XBlockchain Summit 2018 Sukses Tunjukkan Berbagai Inovasi Produk Blockchain

XBlockchain Summit 2018 sukses dilaksanakan pada 9-10 Oktober 2018 lalu di Bali. Sekurangnya acara tersebut dihadiri oleh 500 peserta dari 20 negara. Mereka datang dari berbagai kalangan, mulai dari industri, akademisi, pemerintahan hingga pakar.

Konferensi dua hari tersebut menyoroti beberapa aspek pengembangan masa depan blockchain. Mulai dari aksesibilitas cryptocurrency, ekonomi blockchain, kerangka kebijakan digital, teknologi inklusi hingga penerapan blockchain dalam korporasi. Sekitar 50 pemateri menyampaikan studi kasusnya terkait dengan blockchain.

Tema utama yang diangkat dalam konferensi ialah penggunaan solusi inovatif dan jangka panjang berbasis blockchain untuk pasar global. Beberapa perusahaan blockchain yang turut serta termasuk IBM, Pundi X, NEM.io Foundation dan sebagainya.

“Ketika kita berbicara tentang blockchain, itu bukan [hanya] tentang teknologi keuangan; ini penting untuk pendidikan, kesehatan, sektor energi, hingga investasi. Di mana-mana kita berbicara tentang reformasi, perubahan dan tantangan,” ujar Loreta Maskaliovienė, Wakil Menteri Keuangan Republik Lithuania dalam sesinya.

“Teknologi baru datang ke kehidupan sehari-hari untuk semua orang. Kita seharusnya tidak menutup mata.”

Sebagai salah satu peserta, Pundi X tidak menyia-nyiakan kesempatan. Di sela-sela konferensi, mereka memperkenalkan perangkat terbarunya berbasis blockchain bernama XPhone. Perangkat tersebut merupakan layanan panggilan telepon berbasis blockchain pertama. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa blockchain dapat mendesentralisasikan semua jenis data. Perangkat telepon yang didemokan berjalan protokol khusus yang dimiliki Function X OS.

Selain Pundi X ada juga Poseidon Foundation, mereka meluncurkan solusi berbasis blockchain yang memungkinkan pengguna melestarikan hutan di bumi melalui kredit karbon berkualitas tinggi. Inisiatif tersebut meluncurkan sebuah token kripto bernama OCEAN.

Danny Baskara selaku Founder & CEO Vexanium turut memberikan pemaparan dalam konferensi. Ia menyampaikan sebuah studi kasus penerapan blockchain untuk platform loyalitas pelanggan.

Dengan konferensi ini, setidaknya banyak hal yang menjadi lebih terang, berkaitan dengan adopsi blockchain. Harapannya acara ini dapat menginspirasi dan terus meningkatkan popularitas dan implementasi blockchain ke depannya. XBlockchain Summit akan diadakan lagi tahun depan, pada 29-30 Maret 2019 bertempat di Brazil.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner XBlockchain Summit 2018

Hara dan Pundi X Siapkan XPOS, Point of Sales Berbasis Blockchain

Layanan agritech berbasis data Hara dan layanan fintech berbasis blockchain Pundi X menyiapkan XPOS, sebuah perangkat point of sales berbasis blockchain yang akan didistribusikan ke petani untuk memfasilitasi pengumpulan data dan inklusi keuangan yang diawali untuk seluruh desa di Indonesia. Nantinya perangkat ini akan dikembangkan untuk tujuh negara berkembang yang menjadi target pasarnya.

Hara selama ini mengumpulkan data secara real time tentang informasi pertanian dan memberikan insentif kepada pemain ekosistem dalam bentuk aset digital, berupa Hara Token. XPOS menjadi alat yang memfasilitasi transaksi menggunakan Hara Token ini.

XPOS segera didistribusikan ke setiap daerah yang berpartisipasi, dengan perkiraan pemakaian satu perangkat untuk setiap 200 petani. Tahun lalu Hara disebut telah mengumpulkan data pertanian dari 10.000 petani di seluruh Indonesia.

