EA Berlaga di E3 2017 Dengan IP Baru dan Pengungkapan Detail Star Wars Battlefront II

Di tahun ini, Electronic Arts mendapatkan kehormatan untuk membuka konferensi video game terbesar di dunia, Electronic Entertainment Expo 2017. Kita mungkin tak kesulitan menebak permainan apa yang jadi andalan sang publisher asal Amerika itu. Namun di sana, EA juga mengungkap banyak kejutan menarik, salah satunya adalah IP baru dari developer Mass Effect.

Anthem

Setelah belakangan terdengar kabar yang menyatakan bahwa BioWare kembali sibuk mengerjakan permainan baru, di E3 2017, akhirnya terungkaplah rincian mengenai proyek mereka itu. Di panggung, EA memamerkan teaser trailer dari game berjudul Anthem. Hampir serupa kreasi BioWare belum lama ini, Anthem kembali mengangkat tema sci-fi, dikemas dalam formula action-RPG. Penyajiannya hampir menyerupai kombinasi dari Destiny, Titanfall, dan film Avatar.

Star Wars: Battlefront II

DICE tampaknya bersungguh-sungguh ingin membayar kesalahan mereka di reboot Battlefront dengan menerapkan banyak perubahan di sekuelnya. EA mengumumkan bahwa semua konten pasca-rilis Star Wars: Battlefront II akan tersaji gratis – termasuk map, mode, sertakarakter – dan tak lagi ada season pass. Permainan tetap menyimpan sistem microtransaction, tapi Anda bisa mendapatkan konten tersebut tanpa perlu mengeluarkan uang. Cukup dengan bermain.

Untuk pertama kalinya, game Star Wars garapan DICE itu dibekali mode campaign single-player, namun porsi multi-player-nya yang jadi kebanggaan EA di E3. Dalam konferensinya, sang publisher memamerkan demo live berdurasi 15 menit, mempertunjukkan peta Assault on Theed, berlatar belakang planet Naboo.

A Way Out

A Way Out merupakan game baru dari stodio pencipta Brothers: A Tale of Two Sons, Hazelight. Seperti karya mereka sebelumnya, A Way Out ialah permainan adventure yang menitikberatkan elemen multiplayer co-op, dipadu bumbu action. Game mengisahkan upaya dua orang narapidana dalam melarikan diri dari penjara, mengambil latar belakang tahun 70-an. Mereka harus bekerja sama untuk menghindari polisi dan para kriminal lain. A Way Out ‘wajib’ dimainkan oleh dua orang gamer.

Need For Speed: Payback

Payback sengaja dirancang sebagai permainan Need For Speed untuk para fans Fast And Furious. Pendekatannya lebih arcade dan kental dengan action. Bagi penggemar game balap, trailer Need For Speed: Payback di E3 2017 mungkin segera mengingatkan Anda pada seri Burnout. Hal ini tidak aneh mengingat Ghost Games, developer dari Payback, terdiri dari banyak mantan staf Criterion.

Battlefield 1

Akan ada add-on serta peta permainan baru buat Battlefield 1 baru, beberapa di-setting di malam hari. Konten-konten ini sengaja disiapkan untuk menyambut expansion pack yang segera hadir di bulan September 2017, berjudul In the Name of the Tsar.

FIFA 18

Permainan sepak bola ini kembali akan menyajikan mode campaign, meneruskan kisah perjalanan karakter bernama Alex Hunter. Dalam menggarapnya, EA Sports lagi-lagi mengedepankan teknologi visual dan motion capture canggih, prosesnya dibantu oleh sang superstar Cristiano Ronaldo.

Madden NFL 18

Seperti FIFA 18, Madden NFL 18 juga akan menghidangkan story mode bernama Longshot, dibintangi oleh sang pemenang Oscar, Mahershala Ali.

NBA Live 18

Di E3 2017, EA memamerkan trailer perdana NBA Live 18 dan juga mengumumkan akan melepas versi demo-nya di bulan Agustus nanti. Sang developer sudah menyiapkan banyak fitur buat menyaingi NBA 2K18.

Free EA/Origin Access

Terhitung dari mulai dilangsungkannya konferensi EA di E3 2017, gamer PC, Xbox One dan PlayStation bisa menikmati serta mencoba beragam permainan Electronic Arts secara gratis via EA Access.

