Klaim Profitable, Mangkokku Rencanakan Galang Dana Seri B

Setelah menjalankan bisnis selama lebih dari tiga tahun, startup F&B Mangkokku mengklaim telah mencapai titik profitabilitas. Pandemi yang sempat mengganggu jalannya bisnis, membuat tim bergerak cepat melakukan adaptasi, berdampak pada akselerasi bisnis perusahaan sampai saat ini.

Kepada DailySocial.id, Co-Founder & CEO Mangkokku Randy Kartadinata mengungkapkan, tahun ini selain memperluas area layanan di pulau Jawa mereka juga ingin melihat potensi di daerah lainnya. Menurutnya perusahaan telah memiliki framework yang akurat ketika memutuskan untuk menambah toko offline atau layanan di lokasi baru.

“Saat ini kita telah memiliki 64 outlet di 19 kota. Di kuartal 4 tahun lalu Mangkokku juga telah hadir di pulau Sumatera, tepatnya di wilayah Lampung, Medan, dan Palembang,” kata Randy.

Diklaim olehnya, usai menerima pendanaan seri A tahun 2022 lalu, secara pipeline perusahaan sudah berada pada jalur yang tepat. Pengembangan produk, menjadi fokus perusahaan saat ini dan ke depannya. Mangkokku juga telah memiliki dua brand baru yang dikembangkan sendiri, yaitu Numinum dan Puedes.

Fokus kepada core-business

Puedes salah satu extra brand / Mangkokku

Meskipun saat ini industri F&B di Indonesia sudah sangat tersaturasi, karena kemudahan bagi semua kalangan untuk memiliki bisnis kuliner, ternyata kondisi ini tidak menjadi kendala bagi Mangkokku untuk mengembangkan bisnis mereka. Dilihat dari masih besarnya potensi industri F&B untuk terus berkembang di Indonesia.

“Di Indonesia paling gampang bikin restoran atau bisnis makanan, berbeda dengan negara lain. Mungkin hal tersebut yang membuat kondisinya saturated banyak pemain baru dengan motif yang tidak jelas membangun bisnis kuliner tapi ujung-ujungnya banyak di antara mereka yang tidak bertahan,” kata Randy.

Saat pandemi perusahaan juga mencatatkan pertumbuhan positif untuk pesanan online. Memanfaatkan marketplace dan food aggregator untuk pemesanan dan pengiriman makanan kepada pembeli, perusahaan belum memiliki rencana untuk merilis aplikasi sendiri.

Sebagai platform F&B, selama ini Mangkokku cukup konsisten dengan menu khas nusantara. Memanfaatkan central kitchen yang digunakan perusahaan untuk mengelola permintaan online dan offline, perusahaan saat ini sudah memiliki dua central kitchen yang terletak di Jakarta dan Surabaya.

Untuk memberikan menu yang relevan dan bervariasi, perusahaan juga telah memiliki 100 bank menu yang mereka kelola memanfaatkan R&D. Dengan demikian dalam waktu satu tahun ke depan sudah bisa diprediksi menu apa yang akan mereka luncurkan.

Agar bisnis bisa terus bertahan dan tentunya tetap relevan, diperlukan inovasi dan langkah strategis yang kemudian wajib untuk dilakukan oleh bisnis. Salah satu cara yang kemudian diterapkan oleh Mangkokku adalah menciptakan resep yang unik namun menyesuaikan selera saat ini. Kehadiran selebriti atau tokoh yang sudah dikenal oleh kalangan masyarakat untuk mempromosikan brand juga memiliki peranan penting saat awal membangun bisnis.

Namun pada akhirnya produk yang memiliki cita rasa yang lezat dan terbaik, menjadi pilihan bagi pelanggan. Mangkokku sendiri saat ini didukung oleh chef selebriti seperti Arnold Poernomo serta dua putra presiden Joko Widodo yaitu Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep.

Disinggung apakah perusahaan memiliki rencana untuk melancarkan brand aggregator, menurut Randy untuk saat ini Mangkokku masih fokus mengembangkan produk milik sendiri. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan, brand aggregator akan juga mereka terapkan dalam perusahaan.

“Kita memiliki opsi untuk itu, namun saat ini belum menjadi fokus. Kita lebih memiliki kredibilitas untuk meluncurkan extra brand milik sendiri untuk saat ini,” kata Randy.