Pemanfaatan XPOS sebagai cara monetisasi Hara Token diharapkan membantu mendorong inklusi finansial. Disebutkan banyak petani yang sampai sekarang masih unbanked dan tidak mampu mencari bantuan ke bank (misalnya karena membutuhkan jaminan sertifikat tanah atau kepemilikan NPWP) untuk mendorong peningkatan kualitas hidupnya.

Hara sendiri saat ini sedang melakukan proses ICO melalui Liquid ICO Market dan Tokenomy Launchpad.

Prioritas di tujuh negara berkembang

Selain Indonesia, Hara memiliki prioritas di tujuh pasar pertanian di wilayah Asia Selatan, Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Afrika Timur. Mereka berharap bisa menjangkau hingga dua juta mitra pengguna di kawasan ini di masa depan.

Data pertanian tersebut dimanfaatkan, menggunakan teknologi big data dan IoT, untuk meningkatkan efisiensi sumberdaya pertanian dan menghindari pemborosan. Keuntungan tersebut diklaim secara langsung dapat menguntungkan para petani.

“Tujuan kami adalah untuk membawa manfaat teknologi blockchain dan pembayaran digital kepada konsumen yang tidak memiliki rekening bank serta meningkatkan inklusi keuangan dan kemandirian. Kami bangga XPOS akan segera diluncurkan diantara jaringan mitra pertanian HARA, serta mampu membantu memfasilitasi rencana mereka menjadi lebih baik, misalnya menjadi sektor yang siginifikan dalam berkontribusi di perekonomian dunia dan kehidupan ratusan juta orang bergantung pada sektor ini,” ujar Constantin Papadimitriou, Presiden dan Co-Founder Pundi X.

Regi Wahyu, CEO Hara, menambahkan, “Hara dibentuk dan didedikasikan untuk menghubungkan bagian yang hilang di pertanian global demi kepentingan semua orang yang terlibat dalam rantai pasok (supply chain). Data yang sudah kami kumpulkan dari petani membawa manfaat bagi sektor riil lainnya, seperti transportasi, konsumen, serta apapun kepentingan penjualan barang/jasa dan terutama kepada pemerintah.”

“Kehadiran XPOS dalam ekosistem kami, memungkinkan untuk menghubungkan mata rantai yang hilang, yaitu tahap proses pelayanan pembayaran digital untuk populasi yang sebagian besar tidak memiliki rekening bank dalam sektor yang ingin kami atasi, yakni sektor pertanian global.”

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Dorong Pengembangan dan Regulasi, Asosiasi Blockchain Indonesia Resmi Berdiri

Menyusul perkembangan industri blockchain yang semakin masif di dunia, termasuk Indonesia, enam perusahaan blockchain tanah air berinisiatif mendirikan Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI). ABI resmi berdiri pada 21 Maret 2018.

Keenam perusahaan blockchain ini adalah Blocktech Indonesia, Blockchain Zoo, IndoDAX, Indonesian Blockchain Network, Luno, dan Pundi X. CEO IndoDAX Oscar Darmawan ditunjuk sebagai Ketua Umum ABI.

Dalam sambutannya, Oscar mengungkapkan bahwa teknologi blockchain sebagai teknologi generasi 4.0 diyakini menjadi salah satu pilar penting terhadap pengembangan sektor industri di Indonesia.

ABI disebut membawa sejumlah visi dan misi untuk dapat mendorong kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha untuk mengembangkan teknologi blockchain dan cryptocurrency di Indonesia.

Diharapkan ABI dapat membuka dialog dengan pemerintah dan mengumpulkan data transaksi investasi yang masuk ke para pemain blockchain di Indonesia.

Sebagai langkah awal, ABI telah menjadi anggota Kamar Dagang Indonesia (KADIN). Pihaknya tengah merumuskan berbagai program sembari melakukan dialog dengan pemerintah untuk pengembangan blockchain.

