[Review] OPPO Band, Pas Buat Pantau Kesehatan Selama Bulan Puasa

Berbarengan dengan perkenalan smartphone Reno5 F, OPPO juga merilis perangkat wearable terjangkau berupa fitness tracker bernama OPPO Band yang dibanderol Rp599.000. Bagi yang menjalankan ibadah puasa, OPPO Band bakal sangat membantu untuk menjaga kebugaran tubuh di era adaptasi kebiasaan baru.

Mentang-mentang puasa, banyak orang yang menjadikannya alasan untuk malas gerak. Padahal tubuh kita tetap butuh aktivitas fisik, meski begitu waktu dan durasinya dapat disesuaikan dengan kondisi fisik selama berpuasa. Misalnya dilakukan 30-60 menit menjelang waktu berbuka dan memilih jenis olahraga dengan intensitas ringan atau menengah. Langsung saja berikut review OPPO Band selengkapnya.

Cara Menghubungkan OPPO Band ke Smartphone

Review-OPPO-Band-2

Hal yang perlu dipersiapkan untuk menghubungkan OPPO Band ke smartphone ialah memasang aplikasi HeyTap Health yang bisa ditemukan di Google Play Store. Kemudian masuk dengan akun Anda dan tambahkan perangkat OPPO Band.

Sekedar info, unit OPPO Band yang saya review ini versi China yang mana tidak terdeteksi oleh aplikasi HeyTap Health dari Google Play Store. Sebaliknya saya harus memasang APK HeyTap Health versi China dan menggunakan smartphone OPPO agar bisa masuk dengan akun Google. Meski begitu, baik fitur dan spesifikasinya identik.

Desain OPPO Band

Review-OPPO-Band-3

OPPO Band yang hadir di Indonesia hadir dalam versi basic sport yang tersedia dalam dua pilihan warna, hitam dan lavender. Sebagai smartband, desain OPPO Band tampil cukup simpel sehingga praktis saat dikenakan.

Ia membawa layar persegi panjang berukuran 1,1 inci beresolusi 126×294 piksel dengan sudut yang agak membulat berlapis kaca 2.5D yang tahan gores. Tepat di bawah layar tersemat label OPPO.

Hal yang istimewa ialah panel yang digunakan sudah berjenis AMOLED, yang mana dapat menampilkan warna hitam yang pekat dan colorful dengan dukungan gamut warna DCI-P3 100%. Konten pun dapat tampil dengan jelas, bahkan pada kondisi di bawah teriknya matahari.

Dimensi bodinya 40.4×17.6×11.45 mm atau 11.95 mm tebalnya bila termasuk sensor heart rate. Bagian belakang menggunakan material polycarbonate dan bobotnya hanya 10,3 gram saja (tidak termasuk strap).

Tentu saja, OPPO Band sudah tahan terhadap air dengan rating 5ATM hingga 50 meter. Artinya, kita tak perlu khawatir terkena keringat saat berolahraga dan tak perlu melepasnya saat mengambil air wudhu.

Fitur Pemantauan

Review-OPPO-Band-6

OPPO Band merupakan wearable smart device yang masuk dalam ekosistem Internet of Things (IoT) OPPO dan konektivitasnya mengandalkan Bluetooth BLE 5.0. Perangkat ini berorientasi pada gaya hidup sehat dan dilengkapi sensor 3-axis acceleration, optical heart rate, dan optical SpO2. Serta, menawarkan 12 mode latihan yang mendukung gaya hidup aktif penggunanya.

Lewat sensor optical SpO2, OPPO Band dapat melacak variabilitas tingkat oksigen dalam darah dan secara terus menerus memantau saat Anda tidur. Anda dapat mengakses catatan durasi tidur dan tahap tidur yang membantu untuk menentukan kebiasaan tidur yang lebih baik, bagaimanapun tidur yang lebih nyenyak akan bangun dengan perasaan baik di pagi hari.

Sementara, sensor heart rate dapat memantau denyut jantung secara real-time. Bila detak jantung berubah terlalu tinggi, OPPO Band akan bergetar untuk memperingatkan pengguna tentang detak jantung yang tidak teratur. OPPO Band juga akan mengirim peringatan agar bergerak saat pengguna terlalu lama berdiam diri.

Dengan 12 mode latihan, OPPO Band adalah pendamping latihan kebugaran yang dapat melacak dan memantau kegiatan fisik seperti berlari, berjalan, bersepeda, berenang, bulu tangkis, kriket, dan yoga. Berkat sensor 3-axis acceleration, OPPO Band dapat merekam durasi latihan, jarak, dan metrik lainnya secara real time, Anda dapat memantau secara akurat perkembangan latihan melalui aplikasi Hey Tap Health.

Navigasi dan Fitur Lainnya

Review-OPPO-Band-9

OPPO Band tidak dilengkapi tombol fisik sama sekali, jadi bila kita menonaktifkannya lewat pengaturan, kita bisa menyalakannya kembali menggunakan charger-nya alias dengan mengisi ulang daya. Untuk navigasi, OPPO membuatnya sangat sederhana yakni menggunakan kontrol berbasis gesture.

Di home screen, usap ke atas dan ke bawah akan membawa ke aplikasi, ketuk untuk memilih aplikasi dan usap dari kiri untuk kembali. Serta, mengusap ke kiri atau kanan untuk beralih antar watch face.

Mengenai watch face, OPPO menyediakan lebih dari 40 tampilan jam tangan yang tersedia di aplikasi HeyTap Health. Namun, OPPO Band hanya bisa menampung lima watch face saja.

Menu utama pada OPPO Band meliputi daily activity, workouts, heart rate, SpO2, sleep, Alipay, weather, WeChat Pay, serta tools yang terdiri dari music, stopwatch, timer, alarm, dan search phone. Juga ada settings, meliputi DND, brightness, display time, vibration, reset, shutdown, dan reboot.

Untuk messages, OPPO Band dapat berfungsi sebagai penghubung aktivitas di smartphone. Anda dapat menerima notifikasi pesan, panggilan, dan pemberitahuan terbaru lainnya. Dengan baterai berkapasitas 100 mAh, OPPO Band menyajikan waktu siaga selama 12 hari penggunaan dan dapat diisi penuh hanya dalam 1,5 jam.

Verdict

Sebagai tracker, OPPO Band dengan bentuk ringkas dan ringan jelas lebih nyaman dikenakan sepanjang hari ketimbang smartwatch. Juga rasanya lebih tenang, di mana ketika menggunakan smartwatch dan tak sengaja terbentur rasanya sakit (takut rusak), sedangkan pada smartband saya tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya.

Dari segi fungsi, fitur-fitur esensial kesehatan dan kebugaran juga sudah tersedia termasuk pemantauan detak jantung, kadar oksigen dalam darah, kualitas tidur, dan selusin mode latihan. Rangkaian fiturnya dapat membantu memantau kesehatan dan menjaga kondisi tubuh di era adaptasi kebiasaan baru dan saat berpuasa.

Memang terdapat sejumlah batasan integrasi dengan smartphone. Sebut saja, seperti notifikasi tidak dapat memuat gambar, karakter maksimum yang ditampilkan juga terbatas, dan tidak bisa membalas pesan masuk. Namun secara keseluruhan, OPPO Band sangat menyenangkan digunakan. Kontrol berbasis gesture-nya responsif, layarnya cerah, dan Aplikasi HeyTap Health juga semudah digunakan seperti OPPO Band, kita dapat memantau secara akurat perkembangan latihan olahraga.

Sparks

  • Dilengkapi sensor 3-axis acceleration, heart rate, dan SpO2
  • Layar AMOLED yang cerah dan colorful
  • Bodi sudah dilengkapi rating 5ATM

Slacks

  • Fitur notifikasi terbatas, karakter maksimum yang ditampilkan 50

 

 

[Review] Redmi Note 10: Harga Terjangkau dengan Spesifikasi Lengkap dan Snapdragon 678

Xiaomi kembali meluncurkan smartphone generasi terbaru dari kelas Redmi Note-nya. Kelas ini sendiri merupakan seri mainstream yang dimiliki oleh Xiaomi. Smartphone yang dimaksud adalah Xiaomi Redmi Note 10. Perangkat ini sendiri digadang sebagai “Jawaranya AMOLED”, di mana menggunakan layar dengan rasio kontras 4,5 juta berbanding 1 tersebut.

Saat datang ke meja pengujian DailySocial, saya langsung mencari spesifikasi apa saja yang digunakan. Hal pertama yang pasti adalah Xiaomi Redmi Note 10 merupakan perangkat pertama yang ada di Indonesia yang menggunakan SoC Snapdragon 678, yang merupakan versi dengan clock CPU lebih tinggi dari Snapdragon 675. Clock GPU yang digunakan, walau sama-sama Adreno 612, juga cukup berbeda antara keduanya. Hal ini membuat Snapdragon 678 memiliki kinerja yang sedikit lebih tinggi.

Xiaomi juga telah menggunakan penyimpanan internal dengan teknologi UFS 2.2. Hal yang memang masih jarang ditemukan pada rentang harganya karena kebanyakan masih menggunakan eMMC. Selain itu, perangkat ini juga menggunakan charger dengan daya 33 watt yang tentunya akan mengisi baterai yang ada dengan cepat.

Spesifikasi lengkap dari Xiaomi Redmi Note 10 yang saya dapatkan adalah sebagai berikut

Redmi Note 10
SoC Snapdragon 678
CPU 2×2.2 GHz Kryo 460 Gold + 6×1.8 GHz Kryo 460 Silver
GPU Adreno 612 – 800 MHz
RAM 4 GB LPDDR4x
Internal 64 GB UFS 2.2
Layar 6,43 inci Super AMOLED 2400 x 1080
Dimensi 160.46 x 74.5 x 8.29 mm
Bobot 178.8 gram
Baterai 5000 mAh dengan pengisian 33 watt
Kamera 48 MP / 12 MP utama, 8 MP Ultrawide, 2 MP Macro, 2 MP Depth, 13 MP Selfie
OS Android 11 MIUI 12

Untuk hasil dari CPU-Z dan Sensorbox adalah sebagai berikut

Oleh karena ini merupakan chipset baru, semua aplikasi pendeteksi akan mengenali SoC-nya sebagai Snapdragon 675. Namun jika diperhatikan, clock CPU memang berbeda dengan Snapdragon 675. Pada cluster kinerja, clock-nya berbeda 200 MHz.

Unboxing

Inilah yang akan ditemukan pada paket penjualannya

Desain

Xiaomi memang dikenal dengan desain bagian belakangnya yang cukup berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal tersebut pula yang terdapat pada Xiaomi Redmi Note 10, di mana desain bagian kameranya berbeda dengan perangkat lainnya. Logo Redmi juga didesain lebih kecil, tidak seperti yang terdapat pada Redmi 9T. Warna yang saya dapatkan bernama Pebble White.

Layar Xiaomi Redmi Note 10 memiliki resolusi 2400×1080 pada layar dengan dimensi 6,43 inci ini. Dengan klaim gelar Jawaranya AMOLED, smartphone ini sudah menggunakan layar dengan jenis Super AMOLED dan dilindungi dengan Gorilla Glass 3. Xiaomi mengklaim bahwa layarnya memiliki rasio kontras 4.500.000:1 dan mendukung DCI-P3. Layarnya juga sudah mendapatkan tambahan lapisan anti gores langsung dari pabriknya.

Desain penempatan kamera pada Xiaomi Redmi Note 10 juga dibuat dengan cukup unik dan berbeda dari lainnya. Ada empat buah kamera pada bagian belakangnya dengan sebuah flash yang didesain pada sebuah kotak dengan dua warna yang berbeda. Kamera dengan resolusi 48 MP sendiri berada pada bagian atas. Sedangkan kamera ultrawide dan depth ditempatkan pada bagian tengah serta makro berada sendirian dibawahnya.

Pada bagian atasnya ditemukan sensor inframerah, microphone, dan speaker tambahan untuk menyajikan suara stereo. Volume naik dan turun serta tombol power yang juga merupakan pemindai sidik jari diletakkan pada sisi sebelah kanan. Dan pada bagian bawahnya terdapat slot USB-C, speaker, port audio 3,5mm, serta microphone utama. Slot nano SIM serta microSD (tiga slot) terletak pada bagian kirinya.

Smartphone ini saya dapatkan dengan menggunakan MIUI dengan versi 12.0.5. Sistem operasinya sendiri masih menggunakan Android 11. Saya sangat menyarankan Anda yang membeli perangkat ini untuk langsung melakukan upgrade firmware. Hal tersebut dikarenakan firmware bawaannya yang terasa sangat lag saat melakukan loading aplikasi dan bernavigasi.

Jaringan

Xiaomi Redmi Note 10 menggunakan SoC yang ditujukan untuk perangkat pada kelas mainstreamSystem on Chip ini sendiri menggunakan modem X12 yang sudah masuk dalam Catergory 12. Modem ini telah mendukung Carrier Aggregation hingga 2 koneksi. Secara teoritis, kecepatan download dari modem ini bisa mencapai hinggai 600 Mbps.

Smartphone ini sudah mendukung bandwidth 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 20, 28, 38, 40, dan 41 untuk jaringan 4G. Tentunya, kanal jaringan ini sudah mendukung semua yang digunakan oleh operator seluler di Indonesia. Modemnya sendiri sudah mendukung jaringan WiFi 5 GHz dengan 802.11ac dan tentunya akan cukup kencang saat melakukan transfer data secara nirkabel.