Rencana penggalangan dana seri B

Sebagai platform yang didukung oleh perusahaan modal ventura, Mangkokku masih memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana tahapan lanjutan seri B. Masih dalam penjajakan dengan investor strategis, jika dana segar tersebut bisa mereka peroleh tahun ini, rencananya akan digunakan perusahaan untuk melakukan ekspansi di kota lainnya di Indonesia. Mangkokku berharap bisa mengantongi sekitar $10-20 juta dari investor.

“Kita melihat VC sebagai mitra strategis bukan hanya memberikan modal saja tapi juga networking,” kata Randy.

Sebelumnya Mangkokku telah mendapatkan pendanaan seri A sebesar $7 juta atau sekitar 101 miliar Rupiah yang dipimpin oleh Alpha JWC Ventures dan EMTEK, serta partisipasi dari Cakra Ventures. Melalui pendanaan ini, Mangkokku akan menambah jumlah outlet fisik dan membangun ekosistem brand kuliner untuk menjadi grup perusahaan F&B terbesar di Indonesia.

Sebagai informasi, sebelumnya Mangkokku telah mengantongi investasi tahap awal dari Alpha JWC Ventures sebesar $2 juta atau sekitar 29 miliar Rupiah di 2020.

Selain penggalangan dana dan ekspansi, tahun ini perusahaan juga memiliki rencana untuk melakukan evaluasi kepada produk mereka. Telah memiliki sekitar 18 menu, tahun ini perusahaan berencana untuk merampingkan beberapa menu, sambil mendorong pemasaran menu favorit mereka. Mangkokku juga memiliki rencana untuk mengembangkan dua brand F&B mereka yaitu Numinum dan Puedes lebih besar lagi.

Menyimak Strategi Bisnis Mangkokku Bertahan Saat Pandemi

Meskipun sempat terhambat pertumbuhannya saat pandemi,  keberadaan cloud dan ghost kitchen di Indonesia mampu menjadi format alternatif bagi pemilik bisnis kuliner di Indonesia untuk bisa bertahan di tengah krisis. Hal ini untuk beradaptasi dengan perubahan kebiasaan konsumen yang mulai melakukan pembelian secara online, konsep dapur tadi menjadi pilihan yang ideal karena bisa menjadikan proses produksi jadi lebih efisien.

Namun pada akhirnya untuk bisa mengembangkan bisnis dan mendapatkan profit, banyak dari pemilik bisnis kuliner yang berharap kegiatan dine-in di restoran kembali normal. Hal ini juga yang dirasakan Mangkokku.

Mangkokku yang menyediakan makanan dengan konsep rice bowl (nasi dalam mangkuk) bercita rasa nusantara. Startup ini didirikan oleh Randy Kartadinata, Arnold Poernomo, Gibran Rakabuming, dan Kaesang Pangarep.

Dalam sesi #SelasaStartup, CEO Mangkokku Randy Kartadinat, mengungkapkan tantangan dan potensi bisnis saat ini dan ke depannya.

Strategi bisnis saat pandemi

Salah satu strategi yang sukses dilancarkan oleh Mangkokku saat pandemi adalah mulai membangun beberapa outlet di kawasan perumahan. Dengan demikian saat  banyak orang yang enggan datang ke restoran, tetap bisa menikmati pilihan menu khas nusantara dari outlet Mangkokku dengan jarak yang lebih dekat. Meskipun masih mengandalkan mitra online delivery seperti GoFood, GrabFood, dan lainnya, namun cara tersebut diklaim cukup ampuh untuk meningkatkan penjualan mereka.

Strategi kedua yang juga dilancarkan adalah mengeluarkan pilihan menu dengan harga yang terjangkau. Randy menegaskan, di Mangkokku memang tidak mengeluarkan pilihan menu yang banyak. Dengan 15 opsi menu unggulan, cukup mampu untuk menciptakan engagement dan relasi yang baik kepada pelanggan setia.

Sebagai platform, Mangkokku juga melakukan proses quality control yang sangat ketat kepada pemasok mereka. Hal tersebut sengaja dilakukan untuk bisa menjaga kualitas dari produk yang mereka hadirkan.