Mass Effect: Andromeda Tidak Sebaik yang Banyak Orang Harapkan

Mass Effect: Andromeda boleh dikatakan sebagai game terbesar BioWare. Buat menggarapnya, tim developer asal Kanada itu mengerahkan tenaga dari tiga studio miliknya, dan rumor mengatakan mereka telah mengeluarkan modal US$ 40 juta. Tapi dari sejak permainan itu tersedia di EA Access, Anda mungkin sudah mendengar kabar kurang baik mengenainya.

Saat itu, mayoritas mereka yang sudah mencoba Andromeda mengeluhkan buruknya animasi dan adanya glitch di sana-sini – menyebabkan game diolok-olok penghuni internet. Dan setelah dirilis, ternyata kualitas Mass Effect: Andromeda tidak sebaik yang selama ini BioWare janjikan. Silakan simak rangkuman dari para reviewer di bawah.

Menurut Polygon, sensasi bermain Mass Effect: Andromeda terasa bercampur aduk. Di satu sisi, banyaknya kendala teknis – walaupun tidak merusak gameplay – ternyata cukup mengganggu. Namun di sisi lain, sang pengulas penasaran pada misteri dunia fiksi yang BioWare bangun, dan setelah menyelesaikan game tersebut, ia tak sabar ingin berpetualang di galaksi baru itu dalam permainan selanjutnya. Polygon memberi game ini skor 7,5.

PC Gamer memberi respons hampir senada, dengan nilai yang sedikit lebih tinggi: 80. Menurut Chris Thursten, Mass Effect: Andromeda dinodai ketidak-konsistensian dan tampak tidak dipoles optimal, tetapi game masih mampu menyajikan sensasi bereksplorasi. PC Gamer mengapresiasi dunia petualangannya luas, spektakuler dan menyegarkan; juga memuji BioWare karena mereka tidak lupa menyempurnakan sistem pertempuran.

Bagi Destructoid, Mass Effect: Andromeda bukanlah permainan Mass Effect sejati – malah terkesan seperti spin-off. Game seolah-olah dibuat oleh studio berbeda yang tidak yakin terhadap arahan baru yang ingin diambil. Dunia baru di sana memang menarik, tapi sayang kontennya tidak banyak. Selanjutnya, masalah-masalah teknis juga sulit untuk diabaikan. Destructoid hanya menyodorkan skor 6,5 buat permainan ini.

Dan Stapleton dari IGN berpendapat, jalan cerita bermutu dan karakter menarik di Mass Effect: Andromeda mampu mengurangi kekecewaan gamer terhadap ketiadaan ras alien yang betul-betul baru, sistem kustomisasi companion, dan problem di sisi teknis. Di beberapa skenario, game ini mampu menyuguhkan elemen-elemen terbaik trilogi Mass Effect terdahulu, dipadu pertempuran seru dan efek suara fantastis. Andromeda memperoleh nilai 7,7 dari IGN.

Dari pengamatan GameSpot, visi di belakang penciptaan Andromeda hanya terpenuhi separuhnya. Kontennya memang banyak, tetapi kualitasnya tidak konsekuen. Pertempuran dan dunia permainan merupakan bagian terkuat dari permainan, namun mereka tidak bisa menutupi kekurangannya di segi narasi, serta rendahnya mutu penyampaian ‘politik dan moral’ – yang sebelumnya merupakan faktor unggulan seri Mass Effect.

Via situs agregat review  OpenCritic, Mass Effect: Andromeda memperoleh skor rata-rata sementara 75. Angka ini fluktuatif, bisa berubah tipis seiring munculnya lebih banyak ulasan.

Apa Nasib ReCore Lebih Baik dari Mighty No. 9? Ayo Simak Pendapat Para Reviewer

Setelah performa Mighty No. 9 yang mengecewakan, perhatian tertuju pada ReCore. Ekspektasi jadi kian tinggi karena selain dinahkodai Keiji Inafune, permainan turut digarap oleh tim pencipta Metroid Prime serta didukung Microsoft. ReCore dilepas hari ini di Xbox One serta PC, dan pertanyaannya adalah: apakah kombinasi tiga nama besar itu mampu menghasilkan sebuah mahakarya?

