Pengalaman Bermain Game Pokemon Unite Grafis Tinggi di OPPO Reno6

Mendarat pertama kali untuk Nintendo Switch, Pokemon Unite tiba di Android pada 21 September lalu. Berbeda dengan game Pokemon lain, game ini mengusung konsep MOBA 5 vs 5 sebagai basis gameplay utamanya.

Namun Pokemon Unite tak sepenuhnya sama dengan game MOBA lain seperti Mobile Legends, Arena of Valor, League of Legends, dan lainnya. Tujuan utamanya bukan untuk menghancurkan tower di markas lawan, melainkan untuk mengumpulkan poin dan mencetak skor tertinggi dalam waktu 10 menit.

Ya, durasi pertandingannya dibatasi hanya 10 menit, relatif singkat tidak menyita banyak waktu. Saya memainkan game Pokemon Unite ini di OPPO Reno6, perangkat yang ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 720G ini dapat menjalankan Pokemon Unite dengan pengaturan grafis rata kanan. Yuk simak pengalaman bermain game Pokemon Unite di Reno6 berikut ini.

Fitur Gaming OPPO Reno6 untuk Optimalkan Pokemon Unite

Sebagai game kompetitif, Pokemon Unite menuntut respon yang cepat. Layar dengan refresh rate 90Hz dan touch sampling rate 180Hz di Reno6, memastikan gerakan di dalam gameplay berjalan mulus dan layar dapat merespon dengan cepat input sentuhan sehingga skill dapat dilepas tepat sasaran.

Chipset Snapdragon 720G dan berpadu RAM 8GB, memungkinkan Reno6 mengatur kualitas grafis ‘highest‘ dan mendukung frame rate ‘high‘. Panel AMOLED 6,4 inci beresolusi FHD+ pun dapat menampilkan grafis yang sangat memanjakan mata. Pada game space, jangan lupa memilih mode performa ‘pro gamer mode’ untuk mengeluarkan kekuatan penuh dari Snapdragon 720G.

Saat bermain game, panggilan telepon masuk dapat mengganggu kualitas jaringan yang berakit kehilangan koneksi. Di game assistant Reno6, terdapat fitur game focus mode yang akan memblokir telepon masuk, notifikasi, alarm, quick settings, dan navigation gesture – untuk mengurangi gangguan yang tidak diinginkan.

Kekuatan chipset, layar refresh rate tinggi, dan rangkaian fitur gaming di Reno6 merupakan satu kesatuan untuk memberikan pengalaman gaming yang menyenangkan. Tentu saja, di game kompetitif seperti Pokemon Unite dapat memperbesar peluang kemenangan.

Tips Bermain Game Pokemon Unite

Ada banyak hal yang harus dipelajari untuk menjadi seorang trainer Pokemon yang kuat di Pokemon Unite, setidaknya tips dasar berikut harus dipahami. Mulai dari jenis role Pokemon dan menguasai penggunaan skill-nya secara optimal, beberapa Pokemon dapat berevolusi di dalam pertandingan.

Di arena Aeos Island, hanya ada dua jalur yang masing-masing terdapat lima goal zone – dua di sisi atas, dua di bawah, dan satu lagi dekat markas. Ingat tujuan utamanya ialah bersaing untuk mendapatkan skor tertinggi dengan cara mengumpulkan Aeos Energy ke dalam Pokeball dan memasukkan ke dalam goal zone lawan.

Di early game, kita bisa farming untuk menaikkan level dengan mengumpulkan Aeos Energy yang bisa didapat dengan cara mengalahkan Pokemon liar yang tersebar di sekitar peta dan membunuh Pokemon di tim lawan. Jangan lupa, Aeos Energy harus dimasukkan ke goal zone lawan yang dapat hancur setelah tim mencetak 100 poin.

Biasanya setelah memasuki mid game, bentrokan tidak bisa dihindari. Setelah goal zone lawan terluar berhasil dihancurkan, untuk mencapai goal zone lawan bagian dalam dibutuhkan kerja sama tim yang baik. Tanpa koordinasi yang baik, bukan tidak mungkin hanya akan jadi bulan-bulanan tim lawan.

Bila Pokemon terbunuh, trainer akan dikeluarkan dari permainan untuk jangka waktu tertentu dan semakin lama seiring berjalannya permainan. Sebagian Aeos Energy yang telah dikumpulkan akan hilang, trainer lain dapat mengambilnya dan mencetaknya ke skor mereka sendiri.

Ya, Pokemon Unite sangat berbeda dengan game Pokemon lain, sama serunya dengan game MOBA lain, dan malah lebih unik. Banyak para reviewer lain mengatakan masih banyak pekerjaan rumah terkait keseimbangan skill Pokemon, namun hal itu akan semakin baik seiring waktu.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

[Review] Xiaomi Mi 11 Lite: Versi Ringan, Fitur Tetap Berbobot

Smartphone flagship Xiaomi terbaru, Mi 11 series memiliki banyak model. Tiga yang masuk Indonesia diantaranya versi original Mi 11, model paling top Mi 11 Ultra, dan Mi 11 Lite yang merupakan versi ekonomis dari anggota keluarganya.

DailySocial Gadget telah kedatangan Mi 11 Lite versi 4G, kalau saya bandingkan spesifikasinya dengan Mi 11, perbedaannya memang sangat jauh dan harganya hingga 63% lebih murah. Apakah Mi 11 Lite tetap dapat menyuguhkan pengalaman premium? Langsung saja, berikut review Xiaomi Mi 11 Lite selengkapnya.

Desain & Build Quality

unboxing-xiaomi-mi-11-lite

Xiaomi Mi 11 Lite tersedia dalam tiga konfigurasi memori, Xiaomi menjualnya dengan harga Rp3.699.000 (6GB+64GB), Rp3.799.000 (6GB+128GB), dan Rp3.999.000 (8GB+128GB). Sebagai pembanding, Mi 11 (8GB+256GB) dibanderol Rp9.999.000 di Indonesia.

Unit review Xiaomi Mi 11 Lite yang saya uji merupakan varian tertinggi, dengan RAM 8GB dan penyimpanan internal 128GB. Kesan pertama saya saat unboxing sangat baik, ia memiliki desain halo ring yang melingkari kamera utama seperti milik Mi 11 dan warna peach pink-nya tampil sangat mempesona.

Setelah menjajalnya selama beberapa waktu, saya akhirnya mengerti maksud lain dari label ‘Lite‘. Hal ini mengacu pada profil bentuknya yang ramping, ketebalannya di angka 6,81 mm dan bobotnya hanya 157 gram sehingga nyaman digenggam dan mudah ditangani dalam aktivitas sehari-hari.

build-quality-xiaomi-mi-11-lite

Build quality-nya cukup premium, baik bagian depan dan belakang terbuat dari material kaca, tetapi bingkainya dari plastik. Permukaan belakangnya memiliki finishing buram yang sudah smudge-resistant sehingga kebal terhadap noda yang ditimbulkan oleh bekas sidik jari.

Mari kita lihat sekeliling bodinya, di sebelah kanan terdapat tombol volume dan power yang terintegrasi dengan sensor sidik jari yang selalu aktif, cepat, dan akurat. Fitur face unlock juga cepat, tetapi tidak lebih aman dari sidik jari.

Sebelah kirinya polos, sisi atas terdapat mikrofon dan IR blaster yang memungkinkan Mi 11 Lite menjadi remote kontrol cadangan untuk perangkat elektronik seperti TV, AC, dan lainnya. Sementara, SIM tray yang berbentuk hybrid, mikrofon utama, port USB-C, dan speaker tersemat di sisi bawah.

Layar AMOLED HDR10

layar-xiaomi-mi-11-lite

Bagian muka mengemas layar 6,55 inci DotDisplay dengan lubang kamera depan 16MP f/2.5 di pojok kiri atas. Model layarnya datar, tidak melengkung di bagian sisinya seperti Mi 11. Bezel samping dan bagian atas simetris dengan ketebalan hanya 1,88 mm, meski begitu Xiaomi berhasil menyematkan gril untuk earpiece di atas layar yang juga dapat berfungsi sebagai speaker stereo.

Selain itu, panel yang digunakan sudah berjenis AMOLED, ditopang resolusi klasik FHD+ dalam rasio 20:9 dan diproteksi Corning Gorilla Glass 5. Dengan refresh rate 90 Hz dan touch sampling rate 240 Hz, membuatnya cukup ideal untuk bermain game kompetitif yang butuh respon cepat.

