Kenali 16 Startup Social Commerce Indonesia 

Dilansir oleh Data Reportal, jumlah pengguna media sosial di Indonesia tiap tahunnya meningkat. Pada Januari 2020 tercatat 160 juta penduduk Indonesia menggunakan media sosial dan tren ini akan terus meningkat. Pertumbuhan ini pun  dipandang menjadi kesempatan tersendiri bagi pelaku social commerce.

Sederhananya sebuah platform social commerce memanfaatkan jejaring yang dimiliki oleh pengguna akhir untuk melakukan transaksi jual-beli barang. Bisa melalui media sosial, aplikasi pesan, bahkan word of mouth. Laporan Mckinsey, juga menyebutkan sekitar 40% dari pasar e-commerce di Indonesia merupakan social commerce

Platform social commerce juga menjembatani mitra pedagang dengan brand principal yang membutuhkan sistem distribusi yang lebih efisien. Berikut ini daftar startup social commerce yang saat ini beroperasi di Indonesia:

Berkahi

Berkahi adalah platform untuk menjual produk-produk UMKM yang halal, aman, dan berkualitas, dengan visi dan tujuan untuk membantu pelaku-pelaku bisnis kecil dan perorangan untuk bersaing dengan perusahaan besar dan yang sudah maju.

Startup social commerce satu ini memungkinkan pelaku bisnis dapat akses ke ribuan produk halal dari dalam dan luar negeri. Proses pengemasan dan pengiriman dilakukan langsung dari gudang yang tersebar di berbagai wilayah, sehingga lebih efisien. Bagi pelaku UMKM sendiri biaya operasional dan fasilitas gudang tidak dikenankan biaya.

Ide perkembangan bisnis berkahi ini rampung pada November 2021 didirikan oleh tiga co-founder yaitu Rowdy Fatha (CEO), Turina Farouk (CTO), dan Andre Raditya Makmur (CMO). 

Saat ini berkahi masih mengandalkan pendanaan dari angel investor untuk menjalankan bisnisnya. Saat ini, Berkahi juga sedang mencari pendanaan tahap awal venture capital.

Chilibeli

Chilibeli adalah aplikasi belanja online kebutuhan sehari-hari yang berkualitas. Mengambil langsung dari petani, Chilibeli menjamin harga terbaik untuk semua. Memiliki visi untuk menyediakan produk dengan kualitas terbaik, segar dan langsung dari sumbernya ke setiap rumah dengan harga murah.

Alex Feng mendirikan perusahaan ni pada tahun 2019, Chilibeli terakhir kali mendapatkan pendanaan seri A dari Lightspeed Ventures senilai 160 Miliar Rupiah untuk mengekspansi bisnis yang lebih banyak lagi. Dikabarkan Chilibeli telah diakuisisi WeBuy untuk selanjutnya menjadi kendaraan mereka memasuki pasar Indonesia.

Credimart

CrediMart adalah startup social commerce berupa layanan grosir online yang menjual berbagai kebutuhan pokok. Mulai dari kopi, sabun, snack, hingga alat tulis dan obat-obatan — tersedia dalam bentuk potongan hingga karton. CrediMart akan mengantarkan pesanan ke lokasi bisnis dalam waktu 1 x 24 jam.

Salah satu fitur Credimart adalah Credistore, yang memudahkan penjual warung untuk melakukan stock lebih banyak dan praktis. Startup social commece yang ini didirikan oleh Gabriel Fans (CEO), Christian Lie (COO), Dekha Anggareska (CTO) pada tahun 2021.

Pendanaan seri A Credimart didapat melalui perusahaan induknya Credibook senilai 116 miliar Rupiah diikuti oleh Monk’s Hill Ventures, Insigna Ventures Partners, Wavemmaker Partners, Alpha JWC Ventures, dan lain-lain.

Dagangan

Dagangan ini lebih mengarah belanja sembako online grosir atau eceran. Menyediakan berbagai kebutuhan pokok seperti sembako, produk segar juga kebutuhan harian lainnya. Dagangan ini didirikan oleh Wilson Yanapresetya dan Ryan Manafe pada tahun 2016.

Fitur yang dimiliki dagangan sangat menarik. Mereka ini startup social commerce dengan model hub-and-spoke dalam operasionalnya. Dalam artian, membangun pusat pengadaan kebutuhan pokok atau micro fulfillment center (hub) ke kota lapis dua dan tiga dan pedesaan.

Pada bulan Apri 2022, Dagangan mendapatkan pra-seri B senilai 95 miliar Rupiah dari BTPN Syariah Ventura beserta Monk’s Hill Ventures dan Hendra Kwik yang turut serta melakukan penggalangan dana.

Dusdusan

Dusdusan adalah pemasok produk rumah tangga eksklusif yang memiliki komunitas reseller terbesar di Indonesia, lengkap dengan dukungan pelatihan dan materi promosi online dan offline. Visi dari dusdusan adalah menjadi komunitas reseller produk rumah tangga terbesar di Asia Tenggara.

Startup social commerce yang satu ini didirikan oleh Christian Kustedi dan Ellies Kiswoto pada tahun 2014.

Evermos

Evermos adalah sebuah platform social commerce reseller yang menjual berbagai macam produk-produk Muslim Indonesia. Startup social commerce Indonesia ini didirikan oleh Ghufron Mustaqim dan sejumlah rekannya pada tahun 2018.

Evermos ini menawarkan fitur yang menarik bagi pelaku ukm bisnis kecil yang belum memiliki modal, Bisa menggunakan platform yang satu ini.

Pada awal september 2021, Evermos mendapatkan pendanaan seri B dengan perolehan 427 miliar rupiah yang dilibatkan oleh UOB Venture Management dengan MDI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi, Future Shape, Jungle Ventures dan Shunwei Capital.

Grupin

Grupin merupakan startup social commerce Indonesia yang didirikan oleh Kevin dan rekannya Ricky Christie pada 2021. Layaknya aplikasi social commerce yang sudah ada, Grupin menawarkan pengalaman belanja berbasis komunitas kepada konsumen secara kolektif, tujuannya untuk mendapatkan penawaran harga yang lebih baik. 

Barang yang disediakan seputar kebutuhan sehari-hari seperti sembako, perlengkapan dapur, produk bayi, sampai elektronik. Untuk saat ini layanan tersebut baru tersedia untuk area Jabodetabek dan Bandung.

Dipimpin oleh Surge, Grupin mendapatkan pendanaan 42 miliar Rupiah untuk mengekspansi bisnis dan meningkatkan penjualannya.