Kamera: Sepertinya 48 Megapiksel sudah menjadi standar

Xiaomi kembali menghadirkan sebuah smartphone pada harga dua jutaan yang memiliki kamera dengan resolusi 48 MP. Kali ini, Xiaomi menggunakan sensor buatan Sony dengan IM 582 yang memiliki teknologi quad bayer. Teknologi ini sendiri akan menggabungkan 4 pixel sekaligus dan menghasilkan gambar dengan resolusi 12 MP. 48 MP tentu saja hanya digunakan pada saat kondisi cahayanya sangat baik.

Pada saat kondisi cahayanya cukup, hasil kameranya memang terlihat cukup baik. Dynamic range pada kamera ini juga cukup lumayan bagus. Tingkat noise juga terjaga dengan baik. Sayangnya saat kondisi cahayanya kurang terang, gambar yang dihasilkan memang kurang bisa diandalkan, bahkan saat menggunakan night mode sekalipun.

Untuk kamera ultrawide, gambarnya memang tidak sebaik kamera utamanya. Walaupun begitu, kamera ini masih bisa digunakan untuk berfoto bersama keluarga, seperti pada momen lebaran.

 

Kamera selfie pada smartphone ini juga bisa menghasilkan gambar yang lumayan. Walaupun begitu, gambarnya masih menghasilkan noise yang cukup terlihat pada bagian yang gelap. Tingkat ketajamannya juga cukup baik walaupun detail yang ada tidak semua tertangkap dengan jelas.

Kamera makro yang ada hanya memiliki resolusi 2 MP saja. Seperti kebanyakan smartphone yang ada di pasaran, hasilnya sedikit kurang memuaskan.  Walaupun begitu, hasilnya masih bisa digunakan untuk beberapa kebutuhan pengambilan gambar yang mungkin bisa mengembangkan kreativitas para penggunanya.

Pengujian

Xiaomi Redmi Note 10 menggunakan chipset baru yang sebenarnya hanya ditingkatkan saja clock-nya. Snapdragon 678 memang perdana digunakan pada smartphone yang satu ini. Namun, terdapat kesamaan antara Snapdragon 678 dan Snapdragon 675 yang sudah digunakan oleh beberapa vendor dari sekitar dua tahun yang lalu.

Keduanya sama-sama menggunakan prosesor Kryo 460 Gold pada cluster performa yang merupakan Cortex A76 yang di-tweak. SD 678 memiliki clock 2,2 GHz dan SD 675 ada pada 2 GHz. Pada bagian cluster hemat daya, 6 inti prosesor Kryo 460 Silver yang merupakan turunan dari Cortex A55 memiliki clock 1,8 GHz pada SD 678 dan 1,7 pada SD 675. Perbedaan clock yang cukup kecil ini mungkin tidak akan terasa oleh mereka yang sudah menggunakan SD 675, namun akan menjadi sebuah lompatan kinerja yang cukup tinggi jika sebelumnya menggunakan Snapdragon seri 400.

Menguji untuk bermain

Sepertinya setiap smartphone saat ini pasti akan digunakan untuk bermain. Apalagi, saat ini hampir semua game dapat diperoleh dengan gratis melalui Google Play. Hal ini tentu saja tidak luput bagi para pengguna Xiaomi Redmi Note 10.

Dalam menguji perangkat ini untuk bermain, saya menggunakan dua buah game yang saat ini sedang ramai diperbincangkan. Kedua game tersebut adalah Genshin Impact dan PUBG Mobile. Oleh karena beratnya grafis dari kedua game ini untuk dijalankan oleh Snapdragon 678, saya menggunakan setting paling rendah dengan frame rate yang paling tinggi yang bisa disajikan oleh game tersebut.

Berikut adalah grafik perolehan frame rate dari kedua game tersebut. Data frame rate saya ambil dengan menggunakan aplikasi GameBench.

Saat pertama kali dijalankan, PUBG akan memilih resolusi HD pada frame rate High. Hasilnya, rata-rata frame rate yang didapatkan adalah 30 fps dan berjalan secara konstan. Hasilnya berbeda saat bermain Genshin Impact yang saya atur pada setting lowest dengan 60 fps. Sayangnya, smartphone ini hanya mampu berjalan pada frame rate yang cukup rendah, yaitu rata-rata hanya 23 fps saja.

Dengan frame rate tersebut, saya cukup terganggu saat bermain. Saya harus mengulang beberapa kali tugas-tugas yang diberikan pada game tersebut. Apalagi, saat menggunakan mode terbang pada game tersebut, saya kesulitan untuk mengendalikannya. Semoga saja hal ini dibenahi oleh Xiaomi, mengingat game ini sangat digemari oleh konsumen di Indonesia.

Untuk bekerja

Trello, Slack, GMail, Whatsapp, Facebook, serta Chrome merupakan ‘makanan’ saya sehari-hari dalam menggunakan sebuah smartphone. Dan aplikasi-aplikasi ini pun menjadi sebuah benchmark untuk sebuah perangkat baru. Hasilnya, saya bisa menggunakan aplikasi-aplikasi yang saya butuhkan tersebut dengan cukup lancar.

Kondisi WFH tentu saja membuat keuntungan tersendiri dalam menguji sebuah smartphone. Hal tersebut dikarenakan perangkat ini menjadi sebuah alat bantu untuk mengerjakan tugas sekolah anak yang membutuhkan perekaman dan editing video. Hasilnya, perangkat ini memang tidak terlalu kencang dalam melakukan editing ringan, namun masih bisa diandalkan.

Benchmarking

Pada pengujian kali ini, saya kembali menghadirkan chipset Snapdragon 675. Saya juga mengambil data dari perangkat Redmi 9 yang menggunakan Helio G80 serta Poco X3 NFC yang memakai SD 732G. Hal ini tentu saja untuk membandingkan seberapa kencang chipset terbaru dari Snapdragon yang digunakan pada Xiaomi Redmi Note 10.

Pada pengujian kali ini, saya tidak memasukkan Antutu 9. Hal tersebut dikarenakan sampai versi terbaru di akhir bulan April 2021, yaitu versi 9.0.5B tidak dapat jalan dengan baik pada Redmi Note 10. Program benchmark tersebut akan terus men-download versi lite dari Antutu 3D. Jadi, hasilnya tentu tidak valid.

Dapat dilihat bahwa Snapdragon 678 memang sedikit mengungguli Snapdragon 675. Hanya saja, rentang kinerja tersebut tidak akan terlalu terasa saat digunakan. Kinerjanya memang terpaut jauh jika dibandingkan dengan Snapdragon 732G yang memang memiliki spesifikasi yang cukup jauh lebih tinggi.

Uji baterai 5000 mAh

Sudah tidak dipungkiri lagi bahwa pengujian baterai memakan waktu yang cukup panjang. Apalagi dengan Redmi Note 10 yang memiliki kapasitas sebesar 5000 mAh. Perangkat ini sendiri sudah menggunakan layar FHD+ yang sedikit lebih boros dibandingkan dengan layar HD+ yang biasa digunakan pada smartphone di kelas entry level.

Dengan menggunakan video MP4 dengan resolusi 1080p yang diputar secara terus menerus, Redmi Note 10 bisa bertahan hingga 18 jam 19 menit. Namun saat digunakan untuk bermain, tentu saja tidak akan bertahan sampai waktu tersebut.  Pengisian baterainya sendiri akan memakan waktu kurang lebih 75 menit dari benar-benar habis hingga penuh.

Verdict

Sebuah perangkat pada rentang harga dua jutaan memang sepertinya memiliki spesifikasi yang tidak terlalu tinggi. Setidaknya hal tersebut bertahan sampai Xiaomi mengeluarkan perangkat barunya yang menggunakan peripheral kelas atas. Pada Redmi Note 10, Xiaomi ingin membuktikan bahwa perangkat terjangkau tidak harus memiliki spesifikasi yang rendah.

Kinerja yang ditawarkan oleh Xiaomi Redmi Note 10 memang cukup baik pada rentang harganya. Snapdragon 678 memang terasa membuat perangkat ini menjadi responsif, baik saat bekerja maupun menjalankan aplikasi hiburan dan game ringan. Baterai besarnya mampu membuat perangkat ini memiliki daya tahan lebih dari satu hari.

Dengan menggunakan resolusi 48 MP buatan Sony, kamera pada perangkat ini memiliki teknologi yang bisa mengambil gambar dengan cukup baik. Namun, hal tersebut tentunya berlaku saat kondisi cahayanya sedang bagus. Hasilnya masih bisa diandalkan untuk mengambil momen apa pun.

Xiaomi menjual Redmi Note 10 pada harga Rp. 2.499.000 dan hanya tersedia dalam satu varian saja, yaitu 4/64 GB. Dengan spesifikasi yang didapatkan dan harga yang dipatok, memang terlihat cukup terjangkau dan bahkan bisa dibilang murah. Akan tetapi, saya merasa bahwa Xiaomi seharusnya masih bisa melakukan tweaking yang lebih baik lagi agar perangkat ini lebih optimal.

Sparks

  • Menggunakan layar Super AMOLED pada harga dua jutaan
  • Daya tahan baterai yang panjang serta pengisian yang cepat
  • Kinerja cukup baik
  • Hasil kamera di siang hari cukup bagus
  • Speaker Stereo
  • Sertifikasi IP53

Slacks

  • Hasil kamera pada kondisi rendah cahaya tidak bagus
  • Kesulitan menjalankan game berat
  • Tanpa NFC

 

[Review] vivo X60 Pro, Unggulkan Lensa Zeiss dengan Spesifikasi dan Harga yang Pas 

Bagi para penggemar fotografi, tentunya sudah mengenal Zeiss. Produsen sistem optik terkemuka asal Jerman ini dikenal dengan kualitas lensanya yang tinggi. Kini label Zeiss melekat di smartphone terbaru vivo X60 Series 5G yaitu vivo X60 dan vivo X60 Pro. 

Dailysocial Gadget telah kedatangan vivo X60 Pro, smartphone flagship bertenaga chipset Qualcomm Snapdragon 870 5G ini mengemas teknologi Zeiss Co-engineered Imaging System. Dibanderol dengan harga Rp9.999.000, keistimewaan utama vivo X60 Pro lainnya ialah keberadaan fitur in-body image stabilization (IBIS) yang disebut Gimbal Stabilization versi 2.0. 

Kombinasi optik Zeiss dan Gimbal Stabilization sudah pasti mampu meningkatkan pengalaman mobile photography, tetapi sejauh mana? Berikut review vivo X60 Pro selengkapnya. 

Posisi vivo X60 Pro 

Review-vivo-X60-Pro-2

Sebelum melangkah lebih jauh, mari ketahui dulu posisi dari vivo X60 Pro. Sebetulnya vivo X60 Series 5G memiliki banyak varian, tetapi biar gampang mari fokus pada tiga model internasionalnya. Mulai dari X60 untuk model paling basic, X60 Pro model premium, dan X60 Pro+ sebagai true flagship dengan chipset Snapdragon 888, serta konfigurasi kamera lebih canggih. 

Berdasarkan riset yang mereka lakukan, vivo Indonesia memutuskan hanya membawa vivo X60 dan X60 Pro yang masing-masing dibanderol Rp7.999.000 dan Rp9.999.000. Harga tersebut tergolong sangat masuk untuk konsumen di Indonesia. 

Bila memaksa menghadirkan X60 Pro+ sekalian, perangkat ini jelas sangat mampu bersaing dengan flagship kompetitor dari Samsung maupun Apple. Namun harga X60 Pro+ yang mencapai US$960 atau hampir Rp14 jutaan belum sesuai dengan target pasar vivo Indonesia. 

Duo vivo X60 dan X60 Pro sendiri mengusung spesifikasi yang cukup identik. Sama-sama bertenaga chipset Snapdragon 870 dan mengemas konfigurasi triple camera. Bedanya, vivo X60 menggunakan layar datar dan tanpa fitur andalan Gimbal Stabilization. 

Untuk vivo X60 Pro, smartphone yang berjalan di atas Funtouch 11.1 berbasis Android 11 ini ditopang RAM 12GB dan penyimpanan internal UFS 3.1 berkapasitas 256GB. Dengan konfigurasi seperti ini, jelas perangkat ini dapat berlari kencang. 

Review-vivo-X60-Pro-3

Namun perlu dicatat, dari sisi teknologi chipset Snapdragon 870 selangkah mundur ke belakang dibanding Snapdragon 888. Sebab, SoC ini dibuat dengan dasar yang sama seperti generasi Snapdragon 865 series yang mana masih dibangun pada proses teknologi 7nm dan menggunakan CPU Kryo 585 dengan basis Cortex A-77 dan GPU Adreno 650. Tangki dayanya berkapasitas 4.200 mAh dengan teknologi fast charging 33W.

Kamera dengan Zeiss Co-engineered Imaging System

Review-vivo-X60-Pro-4

Setelah memahami posisi vivo X60 Pro, harus diakui perangkat ini berada di titik sweet spot. Di mana kombinasi fitur dan spesifikasinya dengan harga yang dipatok terasa pas, meski spesifikasinya cenderung tanggung.  

Sekarang mari bahas kameranya, tiga unit kamera belakangnya mengadopsi teknologi Zeiss Co-engineered Imaging System. Kamera utamanya 48MP menggunakan sensor Sony IMX598 berukuran 1/2.0 inci, berpadu lensa Zeiss dengan focal length 26mm, aperture f/1.5, serta dilengkapi fitur PDAF, dan Gimbal Stabilization 2.0 yang tercapai berkat peningkatan pada teknologi Pixel Shift Ultra HD Imaging dan stabilisasi gambar 5-Axis VIS Ultra Clear Shifting

Seperti biasa, penggunaan metode Quad Bayer 4-in-1 pada praktiknya secara default output maksimalnya adalah 12MP dengan piksel besar 1.6µm. Pengambilan gambarnya didukung AI Scene Optimization dan vivo turut memperbarui fitur Extreme Night Vision 2.0 dengan AI Noise Reduction untuk foto minim cahaya. 