Sayang sekali jawabannya bukan seperti yang kita harapkan. Respons reviewer terhadap ReCore memang lebih baik dari Mighty No. 9, namun ia tidaklah sehebat janji Comcept dan Armature Studio. Di situs agregator OpenCritic, ReCore cuma mendapatkan nilai ‘lemah’.

ReCore Inquisitive Mack

IGN mengakui bahwa skala permainan ReCore cukup mengejutkan. Awalnya, dunia permainan memang asik untuk dijelajahi, tetapi tidak banyak hal menarik terjadi di sana, termasuk jika dilihat dari perspektif sistem pertempuran. Menurut reviewer Vince Ingenito, dunia game tersaji terlalu luas dan pada akhirnya menyuguhkan konten yang sama. IGN hanya memberikan nilai 73.

Kritik GamesRadar lebih pedas lagi. Sam Prell mengungkapkan, game memang dibekali ide-ide unik, tapi eksekusinya berantakan: ReCore dipenuhi bug dan kendala teknis semisal lamanya waktu load. Lalu di sisi gameplay, musuh-musuh menggunakan cara-cara ‘murahan’ buat mengalahkan Anda, misalnya mengeksploitasi kemampuan skill stun berkali-kali. Kemudian, tingkat kesulitan tiba-tiba meroket di bagian akhir permainan.

ReCore 2

GameSpot cuma memberikan nilai 6 buat ReCore. Sang pengulas bilang, ReCore mempunyai pesona permainan platformer era Gamecube serta Dreamcast, dan kelirunya arahan developer sangat disayangkan. Lagi-lagi aspek teknis jadi kendala, Gamespot mengeluhkan lamanya waktu load di console Xbox One – memaksanya menunggu dua sampai tiga menit. Beberapa kali, game juga berhenti tiba-tiba serta mengalami crash.

Review terbaik diberikan oleh WCCFtech dengan nilai 80. Francesco De Meo memuji jalan cerita, formula gameplay serta melimpahnya konten, menyarankan ReCore bagi mereka yang sedang mencari permainan action adventure. Meski demikian, WCCFtech melihat adanya kelemahan dari minimnya tantangan, sehingga menyebabkan pertempuran jadi repetitif. Mereka juga mengonfirmasi kehadiran bermacam-macam masalah tekniks.

ReCore 1

Keri Honea dari Game Revolution mengaku bahwa narasi dan gameplay ReCore mampu membuatnya kecanduan selama beberapa jam pertama. Tapi setelah itu, permainan jadi terasa hambar dan ‘kecantikan’ para karakternya mulai pudar, seakan-akan game berjalan mundur ke era PlayStation 2. Hanya keinginan buat menyelesaikan ceritanya-lah yang mendorong sang reviewer untuk menyelesaikan ReCore.

Saat artikel ini ditulis, ReCore memperoleh skor rata-rata 61 dari 28 reviewer yang berhasil dirangkum OpenCritic; dan mendapatkan nilai 63 dari 28 media di Metacritic untuk versi Xbox One.

ReCore 4

Rangkuman Review Xbox One S, Apakah Versi Slim Console Current-Gen Microsoft Ini Layak Anda Miliki?

Gelombang pertama versi mungil console current-gen Microsoft yang diberi nama Xbox One S akhirnya meluncur kurang dari dua bulan setelah ia resmi diperkenalkan, tepatnya di tanggal 2 Agustus kemarin. Sejumlah website teknologi dan gaming ternama sudah menguji sistem game anyar itu secara intensif dan mempublikasi ulasannya beberapa jam lalu.

Apakah Xbox One S layak dimiliki, dan haruskah gamer Xbox beralih ke varian anyar itu? Ayo simak tanggapan para reviewer:

Menurut Gamespot, kehadiran Project Scorpio di tahun depan menyebabkan Xbox One S berada di posisi yang janggal. Mereka mempertanyakan, untuk siapa sebenarnya sistem ini ditujukan? Jika sudah mempunyai versi terdahulu, reviewer beropini bahwa One S tidak menawarkan banyak perbedaan, kecuali Anda benar-benar menginginkan sistem game berfitur HDR dan video 4K sekarang juga.

