Bukan RGB, Headset Asus ROG Delta S Animate Andalkan Mini LED yang Dapat Diprogram

Teknologi AniMe Matrix yang Asus terapkan pertama kali pada laptop ROG Zephyrus G14 bisa dibilang membawa angin segar terhadap tren pencahayaan serba RGB di ranah gaming. Ketimbang warna-warni yang begitu mencolok, AniMe Matrix mengandalkan sederet mini LED warna putih yang dapat diprogram untuk menampilkan animasi bergerak.

Konsep tersebut sepertinya mendapat respon positif dari konsumen, dan ini bisa dilihat dari keputusan Asus untuk menghadirkan teknologi AniMe Matrix di kategori produk selain laptop. Yang terbaru, sistem pencahayaan yang unik ini juga bisa kita dapatkan di headset Asus ROG Delta S Animate.

Asus bilang bahwa masing-masing earcup milik headset ini mengemas lebih dari 100 mini LED. Semuanya tentu bisa diprogram untuk membentuk gambar statis atau animasi bergerak via software Armoury Crate.

Pengguna bahkan bisa menciptakan animasinya sendiri jika mau, dan mereka dibebaskan untuk mengutak-atik parameter seperti tingkat kecerahan, kontras, maupun jeda waktu. Kalau perlu, semua pencahayaannya juga bisa dimatikan dengan menggeser tuas kecil di belakang kenop volumenya.

Alternatifnya, tuas yang sama itu juga bisa dipakai untuk mengaktifkan fitur bernama Soundwave. Saat fitur tersebut aktif, deretan mini LED-nya akan bereaksi terhadap suara pengguna yang ditangkap via mikrofon; semakin keras suaranya, semakin intens pula efek pencahayaannya. Fitur ini semestinya cukup ideal digunakan oleh kalangan streamer.

Di luar sistem pencahayaannya, headset ini identik dengan ROG Delta S, mulai dari desainnya secara keseluruhan, earcup berbentuk huruf D-nya, sampai spesifikasi lengkapnya. Seperti saudaranya itu, headset ini turut dibekali driver berdiameter 50 mm dan ESS 9281 Quad DAC yang siap menangani format audio dengan resolusi tertinggi sekalipun.

Untuk konektornya, ROG Delta S Animate juga menggunakan USB-C (plus adaptor USB-A bagi yang membutuhkan). Selain di PC, headset ini juga dapat digunakan di PlayStation 4, PlayStation 5, maupun Nintendo Switch.

Di Amerika Serikat, ROG Delta S Animate kabarnya akan dijual mulai pertengahan bulan Desember 2021 seharga $250.

Sumber: Ars Technica.

Jajaran Komponen PC Edisi Khusus ASUS X GUNDAM Series Akan Segera Hadir di Indonesia

Ada orang yang hobi PC building, ada juga yang hobi merakit Gunpla. Dalam beberapa kesempatan, ada juga yang mencoba menggabungkan keduanya, dan apabila Anda termasuk sebagai salah satunya, ASUS Indonesia punya penawaran yang menarik buat Anda.

Mereka baru saja mengumumkan kehadiran jajaran komponen PC edisi khusus ASUS X Gundam Series di tanah air. Seri terbatas yang sudah hadir lebih dulu di Tiongkok pada tahun 2020 kemarin ini nantinya bakal tersedia dalam dua versi: White Version (Gundam Edition) yang terinspirasi oleh RX-78-2 Gundam, dan Red Version (Zaku II Edition) yang terinspirasi oleh MS-06S Char’s Zaku II.

Beberapa komponen PC edisi khusus ASUS X GUNDAM Series yang akan diluncurkan meliputi kartu grafis, motherboard, AIO cooler, PSU, casing, monitor, sampai periferal seperti headset, keyboard, mouse, serta mousepad. Komponen PC edisi khusus ini akan dijual secara terpisah maupun dalam satu set PC siap rakit yang tentunya hanya akan dijual dalam jumlah terbatas.