Kamera utama vivo X60 Pro ditemani dua kamera sekunder beresolusi 13MP menggunakan sensor gambar Samsung S5K3L6. Satu dengan lensa Zeiss telephoto klasik 50mm yang ideal untuk foto portrait dengan kemampuan memperbesar gambar 2x optical zoom dan hingga 20x digital zoom.

Satunya lagi mengenakan lensa Zeiss ultrawide 16mm 120 derajat. Untuk kamera depannya 32MP f/2.5 menggunakan sensor Samsung S5KGD1, namun tidak termasuk Zeiss Co-engineered Imaging System. 

Kata vivo, teknologi ZEISS Co-engineered Imaging System dapat meningkatkan ketajaman dan kejernihan gambar dan warna yang lebih autentik. Pada mode portrait-nya, vivo melengkapinya dengan enam style meliputi natural, Zeiss biotar, vintage film, french impressions, dan flash portrait. Bagi penikmat bokeh, Zeiss biotar menawarkan latar belakang bokeh dramatis khas Zeiss. 

Pada mode night, style yang tersedia berbeda meliputi black & gold, blue ice, green orange, cyberpunk, blue orange, dan silver orange yang siap memberikan foto malam yang memukau. Selain style, juga terdapat rangkaian filter dan light effect yang bisa dieksplorasi pengguna lebih jauh.

Pada aplikasi kameranya, ada empat mode kamera utama, termasuk foto, video, portrait, dan night. Sisanya di taruh di tab ‘more’, meliputi mode 48MP, panorama, live photo, slo-mo, time-lapse, pro yang mendukung format foto Raw, AI stickers, supermoon, doc, astro, pro sports, dan long exposure.

Untuk perekam videonya, kamera utama dan sekunder telephoto vivo X60 Pro dapat mengambil footage beresolusi 1080p dan 4K pada 30/60 fps. Pada mode video, ada opsi standard stabilization dan ultra stable dengan sedikit crop

Desain Premium

Review-vivo-X60-Pro-6

Lanjut ke bagian desain, layar dengan sisi melengkung menjadi pembeda utama dengan versi X60 standar. Kualitasnya sama, membentang 6,56 inci dengan resolusi 1080×2376 piksel dalam aspek rasio 19.8:9. Menggunakan panel AMOLED, ditopang refresh rate tinggi 120Hz, dan mendukung HDR10+. 

Bodinya sangat ramping, berdimensi 158.6×73.2×7.6 mm dan bobot 179 gram. Bagian belakangnya menggunakan material AG glass, dengan bingkai aluminium, dan sudah diproteksi Gorilla Glass 6 depan belakang. Biar lebih aman lagi dalam pemakaian sehari-hari, vivo menyediakan case pada paket penjualannya. 

Review-vivo-X60-Pro-5

Unit vivo X60 Pro yang saya pegang berwarna Midnight Black yang memberi kesan serius dan bingkai modul kamera belakangnya menonjol dilengkapi dengan logo Zeiss di pojok kanan atas. Bingkai kamera ini menonjol cukup tebal 2.3 mm dan kamera utama terlihat paling besar untuk menyediakan ruang kerja sistem gimbalnya.

Keterangan ‘professional photography’ melekat pada sisi atas bodi smartphone. Saya sama sekali tidak meremehkan ‘mobile photography’, juga sudah terbukti banyak digunakan oleh para digital creator dalam pembuatan konten. Kemampuan kamera vivo X60 Pro juga termasuk canggih, namun label ‘professional photography’ mungkin terlalu berat.

Review-vivo-X60-Pro-8

Lebih lanjut, di sebelah kanan tersemat tombol power dan volume, sisi seberangnya kosong melompong. Sisanya berada di sisi bawah, termasuk SIM tray, mikrofon, port USB Type-C, dan speaker. SIM tray-nya berisi dua slot nano SIM dan mendukung fitur dual SIM, tetapi tanpa dukungan microSD. 

Verdict

Review-vivo-X60-Pro-7

Tak diragukan lagi, vivo X60 Pro berhasil tampil sebagai smartphone flagship premium berfitur komplet, racikan spesifikasinya pas, dan harganya tak terlalu tinggi. Dari segi kamera, Zeiss Co-engineered Imaging System dan Gimbal Stabilization 2.0 adalah kombinasi inovatif yang meningkatkan pengalaman mobile photography

Penampilannya premium dengan layar AMOLED yang melengkung pada bagian sisinya. Harga Rp9.999.000 ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 870 5G sama sekali bukan hal buruk, walaupun pengguna harus sedikit kompromi tetapi bukan hal yang dipaksakan. Bila ingin hemat Rp2 juta, vivo X60 juga tampil memukau dengan spesifikasi identik. 

Sparks 

  • Mengadopsi optik Zeiss
  • Kamera utamanya dilengkapi stabilisasi ala gimbal
  • Desain premium dengan layar melekung di sisi
  • Layar AMOLED dengan refresh rate 120Hz
  • Harga kompetitif

Slacks 

  • Konfigurasi kamera tidak terlalu mentereng
  • Spesifikasinya kena tanggung

 

 

[Review] Huawei Freebuds 4i: TWS 10 Jam dengan ANC dan Latensi Rendah

Seperti yang sudah diketahui, Huawei sudah lama mencanangkan strategi produk AIoT mereka yang dikenal dengan 1+8+N. Untuk saat ini, Huawei Indonesia sepertinya sedang menggalakkan strategi “8” mereka. Hal tersebut dibuktikan dengan munculnya sebuah produk audio dari mereka yang tidak menggunakan kabel. Produk tersebut berupa True Wireless Stereo yang dinamakan Huawei FreeBuds 4i.

Sebuah Huawei Freebuds 4i pun sudah datang ke meja pengujian tim Dailysocial. Perangkat yang datang kebetulan memiliki warna yang saya sukai, yaitu merah tua. Satu hal yang saya cukup terkesan pada perangkat ini adalah kemampuannya untuk mendengarkan musik selama 10 jam! Hal ini tentunya bisa membuat kita untuk mendengarkan musik seharian tanpa khawatir habis baterainya.

Huawei Freebuds 4i sendiri memiliki spesifikasi sebagai berikut

Bobot 5,5 gram per earbuds, 36,5gram case
Versi Bluetooth 5.2
Ukuran Driver ⌀10 mm dynamic
Dimensi 37.5 x 21 x 23.9 mm (earbud), ⌀61.8 x 48 x 27.5 mm (case)
Kapasitas Baterai 55 mAh (per earbud), 215 mah (case)

Jika diperhatikan, baterai yang ada pada case-nya terlihat cukup kecil jika dibandingkan dengan produk sekelas. Driver yang digunakan juga lebih kecil dari Freebuds 3. Namun, model dengan eartips seperti ini memiliki desain isolasi tersendiri sehingga 10 mm akan terdengar lebih kencang.

Unboxing

Seperti inilah ini dari paket penjualan Huawei Freebuds 4i

Desain

Desain True Wireless Audio mengindikasikan bahwa earphone ini tidak memiliki kabel apa pun untuk terkoneksi satu dengan lainnya dan ke perangkat musik, seperti smartphone atau PC. TWS ini juga menggunakan desain tangkai yang sudah banyak digunakan pada beberapa produk audio. Dengan menggunakan eartip, Huawei Freebuds 4i menggunakan model in-ear dan bukan open-ear. 

Huawei Freebuds 4i menggunakan bahan dengan jenis plastik polikarbonat. Build-nya sendiri terasa cukup kokoh saat digenggam sehingga tidak perlu khawatir rusak saat terjatuh dari telinga. Beberapa model TWS malah memiliki build yang ringkih dan terdengar kosong saat diketuk. Namun tidak untuk Huawei Freebuds 4i ini.

Dengan menggunakan eartips, tentu saja membuat semua suara yang keluar dari driver-nya akan masuk seluruhnya ke telinga karena bersifat in-ear. True Wireless Earbuds yang satu ini memiliki driver dengan dimensi 10 mm yang besar untuk sebuah model in-ear. Namun hati-hati, karena volumenya akan cukup besar saat sebuah musik dimainkan.

Pada kedua earbuds juga terdapat sensor sentuh di bagian luarnya. Sensor sentuh ini berfungsi untuk mengendalikan musik yang sedang terpasang mau pun menerima atau menolak telepon. Selain itu, pada kedua batangnya juga terdapat microphone yang juga memiliki fungsi call noise cancelling. Dan pada bagian bawah dari TWS ini terdapat konektor untuk mengisi ulang baterai dari case-nya.

Baterai yang terdapat pada setiap earbuds memang cukup besar, yaitu 55 mAh. Namun, charging sase-nya membawa baterai yang tidak terlalu besar, hanya 215 mAh yang hanya bertahan untuk dua sampai tiga kali isi ulang. Untuk mengisi baterainya, Huawei Freebuds 4i memiliki port USB-C pada bagian bawahnya. Pada sisi depannya hanya ditemukan sebuah LED sebagai indikator saat melakukan pengisian baterai dan terdapat tombol pairing pada sisi kanannya.

TWS ini dapat diatur penggunaannya dengan memakai aplikasi buatan Huawei. Aplikasi yang dinamakan Huawei AI Life ini bisa mengetahui isi baterai dari setiap earbuds dan juga charging case-nya. Saya juga bisa menyalakan noise cancelling-nya serta mode awareness pada aplikasi ini. Dan tentunya TWS ini juga bisa di-upgrade firmware-nya langsung dari AI Life.

Pengalaman Menggunakannya

Terus terang, saya sangat menyukai model desain tangkai yang menggunakan eartips seperti pada Huawei Freebuds 4i. Hal tersebut akan membuat kedua earbuds akan menempel di kuping dan tidak tergeser sehingga suaranya tidak keluar. Tentunya hal tersebut harus disesuaikan lagi dengan besarnya eartips dan lubang telinga.

Saat pertama ingin menguji Huawei Freebuds 4i, tentu saja saya harus melakukan pairing dengan smartphone. Selain itu, saya harus terlebih dulu memasang aplikasi pendampingnya, yaitu Huawei AI Life. Sayangnya, aplikasi yang paling baru harus di-download dari Huawei App Gallery atau dari website HiCloud. Versi yang ada pada Google Play ternyata tidak ter-update.

Setelah melakukan update pada Huawei AI Life, waktunya melakukan pairing dengan aplikasi tersebut. Setelah tersambung, Huawei AI Life langsung menawarkan update firmware terbaru. Bagi saya, update firmware sangat penting mengingat semua fitur mampu ditingkatkan serta menghilangkan banyak bug yang mungkin ditemukan.

Huawei Freebuds 4i mendukung mode AAC dan SBC. Penggunaan AAC pun membuat perangkat ini memiliki suara yang lebih baik. Sayang memang, perangkat ini tidak mendukung codec yang lebih tinggi seperti LDAC.

Perangkat ini memiliki fitur noise cancelling serta awarenessNoise cancelling saat diaktifkan mampu meredam sebagian besar suara yang datang dari luar. Mode awareness akan membuat seluruh suara yang ada dari luar telinga terdengar, walaupun suaranya cukup kecil. Keduanya membutuhkan microphone untuk aktif, sehingga akan mempercepat pemakaian baterainya.

Untuk pengujian kali ini, saya menggunakan beberapa file Ogg Vorbis dengan bitrate 320 Kbps. Selain itu, beberapa file FLAC juga ikut saya gunakan supaya detail lagu bisa terdengar.

Pada beberapa musik rock tahun 90-an, saya mendengar bahwa suara bass dari Huawei Freebuds 4i terdengar cukup lembut jika dibandingkan dengan Freebuds 3 yang pernah saya review. Kanal mid dan high-nya memang terdengar dengan cukup detail. Bagi Anda yang suka mendengarkan musik pop, Huawei Freebuds 4i cocok untuk digunakan.

Selanjutnya saya mencoba menggunakannya untuk bermain game. Huawei Freebuds  4i sudah mendukung latensi yang lebih rendah yang sayangnya tidak diketahui informasinya. Hal ini membuat suara dan game yang sedang berjalan terdengar sinkron. Saya menggunakan game Valorant, PUBG M, Genshin Impact,  dan CoDM, dan suara yang terdengar memang tidak terdengar lag.

Huawei Freebuds tentunya juga saya uji dengan melakukan panggilan melalui telepon dan Whatsapp serta Telegram Call. Kedua pengujian menghasilkan suara yang tergolong cukup baik. Namun, call noise cancelling-nya tidak menghilangkan suara background secara keseluruhan.

Dalam sekali pengisian baterai, saya dapat menggunakan TWS ini dari jam 9 pagi hingga jam 6 sore dan TWS ini belum menampakkan tanda-tanda kehabisan baterai. Namun, baterainya hanya bertahan sekitar 4 jam saja saat ANC atau awareness diaktifkan. Pengisian baterai membutuhkan waktu kurang dari satu jam untuk penuh.

Verdict

Huawei sepertinya tidak akan berhenti untuk memenuhi pasar audio dengan perangkat buatan mereka. Dengan strategi 1+8+N yang mereka miliki, Huawei ternyata terus bersinar di pasar AIoT. Salah satunya dengan memperkenalkan Huawei Freebuds 4i yang memiliki fitur yang lengkap untuk sebuah perangkat audio.

Suara yang dihasilkan oleh TWS ini memang cukup baik. Hanya saja, bass yang dikeluarkan tidak terlalu “nendang”. Namun, suara pada mid dan high dapat terdengar dengan jelas dan tidak menusuk telinga. Hal tersebut bisa didengarkan secara terus menerus hingga 10 jam tanpa berhenti.