Di ulasan singkatnya, Ryan McCaffrey dari IGN bilang bahwa sebagai pemilik Xbox One, ia lebih baik menghemat uang dan menunggu Scorpio. Pada dasarnya, Xbox One S tak memberi banyak manfaat seandainya Anda tidak mempunyai TV 4K HDR. Meski demikian, IGN memuji Microsoft karena kehadiran Xbox One S artinya memberikan lebih banyak pilihan bagi konsumen, serta membuat Xbox One tipe standar turun harga.

Tim Digital Foundry Eurogamer merasa fitur video 4K Xbox One S kurang dikembangkan secara sempurna, kemudian performa GPU-nya belum mampu memberikan perbedaan signifikan buat meningkatkan pengalaman bermain. Namun mereka mengapresiasi Microsoft karena Xbox One S menyuguhkan segala permintaan fans, satu contohnya ialah desain yang lebih kecil dan lebih baik. Eurogamer mengakui, Xbox One S merupakan sebuah lompatan penting dari varian standar.

Dibanding media lain, pandangan Engadget sangat menarik. Di judul ulasan, mereka menekankan: Xbox One S ialah penerus sejati Xbox 360. Tapi bagian konsklusi terasa senada dengan IGN dan Gamespot: Xbox One S tidak wajib dimiliki kecuali Anda mempunyai TV high-end. Satu-satunya keunggulan versi slim ini adalah ruang penyimpanan yang lebih luas, namun bukan alasan kuat karena Anda sebetulnya bisa meng-upgrade kapasitas storage Xbox One standar.

Tech Radar sendiri memberikan Xbox One S skor tinggi, 4,5 dari 5 bintang. Bagi mereka, Xbox One S menetapkan sebuah tingkatan baru dalam pengembangan console, yang seharusnya Microsoft lakukan tiga tahun lalu. Xbox One S lebih anggun, lebih murah (dibanding varian bundel Kinect 2.0), dan lebih bertenaga dari sang pendahulu. Tak hanya sempurna bagi konsumen yang ingin mulai menikmati game Xbox, Tech Radar menilai, upgrade dari Xbox One ke Xbox One S merupakan langkah pintar.

Meski tampaknya bukan sebuah produk ‘esensial’, respons media terhadap Microsoft Xbox One S terbilang cukup positif.

Microsoft Serbu E3 2016 Dengan Xbox Baru dan Game-Game Andalan

Di arena duel console, Microsoft memperoleh kesempatan pertama untuk mempresentasikan segala hal yang sudah mereka siapkan. Meskipun kejutan sempat bocor, pengumuman mengenai hardware sudah dinanti para fans. Dan buat melengkapi konferensi mereka, tim Xbox turut mengungkap detail dari belasan game plus rencana update konten judul-judul yang telah ada.

Xbox One S

Sesuai info yang beredar di forum NeoGAF, Xbox One S memiliki volume 40 persen lebih kecil dibanding model standar, turut didukung kemampuan video 4K, fitur HDR serta dibekali penyimpanan hard drive hingga 2TB. Controller mendapatkan sedikit modifikasi, kini lebih ramping dan dengan bagian grip bertekstur, lalu jangkauan wireless-nya diperluas dan ditambah konektivitas Bluetooth.

Xbox One S akan tiba pada bulan Agustus 2016, tersedia dalam beberapa varian hard disk: versi 500GB dijual seharga US$ 300, 1TB dibanderol US$ 350, dan 2TB dijajakan di harga US$ 400. Anda juga bisa membeli vertical stand (US$ 20), lalu controller anyar bisa dimiliki seharga US$ 60.

Project Scorpio

Mengonfirmasi rumor yang beterbangan selama beberapa bulan ke belakang, Microsoft membenarkan upaya penggarapan console baru, mereka namai Project Scorpio. Ditargetkan untuk dilepas tahun 2017, sistem ditenagai prosesor delapan-core, bandwith memori 320GB, tingkat performa enam teraflop, memungkinkannya menopang game di resolusi 4K tanpa kompresi – bukan sekedar upscale ke 2160p.

Menariknya lagi, Project Scorpio juga memiliki kemampuan backward compatibility, baik ke Xbox One standar maupun Xbox One S, dan ia kompatibel ke periferal yang sudah ada.

Gears of War 4

Microsoft memamerkan game keempat di seri Gears of Wars di atas panggung konferensi E3 2016. Mode singleplayer tradisional kembali – dengan aksi baku tembak berbasis sistem cover dan pertempuran jarak dekat berbekal gergaji mesin. Di sisi multiplayer, developer The Coalition menyingkap mode co-op baru, Horde 3.0 – meski mereka tidak memberikan penjelasan terlalu banyak.

