Qlue Dukung Pemerintah Kota Probolinggo Wujudkan Smart City

Qlue kembali menunjukkan diri sebagai salah satu layanan dengan inovasi yang bisa dimanfaatkan oleh pemerintah dalam pengelolaan kota secara digital. Yang terbaru adalah dideklarasikannya Probolinggo Smart City akhir September lalu. Salah satu langkah awal untuk mewujudkannya adalah dengan diresmikannya Probolinggo Command Center.

Command Center milik pemerintah Probolinggo ini nantinya bisa dipergunakan untuk menyajikan informasi mengenai keadaan kota lengkap dengan kemampuan integrasi data dan aplikasi hingga analisis data, sehingga nantinya pengelolaan kota diharapkan bisa lebih efektif dan efisien.

VP of Sales Qlue Indonesia yang turut hadir dalam acara soft launching Probolinggo Command Center mengatakan:

“Qlue mengapresiasi keberanian dan langkah nyata Pemerintah Kota Probolinggo dalam mewujudkan smart city. Karena seperti kita ketahui, mewujudkan sebuah smart city dibutuhkan komitmen kuat dari pemerintah, serta partisipasi yang besar dari warga. Berharap dengan komitmen yang sudah dideklarasikan oleh Pemerintah Kota Probolinggo ini, warga Probolinggo menjadi lebih peduli terhadap keadaan kotanya sehingga tercipta sinergi yang kuat antara Pemerintah dengan Warga yang dilengkapi dan dimudahkan bantuan teknologi.”

Selain Probolinggo Command Center pihak Qlue juga berharap ke depan platform smart city milik pemerintah Probolinggo juga dilengkapi dengan penggunaan aplikasi Qlue oleh warga sebagai salah satu kanal aspirasi sehingga platform dapat dimaksimalkan menjadi pusat data serta analisis berbasis laporan warga. Hal tersebut nantinya diharapkan bisa menjadi dasar yang kuat bagi para pemimpin untuk pengambilan keputusan dalam pemerintahan kota Probolinggo.

Sementara itu di sisi lain Rukmini selaku Walikota Probolinggo memberikan keterangan bahwa penandatanganan MoU Smart City ini menjadi salah satu bukti bahwa Pemerintah Kota Probolinggo sangat peduli untuk memenuhi kebutuhan kota dengan dukungan TIK. Ia berharap ke depannya dengan penerapan konsep Smart City di Probolinggo pihaknya bisa memaksimalkan pelayanan masyarakat untuk menjadi lebih baik lagi.

Untuk informasi selain aplikasi pelaporan warga Qlue juga memiliki Qlue Help Desk, sebuah dashboard untuk memantau pelaporan dan keluhan sehingga bisa ditangani dengan cepat dan juga memiliki inovasi di bidang Internet of Things (IoT) yakni Qlue Smart Trash Bin, sebuah teknologi baru yang nantinya akan terintegrasi dengan dashboard Jakarta Smart City.

Daftar Inisiatif Pengembangan Produk Internet of Things di Indonesia

Tren Internet of Things (IoT) secara perlahan makin diminati oleh pengembang di Indonesia untuk mengusung berbagai jenis layanan. Mulai dari perusahaan (khususnya Telco) hingga pengembang di universitas mulai merumuskan berbagai ide penerapan teknologi IoT dalam berbagai kebutuhan. Beberapa produk bahkan saat ini sudah siap pakai dan diujikan.

Berikut ini adalah daftar inisiatif pengembangan produk IoT di Indonesia yang mulai meramaikan pangsa pasar teknologi dan bisnis.

Cubeacon

Produk teknologi yang diusung Cubeacon memudahkan para pedagang untuk dapat memantau aktivitas para pelanggan mereka melalui smartphone. Dengan perangkat tersebut, para pedagang dapat memantau pergerakan dari para pelanggan mereka melalui aplikasi yang terpasang pada smartphone sang pelanggan.

Cubeacon dikembangkan di Surabaya dan di Jepang
Cubeacon dikembangkan di Surabaya dan di Jepang

Perangkat Cubeacon tersebut memiliki bentuk menyerupai sebuah kubus kecil dan memanfaatkan konektivitas bluetooth untuk dapat tersambung dengan beragam perangkat elektronik. Setiap satu paket pembelian produk Cubeacon ini berisi tiga buah Beacon dan sebuah baterai terpisah.

Application Information Will Show Up Here

 

DycodeX

DycodeX merupakan inisiatif berupa anak perusahaan dari pengembang software kenamaan asal Bandung DyCode untuk menyambut tren positif IoT di Indonesia. Menurut CEO DyCode dan DycodeX Andri Yadi langkah ini merupakan momen terbaik untuk mulai mengikuti arus tren IoT yang kini mulai hangat diperbincangkan. Diakui ekosistem itu sendiri masih muda, berdasarkan pengalaman mobile app bubble beberapa tahun silam DyCode justru ingin kembali menjadi pionir kali ini.

