Spesifikasi Realme Narzo, Dibanderol Rp 2.9 Juta dan Hanya Dijual Online

Narzo telah dirilis ke publik, sebagai produk terbaru dari Realme. Sama seperti produk lainnya, Realme mencoba selalu up to date dari waktu ke waktu. Diluncurkan bersama X3 SuperZoom dan Buds Air Neo, Realme Narzo mencoba mencuri perhatian khalayak tanah air.

Continue reading Spesifikasi Realme Narzo, Dibanderol Rp 2.9 Juta dan Hanya Dijual Online

[Review] Realme X3 SuperZoom: Unggulkan Kamera Periskop, Masih dengan Snapdragon 855+

Realme sempat menggemparkan pasar smartphone dengan meluncurkan perangkat flagship pertamanya, yaitu X2 Pro. Namun, sepertinya keluarga flagship dari realme tidak berhenti sampai di situ saja, karena saat ini realme di Indonesia sudah memiliki sang penerus, yaitu Realme X3 SuperZoom. Kata SuperZoom menandakan bahwa kamera dari perangkat ini bisa melakukan zoom yang cukup jauh.

Realme X3 SuperZoom membawa teknologi periskop sehingga memiliki kamera dengan kemampuan zoom lensa 5x. Dengan bekal itu, realme membuat X3 SuperZoom untuk bisa melakukan zoom digital hingga 60x. Hal ini tentu saja membawa ruang berkreasi baru untuk para penggunanya.

Realme X3 SuperZoom -

Pada X3 SuperZoom, realme masih mengandalkan Snapdragon 855+. Hal tersebut berarti bahwa perangkat ini masih menggunakan jaringan 4G LTE. Hal ini pula yang membuatnya memiliki kinerja yang kurang lebih sama dengan sang pendahulunya, realme X2 Pro. Sayang memang, sementara vendor lain sudah menggunakan Snapdragon 865, realme X3 SuperZoom masih pada cip sebelumnya.

Hanya satu varian saja yang dikeluarkan oleh realme untuk X3 SuperZoom ini. Spesifikasinya dapat dilihat sebagai berikut:

Realme X3 SuperZoom
SoC Snapdragon 855+
CPU 1×2.96 GHz Kryo 485 + 3×2.42 GHz Kryo 485 + 4×1.78 GHz Kryo 485
RAM 12 GB
Internal 256 GB
Layar 6.6 inci 2400×1080 120 HZ
Dimensi 163.8 x 75.8 x 8.9 mm
Bobot 202 gram
Baterai 4200 mAh

Spesifikasi smartphone yang saya uji dideteksi oleh CPU-Z seperti di bawah ini:

Unboxing

Seperti inilah isi dari paket penjualan realme X3 SuperZoom

Realme X3 SuperZoom - Unboxing

Desain

Jika dilihat secara keseluruhan, realme X3 SuperZoom memiliki kemiripan dengan realme 6 Pro. Hal itu dapat dilihat dengan dua kamera in-display untuk swafoto pada bagian depannya. Oleh karena itu, saat melihat dari sisi depannya, orang akan sulit menebak apakah perangkat ini realme X3 SuperZoom atau 6 Pro.

Bagian belakangnya pun juga cukup mirip. Yang membedakan adalah bentuk dari kamera Zoom Periscope yang memiliki dimensi kotak. Selain itu, pantulan cahaya dari desain belakangnya juga yang membedakan antara keduanya. Terakhir adalah letak logo realme, yang menurut saya lebih bagus pada X3 SuperZoom.

Realme X3 SuperZoom - Bawah

Layar yang digunakan pada X3 SuperZoom adalah jenis IPS. Walaupun begitu, layar ini sudah mendukung refresh rate hingga 120 HZ. Dan oleh karena menggunakan layar IPS, realme memindahkan pemindai sidik jari ke bagian samping kanannya bersamaan dengan tombol power. Layarnya ini sendiri masih menggunakan Gorilla Glass 5 sebagai pelindung dan sudah tertempel lapisan anti gores langsung dari pabriknya.

Sebelum realme X3 SuperZoom hadir, saya juga beberapa kali memakai perangkat dengan side fingerprint. Sayangnya dalam jangka waktu pemakaian yang lama, sensornya kerap tidak sensitif sehingga saya cukup kesulitan membuka perangkatnya. Sayangnya, hal yang sama terjadi pada saat saya melakukan pengujian X3 SuperZoom. Oleh karena itu, usahakan untuk merekam satu jari dengan dua profile sehingga lebih akurat.

Realme X3 SuperZoom - Kiri

Satu hal yang menghilang dari layar realme X3 SuperZoom adalah sertifikasi HDR10+. Bagi beberapa penikmat video, fitur yang satu ini memang selalu ditunggu-tunggu. Walaupun begitu, X3 SuperZoom sudah mendukung sistem pewarnaan DCI-P3 yang lebih baik.

Pada sisi sebelah kiri akan ditemukan dua tombol volume naik dan turun. Lalu pada bagian kanannya terdapat tombol power yang sekaligus berfungsi sebagai pemindai sidik jari. Dan pada bagian bawahnya terdapat slot SIM, USB-C, microphone, serta speaker.

Realme X3 SuperZoom - Kanan

Yang absen kali ini adalah audio port 3.5mm, sehingga realme X3 SuperZoom hanya bisa digunakan dengan bluetooth earphone saja. Realme juga sudah mempersenjatai X3 SuperZoom dengan Dolby Atmos sehingga suara yang terdengar menjadi lebih baik. Namun bagi beberapa orang, suara yang dihasilkan dari audio port masih terdengar lebih baik dari pada melalui bluetooth.

Sistem operasi yang digunakan pada realme X3 SuperZoom menggunakan Android 10. Antar muka yang mereka gunakan pun juga masih sama, yaitu Realme UI versi pertama. Hal ini tentu saja membuat para pengguna realme menjadi tidak asing saat menggunakan X3 SuperZoom.

Jaringan LTE

Realme selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Realme X3 SuperZoom sendiri mendukung band 1(2100), 2(1900), 3(1800), 4(1700/2100), 5(850), 7(2600), 8(900), 20(800), 26(850),  38(2600), 40(2300), dan 41(2500) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Realme X3 SuperZoom menggunakan modem x24 yang mendukung LTE Cat 20 yang mendukung 7 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 2000 Mbps.

Kamera

Sepertinya, bagian kamera adalah satu hal yang selalu baru di setiap peluncuran perangkat realme. Seperti dari X2 Pro ke X3 SuperZoom, yang membedakan adalah kamera periskop untuk Zoom. Tidak hanya itu, saat ini realme kembali menggunakan sensor Sony IMX pada kamera depannya.

Realme X3 SuperZoom - Kamera

Untuk kamera utama masih menggunakan sensor ISOCELL Bright GW1 yang memiliki resolusi 64 MP. Saat menggunakan teknologi Tetracell, resolusinya akan menjadi 16 MP. Hasilnya? Saya masih melihat kemiripan hasil tangkapan kameranya dengan X2 Pro. Namun, kali ini saya melihat bahwa sensor GW1 kurang dapat menangkap warna kuning dengan baik.

Secara keseluruhan, hasilnya bagus dan bisa diandalkan untuk mengambil momen sehari-hari.

Realme juga memberikan fitur bernama Starry Mode. Mode ini diberikan untuk mengambil gambar Milky Way di angkasa pada saat malam hari. Sayangnya, selama 10 hari saya memegang perangkat ini, langit selalu mendung sehingga selalu gagal untuk mengambil gambarnya.

Kamera Zoom-nya memang cukup dapat diandalkan. Dengan menggunakan teknologi Periscope, realme X3 SuperZoom mampu mengambil gambar yang obyeknya cukup jauh. Berikut adalah contoh gambar yang diambil dengan lensa utama, zoom 2x, zoom 5x, zoom 10x, dan zoom 60x

Kamera depannya menggunakan sensor Sony IMX 616 dengan resolusi 32 MP. Tentunya, resolusi ini menggunakan teknologi Quad Bayer yang sama dengan TetraCell. Hasilnya memang terlihat lebih baik dari yang dihasilkan oleh Realme X2 Pro pada beberapa kondisi. Gambar terlihat lebih tajam dan warna yang dihasilkan juga cukup akurat.