Gears of War disiapkan ‘eksklusif’ buat platform Microsoft, akan hadir di Xbox One dan Windows 10 pada tanggal 11 Oktober 2016.

Scalebound

Di event Microsoft, Hideki Kamiya dari Platinum Games naik ke panggung buat mendemonstrasikan porsi gameplay Scalebound secara lebih lengkap, game action role-playing yang diramu untuk Xbox One dan Windows 10. Dalam menghadapi boss berukuran super-besar, developer turut memperlihatkan mode co-op empat player, masing-masing pemain diberikan seekor naga.

Scalebound menghidangkan aksi pertempuran hack’and’slash, dan untuk menghadapi boss, pertarungan akan dipadu dengan serangan jarak jauh saat Drew terbang bersama naganya.

Game dijadwalkan untuk meluncur tahun depan, sayangnya belum ada tanggal spesifik.

Recore

Recore, permainan terbaru kreasi Keiji Inafune, akhirnya memperoleh detail lebih lanjut. Ia mengisahkan petualangan gadis bernama Joule dan robot anjing peliharaannya, Mack; kabarnya terinspirasi dari seri Metroid dan The Legend of Zelda. Selain sang pencipta Mega Man, tim pengembang diperkuat co-creator Halo dan Destiny, Joseph Staten, serta berpartner dengan para mantan developer Metroid.

Recore rencananya dirilis 13 September 2016 nanti.

Dead Rising 4

Frank West kemungkinan besar akan kembali di judul terbaru Dead Rising. Lagi-lagi Anda disuguhkan bermacam-macam perangkat aneh buat melumat gerombolan zombi. Dari trailer E3-nya, formula dasar permainan tidak banyak berubah, kini diberi tema Natal. Jika tidak ada penundaan, Dead Rising 4 segera tiba di ‘musim liburan’ 2016.

Forza Horizon 3

Keberadaan Forza Horizon 3 akhirnya dipastikan oleh Microsoft, segera ‘mengaspal’ di Xbox One dan PC tanggal 27 September tahun ini. Permainan balap tersebut di-setting di wilayah Australia, menyajikan lintasan balap di atas gurun pasir, dataran banjir, dan area perkotaan. Forza Horizon 3 menyimpan koleksi kendaraan paling banyak dibanding game-game Forza terdahulu.

Selain judul-judul di atas, Microsoft turut mengumumkan tanggal rilis Halo Wars 2 (21 Februari 2017), State of Decay 2, Gwent: The Witcher Card Game, Tekken 7, menyingkap video gameplay Sea of Thieves, mendemokan Final Fantasy XV, serta menginformasikan update terkait The Division dan Minecraft ‘Mobile PC Cross Play’.

Via Gamespot.

Rangkuman Konferensi Electronic Arts ‘Play’ di E3 2016

Di tahun ini, Electronic Arts memperoleh kehormatan untuk membuka E3 2016. Berdasarkan kabar sebelumnya, game-game yang mereka sorot di sana memang bukan lagi kejutan, namun tentu beberapa judul dapat membuat para fans tersenyum lebar. Melewatkan acara live stream EA Play subuh tadi (jam 03:00 pagi)? Tak usah cemas, rangkumannya sudah disiapkan.

Mass Effect: Andromeda

Kisah petualangan Commander Shepard mungkin telah berakhir di trilogi Mass Effect orisinil, tapi sudah pasti BioWare enggan menyudahi jagat sci-fi yang susah-susah mereka bangun. Di E3 2016, akhirnya developer mengungkap detail lebih lanjut mengenai permainan keempat seri ini, diberi judul Andromeda. Kata BioWare, permainan ‘memberikan kebebasan lebih besar dibanding karya mereka terdahulu’ serta menyajikan tokoh-tokoh baru.

Tokoh utama ditugaskan untuk menjelajahi era ‘jutaan tahun’ di masa depan. Dari trailer-nya, sang protagonis terbangun di galaksi Andromeda, dan kita bisa melihat pesawat angkasa bernama Tempest dan kendaraan buggy mirip Mako (di Mass Effect 1). Meski diwakilkan wanita, Anda juga bisa bermain sebagai karakter pria. Oh, sejumlah spesies alien familier juga ada di sana, contohnya Asari dan Krogan.