Layanan photo editing dan cetak bernama “Jepret” yang dimiliki DyCode akhirnya bermigrasi ke DycCodeX dengan nama Allegra. Intinya Allegra merupakan penyempurnaan dari segi kenyamanan dan mobilitas yang lebih baik dari keseluruhan layanan Jepret. Tak hanya itu, sejak peresmian DycodeX pada bulan April lalu mereka berhasil membangun tiga prototipe produk lainnya, seperti project name Button, Gallon dan Lamp.

eFishery

eFishery adalah alat pemberi pakan ikan otomatis. Alat ini tidak hanya mengotomatisasi pemberian pakan secara terjadwal dengan dosis yang tepat, tetapi juga mencatat setiap pemberian pakan secara real-time. Pengguna dapat mengakses data pemberian pakan kapan pun dan di mana pun . Tidak ada lagi masalah over-feeding, pemberian pakan ikan yang tidak teratur atau pakan yang diselewengkan. Secara spesifik, eFishery berusaha membantu peternak ikan dan udang, karena biasanya pemberian makan ikan menguasai antara 50 hingga 80 persen biaya operasi peternakan ikan.

Pemanfaatan eFishery di salah satu kolam peternakan ikan
Pemanfaatan eFishery di salah satu kolam peternakan ikan

eFishery juga dikenal sebagai startup yang sering memenangkan berbagai kompetisi startup tingkat global.  Model bisnis eFishery adalah menjual alat pemberi pakan pintar kepada peternak dan distributor. Lebih jauh, seperti halnya konsultan, mereka juga mendapatkan penghasilan dari biaya langganan pemakaian piranti lunak untuk memonitor dan menganalisis aktivitas pemberian pakan ikan secara real time di smartphone atau tablet tiap bulannya. Mereka mengklaim secara rata-rata optimasi yang dilakukan mengurangi jumlah makanan yang digunakan hingga sebesar 21 persen.

eMagic

eMagic (Enhance Managed IoT Connectivity), sebuah solusi M2M (Machine-to-Machine) besutan Indosat Ooredoo. Sistem ini dirancang untuk memudahkan pelanggan dalam menghubungkan dan mengelola perangkat dengan layanan full managed. Layanan full managed sendiri memungkinkan pengguna tidak direpotkan dengan aktivitas instalasi, operasi dan pemeliharaan. Biaya lebih efisien dan perangkat dapat beroperasi optimal menjadikan pelanggan dapat lebih fokus pada bisnis.

eMagic dapat diterapkan pada berbagai industri seperti ATM, EDC pada perbankan, gateway untuk sensor pada perusahaan oil and gas, broadcasting, ritel dengan live streaming, advertising dan small branches office, dan industri lain yang membutuhkan komunikasi data yang handal dan aman.

Fox Logger

Fox Logger GPS merupakan sebuah platform yang berfungsi sebagai sistem manajemen transportasi yang memungkinkan pengguna memantau aktivitas kendaraan. Pantauan tersebut meliputi jarak tempuh setiap harinya, lokasi parkir, cepat laju kendaraan, lama kendaraan menyala, pemakaian bahan bakar hingga mendeteksi keberadaan kendaraan berdasarkan letak geografis tertentu.

Dikembangkan oleh startup pimpinan Alamsyah Cheung, solusi yang ditawarkan merupakan sesuatu yang dibutuhkan para pengusaha di bidang logistik. Dengan Fox Logger GPS Technology mereka bisa dengan mudah memantau armada mereka hanya menggunakan gawai atau komputer. Di awal peluncurannya,  Fox Logger berhasil menjalin kerja sama dengan Pemprov DKI. Sistemnya berhasil menjawab kebutuhan Pemprov DKI atas alat monitoring truk sampah yang dimiliki Jakarta.

Application Information Will Show Up Here

 

Konekthing

Berdiri pada tahun 2012, startup yang bermarkas di Depok ini memiliki impian agar manusia tidak hanya mampu terhubung antar sesamanya saja, tetapi juga terhubung kepada seluruh benda di sekitarnya. Menurut mereka membangun konektivitas berarti turut membangun jembatan ke teknologi masa depan yang mampu mempermudah manusia melakukan segala aktivitasnya. Sejumlah produk yang dihasilkan oleh Konekthing, dana beberapa terkait dengan teknologi IoT adalah Xlogistik, Edu Tablet, Xchat, Xnething SmartHome, dan Xpajak.

Konekthing juga menyediakan application programming interface (API) yang disediakan untuk para pengembang aplikasi Android pihak ketiga yang ingin memanfaatkannya untuk menerapkan konsep rumah pintar. Teknologi yang dikembangkan ialah Wireless Sensor Network yang mengizinkan pengguna untuk memantau dan mengatur suatu area tertentu yang telah memiliki sensor jaringan agar mendapatkan atau membuat suatu kondisi di area tersebut.