Xiaomi Mi 11 Lite juga dipastikan dapat memanjakan para penikmat film, sebab layarnya mendukung 10-bit yang berarti dapat menampilkan hingga 1 miliar warna, bersertifikasi HDR10, punya color gamut lebar DCI-P3, dan rasio kontras 5.000.000:1. Di pengaturan layar bisa dijumpai fitur color scheme, di mana pengguna bisa memilih satu dari tiga preset warna termasuk auto, saturated, dan original yang masing-masing mewakili color space tertentu.

Kamera Utama 64MP

kamera-xiaomi-mi-11-lite

Untuk mengabadikan momen dalam kehidupan sehari-hari, Mi 11 Lite mengandalkan tiga unit kamera di belakang. Kamera utamanya menggunakan menggunakan sensor Samsung ISOCELL GW3 beresolusi tinggi 64MP dengan piksel 0,7 µm. Sensor gambar berukuran 1/1.97 inci ini berada di belakang lensa wide 26mm f/1.8.

Pada praktiknya dengan teknologi Tetrapixel 2×2, secara default hasil fotonya menjadi 16MP dengan ukuran per piksel lebih besar 1,7 µm yang mampu menyerap lebih banyak cahaya. Dengan mode night, asalkan memegang kamera dengan stabil saat memotret, hasil foto malam atau di kondisi minim cahaya masih dapat diterima dengan noise minimal.

kamera-xiaomi-mi-11-lite-2

Sebagai pelengkap, ada kamera 8MP menggunakan menggunakan sensor Sony IMX355 dengan lensa ultrawide 16mm f/2.2 yang memberikan bidikan lebar 119 derajat. Bersama kamera 5MP f/2.4 untuk bidikan macro pada jarak sekitar 3 – 7 cm. Berikut beberapa contoh bidikan kamera Mi 11 Lite.

Fitur kamera yang dibawa oleh Mi 11 Lite sangatlah lengkap. Selain mode utama seperti photo, portrait, video, dan pro, pada opsi ‘more‘ ada 12 mode ekstra, meliputi night, 64MP, short video, panorama, documents, vlog, slow motion, time-lapse, dual video, movie effects, long exposure, dan clone.

Bagi para content creator, rangkaian fitur kamera tersebut tentunya dapat membatu dalam pembuatan konten yang lebih bervariasi. Perekaman videonya sendiri mendukung hingga resolusi 4K pada 30fps dan 1080p dengan frame rate 30/60fps.

Yang menarik, mode kamera pro pada Mi 11 Lite bisa digunakan untuk foto dan video. Beberapa pengaturan dapat disesuaikan lebih lanjut, mulai dari ISO, shutter speed, exposure compensation, white balance, focus, tiga lensa meliputi wide, ultrawide, dan macro, log format, zoom, histogram, exposure verification, focus peaking, serta metering mode.

Untuk membantu membuat konten yang lebih kreatif, dengan warna dan gerakan yang tampak sinematik, pengguna bisa mencoba mode vlog dan movie effects. Pada vlog, mode video ini tersedia total 13 template dan ada lima efek dari mode movie effects, semuanya dilengkapi preview sehingga bisa dengan mudah diikuti.

Performa

spesifikasi-xiaomi-mi-11-lite

Sebagai smartphone kelas menengah yang dibanderol dengan harga mulai Rp3.699.000, chipset Qualcomm Snapdragon 732G yang menenagai Mi 11 Lite terbilang mumpuni di kelasnya. Ditambah dukungan RAM LPDDR4X hingga 8GB dan penyimpanan internal UFS 2.2 hingga 256GB.

Lebih detail, SoC ini dibuat pada proses fabrikasi 8nm dan didukung AI Engine generasi ke-4. Membawa CPU octa-core yang terdiri dari dua inti Kryo 470 Gold 2,3 GHz dan enam inti Kryo 470 Silver 1,8 GHz, serta GPU Adreno 618.

benchmark-xiaomi-mi-11-lite-2

Secara keseluruhan, performa dari smartphone yang menjalankan sistem operasi Android 11 dengan sentuhan MIUI 12.5.1 ini tak perlu dipertanyakan lagi. Dipastikan ia dapat menangani berbagai macam keperluan sehari-hari dan mampu menjalankan proses multitasking dengan lancar.

Begitu pula dengan gaming, Genshin Impact dan PUBG Mobile dapat berjalan lancar dengan pengaturan grafis tinggi. Semua kegiatan di perangkat ini mengandalkan baterai berkapasitas 4.250 mAh dan didukung pengisian cepat 33W.

Verdict

android-11-xiaomi-mi-11-lite

Membawa nama besar keluarga flagship Mi 11 series, fitur yang ditawarkan oleh Mi 11 Lite sama sekali tidak mengecewakan. Sebut saja, panel AMOLED FHD+ yang mana saat dipadukan dengan fitur dual speaker dapat menyuguhkan pengalaman premium saat menonton film. Di aplikasi Netflix, Mi 11 Lite dapat memutar film dalam kualitas HDR.

Sementara untuk gaming, kombinasi layar dengan refresh rate tinggi 90Hz dan chipset Qualcomm Snapdragon 732G, memastikan Mi 11 Lite dapat menangani berbagai game kompetitif dengan mulus. Tentu saja karena berada di kelas yang berbeda dengan Mi 11, maka wajar bila kemampuan kamera, performa, dan beberapa aspek lain mengalami penyesuaian.

Xiaomi Mi 11 Lite juga dapat bersaing ketat dengan kompetitor di kelas menengah, baik dari segi desain, fitur, dan spesifikasi. Justru ancamannya datang dari dalam, di mana ia harus berbagi tempat dengan Redmi Note 10 Pro dan Poco X3 Pro yang dijual dengan rentang harga yang tak jauh beda.

Sparks

  • Bodi tipis, build quality bagus dengan desain halo ring seperti Mi 11
  • Panel AMOLED FHD+ HDR10
  • Tiga kamera, kamera utama 64MP
  • Ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 732G yang powerful di kelasnya

Slacks

  • Sensor sidik jari di samping, belum di bawah layar
  • Bodi tanpa sertifikasi rating IP untuk ketahanan terhadap air dan debu
  • Kemampuan kamera dan performa disesuaikan dibanding Mi 11

8 Smartphone dengan Kecepatan Charging Paling Ngebut yang Bisa Dibeli di Indonesia

Di rentang harga berapapun, baterai yang awet selalu menjadi nilai plus untuk sebuah smartphone. Produsen punya sejumlah trik untuk mewujudkannya; mulai dari menggunakan prosesor yang lebih efisien, sampai menambah ketebalan bodi ponsel agar bisa memuat modul baterai yang lebih besar, seperti yang dilakukan Apple baru-baru ini.

Trik lain yang tidak punya dampak langsung tapi cukup efektif adalah menambah kecepatan charging baterainya. Semakin cepat, berarti semakin singkat waktu charging yang dibutuhkan. Semakin singkat waktu pengisiannya, maka semakin lama waktu penggunaan yang bisa didapat konsumen setiap harinya.

Sebelum ini, dukungan fast charging yang amat cepat merupakan kemewahan yang bisa didapat di smartphone kelas flagship saja. Namun itu tak lagi berlaku di tahun 2021, sebab beberapa ponsel kelas menengah pun kini sudah dibekali teknologi pengisian daya cepat yang sama kencangnya dengan ponsel flagship.

Berikut ini adalah 8 smartphone dengan kecepatan charging paling ngebut yang sudah bisa dibeli secara resmi di Indonesia. Beberapa di antaranya duduk di kelas flagship, dan beberapa merupakan smartphone gaming. Namun seperti yang saya bilang, pemain di kelas menengah pun juga ikut unjuk gigi tahun ini.

1. OPPO Find X3 Pro

OPPO merupakan salah satu pelopor tren fast charging, dan lini flagship mereka tidak pernah melewatkan fitur ini. Find X3 Pro hadir membawa baterai 4.500 mAh dengan dukungan fast charging 65 W (SuperVOOC 2.0). OPPO mengklaim bahwa untuk mengisi baterainya dari kosong hingga benar-benar penuh, pengguna hanya perlu waktu 38 menit saja.