Titanfall 2

Merupakan lompatan ke arah yang lebih mainstream, Respawn merayakan kehadiran mode singleplayer dengan mengungkap trailer sinematik resminya beberapa jam lalu. Berdasarkan videonya, campaign akan fokus pada hubungan antara pilot dan Titan-nya (Titan ternyata memiliki kepribadian), dan mungkin tersedia lebih banyak varian robot dibanding permainan pertama – hanya ada Ogre, Atlas dan Stride.

Meski demikian, perlu ditekankan bahwa multiplayer adalah pilar utama Titanfall, dan Respawn betul-betul memerhatikannya. Elemen seperti pertempuran mech dan aksi parkour bertempo cepat akan kembali, ditambah variasi peta serta kemampuan-kemampuan baru – contohnya teleportasi dan granat gravitasi. Layaknya Titanfall pertama, Respawn berencana melangsungkan tes beta. Game akan dirilis pada tanggal 28 Oktober di PC dan console.

Battlefield 1

Sebagai penerus franchise Battlefield yang akan dirilis tahun ini, EA tidak melupakan Battlefield 1. Mereka melepas ‘Official Gameplay Trailer’, dan di sana DICE mengemas segala macam aksi bombastis di era Perang Dunia Pertama ke dalamnya: pertempuran jarak dekat menggunakan kapak, serangan artileri, kejar-kejaran dengan kuda perang, sampai pertempuran di udara dan penyerangan terkoordinasi ke zeppelin.

Star Wars

EA punya rencana besar terkait franchise Star Wars. Kita tahu mereka telah menugaskan DICE untuk menggarap sekuel dari Star Wars Battlefront, tetapi bukan cuma para pencipta Battlefield saja yang sibuk. Kini diketahui, tiap-tiap studio di bawah Electronic Arts mempunyai agenda buat mengerjakan game Star Wars sendiri-sendiri:

  • Respawn (Titanfall): permainan petualangan third person, belum memiliki tanggal rilis
  • Visceral Games (Dead Space): game action, 2018
  • BioWare: meneruskan pengembangan Star Wars: The Old Republic
  • Capital Games: melanjutkan pengembangan Star Wars Galaxy of Heroes
  • Motive: berkolaborasi bersama DICE untuk merampungkan sekuel Battlefront
  • Criterion (Burnout): membantu pengerjaan proyek Star Wars, belum ditentukan judulnya

FIFA 17

Banyak aspek developer bubuhkan pada permainan sepakbola baru mereka: transisi ke engine Frostbite yang memengaruhi segi fisik, fitur-fitur anyar, serta story mode The Journey. Di trailer-nya sendiri, EA fokus pada karakter bernama Alex Hunter yang berjuang untuk menjadi pemain besar di Liga Premier Inggris. Dengan begini, FIFA resmi memperoleh mode ‘campaign‘, seperti permainan-permainan Electronics Arts lain.

Selain game-game di atas, EA turut mengumumkan EA Originals, yaitu program publikasi khusus judul-judul independen. Fe buatan developer Swedia Zoink menjadi permainan pertama yang masuk di sana.

Via Gamespot.

Sudah Siap Menghadapi Dark Souls III? Simak Dulu Rangkuman Review-nya

Dark Souls III akan dirilis secara global minggu depan, namun gamer Jepang dan media-media video game terkemuka sudah mulai menikmatinya sejak tanggal 24 Maret silam. Director Hidetaka Miyazaki kembali memimpin pengembangannya, dan tak sulit ditebak, segala hal yang Anda sukai (atau benci) mengenai Dark Souls kembali hadir di permainan terbarunya.

Action-RPG ini kembali menyuguhkan formula serupa sang pendahulu, mengusung gameplay super-sulit, menuntut Anda untuk menerima kekalahan dan ‘merangkul’ kematian. Sisi positif dari perbedaan waktu rilis ialah kita diberikan kesempatan buat mencari tahu apakah Dark Souls III layak dimainkan atau tidak berdasarkan review-review yang telah dipublikasi. Dan fans Souls dapat bernafas lega karena Dark Souls III memperoleh respons sangat positif.