Ibusibuk

IbuSibuk merupakan program pemberdayaan ekonomi masyarakat ibu dengan membuka peluang bagi ibu-ibu untuk menambah penghasilan sebagai brand ambassador, KOL/Influencer (Momfluencer) untuk berbagai brand. Ini merupakan bagian dari Orami yang kini ada di bawah Sirclo Group.

Startup social commerce yang satu ini didirikan oleh Ferry Tenka pada tahun 2022. Investor saat ini digelontorkan oleh Sirclo.

Kitabeli

KitaBeli didirikan oleh Prateek Chaturvedi, Ivana Tjandra, Subhash Bishnoi, dan Gopal Singh Rathore pada Maret 2020. Platform tersebut memfasilitasi pembelian barang kebutuhan pokok, FMCG, dan produk kebutuhan rumah tangga lain secara berkelompok (team buying). Pengguna aplikasi KitaBeli mengundang kenalannya untuk membentuk grup, kemudian membeli produk bersama dengan potongan harga.

Pada tahun 2021 silam, Kitabeli mendapatkan seri A sebesar 144 miliar Rupiah, Hal tersebut ditunjukan untuk melakukan ekspansi bisnis beserta menggunakan program tersebut untuk mengeksplorasi persaingan bisnis social commerce di Indonesia.

Mapan

Startup social commerce ini awalnya adalah salah satu pionir agen layanan pulsadan PPOB (payment point online bank) yang beroperasi di pulau Jawa dan Bali. Setelah diakuisisi oleh Gojek pada tahun 2017, Founder Mapan yaitu Aldi Haroyopratomo mengaskan Mapan akan menjadi salah satu social commerce Indonesia yang mensejahterahkan masyarakat Indonesia dengan Go-Mapan.

Go-Mapan sendiri dinilai sangat efektif untuk masyarakat di Indonesia terutama pada kalangan keluarga driver dari Gojek dan sebagainya.

Otozilla

Otozilla Bertujuan untuk memperluas edukasi dan kesadaran masyarakat umum akan pentingnya perawatan kendaraan pribadi yang digunakan sehari-hari, platform social commerce yang fokus kepada otomotif Otozilla diluncurkan. Salah satu fokusnya ialah mefasilitasi komunitas.

Startup social commerce yang satu ini didirikan pada tahun 2020 oleh Kenny Joseph. Sampai saat ini otozilla mendapatkan pendanaan pree-seed dari Angel Investor.

RateS

Rate adalah startup social commerce, meluncurkan aplikasi mobile terbaru mereka yang bernama RateS. Aplikasi yang berbasis social commerce ini memberikan kesempatan bagi penggunanya untuk memulai bisnis online mereka dan menjual berbagai barang tanpa memerlukan modal awal.

RateS ini didirikan pada tahun 2018. RateS ini berbentuk social commerce yang memudahkan penggunaannya melakukan bisnis tanpa modal awal. Pada awal Januari 2022, RateS ini menutup pendanaannya yang dipimpin oleh KVision dari Kasikon Bank menjadi investor baru di putaran ini; turut andil juga investor sebelumnya yakni Vertex Ventures, Insignia Ventures Partners, dan Genesis Ventures senilai 85,8 miliar Rupiah. 

Selleri

Selleri adalah sebuah social commerce yang dimana untuk reseller ataupun dropshiper tanpa modal untuk berjualan.  Didirikan oleh Jayant Kumar (CEO), Najmudin Husein (COO), dan Firman Hasan (CCO). Selleri ingin memberdayakan masyarakat Indonesia dengan sistem reseller dan dropshipper agar mudah untuk berjualan tanpa ada modal sepersenpun,

Tahun lalu, Selleri berhasil mengantongi pre-seed sebesar $610.000 dari investor, atau setara dengan 8,7 miliar Rupiah. Venture Capital yang terlibat adalah Orbit Kejora-SBI.

Shox

Shox didirikan pada tahun 2013 oleh Sonat Yalcinkaya dan Rayi Pasca Febriani. Shox adalah platform berbasis komunitas untuk memenuhi kebutuhan rumah secara online yang dapat diakses hanya dari rumah dan dilengkapi dengan sistem pembayaran.

Selain memudahkan berbelanja kebutuhan rumah tangga, Shox telah membantu ratusan ibu untuk meningkatkan pendapatan hanya dari rumah dengan membuka peluang berwirausaha melalui komunitas Mitra Shox.

Shox sendiri mendapatkan pendanaan untuk pengembangan yang dipimpin oleh AC Ventures, Teja Ventures, dan sejumlah investor lainnya senilai 79 miliar Rupiah.

Super

Startup social commerce Indonesia yang satu ini mendapatkan pendanaan seri C senilai 1,5 triliun Rupiah pendanaan ini dipimpin New Enterprise Associates. Super merupakan platform social commerce pertama di Indonesia. Ini juga merupakan perusahaan teknologi konsumen Indonesia pertama yang didukung oleh Y Combinator, yang membawahi fitur utama, Superagent, Fitur tersebut adalah perdagangan yang dipimpin oleh agen yang memungkinkan para pemimpin komunitas menjadi pengecer di dalam komunitas mereka.

Super dirintis sejak 2018 oleh Steven Wongsoredjo, membawa diferensiasi yang memanfaatkan platform logistik hyperlocal untuk mengirimkan barang-barang konsumen ke ribuan agen dalam waktu 24 jam dari waktu pemesanan. Super bermitra dengan ribuan agen komunitas seperti individu dan warung untuk mengumpulkan dan mendistribusikan barang bernilai jutaan dolar AS ke komunitas mereka setiap bulan.

Woobiz

Woobiz adalah social commerce yang mampu untuk memberdayakan perempuan di Indonesia untuk tertarik berbisnis atau usaha mikro. Woobiz sendiri didirikan pada tahun 2018 oleh  Putri Noor Shaqina, Rorian Pratyaksa, Josua Sloane, dan Hendy Wijaya pada bulan Desember 2018.

Startup social commerce Indonesia yang satu ini memiliki fitur yang memudahkan para penggunanya untuk melacak atau mendukung bermitra lebih terjangkau melalui channel social neighbourhood community dan social sharing secara online.

Dagangan Berdayakan Ekonomi Digital Pedesaan Lewat Berdagang

Semestinya pertumbuhan digital harus merata dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Hanya saja fakta ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Setidaknya kondisi seperti itulah yang dirasakan Ryan Manafe bersama dua temannya, Willy Chandra dan Adi Wismaya, sebelum mantap merintis startup social commerce Dagangan.