Mengingat asosiasi ini baru saja berdiri, pihaknya belum memiliki data transaksi investasi yang sudah masuk dan diterima para pemain blockchain di Indonesia.

“Kebanyakan perusahaan blockchain masih berbentuk perusahaan rintisan dan teknologi ini juga masih terbilang baru di Indonesia. Makanya, kami harap asosiasi ini dapat mendorong pengembangannya,” ujar Oscar ditemui di peresmian Asosiasi Blockchain Indonesia, Rabu (21/3/2018).

Bagi Oscar, banyak kesalahpahaman terjadi pada masyarakat terhadap teknologi blockchain. Masyarakat hanya tahu bahwa blockchain itu adalah bitcoin dan mata uang crypto. Padahal, adopsi blockchain dapat diterapkan ke berbagai macam sektor industri.

“Sebetulnya tanpa kita sadari nanti di masa depan kita sudah mengadopsi blockchain untuk berbagai aktivitas kita, karena sesungguhnya teknologi ini adanya di belakang, bukan di depan,” jelas Oscar.

Yos Ginting yang ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pengawas ABI mengatakan, pengembangan blockchain di Indonesia akan menemui sejumlah tantangan. Salah satu yang terbesar adalah regulasi mengingat teknologi ini belum memiliki payung hukum.

“Kita belum memiliki regulasi atau sistem yang sekiranya dapat berjalan berdampingan dengan pengembangan teknologi blockchain di Indonesia. Untuk itu, kami harap dapat menjadi mitra pemerintah dan swasta.”

 

Pundi X Mulai Distribusikan Perangkat POS Berbasis Cryptocurrency di Indonesia

Pundi X dengan platform POS (Point of Sale) berupaya memudahkan masyarakat melakukan transaksi berbasis cryptocurrency untuk keseharian. Perangkat POS dari Pundi X akan bisa digunakan di toko atau merchant sehingga masyarakat lebih mudah untuk menjangkaunya.

Di awal tahun 2018 ini, Pundi X akan melanjutkan crowdsale pada tanggal 21 Januari hingga 31 Januari. Selain itu Pundi X juga tengah gencar mempromosikan perangkat Pundi X di beberapa negara. Dari informasi yang kami terima, Pundi X akan memulainya di Jakarta, Bali dan Singapura, kemudian di lanjutkan ke negara-negara lain.

“Untuk tahun 2018, kami akan fokus untuk mendistribusikan perangkat POS kami sebagai starting point di Jakarta, Bali, dan Singapura. Selain itu kami juga akan mencari rekanan untuk bekerja sama mengembangkan Pundi X. Sejauh ini banyak sekali pemain besar di dunia blockchain yang telah bekerja sama dengan Pundi X, seperti NEM, Stellar Lumens dan QTUM,” jelas Product Manager Pundi X Indra Winarta.

Pundi X direncanakan akan meluncurkan tiga buah perangkat yang berbeda-beda. Perangkat-perangkat tersebut dibuat untuk menyesuaikan merchant. Misalnya X POS 1 yang memiliki codename Mount Agung. Disediakan untuk merchant atau toko yang memiliki tempat terbatas, seperti cafe atau restoran.

Lalu perangkat POS yang memiliki codename Halla, disiapkan dengan layar besar dan didesain untuk merchant atau toko yang memiliki tempat kosong lumayan besar seperti toko-toko ritel. Untuk perangkat versi kedua (Jade Dragon Snow Mountain) dan ketiga (Halla) sudah dikembangkan dan bisa menerima pembayaran menggunakan kartu kredit Visa dan Master.

Indra menjelaskan untuk masa awal pihaknya hanya meluncurkan perangkat POS dalam jumlah kecil. Namun pihaknya juga telah mengirimkan beberapa perangkat POS ke beberapa negara seperti Amerika, Jepang, India, Korea Selatan, dan Inggris untuk melakukan pengujian oleh tim expert Pundi X yang ada di masing-masing negara tersebut.