Dark Souls III Review Round-up 03

Dalam ulasan tanpa skor, Adam Smith via Rock Paper Shotgun menuliskan, jika Dark Souls III merupakan game terakhir di franchise tersebut, maka ia dengan bahagia mengucapkan selamat jalan. Meski bukan game Dark Souls terbaik, Dark Souls III menyempurnakan permainan sebelumnya, dan bahkan dapat dinikmati oleh mereka yang sama sekali belum pernah menyentuh Dark Souls.

Review IGN juga selaras dengan Rock Paper Shotgun. Mereka memuji gerakan-gerakan baru dalam permainan yang memperkaya sistem pertempuran, serta segi visual dari lokasi-lokasi di kerajaan Lothric – tempat Anda bertualang dan menghadapi lawan-lawan mematikan. Beberapa aspek memang butuh polesan, namun IGN setuju bahwa Dark Souls III layak jadi penerus seri ini.

Dark Souls III Review Round-up 02

Mike Mahardy dari GameSpot sendiri melihat sejumlah kesalahan arah dalam desain, contohnya cuma ada satu solusi spesifik untuk mengalahkan bos, ditambah pola permainan repetitif saat menghadapi musuh tangguh. Terlepas dari itu, GameSpot mengapresiasi banyak hal dalam Dark Souls III: desain level yang apik, pertempuran menegangkan, serta setting game yang cantik.

Salah satu ulasan dengan nilai paling rendah dipublikasi oleh Polygon, hanya 70. Reviewer Philip Kollar menyampaikan, Dark Souls 3 tetap menjadi sebuah pengalaman menakjubkan, namun di game teranyar itu, kelemahannya lebih terlihat. Ia kecewa karena game hanya menyimpan sedikit kejutan. Menakar dari desain, penyajian momentum, serta teknologi penopang permainan, Dark Souls III gagal memuaskan penggemar terberatnya.

Dark Souls III Review Round-up 04

Bertolak belakang dari Polygon, PC Gamer memuji sisi desain, pertempuran, serta penyampaian ceritanya. James Davenport bilang, “Dark Souls III adalah game Dark Souls terbaik, menetapkan sebuah standar baru bagi genre action RPG secara keseluruhan.”

Berikut skor sementara  berdasarkan situs agregator:

Dark Souls III akan meluncur pada tanggal 12 April nanti di PC, PlayStation 4 dan Xbox One.

Flipboard Ungkap Kisah dan Berita Terbesar di Tahun 2015

Beberapa hari lagi kita akan mengucapkan selamat tinggal pada 2015, dan segera menyongsong tahun baru. Ada banyak sekali peristiwa besar terjadi selama 12 bulan terakhir ini, dan Flipboard sebagai app spesialis agregasi jejaring sosial merayakan momentum tersebut dengan memublikasi rangkuman beragam berita yang sempat mendapat sorotan panas dalam 2015: Year in Review.

Ada banyak sekali kabar heboh di tahun ini, namun hanya ada beberapa yang masuk dalam 14 kategori Year in Review versi Flipboard. Berita-berita itu meliputi bisnis dan teknologi, gaming, politik, olahraga, film, buku, kontroversi, sampai tragedi. Apa saja? Silakan simak daftar ringkasannya di bawah.

Year in Business & Tech

Beragam Hal yang Apple Umumkan di WWDC 2015 Dalam Satu Daftar Lengkap – Natt Garun, The Next Web.

Lainnya: skandal emisi VW, Periscope versus Meerkat, anjloknya harga saham Snapchat.

Year in Politics

Alasan di Belakang Keputusan John Boehner Untuk Mundur – Jake Sherman, Anna Palmer dan John Bersnahan, Politico

Lainnya: Negosiasi panas program nuklir Iran, Obama menolak proyek pembuatan pipa Keystone XL, penjelasan mengenai krisis hutang Yunani.

Year in Sports

Kobe Bryant Pensiun Setelah Musim Terakhir IniLA Times

Timeline Kejadian Deflategate (alias skandal 2014 AFC Championship Game) – ESPN

Royals Memenangkan Kejuaraan Baseball DuniaCBS Sports

Year in Unions

Jennifer Aniston dan Justin Theroux Menikah – Emily Zauzmer, People Magazine

Lainnya: Pernikahan Cameron Diaz dan Benji Madden, Johnny Depp dan Amber Heard, serta Aston Kutcher dan Mila Kunis.