Kamera makro yang dipasang masih menggunakan resolusi 2 MP. Namun sepertinya realme telah melakukan tweaking sehingga hasilnya terlihat lebih baik dibandingkan sang pendahulunya.

Pengujian

Satu hal yang mau saya bicarakan terlebih dahulu adalah layarnya. Realme menggunakan layar dengan refresh rate 120 Hz. Namun, saat melakukan pengujian, saya cukup bingung karena hanya terdeteksi sebagai 90 Hz saja. Ternyata secara default, seting layar ada pada Auto. Jadi, pada saat pilihan ada pada Autorefresh rate perangkat ini seperti terkunci maksimal 90Hz.

Saat memilih 120 Hz, refresh rate perangkat ini pun langsung terangkat ke 120 Hz. Hal ini pun membuat realme X3 SuperZoom memiliki tiga pilihan refresh rate. Untuk menghemat baterai, pilih saja Auto atau 60 Hz. Dan jika ada game yang sudah mendukung mode 120 Hz di realme, tinggal menaikkan pilihannya pada menu setting.

Dengan menggunakan SoC Snapdragon 855+, tentu saja realme X3 SuperZoom memiliki kinerja yang tinggi di tahun 2020 ini. Walaupun perangkat dengan Snapdragon 865 sudah banyak muncul di pasaran, namun 855+ masih mampu menggerakkan aplikasi dan game dengan sangat baik.

Untuk itu, saya pun kembali menghadirkan realme X2 Pro ke dalam grafik kinerja kali ini. Selain itu, saya juga akan membandingkan dengan Snapdragon 865 agar bisa dilihat seberapa besar rentang kinerjanya.

Pengujian Daya Tahan Baterai

Daya tahan baterai merupakan salah satu hal yang banyak menarik konsumen untuk membeli sebuah smartphone. Pada realme X3 SuperZoom, baterai yang terpasang memiliki kapasitas 4200 mAh. Kapasitas ini tentu saja cukup besar untuk sebuah perangkat smartphone.

Realme X3 SuperZoom saya uji dengan menggunakan file MP4 1080P yang di-loop dari baterai 100% hingga benar-benar mati. Realme X3 SuperZoom pun dapat bertahan selama 15 jam 24 menit. Setelah itu, perangkat ini dapat diisi ulang dari kosong hingga penuh dengan menggunakan teknologi Dart Flash Charge 30 watt selama 58 menit.

Verdict

Realme saat ini sedang mempertahankan lini flagship-nya dengan mengeluarkan perangkat X3 SuperZoom. Hal ini tentunya sekaligus membuktikan kepada pelanggan dan pesaingnya bahwa realme bisa bersaing pada kelas tersebut. Hal ini juga membuat konsumen bisa mendapatkan alternatif pilihan dalam membeli sebuah perangkat dengan fitur yang lengkap.

Kinerja yang ditawarkan pada realme X3 SuperZoom sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Perangkat dengan Snapdragon 855+ sudah otomatis kencang, setidaknya untuk 1-2 tahun ke depan. Ditambah dengan refresh rate yang tinggi, tentu saja membuat perangkat ini menjadi smooth saat dioperasikan.

Kamera yang dimiliki oleh perangkat ini memang cukup bisa diandalkan. Tambahan lensa zoom 5x membuat realme X3 SuperZoom bisa digunakan dengan lebih kreatif lagi. Hal tersebut membuat pengguna tidak perlu lagi kesulitan saat ingin mengambil gambar yang letaknya sulit untuk dijangkau.

Realme menjual perangkat ini dengan harga Rp. 7.999.000 dan hanya keluar dengan satu varian saja. Dengan harga ini, realme X3 SuperZoom bakal bersaing dengan perangkat lainnya yang menggunakan SoC Snapdragon 855+, sehingga membuat alternatif pilihan menjadi lebih beragam.

Sparks

  • Kinerja tinggi berkat Snapdragon 855+
  • Pendingin Liquid Cooling yang membuat lebih adem
  • Layar 120 Hz yang bisa diturunkan menjadi 90 Hz dan 60 Hz
  • Daya tahan baterai yang cukup lama dengan 4200 mAh
  • Hasil kamera bisa diandalkan
  • Ada NFC
  • Pengisian baterai yang hanya 1 jam saja.

Slacks

  • Absennya fitur HDR10 yang ada pada generasi sebelumnya
  • Desain yang “itu-itu” saja
  • Belum tahan air dan debu

Realme X3 SuperZoom, Narzo, Watch, dan Buds Air Neo Ramaikan Pasar Indonesia Bulan ini

Hampir setiap bulannya, realme mengadakan acara peluncuran produk terbarunya. Untuk kali ini, ada empat produk yang mereka keluarkan, yaitu Realme X3 SuperZoom, Narzo, Smartwatch, dan Buds Air Neo. Peluncurannya sendiri diadakan pada tanggal 16 Juni 2020 yang lalu melalui kanal video streaming, Youtube.

Foto Bersama Peluncuran realme X3 SuperZoom, realme Narzo, realme Watch, realme Buds Air

Realme X3 SuperZoom merupakan flagship terbaru yang menggantikan sang pendahulunya, Realme X2 Pro. Pada realme X3 SuperZoom, produsen asal Tiongkok ini memasangkan fasilitas baru pada sisi kameranya, yaitu Periscope Zoom yang mampu melakukan zoom hingga 60x. Realme juga mengganti jenis layar pada X3 menjadi IPS, namun masih memiliki refresh rate 120 Hz. Oleh karena itu pula, sensor sidik jarinya dipindah dari in-display menjadi side fingerprint.

realme X3 SuperZoom - Arctic White & Glacier Blue (1)

Selanjutnya adalah realme Narzo. Realme Narzo sendiri merupakan lini smartphone yang hanya dijual dengan cara online. Pada seri ini, realme mengatakan bahwa mereka akan memberikan kinerja yang tinggi pada segmen harganya. Yang unik, spesifikasi yang diusung cukup mirip dengan realme 6 yang baru saja diluncurkan bulan lalu.

realme Narzo 1

Spesifikasi kedua perangkat smartphone realme adalah sebagai berikut:

Realme X3 SuperZoom Realme Narzo
SoC Snapdragon 855+ Mediatek G90T
CPU 1×2.96 GHz Kryo 485 + 3×2.42 GHz Kryo 485 + 4×1.78 GHz Kryo 485 2×2.05 GHz Cortex-A76 + 6×2.0 GHz Cortex-A55
RAM 12 GB 4 GB
Internal 256 GB 128 GB
Layar 6.6 inci 2400×1080 120 HZ 6.5 inci 2400×1080 90 HZ
Dimensi 163.8 x 75.8 x 8.9 mm 164.4 x 75.4 x 9 mm
Bobot 202 gram 199 gram
Baterai 4200 mAh 4300 mAh

Realme juga pernah menjanjikan setelah meluncurkan realme Band, mereka akan mengeluarkan sebuah smartwatch. Kali ini, realme juga memperkenalkan realme Watch yang selain mampu membaca detak jantung, juga bisa mengukur kadar oksigen dalam darah. Selain itu, pengguna bisa mengatur setting lainnya langsung melalui aplikasi realme Link.

realme Watch 2

Realme Watch juga sudah memiliki sertifikasi IP68 yang tahan air serta debu. Kaca dari jam pintar ini juga sudah dilapisi dengan Gorilla Glass 3, sehingga lebih tahan terhadap goresan. Dan bagi yang suka bosan dengan tampilan yang itu-itu saja, realme pun berjanji akan mengeluarkan 100 watch face secara OTA.

Terakhir, realme memperkenalkan versi terbaru dari perangkat Audio-nya. Realme Buds Air Neo saat ini diluncurkan dengan bentuk yang sama dengan generasi sebelumnya. Realme Buds Air Neo sudah menggunakan driver 13 mm yang mampu mengeluarkan suara bass yang lebih baik. Earphone ini juga masih menggunakan fungsi sentuh yang bisa diatur melalui realme Link.

realme Buds Air Neo - white

Realme menjual smartphone X3 dengan harga Rp. 7.999.000. Untuk Narzo, realme menjualnya pada harga Rp. 2.799.000 dari harga Rp. 2.999.000. Realme Watch dilepas dengan harga flash sale Rp. 799.000 dari harga normalnya Rp. 999.000. Terakhir, realme Buds Air Neo ada pada harga flash sale Rp. 499.000 dari harga normalnya, Rp. 699.000

Spesifikasinya mirip, lalu apa bedanya?