Spesifikasinya adalah yang terbaik yang bisa didapat dari OPPO saat ini: Snapdragon 888, RAM 12 GB, storage 256 GB, serta layar OLED 6,7 inci QHD+ dengan refresh rate maksimum 120 Hz. Find X3 Pro mengemas kamera selfie 32 megapiksel dan empat kamera belakang: kamera utama dan ultra-wide 50 megapiksel (Sony IMX766), kamera telefoto 13 megapiksel dengan 5x hybrid zoom, dan kamera microlens 3 megapiksel.

Harganya? Rp15.999.000.

Link pembelian: OPPO Find X3 Pro

2. OPPO Reno6 5G

Find X3 Pro terlalu mahal? Dengan modal Rp7.999.000, alias setengahnya, Anda bisa melirik Reno6 5G yang dibekali baterai 4.300 mAh dan dukungan fast charging 65 W yang sama persis. Berhubung kapasitas baterainya lebih kecil, otomatis waktu charging-nya lebih singkat: 0-100% dalam waktu 28 menit saja.

Perangkat mengemas layar AMOLED 6,4 inci FHD+ 90 Hz, serta ditenagai chipset MediaTek Dimensity 900, RAM 8 GB, dan penyimpanan 128 GB. Konfigurasi kameranya mencakup kamera utama 64 megapiksel, kamera ultra-wide 8 megapiksel, kamera makro 2 megapiksel, dan kamera depan 32 megapiksel.

Link pembelian: OPPO Reno6 5G

3. Xiaomi Mi 11 Ultra

Flagship lain dengan kecepatan charging di atas rata-rata datang dari kubu Xiaomi, yakni Mi 11 Ultra yang mengusung baterai 5.000 mAh dan dukungan fast charging 67 W. Klaimnya, pengisian 0-100% di ponsel ini bisa selesai dalam waktu 36 menit.

Dengan banderol Rp16.999.000, spesifikasinya jelas tidak main-main: Snapdragon 888, RAM 12 GB, storage 256 GB, dan layar AMOLED 6,81 inci QHD+ dengan refresh rate maksimum 120 Hz. Pada tonjolan berukuran jumbo di belakangnya, tertanam kamera utama 50 megapiksel (ISOCELL GN2), kamera ultra-wide 48 megapiksel (Sony IMX586), dan kamera periskop 48 megapiksel dengan 10x hybrid zoom. Untuk swafoto, Mi 11 Ultra mengandalkan kamera 20 megapiksel.

Link pembelian: Xiaomi Mi 11 Ultra

4. Poco X3 GT

Seperti Mi 11 Ultra, Poco X3 GT turut dibekali baterai 5.000 mAh dengan kecepatan charging 67 W, tapi harganya cuma Rp4.399.000 untuk varian 128 GB, atau Rp4.799.000 untuk varian 256 GB. Menurut Xiaomi, pengguna ponsel ini hanya perlu waktu tidak lebih dari 42 menit untuk mengisi baterainya dari kosong sampai penuh.

Spesifikasi ponsel ini sangatlah mumpuni, utamanya berkat chipset Dimensity 1100 dan RAM 8 GB. Layarnya merupakan panel IPS 6,6 inci FHD+ dengan refresh rate 120 Hz. Lalu untuk kameranya, X3 GT mengandalkan kamera utama 64 megapiksel, kamera ultra-wide 8 megapiksel, kamera makro 2 megapiksel, dan kamera selfie 16 megapiksel.

Buat yang penasaran dengan ulasan lengkapnya, silakan kunjungi tautan ini.

Link pembelian: Poco X3 GT

5. Realme GT Master Edition

Di kisaran harga yang hampir sama dengan Poco, ada Realme GT Master Edition yang dijual seharga Rp4.999.000 untuk varian 128 GB, atau Rp5.299.000 untuk varian 256 GB. Namun meski duduk di kelas menengah, kecepatan charging baterai 4.300 mAh-nya tetap ngebut di angka 65 W. Untuk mengisi dari 0-100%, pengguna ponsel ini cuma perlu meluangkan waktu 33 menit saja.

Spesifikasinya pun cukup menggiurkan: Snapdragon 778G, RAM 8 GB, dan layar AMOLED 6,43 inci dengan resolusi FHD+ dan refresh rate 120 Hz. Sistem kameranya terdiri dari kamera utama 64 megapiksel, kamera ultra-wide 8 megapiksel, kamera makro 2 megapiksel, dan kamera depan 32 megapiksel.

Kalau Anda tertarik menggunakan ponsel ini untuk gaming, Anda bisa baca dulu review dari tim Hybrid.co.id.

Link pembelian: Realme GT Master Edition

6. Asus ROG Phone 5

Bicara soal gaming, saatnya kita masuk ke kategori yang lebih spesifik, yaitu smartphone gaming. Opsinya dimulai dari ROG Phone 5, yang datang membawa baterai 6.000 mAh dan dukungan fast charging 65 W. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengisi baterai berkapasitas masif tersebut? Sekitar 1 jam kalau menurut hasil pengujian kami sendiri.

Sebagai ponsel gaming dengan harga Rp9.999.000, spesifikasinya tergolong mengesankan: Snapdragon 888, RAM 8 GB, penyimpanan 128 GB, dan layar AMOLED 6,78 inci FHD+ dengan refresh rate 144 Hz. Ia dibekali kamera utama 64 megapiksel (Sony IMX686), kamera ultra-wide 13 megapiksel, kamera makro 2 megapiksel, dan kamera depan 24 megapiksel.

Link pembelian: Asus ROG Phone 5

7. Black Shark 4

Masih di ranah gaming, alternatif lainnya adalah Black Shark 4. Ponsel ini mengemas baterai 4.500 mAh, dan secara teori mendukung kecepatan charging 120 W. Meski begitu, yang disertakan dalam paket penjualannya adalah charger 67 W — ini sebenarnya sudah sangat ngebut karena diklaim mampu mengisi dari 0-100% dalam waktu sekitar 25 menit saja.

Spesifikasinya meliputi chipset Snapdragon 870, RAM 8 GB, penyimpanan 128 GB, dan layar AMOLED 6,67 inci FHD+ 144 Hz. Tipikal ponsel gaming, kameranya bisa dibilang ala kadarnya, dengan kamera utama 48 megapiksel, kamera ultra-wide 8 megapiksel, kamera makro 5 megapiksel, dan kamera depan 20 megapiksel. Black Shark 4 saat ini bisa dibeli seharga Rp8.159.000.

Link pembelian: Black Shark 4

8. Red Magic 6

Terakhir, ada Red Magic 6 yang membawa baterai 5.050 mAh dan kecepatan charging 66 W. Sayang, yang tersedia dalam boksnya adalah charger 30 W. Jadi kalau ingin menikmati performa charging maksimalnya, konsumen harus menyediakan modal ekstra sebesar Rp499.000.

Ponselnya sendiri dihargai Rp9.499.000. Spesifikasinya di atas kertas amat mengesankan: Snapdragon 888, RAM 12 GB, storage 128 GB, dan layar AMOLED 6,8 inci FHD+ dengan refresh rate 165 Hz. Untuk kameranya, Red Magic 6 dibekali kamera utama 64 megapiksel, kamera ultra-wide 8 megapiksel, kamera makro 2 megapiksel, dan kamera selfie 8 megapiksel.

Link pembelian: Red Magic 6

Gambar header: Onur Binay via Unsplash.

[Bahas] Clone System di OPPO Reno6, Layaknya Menggunakan Dua Smartphone

Semenjak pandemi berlangsung, banyak kegiatan yang dialihkan ke sistem online. Berbagai layanan kini bisa diakses lewat layar smartphone, imbasnya semakin banyak aplikasi yang kita install untuk bermacam-macam keperluan.

Lengkapnya fasilitas di smartphone memang memudahkan pekerjaan kita, namun sangat penting untuk mengelola isi smartphone demi keamanan dan kenyamanan. Mulai dari menyortir aplikasi dan menghapus yang tidak dipakai, menonaktifkan notifikasi yang kurang penting, dan mengelompokkan aplikasi sesuai kategori.

Pada OPPO Reno6, perangkat yang menjalankan ColorOS versi 11.1 berbasis Android 11 ini memiliki rangkaian fitur privasi, termasuk app lock, hide apps, private safe, kid space, dan system cloner yang memungkinkan pengguna menciptakan sistem kedua. Nah bagaimana cara memanfaatkan fitur system cloner?