Awalnya, Ryan sempat bercita-cita ingin menjadi seorang abdi negara, impian yang sama seperti teman-temannya dan kebanyakan orang Magelang. Di kota tersebut ada sekolah polisi yang selalu banjir peminat dari seluruh Indonesia. Akhirnya, impian tersebut hanya sebatas angan-angan. Ia justru mengawali kariernya bekerja di perusahaan energi terbarukan, masuk ke desa-desa yang belum dialiri listrik. Di sanalah ia bertemu Willy dan Wismaya.

“Saya lihat rupanya ketika listrik sudah nyala di desa, bukan artinya listrik jadi game changer, ekonomi di desa tersebut langsung meningkat. Ada faktor lain, yang sekalipun di daerah yang sudah berlistrik belum tentu langsung maju [ekonominya]. Ternyata masalahnya pada akses dan bentuk aksesnya itu macam-macam,” ucap Ryan kepada DailySocial.id.

Ryan melanjutkan, salah satu akses yang paling mendasar sebelum masuk ke kesehatan dan pendidikan adalah kebutuhan pokok. Mereka harus menempuh waktu yang tidak sebentar untuk belanja ke pasar yang rata-rata terletak di kota. Pun ketika ingin dijual kembali di lingkungannya, harga jualnya jadi mahal sehingga jadi sulit bersaing. Isu inilah yang akhirnya menjadi cikal bakal lahirnya Dagangan pada 2019.

“Idenya simpel saja, karena di kota besar banyak startup yang lahir, namun saya merasa masalah yang tidak terlalu painful bahkan sampai dibuat app-nya. Sementara di desa tidak ada yang memerhatikan. Kami pun bersemangat untuk merintis Dagangan. Dari kami bertiga, bertambah Estrada [Andhika Estrada] dan Willy [Willy Chandra] untuk team up.”

Masing-masing co-founder memiliki latar belakang yang saling mendukung satu sama lain di Dagangan. Ryan (CEO) sebelumnya bekerja di Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP/UKP4), kemudian ikut mendirikan salah satu perusahaan tenaga surya SUN Energy. Wilson Yanaprasetya (President) pernah bekerja di perusahaan firma ekuitas swasta dan turut menjadi salah satu pendiri di Qerja.

Sementara, Willy Chandra (COO) sebelumnya bekerja di perusahaan FMCG P&G, hingga akhirnya meneruskan ke SUN Energy dan bertemu dengan Ryan. Lalu, Andhika Estrada (CTO) pernah bergabung di Agate sebagai co-founder dan Adi Wismaya (VP of Business Development) memulai kariernya di perusahaan konsultan, kemudian melanjutkan ke SUN Energy.

Solusi Dagangan

Sumber: Dagangan

Sedari awal Dagangan konsisten dengan misinya yang ingin memberdayakan ekonomi desa dengan solusi digital. Pergerakan ekonomi di daerah luar biasa besar, tapi kehidupan masyarakatnya masih sangat konvensional. Dagangan menganut konsep social commerce yang menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga dengan layanan pengantaran di hari yang sama dan esok hari.

Yang membuat Dagangan berbeda dari platform sejenis adalah memanfaatkan model hub-and-spoke. Maksudnya ialah, Dagangan membangun pusat pengadaan kebutuhan pokok atau micro fulfillment center (hub) di kota lapis dua, tiga, dan pedesaan. Tujuannya untuk meringankan biaya logistik. Konsumen bisa memperoleh akses barang lebih mudah, produsen juga mampu menjangkau area yang sebelumnya sulit diraih akibat keterbatasan logistik.

“Dalam ilmu rantai supply chain, hub-and-spoke itu konsep distribusi yang ideal. Tapi untuk mengerjakannya dari teori tidak mudah. Masalahnya konsep distribusi di Indonesia itu eksklusif. Misal, Unilever, untuk distribusi ke jaringannya tidak bisa bawa merek lain.”

Ryan melanjutkan, karena eksklusif, distributor dari merek tersebut langsung menyalurkannya ke grosir, warung, bekerja secara sporadis. Hasilnya pun amburadul karena tidak tersistem, penetrasi produk dari merek tersebut akhirnya tidak sampai ke warung kelontong di pedesaan. Dagangan berusaha mengisi kekosongan tersebut, justru membuat sistem distribusi jadi lebih rapi dan tertata.

Dari gudang Dagangan yang terletak di pedalaman akan jadi hub untuk distribusi produk-produk yang dipesan pemilik warung, agen, atau reseller. Baik di mata pemegang merek ataupun Dagangan sendiri, model bisnis seperti ini bisa dikatakan lebih nyaman bagi kedua belah pihak. Beda halnya, kalau Dagangan bermain di kota besar yang lebih rawan konflik, dikhawatirkan terjadi kanibalisasi.

“Dagangan hanya cover tier 3 dan 4 di area yang belum di-cover oleh distributor. Makanya, positioning kami lebih nyaman buat produsen lebih terbuka kepada kita.”

Adapun, untuk pengirimannya karena harus ke desa, tak banyak pihak ketiga yang masuk ke area tersebut. Alhasil, Dagangan pun bangun jaringannya secara perlahan-lahan dengan merekrut tim lokal dan terus menerus dilatih agar siap. Meski terbilang lambat, Ryan meyakini membangun bisnis berkelanjutan itu lebih penting dan tidak ada jalan pintasnya.

Konsep ini pertama kali diperkenalkan di kampung halaman Ryan, di Magelang. Ia memilih lokasi ini karena ia punya pemahaman mendalam terkait budaya dan kebiasaan masyarakat setempat. Kemudian, masuk ke Sleman, Grabag, Temanggung, Salatiga, Ambarawa. “Tapi pertumbuhan di Sleman paling cepat, makanya kami taruh kantor pusatnya di sini. Untuk area Jawa Barat, baru kita cover di Garut, Tasikmalaya, dan Ciamis, kalau Jawa Timur baru di Madiun.”

Strategi yang diambil Dagangan untuk keseluruhan bisnisnya, berbeda dengan kebanyakan startup lainnya yang berfokus pada digitalisasi baru. Salah satu solusi yang ramai ditawarkan oleh startup adalah pencatatan keuangan (bookkeping). Mengenai hal tersebut, Ryan berpendapat bahwa di daerah solusi yang paling dibutuhkan saat ini adalah suplai barang kebutuhan dengan harga murah dan bervariasi, tidak melulu soal akses logistik yang sulit saja.