Huawei Freebuds 4i juga cocok digunakan saat bermain game. Latensi yang dimiliki cukup rendah sehingga membuat suara dari game tidak tertinggal. Suaranya yang jernih juga mampu membuat pengguna aware terhadap langkah musuh saat bermain game FPS.

Huawei Freebuds dijual dengan harga Rp. 1.199.000. Harga tersebut memang tidak bisa dibilang rendah. Akan tetapi dengan daya tahan baterai yang sangat panjang serta fitur-fitur yang dimiliki, TWS yang satu ini memang tidak terlihat memiliki harga yang mahal.

Sparks

  • Kinerja active noise cancelling yang baik
  • Kualitas suara yang bagus
  • Daya tahan baterai yang lama hingga 10 jam
  • Latensi yang kecil sehingga cocok untuk bermain game
  • Fungsi dasar yang cukup lengkap pada Huawei AI Life

Slacks

  • Suara bass kurang “nendang”
  • Kapasitas baterai case kurang besar
  • Aplikasi AI Life tidak updated pada Google Play

 

[Review] OPPO A54, Desain Top & Bodi Bersertifikasi IPX4

Lebaran hampir tiba, ini adalah momen yang paling ditunggu-tunggu bagi umat muslim sebagai hari kemenangan untuk kembali fitrah dan terhubung kembali. Tentunya nanti harus mengikuti protokol kesehatan adaptasi kebiasaan baru.

Momen Hari Raya juga merupakan waktu yang tepat untuk mengganti smartphone baru, upgrade perangkat lama atau hadiah untuk orang tersayang. Di tangan saya ada OPPO A54 yang bisa menjadi salah satu rekomendasi smartphone lebaran kali ini pada rentang harga dua jutaan.

OPPO bilang, perangkat ini hadir sebagai perwujudan wajah baru lini seri A di tahun 2021 dengan layar berlubang alias punch hole dan bodinya bersertifikasi IPX4. Langsung saja, berikut review OPPO A54 selengkapnya.

Desain

Review-OPPO-A54-2
Desain OPPO A54 | Foto oleh Lukman Azis / DailySocial

Sebagai bagian keluarga seri A, OPPO A54 yang dibanderol Rp2.699.000 ini masuk dalam kategori smartphone kelas entry-level. Desain yang stylish dengan elemen modern dan warna kece menjadi daya tarik utamanya.

OPPO menyiapkan A54 dalam dua pilihan warna, Starry Blue yang tampil mencolok dan Crystal Black yang tampak kalem. Saya kebagian warna biru, bagian punggungnya punya sentuhan akhir glossy dan mengeluarkan efek pantulan warna pelangi yang cukup menyita perhatian mata.

Penampang glossy ini membuat OPPO A54 sedikit licin terutama saat digenggam dalam kondisi tangan berkeringat dan juga mudah sekali mengumpulkan bekas sidik jari. Namun OPPO sudah memberikan solusi dengan menyertakan aksesori case transparan, untuk perlindungan ekstra sekaligus tetap menampilkan keindahannya.

Review-OPPO-A54-3
Desain OPPO A54 | Foto oleh Lukman Azis / DailySocial

Tak hanya memperhatikan sisi estetika, bodi perangkat ini rupanya mengantongi sertifikasi IPX4 yang memberikan ketahanan terhadap percikan air yang cukup untuk penggunaan sehari-hari. Dimensinya yang ramping 8.4×75.7×163.6 mm dan bobot 192 gram, membuatnya mudah ditangani walau hanya satu tangan.

Bodi OPPO A54 juga dilengkapi dengan lima lapisan perlindungan dan lulus menjalani enam tes utama termasuk uji jatuh, ketahanan terhadap air, radiasi, iklim, slight drop test, dan kekuatan sinyal. Menurut OPPO, A54 melewati 50+ kontrol proses produksi, 130+ uji keandalan, dan 320+ uji eksperimental.

Pada bagian punggung terdapat tiga unit kamera beserta flash dan ditempatkan dalam sebuah bingkai persegi pada sudut kiri atas. Dengan sentuhan kecil pada bagian yang menjadi pemisah antara kamera dan flash sesuai warna yang dipilih.

Lebih detail, OPPO A54 memiliki rangka tengah setebal 0,2mm dan berpadu dengan bingkai alumunium sehingga memberikan kesan solid. Bingkainya dibuat menggunakan teknologi electroplating dengan tiga lapisan penyemprotan untuk menghasilkan gradasi warna yang halus.

Untuk tombol-tombol pada sekililing bodinya, di sebelah kanan terdapat tombol power dan terintegrasi dengan sensor sidik jari yang dapat melakukan tugasnya dengan cepat. Tombol power dan SIM tray dengan tiga slot berada di sisi seberangnya, sisanya berada di bawah meliputi jack audio 3,5mm, mikrofon, port USB Type-C, dan speaker.

Beralih ke depan, terbentang lebar layar IPS berukuran 6,51 inci, dengan resolusi HD+ (720×1600 piksel) dalam rasio 20:9 dan screen-to-body ratio di angka 89,2%. Berbeda dengan smartphone seri A lain, sebut saja OPPO A15s yang masih pakai notch bergaya waterdrop, OPPO A54 sudah mengadopsi desain bulatan kecil alias punch hole untuk kamera depan 16MP f/2.0 di pojok kiri bagian atas.

Review-OPPO-A54-8
Layar OPPO A54 | Foto oleh Lukman Azis / DailySocial

Meski layarnya hanya disokong resolusi HD+ dengan kerapatan 269 ppi, kualitasnya termasuk mencukupi untuk menangani aktivitas ber-smartphone harian. Dari segi kenyamanan, layar OPPO A54 sudah dilengkapi fitur Eye Comfort yang sebelumnya diperkenalkan pada Reno5 F untuk mengurangi cahaya biru agar mata tidak mudah lelah.

Selain itu, teknologi Smart Sunlight Screen, Moonlight Scree, dan AI Smart Backlight juga tertanam pada layar OPPO A54. Sunlight Screen memberikan visibilitas lebih baik pada kondisi di bawah sinar matahari terik. Kecerahan layar akan meningkat 14,5% secara otomatis atau setara dengan 550 nit, untuk kelas entry-level ini termasuk fitur mewah.

Pada kondisi cahaya rendah atau malam hari, berkat Moonlight Screen pengguna dapat mengurangi tingkat kecerahan layar hingga 2 nit. Sedangkan, AI Smart Backlight dapat mempelajari kebiasaan penggunanya.

Kamera

Review-OPPO-A54-9
Kamera OPPO A54 | Foto oleh Lukman Azis / DailySocial

OPPO A54 dipersenjatai triple camera yang terdiri dari kamera utama 13MP f/2.2, sayang belum menyentuh angka 48MP. Dua kamera yang menemani juga masing-masing sebatas 2MP f/2.4, untuk macro dan depth sensor.

Proses pengambilan gambarnya didukung fitur berbasis AI, tetapi jangan berharap kebagian fitur baru seperti pada Reno5 series. OPPO A54 masih mengandalkan AI Scene Recognition untuk pengenalan otomatis hingga 23 scene berbeda.

Review-OPPO-A54-16

Ada sederet fitur lama juga seperti Dazzle Color yang ketika diaktifkan dapat meningkatkan saturasi dan kecerahan foto. Lalu, Ultra Night Mode untuk fotografi malam, panorama dengan sudut 180 derajat, dan AI Beautification 2.0 yang dapat diakses melalui kamera depan maupun belakang.

Untuk mengabadikan momen kegiatan sehari-hari dan keperluan media sosial, kamera utama OPPO A54 cukup saja hasilnya. Juga ada fitur zoom sebanyak 2x yang hasilnya masih dapat diterima dan 5x tetapi pecah. Mode lain yang teredia meliputi portrait, pano, macro, sticker, slo-mo, time-lapse, dan expert. Perekam videonya mendukung sampai resolusi 1080p pada 30fps.

Performa

Review-OPPO-A54-10
About phone OPPO A54 | Foto oleh Lukman Azis / DailySocial

Bertenaga chipset Mediatek Helio P35, ditopang RAM 4GB dan penyimpanan internal sebesar 128GB. Spesifikasi OPPO A54 memang tidak muluk, namun bukan smartphone OPPO namanya kalau tidak dilengkapi rangkaian fitur berbasis AI guna mengoptimalkan performanya.

Mediatek Helio P35 sendiri dibangun pada proses teknologi 12nm dan memiliki CPU octa-core yang kesemuanya masih pakai Cortex-A53. Empat inti melaju pada kecepatan 2,35 GHz dan sisanya pada 1,8 GHz, dengan GPU PowerVR GE8320.

Performanya ditingkatkan dengan teknologi Oswap yang merupakan kombinasi Z-RAM dan landswap speeding technologies. OPPO menjelaskan bahwa dengan melakukan kompresi RAM ke EMC atau memanfaatkan kemampuan ROM, teknologi ini dapat memanfaatkan ruang penyimpanan yang tersedia untuk meningkatkan kecepatan sistem. Singkatnya, RAM 4GB dapat bekerja layaknya RAM 6GB.

Selain itu, OPPO A54 dilengkapi dengan lima sensor suhu, yang secara akurat dapat merasakan sumber panas dan dengan cerdas memilih skema pembuangan panas yang optimal. Lalu, baterai berkapasitas 5.000 mAh diklaim dapat bertahan hingga 2,2 hari atau 19,9 jam untuk menonton YouTube tanpa henti.

Dari sisi software, OPPO A54 masih menjalankan ColorOS 7.2 berbasis Android 10, yang mana sudah dilengkapi teknologi HyperBoost untuk mendorong performa. Terdiri dari tiga kemampuan inti, scenario-based acceleration, smart frame rate, dan touch optimization.

Verdict

Review-OPPO-A54-12

OPPO seri A merupakan lini smartphone OPPO paling populer dan ditujukan untuk generasi muda. Bila melihat spesifikasi dan fitur yang diusungnya, OPPO A54 memang cocoknya untuk generasi Z yang masih di bangku sekolah atau untuk mereka yang ingin upgrade dari perangkat jadulnya.

Dari segi desain top sekali, tampil stylish dengan elemen modern seperti punch hole dan warna yang cakep. Kerangka bodinya juga cukup tangguh, lengkap dengan sertifikasi IPX4 sehingga awet dipakai dalam jangka waktu yang lama.

Adapun mengenai performa dan kemampuan kamera, termasuk cukup saja. Yang pasti, untuk menangani belajar online seperti menjalankan aplikasi video conference macam Zoom, Google Meet, dan lainnya sudah cukup. Untuk gaming kasual dan memainkan game populer seperti Mobile Legends juga bisa.

Sparks

  • Layar dengan punch hole yang lebih kekinian daripada notch waterdrop
  • Bodinya mengantongi sertifikasi IPX4
  • Sudah dilengkapi fitur Eye Comfort, termasuk Sunlight Screen 550 nit
  • Baterai besar 5.000 mAh

Slacks

  • Punggung dengan penampang glossy sangat mudah mengumpulkan bekas sidik jari
  • Kamera utama masih pakai 13MP, lainnya sebatas 2MP
  • Masih menjalankan ColorOS 7.2 Android 10

 

[Review] Xiaomi Mi Robot Vacuum-Mop Essential: Bikin Rumah Bersih Saat ART Pulang Kampung

Bulan Ramadan sudah tiba, di mana umat Muslim menjalankan ibadah puasa. Namun pada saat itu juga, mereka yang menggunakan jasa asisten rumah tangga juga cukup merasa berdebar karena akan pulang kampung (walaupun pemerintah sudah melarangnya). Dengan begitu, para pemilik rumah harus membersihkan rumah seperti menyapu dan mengepel. Namun, Xiaomi ternyata memiliki solusi yang membuat rumah bisa bersih.

Xiaomi saat ini sudah memiliki sebuah perangkat AIoT yang meringankan beban orang dalam membersihkan rumah. Perangkat tersebut bernama Xiaomi Robot Vacuum-Mop. Sesuai dengan namanya, robot yang satu ini akan menyapu serta mengepel lantai yang kotor sehingga tidak perlu lagi membuat pundak terasa pegal.

Xiaomi Robot Vacuum Mop Essential - Atas

Pada dasarnya, Xiaomi robot vacuum-mop ini adalah sebuah vacuum cleaner yang dapat berjalan sendiri. Pada bagian belakangnya terdapat sebuah alat pel yang nantinya akan membersihkan debu-debu. Robot ini sendiri nantinya akan bisa diatur secara otomatis untuk membersihkan rumah tanpa disuruh. Semua itu tentu saja diatur oleh sebuah aplikasi.

Spesifikasi dari Xiaomi Robot Vacuum-Mop adalah sebagai berikut

Xiaomi Robot Vacuum Mop Essential
Daya Hisap 2200 Pa
Konektivitas WiFi 802.11 b/g/n 2.4 GHz
Baterai 2500 mAh
Daya listrik 25 watt
Tangki debu 0.42 liter
Tangki air 0.2 liter
Sensor Gyroscope, distance, collision, level
Dimensi 43 x 39 x 14 cm
Bobot 3,6 kg
Filter Nylon + Sponge + HEPA

Seperti yang dilihat di atas, robot ini dijalankan dengan menggunakan baterai. Dengan kapasitas tersebut, Mi Robot Vacuum Mop Essential bisa dipakai dalam waktu yang cukup lama. Dan robot ini akan secara otomatis kembali ke docking saat baterainya akan habis.

Unboxing

Inilah yang ada pada paket penjualan dari Xiaomi Robot Vacuum Mop Essential.