Setidaknya tiga perangkat yang diluncurkan oleh realme kali ini memiliki persamaan spesifikasi dibandingkan dengan perangkat sebelumnya. Seperti misalnya realme X3 SuperZoom dan X2 Pro yang sama-sama menggunakan Snapdragon 855+, Narzo dan realme 6 yang menggunakan Mediatek Helio G90T, serta realme Buds Air dan Neo yang masih menggunakan realme R1 Chip hasil kerjasama dengan anak perusahaan Mediatek.

Felix Christian selaku Product Manager realme Indonesia pun menjawab, “Dari segi kamera dan layar tentunya berbeda, tentunya sidik jari pun berbeda. Tapi pastinya lebih nyaman dalam membuka kunci. Soal lainnya juga dari Cooling System yang lebih powerful. Dari segi layar, realme X3 SuperZoom sudah membawa 120Hz Ultra Smooth Display.”

“Di realme X3 SuperZoom kami buat berdasarkan hasil uji dari lab kami dan survey internal. Hasilnya adalah banyak anak muda yang minat dengan kemampuan kameranya. Makanya kami hadirkan lensa periskop yang bisa zoom hingga 60x. kami tambahkan Starry Mode juga berdasarkan masukan dari R&D kami dimana mereka menemukan bahwa anak muda saat ini suka mengeksplor fitur kamera di smartphone nya. Maka kami gabungkan semua menjadi realme X3 SuperZoom.” lanjutnya.

realme X3 SuperZoom

Lalu saat ditanyakan mengenai perbedaan antara realme 6 dengan Narzo, Felix mengatakan bahwa dari segi spesifikasi, bisa dibilang spesifikasinya hampir mirip. Namun realme Narzo lebih fokus online. Ponsel Narzo menjawab kebutuhan yang menginginkan performa dan desain yang menarik. Dari desain belakang sama namun warian warna yang berbeda. Layar dan charging pun berbeda.

Realme Narzo memiliki segmen pasar yang berbeda dan fokus ke anak muda. Karena menurut survei, banyak dari mereka yang menginginkan spek bagus yang mampu menunjang entertainment. Itulah alasan realme Narzo tercipta.

Maka realme benar-benar memperhatikan chipset, G90T yang dikenal gahar. Spek Narzo yang diluncurkan di Indonesia juga sangat berbeda dengan India di mana Narzo versi Indonesia juga lebih baik daripada seri di India. Sebagai informasi, versi India menggunakan Helio G80 dan G70.

Untuk realme Buds Air Neo lebih bagus dari sang pendahulu, dengan bass driver 13 mm. Apalagi dengan harga yang lebih terjangkau namun spek yang lebih ditingkatkan. Dari segi strategi, perangkat ini juga lebih affordable untuk anak muda yang sedang mencari TWS

Realme X3 SuperZoom Usung Kamera Periscope, Tawarkan 5x Optical Zoom

Realme telah meluncurkan smartphone flagship penerus X2 series mereka, disebut Realme X3 SuperZoom. Sesuai namanya, perangkat ini mengunggulkan kemampuan memperbesar gambar 5x optical zoom dan hingga 60 hybrid zoom.

Kamera belakang Realme X3 SuperZoom ada empat unit. Kamera utamanya beresolusi 64MP f/1.8, dengan sensor berukuran 1/1.76 inci, dan piksel 1.8µm. Bersama kamera 8MP f/3.4 dengan lensa periscope telephoto 124mm, 8MP f/2.3 dengan lensa ultra wide 16mm yang menyuguhkan bidang pandang 119 derajat, dan 2MP dengan lensa macro.

Kamera utama Realme X3 SuperZoom punya fitur Nightscape 4.0 dengan mode Pro, yang mana pengaturan ISO, shutter speed, white blance, dan fokus bisa disesuaikan secara manual. Juga membawa mode tripod dan mode AI yang serba otomatis memberikan pengaturan terbaik sesuai kondisi pemotretan.

Beralih ke depan, perangkat ini membawa panel IPS bukan AMOLED, berukuran 6,57 inci beresolusi 1080×2400 piksel dengan refresh rate 120HZ. Di pojok kiri atas layar bisa dijumpai dua lubang kamera depan yaitu 32MP dengan sensor Sony IMX616 dan 8MP dengan lensa ultra wide.

Sementara, dapur pacunya mengandalkan chipset Qualcomm Snapdragon 855+, bersama RAM 12GB, penyimpanan internal USF 3.0 256GB dengan Turbo Write, dan sistem pendingin vapor chamber cooling. Kapasitas baterainya 4.200 mAh dengan fast charging 30W melalui USB Type-C.

Berapa harganya? Realme X3 SuperZoom dibanderol dengan harga €499 atau sekitar Rp8 jutaan. Tersedia dalam pilihan warna glacier blue serta arctic white,  dan dalam satu varian saja 12GB/256GB.

Sumber: GSMArena

Esports Selama Pandemi: Tanpa Keramaian dan Penuh Tantangan

Belakangan, ekosistem esports sedang menunjukkan perkembangan yang begitu pesat. Menurut proyeksi Newzoo, esports sebenarnya bisa berkembang menjadi bisnis senilai US$1,1 miliar (sekitar Rp16 triliun) pada tahun 2020 ini. Proyeksi tersebut merupakan pertumbuhan 15,7% dari tahun 2019 yang diperkirakan memiliki nilai sebesar US$950,6 juta (sekitar Rp14 triliun).

Tetapi apa mau dikata, pandemi COVID-19 yang bibitnya sudah dimulai sejak 31 Desember 2019 kini melanda dunia. Dampak pandemi ini pada akhirnya menjadi semakin parah saat memasuki pertengahan tahun 2020. Untuk menekan laju persebaran virus, pemerintah di berbagai negara menerapkan pembatasan perjalanan luar negeri serta pembatasan fisik yang ketat.

Hal tersebut secara langsung berdampak kepada ekonomi dan juga ekosistem banyak industri. Selain industri olahraga, esports yang juga kerap mengumpulkan massa dalam jumlah besar di satu tempat juga jadi terpaksa menghentikan banyak aktivitasnya. Awal WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi, banyak turnamen internasional yang seharusnya diselenggarakan tatap muka jadi dibatalkan.

Namun esports masih punya nyawa, pertandingan esports masih bisa dilakukan secara online, yang membuat industri ini masih tetap berdenyut walau pandemi membuat ekonomi melambat. Namun ini membuat esports selama pandemi tetap harus berjalan dengan berbagai tantangannya.

Membahas ini, saya berbincang dengan beberapa elemen ekosistem lokal. Ada Moonton yang diwakili Reza Ramadhan selaku Head of Broadcast and Content sebagai wakil dari elemen penyelenggara turnamen esports, Andrian Pauline CEO RRQ dari elemen organisasi esports, dan Palson Yi selaku Marketing Director Realme Indonesia dari elemen sponsor ekosistem esports.

Mari simak perbincangan saya dengan beberapa elemen tersebut membahas bagaimana industri esports berjuang selama pandemi terjadi.

Ketika Format Pertandingan Berubah Menjadi Online

Bisa berjalan secara online tidak serta-merta membuat esports tetap perkasa selama pandemi. Berhubung pertandingan dilakukan secara online di gaming house masing-masing peserta, ada hal-hal yang tak bisa dikendalikan oleh penyelenggara. Tak heran jika penyelenggaraan kompetisi online sarat tantangan, baik dari segi teknis atau dari segi sportivitas turnamen.

Mobile Legends Professional League Season 5 adalah salah satu turnamen esports yang terdampak akan hal ini. Setelah kurang lebih 4 pekan pertandingan berjalan secara offline, MPL ID Season 5 secara bertahap membatasi interaksi sosial sejak dari bulan Maret.

Mulai pekan 5, MPL ID Season 5 berjalan dengan tanpa penonton. Seiringan dengan penerapan protokol Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), MPL ID akhirnya diselenggarakan secara fullonline, menyisakan tim broadcast dan para shoutcaster saja di studio MPL Indonesia pada pekan ke-7.