Disinggung seberapa besar fokus perusahaan untuk mengembangkan teknologi, Randy menegaskan, produk yang baik adalah produk yang disukai oleh masyarakat. Selanjutnya pengembangan teknologi dan dukungan lainnya akan lebih mudah untuk dikembangkan.

“Sejak awal kami hadir secara offline, namun pandemi telah mengubah semua itu mengharuskan kami untuk bisa mengadopsi layanan secara online. Mulai dari mengembangkan cloud kitchen hingga memanfaatkan teknologi untuk pemesanan hingga pengantaran,” kata Randy.

Pertumbuhan bisnis positif

Saat ini Mangkokku mengklaim telah mengalami pertumbuhan bisnis hingga 6x setelah mendapatkan pendanaan tahap awal dari Alpha JWC Ventures sebesar $2 juta atau sekitar 29 miliar Rupiah di 2020. Tahun ini Mangkokku kembali mengantonggi pendanaan seri A sebesar $7 juta atau sekitar 101 miliar Rupiah yang dipimpin oleh Alpha JWC Ventures dan EMTEK, serta partisipasi dari Cakra Ventures.

Ada beberapa rencana yang ingin dilancarkan oleh perusahaan setelah merampungkan pendanaan ini Di antaranya adalah melakukan ekspansi hingga renovasi perlengkapan dapur. Dana segar tersebut juga akan dimanfaatkan untuk melakukan pelatihan untuk pengembangan talenta, sekaligus melakukan perekrutan talenta baru.

“Saya percaya jika perusahaan ingin berkembang perlunya merekrut tim yang tepat untuk mendukung pertumbuhan perusahaan,” kata Randy.

Untuk meningkatkan pengalaman dan kenyamanan berbelanja, Mangkokku akan meluncurkan aplikasinya pada akhir tahun ini. Aplikasi ini nantinya akan menyediakan layanan pesan antar, ambil sendiri, program loyalitas, serta promosi khusus.

Selain itu, Mangkokku juga menargetkan untuk membuka outlet ke-100nya tahun ini serta 100 gerai lagi di 2023. Mangkokku juga memiliki rencana untuk bisa membawa kuliner khas nusantara tampil lebih popular secara global.

“Saat pandemi cloud kitchen menjadi format yang paling tepat untuk bertahan. Namun dari sisi merchant harapannya saat kondisi normal bisnis dining akan kembali pulih dan gross margin yang lebih sehat,” kata Randy.

Mangkokku Bags 101 Billion Rupiah Series A Funding Led by Alpha JWC and Emtek

Mangkokku culinary startup received series A funding of $7 million or around 101 billion Rupiah led by Alpha JWC Ventures and EMTEK, followed by Cakra Ventures. Through this funding, the company will expand physical outlets and build a culinary brand ecosystem to become the largest F&B group of companies in Indonesia.

On a general note, Mangkokku had recently secured a $2 million seed funding from Alpha JWC Ventures, or around 29 billion Rupiah in 2020.

In his official statement, Mangkokku’s Co-founder & CEO, Randy Kartadinata said, the company has achieved product-market fit and has a loyal customer base with ricebowl as a first product. Mangkokku will be taking the next step by launching a holding company “Nusantara Culinary Group” to offer more menu variations and taste preferences to consumers.

“Mangkokku is ready to become the largest F&B group of companies in Indonesia that targets the mass market with a complete ecosystem of culinary brands,” Randy said.

Meanwhile, Alpha JWC Ventures’ Co-founder and General Partner, Jefrey Joey added, “Mangkokku continues to reach new milestones since last year’s first investment. Mangkokku’s strong fundamentals with innovation and sustainable R&D allow them to consistently launch new products, including contemporary and Indonesian dishes with the highest quality chef standards. We are excited to take this partnership further.”

Mangkokku was founded by Randy Kartadinata, Arnold Poernomo, Gibran Rakabuming, and Kaesang Pangarep which offers quality culinary products like professional chefs and can be enjoyed by anyone. The company aims to be the go-to comfort food choice made with local flavors so that it is familiar to the tongue of the Indonesian people.

Post-pandemic strategy

Based on internal data, Mangkokku has claimed growth in sales and the number of outlets. Currently, Mangkokku has 50 outlets spread across Jakarta, Surabaya, Bandung, Malang, Semarang, and Solo. Mangkokku also said that it has served four million orders in a year both online and offline.