Year in Breakups

Ben Affleck dan Jennifer Garner Bercerai Setelah Menikah 10 tahun – Michelle Tauber dan Elizabeth Leonard, People Magazine

Lainnya: Kourtney Kardashian dan Scott Disick berpisah, Gwen Stefani dan Gavin Rossdale bercerai, dan laporan mengenai berpisahnya Kate Beckinsale dengan Len Wiseman.

Year in Big Ideas

Makna dari Penemuan Air di Mars – Jeffrey Kluger, TIME

Lainnya: negara-negara bersatu untuk atasi perubahan cuaca, tujuh pertanyaan besar terkait leluhur manusia telah terjawab, NASA ungkap foto-foto beresolusi tinggi planet Pluto.

Year in TV

Daftar Lengkap Pemenang Emmy Awards 2015CNN

Lainnya: 25 acara TV terbaik versi Rolling Stone, Mad Men berakhir, David Letterman akhiri Late Show.

Year in Music

50 Lagu Terbaik di 2015Rolling Stone

Lainnya: Interview Adele tentang album 25, vokalis Stone Temple Pilots Scott Weiland meninggal di usia 48 tahun, Spotify tunjuk Drake sebagai musisi yang lagunya paling sering di-streaming.

Year in Film

Daftar Pemenang Oscar 2015 – Lizzie Plaugic, The Verge

Lainnya: Review Jurassic World oleh Entertainment Weekly, review Avengers: Age of Ultron oleh The New York Times, ulasan Inside Out versi The Atlantic.

Year in Books & Culture

Ulasan Novel Go Set a Watchman Karya Harper Lee – Jay Parini, CNN

Lainnya: Ulasan tentang Whitney Museum of American Art, tulisan fiksi Kate Mosse berjudul Eleven Days mengenai hilangnya Agatha Crhistie, pameran Björk di MoMA.

Year in Gaming

Panduan Lengkap Fallout 4 – Randolph Ramsay, GameSpot

Lainnya: Review The Witcher 3, Halo 5 kalahkah James Bond di box office, ulasan Super Mario Maker.

Year in Goodbyes

Leonard Nimoy alias Spock Tutup Usia di 83 Tahun – Bruce Weber, The New York Times

Raja Saudi Arabia Abdullah bin Abdulaziz Wafat – BBC World

Legenda Musik Blues B.B. King Meninggal di Usia 89 Tahun – Patrick Doyle, Rolling Stone

Year in Scandal & Controversy

Tujuh Hal yang Bisa Dipelajari dari Kebocoran Ashley Madison – Priya Anand, MarketWatch

Lainnya: Mantan bintang NFL Aaron Hernandez terbukti bersalah atas kasus pembunuhan tingkat pertama, Sepp Blatter turun dari jabatan presiden FIFA, 22,1 juta akun terekspos akibat diretasnya database OPM.

Year in Conflict & Tragedy

Uraian Kejadian Penyerangan di ParisBBC World

Lainnya: 12 orang tewas dalam penyerangan Charlie Hebdo, pembantaian Boko Haram di Negeria, kisah penembakan di Charleston.

Sumber: Flipboard.

Mari Jelajahi Momen-momen Tak Terlupakan di 2014 Versi Twitter

Disebut sebagai ‘SMS-nya internet’, Twitter memungkinkan pengguna terhubung dengan siapapun yang mereka inginkan. Ia tak sekedar menjadi jejaring sosial, namun merefleksikan minat dan tema tren dunia dibungkus dalam kesederhanaan akses. Tak salah rasanya bila pembuatnya mengklaim bahwa apa yang terjadi di planet Bumi pasti juga terjadi di Twitter. Continue reading Mari Jelajahi Momen-momen Tak Terlupakan di 2014 Versi Twitter

Lokasi Paling Populer dan ‘Rangkuman’ Kejadian Penting Tahun 2012 Versi Instagram

Tahun 2012 akan segera berakhir, berbagai layanan melakukan rekap tahun 2012 dan menghadirkan momen, konten, kejadian populer di layanan mereka. Facebook, YouTube, Google, Twitter dan tidak ketinggalan Instagram.

Continue reading Lokasi Paling Populer dan ‘Rangkuman’ Kejadian Penting Tahun 2012 Versi Instagram