Cara Mengaktifkan Clone System

Untuk mengaktifkan fitur clone system caranya sangat mudah, pergi ke settings > privacy, pada opsi privacy protection pilih system cloner. Kemudian masukkan kata sandi sistem utama dan buat kata sandi baru untuk sistem kedua.

Langkah selanjutnya daftarkan sidik jari, karena saya sudah menggunakan jempol tangan kanan untuk sistem utama, maka untuk sistem kedua saya memakai jempol kanan kiri. Ya, semudah itu untuk masuk dan keluar atau beralih antara sistem menggunakan sidik jari yang telah kita daftarkan tanpa perlu melakukan restart.

Opsi lain kita bisa mendaftarkan kedua jempol tangan untuk sistem utama dan menggunakan telunjuk kanan atau kiri untuk sistem kedua. Berdasarkan pengalaman, kadang saya tidak sengaja masuk ke sistem kedua dengan jempol kiri, jadi saya memilih mendaftarkan jari telunjuk.

Setelah sistem kedua terbentuk, seperti halnya smartphone baru kita perlu melakukan berbagai persiapan. Mulai dari masuk ke akun Google dan menginstall berbagai aplikasi yang dibutuhkan. Sistem kedua ini terpisah dari sistem utama, kecuali riwayat panggilan telepon dan pesan SMS.

Ada banyak skenario pemanfaatan clone system, misalnya di sistem utama Anda ingin menonjolkan produktivitas dan memisahkan aplikasi hiburan baik itu game, media sosial, dan layanan streaming film ke sistem kedua. Dengan harapan Anda bisa lebih produktif dan tidak mudah ter-distract.

Kalau saya pribadi, memanfaatkan fitur clone system di Reno6 untuk menambah lapisan keamanan. Pada sistem kedua ini saya khususkan untuk menempatkan aplikasi yang bersifat sensitif seperti perbankan, dompet digital, e-commerce, platform exchange, dan sebagainya.

Selain itu, bagi Anda yang mengelola banyak akun media sosial atau punya banyak toko online. Berkat fitur clone system di OPPO Reno6, artinya Anda bisa login dengan lebih banyak akun. Clone system menawarkan kita layaknya memiliki dua smartphone dalam satu genggaman, sangat praktis daripada harus menangani dua perangkat sekaligus.

Ya, OPPO Reno6 merupakan smartphone kelas menengah yang kaya fitur. Sebelumnya saya juga telah membagikan pengalaman menonton film Netflix dalam kualitas HD dan membahas teknologi memory expansion yang memungkinkan memperluas kapasitas RAM secara virtual hingga total 13GB.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Huawei nova 9 Series Resmi dengan HarmonyOS 2.0 dan OLED 120Hz

Saat ini Huawei bukan lagi termasuk pemain smartphone lima besar di dunia. Imbas dari sanksi dari Amerika Serikat juga membuatnya tidak bisa membenamkan konektivitas 5G. Meski demikian, bukan berarti smartphone terbaru Huawei kurang menarik.

Baru-baru ini Huawei telah memperkenalkan smartphone kelas menengah premium mereka, sambutlah nova 9 dan nova 9 Pro. Sama seperti flagship P50 series, nova 9 series juga langsung menjalankan sistem operasi HarmonyOS 2.0.

Tak seperti pendahulunya yang menggunakan chipset Kirin, duo nova 9 ini ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 778G 4G. Ditopang besaran RAM 8GB dan penyimpanan internal 128GB atau 256GB. Khusus nova 9 Pro turut dibekali sistem pendingin VC graphene.

Keunggulan utama nova 9 series terletak pada layarnya, menggunakan panel OLED dengan refresh rate 120Hz dan punya sistem keamanan fingerprint under display. Untuk nova 9 layarnya berukuran 6,57 inci ditopang resolusi 1080×2340 piksel, sedangkan versi Pro mengemas layar lebih besar 6,72 inci dengan resolusi lebih tinggi 1236×2676 piksel dalam aspek rasio yang sama 19.5:9.

Konfigurasi kamera di bagian belakangnya identik, quad-camera dengan kamera utama 50MP f/1.9 RYYB. Ditemani kamera 8MP f/2.2 dengan lensa ultrawide, 2MP f/2.4 untuk macro, dan 2MP f/2.4 sebagai depth sensor. Sementara, kamera depannya 32MP f/2.0 dan untuk versi Pro-nya memiliki satu lagi kamera ekstra yakni 32MP f/2.4 dengan lensa ultrawide 100 derajat.

Perbedaan lainnya, nova 9 dibekali baterai 4.300 mAh dengan fast charging 66W yang dapat mengisi dari baterai kosong ke 100% dalam waktu 38 menit. Sedangkan baterai nova 9 Pro 4.000 mAh, tetapi dengan fast charging 100W yang dapat mengisi penuh 20 menit.

Huawei nova 9 series akan tersedia dalam opsi warna blue, purple, green, dan black. Untuk harga, nova 9 dengan memori 8GB/128GB dibanderol CNY 2.699 (Rp5,9 jutaan) dan CNY 2.999 (Rp6,6 jutaan) untuk versi 8GB/256GB. Kemudian untuk nova 9 Pro 8GB/128GB dijual CNY 3.499 (Rp7,7 jutaan) dan CNY 3.899 (Rp8,6 jutaan) untuk varian 8GB/256GB.

Sumber: GSMArena

[Review] Poco X3 GT: Smartphone 5G Kencang Berkat Dimensity 1100

Poco, sebuah merek independen yang masih di bawah naungan Xiaomi, baru-baru ini meluncurkan sebuah smartphone yang memiliki kinerja tinggi. Selain memiliki kinerja yang tinggi, perangkat yang satu ini juga sudah memiliki kapabilitas untuk terkoneksi dengan jaringan 5G. Poco sendiri juga tidak menjual perangkat ini dengan harga yang melambung tinggi. Smartphone tersebut bernama Poco X3 GT.

Poco X3 GT merupakan perangkat pertama di Indonesia yang menggunakan chipset terbaru dari Mediatek, yaitu Dimensity 1100. Dimensity 1100 sendiri dimasukkan ke dalam chipset flagship oleh sang pembuatnya. Oleh karena itu, Poco X3 GT seharusnya memiliki kinerja yang sama dengan perangkat-perangkat flagship lainnya.

Tidak hanya SoC saja, Poco mempersenjatai X3 GT dengan beberapa peripheral lainnya yang sering ditemukan pada sebuah perangkat flagship. Layar dari Poco X3 GT sudah memiliki kemampuan refresh rate 120 Hz. Selain itu, layar tersebut juga sudah dilindungi dengan Corning Gorilla Glass Victus yang saat ini merupakan yang paling kuat. Baterainya yang berkapasitas 5000 mAh dapat diisi dengan cepat berkat charger 67 watt bawaannya.

Poco X3 GT memiliki spesifikasi sebagai berikut

SoC Mediatek Dimensity 1100
CPU 4 x 2.6 GHz Cortex-A78 +  4x 2.0 GHz Cortex-A55
GPU ARM Mali-G77 MC9
RAM 8 GB LPDDR4x + 2 GB Memory Expansion
Internal 256 GB UFS 3.1
Layar 6,6 inci IPS 2400 x 1080 120Hz Gorilla Glass Victus
Dimensi 163.3 x 75.9 x 8.9 mm
Bobot 193 gram
Baterai 5000 mAh 67 watt charger
Kamera 64 MP / 16 MP utama, 2 MP Macro, 8 MP Ultrawide, 16 MP Selfie
OS Android 11 MIUI 12.5

Untuk hasil pemindaian CPU-Z dan GPU-Z bisa dilihat pada gambar berikut ini

Poco X3 GT juga merupakan yang pertama dari Xiaomi yang memiliki fungsi penambah RAM. Fitur tersebut bernama Memory Extension yang dapat memperluas kapasitas RAM untuk cache sebesar 2 GB. Poco X3 GT juga sudah dilengkapi dengan NFC yang bisa digunakan untuk mengisi kartu uang elektronik. Perangkat ini juga sudah memiliki Dolby Atmos.

Unboxing

Inilah yang akan ditemukan didalam kotak paket penjualannya. Xiaomi sudah memberikan charger 67 watt langsung didalam paket penjualannya. Hal ini tentunya bakal mempercepat pengisian daya baterai dari Poco X3 GT.