ASUS X GUNDAM Series / ASUS Indonesia

ASUS Indonesia akan membagi peluncuran ini dalam dua sesi penjualan. Sesi pertama akan dimulai pada bulan Maret, disusul oleh sesi kedua di bulan April. Pada setiap sesi, ASUS akan meluncurkan beberapa jajaran produk komponen PC yang dapat dipesan secara eksklusif melalui ASUS Official Store, serta beberapa mitra resmi yang sudah ditunjuk.

Supaya lebih menarik lagi, ASUS Indonesia juga telah menyiapkan bundel promo action figure Gundam sebagai merchandise pembelian komponen PC edisi khusus ASUS X GUNDAM Series dengan syarat dan ketentuan berlaku. Pembahasan lengkap dari setiap seri yang akan diluncurkan akan diumumkan dalam beberapa waktu mendatang.

ASUS berharap bahwa dengan hadirnya ASUS X GUNDAM Series di Indonesia, mereka dapat memenuhi kebutuhan para penggemar Gundam, khususnya kalangan PC builder enthusiast yang mengedepankan komponen PC dengan inovasi terbaik serta tampil dalam balutan desain yang futuristis.

ASUS Hadirkan Monitor Portabel ROG Strix XG17AHPE ke Indonesia

ASUS Republic of Gamers (ROG) telah mengumumkan ketersediaan ROG Strix XG17AHP di Indonesia. Monitor portabel ini mengusung layar IPS berukuran 17,3 inci beresolusi FHD (1920×1080 piksel) dengan refresh rate 240Hz.

Dukungan panel dengan refresh rate tinggi ini memastikan, ROG Strix XG17AHP dapat menyuguhkan gameplay yang smooth. Monitor ini telah mendukung teknologi VESA Adaptive-Sync yang secara otomatis mensinkronkan refresh rate layar dengan output GPU pada refresh rate berkisar antara 48Hz dan 240Hz.

asus-hadirkan-monitor-portabel-rog-strix-xg17ahpe-ke-indonesia-3

Fitur Adaptive Sync mencegah output gambar terlihat patah-patah dan menjaga onscreen action tetap lancar. Bahkan jika frame rate turun di bawah refresh rate panel aslinya.

Sebagai monitor portabel yang bisa diajak bepergian, ROG Strix XG17AHP ini memiliki baterai bawaan 7.800 mAh. Kapasitas ini memberikan waktu pemakaian hingga 3,5 jam ketika bermain dengan frame rate maksimum.

ROG Strix XG17AHP juga dilengkapi teknologi quick-charge yang menyediakan waktu bermain game 240Hz hingga dua jam dengan waktu mengisi ulang baterai selama satu jam. Ada port USB Type-C khusus untuk menghandle input daya, sehingga produk ini dapat di isi ulang baterainya ketika terhubung dengan laptop, soket daya atau bahkan baterai portabel.

Port USB-C lainnya dapat digunakan untuk input DisplayPort, sementara port micro-HDMI 2.0 menangani sinyal audio-visual untuk koneksi ke konsol gaming atau perangkat lainnya. Lalu, juga ada sepasang speaker 1 watt terintegrasi yang menyediakan audio powerful untuk pengguna yang lebih suka bermain tanpa menggunakan headset.

Meski begitu, bodi ROG Strix XG17AHP masih cukup tipis dengan ketebalan 1cm dan berat hanya 1060 gram. Juga dilengkapi sejumlah aksesori seperti Tripod ROG, Smart Cover, dan tas jinjing ROG. Harga ASUS ROG Strix XG17AHPE ini dibanderol Rp9.160.000, tapi bisa didapat dengan harga Rp7.999.000 + Free ROG T-shirt (limited) khusus saat pre-order di ASUS Official Store.

Asus ROG Falchion Adalah Keyboard Wireless Mungil dengan Panel Sentuh Interaktif

Razer baru-baru ini mencuri perhatian kalangan pencinta keyboard berukuran ringkas lewat Huntsman Mini, keyboard 60% pertamanya yang dilengkapi seabrek fitur. Tentu saja produsen gaming peripheral lain tidak mau ketinggalan. Adalah Asus yang tengah bersiap untuk meluncurkan keyboard mininya.