Indonesia menjadi salah satu negara awal Pundi X. Sejauh ini belum ada aturan yang melarang jual beli cryptocurrency sehingga Bali dipilih menjadi salah satu kota awal.

“Sejauh ini, aturan di Indonesia hanya melarang penggunaan cryptocurrency sebagai alat tukar. Untuk transaksi jual-beli barang kami akan mematuhi aturan ini di Indonesia. Kami akan berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku,” terang Indra.

Cryptocurrency, terlebih Bitcoin sekarang memang menjadi salah satu topik bahasan yang mulai banyak dibicarakan. Pihak Pundi X juga menuturkan bahwa pihaknya tertarik untuk mengenalkan teknologi blockchain di Indonesia, karena blockchain pada dasarnya tidak hanya soal cryptocurrency atau Bicotin. Masih banyak solusi yang bisa dihadirkan oleh teknologi blockchain.

“Untuk itulah, kami sangat bangga dapat menjadi salah satu anggota pertama dari Asosiasi Blockchain Indonesia terdiri dari beberapa pemain blockchain di Indonesia, seperti Oscar Darmawan, CEO dari Bitcoin Indonesia sehingga kami dapat mengedukasikan blockchain ke seluruh penjuru Indonesia,” pungkas Indra.

Pundi X Berhasil Kantongi $4 Juta di Periode Pre-Sale ICO

Pundi X salah satu perusahaan yang menyediakan solusi berupa perangkat dan sistem POS (Point of Sale) berbasis cryptocurrency baru saja menyelesaikan masa pre-ICO (Initial Coin Offering) mereka. Berlangsung hampir satu bulan, Pundi X berhasil mengumpulkan dana sebesar $4 juta. Selanjutnya Pundi X akan memulai ICO pada saat 20 November hingga 20 Desember.

Keberhasilan ini disambut baik oleh Product Manager Pundi X Indra Winarta. Ia juga berterima kasih atas kepercayaan dari para investor dan sambutan masyarakat untuk proyek Pundi X ini. Salah satu bentuk antusiasme masyarakat juga tergambar dari suksesnya acara meetup di Jakarta, Singapura, Seoul, Tokyo dan co-founder Pundi X juga didapuk menjadi pembicara di beberapa acara bertajuk Blockchain.

Indra nilai keberhasilan pre-sale ICO Pundi X mendulang kesuksesan karena konsep dari Pundi X yang menarik bagi investor. Pundi X disebut menjadi proyek pertama yang menggunakan perangkat keras (mesin POS) untuk cryptocurrency yang kebanyakan menggunakan kartu debit yang diterbitkan Visa. Pundi X juga diklaim bisa diintegrasikan dengan proyek-proyek cryptocurrency lainnya sebagai kanal distribusi sehingga potensi Pundi X untuk berkembang terbuka lebar.

“Pundi X juga memiliki berbagai macam fitur yang dapat diaktif/nonaktifkan berdasarkan regulasi yang berlaku di suatu negara, sebagai contoh regulasi di Indonesia tidak mengizinkan penggunaan cryptocurrency/mata uang lain sebagai alat tukar (hanya rupiah). Maka kami menonaktifkan fitur Berbelanja dengan Cryptocurrency dan hanya memperbolehkan konsumen untuk menjual cryptocurrency-nya terlebih dahulu (ditukar menjadi rupiah) sebelum melakukan transaksi pembelian barang,” ujar Indra menjelaskan.

Setelah masa pre-sale ICO lewat Pundi X akan fokus pada ICO yang akan berlangsung pertengahan November. Dana yang dikumpulkan pada masa pre-sale ICO merupakan 5% dari total target ICO secara keseluruhan, jadi dengan kata lain masih terdapat 95% dari total target $80 juta yang berusaha dipenuhi selama masa ICO.