Reza menjelaskan, alasan utama MPL ID diselenggarakan sepenuhnya secara online adalah karena mengikuti anjuran pemerintah. “Sehingga pada waktu itu kami memutuskan untuk menjalankan MPL ID Season 5 sepenuhnya online. Jadi hanya menyisakan crew broadcast dan shoutcaster saja di studio MPL, itupun jumlahnya sangat kami batasi.”

Karena perubahan format yang dilakukan MPL ID Season 5, tentu saja tim peserta juga jadi kena akibatnya. Rex Regum Qeon (RRQ) salah satu tim peserta MPL ID Season 5 menjadi salah satu yang terdampak.

Andrian Pauline Husen (AP), CEO RRQ menceritakan walau perubahan ini membatasi dan memaksa banyak pihak harus melakukan adaptasi hidup namun AP dan manajemen RRQ mengaku masih mensyukuri keadaan.

“Sebetulnya lumayan bersyukur karena pertandingan esports masih bisa dilakukan secara online. Walau tidak bisa menikmati riuh-rendah dukungan penggemar RRQ secara langsung, namun berhubung pertandingan masih bisa dilakukan secara online, jadi kami masih bisa memberi sajian permainan kami kepada pecinta esports tanah air.” Cerita sosok yang kerap disapa pak AP.

Sumber: Andrian Pauline via Instagram
Andrian Pauline, CEO dari tim RRQ. Sumber: Andrian Pauline via Instagram

Lebih lanjut, AP menjelaskan bahwa perubahan ini tidak terlalu banyak berdampak kepada cara kerja manajemen dalam mengasuh pemain-pemain RRQ yang harus bertanding.

“Dari RRQ dampaknya tidak terlalu signifikan secara alur kerja. Paling, apa yang dilakukan manajemen adalah menerapkan peraturan pembatasan mobilitas pemain. Jadi mereka tidak boleh keluar gaming house seenaknya, hanya jika ada urusan yang penting dan mendesak saja.” Tambah AP.

Namun AP menceritakan, bahwa keadaan ini sedikit banyak juga tetap berdampak kepada para pemain. “Keadaan ini memang lumayan membuat stress banyak pihak, termasuk pemain-pemain RRQ. Tapi untungnya masih bisa disiasati dengan melakukan aktivitas hiburan contohnya dengan membuat konten. Kalau bicara motivasi pemain bisa dibilang tidak terlalu banyak berpengaruh, karena kami tetap fokus latihan seperti biasa.”

Menyajikan Esports Secara Online Dengan Segala Keterbatasannya

Manajemen dan cara kerja, mungkin bisa dibilang jadi satu perubahan yang masih bisa dikendalikan oleh pihak terkait. Dengan adaptasi yang tepat, walau keadaan memaksa pertandingan esports jadi diselenggarakan online, semuanya bisa kembali berjalan normal dengan beberapa perubahan.

Namun perubahan ini memberikan tantangan baru bagi esports. Dalam pertandingan online, internet sebagai elemen krusial, menjadi tantangan paling berat bagi semua pihak. Jika bermain game online secara casual, sedikit lag atau disconnect mungkin tidak jadi masalah. Tetapi jadi beda cerita jika kita bicara bermain game dalam pertandingan esports, lag walau sedikit sekalipun tidak bisa ditolerir, apalagi disconnect.

Masalah ini pun seperti buah simalakama bagi para penyelenggara turnamen esports, karena mereka tidak terlalu banyak bisa mengendalikan hal ini. Dalam pertandingan tatap muka, semua pemain menggunakan satu internet yang sama yang disediakan oleh penyelenggara.

Tetapi dalam pertandingan online yang dilakukan tim peserta di gaming house masing-masing, kemampuan koneksi internet jadi sangat bervariasi, tergantung lokasi gaming house masing-masing peserta. Ini tentu menjadi masalah besar yang sulit untuk diatasi oleh penyelenggara.

Sumber: Dokumentasi Hybrid - Ajie Zata
Reza Ramadhan, Head of Broadcast and Content of Moonton. Sumber: Dokumentasi Hybrid – Ajie Zata

“Gue setuju banget bahwa masalah internet ini adalah yang paling sulit untuk diatasi.” Reza membuka pembahasan. “Karena ada banyak pihak yang terdampak ketika pertandingan dilakukan dari gaming house masing-masing, dan salah satu internet pemain bermasalah. Jadi kami selaku penyelenggara harus memutar otak untuk menjaga kenyamanan, serta mencari jalan tengah terbaik agar para tim dan juga para penonton bisa tetap nyaman.”

Maka dari itu, butuh tindakan mitigasi jika ada masalah terjadi baik itu internet atau masalah lain. Reza lalu menceritakan beberapa bentuk tindakan penanggulangan yang dilakukan oleh MPL ID Season 5, jika ada masalah koneksi terjadi saat pertandingan sedang berlangsung.

Salah satu caranya adalah dengan mewajibkan manajer tim bersiap siaga di dalam voice channel Discord. Lalu alur komunikasi juga dibuat menjadi satu pintu melalui sang manajer.

“Jadi manajer tim harus standby dengan salah satu perwakilan dari tim broadcast. Kalau ada salah satu anggota tim mengalami kesulitan koneksi, perwakilan broadcast akan segera memanggil manajer, lalu melakukan tindakan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, pause permainan contohnya.” Reza menceritakan.

Sumber: Youtube Mobile Legends Bang-Bang
Tampilan pause game sudah menjadi pemandangan yang umum selama MPL ID Season 5 diselenggarakan secara online mulai pekan 7 hingga babak Grand Final. Sumber: Youtube Mobile Legends Bang-Bang

Lebih lanjut Reza juga menjelaskan sedikit soal peraturan pause di MPL ID Season 5 selama pertandingan dilakukan secara online. “Ketika ada satu masalah, setiap tim diperkenankan untuk melakukan pause, dengan total durasi pause maksimal 5 menit dalam satu kali pertandingan. Selain itu, hanya manajer yang boleh bicara selama pause berlangsung. Sesama pemain tidak diperkenankan berdiskusi selama pause, dan mereka diawasi percakapannya, demi mempertahankan pertandingan yang adil dan sportif.”

Jika pihak penyelenggara sudah berusaha habis-habisan untuk menanggapi masalah internet yang terjadi, lalu bagaimana dari pihak tim peserta? AP lalu menceritakan bahwa pihak manajemen RRQ juga melakukan tindakan pencegahan selama pertandingan berjalan, terutama dari sisi teknis internet.

“Saat babak Playoff kami melakukan tindakan tambahan untuk mencegah terhentinya pertandingan karena internet. Untuk itu kami melakukan dua hal, yaitu mempersiapkan internet cadangan dan juga meminta satu orang teknisi dari provider internet yang kami gunakan untuk siap siaga di gaming house divisi Mobile Legends kami.” AP menjelaskan. “Tapi sejauh ini internet tidak terlalu jadi masalah dalam pertandingan online yang kami lakukan, soalnya internet milik Biznet (sponsor tim RRQ) sudah mumpuni… Haha.” Ucap AP seraya bercanda.

Selain internet, masalah kedua yang menghadang turnamen esports saat diselenggarakan secara online adalah soal sportivitas. Ketika turnamen diselenggarakan secara remote, dan pemain bermain dari gaming house masing-masing, kecurangan tentu jadi rentan terjadi karena para pemain bisa lebih leluasa melakukan berbagai macam hal.

Moonton selaku penyelenggara turnamen sudah mempersiapkan semua rencana dari A sampai Z, untuk mencegah berbagai hal yang terjadi. Bahkan salah satunya Moonton juga menyiapkan CCTV yang merekam ruangan tempat pemain bertanding, untuk mengawasi perbincangan, serta gerak gerik pemain. Lalu bagaimana dari sisi manajemen tim peserta?

Sumber: Youtube Mobile Legends Bang-Bang
Menunjukkan layar HP ke CCTV merupakan salah satu peraturan yang diterapkan Moonton untuk menjaga sportivitas selama MPL ID Season 5 diselenggarakan secara online. Sumber: Youtube Mobile Legends Bang-Bang

“Kami selalu berusaha untuk selalu patuhi peraturan, dan para pemain juga memang ingin menunjukan yang terbaik dengan cara-cara yang sportif dan jujur.” Cerita AP soal bagaimana nilai sportivitas menjadi yang utama di dalam tim RRQ.