Sejauh ini belum banyak yang bisa kita ketahui dari keyboard bernama ROG Falchion ini. Asus bahkan belum merincikan switch mekanik Cherry MX warna apa saja yang akan tersedia untuk Falchion – prediksi saya Blue atau Brown, sebab ada kata “tactile feedback” yang disebut dalam laman produknya. Satu hal yang pasti, layout tombolnya agak sedikit berbeda dari Razer Huntsman Mini.

Di sisi paling kanan Falchion, kita masih bisa menemukan deretan tombol Insert, Delete, Page Up beserta Page Down. Juga absen pada Huntsman Mini adalah tombol arah panah, dan keempatnya ikut tersedia di sini. Total tombol yang dimiliki Falchion berjumlah 68, dan secara teknis dimensinya memang sedikit lebih besar ketimbang Huntsman Mini, sebab ia masuk kategori keyboard 65% ketimbang 60%.

Asus ROG Falchion

65% ukuran keyboard standar tentu masih sangat kecil dan bisa menyisakan ruang yang melimpah di sebelah mouse, cocok untuk penggemar game FPS kompetitif yang terbiasa menggunakan setting DPI rendah pada mouse-nya demi meningkatkan akurasi bidikannya. Berhubung Falchion merupakan keyboard wireless, tentu saja ia bisa ditempatkan secara lebih bebas lagi di atas meja.

Asus bilang Falchion merupakan keyboard wireless pertamanya dengan pencahayaan RGB di tiap-tiap tombol. Ia juga menyimpan panel sentuh interaktif di ujung kirinya, persis di sebelah tombol Esc, Tab, Caps Lock, dan Shift. Fungsinya sudah pasti bisa dikustomisasi via software, dan panel seperti ini semestinya sangat cocok difungsikan sebagai slider untuk mengatur volume.

Dalam kondisi baterainya terisi penuh, ROG Falchion diklaim bisa tahan sampai 400 jam pemakaian, tapi ini dengan lampu RGB dalam posisi mati. Terakhir, paket penjualannya turut menyertakan sebuah cover case, menjadikannya semakin cocok untuk dibawa bepergian.

Sayangnya hingga kini Asus belum menyingkap banderol harga maupun jadwal pemasaran ROG Falchion. Meski demikian, saya cukup yakin harganya lebih mahal daripada Razer Huntsman Mini mengingat ia masuk kategori wireless dan mengusung label “ROG”.

Sumber: Tom’s Hardware.

Asus Gunakan Logam Cair ‘Eksotis’ Untuk Mendinginkan Laptop Gaming ROG Baru

Bagi perangkat berperforma tinggi dengan desain padat seperti laptop gaming, solusi pendingin merupakan salah satu aspek krusial. Saat beroperasi, komponen PC selalu menghasilkan panas. Dan di notebook, produsen harus menempatkan hardware-hardware tersebut secara rapat. Sejak bertahun-tahun silam, nama-nama seperti Asus, MSI dan Acer terus berupaya meramu sistem termal terbaik untuk produknya.

Dalam menjinakkan suhu tinggi, kebanyakan laptop biasa menggunakan kombinasi kipas dan heat pipe. Dalam meningkatkan kinerjanya, tim desainer kerap melakukan eksperimen terhadap desain bilah demi memastikan udara mengalir lebih banyak serta lancar. Namun kali ini Asus berniat untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Perusahaan teknologi asal Taiwan itu mengabarkan bahwa mulai tahun ini, lini notebook Republic of Gamers akan memanfaatkan solusi termal berbasis ‘logam cair eksotis’.

Material ini nantinya digunakan buat memindahkan panas dari CPU ke modul pendingin. Metode tersebut dipercaya lebih efektif dalam menangani panas, membuka ruang untuk mendongkrak performa hardware, sembari mengurangi polusi suara. Pemakaian logam cair di PC sendiri bukanlah hal baru – para overclocker kawakan mungkin sudah cukup sering memanfaatkannya. Tapi biasanya, penerapannya dilakukan secara manual dan tidak siap diproduksi massal.