Desain

Jika Poco X3 NFC dan X3 Pro memiliki desain belakang yang sama, hal tersebut tidak pada Poco X3 GT. Desain kameranya kembali diletakkan di sebelah kiri atas. Selain itu, logo Poco juga memiliki posisi yang sama dengan Redmi, yaitu di kiri bawah. Untuk warna yang saya dapatkan memiliki nama warna Cloud White.

Layar Poco X3 GT memiliki resolusi 2400×1080 pada layar dengan dimensi 6,6 inci ini serta memiliki refresh rate 120 Hz. Smartphone ini sudah menggunakan layar dengan jenis Super AMOLED dan dilindungi dengan Gorilla Glass Victus terbaru dari Corning sehingga lebih tahan terhadap goresan serta benturan. Hal tersebut menyebabkan Poco X3 GT memiliki kaca yang paling keras pada lini X3 untuk saat ini.

Pada sisi belakangnya, terdapat ruang kotak yang berisikan kamera dengan LED Flash. Kamera utama dengan 64 MP berada pada bagian atas dan LED berada persis di sebelah kanannya. Kamera ultrawide ada pada bagian tengah dari kotak ini. Kamera makro ada pada bawah.

Pada bagian atasnya ditemukan sensor inframerah, microphone, dan speaker tambahan untuk menyajikan suara stereo. Volume naik dan turun serta tombol power yang juga merupakan pemindai sidik jari diletakkan pada sisi sebelah kanan. Dan pada bagian bawahnya terdapat slot USB-C, speaker,  serta microphone utama. Slot nano SIM serta microSD (slot hibrid) terletak pada bagian kirinya.

Poco X3 GT tidak memiliki port audio 3.5 mm, sehingga pengguna diharuskan memakai converter bawaan dari USB-C ke audio. Jika kabel tersebut hilang atau tertinggal, maka pengguna hanya bisa mengandalkan earphone bluetooth atau TWS. Untungnya, Poco X3 GT sudah menggunakan Dolby Atmos sehingga suara yang dikeluarkan dari earphone menjadi lebih lengkap.

Poco X3 GT yang saya uji sudah menggunakan MIUI versi 12.5.1 versi Poco. Versi Poco tidak memiliki pilihan untuk menghilangkan app drawer-nya. Sistem operasi yang digunakan sudah memakai Android 11. Versi 12.5 sendiri sudah memiliki beberapa peningkatan yang membuatnya lebih responsif dibandingkan dengan versi 12.0.x sebelumnya.

Poco X3 GT juga membawa sebuah fitur baru untuk melegakan RAM. Fitur tersebut bernama Memory ExtensionMemory Extension akan memberikan ruang tambahan pada RAM dengan membuat ruang memori virtual pada penyimpanan internal. Hal ini akan membuat sistem menaruh beberapa cache pada memori virtual sehingga RAM-nya menjadi tidak penuh.

Fitur ini kemungkinan besar tidak akan sering digunakan untuk pemakaian sehari-hari. Kecuali Anda membuka banyak aplikasi (yang tentunya akan memboroskan baterai), maka RAM tentu akan menaruh sebagian isinya pada penyimpanan internal. Namun berhati-hatilah, karena penyimpanan internal memiliki daur penulisan yang terbatas.

Jaringan

Poco X3 GT menggunakan chipset Dimensity 1100 yang memang ditujukan untuk perangkat flagship. Oleh karena itu, perangkat ini sudah menggunakan modem yang sudah mendukung teknologi terkini, seperti Carrier Aggregation untuk 4G maupun 5G. Modem yang digunakan oleh Dimensity 1100 juga sudah mendukung semua jaringan yang ada saat ini.

Smartphone ini sudah mendukung bandwidth 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 18, 19, 26, 28, 38, 40, 41, dan 42 untuk jaringan 4G. Sedangkan untuk jaringan 5G, Poco X3 GT sudah mendukung bandwidth n1, n3, n28, n41, n77, n78. Sayang memang, perangkat ini belum mendukung jaringan n40 yang digunakan oleh provider seluler terbesar di Indonesia. Walaupun begitu, Poco yakin bahwa Telkomsel nantinya tidak hanya menggunakan n40 saja.

Dimensity 1100 mendukung fungsi Smart 5G Power Saving. Teknologi ini secara cerdas akan mengidentifikasi kekuatan sinyal di sekitarnya dan beralih antara 4G dan 5G tanpa jeda waktu peralihan. Hal tersebut akan menghasilkan konsumsi daya yang 30% lebih rendah dibandingkan dengan smartphone tanpa fitur Smart 5G.

Untuk konektivitas WiFi, Poco X3 GT sudah bisa terkoneksi dengan WiFi 6 atau yang dikenal dengan 802.11 AX. Hal ini menandakan bahwa perangkat ini mampu terhubung dengan jaringan 5 GHz dari sebuah router WiFi yang lebih kencang dari 802.11 AC. Kecepatannya sendiri tentunya juga lebih kencang dari WiFi pada jaringan 2.4 GHz.

Kamera: 64 MP buatan Omnivision

Kali ini, Xiaomi hanya membenamkan tiga buah kamera pada Poco X3 GT. Hal tersebut terdiri dari kamera 64 MP dengan sensor Omnivision OV64B yang memiliki filter quad bayer yang menghasilkan resolusi 16 MP. Kamera kedua adalah wideangle 8 MP yang menggunakan sensor Sony IMX 355. Terakhir adalah kamera makro dengan resolusi 2 MP.

Kamera utama yang dimiliki oleh Poco X3 GT ternyata tidak mengecewakan. Hal ini dapat dilihat pada pengambilan gambar di cahaya yang baik. Menurut saya, hasilnya akan lebih baik lagi saat AI dinyalakan, karena akan menambah sedikit kontras pada gambar. Sayangnya, saya tidak sempat menguji pada malam hari karena hujan.

Kamera ultrawide yang terpasang juga menghasilkan gambar yang cukup baik. Akan tetapi, bagian-bagian yang terkena pendaran cahaya akan menjadi cukup buram. Noise yang dihasilkan juga cukup minim di bagian-bagian yang gelap.

Untuk kamera makro, well, hanya memiliki resolusi 2 MP saja. Hasilnya juga tidak memukau. Walaupun begitu bagi mereka yang gemar mengambil gambar dengan jarak yang dekat, bisa menggunakan kamera ini.

Kamera selfie pada Poco X3 GT memiliki resolusi 16 MP yang juga menggunakan quad bayer. Pada beberapa kasus, hasilnya tidak terlalu tajam dan overexposure. Tingkat noise-nya juga cukup terlihat pada bagian-bagian yang gelap. Akan tetapi, warna yang dihasilkan cukup bagus.

Pengujian

Smartphone Android Poco X3 GT menggunakan chipset kelas flagship dari Mediatek dengan Dimensity 1100. Prosesor yang terpasang pada Dimensity 1100 terdiri dari 4 inti Cortex A78 berkecepatan 2,6 GHz pada cluster performa dan 4 inti Cortex A55 berkecepatan 2 GHz pada cluster efisien. GPU yang digunakan oleh Mediatek adalah ARM Mali-G77 MC9. Dengan spesifikasi seperti ini tentu saja akan memberikan tenaga yang kencang.

Lalu sekencang apa chipset Dimensity 1100 ini? Dua skenario tentu saja saya gunakan. Yang pertama sudah pasti untuk bermain game dan yang kedua dipakai untuk bekerja sehari-hari. Perangkat ini sendiri sudah saya gunakan selama dua minggu penuh.

Bermain: Tidak panas dan lancar

Seperti yang sudah dikatakan di atas, Dimensity 1100 menggunakan empat inti prosesor Cortex A78 yang baru di tambah GPU ARM Mali G77 MC9. Perpaduan ini tentu saja memberikan performa yang sangat baik untuk menjalankan game di lingkungan Android. Hal tersebut juga berarti bahwa pada beberapa game, akan lancar dijalankan dengan menggunakan setting yang tinggi.

Genshin Impact pada 60 fps sudah pasti menjadi benchmark saya. Poco X3 GT terbukti mampu menjalankan setting high dengan frame rate yang cukup baik. Setelah bermain selama sekitar 30 menit, saya tidak merasakan panas yang mengganggu pada tangan saya. Oleh karena itu, saya bisa katakan bahwa LiquidCool Tech 2.0 yang ada pada perangkat ini cukup berhasil.