Tapi walau pihak Moonton dan tim peserta sudah melakukan yang terbaik untuk menjaga integritas kompetisi, kontroversi turnamen online tetap sulit dihindari. Terkadang penonton punya kecurigaaan berlebihan, karena turnamen online dianggap lebih rentan menciptakan kecurangan. Terlebih jika terjadi satu kejadian yang dianggap tidak biasa.

Satu yang kejadian yang sempat ramai diperbincangkan adalah pertandingan antara Bigetron Alpha vs AURA Esports di pekan 8 MPL ID Season 5. Kisruh ini terjadi karena Bigetron Alpha mengalami masalah teknis berupa bug. Awalnya Bigetron Alpha hanya melakukan pause, tapi akhirnya rematch terpaksa dilakukan, namun dengan hero berbeda. Keadaan ini dianggap janggal oleh penonton, karena pertandingan sudah berjalan selama 8 menit 28 detik.

Reza menjelaskan bahwa sebelum pertandingan, Moonton sudah melakukan meeting dengan para manajer untuk mendiskusikan berbagai aturan. Peraturan itu juga sudah disetujui oleh banyak pihak. Kontroversi Bigetron Alpha vs AURA Esports sendiri sebenarnya sudah ditanggapi dengan benar dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Namun seperti apa yang saya sebut di atas, pertandingan online secara tidak langsung mengundang ketidakpercayaan penonton, dan itu menjadi salah satu tantangan dari format kompetisi seperti ini.

Patrick Christian selaku manajer tim Bigetron Alpha sempat menjelaskan kronologi kejadian ini kepada saya dalam sesi bincang-bincang Hybrid Talk. Jika Anda penasaran, saya sematkan percakapan saya dengan Patrick, yang bisa Anda saksikan pada video di bawah ini.

Dengan segala keterbatasan, sajian pertandingan online MPL ID Season 5 akhirnya berjalan lancar. Selama pertandingan, penonton mungkin sedikit jemu karena banyak kejadian pause yang tak terhindarkan. Namun animo penonton terhadap MPL ID Season 5 tetap tinggi. Mengutip Esports Charts, jumlah penonton terbanyak selama MPL ID Season 5 adalah sebanyak 1.163.007, dengan total 26.809.501 juta jam konsumsi konten.

Lalu, bagaimana cara para penyelenggara turnamen bisa menyajikan sajian esports yang menarik, walau format pertandingan online hadir dengan segala keterbatasannya?

Tantangan Konten, dan Relasi Sponsor Dengan Esports Selama Pandemi

Selain tantangan dari segi teknis, tantangan lain yang dihadapi oleh esports semasa pandemi adalah dari segi konten dan sponsor. Dengan semua dilakukan secara remote, penyelenggara harus putar otak mencari cara agar sajian konten bisa tetap menarik walau cara menyajikannya terbatas selama masa pandemi ini.

Reza sebagai Head of Broadcast and Content di Moonton mengakui, bahwa menyajikan tayangan esports yang menarik menjadi lebih menantang semasa pandemi ini. “Untungnya kami sudah memiliki video dan footage yang diambil saat pertandingan offline Regular Season MPL ID Season 5 berjalan. Jadi konten tersebut masih bisa kami gunakan, contohnya sebagai pengganti entrance pemain sebelum mulai pertandingan.” ucap Reza.

“Selain dari itu, supaya tayangan esports tetap menarik saya juga bereksperimen membuat konten support message. Kami mencoba menghubungi orang terdekat dari para pemain, meminta mereka merekam pesan untuk para pemain. Saya merasa bersyukur, ide tersebut ternyata disambut dengan baik, sehingga para orang tua ataupun orang terdekat mau meluangkan waktu untuk memberikan pesan.” Tambah Reza.

Tantangan lain yang juga dihadapi bisnis esports selama pandemi adalah soal sponsor. Hal ini sebenarnya menarik, karena pada satu sisi masyarakat getol mengkonsumsi tayangan esports sebagai sarana hiburan selama isolasi diri. Namun di sisi lain sponsor dan brand cenderung mengurangi budget marketing mereka, agar bisa tetap bertahan menghadapi keadaan serba tidak pasti ini.

Sebelumnya, saya sempat membincangkan ini bersama dengan Irliansyah Wijanarko, Chief Growth Officer RevivalTV dan Tommy Bambang, Chief Communication Officer INDOESPORTS. Pada awal perbincangan, mereka berdua bercerita bagaimana pandemi sedikit banyak berdampak kepada RevivalTV dan INDOESPORTS.

“Selama masa pandemi ini keadaan memang lebih berat, karena dampaknya dirasakan oleh jajaran tim mulai dari atas sampai bawah. Terlebih, keadaan ini tidak hanya berdampak kepada esports, tapi juga rekan-rekan dari esports company seperti INDOESPORTS. Jadi kita harus lebih putar otak untuk cari celah agar bisnis tetap lancar.” Tommy Bambang menjelaskan.

“RevivalTV juga cukup goyah menghadapi keadaan ini, melakukan adaptasi di sana dan sini, mencari produk yang bisa dijual kepada para brand. Tapi memang walau esports bisa tetap berjalan secara online, kenyataannya para brand juga sedang saving money. Jadi kita harus pintar mencari celah bisnisnya.” Tambah Irli.

Membahas soal ini saya juga bicara dengan Palson Yi, Marketing Director Realme Indonesia. Realme beberapa waktu lalu menjadi sponsor untuk gelaran esports, terutama Mobile Legends. Tahun lalu mereka mensponsori MSC 2019 di Filipina. Tak hanya itu, mereka juga menjadi sponsor utama dari gelaran MPL ID Season 5 2020 .

Senada dengan apa yang dikatakan Irli, Palson Yi menjelaskan strategi Realme dalam mensponsori memang acara esports. “Tentunya kami akan lebih strategis dalam memilih acara esports yang tepat. Maka dari itu kami hanya memilih acara esports yang memanjakan komunitas game anak muda, serta penggemar esports di Indonesia untuk menikmati kompetisi yang seru, adil, serta acara esports yang memilki pengalaman yang sejalan dengan slogan kami yaitu semangat Dare-to-Leap.”

Ini menjadi pilihan yang wajar bagi Realme sebagai sponsor, apalagi perubahan pertandingan esports dari offline ke online, sedikit banyak mengorbankan beberapa hal. “Karena pertandingan berubah dari offline menjadi online, kami jadi mengorbankan beberapa hal ketika menjadi sponsor acara esports, salah satunya adalah kesempatan memberikan experience langsung kepada penggemar untuk bermain game menggunakan seri smartphone terbaru dari kami.” Ucap Palson Yi.

Sumber: Twitter Realme Indonesia
Palson Yi, Marketing Director Realme Indonesia. Sumber: Twitter @realmeindonesia

“Namun perubahan ini mendorong kami untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk tetap menyampaikan pesan kepada potential customer melalui aktivitas online yang sudah didiskusikan.” Palson Yi menjelaskan lebih lanjut.

Reza lalu menambahkan, bahwa MPL juga jadi menambahkan beberapa segmen khusus untuk sponsor agar exposure para sponsor tetap terjaga. Video advertising mungkin sudah jadi hal yang biasa dilakukan dalam kerja sama sponsorship. Namun selain itu Reza bercerita bahwa mereka juga melakukan konten interaktif dengan para fans yang melibatkan sponsor, sebagai cara agar sponsor tetap mendapat porsinya tersendiri di dalam gelaran MPL.

Masih soal sponsor, Andrian Pauline juga turut menjelaskan kasus relasi sponsor dengan ekosistem esports dari perspektif RRQ sebagai organisasi esports. AP menceritakan, bahwa RRQ juga turut menerima dampak peningkatan konsumsi masyarakat terhadap konten esports.

“RRQ mungkin sedikit diuntungkan karena kemarin juara MPL ID Season 5, jadi lumayan bagus peningkatan engagement media sosial kami… Haha.” Ucapnya kembali sembari bercanda. “Tapi kenaikan engagement bukan berarti secara langsung memudahkan kita mendapat sponsor. Pada masa pandemik ini, sponsor jadi berpikir 3 kali sebelum masuk ke esports, karena mereka harus menata ulang semua rencana mereka dari awal.”