Xiaomi Robot Vacuum Mop Essential - Unboxing

Desain

Benda berbentuk bundar ini terlihat cukup minimalis dan sederhana pada saat keluar dari paket penjualannya. Warna dari robot yang satu ini adalah putih, sehingga nantinya tentu akan memudar mengingat akan selalu berhubungan dengan kotoran. Saat mengeluarkannya pun sangat terasa bahwa bobot 3,6 kg ini belum tentu mudah diangkat oleh beberapa orang. Dan dimensinya yang cukup besar juga memerlukan ruang penyimpanan yang khusus.

Xiaomi Robot Vacuum Mop Essential - Samping

Perangkat ini datang dengan sebuah docking yang juga selain sebagai tempat untuk parkir juga untuk mengisi baterai sebesar 2500 mAh. Docking-nya sendiri memiliki dimensi yang tidak terlalu besar. Charger yang ada harus ditancapkan pada bagian bawah docking ini. Hal tersebut berguna untuk memberikan daya bagi docking serta mengisi daya untuk robotnya.

Bagian depan dari Xiaomi Mi Robot Vacuum Mop Essential ini merupakan “mata” yang akan mendeteksi obyek yang ada didepannya. Sensor yang ada akan membuat Xiaomi Mi Robot Vacuum Mop Essential akan berhenti dan mengambil jalur lainnya untuk membersihkan lantai. Jika sensor tidak mendeteksi apa pun, namun ada ganjalan pada sisi kanan, kiri, maupun atasnya, cangkang dari sensor tersebut juga merupakan sebuah bemper yang akan mendeteksi benturan. Jadi, perangkat ini tidak akan memaksa untuk terus jalan saat membentur sesuatu.

Bagian belakangnya terdapat beberapa lubang ventilasi. Hal ini tentu saja berkaitan erat dengan pembuangan udara penyedot. Dan pada bagian bawahnya dapat ditemukan dua sapu dengan tiga tangkai kuas sapu yang akan mengumpan debu langsung ke lubang vacuum-nya. Nantinya, modul mop atau alat mengepel disambungkan juga pada bagian bawah-belakangnya.

Xiaomi Robot Vacuum Mop Essential - Bawah

Pada bagian atas dari Xiaomi Mi Robot Vacuum Mop Essential terdapat dua tombol, yaitu power dan home. Menekan tombol power selama dua detik akan menyalakan atau mematikan perangkat ini. Tombol home sendiri akan membuat Xiaomi Mi Robot Vacuum Mop Essential untuk bergerak menuju docking-nya.

Pada bagian atas pula, pengguna dapat membuka penutup untuk mengakses wadah debu dan air. Untuk wadah airnya, Xiaomi melarang pengguna untuk memakai air dengan disinfektan dan mengharuskan mengisi air yang bersih. Filter yang ada pada wadah debunya terpasang tiga lapis yang terdiri dari nylon, spons, dan HEPA.

Xiaomi Robot Vacuum Mop Essential - Filter

Xiaomi Mi Robot Vacuum Mop Essential dapat dioperasikan dengan memakai aplikasi Mi Home. Pada aplikasi ini, semua pengaturan dapat diakses sehingga memudahkan pengguna dalam memakainya. Mi Home juga akan menyediakan sebuah peta yang sudah dilewati oleh Mi Robot Vacuum Mop Essential. Jadi cukup terlihat bagian mana yang sudah dibersihkan oleh robot ini.

Pengalaman Menggunakan

Saat menerima Xiaomi Mi Robot Vacuum Mop Essential, saya tentu saja cukup penasaran. Pasalnya, robot yang satu ini merupakan perangkat AIoT pembersih rumah pertama yang saya uji. Dan karena merupakan sebuah perangkat AIoT, tentu saja sebuah aplikasi harus terhubung agar penggunaannya lebih maksimal.

Hal pertama yang saya lakukan setelah menaruh perangkat pada docking-nya adalah menghubungkannya pada aplikasi melalui bluetooth dan WiFi. Saya tidak menemukan kesulitan saat melakukan pairing. Dan hal pertama yang muncul pada aplikasi Mi Home adalah upgrade firmware. Tentu saja saya langsung memperbarui firmware yang ada pada Mi Robot Vacuum Mop Essential tersebut.

Setelah melakukan beberapa pengaturan, tibalah saatnya membersihkan lantai.  Namun sebelum menyapu lantai, saya sudah mengisi wadah air sampai penuh dengan air bersih sesuai dengan arahan dari Xiaomi. Modul pel juga sudah terpasang pada bagian belakangnya. Mi Home juga telah mendeteksi bahwa wadah air yang ada sudah terisi.

Saya pun menekan tombol Start pada layar smartphone. Robot ini melakukan inisiasi awal selama beberapa detik sebelum melakukan tugasnya. Namun perlu diketahui bahwa letak docking merupakan titik awal Mi Robot Vacuum Mop Essential bekerja. Jadi saya menyarankan untuk menaruhnya pada bagian ujung dari sebuah ruangan.

Xiaomi Robot Vacuum Mop Essential - Dalaman

Saat menyapu, saya cukup terkesima dengan kinerja dari perangkat ini. Semua jenis debu pun terhisap oleh perangkat ini. Akan tetapi, beberapa kotoran menempel seperti bekas makanan sepertinya tidak mampu disapu oleh kuas atau sapu yang ada. Oleh karena itu, saya harus mengerok beberapa kotoran yang menempel terlebih dahulu agar dapat terhisap oleh Mi Robot Vacuum Mop Essential.

Saat mengepel, air yang ada didalam wadah airnya pun juga turut membasahi lantai. Namun, beberapa kotoran menempel juga tidak mampu dibersihkan oleh Mi Robot Vacuum Mop Essential tanpa harus dibersihkan secara manual terlebih dahulu. Sayangnya, tanpa menggunakan cairan disinfektan membuat lantainya tidak bebas dari bakteri dan kuman. Oleh karena itu, ada baiknya untuk mengepel kembali lantai yang sudah dibersihkan oleh robot ini dengan menggunakan alat pel.

Walaupun segalanya otomatis, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat mengoperasikan robot ini. Hal pertama adalah kabel listrik yang kerap kali ada di lantai. Robot ini tidak akan mendeteksi keberadaan kabel sehingga akan langsung melewatinya. Hal yang merepotkan adalah pada saat ada rantai gorden yang cukup kecil dan akan membuat Mi Robot Vacuum Mop Essential menarik rantai tersebut hingga bisa copot.

Dimensinya yang ramping mampu membuat robot ini masuk ke bawah meja dan lemari. Walaupun begitu, tidak semua bagian bawah perabotan mampu dimasuki oleh robot ini. Dan berbicara mengenai bagian bawah perabotan, ada baiknya sebelum mengoperasikan Mi Robot Vacuum Mop Essential, untuk menggeser kursi ke bagian lain agar tidak mengganggu.

Sensor yang ada juga mampu membuat Mi Robot Vacuum Mop Essential mendeteksi adanya perbedaan ketinggian. Pada saat berada diujung lantai, seperti pada anak tangga yang menurun, robot ini langsung berhenti sehingga tidak terjatuh dan rusak. Namun, robot ini tidak mampu mendeteksi adanya railing pintu geser.

Saat membersihkan kotoran helai-helai rambut, saya mendengar adanya perbedaan bunyi. Setelah diperhatikan, bagian sapu yang berada ditengah terlilit banyak rambut. Untungnya, Xiaomi sudah menyediakan sebuah kuas yang juga memiliki pisau, sehingga dapat dengan mudah membersihkan rambut yang mengganggu. Untuk itu, saya hanya harus membuka bagian bawahnya dan menarik modul sapunya untuk membersihkan dari rambut.

Setelah semua area bersih, Mi Robot Vacuum Mop Essential akan kembali ke docking-nya. Hal ini mengartikan bahwa saatnya saya membuang kotoran yang sudah terhisap. Saya langsung membukan penutup bagian atasnya dan mengambil wadah kotoran.

Untuk mengambil kotoran, saya harus terlebih dahulu membuka wadah filternya. Dan hampir semua kotoran yang terhisap terkumpul dan terbentuk seperti sebuah kotak persegi panjang. Hal tersebut tentu akan membuatnya lebih mudah untuk dibersihkan.

Selain membersihkan wadah debu, tentu saja kain pel yang ada pada bagian bawah perangkat ini juga harus dibersihkan. Gunakan sabun untuk mencuci kain microfiber tersebut dan setelah bersih bisa langsung digunakan kembali. Oleh karena dimensinya yang kecil, membuat pengguna tidak perlu mengeluarkan tenaga ekstra saat membersihkan kain pel tersebut.

Setelah selesai pembersihan, saya sama sekali tidak mengeluarkan tenaga ekstra. Terus terang, menyapu dan mengepel lantai merupakan salah satu pekerjaan yang membutuhkan tenaga ekstra pada saat asisten rumah tangga sedang pulang kampung. Robot yang satu ini dijamin bisa membuat lantai terlihat bersih.

Verdict

Membersihkan rumah tentu saja akan memakan waktu dan tenaga, khususnya mereka yang merupakan pekerja kantoran. Oleh karena itu, jasa asisten rumah tangga dalam membantu membersihkan rumah sering kali dibutuhkan. Namun saat mereka tidak tersedia, memang dibutuhkan alat yang bisa membantu kita dalam membersihkan rumah. Salah satunya adalah dengan Mi Robot Vacuum Mop Essential.

Robot yang satu ini akan membersihkan lantai rumah dari debu. Selain menghisap debu, robot ini juga akan membersihkan lantai dengan cara mengepel. Namun yang harus diperhatikan adalah air yang digunakan tidak boleh tercampur zat apa pun. Sehingga pel manual masih dibutuhkan untuk membersihkan bakteri dan kuman yang mungkin ada.

Xiaomi menjual Mi Robot Vacuum Mop Essential dengan harga Rp. 2.299.000 dan saat tulisan ini dibuat, harganya sedang dipotong Rp. 100.000. Robot ini cocok untuk membersihkan lantai di rumah mau pun apartemen tanpa membuang waktu Anda. Dan tentunya, robot ini juga cocok sebagai pengganti sementara asisten rumah tangga saat mereka sedang pulang kampung dalam membersihkan lantai.

Sparks

  • Dapat membersihkan lantai secara otomatis
  • Dapat membuat peta ruangan secara otomatis
  • Daya tahan baterai cukup panjang
  • Sensor yang membuat perangkat ini tidak terbentur atau jatuh
  • Dapat dioperasikan melalui aplikasi
  • menjangkau bawah lemari

Slacks

  • Tidak mampu membersihkan kotoran yang menempel
  • Tidak bisa menghindari kabel dan rantai gorden
  • Tidak bisa menggunakan cairan disinfektan atau obat pel

[Review] OPPO Reno5 F, Fokus Pengoptimalan dengan Banyak Peningkatan Kecil

Reno5 F adalah smartphone Reno5 series ketiga yang dirilis oleh OPPO Indonesia di tahun 2021. Bermula dari Reno5 pada tanggal 12 Januari, kemudian disusul oleh Reno5 5G pada 22 Januari, dan 24 Maret giliran Reno5 F.

Menurut saya, Reno5 yang dibanderol Rp4.999.00 adalah smartphone kelas menengah rasa premium yang sangat direkomendasikan. Spesifikasi oke dan kaya fitur cerdas berbasis AI.

Dibanding saudaranya tersebut, Reno5 F memiliki posisi yang berbeda. Tetap ditujukan untuk anak muda, tetapi pada rentang usia lebih muda 18-25 tahun, mahasiswa atau mereka yang baru mulai bekerja.

Hadir dengan harga lebih terjangkau yakni Rp4.299.000, tentunya OPPO melakukan sejumlah penyesuaian spesifikasi dan memangkas beberapa fitur. Jadi, mending pilih Reno5 atau Reno5 F? Berikut review lengkapnya.

Desain

Mulai dari gaya penampilan, desain Reno5 F tampak berbeda dari Reno5 maupun pendahulunya (Reno4 F). Terutama pada area belakang, empat unit kameranya tersusun dua-dua, tetapi bingkainya lebih panjang mencakup keterangan AI dan 48MP Camera.

OPPO menjelaskan bahwa Reno5 F mengadopsi Flowing Light Design guna menambah kedalaman warna, pilihannya Fluid Black dan Fantastic Purple. Uniknya OPPO menghadirkan tekstur matte dalam penampang material glossy, berkat penggunaan panel komposit yang punya transparansi tinggi sebanding dengan kaca tetapi lebih tahan terhadap pecah dan retak.

Untuk warna Fluid Black menampilkan gradasi halus dari warna hitam gelap ke hitam yang lebih terang. Sementara pada Fantastic Purple, OPPO untuk pertama kalinya menggunakan proses Liquid Crystal Coating dan menampilkan gradasi warna ungu ke hijau.

Review OPPO Reno5 F 2

Bodi ramping menjadi sorotan Reno5 F, tebalnya di angka 7,8mm dengan berat 172 gram, serta membawa perbaikan dan teknologi multi-cooling system. Penutup baterainya memiliki desain 3D yang melengkung dengan tebal 0,55 mm yang memberikan kesan tipis.

Sementara itu, bagian layar dilengkapi pelat grafit setipis 0,1mm yang membantu membuang panas. OPPO juga melakukan optimasi ukuran motherboard dan memperkuat komponen struktural di dalam Reno5 F. Lebih lanjut, paduan aluminium yang digunakan memiliki konduktivitas termal tinggi sehingga meningkatkan efisiensi pembuangan panas sebesar 30%.

Untuk kelengkapan di tubuhnya, tombol power berada di sebelah kanan dan di sebrangnya ada tombol volume, serta SIM tray yang berisi tiga slot.  Lalu, di sisi atas ada mikrofon sekunder, sementara jack audio 3,5mm, mikrofon utama, port USB Type-C, speaker di sisi bawah.