Sementara untuk saat disinggung mengenai rencana ke depan Indra menjelaskan:

“Dalam waktu dekat ini, kami akan melakukan roll out perangkat Pundi X POS kami ke beberapa kota (Jakarta, Bali, Singapore, Seoul, dan Tokyo) untuk pilot testing project kami. Setelah ICO, kami akan mendistribusikan Pundi X POS di merchant-merchant di Jakarta dan Singapore (karena masyarakat di sana sangat antusias akan proyek ini).”

Menilik Kepopuleran Bitcoin di Indonesia

Sebagai salah satu negara berkembang di dunia Indonesia tidak luput dari kepopuleran bitcoin. Salah satu buktinya adalah mulai banyak masyarakat Indonesia yang memiliki bitcoin dan tergabung dalam forum-forum pembahasan bitcoin. Founder Bitcoin.co.id Oscar Darmawan, sebuah platform jual beli Bitcoin, Ethereum dan Digital Asset lainnya memaparkan bagaimana kondisi penerimaan masyarakat Indonesia terhadap Bitcoin.

Dalam presentasinya, Oscar menyambut cukup baik peningkatan kepopuleran Bitcoin di Indonesia. Namun Oscar juga menyampaikan bahwa tidak hanya Bitcoin, kepopuleran cryptocurrency juga akan meningkat di Indonesia jika koin tersebut menunjukkan peningkatan nilai yang cukup signifikan.

“Di Indonesia tidak ada pelanggan yang loyal untuk (sebuah) cryptocurrency tapi percayalah, jika cryptocurrency Anda naik cukup cepat cryptocurrency Anda akan dapat banyak penggemar,” jelas Oscar.

Kepopuleran Bitcoin (tidak hanya di Indonesia) diramalkan CEO Satoshi School Jorg Molt akan terus berlanjut untuk lima tahun ke depan. Hal tersebut disampaikan Jorg Molt dalam presentasinya di acara dalam konferensi BlockBali 2017 yang diselenggarakan oleh Blackarrow Conferences. Namun kepopuleran Bitcoin diprediksi tidak akan diikuti oleh koin-koin lainnya. Hal ini karena banyak orang mulai melihat banyak ICO (Initial Coin Offering) sebagai scam dan lantas ditinggalkan. Sebagai cryptocurrency yang terus menguat, Jorg juga memprediksi bahwa pemerintah juga akan berusaha menghentikan laju Bitcoin.

“Anda tidak akan bisa menghentikan orang-orang menggunakan Bitcoin,” ungkap Jorg.

Tantangan bitcoin di Indonesia

Kepopuleran bitcoin di Indonesia bukan tanpa masalah. Banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mengadopsi lebih lanjut cryptocurrency. Oscar sebagai salah satu orang yang sangat peduli dengan isu cryptocurrency di Indonesia memaparkan hal-hal yang menjadi tantangan adopsi cryptocurrency di Indonesia. Yang pertama adalah tidak ada klasifikasinya jelas untuk cryptocurrency, apakah komoditas atau mata uang.

Masalah kedua adalah scam. Masyarakat Indonesia sudah akrab dengan iming-iming cepat kaya melalui MLM (Multi Level Marketing) tidak berlisensi yang menawarkan skema ponzi yang berakhir penipuan. Hal ini bisa meningkatkan rasa skeptis masyarakat terhadap cryptocurrency.

Masalah lain yang tak kalah krusial adalah soal pemahaman mengenai cryptocurrency dan tingginya masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan. Dua persoalan ini tak kalah penting, karena kaitannya dengan penerimaan di masyarakat.

Bisnis cryptocurrency di Indonesia

Bisnis cryptocurrency sebenarnya memiliki potensi yang cukup luas, salah satunya untuk kemudahan pembayaran. Hanya saja aturan untuk itu di Indonesia masih belum jelas. Hal ini membuat para pebisnis masih bergerak di sektor jual-beli cryptocurrency. Seperti yang dilakukan Bitcoin.co.id dan Pundi X.