“Pilihan yang bervariasi, itu juga jadi isunya, selama ini pilihan belanja mereka itu-itu saja. Misal, untuk rasa mie instan saja, mereka susah mendapatkannya. Kalau di kota mungkin isunya sudah beda, barang-barang sudah terpenuhi makanya yang lain masuk ke tahap berikutnya, yakni bookkeping. Jadi mungkin ada kebutuhan itu.”

Disebutkan, Dagangan memiliki lebih dari 40 hub yang tersebar di berbagai area di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Produk dan layanan Dagangan telah menjangkau hampir 15 ribu desa di 40 kota/kabupaten. Lalu, terdapat lebih dari 4 ribu SKU dan lebih dari 17 ribu pengguna aktif dari total 100 ribu pengguna terdaftar yang memanfaatkan solusi Dagangan.

Relasi dengan BTPN Syariah

Hal menarik lainnya dari Dagangan adalah relasi yang sudah dibangun sejak awal 2020 antara perusahaan dengan BTPN Syariah, sampai akhirnya menjadi investor strategis di Dagangan melalui arm CVC-nya BTPN Syariah Ventura. Ryan menuturkan, saat itu Dagangan melakukan pilot project untuk mendukung para debitur BTPN Syariah untuk mengembangkan bisnis melalui pinjaman yang mereka terima.

Dagangan menyediakan stok barang kelontong dalam bentuk paket-paket hemat yang bisa dibeli untuk nantinya dijual kembali oleh para mitra di lingkungan rumahnya. Karena berjualan barang kelontong, maka perputaran uangnya jauh lebih cepat hanya sekitar satu hingga dua hari saja. “Sebab enggak semua mitra BTPN Syariah ini punya bisnis untuk mutar uangnya. Di daerah itu bisnis yang paling gampang untuk memutar uang adalah berdagang.”

Kemitraan kedua perusahaan berlanjut ke integrasi API, aplikasi Dagangan terhubung dengan aplikasi Warung Tepat, yang ditujukan untuk agen Laku Pandai (disebut Agen Tepat). Dalam salah satu fiturnya, aplikasi ini memungkinkan agen bisa belanja produk satuan dengan harga grosir, baik untuk kebutuhan pribadi ataupun untuk dijual kembali.

“Ketika sudah masuk integrasi API artinya dua-duanya saling buka dapur. Yang menariknya, ini yang dibicarakan bukan peluang tapi yang sudah terjadi dan sedang terjadi [karena integrasi API], jadi investasi inni hanya sekadar menegaskan sekaligus mengonfirmasi saja.”

Ke depannya, bersama dengan BTPN Syariah, Dagangan akan mengeskalasi bisnis yang sudah terbukti berhasil sejak pilot project dan melipatgandakan jumlah lokasi baru ke area di mana BTPN Syariah beroperasi. Sebagai catatan, BTPN Syariah memiliki basis 6 juta nasabah yang terlayani dan 4,1 juta di antaranya adalah nasabah aktif. Nasabah kredit perbankan yang digarap ini berada di kelompok pra-sejahtera.

Application Information Will Show Up Here

Dagangan Discloses Pre Series B Funding Worth of 95 Billion Rupiah

Dagangan social commerce announced pre-series B funding of $6.6 million (over 95 billion Rupiah) led by BPTN Syariah Ventura. Other investors participated in this round, including Monk’s Hill Ventures and Hendra Kwik (Payfazz) participated.

This investment also marks BPTN Syariah Ventura‘s debut after officially announcing its business today (3/6).

Dagangan will use the fresh capital to continue business expansion, increase team capabilities, and product development. Dagangan will soon to collaborate with other financial institutions in developing financial services.

In an official statement, Dagangan’s Co-founder & CEO, Ryan Manafe breaks down the team’s aspirations for the community in remote areas to lift up the economy in the village significantly. “This funding led by BTPN Syariah Ventura is not just an investment, it is the beginning of a joint effort to strengthen an inclusive digital ecosystem for Indonesian people in the future.”

He continued, “We have partnered with BTPN Syariah since 2020 and held the same passion for improving the living standards of Indonesian people in remote areas. Through this funding, BPTN Syariah Ventura provides us access to its ecosystem, hence giving us the opportunity to expand our business, including opportunities for users to gain access and the best financial services.”

Dagangan is a social commerce platform that provides a variety of household needs, ranging from basic necessities, fresh/frozen food ingredients, and fashion products, with same-day and next-day delivery services. The business model used is direct shopping through the Dagangan platform, resellers, and third parties who work with the company.

The Yogyakarta-based startup uses a hub-and-spoke model in its operations. In a sense, building a basic needs procurement center or micro fulfillment center (hub) for second-and third-tier cities, also rural areas. It is resulting in the logistics costs become more efficient. Consumers also have easier access to goods, large producers are also able to reach areas that were previously difficult to reach due to logistical limitations.

“Our main goal is to build the largest integrated retail and e-commerce company in Indonesia that is able to reach 90,000 tier 3-4 villages and cities, where 80% of the total Indonesian population lives,” added Dagangan Wilson Co-founder & President. Yanaprasetya.

Source: Dagangan

He also said, “Therefore, we are very focused on mapping the right business by creating an efficient organization, creating consistent growth, accompanied by the development of innovative technologies for our products. Currently, every transaction on the Dagangan application is able to provide a growing profit, which is rarely happen to the new startups.”

After obtaining series A funding of $11.5 million in September 2021, Dagangan is said to succeed in scoring business growth of up to five times. Currently, the company has over 40 hubs spread across various areas in Yogyakarta, Central Java, and West Java. Dagangan’s products and services have reached nearly 15,000 villages in 40 cities/districts.

BTPN Syariah Ventura

On a separate occasion, this strategic act marked the debut of BPTN Syariah Ventura obtaining Rp300 billion in capital from BPTN Syariah. In a disclosure on the Indonesia Stock Exchange, this venture has an authorized capital of Rp500 billion.

As the core capital authorized, issued and paid-up by the subsidiaries, the composition of BPTN Syariah Ventura becomes Bank BPTN Syariah with a total of 2.97 billion shares with a nominal value of Rp297 billion or 99% of the total issued/paid-up shares in the subsidiary.

Moreover, Bank BTPN has as many as 30 million shares with a nominal value of Rp3 billion or 1% of the total issued/paid-up shares in the subsidiary.