Kabarnya, proses pengembangan sistem termal logam cair telah dilakukan Asus selama lebih dari setahun. Bahan ini memiliki titik lebur yang rendah, berwujud cair di suhu ruang, dan bersifat sangat konduktif sehingga efektif untuk menyalurkan panas. Dalam uji coba internal terhadap laptop ROG, teknisi Asus melihat bagaimana logam cair sanggup menurunkan suhu prosesor sebesar 10- sampai 20-derajat, bergantung dari variannya. Tentu dengan temperatur lebih rendah, chip dapat mencapai kecepatan lebih tinggi dan kerja kipas pun tak terlalu berat.

Ada beberapa jenis logam cair yang saat ini tersedia di pasar dan efektivitasnya berbeda. Khusus buat laptop ROG-nya, Asus menggunakan Conductonaut buatan Thermal Grizzly. Mereka memilih jenis ini karena punya kadar timah lebih rendah. Kemampuan timah dalam menghantarkan panas lebih rendah dari gallium dan indium yang ada di material tersebut. Menariknya, demi menjaga kerahasiaan pengembangan solusi pendingin logam cair, Asus tidak bermitra dengan Thermal Grizzly: mereka membeli Conductonaut seperti konsumen biasa.

Teknologi pendingin logam cair Asus rencananya akan diimplementasikan pada lini ROG berprosesor Intel Core generasi ke-10 yang meluncur di tahun 2020. Asus menyampaikan, prosesor Intel akan memperoleh manfaat maksimal dari pemakaian solusi termal jenis ini karena ukuran die-nya kecil dan panas terkonsentrasi pada delapan zona terpisah di chip. Sebelum diungkap ke publik, pihak Intel sendiri bahkan tidak tahu Asus tengah meramu sistem termal baru untuk CPU-nya…

Sumber: Asus.

Asus Luncurkan ROG Zephyrus Duo 15, Laptop Gaming Berlayar Ganda dengan Spesifikasi Beringas

Awal April ini ditandai dengan dua pengumuman penting di industri laptop: Intel meluncurkan prosesor laptop generasi ke-10, lalu Nvidia meluncurkan seri GPU RTX Super untuk laptop. Bersamanya tentu datang sederet laptop anyar dari banyak pabrikan, dan salah satu yang sangat mencuri perhatian datang dari Asus.

Namanya ROG Zephyrus Duo 15, dan seperti yang sudah bisa ditebak, ia merupakan sepupu dari ZenBook Duo yang ditujukan untuk kalangan kreator konten. Konsep laptop dua layar itu akhirnya Asus bawa juga ke ranah gaming, dan tentunya mereka sudah mengoptimalkannya untuk keperluan gaming.

Asus ROG Zephyrus Duo 15

Perbedaan yang paling mencolok adalah, layar kedua milik Zephyrus Duo diposisikan agak miring (13°) sehingga lebih mudah dilihat dan disentuh. Posisi layar yang miring ini rupanya juga menyediakan ventilasi ekstra untuk komponen-komponen di dalam, sehingga perangkat dipastikan tetap berperforma maksimal tanpa risiko kepanasan.

Namun yang mungkin jadi pertanyaan adalah, untuk apa layar kedua itu? Dalam konteks berkreasi fungsinya mungkin sudah cukup jelas, tapi bagaimana dalam konteks gaming? Di sini Asus mencoba menjelaskan dengan mencontohkan kolaborasinya bersama Techland, developer di balik game Dying Light 2.

Pada game tersebut, tampilan co-op chat akan dipindahkan ke layar kedua Zephyrus Duo, dan pemain juga bisa memanfaatkan layar keduanya ini untuk mengganti quest yang aktif maupun barang-barang di inventory.

Untuk gamegame yang lebih mainstream seperti CS:GO, Dota 2, League of Legends atau Fornite, layar kedua ini dapat dipakai untuk menampilkan statistik secara real-time, atau rekomendasi build yang cocok.

Asus ROG Zephyrus Duo 15

Merujuk kembali pada pengumuman terbaru Intel dan Nvidia, Zephyrus Duo bisa dikategorikan monster perihal performa. Varian termahalnya hadir membawa prosesor Intel Comet Lake i9-10980HK yang memiliki clock speed maksimum 5,3 GHz, tidak ketinggalan juga GPU GeForce RTX 2080 Super yang performanya dua kali lipat GTX 1080.