Selanjutnya untuk PUBG Mobile, sayangnya, belum mendukung layar 120 Hz dan 90 fps pada smartphone ini. Oleh karena itu, game yang satu ini saya skip karena sudah pasti bisa dijalankan pada frame rate yang dibatasi oleh PUBG Mobile. Saya juga menjalankan game Marvel Future Revolution dan mendapatkan frame rate yang tinggi pada setting paling tinggi pula. Terakhir, saya menggunakan game 1945 AirForce untuk membuktikan bahwa layar ini bisa menjalankan game dengan frame rate 120 fps.

Dengan menggunakan aplikasi GameBench, berikut adalah hasilnya

Untuk Bekerja: Lancar

Poco X3 GT tidak hanya nyaman digunakan untuk bermain game. Akan tetapi, mereka yang menggunakan smartphone sebagai perangkat untuk memperlancar pekerjaannya juga akan merasa nyaman menggunakannya. Aplikasi Trello, Slack, GMail, Whatsapp, Telegram, Facebook, Tiktok, serta Chrome yang menggunakan banyak tab akan berjalan tanpa lag. Apalagi, tambahan 2 GB pada memory Extension juga cukup membantu multitasking.

Menggunakan aplikasi Office seperti WPS juga tidak akan ditemukan masalah. Selain itu, melakukan editing video untuk keperluan tugas sekolah anak juga terasa lebih cepat. Saya juga masih belum merasakan panas yang sangat mengganggu saat melakukan rendering. Hal ini membuat saya cukup nyaman saat menggunakannya.

Benchmarking

Tidak pas rasanya jika keluarga Poco X3 tidak saya hadirkan para pengujian kali ini. Oleh karena itu, saya kembali memasukkan Poco X3 NFC serta Poco X3 Pro sebagai pembanding kali ini. Hal ini tentu saja bukan untuk menentukan siapa yang buruk atau lebih bagus karena setiap perangkat sudah memiliki sasaran pasarnya sendiri.

Berikut adalah hasilnya

Uji baterai: 5000 mAh

Menguji baterai, apalagi dengan kapasitas 5000 mAh, memang akan memakan banyak waktu. Sayangnya, aplikasi yang ada saat ini tidak merepresentasikan pemakaian sehari-hari. Sebuah pengujian menunjukkan bahwa pemakaian smartphone tidak didominasi untuk bermain game, namun untuk hiburan seperti menonton video dan mendengarkan musik serta sosial media.

Saya mengambil patokan dengan menggunakan sebuah file MP4 yang memakai resolusi 1920 x 1080 yang diulang sampai baterai habis. Poco X3 GT dapat bertahan hingga 15 jam 31 menit. Setelah habis, saya langsung mengisi kembali baterainya dengan menggunakan charger bawaan 67 watt. Hasilnya, baterai akan terisi penuh dalam waktu kurang lebih 47 menit.

Verdict

Pilihan dalam membeli sebuah smartphone pada rentang harga 4 jutaan semakin banyak. Hal tersebut dipenuhi oleh Poco yang saat ini sudah melepas brand-nya dari Xiaomi dengan Poco X3 GT. Hal ini juga menjadikan pilihan untuk mereka yang suka dengan chipset Mediatek. Dan tentunya, perangkat ini sudah mendukung jaringan 5G.

Kinerja yang dihasilkan oleh Poco X3 GT memang sangat baik pada rentang harganya. Dengan Dimensity 1100, sepertinya tidak akan ada (kecuali terkena bug) aplikasi dan game yang bakal pelan atau lag. Oleh karenanya, selain nyaman digunakan untuk bermain, perangkat ini juga cocok untuk mereka yang bekerja dengan mengandalkan smartphone. Sehingga pengguna akan nyaman bekerja di mana pun.

Kamera yang digunakan pada Poco X3 GT juga cukup bisa diandalkan. Walaupun begitu, saya masih akan melakukan editing jika ingin mencetak hasil gambarnya. Baterai yang digunakan juga memiliki daya tahan yang cukup panjang. Selain itu, pengisian dayanya juga cepat dan kurang dari 50 menit.

Poco X3 GT dijual dengan harga Rp. 4.799.000 untuk varian yang saya dapatkan, 8/256 serta Rp. 4.399.000 untuk varian 8/128. Harga seperti ini memang tergolong terjangkau jika kita membandingkannya dengan kinerja yang dimiliki. Oleh karena itu, perangkat ini pantas menyandang smartphone terjangkau untuk para gamer serta mobile worker.

Sparks

  • Gorilla Glass Victus membuat kacanya lebih tahan terhadap benturan
  • Refresh rate 120 Hz yang nyaman di mata
  • Dimensity 1100 yang kencang membuat lebih responsif
  • Daya tahan baterai yang panjang serta pengisian daya yang cepat
  • Dual 5G dan WiFi 6
  • Speaker Stereo disertai dengan Dolby Atmos
  • Harga jual yang cukup terjangkau berbanding kinerja yang diberikan

Slacks

  • Walaupun memiliki storage hingga 256 GB, namun microSD masih sering digunakan oleh konsumen Indonesia
  • Kamera makro yang kurang tajam karena hanya 2 MP
  • Kamera utama tidak memiliki OIS
  • Tidak mendukung jaringan 5G Telkomsel di N40

Microsoft Umumkan Surface Pro 8, Surface Go 3, Surface Laptop Studio, dan Surface Duo 2

Menyambut perilisan Windows 11 yang sudah semakin dekat, Microsoft memperkenalkan sederet perangkat baru dari ekosistem Surface-nya. Sebagian besar adalah suksesor dari perangkat generasi sebelumnya, akan tetapi Microsoft juga memperkenalkan satu perangkat Surface yang benar-benar baru.

Total ada empat perangkat anyar yang Microsoft umumkan: Surface Pro 8, Surface Go 3, Surface Laptop Studio, dan Surface Duo 2. Langsung saja, mari kita bahas satu demi satu.

Surface Pro 8

Sesuai namanya, Surface Pro 8 merupakan penerus dari Surface Pro 7 yang dirilis dua tahun silam. Microsoft mengklaim performanya dua kali lebih kencang berkat penggunaan prosesor Intel generasi ke-11, akan tetapi konsumsi baterainya tetap irit dan bisa mencapai angka 16 jam pemakaian. Sebagai perangkat yang mengantongi sertifikasi Intel Evo, Surface Pro 8 juga dilengkapi sepasang port Thunderbolt 4.

Namun yang bakal terdengar lebih menarik justru adalah perubahan desain dan layarnya. Bezel-nya menipis dan layarnya membesar menjadi 13 inci, tapi ketajaman layarnya sama persis berkat resolusi 2880 x 1920. Yang lebih istimewa, panel layarnya sudah mengadopsi refresh rate 120 Hz.

Layarnya ini juga kompatibel dengan stylus baru bernama Surface Slim Pen 2. Saat sedang tidak digunakan, stylus-nya bisa disimpan dan dicas di dalam ceruk yang terdapat pada aksesori keyboard-nya. Pun demikian, semua aksesorinya ini opsional dan harus dibeli secara terpisah; paket penjualan Surface Pro 8 yang dihargai mulai $1.100 hanya mencakup tablet-nya saja.

Untuk mengakomodasi penggunaan selama pandemi, Microsoft tak lupa membekali Surface Pro 8 dengan kamera depan 5 megapiksel, sepasang mikrofon premium, speaker Dolby Atmos, dan kamera belakang 10 megapiksel yang juga bisa merekam video 4K.

Surface Go 3

Seperti pendahulunya, Surface Go 3 merupakan tablet termurah sekaligus terkecil yang Microsoft tawarkan, dengan banderol mulai $400 dan layar 10,5 inci. Ia tetap kompatibel dengan aksesori keyboard dan stylus, tapi sekali lagi semua itu sayangnya harus konsumen tebus secara terpisah.

Dari segi fisik, Surface Go 3 memang tidak menerima pembaruan apa-apa, akan tetapi jeroannya kini lebih bertenaga. Pada varian termahalnya, Surface Go 3 mengemas prosesor Intel Core i3 generasi ke-10, dan performanya diyakini 60% lebih gegas daripada pendahulunya yang ditenagai prosesor Intel Core m3.

Surface Laptop Studio

Inilah perangkat gres yang saya maksud. Tidak seperti kebanyakan perangkat di lini Surface, Surface Laptop Studio merupakan sebuah laptop tulen yang layarnya tidak bisa dicopot sama sekali. Sebagai gantinya, Microsoft membekalinya dengan engsel layar yang cukup unik.