Parkirin

Parkirin mengkombinasikan konsep aplikasi,  IoT, dan penggunaan mobile payment Tcash di sektor transportasi. Saat ini Parkirin sudah diuji coba di Kuningan City dan menyusul di fX akhir Mei 2016. Ide pengembangan Parkirin hadir karena Telkomsel (penggagas Parkirin) ingin mengembangkan konsep IoT di Indonesia. Menurut penilaiannya, saat ini yang siap dengan solusi IoT dan potensi bisnisnya besar adalah sektor transportasi. Oleh karena itu Telkomsel mencoba menginkubasi layanan ini.

Secara umum, cara kerja Parkirin adalah konsumen menggunakan aplikasi Parkirin, saat ini baru tersedia di Google Play dan iOS, untuk mengecek fasilitas gedung, promo merchant, dan ketersediaan tempat parkir. Khusus untuk reservasi tempat parkir dan pembayarannya saat ini baru bisa dilakukan oleh pelanggan Telkomsel, meskipun tidak menutup kemungkinan bakal dibuka untuk umum. Pelanggan Telkomsel bisa melanjutkan proses hingga reservasi dan pembayaran menggunakan Tcash.

Application Information Will Show Up Here

 

Qlue

Salah satu cita-cita startup pengembang layanan yang menghubungkan antara pemerintah dengan masyarakat yaitu ingin berinovasi mengembangkan produk smart city berbasis IoT, khususnya untuk diterapkan di wilayah perkotaan. Disampaikan oleh CEO Qlue Rama Raditya, bahwa saat ini sudah mulai terdesain beberapa inisiatif IoT untuk smart city, misalnya pengembangan traffic lamp yang terhubung ke sebuah command center, kotak sampah pintar, dan juga air polution detector. Berbagai otomatisasi ini dinilai akan menjadi makin “viral” ketika smart city menjadi sebuah kebutuhan di perkotaan.

Siramin

Di Yogyakarta sekumpulan mahasiswa UGM mengimplementasikan konsep otomatis ke dalam perangkat penyiraman. Mengusung teknologi dan konsep IoT, layanan yang diberi nama Siramin ini bisa menggerakkan alat penyiraman dengan kontrol menggunakan aplikasi mobile, baik Windows Phone, Android, maupun via website.

Siramin yang dikembangkan pada pertengahan tahun 2015 silam ini awalnya dirancang untuk bisa mengendalikan alat penyiraman menggunakan layanan pesan singkat atau sms. Namun seiring dengan perkembangan teknologi akhirnya tim Siramin mengembangkannya sehingga saat ini perangkat penyiraman bisa dikontrol melalui perangkat mobile maupun situs.

T-Bike

T-Bike merupakan salah satu solusi M2M (machine to machine) besutan Telkomsel yang dapat dipasangkan pada sepeda motor. T-Bike sendiri dikenal sebagai sebuah layanan yang dilengkapi dengan beberapa fitur unggulan seperti Find My Bike, Tracking, Engine On/Off, dan juga Geo Fence.Find My Bike, salah satu fitur yang ada dalam layanan T-BIKE ini memungkinkan pengguna untuk melakukan pencarian lokasi sepeda motor, sedangkan fitur tracking dirancang untuk memungkinkan melacak lokasi kendaraan lengkap dengan alamat dan titik koordinat.

Dua fitur unggulan lainnya yakni Engine On/Off dan Geo Fence didesain untuk memberikan keamanan ekstra. Geo Fence misalnya, bekerja untuk memberikan peringatan batas aman kecepatan maksimum pada saat berkendara. Selain beberapa fitur unggulan di atas, T-Bike juga diklaim memiliki kelebihan dari segi pemasangannya yang cepat. Bahkan atas performanya ini T-Bike diganjar beberapa penghargaan dari beberapa lembaga seperti, MURI, Motor Plus, dan Forwot (Forum Wartawan Otomotif).

YuBox

YuBox merupakan sebuah solusi terintegrasi berbasis Wi-Fi dari XL Axiata yang bisa menjadi media penyebaran berbagai jenis informasi, seperti iklan, konten aplikasi, video atau musik. YuBox bekerja dengan memanfaatkan jaringan data XL dan platform aplikasi yang terhubung dengan perangkat WiFi Router. Saat YuBox diaktifkan di lokasi yang telah ditetapkan, pengguna mobile dapat mengakses browser atau Internet secara otomatis tanpa memerlukan proses otentikasi. Selanjutnya landing page, konten berita, promo dan hiburan lainnya dapat diakses oleh pengguna secara online maupun offline.