Lalu apakah RRQ kena dampak akan hal tersebut? AP menjelaskan bahwa hingga saat ini tidak ada satupun sponsor dari tim RRQ yang undur diri ataupun mengubah kesepakatan. “Jadi belum bisa dibilang bahwa RRQ mengalami kerugian secara bisnis gara-gara pandemi. Sejauh ini yang terjadi hanya diskusi ulang saja dengan sponsor. Karena keadaan seperti ini, beberapa kegiatan yang sudah kita rencanakan dari awal tahun jadi harus diubah untuk menyesuaikan dengan keadaan, dan agar tetap engaging bagi sponsor.” Tutup AP.

Tak bisa dipungkiri bahwa pandemi ini memberi dampak yang lebih besar dari apa yang kita bayangkan. Anda para penggemar saat ini mungkin bisa dengan santai menonton tayangan pertandingan esports dari rumah. Tapi nyatanya tayangan yang Anda tonton tersebut datang dari perjuangan para pelaku bisnis esports yang menghadapi banyak sekali tantangan selama masa pandemi ini.

Namun demikian, baik Anda para pembaca, saya, para pelaku bisnis esports, dan juga rekan-rekan sponsor yang terlibat mungkin setuju akan satu hal di dalam pembahasan ini. Bahwa kita semua rindu akan gemuruh para penonton, rindu berteriak mendukung tim atau pemain kesayangan, dan rindu bertemu kawan-kawan komunitas saat mendatangi laga esports offline.

Mari kiat berdoa agar pandemi segera mereda, keadaan bisa berangsur membaik, agar kita semua bisa kembali beraktivitas dengan normal, dan bisa kembali menikmati esports seperti bagaimana mestinya.

Realme Umumkan Narzo 10 dan 10A, Pembaruan Realme 6i dan C3

Realme telah mengumumkan dua smartphone baru, bernama Narzo 10 dan Narzo 10A. Bila dilihat dari spesifikasinya, tampaknya Narzo 10 merupakan pembaruan dari Realme 6i, sedangkan Narzo 10 berbasis Realme C3.

Realme Narzo 10

Realme-Narzo-10-1

Smartphone ini mengusung layar 6,4 inci beresolusi HD+ dengan waterdrop notch di pucuk layarnya guna menampung kamera depan 16MP. Sedangkan, kamera belakangnya ada empat unit dengan kamera utama 48MP.

Dirancang untuk Gen Z, desain punggung Narzo 10 memang terbilang unik. Di mana terdapat pola garis-garis vertikal yang memantulkan efek pantulan cahaya dan punya sudut-sudut yang agak membulat agar lebih nyaman dalam dekapan tangan.

Soal performa, Narzo 10 ditenagai oleh chipset MediaTek Helio G80 bersama RAM 4GB dan penyimpanan internal 128GB. Kapasitas baterainya 5.000 mAh dengan port USB Type-C dan dukungan fast charging 18W.

Realme Narzo 10A

Realme-Narzo-10A-1

Beralih Realme Narzo 10A, ini ialah smartphone entry-level dengan harga yang relatif terjangkau. Smartphone ini juga mengusung layar 6,4 inci HD+ dengan waterdrop notch, namun kamera depannya hanya beresolusi 5MP.

Tampilan punggungnya terlihat simpel dan minimalis, di sana terdapat kamera belakang tiga unit. Terdiri dari kamera utama 12MP, 2MP dengan lensa macro, dan 2MP lagi seagai depth sensor.

Untuk dapur pacunya mengandalkan chipset MediaTek Helio G70 bersama RAM 3GB dan penyimpanan internal 32GB. Kapasitas bateranya juga sama besar dengan Narzo 10, yaitu 5.000 mAh tapi pengisiannya melalui port lawas microUSB dan hanya didukung pengisian daya standar 10W.

Harga

Kedua smartphone ini sudah menjalankan sistem operasi Android 10 terbaru dengan Realme UI. Realme Narzo 10 dijual dengan harga INR11.999, serta tersedia dalam warna That White dan That Green. Sedangkan, Realme Narzo 10A dibanderol INR8.499 dalam warna So Blue atau So White.

Sumber: GSMArena

Realme Band Resmi Hadir di Indonesia, Punya Fitur USB Direct Charge dan Murah

Untuk memenuhi pasar dengan produk IoT nya, realme secara resmi mengeluarkan gelang pintar barunya. Dengan nama realme Band, perangkat ini akan menyasar pada pengguna yang gemar berolah raga. Peluncuran ini sendiri diadakan secara daring pada tanggal 28 April 2020 di situs video milik Google, Youtube.

Felix Christian - Product Manager realme Indonesia

Realme sendiri ingin mendorong para penggunanya yang kebanyakan anak muda untuk tetap bugar dan sehat, terutama di bulan Ramadan. Untuk itu, realme menghadirkan alat pantau kesehatan seperti monitor detak jantung, kualitas tidur, dan idle-alert pada produk terbarunya ini. Selain itu, realme memilih meluncurkan gelang pintarnya ini pada bulan April yang juga bertepatan dengan bulan puasa.

Feature yang dibawa oleh realme Band memang cukup standar, seperti kebanyakan gelang pintar yang sudah ada dipasaran. Akan tetapi, mereka mengedepankan satu hal yang cukup merepotkan, yaitu konektivitas untuk mengisi baterai. Realme Band pun memiliki interface USB Direct Charge yang langsung mencolokkan gelang ini langsung ke charger, power bank, atau laptop mana saja yang memiliki port USB. Jadi, tidak perlu lagi membawa kabel khusus yang cukup merepotkan.

realme Band (3)

Realme juga pada akhirnya memiliki sebuah aplikasi IoT tersendiri dengan nama realme Link. Realme Link juga akan menginformasikan pembaruan ke semua perangkat IoT realme. Selain itu, aplikasi ini juga juga merangkum profil kesehatan pengguna untuk membantu pengguna mengetahui lebih banyak tentang tubuhnya.

Jika Anda ingin mengetahui perangkat realme Band lebih dalam, Anda bisa membacanya pada tautan yang satu ini.

Realme Band dibanderol dengan harga normal Rp. 399.000. Selama masa promo Flash Sale, harganya turun menjadi Rp. 299.000. Realme Band hadir dalam dua pilihan warna strap, yaitu Hitam dan Hijau. Realme sendiri dalam waktu dekat akan menyediakan warna Kuning.

Baru Permulaan saja!

Realme Band memang memiliki harga yang murah. Sayangnya, fitur yang dibawa juga cukup standar yang ditawarkan oleh vendor-vendor lainnya. Hal tersebut tentu saja meliputi deteksi detak jantung, mode olah raga, deteksi tidur, watch face, dan idle alert. Lalu apa yang menarik dari perangkat yang satu ini?

realme Band (4)

Saat ditanyakan, pihak realme mengatakan bahwa produk yang satu ini merupakan gelang pintar yang pertama mereka luncurkan. Oleh karena itu, pasti banyak terdapat kekurangan pada perangkat yang satu ini. Namun, mereka mengatakan bahwa USB Direct Charge cukup untuk menarik para konsumen untuk membelinya.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa dengan produk pertamanya ini, realme akan terus berkembang. Pihak realme pun membocorkan bahwa perangkat yang termasuk dalam kategori wearable ini bukanlah yang terakhir. Pada kuartal ketiga tahun 2020 nanti, realme bakal meluncurkan lagi sebuah perangkat wearable. Hal tersebut diharapkan dalam lebih lengkap dari perangkat pertamanya ini.

 

 

Tidak terbatas ada kategori tersebut, ternyata pada tahun ini sepertinya ada kategori baru lagi yang bakal luncur. Kategori yang nantinya bakal diperkenalkan adalah smart home living. Seperti apa produknya? Tentu saja kita harus menunggu peluncurannya.

[Review] Realme Band: Alternatif Smart Band Harga Murah untuk Olah Raga

Realme saat ini sudah memiliki sebuah smart band yang dinamakan realme Band. Smart band yang memiliki slogan Live Fit. Live Smart ini merupakan produk pertama yang dimiliki oleh vendor asal Tiongkok tersebut. Hal ini pun mengikuti strategi realme yang akan mengeluarkan berbagai produk IoT, selain smartphone yang mereka rilis nyaris setiap bulan tersebut.