Nama terakhir bahkan membuat terobosan dengan memperkenalkan alat untuk jual beli bitcoin dan koin lain yang bisa dipasang di merchant atau gerai-gerai mini market. Dalam demonstrasinya, Founder Pundi X Zac Cheah mengenalkan sebuah alat yang bisa digunakan untuk jual beli cryptocurrency. Alat tersebut juga didesain untuk memudahkan pemilik cryptocurrency berbelanja, hanya saja lagi-lagi karena masalah regulasi hal tersebut tampak belum bisa diwujudkan.


Disclosure: DailySocial adalah media partner BlockBali 2017 yang diselenggarakan oleh Blackarrow Conferences

Pundi X Luncurkan Layanan POS untuk Cryptocurrency

Cryptocurrency tampaknya menjadi salah satu tema populer untuk pengembangan bisnis startup. Nilai Bitcoin yang terus naik menjadi daya pikat dan peluang tersendiri yang mungkin bisa dimanfaatkan oleh startup. Pundi X, salah satu startup yang berkecimpung di sektor blockchain dan cryptocurrency baru-baru ini telah meluncurkan layanan Pundi X POS.

Pundi X POS (Point on Sales) merupakan sebuah layanan yang memungkinkan pengguna membeli atau menjual cryptocurrency di merchant-merchant terdaftar. Sekaligus memberikan kesempatan bagi pengguna menggunakan cryptocurrency yang mereka miliki untuk membeli barang-barang di merchant tersebut.

Layanan Pundi X POS ini bekerja dengan satu set perangkat lengkap. Alat yang nantinya terpasang di merchant termasuk X Pass Smart Card yang digunakan pengguna dan beberapa layanan pendukung seperti Bitcoin Wallet Apps yang nantinya menampung nilai yang dimiliki pengguna. Dengan diluncurkannya Pundi X POS ini diharapkan pengguna bisa dengan mudah melakukan transaksi cryptocurrency dan membeli barang-barang yang ada di merchant.

Pundi X POS

“Target pengguna kami adalah semua orang yang menyambut dan mengerti cryptocurrency. Jika Anda bertanya mengenai target merchant, kami akan mengatakan bahwa kami akan memfasilitasi berbagai macam merchant dengan Pundi X POS di mana orang dapat membeli atau menjual cyrpto dari para merchant tersebut,” ujar CEO Pundi X Zac Cheah.

Tantangan terbesar Pundi X POS ini adalah memasyarakatkan cryptocurrency kepada masyarakat awam. Diakui Zac, saat ini masih sedikit masyarakat yang tidak memiliki cryptocurrency. Zac sendiri berambisi untuk memudahkan masyarakat membeli, menjual dan memiliki cryptocurrency.

“Kami ingin mengubahnya (jumlah kepemilikan cryptocurrency) dengan memudahkan proses membeli dan memiliki cryptocurrency semudah membeli air mineral di toko. Langkah pertama untuk adopsi yang lebih banyak adalah, kami akan membuat banyak kampanye di dunia dan di seluruh dunia untuk mengedukasi masyarakat mengenai bagaimana mudahnya memiliki Bitcoin dan cryptocurrency,” papar Zac.

Lebih lanjut Zac juga menjelaskan pihaknya akan menghabiskan tiga tahun ke depan untuk membangun jangkauan ke pusat perbelanjaan, pedagang retail, outlet, kafe, restoran dan toko-toko lainnya. Tujuannya untuk memudahkan pengguna menggunakan cryptocurrency mereka di merchant terdekat.

Selanjutnya, Indonesia akan menjadi pasar utama. Setelahnya mungkin Pundi X POS akan segera berekspansi ke Thailand, Malaysia, dan beberapa pasar Asia tenggara lainnya. Pundi X juga berencana masuk ke pasar global dengan mengimplementasikan model agen partnership.