Pendanaan dan Inisiatif Qlue Hadirkan Layanan Smart City Berbasis IoT

Platform monitoring pelayanan publik Qlue beberapa waktu lalu baru saja mendapatkan suntikan pendanaan Seri A dari Arya Stiadharma melalui perusahaan Angle Investor milik Prasetia Dwidharma. Pendanaan yang didapat beberapa waktu selang peluncuran aplikasi SmartCities tersebut bernilai lebih dari $ 1 juta, sehingga mendongkrak valuasi Qlue menjadi $ 8 juta. Menurut penuturan CEO Qlue Rama Raditya pendanaan tersebut akan banyak difokuskan untuk pengembangan human resources, sehingga dalam waktu dekat Qlue akan banyak melakukan hiring (terutama engineer) guna menggemukkan timnya.

Proses pendanaan yang dipimpin oleh Setiadharma tersebut turut menempatkan sebuah perusahaan konsultan keuangan bernama Juvisk untuk membantu operasional back office Qlue. Ketika ditanya apakah ini artinya Qlue akan mengencangkan monetisasi, Rama menyanggah, bahwa kegiatan monetisasi tetap akan berproses sesuai dengan yang sudah berjalan sebelumnya. Back office tersebut akan banyak membantu kegiatan Qlue yang kini mulai berekspansi di seluruh Indonesia bersama SmartCities.

Pasca meningkatnya valuasi, Qlue tetap ingin fokus dengan misi utamanya, yakni mengembangkan platform komunikasi publik dengan pemangku kepentingan di daerahnya masing-masing. Namun Qlue juga sedang terus berinovasi mengembangkan produk smart city berbasis IoT (Internet of Things), khususnya untuk diterapkan di wilayah perkotaan. Misalnya yang sudah mulai terdesain ialah pengembangan traffic lamp yang terhubung ke sebuah command center, kotak sampah pintar, dan juga air polution detector. Berbagai otomatisasi ini dinilai akan menjadi makin “viral” ketika smart city menjadi sebuah kebutuhan di perkotaan.

Qlue sendiri cukup percaya diri untuk melakukan ekspansi. Rata-rata banyak sekali kota di Indonesia yang begitu bersemangat dengan inisiatif smart city-nya. Terlebih penerapannya di ibukota Qlue juga memiliki track record yang cukup gemilang. Rama menyampaikan bahwa sampai saat ini Qlue (di Jakarta) sudah memiliki lebih dari 500 ribu pengguna, dengan persentase pengguna aktif mencapai 80 persen.

“Orang di sini memang paling suka kalau disuruh komplain layanan publik,” ujar Rama dalam candanya.

Terkait dengan portofolio aplikasi SmartCities, inisiatif ini yang akan dijadikan modal besar Qlue untuk merangkul seluruh perkotaan di Indonesia, mendukung inisiatif smart city yang ingin diusung. ATSI (Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia) turut mendukung SmartCities, melalui berbagai program pengembangan smart city-nya, para provider tersebut juga terdorong untuk mengimplementasikan aplikasi SmartCities di berbagai penjuru nusantara.

SmartCitites masih memiliki core yang sama, yakni menjembatani publik dengan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah. Qlue berusaha untuk memaksimalkan kandungan konten lokal dan mengkombinasikan dengan berbagai informasi seputar berbagai pelayanan publik yang bermanfaat bagi masyarakat. Platform SmartCities baru dapat digunakan oleh pengguna Android di beberapa kota di luar Jakarta, termasuk Kota-kota tersebut adalah Bandung, Makassar, Bali, Manado, Surabaya, Bogor, Depok, Palembang, Bekasi, Yogyakarta, Pekanbaru dan Semarang.

Rama turut menceritakan bahwa sejauh ini kota ekspansi Qlue yang sudah menunjukkan traksi pengguna yang besar di luar Jakarta adalah Makassar, Manado, Solo, Bekasi dan Depok. Menurutnya faktor terbesar dari kesuksesan sebuah digitalisasi layanan publik adalah semangat pemimpin daerah masing-masing. Karena pemimpin memang menjadi tonggak berdirinya inovasi di sebuah daerah.

QLUE Luncurkan Aplikasi Bantu Pemerintah Kota Terapkan Smart City

QLUE kembali melengkapi portofolio solusi untuk layanan pemerintahan dengan menghadirkan aplikasi SmartCities. Aplikasi ini diluncurkan dengan tujuan untuk mendukung konsep Smart City yang diharapkan bisa menyeluruh di wilayah Indonesia. Aplikasi ini didesain untuk memudahkan komunikasi antara warga dan pemerintah kota secara digital dan mudah.

Sejauh ini QLUE dikenal berkat aplikasi pelaporan warga yang sudah diterapkan di beberapa kota besar seperti Jakarta. Dengan hadirnya aplikasi SmartCities ini menandakan bahwa QLUE memang berarah untuk memberikan solusi digital untuk membantu pemerintah.

Dalam pengembangan aplikasi SmartCities ini QLUE telah menjalin kerja sama dengan beberapa pihak, seperti perlahan-perusahaan besar, startup maupun asosiasi dalam skala global. Sejauh ini ada 13 kota yang sudah bisa memanfaatkan aplikasi terbaru QLUE yang saat ini tersedia hanya untuk platform Android. Kota-kota tersebut adalah Jakarta, Bandung, Makassar, Bali, Manado, Surabaya, Bogor, Depok, Palembang, Bekasi, Yogyakarta, Pekanbaru, dan Semarang.