Tren smart band sendiri saat ini juga menjadi lebih tinggi. Hal tersebut dikarenakan banyak smart band asal negeri Tiongkok yang dijual dengan harga murah. Tidak hanya untuk memperlihatkan waktu saja, namun fungsi dari gelang pintar itu sendiri saat ini bisa melakukan pengujian kesehatan. Namun, banyak juga merek-merek tidak jelas yang menawarkan harga murah tanpa kualitas yang memadai.

Realme Band = IoT

Realme Band sendiri memiliki kemampuan untuk memindai detak jantung yang sering digunakan untuk mereka yang berolah raga. Gelang pintar ini juga tergolong sangat ringan sehingga tidak terlalu terasa saat digunakan pada waktu tidur. Tentunya untuk mengukur kualitas tidur dari sang pemakainya.

Realme Band sendiri memiliki spesifikasi sebagai berikut

Layar 0,96 inci LCD 160×80
Sensor 3-axis accelerometer, Heart rate sensor, Rotor Vibration motor
Baterai 90 mAh
Interface USB
Konektivitas Bluetooth 4.2 + BLE
Dimensi 19.6×11.9×240 mm
Bobot 20 gram

Sayangnya, unit yang saya dapatkan saat ini masih merupakan perangkat non retail. Mungkin unitnya secara hardware sudah final karena saya mendapatkannya dengan segel. Namun, software yang didapat sepertinya masih belum lengkap.

Unit retail yang final akan mendapat 10 pembaruan, yaitu:

  1. Optimalisasi UI (warna) dari antarmuka fungsional
  2. Peningkatan akurasi pengukuran detak jantung
  3. Peningkatan kecepatan sinkronisasi data
  4. Memperpanjang waktu tampilan pesan di layar
  5. Menambahkan fungsi prakiraan cuaca
  6. Menambahkan kemampuan “Cari Perangkat Saya”
  7. Menambahkan fungsi restart dengan menekan tombol sentuh selama 5 detik atau lebih selama pengisian daya
  8. Menambahkan cloud dial (OTA)
  9. Menambahkan fungsi kontrol musik (OTA)
  10. Pengingat detak jantung rendah dan tinggi (OTA)

Saya sendiri sudah mendapatkan update 1-7, sehingga perangkat ini sudah cukup untuk diuji coba. Oh ya, karena interface dari realme Band menggunakan built in USB, paket penjualannya pun tidak menyertakan perlengkapan apa pun.

Desain

Realme Band memiliki desain yang cukup berbeda. Biasanya sebuah gelang pintar akan memiliki dimensi kaca yang lurus sehingga terlihat “menggantung” saat digunakan. Dimensi yang dimiliki oleh realme Band sedikit melengkung sehingga pas saat dipasang pada pergelangan tangan.

Realme Band - USB

Tali gelang yang digunakan pada realme Band terbuat dari bahan plastik TPU (Thermoplast Polyurethane). Hal ini membuat strap yang ada cukup lentur dan tahan terhadap keringat. Dan tentu saja cocok digunakan pada saat berolah raga. Selain itu, realme Band sendiri juga sudah memiliki standar IP68 sehingga dapat dipakai saat berenang.

Layar dari realme Band memiliki resolusi 160×80 dengan dimensi 0.96 inci yang tenyata cukup lebar untuk kelasnya. Sayang memang, sampai saat ini saya belum mendapatkan informasi mengenai jenis layar yang digunakan. Layarnya sendiri tidak bisa disentuh, kecuali pada bagian bawahnya yang memiliki tanda “O”. Tekan sekali untuk bernavigasi pilihan menu dan tahan untuk memilih menu tersebut.

Realme Band - Strap

Pada bagian bawah dari realme Band bisa ditemukan sebuah sensor untuk mengukur detak jantung. Untuk melakukan pengisian baterai, pengguna bisa mencopot strap pada bagian yang berseberangan dengan tombol sentuh realme Band. Di sanalah sebuah port USB (yang mereka sebut sebagai USB Direct Charge) ditemukan untuk ditancapkan langsung pada sebuah charger atau komputer.

Realme Link

Apalah arti sebuah gelang pintar jika tidak ada aplikasi yang mendukungnya? Untungnya, realme saat ini sudah memiliki sebuah aplikasi yang dinamakan dengan realme Link. Realme Link kemungkinan besar juga merupakan aplikasi IoT pertama dari vendor Tiongkok ini.

Realme Band - realme Link

Untuk melakukan pairing dari realme Band ke smartphone memang membutuhkan aplikasi yang satu ini. Jika Anda belum melakukan instalasi, bluetooth akan menolak untuk tersambung. Pairing juga bisa dilakukan dengan mudah, asalkan Anda mengikuti langkah-langkah yang ada di aplikasi tersebut.

Realme juga telah menyediakan lima buah watch face pada gelang pintar pertamanya ini. Ada lima buah watch face yang ditawarkan pada aplikasi realme Link. Sayang memang, Anda tidak bisa membuat watch face sendiri untuk saat ini. Semoga saja realme nanti akan memberikan fungsi tersebut agar pengguna tidak bosan dengan tampilan yang itu-itu saja.

Pengalaman Menggunakan

Menggunakan realme Link memang tidak sulit. Apalagi saya sebelumnya sudah sering menggunakan smart band dan smartwatch sehingga sudah mengenali beberapa fungsi yang ada. Aplikasi ini juga cukup baik dalam menampilkan grafik seperti untuk detak jantung, kualitas tidur, serta langkah.

Hal pertama yang saya lakukan setelah melakukan pairing tentu saja adalah melakukan pembaruan firmware. Pembaruan firmware menurut saya merupakan sebuah langkah yang sangat penting bagi vendor dalam “memperhatikan” para penggunanya. Hal tersebut tentu saja membuat harapan mengenai bugfix serta penambahan fungsi menjadi kenyataan. Bandingkan dengan merek-merek yang menjual dengan harga murah lainnya yang tidak pernah menawarkan bugfix.

Realme Band - Box

Untuk mode olah raga, Anda bisa memilih pada aplikasi realme Link. Perangkat realme Band sendiri hanya akan menampilkan tiga dari sembilan fungsi perekaman olah raga. Jadi, tidak semua fungsi olah raga akan masuk ke dalam perangkat realme Band.

Anda juga dapat membuat gelang pintar ini untuk memberitahukan notifikasi yang masuk ke smartphone. Syaratnya adalah aplikasi realme Link harus berjalan di background. Namun, Anda tidak dapat menerima panggilan suara langsung dari gelang pintar ini, karena tidak adanya microphone serta speaker.

Realme Band sendiri sangat ringan pada saat digunakan. Hal ini tentu saja membuat Anda tidak akan terganggu saat ingin mengukur kualitas tidur Anda. Sayangnya, strap yang digunakan tidaklah standar. Jadi, Anda harus membeli strap tambahan langsung dari realme yang baru memiliki tiga buah warna.

Realme Band - realme Link Menu

Merebaknya virus COVID-19 membuat saya harus berdiam di rumah. Oleh karena itu, kegiatan olah raga menjadi tidak bisa dilakukan. Hal ini juga membuat baterai yang ada di realme Band menjadi lebih irit. Selama tujuh hari, ternyata baterai yang tersisa masih 70%. Namun, realme menjanjikan bahwa baterainya bisa bertahan selama enam hari jika setiap harinya digunakan terus.

Verdict

Gelang pintar saat ini memang selalu dikaitkan dengan fungsi berolah raga. Saat ini memang banyak vendor, baik yang ternama mau pun yang “abal-abal”, namun konsumen harus pandai dalam memilih. Realme dengan Band terbarunya bisa menjadi alternatif pilihan yang menarik saat ini.

Fungsi yang ditawarkan oleh realme Band memang cukup mendasar. Namun, hal tersebut sudah bisa memuaskan mereka yang gemar berolah raga, tetapi memiliki dana yang terbatas. Apalagi, realme masih akan memasukkan beberapa fungsi sehingga masih terbuka harapan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Realme Band - Charge

Baterai pada perangkat yang satu ini memang cukup kecil, yaitu 90 mAh. Namun, realme menjanjikan masa pakai selama seminggu, sehingga Anda hanya perlu menancapkan Band ini ke charger setiap minggunya. Apalagi, USB Direct Charge membuat Anda tidak perlu lagi mencari kabel proprietary yang sulit dicari saat rusak.