“Referring to the copy of the Decree of the Member of the Board of Commissioners of the Financial Services Authority Number KEP-23/D.05/2022 dated May 20, 2022, which was received by the Company on May 30, 2022 regarding the Granting of a Sharia Venture Capital Company Business License to PT BTPN Syariah Ventura, then The Company’s subsidiaries have effectively run their business as a sharia venture capital company,” the management stated in the announcement.

This formation is a strategic move from BPTN Syariah to chip in to the digital banking competition. One way is to support business activities and create a digital ecosystem for the segments it serves.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Social Commerce Platform Super Secures Over 1 Trillion Rupiah Series C Funding

Super social commerce announced a $70 million (over 1 trillion Rupiah) series C funding round led by New Enterprise Associates (NEA), a Silicon Valley-based VC. Also participating in this round, Insignia Ventures Partners, SoftBank Ventures Asia, DST Global Partners, Amasia, B Capital, and TNB Aura.

In fact, a number of angle investors were also involved, including Stephen Pagliuca (Chairman of Bain Capital), Eric Feng (former General Partner of Kleiner Perkins and Gold House), and Moses Lo (Xendit’s CEO).

It is said that they have reached $106 million (over 1.5 trillion Rupiah) in total funding since its debut. Also, this is the highest figure for the social commerce vertical in Indonesia. The latest round was announced after a year of Super’s $28 million Series B funding led by SoftBank Ventures Asia.

In an official statement today (2/6), Super’s Co-founder and CEO, Steven Wongsoredjo said the company will use the additional capital to continue its mission of equal access for people in Kalimantan, Bali, West Nusa Tenggara, East Nusa Tenggara, Maluku, and Papua in the next few years.

One way is to focus on regional expansion for multinational and local FMCG suppliers in rural areas. In the meantime, empowering more community leaders to optimize their income to have a better quality of life.

“The two and third tier cities have 3-5 times lower GDP per capita than Jakarta. However, the cost of consumer goods is higher by 20-200%. In fact, more than 30% of Indonesia’s GDP comes from East Java, Kalimantan and East Indonesia. Super is targeting a huge untapped market,” Steven said.

NEA’s partner, Andrew Schoen added, “We are thrilled to be able to support the entire Super team. The company is positioned to improve the lives of the 260 million Indonesians living outside the Indonesian capital. Super will continue to improve access to basic goods, create meaningful and rewarding jobs, and streamline supply chains for tier-2, tier-3, and Indonesian rural areas.”

Future plans

Super’s Head of Strategy and Business Development, Gisella Tjoanda said, in its fourth year, Super gets the meaning of data collection and analysis as one of the keys to success in launching new SKUs. Therefore, they will expand the engineer team to improve the warehouse management system.

“By applying machine learning, we can help Super make better use of data to expand its SKUs in the future,” she said.

Currently, Super has successfully launched two private-label brands to realize product-market fit. The company is to reinvest some of the fresh money to develop additional private-label FMCG brands in the next few years. In addition, launching cosmetic products due to the increasing market demand for this segment throughout Indonesia.

In order to accomplish its mission of being a sustainable company, Super will launch a feature for community agents to track end consumer transactions to help community agents offer better-designed experiences for end customers.

Super was founded in 2018, offering differentiation that utilizes a hyperlocal logistics platform to deliver consumer goods to thousands of agents within 24 hours of ordering. Super partners with thousands of community agents such as individuals and stalls to collect and distribute millions of dollars worth of goods to their communities each month.

It is said that Super is currently available in 30 cities in East Java and South Sulawesi, primarily targeting areas with $5,000 or lower GDP per capita.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Dagangan Umumkan Pendanaan Pra-Seri B Senilai 95 Miliar Rupiah

Startup social commerce Dagangan mengumumkan perolehan pendanaan pra-seri B senilai $6,6 juta (lebih dari 95 miliar Rupiah) yang dipimpin oleh BPTN Syariah Ventura. Dalam putaran ini turut berpartisipasi investor lainnya, seperti Monk’s Hill Ventures dan Hendra Kwik (Payfazz).

Investasi ini menandai debut perdana BPTN Syariah Ventura setelah diumumkan secara resmi beroperasi yang bertepatan pada hari ini (3/6).

Dana segar akan dimanfaatkan Dagangan untuk meneruskan ekspansi bisnis, meningkatkan kapabilitas tim, dan pengembangan produk. Dagangan juga akan bekerja sama dengan institusi keuangan lainnya untuk mengembangkan layanan finansial.

Dalam keterangan resmi, Co-founder & CEO Dagangan Ryan Manafe menjelaskan pihaknya memiliki aspirasi agar dapat melayani masyarakat hingga ke pelosok, sehingga perekonomian di desa dapat tumbuh secara signifikan. “Pendanaan yang dipimpin BTPN Syariah Ventura ini bukan sekadar investasi semata, namun ini adalah permulaan dari ikhtiar bersama untuk memperkuat ekosistem digital yang inklusif bagi masyarakat Indonesia ke depannya.”

Ia melanjutkan, “Kami telah bermitra dengan BTPN Syariah sejak 2020 dan kami melihat semangat yang sama dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia di pelosok. Melalui pendanaan ini, BPTN Syariah Ventura memberikan kami akses terhadap ekosistem yang mereka miliki, sehingga memberi kami kesempatan memperluas bisnis, termasuk memberikan kesempatan bagi para pengguna untuk mendapatkan akses dan layanan keuangan terbaik.”

Dagangan merupakan platform social commerce yang menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga, mulai dari sembako, bahan makanan segar/beku, hingga produk fesyen, dengan layanan pengantaran di hari yang sama dan esok hari. Model bisnis yang dipakai adalah berbelanja langsung melalui platform Dagangan, reseller, dan pihak ketiga yang bekerja sama dengan perusahaan.

Startup yang berbasis di Yogyakarta ini menggunakan model hub-and-spoke dalam operasionalnya. Dalam artian, membangun pusat pengadaan kebutuhan pokok atau micro fulfillment center (hub) ke kota lapis dua dan tiga dan pedesaan. Alhasil, biaya logistik jadi lebih efisien. Konsumen pun memperoleh akses barang secara lebih mudah, produsen besar juga mampu menjangkau area yang sebelumnya sulit diraih akibat keterbatasan logistik.

“Tujuan utama kami adalah membangun perusahaan ritel dan e-commerce terintegrasi terbesar di Indonesia yang mampu menjangkau 90 ribu desa dan kota-kota tier 3-4, di mana 80% dari total penduduk Indonesia tinggal,” tambah Co-founder & President Dagangan Wilson Yanaprasetya.