As the Covid-19 pandemic situation started to recede, Randy revealed that he would continue to expand his physical outlets. In the next few months, Mangkokku will open more flagship restaurants and cloud kitchens in new cities. His team will collaborate more, like its previous initiatives with the judges and winners of MasterChef Indonesia and Garena’s Free Fire.

Moreover, his team will continue to prioritize purchases through online channels. In order to enhance the ordering experience, Mangkokku is to launch an app by the third quarter of this year.

“Mangkokku will strengthen its presence, both online and offline through new outlets, flagship dine-in restaurants with outstanding customer experiences, mobile applications, and most importantly exclusive dine-in restaurants to accommodate various types of food preferences. We aim to be an all-rounder new culinary retail company,” he explained.

Recently, Mangkokku launched its first flagship outlet located in Jakarta, which comes with a modern, cozy concept, accompanied by a special dine-in menu. It claims to have received thousands of customers in the first four weeks of its opening.

“With discipline, customer-focused strategy, thoroughness, and maintaining the quality of our operations, Mangkokku will become a sustainable business in the long term.” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Mangkokku Dapat Pendanaan Seri A 101 Miliar Rupiah Dipimpin Alpha JWC dan EMTEK

Startup kuliner Mangkokku mendapatkan pendanaan seri A sebesar $7 juta atau sekitar 101 miliar Rupiah yang dipimpin oleh Alpha JWC Ventures dan EMTEK, serta partisipasi dari Cakra Ventures. Melalui pendanaan ini, Mangkokku akan menambah jumlah outlet fisik dan membangun ekosistem brand kuliner untuk menjadi grup perusahaan F&B terbesar di Indonesia.

Sebagai informasi, sebelumnya Mangkokku telah mengantongi investasi tahap awal dari Alpha JWC Ventures sebesar $2 juta atau sekitar 29 miliar Rupiah di 2020.

Dalam keterangan resminya, Co-founder & CEO Mangkokku Randy Kartadinata mengatakan, perusahaan telah mencapai product-market fit dan memiliki basis pelanggan loyal dengan produk ricebowl sebagai starting point. Kini Mangkokku siap mengambil langkah selanjutnya dengan meluncurkan perusahaan holding “Nusantara Culinary Group” untuk membawa lebih banyak variasi menu dan preferensi selera kepada konsumen.

“Mangkokku siap untuk menjadi grup perusahaan F&B terbesar di Indonesia yang membidik mass market dan memiliki ekosistem dengan rangkaian brand kuliner,” ungkap Randy.

Sementara, Co-founder dan General Partner Alpha JWC Ventures Jefrey Joey menambahkan, “Mangkokku terus mencapai milestone baru sejak investasi pertama kami tahun lalu. Fundamental kuat Mangkokku dengan inovasi dan R&D berkelanjutan memungkinkan mereka meluncurkan produk baru secara konsisten, yakni kontemporer dan hidangan khas Indonesia dengan kualitas standar chef terbaik. Kami bersemangat melanjutkan kemitraan ini ke evolusi berikutnya.”

Mangkokku didirikan oleh Randy Kartadinata, Arnold Poernomo, Gibran Rakabuming, dan Kaesang Pangarep yang menawarkan produk kuliner berkualitas ala koki profesional dan dapat dinikmati siapa pun. Perusahaan membidik posisi sebagai pilihan go-to comfort food yang dibuat dengan rasa lokal sehingga familiar bagi lidah masyarakat Indonesia.

Rencana pasca-pandemi

Berdasarkan data internal, Mangkokku telah mencatat pertumbuhan penjualan dan jumlah outlet masing-masing 6x lipat dan 3x lipat. Saat ini Mangkokku punya 50 outlet yang tersebar di Jakarta, Surabaya, Bandung, Malang, Semarang, dan Solo. Mangkokku juga menyebut telah mengantongi empat juta pesanan dalam setahun via online dan offline.

Dengan situasi pandemi Covid-19 yang mulai surut, Randy mengungkap akan kembali melanjutkan ekspansi outlet fisiknya. Dalam beberapa bulan ke depan, Mangkokku akan membuka lebih banyak restoran flagship dan cloud kitchen di kota-kota baru. Pihaknya juga akan menambah kolaborasi Mangkokku, seperti yang sudah dilakukan sebelumnya dengan juri dan pemenang MasterChef Indonesia hingga Free Fire milik Garena.