“Tujuan dari SmartCities adalah untuk mendorong pengembangan kota cerdas di Indonesia. Secara garis besar, kota cerdas merupakan kota yang dapat tumbuh dengan sendirinya ke arah tujuan yang positif dengan memanfaatkan komponen teknologi informasi, infrastruktur dan governance yang melibatkan pemerintah, industri dan masyarakat,” tulis pihak QLUE dalam rilis yang kami terima

Seluruh aplikasi SmartCities di asing-masing kota juga disebutkan sudah dilengkapi dengan konten lokal secara Virtual Reality (VR) 360 yang meliputi konten pariwisata, tempat umum, berita terbaru dan keluhan masyarakat yang sebagian sudah diintegrasikan dengan sistem pemerintahan kota masing-masing sehingga masyarakat bisa mengakses informasi keluhan warga secara real time.

“Kami akan terus bekerja sama dengan kota-kota besar di Indonesia untuk memaksimalkan pengembangan sistem smart city dan dapat bergabung segera dengan SmartCities sehingga tujuan kota-kota cerdas lebih cepat tercapai,” ujar CEO Qlue Rama Raditya.

Rama juga menyebutkan SmartCities ini tidak hanya sekedar aplikasi yang dapat mengakses informasi dari pemerintah, aplikasi ini dirancang dengan tujuan untuk mendorong masyarakat untuk aktif melaporkan masalah kota melalui aplikasi QLUE sehingga pemerintah dapat mengetahui dan memetakan titik-titik lokasi masalah kota dari laporan warga.

“Dengan adanya SmartCities.ID ini, kami ingin membuat perubahan yang lebih baik dan lebih cepat menjadikan Indonesia sebagai Smart Nation,” tutup Rama.

Lebih dari 60 Ribu Keluhan Masyarakat Jakarta Masuk ke Qlue di Q1 2016

Platform informasi program smart city Qlue belum lama ini merilis laporan peringkat pemerintah, pengguna, dan swasta untuk periode Januari 2016 hingga Maret 2016. Laporan itu merinci peringkat pemerintah berdasarkan Kecamatan, Kelurahan, hingga Kotamadya dan juga peringkat badan dinas serta staf pemerintah. Di samping itu, Qlue pun merinci jumlah laporan keluhan yang masuk dalam platform mereka dan lebih dari setengahnya diklaim sudah ditindaklanjuti.

Qlue adalah platform informasi berbasis media sosial yang mendukung programa Smart City dengan tujuan untuk dapat meningkatkan pelayanan publik kota. Misinya adalah menghubungkan informasi pemerintah kota dengan warganya. Saat ini Qlue juga telah menjalin kerja sama dengan beberapa pemerintah kota untuk mendukung program Smart City, di antaranya adalah Jakarta dan Bekasi.

Belum lama ini, Qlue merilis laporan yang merinci peringkat pemerintah, pengguna, dan laporan keluhan yang masuk dalam platform mereka untuk triwulan pertama di tahun 2016 (Januari-Maret). Total ada sekitar 60.398 laporan keluhan masuk yang terbagi dalam lima isu utama yaitu, Pelanggaran (16.557), Sampah (14.796), Fasilitas Umum (11.264), Parkir Liar (10.120), dan Jalan Rusak (7.659).

Dari 60.398 laporan tersebut, 57,88 persen (34.957) telah berhasil diselesaikan dengan isu Sampah yang menjadi laporan paling banyak diselesaikan diikuti Pelanggaran, Fasilitas Umum, Parkir Liar, dan Jalan rusak. Sementara itu 26,47 persen (15.991) laporan masih dalam status proses dan 15,64 persen sisanya (9.448) statusnya masih menunggu untuk diproses.

Jumlah Laporan Keluahan Per Kategori dalam Qlue / Qlue

Sebagi informasi, di tahun 2015 (Januari-Desember) Qlue mencatat ada tiga isu utama untuk kota Jakarta sendiri, yaitu Sampah atau lingkungan sebanyak 32.297 laporan (24,1 persen), Pelanggaran atau mobilitas sebanyak 21.427 laporan (16 persen), dan Fasilitas Umum sebanyak 16.952 laporan (12,7 persen).

Dari lima isu utama yang disebutkan, isu Sampah adalah yang paling cepat mendapat tanggapan untuk ditindak lanjuti dengan waktu rata-rata empat hari. Isu Pelanggaran ada di posisi kedua dengan selisih waktu rata-rata tindak lanjut pemerintah selama lima hari. Posisi berikutnya di tempati oleh isu Fasilitas Umum (8 hari), diikuti Parkir Liar (10 hari), dan Jalan Rusak (12 hari).

