagai layanan’, lalu akan bertambah banyak pula permainan-permainan yang mendukung cross-platform play. Fitur di mode multiplayer ini memungkinkan gamer di platform berbeda untuk bermain bersama.

Namun ketika PC, Xbox One, Switch, sampai perangkat bergerak dengan gembira merangkul cross-play, Sony malah merasa keberatan. Alasannya bisa ditebak, dan sangat berkaitan dengan bisnisnya. Penolakan terhadap fitur ini direalisasikan lewat pemblokiran terhadap sejumlah permainan seperti Rocket League dan Minecraft. Tapi menyadari keputusan mereka itu telah menutup ‘pintu rezeki’, akhirnya dibukalah akses cross-platform play Fortnite di PlayStation 4.

Dan di bulan Januari ini, Sony Interactive Entertainment turut menghadirkan dukungan cross-play secara penuh di Rocket League. Lewat langkah ini, para gamer PlayStation 4 diperkenankan buat menikmati permainan sepak bola berbasis mobil itu bersama pemain di Xbox, Switch dan PC via Steam. Tim Psyonix sebetulnya sudah menyiapkan fitur ini sejak lama, yang mereka tunggu adalah lampu hijau dari sang pemilik platform.

Sebelumnya, para pemain Rocket League di PS4 hanya bisa ber-multiplayer bersama gamer PC. Berkat kehadiran ‘full cross-platform play‘, untuk pertama kalinya mereka bisa bertanding Rocket League melawan gamer Switch dan Xbox One. Perlu diketahui bahwa status cross-play di PlayStation 4 saat ini masih berada di tahap beta, jadi fitur-fiturnya masih belum terlalu lengkap. Buat sekarang, sistem matchmaking online masih bekerja secara acak, sudah diimplementasikan pada mode casual, kompetitif dan Extra Modes.

Menariknya lagi, cross-play juga tersedia untuk match privat walaupun Anda dan kawan punya console berbeda. Kita dipersilakan buat menciptakan pertandingan, atau bergabung ke match yang telah dibuat.

Cross-platform play terhidang secara otomatis. Namun jika Anda ingin memastikannya, silakan masuk ke main menu dalam game, buka Options, kemudian pastikan boks Cross-Platform Play di tab Gameplay tercentang.

“Pengumuman ini sangat penting bagi Psyonix karena kami mengerti bagaimana komunitas sudah lama menanti fitur cross-platform play secara penuh,” tutur vice president Psyonix Jeremy Dunham. “Semua ini tercapai karena Anda, penggemar berat Rocket League, serta berkat para mitra yang dermawan. Mewakilkan seluruh tim, kami mengucapkan terima kasih atas antusiasme serta kegigihan Anda, untuk terus mendorong kami menghidangkan pengalaman bermain Rocket League yang lebih baik.”

Bermain Rocket League di Dunia Nyata dengan Hot Wheels Bukan Lagi Sebatas Impian

Rocket League resmi menjajaki ranah portable dengan diluncurkannya versi Nintendo Switch pada bulan November lalu. Sekarang, game olahraga konyol nan adiktif itu juga ingin menjajaki dunia nyata. Bukan melalui augmented reality, melainkan lewat seperangkat mobil R/C (remote control).

Mobil R/C-nya juga bukan sembarangan, melainkan yang dibuat oleh Mattel dan mengusung cap Hot Wheels. Dalam bundel bernama resmi Hot Wheels Rocket League RC Rivals Set ini, konsumen akan mendapatkan sepasang mobil R/C yang diambil dari game Rocket League, yakni Octane dan Dominus, sebuah bola berbekal sensor infra-merah, charging base untuk mobil dan bolanya, serta sebuah alas bermain yang menyerupai stadion dan dilengkapi papan skor LCD.

Masing-masing mobilnya dikendalikan dengan smartphone yang tersambung via Bluetooth. Setiap kali bolanya melewati garis gawang, sensornya akan langsung mendeteksi, dan papan skornya akan langsung di-update sekaligus membunyikan suara. Sayang detail yang diberikan Psyonix baru sebatas itu sekarang.

Hot Wheels Rocket League RC Rivals Set / Psyonix
Hot Wheels Rocket League RC Rivals Set / Psyonix

RC Rivals Set rencananya akan dijual bertepatan dengan musim liburan mendatang seharga $180. Para pembelinya nanti juga akan dihadiahi kode yang bisa ditukar dengan item di dalam game Rocket League.

Ini bukan pertama kalinya Rocket League berkolaborasi dengan Hot Wheels. Sebelumnya Rocket League sempat ‘mendigitalkan’ Hot Wheels lewat DLC khusus, dan kini giliran Rocket League yang ‘difisikkan’ menjadi mobil R/C.

Sumber: Psyonix.

Modding Game Rocket League Bakal Jadi Lebih Mudah Berkat Dukungan Steam Workshop

Seperti halnya Cities Skylines, Rocket League merupakan salah satu game yang sangat sukses berkat kontribusi para modder. Perbedaannya – selain genre-nya tentu saja – Cities Skylines dari awal sudah mendukung modding secara resmi, sedangkan pemain Rocket League masih harus memodifikasi file game secara manual.

Namun semuanya bakal jadi lebih mudah per bulan Desember mendatang, sebab Psyonix selaku developer Rocket League akan menghadirkan dukungan Steam Workshop secara resmi. Dengan dukungan ini, para modder bisa dengan gampangnya mengunggah level atau map – disebut Workshop Level – buatannya ke Steam Community Hub, dan pemain pun bisa mengaksesnya tanpa perlu memodifikasi file game lagi.

Nantinya, di Community Hub Rocket League akan tersedia seksi baru berlabel “Workshop” dimana pemain bisa mengunduh berbagai level unik kreasi para modder. Cukup klik tombol “Subscribe” di tiap-tiap Workshop Level, maka Steam akan mengunduhnya secara otomatis.

Setelahnya, pemain tinggal membuka menu “Extras” di dalam game dan memilih opsi “Workshop” untuk memainkan levellevel tersebut. Cara seperti ini jelas lebih praktis sekaligus bebas resiko error dibanding memodifikasi file game. Karena basisnya Steam, mod pun hanya dapat diakses oleh pemain Rocket League yang menggunakan PC, Mac atau Linux.

Buat para modder sendiri, Psyonix nantinya akan menyediakan Steam Workshop Uploader Tool guna memudahkan prosesnya. Terkait modding tool, sepertinya Psyonix tidak akan menyediakan tool khusus mengingat para modder sudah terbiasa memakai Unreal engine 3 UDK.

Sumber: VG24/7 dan Psyonix.