Melengkapi spesifikasinya adalah RAM 32 GB dan SSD tipe NVMe PCIe berkapasitas 2 TB. Zephyrus Duo hadir dalam dua varian layar: 4K dengan dukungan 100% spektrum warna Adobe RGB, atau 1080p tapi dengan refresh rate 300 Hz. Dua-duanya sama-sama berukuran 15,6 inci dan bukan touchscreen.

Mengapa tidak ada touchscreen? Karena layar keduanya sudah dibekali panel sentuh. Layar keduanya ini punya bentang diagonal 14 inci, dan resolusinya cukup tinggi di angka 3840 x 1100 pixel.

Asus ROG Zephyrus Duo 15

Guna mengimbangi performanya yang beringas, Zephyrus Duo ditenagai baterai berkapasitas 90 Wh. Saat sedang tidak bermain game, perangkat bisa diisi ulang menggunakan charger USB-C dengan output maksimum 65 W.

Semua itu dikemas dalam sasis yang termasuk ringkas di kategori laptop gaming. Tebalnya tidak lebih dari 20,9 mm, dan bobotnya juga hanya sekitar 2,4 kg. Asus ROG Zephyrus Duo 15 rencananya akan dipasarkan mulai bulan Mei. Harganya dilaporkan berkisar $3.700 untuk varian termahalnya. Di bawahnya, ada varian Core i7-10875H dan RTX 2070 Super yang dibanderol seharga $3.000.

Sumber: Asus dan The Verge.

Gaming Mouse Asus ROG Chakram Dilengkapi Stik Analog Layaknya Sebuah Gamepad

Asus merilis sederet perangkat gaming di CES 2020, namun satu yang menurut saya paling mencuri perhatian adalah ROG Chakram, sebuah mouse serba bisa yang dilengkapi satu inovasi langka, yakni sebuah stik analog kecil di sisi kirinya.

Fungsinya tidak lain dari menggantikan joystick yang biasa terdapat pada gamepad. Kendati demikian, pengguna juga dapat memanfaatkannya sebagai tombol input empat arah yang semua fungsinya dapat diprogram sesuai kebutuhan.

Andai benar-benar tidak dibutuhkan, stik analog itu juga dapat dilepas dan diganti dengan cover penutup. Asus benar-benar memperhatikan aspek kustomisasinya; stik analognya hadir dalam dua ukuran yang berbeda demi menyesuaikan dengan ukuran ibu jari konsumen yang bervariasi.

Asus ROG Chakram

Juga menarik dari ROG Chakram adalah aspek modularnya. Tidak seperti mouse konvensional, kedua tombol utama ROG Chakram terpasang secara magnetis, sehingga pengguna dapat melepasnya dengan mudah. Usai dilepas, mereka juga bisa mengganti switch Omron yang terpasang dengan switch lain yang sejenis.

Lanjut ke bagian telapak tangan, cover penutupnya rupanya juga turut mengandalkan magnet. Lepas cover-nya, maka konsumen akan mendapati dongle USB yang tersimpan dengan rapi di baliknya. Andai latency bukan masalah, pengguna juga bisa menyambungkan ROG Chakram via Bluetooth.

Asus ROG Chakram

Dalam satu kali pengisian, baterai ROG Chakram bisa bertahan selama 48 jam pemakaian (79 jam kalau lampu RGB-nya dimatikan). Dalam mode Bluetooth, daya tahan baterainya mencapai angka 53 jam (100 jam tanpa lampu RGB). Selain menggunakan kabel USB, ROG Chakram juga dapat di-charge di atas Qi wireless charging pad.

Perihal performa, Asus ROG Chakram mengandalkan sensor optik dengan sensitivitas maksimum 16.000 DPI dan akurasi 400 IPS. Bobotnya yang berada di kisaran 122 gram juga dinilai optimal; tidak terlalu berat, tapi juga tidak kelewat ringan. Perangkat ini rencananya akan segera dijual seharga $150.

Sumber: Asus.