Rata-Rata waktu yang dibutuhkan untuk tindak lanjut laporan dalam Qlue oleh pemerintah berdasarkan hari / Qlue

Sementara itu dalam peringkat pemerintah, peringkat teratas Kelurahan ditempati oleh Kelurahan Rawa Badak Selatan, peringkat teratas Kecamatan diduduki oleh Kecamatan Koja, dan peringkat teratas Kotamadya ditempati oleh Jakarta Selatan. Sedangkan untuk wilayah Kelurahan Duri Kelapa, Kecamatan Sawah Besar, dan Kotamadya Jakarta Barat dalam periode kali ini ada di posisi paling bawah.

“Kami akan selalu memeberikan update ranking pemerintah, user, dan swasta secara berkala 3 bulan sekali. Ini kami lakukan untuk memberikan transparansi respon […]di Qlue sehingga masyarakat dapat menilai kinerja pemerintah dari level kelurahan hingga kotamadya serta dinas dan staf. Selain itu, masyarakat juga dapat melihat perusahaan swasta mana yang paling sering mendapat review negatif di Qlue”, ungkap CEO Qlue Rama Raditya dalam keterangan yang kami terima.

Qlue sendiri belum lama ini terpilih sebagai salah satu OTT Nasional yang akan dibimbing langsung oleh ATSI (Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia). Selain Qlue, dua startup lokal lain yang terpilih adalah aplikasi pesan instan Catfiz dan media sosial berbasis komunitas Sebangsa.

Application Information Will Show Up Here

Qlue-Jek Layani Jasa Pengiriman Menggunakan Drone

Hari ini (1/4) aplikasi berbasis media sosial yang memfasilitasi layanan keluhan warga, Qlue, mengumumkan akan meluncurkan layanan barunya yang bernama Qlue-Jek. Layanan tersebut memfasilitasi pengiriman barang para pengguna Qlue, khusunya untuk 10.000 pendaftar pertama. Hal yang menarik adalah, Qlue memanfaatkan teknologi drone dan virtual reality dalam layanan Qlue-Jek.

Project Manager Qlur-Jek Ivan Tigana mengatakan, “Kami melihat maraknya jasa pengiriman dan belanja online masih menghadapi kendala, yaitu kemacetan. Qlue-Jek adalah sebuah solusi terbaru dari Qlue yang berkonsep pembelanjaan dan pengantaran online yang berbasis aplikasi dan drone.”

Drone yang digunakan oleh Qlue-Jek adalah yang bertipe quadcopter dan memiliki kemampuan untuk mengangkat barang dengan berat hingga lima kilogram. Untuk jarak tempuh pengantaran barang, Qlue-Jek menjanjikan drone milik mereka mampu menempuh jarak maksimum hingga 25 km jauhnya.

Hal menarik lainnya dari layanan ini adalah, Qlue-Jek memfasilitasi komunikasi dua arah antar pembeli dan penjual melalui speaker. Pengguna juga tak perlu khawatir mengenai pengendalian drone Qlue-Jek karena Qlue memberdayakan mantan pilot badan serach and rescue di Indonesia. Pengendalian drone pun dapat dilakukan secara manual atau otomatis.

Selain itu, drone Qlue-Jek juga dapat mengambil foto-foto kota dari udara yang akan terintegrasi dengan layanan Qlue. Harapannya, lewat layanan ini Qlue juga dapat membawa perubahan yang lebih baik untuk kota-kota tempat Qlue beroperasi.

Di peluncuran perdananya ini, Qlue hanya bisa memberikan layanan gratis pada 10.000 pendaftar pertama untuk layanan Qlue-Jek. Pengguna yang tertarik dapat segera mendaftarkan diri melalui situs resmi Qlue-Jek. Sebelum menggunakan layanan ini, pengguna juga wajib untuk mengunduh aplikasi Qlue terlebih dahulu, baik itu melalui App store atau Google Play.

Artikel ini merupakan bagian dari perayaan April Mop DailySoical 2016. Have fun! Sampai berjumpa dengan keseruan lain di April Mop 2017.

ATSI Umumkan Tiga Startup yang Diangkat Sebagai “OTT Nasional”

ATSI (Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia) bulan Desember lalu menyatakan niatnya untuk membantu tiga startup Indonesia. Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 11 Maret 2016 akhirnya proses seleksi selesai. Terpilihlah tiga startup yang akan dibantu ATSI. Tiga nama tersebut adalah Qlue, Catfiz, dan Sebangsa. Sebangsa menawarkan layanan media sosial, Catfiz menawarkan layanan pesan instan, sementara Qlue merupakan salah satu layanan media sosial/forum/pelaporan warga yang sudah diterapkan di beberapa kota, salah satunya Jakarta dan Bekasi.

Menanggapi pemilihan Qlue dalam daftar pilihan ATSI, CEO Qlue Rama Raditya mengungkapkan kebanggaannya. Ia optimis dengan adanya pembinaan ini Qlue berpeluang untuk digunakan secara nasional oleh kota-kota di seluruh Indonesia, bahkan tidak menutup kemungkinan Qlue bisa menjadi salah satu layanan OTT global.