Sumber: Dagangan

Ia melanjutkan, “Oleh karena itu, kami sangat fokus pada pemetaan bisnis yang tepat dengan membuat organisasi yang efisien, menciptakan pertumbuhan yang konsisten, dan tentunya disertai dengan pengembangan teknologi yang inovatif untuk produk kami. Saat ini, setiap transaksi pada aplikasi Dagangan mampu memberikan profit yang bertumbuh, yang mana hal ini jarang terjadi pada
startup yang baru berdiri.”

Pasca menerima pendanaan seri A sebesar $11,5 juta pada September 2021, diklaim Dagangan berhasil mencetak pertumbuhan bisnis hingga lima kali lipat. Saat ini, Dagangan telah memiliki lebih dari 40 hub yang tersebar di berbagai area di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Produk dan layanan Dagangan telah menjangkau hampir 15.000 desa di 40 kota/kabupaten.

BPTN Syariah Ventura

Secara terpisah, menandai mulai beroperasinya BPTN Syariah Ventura memperoleh modal ditempatkan sebesar Rp300 miliar dari BPTN Syariah. Dalam keterbukaan di Bursa Efek Indonesia, entitas ventura ini memiliki modal dasar sebesar Rp500 miliar.

Dengan efektifnya penambahan modal dasar serta modal ditempatkan dan disetor entitas anak perseroan, maka susunan di BPTN Syariah Ventura menjadi Bank BPTN Syariah sebanyak 2,97 miliar saham dengan nominal Rp297 miliar atau senilai 99% dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan/disetor dalam entitas anak.

Kemudian, Bank BTPN sebanyak 30 juta saham dengan nominal Rp3 miliar atau 1% dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan/disetor dalam entitas anak.

“Merujuk kepada salinan Surat Keputusan Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor KEP-23/D.05/2022 tertanggal 20 Mei 2022, yang diterima Perseroan pada tanggal 30 Mei 2022 tentang Pemberian Izin Usaha Perusahaan Modal Ventura Syariah kepada PT BTPN Syariah Ventura, maka entitas anak Perseroan telah efektif menjalankan bidang usaha sebagai perusahaan modal ventura syariah,” tulis manajemen dalam pengumumannya.

Pembentukan ini merupakan langkah BPTN Syariah dalam bertarung dalam perbankan digital. Salah satu caranya dengan menunjang kegiatan usaha dan mewujudkan ekosistem digital bagi segmen yang mereka layani.

Application Information Will Show Up Here

Platform Social Commerce “Super” Raih Pendanaan Seri C Lebih dari 1 Triliun Rupiah

Startup social commerce Super mengumumkan perolehan pendanaan seri C sebesar $70 juta (lebih dari 1 triliun Rupiah) yang dipimpin New Enterprise Associates (NEA), VC berbasis di Silicon Valley. Jajaran investor lain yang turut berpartisipasi meliputi Insignia Ventures Partners, SoftBank Ventures Asia, DST Global Partners, Amasia, B Capital, dan TNB Aura.

Selanjutnya, sejumlah angle investor juga turut terlibat, di antaranya Stephen Pagliuca (Chairman Bain Capital), Eric Feng (eks-General Partner Kleiner Perkins dan Gold House), dan Moses Lo (CEO Xendit).

Disebutkan, total perolehan dana yang berhasil raih Super hingga kini mencapai $106 juta (lebih dari 1,5 triliun Rupiah) sejak pertama kali berdiri. Diklaim angka ini tertinggi untuk vertikal social commerce di Indonesia. Putaran teranyar ini didapat selang setahun lebih pasca Super mengantongi pendanaan Seri B sebesar $28 juta yang dipimpin oleh SoftBank Ventures Asia.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan hari ini (2/6), Co-founder dan CEO Super Steven Wongsoredjo menuturkan, dana segar ini akan dimanfaatkan perusahaan untuk melanjutkan misinya pada pemerataan akses bagi masyarakat di Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua dalam beberapa tahun ke depan.

Salah satunya caranya, yakni berfokus pada perluasan wilayah bagi para pemasok FMCG multinasional dan lokal di daerah pedesaan. Sekaligus, memberdayakan lebih banyak pemimpin masyarakat untuk mengoptimalkan pendapatan mereka agar memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

“PDB per kapita di kota-kota tingkat dua dan tiga itu lebih rendah hingga 3-5x dari Jakarta. Namun, biaya barang-barang konsumsi lebih tinggi sebesar 20-200%. Padahal, lebih dari 30% PDB Indonesia berasal dari Jawa Timur, Kalimantan, dan Indonesia Timur. Super mengejar pasar besar yang belum dimanfaatkan,” kata Steven.

Partner NEA Andrew Schoen menambahkan, “Kami sangat senang dapat mendukung seluruh tim Super. Super diposisikan untuk meningkatkan kehidupan 260 juta orang Indonesia yang tinggal di luar ibu kota Indonesia. Super akan terus meningkatkan akses ke barang-barang dasar, menciptakan pekerjaan yang berarti dan bermanfaat, dan merampingkan rantai pasokan untuk wilayah tingkat-2, tingkat-3, dan pedesaan di Indonesia.”

Rencana berikutnya Super

Head of Strategy and Business Development Super Gisella Tjoanda menuturkan, di tahun keempatnya, Super memahami pentingnya pengumpulan dan analisis data sebagai salah satu kunci sukses dalam meluncurkan SKU baru. Oleh karena itu, pihaknya akan memperluas tim engineer untuk meningkatkan sistem manajemen gudang.

“Dengan menerapkan machine learning, dapat membantu Super memanfaatkan data dengan lebih baik untuk memperluas SKU-nya di masa mendatang,” kata dia.

Saat ini, Super berhasil meluncurkan dua merek private-label untuk merealisasikan product-market fit. Perusahaan akan kembali berinvestasi sebagian dari modal baru mereka untuk mengembangkan merek private-label FMCG tambahan dalam beberapa tahun ke depan. Selain itu, meluncurkan produk kosmetik karena melihat dari keinginan pasar yang meningkat untuk segmen ini di seluruh Indonesia.

Untuk melanjutkan misinya menjadi perusahaan berkelanjutan, Super akan meluncurkan fitur bagi agen komunitas untuk melacak transaksi konsumen akhir guna membantu agen komunitas menawarkan pengalaman yang dirancang lebih baik bagi pelanggan akhir.