Asus Singkap Monitor Gaming 360Hz Berteknologi Nvidia Spesialis Esports

Meningkatnya kinerja CPU, GPU dan memori di perangkat gaming menyadarkan banyak orang bahwa demi memaksimalkan apa yang ditawarkan di sana, mereka juga membutuhkan periferal berperforma tinggi. Di kalangan produsen, kompetisi penyediaan monitor gaming sudah lama dimulai. Dan banyak konsumen mulai paham ada banyak faktor yang menentukan mutu suatu produk display.

Salah satu faktor tersebut adalah kemampuan monitor menampilkan gambar dalam waktu satu detik, atau biasa disebut dengan istilah refresh rate. Di kalangan atlet esports, refresh rate mungkin menjadi aspek yang lebih diprioritaskan dibanding resolusi atau tipe panel, dan kita telah mulai terbiasa melihat monitor 144Hz serta 240Hz di pasar. Namun di momen pembukaan CES 2020, Asus menawarkan sesuatu yang lebih istimewa lagi: monitor gaming ROG Swift 360Hz.

Asus ROG Swift 360Hz 2

Perusahaan elektronik asal Taiwan itu mengklaim bahwa produk mereka ini merupakan monitor dengan refresh rate 360Hz pertama di dunia. ROG Swift 360Hz menyuguhkan panel seluas 24,5-inci dan resolusi 1080p. Untuk mendukung penyajian frame rate yang tinggi, Asus mengandalkan ‘varian yang lebih canggih dari prosesor Nvidia G-Sync’. Mengulik lebih jauh, ROG Swift 360Hz memiliki waktu respons 2,8-milidetik – kira-kira enam kali lebih cepat dibanding TV atau monitor biasa.

Dari sisi desain, ROG Swift 360Hz mengusung penampilan asimetris dan industrial khas keluarga Republic of Gamers. Panel berdiri di atas tripod dengan engsel yang dapat diputar. Ada lampu LED merah menyorot logo ROG ke arah bawah, kemudian ada lagi logo ROG LED di bagian belakangnya. Monitor mempunyai area bezel super-tipis dan tersedia pula ruang di stand buat mengelola kabel supaya tidak berantakan.

Asus ROG Swift 360Hz 1

Tentu saja, agar ROG Swift 360Hz dapat bekerja optimal, Anda memerlukan sistem berspesifikasi tinggi yang sanggup menjalankan permainan di ratusan frame per detik. Dan karena ROG Swift 360Hz memanfaatkan teknologi G-Sync, konten baru tersaji optimal, bebas efek tearing dan stuttering jika Anda menggunakan kartu grafis Nvidia GeForce.

Sederhananya, monitor dengan refresh rate tinggi (dibantu oleh GPU mumpuni) memperkenankan kita melihat detail secara lebih baik, terutama pada objek-objek yang bergerak di kecepatan tinggi atau ketika kita menggerakkan kamera (di game) secara cepat. Itu mengapa perangkat seperti ini sangat esensial bagi gamer esports, terutama mereka yang fokus pada permainan-permainan bertempo cepat semisal shooter.

Asus rencananya akan memasarkan ROG Swift 360Hz mendekati penghujung 2020, tapi tanggal pastinya belum dikonfirmasi. Produsen juga belum mengabarkan harga dari monitor ini.

Via The Verge. Sumber: Asus.

Asus ROG Zephyrus S GX701 Bakal Jadi Gaming Laptop Pertama dengan Layar 300 Hz

Baru beberapa bulan yang lalu, Asus meluncurkan deretan gaming laptop dengan layar 240 Hz. Sekarang, Asus sudah mengumumkan rencananya untuk merilis gaming laptop dengan layar 300 Hz dalam waktu dekat.

Gaming laptop dengan refresh rate layar yang ekstrem sejatinya sudah menjadi senjata andalan Asus sejak lama. Mereka adalah yang pertama merilis laptop dengan layar IPS 120 Hz di tahun 2016, demikian pula untuk laptop berlayar 144 Hz, hingga akhirnya mereka mencatatkan rekor terbaru lewat laptop berlayar 240 Hz di event Computex kemarin.