Pemilihan OTT Nasional binaan ATSI dan Kemenkominfo ini dikatakan merupakan bagian dari komitmen mengembangkan talenta muda Indonesia yang memiliki komitmen dan idealisme untuk mengembangkan industri kreatif di tanah air.

ATSI sendiri terdiri dari Indosat Ooredoo, Telkomsel, XL, Hutchison 3 Indonesia dan Smartfren. Diungkapkan Ketua ATSI Alexander Rusli, OTT Nasional terpilih akan dibantu oleh para anggota ATSI berupa SMS blast ke pelanggan, penyebutan dalam materi promosi sesuai dengan program masing-masing operator, dan mengadakan joint event bersama untuk mendongkrak jumlah pelanggan.

“OTT Nasional tersebut akan benar-benar dilepas pembinaannya kalau jumlah pelanggannya sudah mencapai minimal 20 juta pelanggan,” ujar Alex.

Program OTT Nasional ini juga didukung Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Ia menyatakan OTT Nasional harus terus dipromosikan dan diperkuat sebagai bagian dari pembinaan di sektor industri dan ekonomi kreatif.

“Dukungan ATSI diharapkan dapat menjadi katalisator bagi perkembangan OTT Nasional. Perkembangan industri kreatif berbasis digital dalam negeri akan menjadi modal penting bagi bangsa Indonesia untuk bersaing di ranah global,” jelasnya.

OTT asing vs OTT Nasional

Kebetulan atau tidak, OTT Nasional diumumkan mendekati pengumuman regulasi yang memaksa OTT asing untuk mendirikan bentuk usaha tetap di Indonesia agar tetap bisa beroperasi. Regulasi tersebut dikabarkan akan rampung pada akhir Maret. Jika regulasi itu benar-benar disahkan maka layanan seperti WhatsApp, Facebook, Line, Twitter dan lain-lain wajib memiliki izin badan usaha tetap dan turut serta membayar pajak. Jika tidak mereka terancam tidak boleh beroperasi di Indonesia.

Jika boleh menebak, OTT Nasional ini disiapkan sebagai alternatif jika nantinya OTT asing tidak bisa memenuhi regulasi tersebut. Mengingat belum ada tanggapan atau informasi lebih lanjut tentang siapa yang bersedia (dan tidak bersedia) mengurus izin badan usaha tetap di Indonesia kemungkinan semua OTT asing akan diblokir masih terbuka. Kemudian OTT Nasional akan di-push sebagai pengganti.

Menjadi sebuah pertanyaan besar tentunya ketika tiba-tiba operator telekomunikasi bersama-sama membantu startup, lebih spesifik lagi OTT. Pasalnya tempo hari para operator ini sempat mengeluhkan para penyedia OTT asing yang berjalan di infrastruktur mereka tanpa memberikan kontribusi. Jadi apakah ini murni menaikkan industri kreatif Indonesia atau sekedar bisnis? Apakah ATSI bisa bersikap netral, dalam semangat netralitas Internet, untuk urusan OTT nasional vs OTT asing?

Platform Informasi Smart City Qlue Sediakan Versi Web Desktop

Berangkat dari aplikasi Android yang tersedia nyaris setahun yang lalu, platform informasi smart city Qlue kini dapat diakses melalui web di desktop. Qlue.id akan menjadi one-stop service bagi masyarakat yang ingin memantau, melaporkan, dan berinteraksi, dengan pemerintah dan instansi swasta lainnya dalam layanan Qlue di keadaan yang lebih nyaman melalui desktop.

Dalam milis yang kami terima hari ini (11/12), Qlue menyebutkan:

QLUE versi web akan terus dikembangkan sehingga ke depannya semua fitur QLUE dapat digunakan dengan maksimal. Silahkan melihat-lihat QLUE versi web dan pastikan kamu selalu update dengan informasi event dan product release dari QLUE karena kami akan merilis 2 (dua) produk QLUE di akhir tahun ini yg akan berhubungan dengan Safety dan Education! Apa itu produknya? Sedikit informasinya sudah tersedia juga, jadi langsung aja cek websitenya!

Pada dasarnya, Qlue.id tidak lebih dari sekedar homepage dari seluruh fitur Qlue yang dikembangkan oleh tim TerralogiQ. Implementasi layanan Qlue tetap dalam UI/UX yang mirip dengan versi mobile-nya, tambahan lainnya ialah fitur-fitur baru yang belum bisa diakses saat ini seperti Smart Nation Maps, Business Time, dan jajaran solusi lainnya.

Dengan UI/UX yang ramah dan interaktif ini pihak pengembang berharap mampu menyajikan alternatif bagi pengguna mereka yang berada di perangkat desktop untuk tetap terhubung dalam layanan Qlue beserta komunitasnya.