Realme menjual perangkat yang satu ini pada rentang harga Rp. 300.000an. Sayang memang, saat tulisan ini dibuat realme belum memberikan harga jualnya. Namun dengan rentang harga tang tergolong murah tersebut membuat realme Band menarik untuk dimiliki oleh mereka yang memiliki dana terbatas.

Sparks

  • USB Direct Charge
  • Harga murah
  • Ringan
  • Fungsi cukup responsif
  • Daya tahan baterai yang cukup baik

Slacks

  • PIlihan strap terbatas
  • Fungsi sangat mendasar dibandingkan dengan para pesaingnya
  • Bahan terlalu plasticky, rentan baret

 

Realme Umumkan X50m 5G, Diotaki Chipset Terbaru Snapdragon 765G

Realme telah mengumumkan smartphone 5G ketiganya, disebut X50m 5G. Sebelumnya, mereka sudah memiliki X50 5G dan X50 Pro 5G yang dirilis awal tahun 2020 lalu.

Bila dilihat dari spesifikasinya, X50m 5G tampaknya versi ‘hemat’ dari X50 5G. Keduanya berbagi spesifikasi yang sama seperti penggunaan chipset Qualcomm terbaru Snapdragon 765G tapi dengan ‘downgrade‘ di beberapa bagian seperti kamera utama yang menjadi 48MP dari 64MP.

Realme-3

Soal desain, smartphone 5G ini mengusung desain dual punch hole di muka dan setup quad-camera dalam posisi vertikal di belakang. Panel IPS yang digunakan sudah memiliki refresh rate 120Hz, berukuran 6,57 inci FHD+ dalam rasio 20:9.

Dual punch hole tersebut merupakan rumah bagi dua kamera depan yaitu 16MP dengan lensa wide yang mengusung fitur perekam video UIS Max dan dapat merekam video slow motion 120fps, serta 2MP sebagai depth sensor. Sementara, kamera utama di bagian belakang mengemas resolusi 48MP, bersama kamera 8MP dengan lensa ultra wide yang menyuguhkan bidang pandang 119 derajat, sisanya masing-masing 2MP dengan lensa macro dan depth sensor.

Chipset Qualcomm Snapdragon 765G ini mengemas dual-mode 5G (SA/NSA), NFC, dan Bluetooth 5.0. CPU-nya terdiri dari delapan inti, 1x Kryo 475 Prime berkecepatan 2.4 GHz, 1x Kryo 475 Gold 2.2 GHz, dan 6x Kryo 475 Silver 1.8 GHz, serta GPU Adreno 620. Juga ditopang RAM 6GB atau 8GB dengan memori internal 128GB.

Fitur andalan lain pada Realme X50m 5G adalah sensor fingerprint di sisi samping, sistem pendingin Liquid Copper Tube Cooling 3.0, serta dukungan Dolby Sound dan Hi-Res Audio. Baterai berkapasitas 4.300 mAh didukung Dart Fast Charging 30W yang diklaim bisa mengisi daya 70 persen dalam 30 menit. Soal harga, Realme 5G dibanderol mulai dari CNY1.999 dalam warna starry blue dan galaxy white.

Sumber: GSMArena

Realme 6 dan 6 Pro Luncur: Snapdragon 720G dan Mediatek Helio G90T Bersaing!

Saat ini, dunia sedang dilanda wabah Covid-19 yang mengharuskan semua orang untuk berdiam diri di rumah. Namun, hal tersebut tidak lantas membuat realme berhenti untuk mengeluarkan produk baru mereka. Realme pun pada tanggal 24 Maret 2020 meluncurkan realme 6 dan realme 6 Pro.

Realme 6 merupakan penerus dari realme 5 Pro. Sedangkan realme 6 Pro merupakan penerus dari realme XT. Uniknya, peluncuran kali ini dilaksanakan secara live streaming, jadi saya pun meliput langsung dengan menggunakan layanan Youtube.

realme 6 launch

Realme 6 ditenagai dengan Mediatek Helio G90T dan menggunakan kamera 64 MP. Dengan baterai besar 4300 mAh, realme 6 juga dapat mengisi dengan cepat berkat charger 30 watt. Uniknya, realme 6 juga memiliki layar dengan refresh rate 90 Hz!

Realme 6 Pro disematkan 6 kamera, 2 pada bagian depan dan 4 pada bagian belakang. Smartphone ini juga merupakan yang pertama di Indonesia yang menggunakan Snapdragon 720G. Dengan charger 30 watt, perangkat ini juga dapat diisi penuh dalam waktu satu jam saja. Dan tentu saja, layar dari smartphone yang satu ini memiliki refresh rate 90 Hz.

realme 6 & realme 6 Pro (1)

Kedua perangkat tersebut memiliki spesifikasi sebagai berikut

 

Realme 6 Pro Realme 6
Soc Qualcomm Snapdragon 720G Mediatek Helio G90T
CPU 2×2.3 GHz Kryo 465 Gold + 6×1.8 GHz Kryo 465 Silver 2×2.05 GHz Cortex-A76 + 6×2.0 GHz Cortex-A55
GPU Adreno 618 Mali-G76 MC4
RAM 8 GB 4/6 GB
Internal 128 GB 128 GB
Baterai 4300 mAh 4300 mAh
OS Android 10 Realme UI Android 10 Realme UI
Layar 6.6” FHD+ Gorilla Glass 5 6.5″ FHD+ Gorilla Glass 3

Realme 6 hadir dalam dua varian memori: 4GB+128GB dengan harga Rp3.299.000 dan 8GB+128GB dengan harga Rp3.699.000.  Realme 6 Pro hanya memiliki varian memori 8 + 128GB dengan harga Rp 4.499.000 dan tersedia dalam dua pilihan warna – Lightning Blue dan Lightning Red.

realme 6 & realme 6 Pro (2)

Harganya lebih mahal dari India!

Saya pun cukup bingung, karena biasanya realme menjual perangkat mereka dengan harga yang tidak terlalu jauh dari India. Namun, realme 6 Pro yang memiliki harga sekitar Rp. 3.700.000 di India, dijual pada harga hampir Rp. 4,5 juta. Mengapa?

Palson Yi selaku Direktur Pemasaran realme Indonesia mengatakan “Karena kita mempunyai range harga tersendiri dan Indonesia memiliki peraturan pajak serta bea masuk yang berbeda dengan negara lain. Dari spesifikasi sendiri kita juga dapat melihat bahwa dengan membawa spesfikasi seperti layar 90Hz yang biasanya hadir di produk flagship ke mid-range. Harga realme 6 Series sendiri dapat terbilang cukup kompetitif.”

Beliau juga mengatakan bahwa perubahan harga rupiah terhadap dolar tidak terlalu signifikan dalam mengubah harga tersebut. Jadi, hal tersebutlah yang memang membuat harga realme 6 Pro lebih mahal dari yang dikeluarkan di India.

realme 6 QnA

Selalu pakai GW1, Apakah akan pakai Sony IMX kembali?

Saya pun menanyakan apakah realme bakal selalu menggunakan ISOCELL GW1 yang memiliki resolusi 64 MP pada setiap perangkat mereka ke depannya.

Palson pun menjawab sebagai berikut, “Sebenarnya kita menggunakan sensor yang sama dengan realme X2 Pro. Kita berbicara dengan tim produk dan melihat feedback dari para pengguna. Sensor ini kami gunakan karena melihat image tuning yang dilakukan oleh Aaron Huey (Fotografer National Geographic) telah dimaksimalkan ke device mereka karena setiap sensor memiliki efek yang berbeda di setiap produk realme. Dan setiap prosesor mempunyai dampak yang berbeda tehadap sensor kamera.”

Lalu Felix Christian selaku Manajer Produk realme Indonesia pun juga menambahkan, “Saat ini kami selalu meminta pendapat dari pengguna kami mengenai apa yang market suka dan memonitor setiap komen di sosial media mengenai performance kamera kami. Untuk membuat keputusan seperti ini, kami selalu kembali ke pengguna untuk menciptakan performance terbaik. Dari realme kita tidak peduli dengan sensor kamera brand apa yang kami gunakan, tapi yang penting adalah pilihan yang kami berikan merupakan terbaik untuk perangkat realme di setiap unitnya.”