Super dirintis sejak 2018, membawa diferensiasi yang memanfaatkan platform logistik hyperlocal untuk mengirimkan barang-barang konsumen ke ribuan agen dalam waktu 24 jam dari waktu pemesanan. Super bermitra dengan ribuan agen komunitas seperti individu dan warung untuk mengumpulkan dan mendistribusikan barang bernilai jutaan dolar AS ke komunitas mereka setiap bulan.

Diklaim, saat ini Super beroperasi di 30 kota di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, terutama menargetkan daerah yang memiliki PDB per kapita $5.000 atau lebih rendah.

Application Information Will Show Up Here

[Video] Dampak Pandemi ke Layanan “Online Commerce” Indonesia

DailySocial bersama CEO Intrepid Indonesia Sean Lawlor membahas  akselerasi layanan e-commerce dan social commerce di Indonesia selama pandemi. Intrepid memberikan layanan untuk brand melancarkan kegiatan pemasaran, baik di media sosial maupun marketplace.

Untuk video menarik lainnya seputar strategi bisnis dan kontribusi sejumlah startup di Indonesia, kunjungi kanal YouTube DailySocialTV di sesi DScussion.

Berdayakan Komunitas Ibu, Orami Resmikan Platform Social Commerce “IbuSibuk”

Platform digital parenting Orami meresmikan kehadiran platform social commerce “IbuSibuk” dalam rangka pemberdayaan komunitas di kalangan ibu. Langkah tersebut, menjadi alternatif bagi para ibu untuk meraup penghasilan tambahan, juga pelatihan eksklusif berkaitan dengan pengembangan diri dan menjadi influencer profesional.

Dalam keterangan resmi, Head of Business Development Orami (bagian dari SIRCLO Group) Raymond Wirya Santosa menuturkan, membesarkan komunitas momfluencers menjadi salah satu fokus utama IbuSibuk setelah perusahaan mengamati tren menarik yang ada di komunitas ibu Orami. Semua anggota komunitas ini sangat aktif di media sosial, sehingga menjadikan mereka sosok yang sangat influential.

“Kami melihat potensi bahwa media sosial yang digunakan para ibu ini bisa menjadi hal yang produktif. Hipotesis ini terbukti dengan pertumbuhan pesat komunitas IbuSibuk dan disambut juga dengan ratusan brand yang telah menggunakan jasa IbuSibuk untuk membantu pertumbuhan bisnisnya. Adanya simbiosis mutualisme ini yang kami harap dapat membuat IbuSibuk untuk terus memberikan manfaat bagi para ibu maupun brand dari berbagai skala,” kata Raymond, Rabu (25/5).

Tampilan fitur dan layanan IbuSibuk di aplikasi Orami

IbuSibuk merupakan program pemberdayaan ekonomi ibu yang menghubungkan mereka dengan berbagai brand untuk berkolaborasi di berbagai macam program social commerce, baik sebagai nano-influencers, maupun reseller. Anggota tidak hanya diberi akses ke berbagai kampanye dari brand, tetapi juga mendapatkan pelatihan eksklusif yang berkaitan dengan pengembangan diri dan pelatihan untuk menjadi influencer profesional.

Platform tersebut juga memfasilitasi anggota untuk mengembangkan diri dan membangun koneksi dengan komunitas sesama ibu. Beberapa kelas eksklusif hingga sesi webinar telah secara rutin diselenggarakan dengan membahas berbagai topik terkini seputar parenting, manajemen waktu, personal branding, serta berbagai topik yang mendukung Ibu untuk menjadi influencer yang semakin andal.

Sejatinya platform yang sudah dirilis kurang lebih selama satu tahun ini mengklaim telah memiliki lebih dari 50 ribu anggota di seluruh Indonesia. Sebanyak 60% dari anggota ini datang dari wilayah Jabodetabek dan sisanya tersebar di 75 kota di tanah air. Selain itu, mayoritas anggota IbuSibuk adalah ibu rumah tangga yang kini punya penghasilan tambahan. Dengan prospek yang masih cerah, ditargetkan anggota IbuSibuk dapat mencapai 100 ribu pada akhir tahun ini.

Untuk selanjutnya, IbuSibuk akan dilengkapi dengan fitur terbaru, yakni “IbuSibuk Reseller”, memungkinkan anggota tidak hanya berpartisipasi di berbagai kampanye brand, namun juga memperoleh penghasilan tambahan dari rumah dengan menjadi reseller.

Hingga saat ini, terdapat lebih dari 200 brand yang bekerja sama dengan IbuSibuk, baik dari segmen multi-nasional maupun UMKM. Lalu, ada lebih dari 1.500 kampanye influencers yang telah berjalan di platform dalam kurun waktu enam bulan. “Hal ini membuktikan bahwa strategi pemasaran dengan menggunakan nano-influencers sangat menarik bagi pemilik usaha sebagai salah satu cara meningkatkan awareness terhadap produk mereka.”

Potensi momfluencers

Proses pembuatan konten promosi yang dilakukan oleh salah satu anggota IbuSibuk / Orami

Generasi Ibu Indonesia saat ini juga terkenal sangat sosial dan aktif terhubung dengan komunitas. Mereka tidak hanya menjalin koneksi dengan sesama Ibu tetapi juga mampu saling memberikan opini dan rekomendasi terkait berbagai produk kebutuhan rumah tangga dan pengasuhan.

Hal tersebut sejalan dengan temuan yang dikutip dari Weber Shandwick. Disebutkan bahwa sebanyak 55% Ibu masa kini mengaku sering dimintai pendapat tentang keputusan pembelian orang lain. Mereka juga secara aktif rutin membagikan rekomendasi produk ataupun layanan ke orang-orang di sekitar mereka.

Alhasil, tak heran bila konsep social commerce ini tepat untuk segmen ibu, terutama ibu rumah tangga. Sebab, social commerce mampu menjembatani para ibu untuk menggunakan platform e-commerce tidak hanya untuk belanja, tapi juga meraup penghasilan tambahan dengan menjadi agen pemasaran.

Alternatif pemasaran ini, tentunya menjadi angin segar bagi brand dari berbagai skala. Dengan menyuguhkan pengalaman sosial yang berbeda dari sebelumnya, social commerce memungkinkan brand untuk menjangkau konsumen secara lebih luas. Accenture juga mencatatkan bagaimana sarana berbelanja ini turut membuka peluang bagi brand untuk mengembangkan pengalaman dan terhubung dengan pelanggan secara baru, berkat keterlibatan influencer dan kreator ke dalam prosesnya.