Berdasarkan informasi di atas, solusi tambahan lainnya yang terlihat di Qlue.id ialah Qlue Safe, dan Qlue Play. Hal ini mengindikasikan bahwa TerralogiQ akan segera menelurkan dua aplikasi baru yang menyusul Qlue Transit, sebuah aplikasi yang memungkinkan penggunanya memantau posisi bus Transjakarta.

Bukan tidak mungkin jika nantinya Qlue akan menjadi layanan dukungan konsep smart city yang dapat diandalkan. Karena dalam hemat saya, TerralogiQ konsisten menelurkan eksperimen baru hanya saja butuh penyempurnaan aspek teknis yang sedikit lebih baik.

Bermitra dengan Transjakarta, TerralogiQ Perkenalkan Aplikasi Qlue Transit

Hari ini (28/10), TerralogiQ resmi memperkenalkan aplikasi terbaru mereka bernama Qlue Transit. Aplikasi yang tersedia untuk diunduh melalui Google Play ini dapat hadir atas kerja sama TerralogiQ dengan pihak Transjakarta. Aplikasi Qlue Transit sendiri memungkinkan pengguna untuk dapat memonitor posisi bus Transjakarta hingga keramaian haltenya.

Aplikasi Qlue Transit adalah aplikasi terbaru yang dikembangkan oleh TerralogiQ, pengembang yang menelurkan Qlue untuk program SmartCity Jakarta. Saat ini Qlue Transit baru tersedia untuk perangkat Android saja.

Hal yang menarik adalah, Qlue Transit diluncurkan berbarengan dengan fitur terbaru dari Go-Jek yang bernama Go-Busway. Peresmian peluncuran kedua aplikasi tersebut pun dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Jakarta pagi tadi demi merealisasikan konsep smart transportation. Telkom bertindak sebagai pihak yang melakukan pengadaan infrastruktur, jaringan, dan on-board unit Transjakarta.

Dikutip dari Liputan6, Basuki mengatakan, “Ini akan membuat orang Jakarta lebih baik [dalam menikmati sarana transportasi], tapi membuat kami sendiri dipaksa kerja dengan [lebih] baik.”

“Qlue telah hadir lebih dahulu sebagai media sosial pelaporan dari warga. [Kini] Melalui Qlue Transit, masyarakat bisa memonitor layanan transpotasi publik,” ujar CEO TerralogiQ Rama Raditya seperti dilansir e27.

Untuk menggunakan Qlue Transit, pengguna harus mengunduh aplikasinya terlebih dahulu melalui Google Play. Ini berbeda dengan Go-Busway yang dapat digunakan hanya dengan memperbarui aplikasi Go-Jek ke versi paling baru.

Secara garis besar, fungsi dasar dari Qlue Transit tak jauh berbeda dengan Go-Busway yang dapat memonitor lokasi bus Transjakarta secara real-time hingga dapat memperkirakan kedatangan bus di halte. Namun, bila dibandingkan secara spesifik baru terlihat perbedaannya.

Perlu diingat, Go-Jek sendiri adalah aplikasi transportasi yang sejak booming memang direncanakan Ahok untuk terintegrasi dengan  Transjakarta sebagai feeder transportasi Transjakarta. Artinya, pengguna dapat memesan Go-Jek untuk menuju suatu halte atau untuk dijemput dari halte.

Sedangkan Qlue lebih fokus pada media sosial. Meski menjadi aplikasi yang berbeda, namun pendekatan yang dilakukan oleh TerralogiQ pada Qlue Transit tak jauh berbeda dengan Qlue itu sendiri sebagai media sosial. Ini bisa dilihat dari dua fitur unggulan yang ditawarkan oleh Qlue Transit, yakni memantau keramaian halte bus Transjakarta dan Sistem Redeem Point berbasis saling berbagi keadaan halte. Sistem Redeem Point sendiri menawarkan beragam hadiah untuk penggunanya.

Saat ini Qlue Transit memang baru tersedia untuk layanan Transjakarta. Namun, ke depannya Qlue Transit direncanakan untuk dapat mengetahui kondisi keramaian terminal, pelabuhan, bandara, hingga keramaian dalam moda transportasi itu sendiri. Selain itu, tak menutup kemungkinan juga untuk mengintegrasikan seluruh ojek online, taksi, bus, kereta api, hingga bajaj online.

Pantau Kondisi Lingkungan Ibukota Melalui Aplikasi Android Qlue

Ilustrasi Kota Jakarta / Shutterstock

Menyokong realisasi Smart City Jakarta, aplikasi Android Qlue dikembangkan dengan konsep media sosial yang dinilai telah menjadi bagian keseharian masyarakat Indonesia. Dipadukan dengan fungsionalitas yang cukup lengkap, aplikasi Qlue bisa menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat Ibukota untuk memantau sekaligus melaporkan pelanggaran-pelanggaran yang ada di sekitar mereka.

Continue reading Pantau Kondisi Lingkungan Ibukota Melalui Aplikasi Android Qlue