Kendati begitu, pihaknya akan tetap memprioritaskan pembelian melalui kanal online. Untuk meningkatkan pengalaman pemesanan, Mangkokku akan meluncurkan aplikasi pada kuartal ketiga tahun ini.

“Mangkokku akan memperkuat kehadirannya, baik online maupun offline melalui outlet baru, restoran dine-in flagship dengan customer experience luar biasa, aplikasi mobile, dan yang terpenting restoran dine-in eksklusif untuk mengakomodasi berbagai jenis preferensi makanan. Kami membidik menjadi all-rounder new culinary retail company,” jelasnya.

Baru-baru ini, Mangkokku meluncurkan outlet flagship pertama yang berlokasi di Jakarta, hadir dengan konsep modern, cozy, dan disertai menu dine-in spesial. Pihaknya mengaku mendapat ribuan pelanggan dalam empat minggu pertama pembukaannya.

“Dengan kedisiplinan, strategi yang berfokus pada konsumen, ketelitian, dan menjaga kualitas operasional kami, Mangkokku akan menjadi sustainable business dalam jangka panjang.” Tutupnya.

Alpha JWC to Invest 29 Billion Rupiah into Culinary Startup “Mangkokku”

 

Culinary startup Mangkokku announced its seed funding worth of $2 million (nearly 29 billion Rupiah) from Alpha JWC Ventures. The fresh funds will be used for outlet expansion until next year.

For the record, Alpha JWC also invested in another culinary startup by Gibran, Goola, last year. In addition, other culinary startups that have listed in Alpha JWC’s portfolio are Kopi Kenangan, Hangry, and Lemonilo.

Mangkokku was founded last year by celebrity chef Arnold Poernomo, culinary entrepreneur Randy Kartadinata, and two children of the President of the Republic of Indonesia, Gibran Rakabuming and Kaesang Pangarep. Gibran and Kaesang serve as advisors for the day-to-day operations of the company.

Meanwhile, Arnold heads up culinary production and innovation, and Randy acts as CEO responsible for Mangkokku’s daily business and expansion. Before pioneering Mangkokku, the four founders had established at least 12 culinary companies in Indonesia and Australia, including Gioi, KOI Dessert Bart Sydney, and Markobar martabak outlets.

Mangkokku offers dishes in the form of a rice bowl or rice with side dishes served in a bowl with the taste of typical Indonesian food. There are 12 menus that are sold with prices ranging from Rp19 thousand to Rp54 thousand per portion.

Para founder Mangkokku / Mangkokku
Mangkokku Founders / Mangkokku

In an official statement, Arnold Poernomo said that his team adopted a global business perspective. He believes that to grow rapidly and sustainably, you must provide superior products at affordable prices and maintain the standard of every bowl served.

“Therefore, we operate all branches ourselves and use high-tech equipment in the main kitchen to maintain product quality and consistency,” he explained, Monday (23/11).

Randy Kartadinata added that during the pandemic, the company managed to adapt quickly to respond to changes in consumer demand, which are now moving higher. It is claimed, each Mangkokku branch can sell 400 to 600 bowls every day.

“Our big dream is to become the largest mass-market culinary group in Indonesia and build its own ecosystem consisting of various culinary brands and institutions. Not only that, we also want to be the best culinary company in terms of local and regional expansion and technical operations. That’s why we took this startup route and collaborated with Alpha JWC Ventures,” Randy continued.

Currently, Mangkokku has 22 branches in Jabodetabek and will expand to Surabaya in the near future. The company will add up to 30 store locations by the end of this year and 75 branches next year.

Also, next year they will start developing food menus outside the rice bowl concept, starting from drinks, desserts, and packaged chili sauce series. Thus, Mangkokku’s ambition as a complete culinary solution can be realized.

Alpha JWC Ventures partner Eko Kurniadi said that his team sees the culinary business as a sector that can benefit from venture funding and the use of technology. Mangkokku has performed brilliantly even during the pandemic.