Seakan tidak pernah puas, ajang IFA 2019 di Jerman mereka pakai untuk mendemonstrasikan sejumlah prototipe gaming laptop dengan layar 300 Hz. Asus bukan sekadar ingin menyombongkan diri, tapi mereka juga bilang bahwa dengan refresh rate 300 Hz, layar siap menampilkan frame baru setiap 3,3 milidetik, dan ini nyaris sama cepatnya dengan waktu respon pixel di angka 3 milidetik.

Deretan prototipe laptop ROG dengan layar 300 Hz yang dipamerkan di IFA 2019 / Asus
Deretan prototipe laptop ROG dengan layar 300 Hz yang dipamerkan di IFA 2019 / Asus

Singkat cerita, layar 300 Hz ini siap menyajikan sesi gaming yang lebih mulus lagi ketika disandingkan dengan kartu grafis yang superior, dan kombinasi ini diyakini bakal sangat bermanfaat bagi para atlet esport profesional. Kabar baiknya, kombinasi ini juga sudah bisa dinikmati oleh konsumen mulai Oktober mendatang dalam wujud Asus ROG Zephyrus S GX701.

Laptop tersebut bakal menjadi versi produksi pertama yang mengusung layar 300 Hz, sebelum akhirnya disusul oleh model-model lainnya tahun depan. Bukan cuma cepat, layar ini rupanya juga diklaim telah lulus sertifikasi dari Pantone, yang berarti ia juga bakal menarik perhatian para desainer yang sangat sensitif terhadap akurasi warna, dan yang kebetulan juga merupakan seorang hardcore gamer sejati.

Sebagai pasangan yang ideal, GPU Nvidia GeForce RTX 2080 yang siap menghasilkan fps (frame per second) amat tinggi pun tak lupa Asus sematkan. Spesifikasi lengkapnya baru akan diungkap saat peluncuran resminya nanti, tapi setidaknya kita sudah punya gambaran bahwa Asus tak segan membekalinya dengan komponen-komponen premium.

Sumber: Asus.

Ayo Simak Unboxing Laptop Gaming Asus ROG Strix G G531

Di antara begitu banyak laptop gaming racikan Asus, ROG Strix disiapkan sebagai spesialisnya permainan-permainan esports populer. Seri Strix meluncur di Indonesia pada tahun 2016 silam, dan dalam perjalanannya, perusahaan PC asal Taiwan itu telah beberapa kali meng-upgrade dan melakukan refresh hardware. Selain itu, Asus juga turut menerapkan strategi pemasaran unik khusus buat Strix.

Paham dengan tingginya minat gamer terhadap genre shooter dan MOBA, Asus memutuskan untuk membagi model Strix menjadi dua: Scar sebagai spesialis FPS dan Hero buat menangani permainan-permainan multiplayer online battle arena. Selanjutnya, sang produsen mengistirahkan varian Strix G standar, hingga akhirnya ia diperkenalkan kembali bersamaan dengan penyingkapan Strix generasi ketiga dan perangkat-perangkat ROG lain di bulan Juli 2019 kemarin.

Sebelum ROG Strix G G531 (atau alternatifnya, Strix G 2019) tersedia ke publik, Asus memperkenankan tim DailySocial untuk lebih dulu melakukan unboxing serta menguji laptop gaming ini secara singkat. Selain komposisi hardware terbaru, gimmick terunik dari Strix G G531 adalah perancangannya dilakukan secara kolaboratif oleh Asus dan tim BMW Designworks. Menariknya lagi, perangkat juga tidak dibanderol di harga terlalu tinggi.

Penasaran seperti apa penampilan dari ROG Strix G 2019 serta pernak-pernik yang Asus sertakan di dalam paket penjualannya? Silakan simak video Open Box DailySocial di bawah ini:

Asus ROG Strix G G531 sudah bisa Anda miliki. Produk dijual seharga mulai dari Rp 14,3 juta (varian berprosesor Intel Core i5-9300H dan GPU GeForce GTX 1050) hingga Rp 38 juta (dipersenjatai Intel Core i7-9750H dan kartu grafis GeForce RTX 2070). Alternatinya, Asus juga telah menyiapkan model berpanel 17-inci Strix G G731 dengan CPU i7-9750H dan GPU GeForce RTX 1650.