Layar

PSX_20210408_113606

Reno5 F mengemas panel AMOLED 6,43 inci beresolusi FHD+ dalam aspek rasio 20:9 dan punya single punch-hole di pojok kiri atas untuk menyisipkan kamera depan 32MP. Screen-to-body ratio-nya mencapai 90,8%, namun dukungan refresh rate-nya sebatas 60Hz bukan 90Hz seperti pada Reno5.

Dari segi kualitas, layar Reno5 F bukan hanya memanjakan tetapi juga nyaman. Hal ini karena OPPO melengkapinya dengan All-day AI Eye Comfort dengan kombinasi fitur Sunlight Screen dan Moonlight Screen. Serta, memiliki 4.096 tingkat kecerahan guna mengurangi efek kelelahan mata saat menggunakan smartphone dalam durasi waktu lama.

Sunlight Screen akan meningkatkan visibilitas layar yang memudahkan pengguna melihat konten dengan jelas di siang hari bahkan saat di bawah terik matahari. Sementara pada malam hari, Moonlight Screen akan secara otomatis meredupkan layar dengan mengatur kecerahan terendah pada 2 nit, dengan tingkat kecerahan dan temperatur warna yang lebih rendah, membuat layar terasa lebih lembut di mata.

Selain itu, fitur AI Backlight akan secara otomatis menyesuaikan pengaturan lampu latar sepanjang hari dengan mempelajari pola dan kebiasaan pengguna dalam menyesuaikan kecerahan secara manual dalam kondisi pencahayaan yang berbeda. Tak lupa, Reno5 F juga dilengkapi fitur In-Display Fingerprint 3.0 untuk membuka kunci layar dengan cepat dan praktis.

Sistem operasi yang berjalan pada Reno5 F adalah ColorOS 11 berbasis Android 11 yang menawarkan berbagai fitur pada sisi produktifitas dan gaming. Sebut saja, Nearby Sharing yang memungkinkan pengguna untuk berbagi dokumen secara cepat dengan pengguna OPPO lain. Menangkap tampilan layar dan langsung menerjemahkan kontennya dengan Three-finger Translate dan Google Lens.

Private Safe memungkinkan pengguna dapat mengakses HeyTap Cloud untuk mengambil data pribadi mereka dari perangkat yang hilang. App Lock untuk kontrol penuh atas aplikasi yang dapat atau tidak dapat diakses oleh pengguna lain. Juga Screencast Privacy Shield yang akan membatasi notifikasi pemberitahuan dan pesan, serta dapat memfilter pesan yang tidak boleh ditampilkan pada layar.

Kamera

PSX_20210408_113128

Pada bagian belakang tersemat AI quad camera 48MP, dengan sensor kamera utama 1/2.0 inci beresolusi 48MP 0.8µm dan aperture f/1.7. Ditemani kamera sekunder 8MP f/2.2 dengan lensa ultrawide 16mm yang menyuguhkan bidang pandang 119 derajat. Sisanya masing-masing sebatas 2MP f/2.4 untuk macro dan mono.

Lewat metode pixel binning yang menggabungkan empat piksel menjadi satu piksel, output optimal kamera utama Reno5 F ialah 12MP dengan piksel 1.6µm yang ideal untuk berbagai skenario pencahayaan. Bila ingin mengaktifkan resolusi penuh 48MP 0.8µm, cukup usap bagian kiri pada aplikasi kamera. Di sana juga terdapat pengaturan aspek rasio foto dan timer. Juga terdapat fitur Ultra Clear 108MP Image alias Extra HD bila butuh resolusi lebih tinggi.

Selain itu, kamera utamanya menyodorkan kemampuan optical zoom 2x dan digital zoom 5x yang berguna untuk menangkap detail dan variasi bidikan. Pengambilan gambar pada kamera utama dan ultrawide didukung AI Scene Enhancement 2.0 yang dapat mengenali 20 jenis pemandangan, lalu meningkatkan warna dan saturasi sesuai kondisi pemotretan.

Reno5 F dapat merekam video hingga 4K pada 30fps dan 1080p 60fps, serta mewarisi fitur video yang menjadi ciri khas seri Reno, namun tidak semuanya. Tercatat ada AI Color Portrait yang membuat warna pada latar belakang menjadi hitam dan putih, dan menjaga warna orang di dalam foto atau video tetap tampil dengan warna sesungguhnya. AI Monochrome Video yang mempertahankan warna-warna tertentu saja dalam frame video yaki merah, biru, dan hijau.

Juga ada Dynamic Bokeh menambahkan efek bokeh yang merentangkan cahaya menjadi garis-garis yang bergerak dinamis. Serta, Dual-View Video yang memungkinkan merekam video menggunakan kamera depan dan belakang secara bersamaan, lengkap dengan beberapa opsi framing. Sayangnya, fitur video baru andalan Reno5 seperti AI Highlight Video dan AI Mixed Potrait absen.

Hardware

PSX_20210408_113554

Untuk performa, Reno5 F masih memakai jenis chipset yang sama seperti pendahulunya yakni MediaTek Helio P95. Namun OPPO telah mengoptimalkannya dengan sejumlah teknologi baru seperti System Performance Optimizer yang menawarkan pengoptimalan. Sebut saja, Idle Time Optimizer yang dapat mengenali smartphone saat tidak digunakan atau diisi daya, lalu secara otomatis akan mengoptimalkan sumber daya untuk membersihkan sampah, mendefragmentasi penyimpanan, membersihkan memori, dan lainnya.

Saat penyimpanan hampir habis, fitur Storage Optimizer akan memberi tahu pengguna untuk menghapus atau memindahkan data-data ke cloud untuk menyediakan ruang kosong. Sementara, fitur UI First 3.0 memastikan bahwa aplikasi yang paling sering digunakan akan diprioritaskan.

MediaTek Helio P95 sendiri dibangun pada proses fabrikasi 12nm dan mengemas CPU octa-core dengan yang terdiri dari dua inti Cortex-A75 bertenaga 2.2 GHz dan enam inti Cortex-A55 efisien 2.0 GHz. Olah grafisnya mengandalkan GPU PowerVR GM9446, serta ditopang RAM 8GB, dan penyimpanan internal 128GB yang dapat diperluas lewat kartu microSD.

Reno5 F hadir dengan Cooling System yang disesuaikan untuk secara optimal bisa menghilangkan panas akibat penggunaan game secara intensif. Juga sudah dilengkapi serangkaian mode permainan, seperti Game Focus Mode yang memblokir semua notifikasi termasuk panggilan, gesture, dan petunjuk volume di layar.

Gaming Shortcut Mode mengurangi waktu yang diperlukan untuk memulai permainan. Game Floating Window yang tidak mengganggu gameplay dan tidak menyebabkan keluar dari permainan. Sementara bagi yang tidak ingin memblokir notifikasi sepenuhnya, fitur Bullet Screen Message memungkinkan pesan dari aplikasi yang didukung seperti WhatsApp, Telegram, LINE, Messenger, dan SMS akan bergulir pada layar, sehingga tidak perlu untuk membuka pop-up pesan yang akan mengganggu permainan.

Selain itu, Reno5 F membawa baterai 4310mAh dan dilengkapi teknologi pengisian daya 30W VOOC Flash Charge 4.0, lengkap dengan Smart Power Saving yang menawarkan beberapa mode hemat daya. Pengisian daya 5 menit akan memungkinkan pengguna untuk menonton YouTube selama 2,9 jam dan pengisian penuh menawarkan 16 jam pemutaran video online.

Verdict

PSX_20210408_113241

Sudah menjadi strategi OPPO merilis produk secara berkelanjutan sepanjang tahun dan hanya butuh setengah tahun penerus Reno4 F hadir. Dari segi spesifikasi, Reno5 F jelas tidak membawa pembaruan besar, melainkan berfokus pada banyak peningkatan kecil di sana sini yang akhirnya berhasil membuat perbedaan.

Meski OPPO bilang posisi dan target pasar Reno5 F berbeda dari saudaranya, namun sebagai versi ekonomis dari Reno5 dengan selisih hanya Rp700.000, jujur saya lebih merekomendasikan Reno5. Sebaliknya, Reno5 F bisa menjadi pijakan bagi yang baru melompat dari perangkat OPPO A series.

Sparks

  • Peningkatan desain dengan teknologi multi-cooling system
  • Layar dengan All-day AI Eye Comfort
  • 30W VOOC Flash Charge 4.0

Slacks

  • Tanpa fitur video baru seperti AI Highlight Video dan AI Mixed
  • Selisih harga tipis Rp700.000 dari Reno5

Menjajal Kinerja Intel Core i7-1185G7 pada Laptop MSI Prestige 14

Intel saat ini sudah memiliki generasi terbaru dari prosesor mobile-nya. Pada generasi ke 11-nya ini, Intel menggunakan nama kode Tiger Lake pada SoC yang satu ini dan menggunakan arsitektur Willow Cove untuk inti prosesornya. Tiger Lake sendiri oleh Intel dikeluarkan untuk menggantikan Ice Lake yang kita kenal dengan Intel Core Generasi ke 10.

Saat ini pada meja pengujian Dailysocial, sudah datang sebuah laptop yang bernama MSI Prestige 14 Evo. Sayang memang, laptop cantik yang satu ini tampaknya tidak akan beredar. Versi yang akan beredar menurut informasi yang saya dapatkan adalah yang menggunakan prosesor 1135G7.

MSI Prestige 14 Evo Core i7-1185G7

Laptop yang saya dapatkan ternyata menggunakan SoC Tiger Lake yang memang diproduksi untuk perangkat mobile dengan SKU tertinggi, yaitu 1185G7. Prosesor ini sendiri diproduksi dengan proses 10nm, yang merupakan proses pabrikasi terkecil yang dimiliki Intel saat ini.

Spesifikasi dari prosesor yang ada pada MSI Prestige 14 Evo (Core i7 1185G7) yang saya dapatkan adalah sebagai berikut

Core i7 1185G7 Core i7 1165G7 Core i5 1135G7
Codename Tiger Lake Tiger Lake Tiger Lake
Core / Thread 4 / 8 4 / 8 4 / 8
TDP 12-28 W 12-28 W 12-28 W
Clock 3 GHz 2.8 GHz 2.4 GHz
Turbo Boost 4.8 GHz 4.7 GHz 4.2 GHz
L3 Cache 12 MB 12 MB 8 MB
Kecepatan RAM DDR4-3200, LPDDR4x-4267 DDR4-3200, LPDDR4x-4267 DDR4-3200, LPDDR4x-4267
Clock iGP 1350 MHz 1300 MHz 1300 MHz
Pabrikasi 10nm++ 10nm++ 10nm++

GPU terintegrasi yang ada pada Tiger Lake sudah menggunakan Intel Iris Xe-LP. Intel Iris Xe ini sendiri juga sudah memiliki kinerja yang tinggi, sehingga mampu menjalankan beberapa game dengan resolusi menengah. Jadi, sebuah laptop yang sudah menggunakan Tiger Lake akan bisa dengan mudah menjalankan game-game terbaru.

Pada pengujian kali ini, saya menggunakan laptop MSI Prestige 14 Evo A11M yang tidak menggunakan discrete GPU. Spesifikasinya adalah sebagai berikut

Prosesor Intel Core i7 1185G7
GPU Intel Iris Xe
RAM 16GB  DDR4 4266 Dual Channel
Storage Phison SM280512GKBB4S-E162 M.2 NVMe 512GB
Layar 14 inci 1920×1080 IPS Level
WiFi 802.11 ax Wi-Fi 6 + Bluetooth v5.1
Bobot 1.29 kg
Sistem operasi Windows 10 64 Bit
Dimensi 319 x 219 x 15.9 mm
Baterai 52 Wh

Hasil dari CPU-Z adalah sebagai berikut

Arsitektur

Jika kita berbicara mengenai Tiger Lake, sebenarnya kita akan berbicara mengenai sebuah SoC. Sebuah SoC berisikan peripheral lain seperti CPU, GPU, dan kontroler lainnya. Tiger Lake menggunakan prosesor dengan arsitektur Willow Cove serta GPU dengan arsitektur XE-LP. Semua itu dibangun pada proses pabrikasi 10 nm.

MSI Prestige 14 Evo Core i7-1185G7 - BluePrint

Proses pabrikasi 10 nm yang digunakan pada Tiger Lake diklaim oleh Intel lebih baik dari 10 nm lainnya. Hal tersebut dikarenakan teknologi yang dinamakan SuperFin. SuperFin menggunakan transistor yang diklaim oleh Intel lebih baik sekitar 18% dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Hal ini juga merupakan hasil pengalaman mereka yang sudah berkali-kali membenahi 14 nm-nya.

Untuk CPU utamanya sendiri, Willow Cove, merupakan pengembangan lebih lanjut dari CPU generasi ke 10 mereka, Sunny Cove. Intel mengklaim bahwa kinerja dari Willow Cove lebih baik 10% hingga 20% dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Penambahan pada sisi L2 dan L3 Cache pada Willow Cove juga merupakan salah satu penyebab naiknya kinerja prosesor ini.

Intel Iris Xe LP

Intel juga memperkenalkan grafis terbaru mereka dengan nama Iris Xe LP. Grafis yang satu ini juga memiliki lompatan kinerja yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Intel juga menaikkan unit eksekusi dari 64 menjadi 96 pada Xe-LP. Dan pada Xe-LP, Intel juga berhasil menaikkan clock speed-nya hingga menjadi 1350 MHz pada 1185G7.