Jadi saat perangkat dibuka, layarnya bisa ditarik ke arah pengguna sehingga menutupi keyboard, cocok untuk kegiatan-kegiatan seperti streaming video, gaming, atau mempresentasikan sesuatu. Dalam posisi ini, touchpad-nya tetap bisa digunakan seperti biasa.

Lalu dari posisi seperti tenda tadi, layarnya bisa didorong ke bawah hingga nyaris rata dengan keyboard. Posisi ini tentu sangat ideal untuk menggambar menggunakan stylus. Selesai menggambar, stylus-nya bisa ditempelkan secara magnetis ke celah di bagian dasar laptop.

Secara keseluruhan, perangkat ini mengingatkan saya pada Surface Studio, tapi yang wujudnya laptop ketimbang PC AIO.

Melihat skenario-skenario penggunaannya tadi, jelas sekali kalau Microsoft membidik kalangan kreator sebagai target pasar dari perangkat ini. Itulah mengapa spesifikasinya juga sangat mumpuni: prosesor Intel Core generasi ke-11 (Tiger Lake-H35), serta GPU Nvidia GeForce RTX 3050 Ti pada varian tertingginya. Di Amerika Serikat, Surface Laptop Studio dijual dengan harga mulai $1.600.

Surface Duo 2

Surface Duo yang dirilis tahun lalu bisa dibilang hadir di waktu yang kurang tepat; dunia baru saja familier dengan kategori perangkat foldable, dan spesifikasinya juga tergolong tua untuk standar 2020. Tahun ini, Microsoft setidaknya sudah bisa menjawab keluhan terkait spesifikasinya.

Surface Duo 2 ditenagai oleh chipset Qualcomm Snapdragon 888, kemajuan pesat dibanding Snapdragon 855 yang digunakan pendahulunya, dan yang pada akhirnya mendatangkan kapabilitas 5G. Kapasitas RAM-nya naik menjadi 8 GB, sementara storage-nya tersedia dalam opsi 128 GB, 256 GB, dan 512 GB.

Seperti versi pertamanya, Surface Duo 2 mengusung sepasang layar AMOLED yang identik. Masing-masing kini memiliki ukuran yang lebih besar; 5,8 inci, dengan resolusi 1344 x 1892 dan refresh rate 90 Hz (adaptif). Kalau digabung, kedua layarnya memiliki panjang diagonal 8,3 inci. Lalu saat ditutup, porsi kecil layar di bagian engselnya dapat menampilkan informasi seperti notifikasi atau sisa baterai.

Dua layar yang bersebelahan ini jelas sangat ideal untuk menunjang produktivitas, namun Microsoft rupanya juga tidak segan mempromosikan Surface Duo 2 untuk keperluan gaming. Microsoft bilang ada sekitar 150 judul game Android yang telah dioptimalkan untuk Surface Duo 2, sehingga game beserta controller virtualnya bisa ditampilkan secara terpisah di kedua layarnya.

Sektor penting lain yang ikut diperbarui adalah kamera. Kalau versi pertamanya cuma punya satu kamera saja di atas layarnya, Surface Duo 2 punya kamera belakang yang proper. Bukan cuma satu, melainkan tiga sekaligus: kamera utama 12 megapiksel f/1.7 dengan OIS, kamera ultra-wide 16 megapiksel f/2.2, dan kamera telefoto 12 megapiksel f/2.4 dengan OIS. Di saat yang sama, Surface Duo 2 tetap punya kamera selfie 12 megapiksel.

Secara fisik, Surface Duo 2 sedikit lebih tebal dari versi pertamanya; 5,5 mm saat dibuka, 11 mm saat ditutup. Kabar baiknya, kapasitas baterainya naik drastis dari 3.577 mAh menjadi 4.449 mAh. Perangkat ini belum mendukung wireless charging, tapi setidaknya ia sudah punya NFC (yang absen di versi sebelumnya).

Di AS, harga Surface Duo 2 dipatok mulai $1.500, atau $100 lebih mahal daripada pendahulunya.

Sumber: Microsoft.

Samsung Ungkap Fitur Canggih dari Sensor Gambar 200MP ISOCELL HP1

Sebelumnya pada awal bulan September, Samsung telah memperkenalkan sensor gambar flagship ISOCELL HP1 yang menawarkan resolusi mencapai 200MP. Padahal 108MP saja sudah tergolong sangat tinggi dan kini Samsung telah mengungkap lebih detail fitur-fitur canggih dari sensor tersebut.

Keunggulan sensor ISOCELL HP1 ini adalah dapat menghasilkan output gambar yang berbeda sesuai kondisi pencahayaan. Hal itu berkat algoritme remosaicing yang berbasis deep learning.

Dalam kondisi minim cahaya, ia akan menggunakan metode pixel binning 4×4 yang menggabungkan 16 piksel menjadi satu piksel untuk mencapai foto 12,5MP dengan piksel besar 2,56 μm. Sebaliknya saat memotret di kondisi cahaya yang ideal, ia akan menggunakan 2×2 untuk foto50 MP dengan piksel 1,28 μm.

Pada mode 50MP, ia dapat merekam video 8K (7.680×4.320 piksel) pada frame rate 30 fps dengan crop minimum. Pengguna juga diizinkan menggunakan resolusi native 200MP dengan piksel 0,64 μm.

Proses pengambilan gambarnya didukung teknologi Smart-ISO Pro yang dapat meningkatkan kualitas foto di kondisi pencahayaan dengan kontras tinggi dengan menggabungkan bidikan ISO rendah dan tinggi menjadi satu. Juga dapat meningkatkan kualitas video HDR yang lebih tajam dan artefak gerak yang lebih sedikit.

Kemudian ada Staggered HDR yang menawarkan dynamic range lebar hingga 100dB, caranya dengan mengambil frame pada short, middle, dan long exposure untuk mengekspos shadow dan highlight secara akurat. Serta, mendukung teknologi multisampling untuk mengurangi noise dengan menganalisis beberapa pembacaan setiap piksel dan meratakannya menjadi satu.

Selain itu, untuk memastikan kinerja sistem autofocus yang cepat dan akurat, Samsung melengkapi ISOCELL HP1 dengan teknologi phase detection Double Super PD. Dengan piksel autofocus dua kali lebih banyak dari Super PD sehingga dapat menangkap subjek yang bergerak cepat.

Sumber: GSMArena

Begini Cara Nonton Film Netflix Kualitas HD di OPPO Reno6

Kapan terakhir kalian nonton film di bioskop kesayangan? Mungkin ada yang sejak pandemi belum pernah lagi pergi ke bioskop. Ya, banyak orang yang merindukan sensasi mendebarkan saat menonton film layar lebar di bioskop.

Sekarang ini layanan video on demand seperti Netflix, Disney+ Hotstar, dan lainnya mengalami pertumbuhan pengguna yang sangat signifikan. Berbagai film hollywood terbaru dan film serial populer bisa diakses di layar smartphone dari rumah.

Tentu saja, pengalaman menonton film di smartphone tidak bisa dibandingkan dengan bioskop. Meski begitu, beberapa smartphone di pasaran sanggup menyuguhkan pengalaman menonton film premium, salah satunya OPPO Reno6, berikut alasannya.

Sertifikasi Widevine L1

Perlu diketahui bahwa tidak semua smartphone dapat memutar film dalam kualitas HD di aplikasi video streaming. Setidaknya ada dua syarat yang harus dipenuhi, pertama perangkat tersebut harus mendapatkan sertifikasi Widevine DRM Level 1 (L1) dan kedua diakui oleh penyedia layanan dalam hal ini contohnya Netflix dan Amazon Prime Video.

OPPO Reno6 sudah mendapatkan kedua restu tersebut, kita bisa mengeceknya melalui aplikasi DRM Info. Kemudian di aplikasi Netflix, pada film yang akan kita putar muncul label HD dan pilih opsi pilih maximum data di pengaturan video playback, jadi bila menggunakan jaringan seluler pastikan memiliki paket internet dengan kuota besar.

Layar AMOLED FHD+

Selain sertifikasi Widevine L1, kualitas layar smartphone juga dapat mempengaruhi pengalaman menonton. Di Reno6, OPPO menggunakan panel berjenis AMOLED yang ditopang resolusi tinggi FHD+ dalam aspek rasio memanjang 20:9 sehingga sangat cocok untuk nonton film layar lebar.