Application Information Will Show Up Here

Cara Upload Produk di Platform Social Commerce Avana

Para pelaku usaha kini berlomba-lomba memperluas jangkauan pasarnya di internet. Hadirnya platform-platform social commerce di Indonesia seperti Avana memfasilitasi para pelaku usaha agar dapat menjangkau pelanggan dengan mudah.

Sebagai plaform social commerce, Avana memberi solusi efektifitas dan efisiensi bagi pelaku usaha dalam berbisnis online, melalui layanannya yang menghubungkan seluruh aktivitas dan transaksi toko online di media sosial dalam satu dashboard.

Pelaku usaha dapat mengunggah produk brand dalam jumlah tidak terbatas ke berbagai saluran sosial media. Informasi stok produk juga dapat diperbarui secara otomatis. Lalu, dapat melayani pesan dari pelanggan secara otomatis.

Tutorial Upload Produk Usaha di Platform Avana

Bagi pelaku usaha yang ingin memanfaatkan layanan dan fitur kelola usaha di internet, seperti mengunggah produk brand secara mudah dan praktis, yang disediakan oleh platform Avana, berikut ini langkah-langkahnya.

  • Pertama, lakukan registrasi akun usaha Anda di platform Avana. Caranya dengan masuk ke laman resminya yakni https://avana.id/ atau klik di sini.
  • Ikuti proses pendaftaran hingga akun berhasil dibuat.
  • Setelah selesai, silakan buka dashboard akun Avana milik usaha Anda.
  • Pilih menu ‘My Products’.

  • Klik ‘Add New Product’ untuk mulai upload produk usaha.

  • Mulai unggah foto produk, bisa melalui device atau Instagram.
  • Lengkapi nama produk, kategori, berat, stok, harga, serta estimasi pengiriman produk.
  • Jika ingin mencantumkan diskon produk, silakan pilih opsi ‘Enable Discount’.

  • Cantumkan deskripsi produk selengkap mungkin untuk membantu calon pelanggan.
  • Berikutnya, jika ingin mencantumkan produk yang bervariasi, misalnya dari segi ukuran atau warna, silakan pilih opsi ‘Enable Variation’.

  • Selanjutnya, isi kolom SKU (stock keeping unit), bisa dikosongkan jika pelaku usaha belum punya.
  • Lalu, silakan atur dimana produk Anda akan disebarkan pada menu ‘Social Settings’.

  • Tentukan limit quantity, jika pelaku usaha ingin menetapkan batas pembelian dari setiap pelanggan.
  • Lengkapi kolom‘Product Checkout Instruction’ dan ‘Product Collections’.
  • Setelah selesai, klik ‘Save’.
  • Produk berhasil diunggah, silakan cek toko online Anda.

Demikian serangkaian penjelasan terkait langkah mengunggah produk usaha di platform social commerce Avana. Semoga bermanfaat.

Kembangkan Usaha Online Lewat Platform Avana, Begini Cara Daftarnya!

Avana adalah salah satu platform social commerce  di Indonesia yang dapat mendukung dan membantu para pelaku usaha, khususnya UMKM, dalam mengoptimalkan pemasaran dan penjualan secara online, melalui media sosial dan website.

Plaform social commerce ini memberi solusi efektifitas dan efisiensi dalam berbisnis online, melalui layanannya yang menghubungkan seluruh aktivitas dan transaksi toko online pelaku usaha di media sosial dalam satu dashboard.

Cara Kerja Platform Avana Berdayakan Pelaku Usaha Online

Dengan layanan yang disediakan Avana, pelaku usaha dapat memiliki banyak toko online di berbagai saluran media sosial, seperti Facebook, WhatsApp, Instagram, Line, dan Telegram yang terintegrasi dalam satu platform.

Selain itu, pelaku usaha juga dapat mengunggah produk brand dalam jumlah tidak terbatas ke berbagai saluran sosial media tersebut. Lalu, dapat merespon pesan dari customer dengan cepat secara otomatis. Tak sampai di situ, pelaku usaha juga dapat mengelola reseller secara praktis.

Ada pun beberapa layanan yang ditawarkannya antara lain toko media sosial, website toko online, integrasi chat dari semua media sosial, WhatsApp Commerce, manajemen reseller serta digital marketing.

Cara Daftar Usaha Online di Platform Avana

Bagi pelaku usaha yang ingin mengembangkan bisnisnya secara online, platform Avana bisa menjadi solusi agar memudahkan pemasaran dan penjualan, melalui media sosial dan website. Dengan tujuan agar semakin dekat dengan konsumen.

Berikut langkah pendaftarannya:

  • Pertama-tama, kunjungi laman resmi Avana yakni https://avana.id/ atau klik di sini.
  • Selanjutnya, pilih menu ‘Dapatkan Gratis’ di halaman utama sebelah kanan atas.
  • Lalu, pilih ‘Dapatkan Akun’, untuk mulai melakukan pendaftaran. Pendaftaran dapat dengan menggunakan akun Google maupun Facebook.

  • Lengkapi form pendaftaran yang disediakan, silakan isi data toko yang akan didaftarkan.

  • Klik tombol ‘Create Shop’.
  • Berikutnya, pelaku usaha akan diminta mengisi data produk. Lengkapi deskripsi produk selengkap mungkin untuk membantu calon pelanggan. Sebagai informasi, kolom SKU bisa dikosongkan jika pelaku usaha belum punya. Setelah selesai, klik ‘Continue’.

  • Lalu, pada halaman ‘Setup Payment’, silakan aktifkan AVAPay, yakni rekening bersama sekaligus metode pembayaran yang disediakan oleh Avana. AVAPay dapat membantu pelaku usaha agar dapat menerima seluruh jenis pembayaran dari berbagai bank tanpa biaya admin.

  • Setelah itu, pelaku usaha akan diarahkan ke dashboard Avana. Silakan mengisi informasi toko. Lalu klik ‘Save’.

  • Selanjutnya, masuk ke menu ‘Shipping’ untuk mengatur pengiriman barang. Lengkapi informasi pengiriman, lalu klik ‘Save’.
  • Klik ‘Add Courier’ untuk pilih ekspedisi pengiriman yang akan digunakan.
  • Setelah selesai, pendaftaran akun Avana milik usaha Anda berhasil dilakukan.

Demikian serangkaian penjelasan terkait cara kerja dan cara daftar usaha online lewat platform social commerce Avana. Semoga bermanfaat.