MSI Prestige 14 Evo Core i7-1185G7 - Intel Iris Xe

Ada empat hal yang dilakukan oleh Intel pada saat meningkatkan kinerja Iris Xe LP dari generasi sebelumnya. Meningkatkan clock pada voltase yang standar, menganalisa bottleneck yang terjadi pada generasi sebelumnya, mendesain ulang pipeline, serta meningkatkan rentang frekuensi menjadi lebih tinggi.

Selain unit eksekusi (EU) yang ada pada Xe-Lp yang meningkat menjadi 96, ternyata Intel juga memberikan sebuah cache khusus untuk grafis. Intel Xe-LP memiliki cache L3 sebesar 3,88 MB. Semua “ramuan” ini diklaim mampu meningkatkan kinerja grafis hingga hampir dua kali lipat dibandingkan dengan generasi sebelumnya yang ada pada Ice Lake.

Performa

Saat ini, Core i7 1185G7 merupakan prosesor mobile kelas konsumen yang memiliki kinerja paling tinggi yang dimiliki oleh Intel. Prosesor ini memang cocok untuk digunakan dalam bekerja mau pun bermain game. Jadi, memilih prosesor yang satu ini untuk menjalankan sebuah laptop memang sudah pas bagi para content creator, editor video dan gambar mau pun para pekerja kantoran.

Saat menguji prosesor yang satu ini, sayangnya kami belum memiliki perbandingan yang pas dengan prosesor lainnya. Oleh karena itu, saya tidak menampilkan grafik melainkan screenshot langsung dari setiap software yang saya gunakan. Berikut adalah hasilnya

Mungkin saya tidak perlu lagi menjelaskan bahwa semua software dapat berjalan dengan lancar saat menggunakan laptop yang memakai Core i7 1185G7. Bahkan laptop yang satu ini sangat lancar untuk dipakai bekerja, terutama untuk Office. Dan saya juga bisa menjalankan video 4K dengan lancar menggunakan laptop MSI yang satu ini.

Verdict

Memilih sebuah laptop yang digunakan untuk bekerja memang cukup sulit. Hal tersebut dikarenakan para vendor laptop memiliki spesifikasi yang berbeda-beda. Akan tetapi pada saat pemilihan prosesor, jika Anda ingin semuanya berjalan dengan lancar dan memiliki daya hidup yang lama, pilihlah yang paling kencang pada masanya. Salah satunya adalah Intel Core i7-1185G7.

Kinerja prosesor dari Core i7-1185G7sudah tidak perlu diragukan lagi. Dengan hasil yang kami dapatkan, semua pekerjaan dijamin akan selesai lebih cepat. Selain itu, dengan TDP yang rendah juga menjamin bahwa laptop akan dapat bertahan lama. Apalagi, inisiasi Evo menjamin bahwa pengalaman menggunakan laptop akan lebih baik lagi.

Grafis terintegrasi Intel Iris Xe-LP yang ada pada prosesor ini juga dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Grafis terintegrasi ini memang tidak dirancang untuk bermain game dengan setting paling tinggi. Akan tetapi, kinerjanya sudah mampu menjalankan dengan setting medium pada resolusi menengah hingga tinggi.

Sayangnya, MSI Prestige 14 Evo yang saya uji tidak masuk ke Indonesia. Mereka hanya akan memasukkan versi 1135G7 dan satu varian lainnya. Untuk laptop dengan prosesor Core i7 1185G7 saat ini bisa didapatkan dengan harga mulai dari 19 jutaan rupiah.

Sparks

  • Kinerja komputasi kencang
  • Kinerja Iris Xe-LP yang mampu memainkan game AAA
  • Turbo mencapai 4,8 GHz untuk sebuah prosesor mobile
  • Tidak panas saat diuji pada laptop MSI Prestige 14 Evo

Slacks

  • Harga laptop menjadi cukup mahal
  • Masih 10 nm dibandingkan dengan pesaingnya yang sudah 7 nm

Realme 8 Pro: Smartphone Kencang dengan Kamera 108 MP dan Desain Cantik

Hanya berselang 6 bulan saja, akhirnya realme 7 Pro memiliki penerus. Kali ini, realme sangat serius dalam meningkatkan kinerja kamera mereka. Oleh karena itu, sang penerus yang bernama realme 8 Pro menggunakan kamera dengan sensor 108 MP yang memiliki slogan Capture Infinity tersebut. Dengan kamera tersebut, realme ingin memposisikan diri sebagai The Best 108MP camera phone with stylish design.

Dengan menggunakan sensor 108 MP tersebut, realme 8 Pro menjadi pertama di seri menengah realme yang menggunakan sensor terbesar pada smartphone saat ini, 108MP dengan desain yang bold, berani dan pastinya ringan dan tipis. Realme sendiri memasarkan perangkat yang satu ini untuk anak muda agar dapat berkarya tanpa batas.

Realme 8 Pro

Realme 8 Pro sendiri sudah datang ke meja pengujian tim DailySocial. Perangkat yang saya dapatkan memiliki spesifikasi sebagai berikut

Realme 8 Pro
SoC Snapdragon 720G
CPU 2×2.3 GHz Kryo 465 Gold + 6×1.8 GHz Kryo 465 Silver
GPU Adreno 618
RAM 8 GB LPDDR4x
Internal 128 GB UFS 2.1
Layar 6,4 inci Super AMOLED 2400 x 1080
Dimensi 160.6 x 73.9 x 8.1 mm
Bobot 176 gram
Baterai 4500 mAh
Kamera 108 MP / 12 MP utama, 8 MP Ultrawide, 2 MP Macro, 2 MP B/W, 16 MP Selfie
OS Android 10 Realme UI

Untuk hasil dari CPU-Z dan Sensorbox adalah sebagai berikut

Pada seri 8 ini, realme juga memperkenalkan 3x lossless zoom atau In-sensor zoom tanpa menghadirkan lensa tele. Smartphoneini juga membawa bateari 4500 mAh yang bisa diisi dengan cepat berkat 50w SuperDart Charge. Realme 8 Pro juga hadir dalam dua warna yang elegan, yaitu Hitam Angkasa dan Biru Galaksi

Unboxing

Perlengkapan inilah yang ada pada paket penjualan dari realme 8 Pro

Realme 8 Pro - Unboxing

Desain

Realme 8 Pro memiliki desain yang sangat fresh pada bagian belakangnya. Desain tersebut dibuat berdasarkan teknologi AG-Crystal yang menampilkan tekstur kristal mineral alami, yaitu glossy dan matte, kasar dan halus, indah dan memesona. Slogan realme sendiri, yaitu Dare To Leap juga tertulis pada bagian tersebut. Warna yang saya dapatkan adalah Biru Galaksi.

Realme 8 Pro - Belakang

Realme 8 Pro juga memiliki bobot yang ringan, hanya 176 gram saja. Selain itu, realme juga berhasil membuat perangkat ini menjadi lebih ramping dengan ketebalan yang hanya 8,1 mm. Layarnya juga masih menggunakan model punch hole pada bagian kiri atasnya yang berisikan in-display camera untuk swafoto. Untuk resolusinya, realme 8 Pro menggunakan 2400×0180 pada layar berjenis Super AMOLED dengan tingkat sampling sentuh hingga 180 Hz.

Dengan menggunakan layar Super AMOLED, memungkin pula untuk membenamkan sensor sidik jari di bawah layar. Sensor yang satu ini juga sangat responsif saat dicoba. Realme 8 Pro juga sudah memiliki NFC, sehingga pengisian kartu uang elektronik akan semakin mudah.

Realme 8 Pro - Bagian Bawah

Pada sisi sebelah kanan akan ditemukan tombol volume naik dan turun serta sebuah tombol power . Pada sisi kanannya terdapat slot nano SIM dengan microSD. Untuk bagian bawahnya, ditemukan port audio 3,5 mm, microphoneslot USB-C, dan speaker. Dan di bagian belakang akan ditemukan empat kamera dan sebuah LED flash yang tergabung pada satu kotak di bagian kiri atas.

Mendengarkan musik pada perangkat ini memang akan memiliki pengalaman yang berbeda. Hal tersebut dikarenakan pada realme 8 Pro sudah memiliki Real Sound Technology. Suara yang ada menjadi lebih detail terdengar serta mempertajam bagian bass dan mid juga. Anda bisa memiliki profile antara movie, music, atau game.

Realme 8 Pro - Kiri

Realme 8 Pro sudah menggunakan antar muka realme UI 2.0 yang berbasiskan sistem operasi Android 11. Antar muka ini sendiri masih memiliki app drawer yang berisikan semua aplikasi yang terpasang. Realme juga sudah meningkatkan pengalaman bernavigasi serta privasi yang ada, sehingga saya juga merasa lebih nyaman saat menguji perangkat yang satu ini.

Realme 8 Pro - Kanan

Jaringan LTE dan WiFi

Dengan menggunakan Snapdragon 720G, juga berarti bahwa perangkat ini mendukung jaringan 4G LTE. Pada realme 8 pro, band yang didukung adalah  band 1(2100), 3(1800), 5(850), 8(900), 38(2600), 40(2300), dan 41(2500) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Modem yang ada pada Snapdragon 720G adalah X15 memiliki kelas LTE Cat 15 yang mendukung 3 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 800 Mbps.

Untuk urusan WiFi, realme 8 Pro sudah mendukung 802.11ac. Teknologi tersebut saat ini sudah dikenal dengan nama WiFi 5. Dengan standar ini, mengartikan pula bahwa realme 8 Pro sudah bisa menggunakan WiFi pada band 5 GHz yang lebih kencang.

Kamera: ISOCELL HM2, Sensor dan Piksel yang besar

Realme 8 Pro merupakan smartphone menengah pertama dari realme yang menggunakan resolusi 108 MP. Sensor yang digunakan adalah ISOCELL HM2 yang memiliki teknologi Nonapixel. Hal ini akan menggabungkan 9 piksel 0.7μm menjadi satu piksel besar berukuran 2.1μm.

Realme 8 Pro - Kamera

Kamera dari realme 8 Pro memang menghasilkan gambar yang bagus. Dengan nonapixel, gambar 12 MP yang dihasilkan memang cukup tajam. Warnanya pun juga cukup akurat jika dibandingkan dengan obyek aslinya. Kamera ini bisa diandalkan saat mengambil gambar asalkan cahayanya cukup

Kamera ultrawide juga menghasilkan gambar yang apik. Gambarnya yang cukup tajam membuatnya cukup bisa diandalkan jika ingin mengambil foto keluarga saat lebaran. Walaupun begitu, tentu saja hasilnya tidak sebaik kamera utamanya.

Untuk kamera makro yang ada pada realme 8 Pro, gambar yang dihasilkan memang tidak akan sebaik dua lensa lainnya. Kamera ini masih bisa diandalkan untuk mengambil pada jarak yang lebih dekat. Selain itu, mereka yang butuh membaca tulisan-tulisan kecil bisa mengandalkan kamera makronya.

Kamera depan pada realme 8 Pro menggunakan sensor Sony IMX 471 dengan resolusi 16 MP. Kameranya memang bisa menangkap gambar yang cukup tajam. Akan tetapi, warna yang ditampilkan tidak terlalu kontras. Hal ini untungnya masih bisa diedit sehingga gambarnya menjadi lebih baik.

Kamera utama dari realme 8 Pro memiliki kemampuan untuk mengambil gambar dengan resolusi 108 MP. Sayangnya, masih banyak orang yang mengatakan bahwa resolusi sebesar itu hanyalah gimmick dan akan menghasilkan gambar yang sama. Eits… tunggu dulu, lihat perbandingan di bawah ini.

Gambar tersebut diambil pada tempat yang sama dan angle yang sama. Namun jika kita perbesar sampai pada obyek yang sama, cukup terlihat bahwa pada 12 MP tulisannya tidak akan sejelas 108 MP. Sang pembuat sensor juga mengatakan bahwa 108 MP akan bagus hasilnya jika diambil saat ada cahaya yang cukup. Untuk foto low light, resolusi ini sangat tidak disarankan.

Fitur Zoom pada realme 8 Pro yang dijuluki 3x In-sensor zoom tersebut menggunakan kemampuan 108 MP. Hasilnya pun akan sama pada saat mengambil zoom 3x dan mengambil gambar 108 MP yang di crop. Selama menggunakan zoom 3x, gambar yang didapat masih akan bagus.

Realme 8 Pro juga memiliki feature lainnya seperti Tilt-shift Time-lapse Video & Foto, Starry Time-lapse Video & Foto, Neon Portrait, Dynamic Bokeh, Dual-view Video New Super Nightscape Mode, Ultra Nightscape Video. Semuanya bisa langsung diakses dengan mudah dari aplikasi Camera bawaan realme 8 Pro.

Tilt-shift dapat mengubah dunia nyata menjadi dunia miniatur, menggunakan semacam ilusi optik mata manusia. Saat kita menatap objek yang sangat dekat dengan kita, latar depan dan latar belakang biasanya tidak fokus. Biasanya, efek buram ini dicapai dengan lensa tilt-shift yang mahal, dengan algoritme fotografi tilt-shift di realme 8 Pro dapat mengubah dunia nyata menjadi dunia miniatur.

Mode Tilt-shift juga memungkinkan Anda menyesuaikan bentuk, sudut, posisi, dan ukuran efek blur secara manual sesuai dengan pemandangannya. Mode Tilt-shift juga mendukung perekaman video time-lapse dengan pemutaran 10x, menyajikan dunia nyata dengan cara yang lebih fantastis dan unik.

Realme 8 Pro meningkatkan level bokeh pada dunia fotografi. Jika dahulu Anda mengedit foto bokeh dengan buram yang seakan bergerak, kini efek tersebut sudah ada di realme 8 Pro. Foto bokeh dengan latar lampu buram dramatis dengan pendaran cahaya bulat juga dahulu harus melalui proses editing. Sekarang di realme 8 Pro hanya tinggal satu kali klik, Anda akan mendapatkannya.