“This proves that their products have been well received by the community. Our financial and business support as well as our previous experience will help Mangkokku develop into a large company faster,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Alpha JWC Berinvestasi 29 Miliar Rupiah untuk Startup Kuliner “Mangkokku”

Startup kuliner Mangkokku mengumumkan pendanaan tahap awal perdananya (seed funding) sejumlah $2 juta (hampir 29 miliar Rupiah) dari Alpha JWC Ventures. Dana segar ini akan digunakan untuk menambah ekspansi gerai sampai tahun depan.

Sebagai catatan, Alpha JWC juga berinvestasi ke startup kuliner milik Gibran lainnya yakni Goola pada tahun lalu. Selain itu, startup kuliner lainnya yang masuk ke portofolio Alpha JWC, yakni Kopi Kenangan, Hangry, dan Lemonilo.

Mangkokku didirikan pada tahun lalu oleh chef selebritas Arnold Poernomo, pengusaha kuliner Randy Kartadinata, dan dua anak Presiden RI yakni Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep. Gibran dan Kaesang menduduki posisi sebagai penasihat untuk operasional sehari-hari perusahaan.

Sementara, Arnold mengepalai produksi dan inovasi kuliner, dan Randy bertindak sebagai CEO yang bertanggung jawab atas ekspansi dan bisnis harian Mangkokku. Sebelum merintis Mangkokku, keempat pendiri ini sudah mendirikan setidaknya 12 perusahaan kuliner di Indonesia dan Australia, termasuk Gioi, KOI Dessert Bart Sydney, dan gerai martabak Markobar.

Mangkokku menawarkan hidangan dalam bentuk rice bowl atau nasi dengan lauk yang disajikan di dalam mangkuk dengan cita rasa makanan khas Indonesia. Ada 12 menu yang dijual dengan harga mulai dari Rp19 ribu hingga Rp54 ribu per porsi.

Para founder Mangkokku / Mangkokku
Para founder Mangkokku / Mangkokku

Dalam keterangan resmi, Arnold Poernomo menuturkan pihaknya mengadopsi cara pandang bisnis global. Ia percaya untuk berkembang dengan pesat dan berkelanjutan, harus menyediakan produk superior dengan harga terjangkau dan menjaga standar setiap mangkuk yang tersaji.

“Karena itu, kami mengoperasikan sendiri semua cabang dan menggunakan peralatan berteknologi tinggi di dapur utama untuk menjaga kualitas dan konsistensi produk,” terangnya, Senin (23/11).

Randy Kartadinata menambahkan, selama pandemi perusahaan berhasil beradaptasi dengan cepat untuk menjawab perubahan permintaan konsumen yang kini pergerakannya lebih teratas. Diklaim, setiap harinya tiap cabang Mangkokku mampu menjual 400 hingga 600 mangkuk.

“Mimpi besar kami adalah menjadi grup kuliner mass-market terbesar di Indonesia dan membangun ekosistem sendiri yang terdiri dari berbagai merek dan institusi kuliner. Tak hanya itu, kami juga ingin menjadi perusahaan kuliner terbaik dalam hal ekspansi lokal dan regional serta operasional teknis. Karena itulah kami mengambil rute startup ini dan bekerja sama dengan Alpha JWC Ventures,” sambung Randy.

Saat ini Mangkokku memiliki 22 cabang di Jabodetabek dan akan merambah ke Surabaya dalam waktu dekat. Perusahaan akan menambah lokasi gerai hingga 30 pada akhir tahun ini dan 75 cabang pada tahun mendatang.

Tak hanya itu, tahun depan mulai mengembangkan menu makanan di luar konsep rice bowl, dimulai dari minuman, makanan penutup, dan seri sambal kemasan. Dengan demikian, ambisi Mangkokku sebagai solusi kuliner komplet dapat terwujud.

Partner Alpha JWC Ventures Eko Kurniadi menuturkan pihaknya melihat bisnis kuliner sebagai sektor yang dapat diuntungkan dari pendanaan ventura dan penggunaan teknologi. Mangkokku telah menunjukkan kinerja cemerlang bahkan saat pandemi.

“Hal ini membuktikan bahwa produk mereka telah diterima masyarakat dengan baik. Dukungan finansial dan bisnis serta pengalaman kami sebelumnya akan membantu Mangkokku berkembang lebih cepat menjadi perusahaan besar,” katanya.