Karena sekitar 91,7% bagian muka didominasi oleh layar, konten video pun dapat ditampilkan secara imersif. Biar lebih memanjakan mata lagi, pergi ke pengaturan layar di Reno6 dan pilih screen color mode ke vivid, yang mendukung color gamut 93,28% DCI-P3 dan 135,13% sRGB. Selain itu, jangan ragu memaksimalkan kecerahan layar dan tak perlu cemas baterai akan cepat habis. Sebab kapasitas baterai Reno6 besar, 4.310 mAh dan didukung pengisian cepat 50W Flash Charge.

Speaker Dolby Atmos

Reno6 memang hanya dibekali satu speaker saja di bagian bawah, tetapi kita tetap mendapatkan suara surround yang cukup lantang berkat speaker Dolby Atmos. Detail kecil dari efek suara di film pun terdengar dengan jelas.

Bila ingin mendapatkan pengalaman audio yang lebih imersif lagi, pasangan sempurna dari Reno6 saat nonton film ialah TWS terbaru OPPO Enco Air yang dibanderol Rp999.000. TWS ini memiliki peningkatan suara bass melalui driver titanium komposit 12mm dan tersertifikasi High-Performance/Low Latency dari TÜV Rheinland.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Xiaomi Luncurkan Redmi 10 dan Mi Pad 5: 50 MP untuk Entry Level dan Snapdragon 860 untuk Tablet

Setelah lama menjual produknya di Indonesia, akhirnya pada kuartal ke 2 tahun 2021, Xiaomi berhasil menduduki peringkat 1 dari berbagai lembaga survey. Oleh karena itu, Xiaomi mengadakan sebuah acara yang dinamakan #“1 Fest by Xiaomi untuk merayakan keberhasilannya. Pada acara tersebut, ternyata Xiaomi juga meluncurkan 2 perangkat barunya. Keduanya adalah Redmi 10 dan Xiaomi Pad 5.

“Kami senang dapat menyelenggarakan acara hari ini yang kami hadirkan dalam bentuk festival. Xiaomi Festival terselenggara sebagai wujud persembahan kami pada Xiaomi Fans telah tiada henti mendukung selama ini sekaligus menjadi selebrasi atas pencapaian kami sebagai smartphone No.1 di Indonesia. Kami akan terus berinovasi dan menghadirkan produk menakjubkan dengan harga sebenarnya untuk mendukung gaya hidup para pengguna kami, diantaranya yang malam ini juga kami perkenalkan, yaitu Redmi 10, Jagoannya 50MP dan Xiaomi Pad 5 yang kami yakini akan menjadi tablet favorit semua orang,” ujar Alvin Tse, Country Director Xiaomi Indonesia.

Smartphone Redmi 10 merupakan perangkat entry level pertama di dunia yang menggunakan Mediatek Helio G88. Perangkat ini juga yang pertama menggunakan sensor 50 MP dari Samsung, yaitu ISOCELL JN1 pada sebuah perangkat entry level pula. Xiaomi juga akhirnya membawa layar dengan refresh rate 90 Hz pada kelas pemula tersebut. Selain itu, perangkat ini juga sudah dipersenjatai dengan speaker stereo.

Perangkat ke 2 yang diperkenalkan pada festival tersebut adalah Xiaomi Pad 5. Xiaomi Pad 5 merupakan sebuah tablet yang menggunakan chipset kencang Snapdragon 860. Tablet ini juga sudah menggunakan layar 11 inci dengan refresh rate 120 Hz serta baterai besar berkapasitas 8720 mAh. RAM 6 GB serta penyimpanan internal 256 GB adalah yang diluncurkan di Indonesia.

Spesifikasi keduanya adalah sebagai berikut

Redmi 10 Xiaomi Pad 5
SoC Mediatek Helio G88 Qualcomm Snapdragon 860
CPU 2×2.0 GHz Cortex-A75 + 6×1.8 GHz Cortex-A55 1×2.96 GHz Kryo 485 Gold + 3×2.42 GHz Kryo 485 Gold + 4×1.78 GHz Kryo 485 Silver
GPU Mali-G52 MC2 Adreno 640
RAM 4 GB dan 6 GB 6 GB
Internal 64 GB dan 128 GB 256 GB
Layar 6.5″ 2400×1080 90Hz Gorilla Glass 3 11″ 2560×1600 120 Hz
Dimensi 162 x 75.5 x 8.9 mm 254.7 x 166.3 x 6.9 mm
Bobot 181 gram 511 gram
Baterai 5000 mAh 8720 mAh
Kamera 50 MP / 12,5 MP main, 8 MP Ultrawide, 2 MP Macro, 2 MP Depth, 8 MP Selfie 13 MP main, 8 MP Selfie
OS Android 11 MIUI 12.5

Perangkat selanjutnya yang diperkenalkan adalah Mi Smart Air Fryer 3.5L. Alat untuk memasak tanpa minyak dan api ini dapat menampung hingga 3,5 liter makanan. Selain itu, air fryer ini juga bisa diatur temperaturnya dari 40 hingga 200 derajat celcius.

Terakhir, Xiaomi memperkenalkan Mi WiFi Range Extender AC1200. Perangkat yang satu ini merupakan penerus dari Mi WiFi Range Extender yang sebelumnya hanya bisa di 2,4 GHz saja. Perangkat baru ini bisa memanjangkan sinyal 5 GHz dari sebuah router.

Xiaomi menjual Redmi 10 pada harga Rp. 2.099.000 untuk 4/64 GB dan Rp. 2.499.000 untuk 6/128 GB. Penjualannya akan dilaksanakan pada tanggal 22 September 2021. Untuk Xiaomi Pad 5, akan dijual pada harga Rp. 4.999.000. Tablet ini sendiri akan dijual pada tanggal 28 September 2021.

Xiaomi tanpa Mi

Jika Anda perhatikan, Xiaomi meluncurkan tablet terbarunya di Indonesia sudah tidak lagi menggunakan nama Mi. Hal tersebut juga bakal berlaku bagi semua perangkat Mi atau seri flagship dari Xiaomi. Saya cukup penasaran apa alasan dibalik menghilangkan nama Mi yang sudah melekat dari pertama kali perangkat Xiaomi diluncurkan.

Alvin Tse selaku Country Director Xiaomi Indonesia mengatakan bahwa memang semua seri Mi akan diubah namanya menjadi seri Xiaomi. Hal ini baru saja diubah oleh Xiaomi pusat semenjak 2 bulan yang lalu. Xiaomi juga sudah mengubah logo mereka menjadi lebih melengkung pada ujungnya. Logo tersebut membuat branding-nya lebih hidup.

Mereka juga ingin membuat orang untuk lebih mengingat merek Xiaomi dan membuat konsumen tidak bingung, sehingga membuat nama perusahaan menjadi nama seri smartphone. Hal ini juga untuk menyeragamkan merek Xiaomi. Oleh karena itu, ke depannya penamaan perangkat Mi akan menjadi seperti Xiaomi 12, Xiaomi 11T, dan seterusnya.

Memory Expansion, kapan untuk semua perangkat?

Saat ini, fitur memory expansion yang membuat sebuah perangkat memiliki virtual memory sudah hadir di Xiaomi. Namun, sepertinya fitur ini hanya untuk beberapa perangkat baru saja. Saya menanyakan kepada Alvin apakah fitur ini nantinya bakal hadir untuk semua perangkat Xiaomi?

Alvin menjawab bahwa fitur memory expansion pertama kali muncul pada Poco X3 GT. Perangkat ke 2 di Indonesia yang mengadopsi fitur ini adalah Redmi 10 yang baru saja diluncurkan. Tentunya, fitur ini nantinya bakal dimasukkan ke dalam MIUI baru yang akan diterima sampai 3 tahun semenjak perangkat itu diluncurkan. Walaupun begitu, ada keterbatasan beberapa chipset yang membuat fitur ini tidak tersedia untuk semua.

Seiring dengan waktu, perangkat yang menggunakan chipset yang mendukung fitur virtual RAM ini akan mendapatkannya. Tentunya fitur yang memanfaatkan  penyimpanan dengan model baru menjadi RAM akan membuat pengguna lebih nyaman. Hal ini juga akan berpengaruh pada saat perangkat sedang menjalankan multitasking.