Pengujian

Realme 8 Pro menggunakan Snapdragon 720G. Snapdragon 720G sendiri menggunakan dua core kencang Kryo 465 Gold dengan kecepatan 2.3 GHz. Enam inti prosesor lainnya bernama Kryo 465 Silver yang merupakan turunan dari Cortex A55 dengan kecepatan 1,8 GHz dan menggunakan daya yang lebih rendah dari dua inti pertama. Grafisnya menggunakan Adreno 618 yang sama digunakan pada Snapdragon 730G.

SoC yang satu ini sudah terbukti mampu menjalankan banyak game dengan cukup lancar. Selain itu, Snapdragon 720G juga sudah terbukti tidak akan menimbulkan lag saat digunakan dalam menjalankan aplikasi-aplikasi yang ada pada Google Play.

Untuk bekerja

Dailysocial selalu menggunakan Trello dan Slack untuk berhubungan satu sama lainnya saat bekerja. Selain itu, aplikasi Gmail juga setiap saat digunakan dalam mengambil surat elektronik yang setiap menitnya muncul pada inbox. Whatsapp serta Telegram untuk berkomunikasi secara pribadi kerap saya gunakan hampir setiap detiknya. Dan tentu saja aplikasi sosial media seperti Facebook dan Tiktok sudah menjadi makanan setiap istirahat.

Lag bukan sesuatu yang saya rasakan saat menggunakannya untuk bekerja. apalagi, mengetik artikel yang Anda baca saat ini pun juga sebagian saya lakukan pada realme 8 Pro dengan menyambungkan keyboard pada konektivitas bluetooth. Dengan RAM 8 GB yang saat ini sudah menjadi standar tertinggi perangkat mainstream tentu membuat saya bisa berpindah antar aplikasi pekerjaan dengan cukup nyaman tanpa harus mengulang dari mula.

Realme 8 Pro juga saya gunakan untuk membuat video saat anak-anak sedang ada tugas yang membutuhkan perekaman video. Hasilnya memang video yang ada terlihat bagus. Editing dengan menggunakan SoLoop juga tidak memakan waktu yang lama. Jadi saya cukup nyaman saat menggunakannya.

Syntethic Bench

Pada pengujian kali ini, saya akan menghadirkan Snapdragon 730G serta 662 yang saat ini sudah banyak ditemukan di pasaran. Hal ini untuk mengetahui seberapa baik kinerja dari Snapdragon 720G yang digunakan pada realme 8 Pro. Pada artikel ini juga saya pertama kali menggunakan Antutu 9 yang bakal menggantikan Antutu 8. Berikut adalah hasilnya

Uji baterai 4500 mAh

Sudah tidak dipungkiri lagi bahwa pengujian baterai memakan waktu yang cukup panjang. Apalagi dengan realme 8 Pro yang memiliki kapasitas sebesar 4500 mAh. Dengan menggunakan video MP4 dengan resolusi 1080p yang diputar secara terus menerus, realme 8 Pro bisa bertahan hingga 20 jam 58 menit. Namun saat digunakan untuk bermain, tentu saja tidak akan bertahan sampai waktu tersebut.

Dengan menggunakan pengisian baterai 50 watt, realme 8 Pro tentu saja kita tak perlu lagi mengisi ulang baterai dari malam hari. SuperDart menjanjikan 47 menit untuk mengisi baterai dari 0 hingga 100%. Namun pengujian saya hanya terpaut 1 menit saja karena waktu yang didapat adalah 48 menit dari 0 hingga 100%. Cepat banget ya?

Verdict

Namanya bukan realme jika tidak mengeluarkan perangkat mainstream yang bisa bersaing dengan smartphone flagship. Hal ini dikarenakan realme 8 Pro memiliki hampir semua fitur yang hanya ditemukan pada perangkat premium dan flagship. Tentunya hal ini akan membuat semua kalangan terutama anak muda melirik realme 8 Pro untuk dimiliki.

Mungkin semua orang tahu bahwa Snapdragon 720G memiliki kinerja yang tinggi di antara seri 7 lainnya. Dengan kinerja itu, membuat realme 8 Pro menjadi sangat responsif dan nyaman digunakan baik untuk bekerja, sosial media, mau pun bermain game. Semua bisa dilakukan tanpa harus khawatir kehabisan baterai karena kapasitasnya yang besar bisa bertahan seharian.

Realme 8 Pro - with box

Kamera menjadi hal yang sangat menarik pada realme 8 Pro. Hal tersebut dikarenakan sensor baru ISOCELL HM2 membuat tangkapan gambar pada realme 8 Pro menjadi sangat bagus untuk ukuran smartphone mainstream. Pokoknya, pengguna tinggal point and click pada satu obyek dan hasil fotonya bahkan bisa dicetak untuk ukuran poster. Hal ini juga akan membantu para pegiat UMKM dan pedagang ecommerce yang membutuhkan foto produk berkualitas tinggi tanpa harus memiliki kamera profesional.

Harga realme 8 Pro dijual dengan harga Rp. 4.499.000. Dengan harga tersebut, tentu saja tidak terlihat tinggi karena fitur-fitur yang ada pada smartphone di harga enam juta hingga 18 jutaan sudah ada pada perangkat ini. Oleh karena itu, mari kita berkarya dengan membuat konten yang indah dengan bantuan realme 8 Pro.

Realme 8 Pro bisa didapatkan melalui pre-order mulai 7 April di JD.id (http://bit.ly/pre-order-realme-8-pro-jd), situs resmi realme (http://bit.ly/pre-order-realme-8-pro), dan seluruh realme official store secara offline.

Rangkuman keunggulan smartphone realme 8 Pro

  • Hasil kamera apik berkat ISOCELL HM2 dan resolusi 108MP
  • Kinerja kencang dengan Snapdragon 720G
  • Layar Super AMOLED dengan warna yang bagus
  • Fitur-fitur kamera yang membuat kreasi lebih baik lagi
  • Pengisian cepat dengan 50 watt
  • Kapasitas baterai 4500 mAh yang memastikan daya hidup lebih dari seharian
  • NFC khusus pasar Indonesia

Disclosure: Artikel ini didukung oleh realme. 

[Review] TTArtisan 50mm F1.2, Racun Asyik Buat Penggemar Fotografi

TTArtisan 50mm F1.2 menjadi lensa 50mm ketiga yang saya pasang di kamera mirrorless APS-C. Sebelumnya pengalaman pertama jatuh pada Sony E 50mm F1.8 OSS, berpasangan dengan kamera entry-level legendaris Sony A6000. 

Saat itu, saya belum genap satu tahun sejak mulai lebih serius belajar fotografi dan masih mengandalkan mode auto. Hasilnya mengejutkan sekaligus mengerikan karena ‘auto bokeh’, banyak informasi yang hilang pada foto dan sedikit wajah orang yang blur akibat kurangnya kontrol dan pemahaman akan pengaturan aperture yang ideal. 

Tahun 2019 skill fotografi saya mulai terbentuk dan saya mendapatkan Sigma 56mm F1.4 DC DN yang merupakan lensa jagoan Sigma di segmen APS-C. Berpadu dengan Sony A6400, kombinasi keduanya bisa dibilang salah satu yang terbaik untuk kamera mirrorless APS-C di kelas tengah. Ringkas, cepat, dan sangat cekatan untuk menangkap momen. 

Review-TTArtisan-50mm-3

Tahun 2020 saya mulai bermain-main dengan lensa manual yakni 7Artisans 35mm F1.2. Meski begitu, saya masih belum bisa sepenuhnya move on dari lensa 50mm dan akhirnya saya menukarnya dengan TTArtisan 50mm F1.2.

Dibanderol dengan harga Rp1.499.000, apakah kualitas lensa ini mampu melampaui harga jualnya? Berikut review TTArtisan 50mm F1.2 selengkapnya. 

Daya Tarik 50mm 

Review-TTArtisan-50mm-4

TTArtisan 50mm F1.2 tersedia dalam beberapa dudukan kamera yang berbeda, termasuk untuk Sony E, Canon EF-M, Fujifilm X, dan kamera dengan sensor Micro Four Thirds (MFT). Saya menggunakan versi Sony E-mount dengan ekuivalen 75mm di full frame

Focal length 75mm ini termasuk tele menengah, saya jatuh hati karena perspektif yang dihasilkan. Kebetulan genre fotografi yang saya geluti cocok, pertama untuk foto produk terutama gadget. Di mana memotret berbagai angle dan sudut pengambilan gambar terasa tetap proporsional. 

Tentu saja, lensa 50mm sangat dahsyat untuk foto portrait. Sudut pandang yang ditawarkan memang yang tidak terlalu luas, namun latar belakang yang blur alias bokeh yang tercipta saat menggunakan aperture besar benar-benar sangat cantik dan berkesan artistik. 

F1.2 dengan jarak fokus minimum 50cm
F1.2 dengan jarak fokus minimum 50cm

Untuk foto portrait menggunakan lensa manual, tips dari saya ialah tentukan jarak fokusnya. Misalnya closeup mengambil area kepala saja dulu, setelah cukup putar cincin fokus untuk mendapatkan kepala dengan bahu, setengah badan, dan sebagainya. 

Berkat bentuknya yang ringkas, TTArtisan 50mm F1.2 juga ideal untuk diajak traveling dan hunting street photography. Misalnya merekam aktivitas orang-orang alias human interest

Desain dan Spesifikasi

Review-TTArtisan-50mm-5

Lensa dan dudukannya terbuat dari logam, build quality-nya bagus dan terasa sangat solid. Beratnya mencapai 336 gram dan filter depannya berukuran 52mm, TTArtisan menyediakan lensa hood 52mm-nya yang bisa dibeli secara terpisah seharga Rp99.000. 

Pada bodi lensa terdapat ring kontrol aperture dan pemfokusan manual. Menariknya pergeseran aperture-nya menimbulkan bunyi klik, yang mana menjadi nilai lebih bagi fotografer karena kontrol aperture-nya menjadi lebih presisi, tetapi mungkin menjadi kekurangan bagi videografer. 

Review-TTArtisan-50mm-6

Bokeh indah yang dihasilkan lensa ini berkat penggunaan diafragma 10-blade dan memiliki rentang dari F1.2 hingga F16. Selain bokeh, keunggulan aperture besar ialah low light guna menekan ISO agar tidak terlalu tinggi. Sebagai informasi, asupan cahaya F1.2 lebih banyak 1,4 kali dari F1,4, 2,8 kali dari F2, dan 5,5 kali dari F2.8. 

Selain itu, bentuk ring kontrol pemfokusan manual cukup menonjol sehingga cukup mudah diputar dan grip-nya bukanlah karet melainkan logam berusuk yang bergaris. Proses pencarian fokus relatif presisi dan ring dapat diputar sekitar 120 derajat dari 50cm untuk jarak fokus minimum hingga tak terhingga. 

Untuk spesifikasi, TTArtisan 50mm F1.2 terdiri dari tujuh elemen dalam lima grup. Optiknya dibuat oleh DJ OPTICAL dengan desain Sonnar yang sudah diperbarui. Harus diakui, secara optik memang cukup sederhana dan bagaimanapun pada titik harga ini jangan menaruh ekspektasi terlalu tinggi. 

Maksud saya, bila pekerjaan Anda menuntut kinerja optik yang tinggi jelas lensa ini bukan pilihan yang tepat. Sebaliknya kita juga tidak boleh meremehkan kapabilitas lensa 50mm klasik ini. 

Dari sisi ketajaman, saat terbuka lebar f1.2 hasilnya lumayan tajam untuk foto portrait pada jarak dekat. Ada vignetting tetapi tidak banyak dan lensa dapat menangani flare dengan cukup baik. 

Putar ke f2 atau f2.8, angka ini cukup ideal untuk portrait jarak dekat dan menengah. Detailnya cukup dan lebih kontras dengan rendering warna yang tidak terlalu kuat yang bagus untuk warna kulit. Ketajaman optimalnya dicapai pada f5.6-f8, yang serbaguna untuk jenis pemotretan lainnya.

Verdict

Review-TTArtisan-50mm-7

Ada cukup banyak pilihan lensa 50mm di tiap sistem kamera, bisa dibilang kita tidak kekurangan pilihan baik lensa native maupun buatan pihak ketiga dengan kisaran harga bervariasi. Harga murah menjadi daya tarik utama TTArtisan 50mm F1.2 dengan build quality, kualitas gambar yang layak dengan bokeh yang menawan, dan punya ring aperture yang klik. 

Tentu saja saya harus menekankan bahwa ini adalah lensa dengan fokus manual, yang mana sisi baiknya sangat bagus untuk melatih kreativitas, baik untuk pemula maupun yang berpengalaman. Namun bagi sebagian orang, kehilangan fitur autofocus menjadi kerugian besar. Jadi, saya pikir lebih cocok dijadikan sebagai lensa sekunder. 

Menurut saya, TTArtisan 50mm F1.2 merupakan lensa yang sangat menyenangkan untuk dimainkan pada kamera mirrorless APS-C. Kompetitor terdekatnya ialah 7Artisans 55mm F1.4 keluaran 2017 yang berada di rentang harga yang sama, namun saya pikir sudah saatnya 7Artisans memperbarui lensa tersebut. 

Sparks

  • Harga terjangkau dengan aperture besar F1.2
  • Ring kontrol aperture klik
  • Ring kontrol pemfokusan presisi
  • Bulid quality kokoh dari logam 

Slacks

  • Lensa manual
  • Secara optik, desainnya sederhana